Anda di halaman 1dari 8

MODUL 2 RANGKAIAN TAPIS (FILTER)

Fidelia Nada Syazhana (K1C020044)


Asisten : Tyas Ahadriansya
Tanggal Percobaan : 25/09/2021
PAF15210P – Praktikum Elektronika Dasar 1
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi, dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Praktikum Elektronika Dasar 1 Acara 2 Rangkaian Tapis ini bertujuan agar mahasiswa
dapat memahami rangkaian tapis pasif RC baik tapis lolos rendah maupun tapis lolos tinggi.
Selain itu, mahasiswa juga dapat melukiskan tanggapan amplitudo untuk tapis lolos rendah dan
lolos tinggi.
Sebuah tapis/filter merupakan sebuah jaringan yang di desain agar dapat melewatkan
isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi dimana isyarat dapat diloloskan disebut
pita lolos (pass band) dan daerah frekuensi dimana isyarat ditolak disebut pita henti (stop band).
Filter dengan pita lolos pada frekuensi rendah dsebut tapis lolos rendah, sedangkan untuk pita
lolos berfrekuensi tinggi disebut tapis lolos tinggi[1].
Rangkaian tapis atau filter merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menyaring sinyal
yang melewatinya. Rangkaian tapis juga sering digunakan untuk meredam adanya sinyal
gangguan (noise). Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan komponen pasif (R, L, C)
dan komponen aktif (Op-Amp, transistor). Dengan demikian filter dapat dikelompokkan
menjadi filter pasif dan filter aktif. Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis,
diantaranya filter lolos rendah (low pass filter) dan filter lolos tinggi (high pass filter). Untuk
membuat filter seringkali dihindari penggunaan induktor, terutama karena ukurannya yang besar
sehingga umumnya filter pasif hanya memanfaatkan komponen R dan C saja [2].
Tapis lolos rendah digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam
sinyal berfrekuensi tinggi.

Gambar 2.1 Rangkaian Low Pass Filter


Tapis lolos rendah seperti yang digambarkan pada Gambar 2.1 dapat dibuat dengan meletakkan
kumparan secara seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel
dengan sumber sinyal. Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan akan
meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya kapasitor
yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi[4].
Tapis lolos tinggi adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cut-off. Nilai-nilai pengurangan untuk
frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter ini. Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass
cut filter, atau rumble filter[3].

Gambar 2.2 Rangkaian High Pass Filter

Seperti yang tergambar pada Gambar 2.2, bahwa rangkaian tapis lolos tinggi merupakan
kebalikan dari tapis lolos rendah. Dimana kapasitor dirangkai seri dengan sumber sinyal dan
resistor dirangkai paralel dengan sumber tegangan. Sehingga ketika sinyal dari sumber melewati
kapasitor frekuensi yang tinggi akan diteruskan oleh kapasitor dan frekuensi yang rendah akan
ditahan[4].

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum acara ini, antara lain osiloskop,
generator isyarat, projectboard, kabel penghubung, resistor 250 Ω, dan kapasitor 10µF. Osiloskop
digunakan sebagai penampil nilai dan bentuk gelombang. Generator isyarat digunakan sebagai
pembangkit sinyal listrik berupa gelombang dengan frekuensi dan amplitudo yang dapat diukur.
Sedangkan, projectboard sebagai tempat untuk membuat rangkaian resistor, kapasitor, dan
lainnya.
Praktikum pada acara rangkaian tapis ini dilakukan dua kali kegiatan, pada tapis lolos
rendah dan tapis lolos tinggi. Kegiatan praktikum yang dilakukan yaitu tapis lolos rendah.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat rangkaian tapis lolos rendah dengan hambatan
(R) sebesar 250 Ω dan kapasitor (C) sebesar 10 µF. Lalu generator isyarat dihubungkan pada jalur
masuk (input) rangkaian tapis. Generator isyarat diatur pada frekuensi 10 Hz dan amplitudo
diatur pada generator isyarat agar menghasilkan tegangan sebesar 100 mV. Kemudian, osiloskop
dihubungkan pada jalur input rangkaian tapis dan nilai tegangan puncak ditentukan yang
nantinya sebagai Vin. Setelah itu osiloskop dipindahkan pada jalur output rangkaian tapis dan
nila tegangan puncaknya ditentukan sebagai V out. Ulangi langkah-langkahnya dengan mengubah
frekuensi dari generator isyarat mulai dari 10 Hz sampai 2.000 Hz. Langkah terakhir yaitu
mencatat hasil praktikum dan membuat tanggapan amplitudonya serta tentukan frekuensi
potongnya.
Kegiatan praktikum selanjutnya yaitu pada tapis lolos tinggi. Langkah pertama yang
dilakukan yang dilakukan yaitu membuat rangkaian tapis lolos tinggi dengan hambatan (R)
sebesar 250 Ω dan kapasitor (C) sebesar 10 µF. Lalu generator isyarat dihubungkan pada jalur
input dengan rangkaian tapis. Generator isyarat diatur pada frekuensi 10 Hz dan amplitudo diatur
pada generator isyarat agar menghasilkan tegangan 100 mV pada layar osiloskop. Setelah itu
osiloskop dihubungkan pada jalur input rangkaian tapis dan nilai tegangan puncaknya ditentukan
sebagai Vin. Kemudian, osiloskop dipindahkan pada jalur output dari rangkaian tapis dan nila
tegangan puncaknya ditentukan sebagai V out. Ulangi langkahnya dengan mengubah frekuensi
generator isyarat mulai dari 10 Hz sampai 2.000 Hz. Langkah terakhir yaitu mencatat hasil
praktikum dan membuat tanggapan amplitudonya serta tentukan frekuensi potongnya.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dihasilkan data praktikum rangkaian tapis lolos
rendah dan tapis lolos tinggi. Data praktikumnya sebagai berikut :

Hari : Selasa Tanggal : 28 September 2021


Asisten : Tyas Ahadriansya
Acara : Rangkaian Tapis (Filter)

Nama Praktikan : Fidelia Nada Syazhana NIM : K1C020044


Teman Kerja : Dwi Amalia NIM : K1C020002
Teman Kerja : Pramudia Wisnu Arrohman NIM : K1C020014
Teman Kerja : Anthika Agustin Sugiyono NIM : K1C020070

A. Tapis Lolos Rendah B. Tapis Lolos Tinggi

Nilai Hambatan : 250 ohm Nilai Hambatan : 250 ohm


Nilai Kapasitor : 10 µF Nilai Kapasitor : 10 µF

Tabel 2.1 Hasil Praktikum Tapis Lolos Rendah Tabel 2.2 Hasil Praktikum Tapis Lolos Tinggi
Frekuensi Vin Vout K Frekuensi Vin Vout K
(Hz) (mV) (mV) (Vout/Vin) (Hz) (mV) (mV) (Vout/Vin)
10 100 100 1 10 100 16 0,16
50 100 80 0,8 50 100 62 0,62
100 100 54 0,54 100 100 84 0,84
200 100 30 0,3 200 100 95 0,95
300 100 21 0,21 300 100 98 0,98
400 100 16 0,16 400 100 99 0,99
500 100 13 0,13 500 100 99 0,99
600 100 11 0,11 600 100 99 0,99
700 100 9 0,09 700 100 100 1
800 100 8 0,08 800 100 100 1
900 100 7 0,07 900 100 100 1
1000 100 6 0,06 1000 100 100 1
1500 100 5 0,05 1500 100 100 1
2000 100 4 0,04 2000 100 100 1

