Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI RADIO

KELAS : TELEKOMUNIKASI 5C

KELOMPOK : KELOMPOK 4

NAMA PRAKTIKAN :

PARTNER :

1. ANGELINA TIFFANY PURBA (1903332030)

2. ANNISA ELFIA ROSA (1903332060)

3. TARITSA FATIMA YUSTINA (1903332032)

TANGGAL PERCOBAAN : 28 Oktober – 4 November 2021

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2021
DAFTAR ISI

1. TEORI..............................................................................................................................3
2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN..............................................................................4
3. DIAGRAM RANGKAIAN..............................................................................................5
4. DATA HASIL PERCOBAN............................................................................................5
5. KESIMPULAN..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

1. TEORI
Tuned amplifier adalah salah satu jenis amplifier atau penguat yang memilih rent
ang frekuensi tertentu dan menolak frekuensi yang tidak diinginkan dengan men

2
ggunakan rangkaian yang disetel pada bebannya. Rentang frekuensi selektif dap
at diperkuat dengan menggunakan amplifier ini. Tuned amplifier ini berguna unt
uk memperkuat frekuensi yang lebih tinggi atau frekuensi radio.
Tuned amplifier memiliki sebuah rangkaian osilator paralel yang ditempatkan
biasa pada tempat penghambar kerja. Impedansi rangkaian ini tergantung pada fr
ekuensi dan impedansi maksimum yang terjadi pada saat frekuensi resonansi, fo :
Zo = L / Rv. C atau Zo = Q.X
Penguatan sebuah common emiter amilifier tanpa feedback :
Gain = Zo rCE / rBE
Resistansi rCE transistor untuk a.a. paralel pada rangkaian osilator dan kawat
osilator. Juga, kapasitansi elektroda effek transistor pada frekuensi resonansi ran
gkaian osilator. Mengurangi effek transistor dalam rangkaian osilator, berbagai
modifikasi rangkaian amplifier digunakan :
- nilai rCE bertambah, misal dengan arus feedback
- resistor dengan range 100-1000 ohm dihubungkan diantara kolektor dan ran
gkaianosilator, digandengkan dengan rangkaian osilator
- kolektor dihubungkan sebuah tap coil dalam rangkaian osilator
Kemampuan karakteristik kritis tuned amplifier, kurva respon frekuensi harus
direncanakan, dari yang dapat dilihat, tergantung penguatan frekuensi dan tergant
ung bandwidth frekuensi. Common emiter tuned amplifier mempunyai maksud b
erosilasi, khususnya ketika sebuah osilator memiliki frekuensi sama, dimasukkan
kedalam input amplifier. Pengaruh R dan C diantara kolektor dan basis.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


No. Alat-alat Yang Digunakan Jumlah
1 Universal power supply 1
2 Wobble function generator 1
3 Universal patch panels 3
4 Osciloskop dua kanal 1
5 Frequency counter 1

3
6 Digital multimeter 1
7 Resistor 47 ohm (R6) 1
8 Resistor 56 ohm (R1) 1
9 Resistor 100 ohm (R2) 1
10 Resistor 470 ohm (R7) 1
11 Resistor 1 Kohm (R5) 1
12 Resistor 47 Kohm (R4) 1
13 Resistor 100 Kohm (R3) (R8) (R9) 3
14 Variable capasitor 5 - 500 pF (C1) 1
15 Capasitor 100 pF (C4) (C5) 2
16 Capasitor 100 nF (C2) (C3) (C6) 3
17 Coil 140 µH (L1) 1
18 Diode AA 118 (V2) 1
19 Transistor BC 107, base left (V1) 1

3. DIAGRAM RANGKAIAN

4
4. DATA HASIL PERCOBAN
LEMBAR KERJA 1
5.1
Pada titik kerja Vb = 4.79 V
Ve = 4.12 V
Vc = 13.4 V
Vbe = 2.364 mV
Ic = Ie = 4 mA

5.2.1
Tegangan pada rangkaian osilator (MP1) pada F = 1MHz

Posisi
Gambar Tegangan
C1

5
10% 620 mV

50% 489 mV

100% 146 mV

Pengaruh C1 : Semakin besar nilai persentase dari variable kapasitor yang diatur
maka nilai tegangan output yang dihasilkan akan semakin kecil dan sebaliknya.
Semakin besar nilai persentase nilai dari variable kapasitor maka akan semakin kecil
gelombang Volt/Div dan sebaliknya.

6
LEMBAR KERJA 2
5.2.2
Tegangan input, Vipp = 2 Vpp

F (KHz) 900 950 1000 1050 1100 1500 2MHz 3MHz 5MHz

Vopp (V) 7.20 V 8.8 V 10.4 V 11.2 V 13.4 V 21.2 V 19.4 V 16.6 V 9.6 V

Gain 11.126 12.869 14.32 14.97 16.52 20.50 19.73 18.38 13.62
(dB) dB dB dB dB dB dB dB dB dB
 900 kHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
7.20V
= 20 log
2V
= 11.126 dB

 950 kHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
8.8 V
= 20 log
2V
= 12.8690 dB
 1000 kHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
10.4 V
= 20 log
2V
= 14.320 dB

 1050 kHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp

7
11.2V
= 20 log
2V
= 14.97 dB
 1100 kHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
13.4 V
= 20 log
2V
= 16.52 dB

 1500 kHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
21.2V
= 20 log
2V
= 20.50 dB
 2MHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
19.4 V
= 20 log
2V
= 19.73 dB
 3MHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
16.6V
= 20 log
2V
= 18.38 dB

 5MHz
Vopp
Gain = 20 log
Vipp
9.6 V
= 20 log
2V
= 13.62 dB

8
5.2.3
Plot Kurva

Plot Kurva
25

20

15

10

0
900 KHz 950 KHz 1000 KHz 1050 KHz 1100 KHz 1500 KHz 2000 KHz 3000 KHz 5000 KHz

Vopp (V) Gain (dB)

LEMBAR KERJA 3
4.3.1
Drop 3 dB pada : F 1 = 1100 KHz
F2 = 3 MHz
Bandwidth 3 dB : Cut off atas – Cut off bawah
= 3 MHz – 1100 KHz = 1900 KHz

9
4.3.2

Pengaruh Over driving

Posisi C1 Gambar Tegangan


10% 672.63 mV

50% 672,68 mV

10
100% 672,67 mV

4.3.3
Tegangan output maksimum tanpa distorsi
Vopp = 672.67 mV
4.3.4
Pengaruh : Tidak terdapat pengaruh

11
5. KESIMPULAN
 ANALISA
Pada percobaan 1, diketahui rangkaian tuned amplifier ini merupakan
rangkaian yang memiliki osilator parallel pada tempat penghambat
kerja dan impedansi tergantung pada frekuensi input yang digunakan.
Hasl dari percobaan 1 dapat dilihat melalui lembar data kerja,
menghasilkan tegangan Vb = 4.79 V, Ve = 4,12 V, Vc = 13,4 V, Vbe
= 2.364 mV, Ie = Ic = 4 mA
Pada percobaan 2, tegangan input diatur pada osiloskop
menjadi 2 Volt dengan frekuensi yang diubah. Frekuensi yang
digunakan yaitu 900KHz, 950KHz, 1000KHz, 1050KHz, 1100KHz,
1500KHz, 2MHz, 3MHz dan 5MHz. Pengukuran ini dapat dilihat hasil
tegangan output pada osiloskop. Ketika frekuensi diatur 900KHz pada
function generator tercatat tegangan output sebesar 7,20 V, kemudian
untuk di frekuensi 1600KHz tercatat tegangan output sebesar 21,2V.
Hal ini terbukti terjadinya kenaikan nilai tegangan output dengan
menambah nilai frekuensinya. Tetapi terdapat drop di frekuensi 2MHz
senilai 19,4 V dan 5MHz senilai 9,6V yang kemudian jika dibuat plot
kurva akan mengalami kenaikan bertahap sampai ke frekuensi
1500KHz dan penurunan di frekuensi 2MHz. Nilai Gain dapat di
hitung dengan rumus 20 Log x Vo/Vin.
Pada percobaan 3, drop dB terdapat di frekuensi 1100KHz dan
frekuensi 3MHz. Untuk bandwidth 3dB mempunyai rumus cut off atas
– cut off bawah yang menghasilkan nilai frekuensi 1900KHz.
Percobaan pengaruh over driving ini harus lebih besar dari tegangan
input awal sebesar 2V. Maka respons overdrive menghasilkan
gelombang output yang cacat. Apabila tegangan input sebelumnya
tidak terlalu besar maka kemungkinan gelombang yang dihasilkan
normal. Untuk rangkaian hampir menyerupai pada percobaan 1,
namun pada R6 dibuat short dan C1 diubah posisinya. Terdapat 3

12
posisi yang diatur, yaitu 10%, 50% dan 100%. Dari pengubahan posisi
C1 diamati tidak terlalu signifikan, namun terdapat output yang lebih
baik yaitu pada posisi C1 100% dengan tegangan yang dihasilkan
672,67 mV

 KESIMPULAN
Tuned amplifier adalah salah satu jenis amplifier atau penguat yang m
emilih rentang frekuensi tertentu dan menolak frekuensi yang tidak dii
nginkan menggunakan rangkaian yang disetel melalui bebannya.
Amplifier ini dapat digunakan untuk memperkuat rentang frekuensi ya
ng dipilih. Penguat yang disetel memiliki rangkaian osilator paralel, y
ang biasanya ditempatkan pada resistor. Frekuensi input yang digunak
an mempengaruhi impedansi pada rangkaian tuned amplifier. Fully C
CW dan fully CW pada C1 mempengaruhi tegangan output yang dihas
ilkan. Ketika input yang diberikan lebih besar dari kapasitas rangkaian
nya, maka gelombang output yang dihasilkan akan terdistorsi. Maka,
digunakan C1 (Kapasitor variable) pada rangkaian tuned amplifier
untuk mengurangi distorsi ketika input yang diberikan besar.

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai