Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA KOMUNIKASI
MODUL I: LOW PASSFILTER (LPF)

DISUSUN OLEH :
Valdo Dasta Yulianto
(19201012)
Patner Praktikum :
1. Brigita Antonia Ayu Maharani (19201010)
2. Apriyani Aulia Zahari (19201011)
3. Muhammad Anwar Zainuri (19201013)
Praktikum Tanggal : 27 Oktober 2020
Asisten Praktikum :
1. Ferdinanta Karo Karo (17101056)
2. Koko Kurniawan (18201045)
3. Yosa Mayo Apri Liyanto (18201057)

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2020
MODUL I
LOW PASSFILTER (LPF)
I. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip kerja dari suatu Low PassFilter (LPF)
2. Merancang sebuah Low PassFilter (LPF) dengan karakteristik tertentu
3. Menganalisa cara kerja dari sebuah Low PassFilter (LPF)
II. Alat Dan Bahan
1. SoftwareMultisim
2. PC/Laptop
III. Dasar Teori
Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang
tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancangfilter dapat
digunakan komponen pasif dan komponen aktif (op-amp,trabsistor). Dengan
demikian filter dapat dikelompokkan menjadi filter pasif dan filter aktif.
Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response (tanggapan)
frekuensinya menjadi 4 jenis yaitu :
1. Filter Lolos Rendah / Low PassFilter(LPF)
2. Filter Lolos Tinggi / High Pass Filter (HPF)
3. Filter Lolos Rentang / Band Pass Filter(BPF)
4. Filter Tolak Rentang / Band Stop Filter atau Notch Filter
Untuk membuat filter sering sekali dihindari penggunaan induktor,
terutama karena ukurannya yang besar. Sehingga umumnya filter pasif
hanya memanfaatkan komponen R dan C saja[1].

Gambar 1.3.1 Tipe Filter Dan Responsenya[1].


Low Pass Filter adalah sirkuit yang dapat dirancang untuk
memodifikasi, membentuk kembali atau menolak semua frekuensi tinggi
yang tidak diinginkan dari sinyal listrik dan hanya menerima atau
melewatkan sinyal yang diinginkan oleh perancang sirkuit.Dengan kata
lain,"menyaring" sinyal yang tidak diinginkan dan filter yang ideal akan
memisahkan dan melewatkan sinyal masukan sinusoidal berdasarkan
frekuensinya. Dalam aplikasi frekuensi rendah (hingga 100kHz), filter pasif
umumnya dibuat menggunakan jaringan RC (Resistor-Capacitor) sederhana,
sedangkan filter frekuensi yang lebih tinggi (di atas 100kHz) biasanya
dibuat dari komponen RLC (Resistor-Inductor-Capacitor).Filter pasif terdiri
dari komponen pasif seperti resistor, kapasitor, dan induktor dan tidak
memiliki elemen penguat (transistor, op-amp, dll) sehingga tidak memiliki
penguatan sinyal, oleh karena itu tingkat keluarannya selalu lebih rendah
dari input.Filter dinamai demikian menurut rentang frekuensi sinyal yang
memungkinkan untuk melewatinya, sambil memblokir atau "melemahkan"
sisanya[2].
Terdapat dua konfigurasi utama pada Low PassFilter Pasif atau
Penyaring Lolos Bawah Pasif ini yaitu Low Pass RC Filter (Resistor-
Capasitor) dan Low Pass RL Filter (Resistor-Induktor). Berikut ini adalah
pembahasan singkat mengenai kedua konfigurasi Low PassFilter Pasif..
1. Low PassRCFilter
Low Pass RC Filter atau Penyaring Lolos Bawah RC ini adalah
rangkaian filter yang terdiri dari dari komponen pasif Resistor dan
Kapasitor yang meneruskan sinyal frekuensi rendah dan memblokir
sinyal frekuensi tinggi. Untuk membuat Low Pass RC Filter, Resistor
ditempat secara seri ke sinyal input dan Kapasitor ditempatkan sejajar
atau Paralel dengan sinyal input seperti ditunjukan pada gambar dibawah
ini
Gambar 1.3.2 Rangakain Low PassFilter (RC Filter)[3].
Dengan rangkaian Low Pass RC Filter diatas, kapasitor yang merupakan
perangkat reaktif ini akan menawarkan resistansi yang berbeda terhadap
sinyal frekuensi yang berbeda yang masuk melaluinya. Resistansi pada
kapasitor akan sangat tinggi apabila dilewati oleh sinyal frekuensi
rendah atau DC dan resistansi akan menjadi rendah apabila dilewati oleh
sinyal frekuensi tinggi. Dengan demikian, kapasitor akan memblokir
sinyal frekuensi rendah atau sinyal DC sehingga sinyal tersebut harus
melewati atau diteruskan ke jalur alternatif yang ditunjukan oleh arah
panah pada gambar diatas. Sedangkan sinyal frekuensi tinggi akan
melewati kapasitor, karena kapasitor menawarkan resistansi yang rendah
bagi sinyal frekuensi tinggi tersebut.
2. Low PassRL Filter
Low Pass RL Filter atau Penyaring lolos bawah RL adalah
rangkaian penyaring frekuensi yang terdiri dari komponen Resistor dan
Induktor yang melewati atau meneruskan frekuensi rendah dan
memblokir atau menghambat frekuensi tinggi. Untuk membuat Low
Pass RL Filter, induktor ditempatkan secara seri dengan sinyal input dan
resistor ditempatkan sejajar atau paralel dengan sinyal input seperti pada
gambar rangkain dibawah ini :