Berdasarkan data praktikum pada tabel 2.1 terlihat bahwa frekuensi 10 Hz hingga 2000 Hz
terjadi penurunan nilai Vout sehingga nilai K nya juga semakin kecil. Hal ini sesuai dengan materi
yang ada pada rujukan, bahwa low pass filter hanya melewati frekuensi rendah dan meredam
frekuensi tinggi. Sedangkan data praktikum pada tabel 2.2 terlihat bahwa frekuensi 10 Hz hingga
2000 Hz terjadi kenaikan nilai V out sehingga nilai K juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan
materi bahwa high pass filter akan meredam/menahan nilai frekuensi yang rendah dan tetap akan
meneruskan nilai frekuensi yang tinggi hingga ke kapasitor.
Frekuensi cut-off adalah nilai frekuensi yang menjadi batas untuk melewatkan atau
menghalangi sinyal masukan yang mempunyai frekuensi yang lebih tinggi maupun frekuensi
yang lebih rendah dari frekuensi cut-off. Adapun rumus dari frekuensi cut-off sebagai berikut:

𝟏
F= 𝝅.RC
𝟐

Berdasarkan praktikum, frekuensi cut-off rangkaian sebagai berikut:

1
F = 2 𝜋.RC
1
F = 2 × 3,14 × 250 × 1.10-6
F = 0,0003925 Hz
F = 392,5 µHz

Maka, frekuensi cut-off pada rangkaian sebesar 392,5 µHz. Dengan perhitungan ini, semua
frekuensi diatas 392,5 µHz pada tapis lolos rendah akan dihambat sehingga semakin tinggi
frekuensi dari 392,5 µHz akan semakin besar penghambatnya. Begitupun sebaliknya, pada tapis
lolos tinggi semakin tinggi frekuensi dari 392,5 µHz akan semakin kecil penghambatnya.

Grafik Tapis Lolos Rendah


1.2

1
Nilai K = Vout / Vin

0.8

0.6

0.4

0.2

0
10 50 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1500 2000

Log Frekuensi

Grafik 2.1 Grafik Data Praktikum Rangkaian Tapis Lolos Rendah


Grafik Tapis Lolos Tinggi
1.2

1
Nilai K = Vout / Vin

0.8

0.6

0.4

0.2

0
10 50 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1500 2000

Log Frekuensi

Grafik 2.2 Grafik Data Praktikum Rangkaian Tapis Lolos Tinggi

Jika diperhatikan pada grafik 2.1 dan grafik 2.2 nilai frekuensi cut-off pada kedua grafik
memiliki perbedaan yang signifikan karena menggunakan tapis yang berbeda. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, nilai penghambat frekuensi cut-off pada tapis lolos rendah akan semakin
besar jika frekuensi yang digunakan melebihi frekuensi cut-off, sehingga grafik yang dihasilkan
pun mengalami penurunan karena nilai penghambatnya semakin besar. Begitupun juga dengan
tapis lolos tinggi, grafik yang dihasilnya mengalami kenaikan karena frekuensi yang digunakan
juga melebihi frekuensi cut-off sehingga nilai penghambatnya semakin kecil.

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum rangkaian tapis ini yaitu pada rangkaian
tapis lolos rendah, resistor yang dipasang seri dengan sumber tegangan menyebabkan nilai
frekuensi rendah yang diteruskan sehingga pada grafik jika frekuensi dinaikkan, maka nilai K
akan semakin turun. Sedangkan pada rangkaian tapis lolos tinggi, kapasitor yang dipasang seri
dengan sumber tegangan menyebabkan nilai frekuensi tinggi yang diteruskan sehingga pada
grafik pun ketika frekuensi dinaikkan, maka nilai K akan semakin naik.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar. Kendari: Universitas Halu Oleo.
[2] Bakri, dkk. 2016. Dasar-Dasar Elektronika. Makassa: Edukasi Mitra Grafika.
[3] Hartono, M.Si,. 2016. Modul Praktikum Elektronika Dasar I. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman.
[4] Kamajaya.2016. Elektronika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai