Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI RADIO

JUDUL PERCOBAN : TUNED AMPLIFIER

KELAS : TELEKOMUNIKASI 5D
KELOMPOK : 3
NAMA PRAKTIKAN : Suci Awanda Rahman
PARTNER : 1. Aldiansyah Dwiputra
2. Dicky Al Fattah
3. Nu’ma Fatiachaerani
TANGGAL PERCOBAAN : 6 Oktober 2021

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021

1
DAFTAR ISI
I. Teori..................................................................................................................................3
II. Alat-alat yang digunakan ................................................................................................4
III. Diagram Rangkaian .......................................................................................................6
IV. Data Hasil Percobaan .....................................................................................................6
V. Kesimpulan ...................................................................................................................14
VI. Daftar Pustaka ..............................................................................................................14
VII. Lampiran ....................................................................................................................15

2
I. Teori
Tuned amplifier adalah salah satu jenis amplifier atau penguat yang memilih
rentang frekuensi tertentu dan menolak frekuensi yang tidak diinginkan dengan
menggunakan rangkaian yang disetel pada bebannya. Rentang frekuensi selektif dapat
diperkuat dengan menggunakan amplifier ini. Tuned amplifier ini berguna untuk
memperkuat frekuensi yang lebih tinggi atau frekuensi radio.
Tuned amplifier memiliki sebuah rangkaian osilator paralel yang ditempatkan biasa
pada tempat penghambar kerja. Impedansi rangkaian ini tergantung pada frekuensi
dan impedansi maksimum yang terjadi pada saat frekuensi resonansi, fo :
Zo = L / Rv. C atau Zo = Q.X
Penguatan sebuah common emiter amilifier tanpa feedback :
Gain = Zo rCE / rBE
Resistansi rCE transistor untuk a.a. paralel pada rangkaian osilator dan kawat osilator.
Juga, kapasitansi elektroda effek transistor pada frekuensi resonansi rangkaian
osilator. Mengurangi effek transistor dalam rangkaian osilator, berbagai modifikasi
rangkaian amplifier digunakan :
- nilai rCE bertambah, misal dengan arus feedback
- resistor dengan range 100-1000 ohm dihubungkan diantara kolektor dan
rangkaianosilator, digandengkan dengan rangkaian osilator
- kolektor dihubungkan sebuah tap coil dalam rangkaian osilator
Kemampuan karakteristik kritis tuned amplifier, kurva respon frekuensi harus
direncanakan, dari yang dapat dilihat, tergantung penguatan frekuensi dan tergantung
bandwidth frekuensi. Common emiter tuned amplifier mempunyai maksud berosilasi,
khususnya ketika sebuah osilator memiliki frekuensi sama, dimasukkan kedalam
input amplifier. Pengaruh R dan C diantara kolektor dan basis.
Tuned amplifier terdiri dari 3 jenis; yaitu single tuned, double tuned dan stagger tuned

a) Single tuned amplifier

3
Amplifier ini diklasifikasikan berdasarkan jumlah rangkaian yang disetel (tuned
circuit) yang digunakan dalam tuned amplifier. Jika amplifier hanya memiliki satu
tuned circuit maka itu disebut Single Tuned Amplifier.
Amplifier ini hanya memiliki satu tuned circuit di terminal collector amplifier. Jika
amplifier ini memiliki bandwidth rendah maka itu tidak dapat memperkuat sinyal
lengkap secara merata. Dan ini menghasilkan proses reproduksi. Ini menunjukkan
stabilitas penguat.
b) Double Tuned Amplifier
Jenis amplifier ini mencakup dua sirkuit yang disetel. Setiap amplifier memiliki tuned
circuit di ujung terminal kolektor. Dan amplifier pertama dan kedua digabungkan
dengan induktor. Karena dua tuned circuit, respons yang tajam akan dihasilkan. Dan
itu menawarkan bandwidth 3 dB yang lebih besar dari pada yang disetel tunggal.
c) Stagger Tuned Amplifier
Amplifier ini berguna untuk memperkuat sinyal hanya untuk rentang frekuensi
tertentu. Dan juga mendapatkan lebih banyak bandwidth frekuensi dalam double
tuned dari pada single tuned. Amplifier ini adalah cascading dari single tuned
amplifier. Amplifier ini dalam bentuk cascade yang memiliki bandwidth tertentu dan
frekuensi resonansinya diatur ke bandwidth yang sama pada setiap tahap. Amplifier
jenis ini memberi lebih banyak bandwidth. Kebutuhan untuk stagger tuned adalah
amplifier double stage memberikan lebih banyak bandwidth tetapi penyelarasan
adalah proses yang kompleks.

II. Alat-alat Yang Digunakan


1 Universal power supply
1 Wobble function generator
3 Universal patch panels
1 Osciloskop dua kanal
1 Frequency counter
1 Digital multimeter
1 Resistor 47 ohm
1 Resistor 56 ohm

4
1 Resistor 100 ohm
1 Resistor 470 ohm
1 Resistor 1 Kohm
1 Resistor 47 Kohm
3 Resistor 100 Kohm
1 Variable capasitor 5 - 500 pF
2 Capasitor 100 pF
3 Capasitor 100 nF
1 Coil 140 µH
1 Diode AA 118
1 Transistor BC 107, base left

DAFTAR KOMPONEN
Resistor
R1 = 56 ohm
R2 = 100 ohm
R3 = 100 Kohm
R4 = 47 Kohm
R5 = 1 Kohm
R6 = 47 ohm
R7 = 470 ohm
R8 = 100 Kohm
R9 = 100 Kohm

Capacitor
C1 = 5 …. 500 pF Variable
C2 = 100 nF
C3 = 100 nF
C4 = 100 pF
C5 = 100 pF
C6 = 100 nF

5
Dioda
V2 = AA118

Transistor
V1 = BC 107

Coil
L1 = 140 µH ( SO 5123 - 6R)

III. Diagram Rangkaian

IV. Data Hasil Percobaan

LEMBAR KERJA 1

6
4.1
Pada titik kerja Vb = 957 mV
Ve = 3,61 mV
Vc = 69,2 mV
Vbe = 338,95 mV
Ic = Ie = 23,5 µA

4.2.1
Tegangan pada rangkaian osilator (MP1) pada F = 1 MHz
Posisi Gambar Tegangan
C1
0 20,585
nV

10 20,67 nV

7
20 23,885
nV

30 21,916
nV

40 20,585
nV

8
50 21,77 nV

60 23,815
nV

70 21,774
nV

9
80 21,816
nV

90 21,869
nV

100 21,890
nV

Pengaruh C1 : semakin besar nilai C1 di rangkaian, semakin besar pula nilai


kapasitansi dan gelombang yang dihasilkan akan semakin renggang dan memiliki
amplitudo yang semakin kecil.

10
LEMBAR KERJA 2

4.2.2

Tegangan input, Vipp = 20 mV


F (KHz) 900 950 1000 1050 1100 1500

Vopp (V) 2,42mV 1,02mV 0,683 mV 0,538mV 0,455mV 0,267mV

Gain (dB) -18.34 dB -25.85 dB -29.33 dB -31.40 dB -32.86 dB -37.49 dB

• 900 kHz
𝑉𝑜𝑝𝑝
Gain = 20 log 𝑉𝑖𝑝𝑝

2.42×10−3
= 20 log 20×10−3

= - 18.34 dB

• 950 kHz
𝑉𝑜𝑝𝑝
Gain = 20 log
𝑉𝑖𝑝𝑝

1,02×10−3
= 20 log 20×10−3

= -25.85 dB
• 1000 kHz
𝑉𝑜𝑝𝑝
Gain = 20 log 𝑉𝑖𝑝𝑝

0,683×10−3
= 20 log 20×10−3

= -29.33 dB
• 1050 kHz
𝑉𝑜𝑝𝑝
Gain = 20 log 𝑉𝑖𝑝𝑝

0,538×10−3
= 20 log 20×10−3

= -31.40 dB
• 1100 kHz

11
𝑉𝑜𝑝𝑝
Gain = 20 log 𝑉𝑖𝑝𝑝

0,455×10−3
= 20 log 20×10−3

= - 32.86 dB

• 1500 kHz
𝑉𝑜𝑝𝑝
Gain = 20 log 𝑉𝑖𝑝𝑝

0,267×10−3
= 20 log 20×10−3

= - 37.49 dB

4.2.3
Plot Kurva

Kurva Gain (dB)


0.00
900 950 1000 1050 1100 1500
-5.00

-10.00

-15.00
-18.34
-20.00

-25.00 -25.85
-30.00 -29.33
-31.40
-32.86
-35.00
-37.49
-40.00

12
LEMBAR KERJA 3
4.3.1

Drop 3 dB pada : F = 900 kHz


Bandwidth 3 dB :

4.3.2
Pengaruh Over driving

Posisi C1 Gambar Tegangan


14,344
mV

4.3.3
Tegangan output maksimum tanpa distorsi
Vopp = 14,344 mV

4.3.4
Pengaruh : tegangan yang diberikan oleh input sangat besar, sehingga ketika melewati
amplifier menyebabkan gelombangnya cacat.

13
V. Kesimpulan
Analisa
Pada percobaan Lembar Kerja 1 engan menggunakan kapasitor variabel, di
dapatkan hasil bahwa semakin besar nilai kapasitor yang digunakan maka semakin
renggang gelombang yang dihasilkan. Jadi kapasitor tersebut memengaruhi
kerapatan pada gelombang. Pada percobaan Lembar Kerja 2 dengan menggunakan
multisim dapat terlihat bahwa semakin besar frekuensi, maka gain yang didapat
semakin kecil. Berlaku juga dengan tegangan output yang dihasilkan, semakin besar
frekuensi maka semakin kecil tegangan yang dikeluarkan. Lalu dalam praktek secara
langsung, terdapat perbedaan pada hasil tegangan maupun gain. Hal ini dapat
dikarenakan beberapa faktor, mulai dari faktor alat yang digunakan, faktor praktikan
serta faktor lainnya yang tidak dapat dijelaskan secara jelas. Untuk mendapatkan
nilai gain, dapat dicari dengan cara 20 log tegangan keluaran dibagi dengan tegangan
input.

Kesimpulan
1. Alat-alat yang digunakan pada saat praktek secara online dapat memengaruhi
hasil tegangan, gelombang, dan gain nya.
2. Percobaan menggunakan Multisim dan secara langsung memiliki perbedaan hasil,
hal ini dikarenakan pada saat praktek secara langsung terdapat beberapa error yang
akan memengaruhi hasil.
3. Nilai kapasitor variabel memengaruhi tegangan dan juga kerapatan gelombang
yang dihasilkan.
4. Frekuensi memengaruhi besarnya tegangan yang dikeluarkan dari rangkaian.

VI. Daftar Pustaka


https://abdulelektro.blogspot.com/2021/01/apa-itu-tuned-amplifier-prinsip-kerja.html
Diakses 19 Oktober 2021

iv
VII. Lampiran
1) Perhitungan Lembar Kerja 2

2) Lembar kerja 1 (0%)

3) Lembar kerja 1 (10%)

v
4) Lembar kerja 1 (20%)

5) Lembar kerja 1 (30%)

6) Lembar kerja 1 (40%)

vi
7) Lembar kerja 1 (50%)

8) Lembar kerja 1 (60%)

9) Lembar kerja 1 (70%)

vii
10) Lembar kerja 1 (80%)

11) Lembar kerja 1 (90%)

viii
12) Lembar kerja 1 (100%)

13) Lembar kerja 3

ix

Anda mungkin juga menyukai