Gambar 1.3.3 Rangkaian Low PassFilter(RL Filter)[3].


Cara kerja rangkaian Low Pass RL Filter diatas berdasarkan prinsip
reaktansi induktif. Reaktansi Induktif adalah resistansi atau impedansi
Induktor yang berubah berdasarkan sinyal frekuensi yang melewatinya.
Tidak seperti resistor yang merupakan perangkat non-reaktif, Induktor
menawarkan impedansi yang berbeda untuk sinyal frekuensi yang
berbeda, seperti halnya kapasitor. Namun resistansi yang dihasilkan oleh
Induktor ini merupakan kebalikan dari kapasitor, resistansi induktor akan
menjadi sangat tinggi apabila dilewati sinyal frekuensi tinggi dan
sebaliknya akan menjadi rendah apabila dilewati frekuensi rendah. Oleh
karena itu, penempatan induktor di rangkaian berbeda dengan
penempatan kapasitor pada rangkaian RC Filter[3].
IV. Hasil Data
LPF 20 Db
Tabel 1.4.1 Pengamatan pada LPF 20 Db/decade
Frekuensi Vin Vout Vout / Vin Penguatan dB
(Hz) (volt) (volt) dB = 20 log10
Vout/Vin
100 1 1 1 0
200 1 1 1 0
300 1 1 1 0
400 1 0,92 0,92 -0,72
500 1 0,9 0,9 -0,9
600 1 0,82 0,82 -1,72
700 1 0,8 0,8 -1,92
800 1 0,72 0,72 -2,8
900 1 0,7 0,7 -3
1000 1 0,5 0,5 -6
2000 1 0,3 0,3 -10,4
4000 1 0,2 0,2 -13,8
10000 1 0,1 0,1 -20
Perhitungan :
1
fc = 2𝜋𝑅𝐶
1
= 2.3,14.4,7𝑥103 .33𝑥10−9
1
= 974,03𝑥10−6

= 0,001026𝑥106
= 1026 𝐻𝑧
= 1,026 𝐾𝐻𝑧
- Frekuensi 100 Hz

Gambar 1.4.4 Frekuensi 100 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 Volt

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 200 Hz

Gambar 1.4.5 Frekuensi 200 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 300 Hz

Gambar 1.4.6 Frekuensi 300 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 400 Hz

Gambar 1.4.7 Frekuensi 400 Hz


0,92
Vout / Vin = = 0,92 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,92
= -0,72 dB
- Frekuensi 500 Hz

Gambar 1.4.8 Frekuensi 500 Hz


0,9
Vout / Vin = = 0,9 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,9
= -0,9 dB
- Frekuensi 600 Hz

Gambar 1.4.9 Frekuensi 600 Hz


0,82
Vout / Vin = = 0,82 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,82
= -1,72 dB
- Frekuensi 700 Hz

Gambar 1.4.10 Frekuensi 700 Hz


0,8
Vout / Vin = = 0,8 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,8
= -1,92 dB
- Frekuensi 800 Hz

Gambar 1.4.11 Frekuensi 800 Hz


0,72
Vout / Vin = = 0,72 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,72
= -2,8 dB
- Frekuensi 900 Hz

Gambar 1.4.12 Frekuensi 900 Hz


0,7
Vout / Vin = = 0,7 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,7
= -3 dB
- Frekuensi 1000 Hz

Gambar 1.4.13 Frekuensi 1000 Hz


0,5
Vout / Vin = = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,5
= -6 dB
- Frekuensi 2000 Hz

Gambar 1.4.14 Frekuensi 2000 Hz


0,3
Vout / Vin = = 0,3 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,3
= -10,4 dB
- Frekuensi 4000 Hz

Gambar 1.4.15 Frekuensi 400 Hz


0,2
Vout / Vin = = 0,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,2
= -13,8 dB
- Frekuensi 10000 Hz

Gambar 1.4.16 Frekuensi 10000 Hz


0,1
Vout / Vin = = 0,1 𝑉𝑜𝑙𝑡
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,1
= -20 dB
Grafik LPF 20 Db
Gambar 1.4.17 Grafik LPF 20 Db
LPF 40 Db
Tabel 1.4.2 Pengamatan pada LPF 40 dB/decade
Frekuensi Vin Vout Vout / Penguatan dB
(Hz) (volt) (volt) Vin dB = 20 log10
Vout/Vin
100 1 1 1 0
200 1 1 1 0
300 1 1 1 0
400 1 1 1 0
500 1 1 1 0
600 1 1 1 0
700 1 0,92 0,92 -0,72
800 1 0,9 0,9 -0,9
900 1 0,72 0,72 -2,8
1000 1 0,7 0,7 -3
2000 1 0,4 0,4 -7,8
4000 1 0,2 0,2 -13,8
10000 1 0,1 0,1 -20
Perhitungan :
1
fc = 2𝜋
√𝑅1 𝑅2 𝐶1 𝐶2
1
=
2.3,14 √3,3𝑥103 .3,3𝑥103 .33𝑥10−9 .66𝑥10−9
1
=
6,28 √23718,42𝑥 10−12
1
= 6,28.154,0078𝑥10−6
1
= 967,168𝑥10−6

= 0,00103𝑥106
= 1030 Hz
= 1,030 KHz
- Frekuensi 100 Hz

Gambar 1.4.18 Frekuensi 100 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 Volt

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 200 Hz

Gambar 1.4.19 Frekuensi 200 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 Volt

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 300 Hz

Gambar 1.4.20 Frekuensi 300 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 Volt

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 400 Hz

Gambar 1.4.21 Frekuensi 400 Hz


1
Vout / Vin = = 1 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 500 Hz

Gambar 1.4.22 Frekuensi 500 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 Volt

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 600 Hz

Gambar 1.4.23 Frekuensi 600 Hz


1
Vout / Vin = 1 = 1 Volt

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 1
= 0 dB
- Frekuensi 700 Hz

Gambar 1.4.24 Frekuensi 700 Hz


0,92
Vout / Vin = = 0,92 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,92
= -0,72 dB
- Frekuensi 800 Hz

Gambar 1.4.25 Frekuensi 800 Hz


0,9
Vout / Vin = = 0,9 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,9
= -0,9 dB
- Frekuensi 900 Hz

Gambar 1.4.26 Frekuensi 900 Hz


0,82
Vout / Vin = = 0,82 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,72
= -2,8 dB
- Frekuensi 1000 Hz

Gambar 1.4.27 Frekuensi 1000 Hz


0,8
Vout / Vin = = 0,8 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,7
= -3 dB
- Frekuensi 2000 Hz

Gambar 1.4.28 Frekuensi 2000 Hz


0,4
Vout / Vin = = 0,4 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,4
= -7,8 dB
- Frekuensi 4000 Hz

Gambar 1.4.29 Frekuensi 4000 Hz


0,2
Vout / Vin = = 0,2 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,2
= -13,8 dB
- Frekuensi 10000 Hz

Gambar 1.4.30 Frekuensi 10000 Hz


0,1
Vout / Vin = = 0,1 Volt
1

dB = 20 log10 Vout/Vin
= 20 log 0,1
= -20 dB
Grafik LPF 40 dB/decade

Gambar 1.4.31 Grafik LPF 40 dB / decade


V. Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum pertama elektronika komunikasi ini praktikan membahas
tentang modul LPF(Low Pass Filter) atau penyaring lolos bawah. Praktikum
kali ini praktikan menggunakan software multism. Praktikan melakukan
percobaan membuat rangkaian Low Pass Filter orde -20 dB dan orde – 40
dB. Low Pass Filter (LPF) adalah filter yang melewatkan sinyal masukan
dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (𝑓𝐶), dan
melemahkan sinyal masukan dengan frekuensi di atas frekuensi cut-off.
Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-
off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt).
Rangkaian low pass filter RC merupakan jenis filter pasif, dengan respon
frekuensi yang ditentukan oleh konfigurasi R dan C yang digunakan. Pada
filtrer lolos bawah (low pass filter ,LPF) terdapat beberapa karakteristik
mendasar yaitu pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari frekuensi
cut-off maka penguatan tegangan / Gain (G) = 1 atau G= 0dB, pada saat
frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-off (fc) maka ω = 1/RC
sehingga penguatan tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi
pelemahan tegangan sebesar 3 dB, pada saat frekuensi sinyal input lebih
tinggi dari frekuensi cut-off (fc) maka besarnya penguatan tegangan (G) =
1/ωRC atau G = -20 log.
Sebelum melakukan percobaan praktikan merangkai rangkaian low pass
filter orde 1 20 dB dan orde 2 40 dB sebelum merangkai rangkaian
praktikan harus menyiapkan beberapa persiapan yaitu menghidupkan
software multism mencari komponen resistor, kapasitor, LM741, osiloscope,
fumction generator dan ground. Resistor berfungsi untuk menghambat dan
mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika, kapasitor berfungsi
dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus
pada rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply
(Catu Daya), IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas
dalam bentuk dual in-line package (DIP). Osiloscope berfungsi untuk
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
fumction generator berfungsi untuk menghasilkan gelombang sinus, kotak ,
gigi gergaji ( Sawe Tooth Wave ), gelombang segitiga, gelombang pulsa.
Pada percobaan pertama praktikan melakukan percobaan pada LPF 20
dB. Praktikan diminta mengamati perubahan grafik keluaran pada rangkaian
yang nilainya di ubah ubah pertama praktikan kalibrasi pada osiloscope
dengan time base bernilai 5 ms/div, channel A dan chanel B bernilai 1
V/div. kemudian praktikan memasukkan nilai frekuensi sebesar 100 Hz nilai
vin dan vout bernilai 1 volt untuk penguatan dBnya bernilai 0 volt,
kemudian praktikan mengganti nilai frekuensinya menjadi 200 Hz vin dan
voutnya bernilai 1 dan penguatan dB bernilai 0, dan untuk 300 sampai 500
nilai vin dan voutnya bernilai 1 dan penguatan dB bernilai 0 , dan untuk
frekuensi 600 Hz nilai vin bernilai 1 , vout bernilai 0,9 dan penguatan dBnya
bernilai -0,91, untuk frekuensi 700 dan 800 vin bernilai 1 , vout bernilai 0,8
dan penmguatan dB bernilai – 1,93, untuk frekuensi 900 sampai 1000 vin
bernilai 1 volt , vout bernilai 0,6 dan untun penguatan dB bernilai – 4,44,
untuk frekuensi 2000 vin bernilai 1, vout bernilai 0,5 dan penguatan dB
bernilai – 6,02 ,untuk frekuensi 4000 vin bernilai 1, vout bernilai 0,3 dan
penguatan dB bernilai – 10,4, untuk frekuensi 10000 vin bernilai 1 , vout
bernilai 0,15 dan penguatan dB bernilai – 16,4.
Percobaan kedua praktikan mengubah menjadi LPF 40 dB sama halnya
dengan percobaan pertama praktikan memasukkan frekuensi dari 100 Hz
sampai 10000 Hz. Ketika frekuensi masukan yang diberikan lebih rendah
dari frekuensi cut – off , sinyal akan di teruskan dan disaat frekuensi
melebihi frekuensi cut – off maka sinyal keluarannya akan di lemahkan.
Frekuensi cut – off merupakan frekuensi yang menjadi batas untuk
melewatkan atau menghalangi sinyal masukan yang mempunyai frekuensi
lebih tinggi maupun frekuensi yang lebih rendah dari pada frekuensi cut –
off sendiri.
Berdasarkan hasil praktikum dapat dilihat bahwa, nilai tegangan dimulai
dari tinggi kemudian akan turun pada nilai frekuensi tertentu. Perubahan
frekuensi yang dilakukan untuk melihat atau menguji rangkain LPF dinilai
berapa tegangan menurun. Setelah dilakukan percobaan, maka tegangan
turun pada frekuensi 100 Hz.
VI. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Ketika frekuensi masukan yang diberikan lebih rendah dari frekuensi cut
– off , sinyal akan di teruskan dan disaat frekuensi melebihi frekuensi cut
– off maka sinyal keluarannya akan di lemahkan
2. Dari praktikum yang dilakukan hasil outpunya dapat dilihat nilai
tegangan dari tinggi, lama kelamaan semakin mengecil setelah melalui
frekuensi tertentu.
3. Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari frekuensi cut-off maka
penguatan tegangan / Gain (G) = 1 atau G= 0dB, pada saat frekuensi
sinyal input sama dengan frekuensi cut-off (fc) maka ω = 1/RC sehingga
penguatan tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan
tegangan sebesar 3 Db
B. SARAN
1. Sebelum memulai praktikum alangkah baiknya membaca doa
terlebih dahulu
2. Sebelum Praktikum agar lebih mengerti diharapkan membaca modul
praktikum
3. Dalam praktikum dimulai diharapkan memerhatikan jalannya
praktikum agar tidak ada yang bingung
VII. Daftar Pustaka

[1] S. K. Wijaya, "BAB III Filter Pasif," in Fisika FMIPA UI, Bogor,
Universitas Indonesia, pp. 84-85.
[2] Admin, "Passive Low Pass Filter," Electronics Tutorials, [Online].
Available: https://www.electronics-tutorials.ws/filter/filter_2.html.
[Accessed 2 November 2020].
[3] D. Kho, "Pengertian Low Pass Filter (LPF) atau Tapis Lolos Bawah,"
Teknik Elektronika , [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/pengertian-low-pass-filter-lpf-atau-tapis-
lolos-bawah/. [Accessed 2 November 2020].
VIII. Lampiran
Tabel Pengamatan :
LPF 20 dB
Tabel 1.8.3 Pengamatan pada LPF 20 dB/decade

Frekuensi Vin Vout Vout / Vin Penguatan dB


(Hz) (volt) (volt) dB = 20 log10
Vout/Vin
100 1 1 1 0
200 1 1 1 0
300 1 1 1 0
400 1 0,92 0,92 -0,72
500 1 0,9 0,9 -0,9
600 1 0,82 0,82 -1,72
700 1 0,8 0,8 -1,92
800 1 0,72 0,72 -2,8
900 1 0,7 0,7 -3
1000 1 0,5 0,5 -6
2000 1 0,3 0,3 -10,4
4000 1 0,2 0,2 -13,8
10000 1 0,1 0,1 -20

Gambar 1.8.31 Grafik pada LPF 20 dB/decade


LPF 40 dB
Tabel 1.8.4Pengamatan pada LPF 40 dB/decade
Frekuensi Vin Vout Vout / Penguatan dB
(Hz) (volt) (volt) Vin dB = 20 log10
Vout/Vin
100 1 1 1 0
200 1 1 1 0
300 1 1 1 0
400 1 1 1 0
500 1 1 1 0
600 1 1 1 0
700 1 0,92 0,92 -0,72
800 1 0,9 0,9 -0,9
900 1 0,72 0,72 -2,8
1000 1 0,7 0,7 -3
2000 1 0,4 0,4 -7,8
4000 1 0,2 0,2 -13,8
10000 1 0,1 0,1 -20

Gambar 1.8.32 Grafik pada LPF 40 dB/decade

Anda mungkin juga menyukai