Anda di halaman 1dari 17

PENGUAT INVERTING 10 KALI MENGGUNAKAN OP AMP 741

Mata Kuliah : Rangkaian Elektronika 2

Nama : Abidzar Khalid

NIM : 1316030095

TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3A

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2016/2017
1. PENDAHULUAN
OP-AMP (Operasional Amplifiers) pada hakekatnya merupakan sejenis IC. Di
dalamnya terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas beberapa transistor, resistor
dan atau dioda. Jikalau kepada IC jenis ini ditambahkan suatu jenis rangkaian, masukkan dan
suatu jenis rangkaian umpan balik, maka IC ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai
operasi matematika, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, mengintegrasi, dan
sebagainya. Oleh karena itu IC jenis ini dinamakan penguat operasi atau operasional
amplifier, disingkat OP-AMP.
Namun demikian OP-AMP dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
misalnya : sebagai penguat audio, pengatur nada, osilator atau pembangkit gelombang, sensor
circuit, dsb. OP-AMP banyak disukai karena faktor penguatannya besar (100.000 kali).
Gambar 1 menunjukkan simbol OP-AMP.

Gb. 1. Simbol OP-AMP

2. Dasar Teori

Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai penguat


sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang berkebalikan dengan
phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (Op-Amp) memiliki faktor penguatan
yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting
amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input
adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut.
Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor penguatan
dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali. Untuk mengetahui atau
menguji dari penguat membalik (inverting amplifier) dapat menggunakan rangkaian dasar
penguat membalik menggunakan penguat operasional (Op-Amp) seperti pada gambar
berikut.

Rangkaian Penguat Membalik (Inverting Amplifier)

Rangkaian penguat membalik diatas merupakan rangkaian dasar inverting amplifier


yang menggunakan sumber tegangan simetris. Secara matematis besarnya faktor penguatan
(A) pada rangkaian penguat membalik adalah (-Rf/Rin) sehingga besarnya tegangan output
secara matematis adalah :

3. Perancangan

3.1 Deskripsi Singkat dan Spesifikasi


Dalam perancangan ini, rangkaian yang akan dibuat adalah rangkaian penguat
membalik atau inverting amplifier dengan OP-AMP 741 pada aplikasi multisim. Rangkaian
penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan
membalik polaritas sinyal masukkan. Inverting amplifier merupakan penerapan dari penguat
operasional sebagai penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase
yang berkebalikan dengan phase sinyal input. Rangkaian pembalik merupakan penguat yang
outputnya bernilai negatif. Penguat pembalik memiliki rumus sebagai berikut:
3.2 Diagram Blok
Dibawah ini merupakan gambar diagram blok dari rangkaian pengaut pembalik atau
inverting amplifier dengan penguatan 10 kali.

Input penguat Penguat Output penguat


inverting inverting inverting

3.3 Penentuan dan pembahasan Komponen atau Blok


Untuk mendapatkan hasil penguatan 10 kali, komponen-kompomen yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
OP-AMP 741 : 1 buah
Function Generator : 1 buah
Vcc +15V : 1 buah
Vee -15V : 1 buah
R1 sebesar 1 kΩ : 1 buah
Rf sebesar 10 kΩ : 1 buah
Ground : 1 buah
Osiloskop : 1 buah
3.4. Gambar Skematik Rangkaian
XSC1
R2
Ext T rig
+
10kΩ _
VCC A B
XFG1 + _ + _
15V

7 1 5 U1
3
6
R1
2

1kΩ
4 741

VEE
-15V

3.5 simulasi Rangkaian

Input:
Volt/Div: 500uV/Div, Time/Div: 5ms
Amplitude: 1mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz
Output:
Volt/Div: 20mV/Div, Time/Div: 5ms
Amplitude: 10 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz

Input:
Volt/Div: 10mV/Div, Time/Div: 10ms
Amplitude: 10 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz
Output:
Volt/Div: 50mV/Div, Time/Div: 10ms
Amplitude: 100 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz
Input:
Volt/Div: 50mV/Div, Time/Div: 10ms
Amplitude: 50 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz
Output:
Volt/Div: 200mV/Div, Time/Div: 10ms
Amplitude: 500 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz

Tabel 1

Input Output Ket


No
Vpp Frek. Vpp Frek
1. 1 mV 100 Hz 10 mV 100 Hz baik
2. 10 mV 100 Hz 100 mV 100 Hz baik
3. 100 mV 100 Hz 1V 100 Hz baik
4. 200 mV 100 Hz 2 V 100 Hz baik
5. 300 mV 100 Hz 3V 100 Hz baik
6. 500 mV 100 Hz 5V 100 Hz baik
7. 1V 100 Hz 10 V 100 Hz baik
8. 1,5 V 100 Hz 15 V 100 Hz baik
9. 2,5 V 100 Hz 25 V 100 Hz baik
10. 3V 100 Hz 26 V 100 Hz buruk
Input:
Volt/Div: 10 mV/Div, Time/Div: 10ms
Amplitude: 10 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz
Output:
Volt/Div: 50 mV/Div, Time/Div: 10ms
Amplitude: 100 mVpp, Perioda: 10ms, Frekuensi: 100Hz
Input:
Volt/Div: 10 mV/Div, Time/Div: 2ms
Amplitude: 10 mVpp, Perioda: 2ms, Frekuensi: 500Hz
Output:
Volt/Div: 50 mV/Div, Time/Div: 2ms
Amplitude: 100 mVpp, Perioda: 2ms, Frekuensi: 500Hz
Input:
Volt/Div: 10 mV/Div, Time/Div: 1ms
Amplitude: 10 mVpp, Perioda: 1ms, Frekuensi: 1 kHz
Output:
Volt/Div: 50 mV/Div, Time/Div: 1 ms
Amplitude: 100 mVpp, Perioda: 1 ms, Frekuensi: 1 kHz
Tabel 2

Input Output Ket


No
Vpp Frek. Vpp Frek
1. 10 mV 100 Hz 100 mV 100 Hz baik
2. 10 mV 500 Hz 100 mV 500 Hz baik
3. 10 mV 1 kHz 100 mV 1 kHz baik
4. 10 mV 5 Hz 100 mV 5 Hz baik
5. 10 mV 10 Hz 100 mV 10 Hz baik
6. 10 mV 15 Hz 100 mV 15 Hz baik
7. 10 mV 20 Hz 100 mV 20 Hz baik
8. 10 mV 25 Hz 100 mV 25 Hz baik
9. 10 mV 30 Hz 100 mV 30 Hz baik
10. 10 mV 40 Hz 90 mV 40 Hz buruk

Analisa Tabel 1

Pada simulasi yang sudah dikerjakan, diketahui bahwa pada percobaan pertama input
Vpp diberi nilai sebesar 1 mV dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada
output dengan nilai 10 mV dan frekuensi 100 Hz terjadi penguatan sebesar 10x hal ini sesuai
dengan rumus yang digunakan yakni Av = -Rf/R1 dimana Rf yang digunakan sebesar 10k
dan R1 yang digunakan sebesar 1k, serta penguatan hanya terjadi pada nilai amplitude dari
input yang diberikan. pada percobaan kedua input Vpp diberi nilai sebesar 10 mV dan
frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada output dengan nilai 100 mV dan
frekuensi 100 Hz terjadi penguatan sebesar 10x hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan
yakni Av = -Rf/R1 dimana Rf yang digunakan sebesar 10k dan R1 yang digunakan sebesar
1k, serta penguatan hanya terjadi pada nilai amplitude dari input yang diberikan. Pada
percobaan ketiga input Vpp diberi nilai sebesar 100 mV dan frekuensi sebesar 100 Hz maka
akan mendapat Vpp pada output dengan nilai 1 V dan frekuensi 100 Hz terjadi penguatan
sebesar 10x hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan. Pada percobaan keempat input Vpp
diberi nilai sebesar 200 mV dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada
output dengan nilai 2 V dan frekuensi 100 Hz terjadi penguatan sebesar 10x hal ini sesuai
dengan rumus yang digunakan. Pada percobaan kelima input Vpp diberi nilai sebesar 300 mV
dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada output dengan nilai 3 V dan
frekuensi 100 Hz terjadi penguatan sebesar 10x hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan.
pada percobaan keenam input Vpp diberi nilai sebesar 500 mV dan frekuensi sebesar 100 Hz
maka akan mendapat Vpp pada output dengan nilai 5 V dan frekuensi 100 Hz terjadi
penguatan sebesar 10x hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan yakni Av = -Rf/R1
dimana Rf yang digunakan sebesar 10k dan R1 yang digunakan sebesar 1k, serta penguatan
hanya terjadi pada nilai amplitude dari input yang diberikan. Pada percobaan ketujuh input
Vpp diberi nilai sebesar 1 V dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada
output dengan nilai 10 V dan frekuensi 100 Hz terjadi penguatan sebesar 10x hal ini sesuai
dengan rumus yang digunakan. Pada percobaan kedelapan input Vpp diberi nilai sebesar 1,5
V dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada output dengan nilai 15 V dan
frekuensi 100 Hz terjadi penguatan sebesar 10x hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan.
Pada percobaan kesembilan input Vpp diberi nilai sebesar 2,5 V dan frekuensi sebesar 100
Hz maka akan mendapat Vpp pada output dengan nilai 25 V dan frekuensi 100 Hz terjadi
penguatan sebesar 10x hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan. Pada percobaan
kesepuluh input Vpp diberi nilai sebesar 3 V dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan
mendapat Vpp pada output dengan nilai 26 V dan frekuensi 100 Hz penguatan yang
digunakan sebesar 10x namun hasil output yang dihasilkan tidak sesuai dengan hasil
perhitungan yang sudah dilakukan hal tersebut dapat terjadi apabila rangkaian tersebut sudah
mencapai nilai V saturasi dimana pada rangkaian tersebut Vsat berada saat input Vpp
diberikan nilai 3 V.

Analisa Tabel 2

Pada simulasi yang sudah dikerjakan, diketahui bahwa jika pada input Vpp diberi
nilai sebesar 10 mV dan frekuensi sebesar 100 Hz maka akan mendapat Vpp pada output
dengan nilai 100 mV dan frekuensi 100 Hz, sehingga bentuk gelombang pada output yang
ditampilkan osiloskop adalah bentuk gelombang pada umumnya atau benar (tidak cacat atau
rusak). Bentuk gelombang yang dihasilkan pada umumnya menghasilkan gelombang yang
benar (tidak cacat atau rusak) hingga percobaan nomer 8 pada tabel 2 .kecuali jika pada input
Vpp diberi nilai sebesar 10 mV dan frekuensi sebesar 40 kHz maka akan mendapat Vpp pada
output dengan nilai 96 mV dan frekuensi 40 kHz , Sehingga menhasilkan gelombang output
yang tidak sempurna karena terdapat banyak noise pada gelombangnya. Bentuk gelombang
yang tidak sempurna ini juga dipengaruhi oleh besar nilai frekuensi yang diberikan.
3.6 Tata Letak Komponen dan Lay Out PCB

Pada skematik
Pada layout PCB

4. Pembahasan

Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk


memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Jadi, ada tanda minus pada rumus
penguatannya. Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk
membalik dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian
sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka
nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan.
Secara matematis besarnya faktor penguatan (A) pada rangkaian penguat
membalik adalah (-Rf/Rin) sehingga besarnya tegangan output secara matematis adalah:
Apabila nilai resistansi feedback (Rf) adalah 10 kΩ dan resisntansi input 1 kΩ maka secara
matematik besarnya faktor penguatan rangkaian penguat membalik (inverting amplifier)
diatas adalah :

Untuk melakukan pengujian rangkaian penguat membalik (inverting amplifier) maka


tegangan sumber (simetris) +12Vdc diberikan ke jalur +VCC sedangkan -12Vdc
dihubungkan ke jalur -VEE. Sebagai sinyal input sebaiknya menggunakan sinyal input
sinusoidal dengan range frekuensi audio (20 Hz – 20 KHz) agar terlihat jelas perbedaan
sinyal input dan output rangkaian penguat membalik ini yang berbeda phase antar input dan
outpunya.
Dalam bentuk grafik bentuk sinyal output dan sinyal input rangkaian penguat
membalik (inverting amplifier) ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier

Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input seperti
diatas dapat digunakan osciloscope doble trace dengan input A osciloscope dihubungkan ke
jalur input penguat membalik (inverting amplifier) dan input B osciloscope dihubungkan ke
jalur output penguat mebalik tersebut. Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung seperti
ini dapat dianalisa perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian penguat
membalik (inverting amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.
5. Penutup

5.1 Kesimpulan
 Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan.
 Inverting amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai penguat
sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang berkebalikan
dengan phase sinyal input.
 Rangkaian pembalik merupakan penguat yang outputnya bernilai negative
 Rangkaian penguat inverting memiliki penguatan tegangan negatif yang besarnya
ditentukan oleh perbandingan feedback Rf dan Rin.
 Tanda negative pada persamaan adalah menandakan antara input dan output memiliki
beda fasa 180o.

5.2 Saran
Saran dari penulis dalam membuat suatu rangkaian atau laporan pahami terlebih
dahulu rangkaian yang akan dibuat, buat diagram blok lebih awal agar sudah ada gambaran
rangkaiannya, komponen-komponennya, dan besarnya nilai yang dibutuhkan agar tidak
menghasilkan hasil yang salah pada outputnya..
Daftar Pustaka

http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-amplifier/
http://setiaagungw.blogspot.co.id/2014/04/penguat-inverting-non-inverting.html
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/listrik-electro/1482-
operational-amplifier-pada-rangkaian-penguat-linear
http://ramadhanithegokils.blogspot.co.id/2013/12/penguat-inverting-close-loop.html

Anda mungkin juga menyukai