Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(RANGKAIAN RLC)

(PERCOBAAN-LM 5)

Nama : Dahner Jeremia Sianturi

NIM : 195090801111013

Fak/Jurusan : MIPA / Fisika

Kelompok :6

Tgl.Praktikum : 15 April 2020

Nama Asisten : Muhammad Bisma Pamungkas

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(RANGKAIAN RLC)

Nama : Dahner Jeremia Sianturi

NIM : 195090801111013

Fak/Jurusan : MIPA / Fisika

Kelompok :6

Tgl.Praktikum : 15 April 2020

Nama Asisten : Muhammad Bisma Pamungkas

Catatan :

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Setelah diselesaikannya percobaan ini, diharapkan resonansi rangkaian listrik dan resonansi
RLC yang seri dapat diketahui oleh praktikan praktikum fisika dasar 2.

1.2 Dasar Teori


Sebuah sirkuit yang mengandung resistansi, induktansi, dan kapasitansi disebut sebagai
rangkaialn RLC. Dengan resistansi yang dilambangkan dengan R, total dari energi
elektromagnetik pada sebuah rangkaian (total energi listrik dan energi magnet) tidak akan
berada dalam kondisi atau keadaan konstan, namun hal tersebut akan terus menerus berkurang
seiring berjalannya waktu sesuai dengan banyaknya energi yang diubah menjadi energi panas
(kalor) pada resistansi (resistor). Dikarenakan pengurangan energi secara berkala, osilasi dari
muatan arus dan beda potensial akan secara terus menerus mengalami pengurangan atau
peluruhan amplitudo.

Gambar 1.2.1 Rangkaian RLC

(Halliday and Resnick, 2011)

Rangkaian RLC yang terdiri dari resistor, kapasitor, dan induktor dihubungkan dengan
sumber tegangan AC atau bolak balik. Jika arus dan tegangan pada rangkaian RLC di
bandingkan dengan waktu pada grafik sinusoidal, maka akan didapatkan persamaan :
∆𝑉 = ∆𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑡 .......... persamaan 1.2.1
𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 (𝜔𝑡 − 𝜙) .......... persamaan 1.2.2

dimana 𝜙 merupakan sudut fase diantara arus dan tegangan yang digunakan. Komponen–
komponen resistor, induktor, dan kapasitor dirangkai dengan susunan seri dan ini menandakan
bahwa jumlah arus yang mengalir adalah sama pada setiap komponen. Jadi, arus pada setiap titik
di sumber tegangan AC akan memiliki amplitudo dan fase yang sama. Namun, pada rangkaian
seri, setiap komponen resistor, induktor, dan kapasitor akan memiliki perbedaan tegangan
sehingga pada setiap komponen akan memiliki amplitudo dan fase tegangan yang berbeda. Oleh
karena itu, pada rangkaian RLC akan terdapat tiga beda potensial pada tiap komponen. Jumlah
total dari ketiga tegangan harus sama dengan sumber tegangan AC rangkaian. Namun perlu
diingat bahwa ketiga tegangan memiliki perbedaan fase bila dibandingkan dengan arus, sehingga
ketiga komponen tersebut juga akan memiliki tiga tahanan yang berbeda-beda yaitu R, XL, dan
XC, dan ketika ketiga tahanan tersebut digabungkan dengan matematis, akan dihasilkan
impedansi yang dilambangkan dengan Z. Impedansi dapat dirumuskan dengan persamaan;

𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2 ............ persamaan 1.2.3

Resonansi pada rangkaian RLC yang terdiri dari resistor, induktor, dan kapasitor akan
mengalami resonansi ketika impedansi (Z) memiliki nilai terkecil. Nilai dari impedansi (Z)
rangkaian RLC akan minimum ketika XL = XC, segingga :

1
𝑍 = √𝑅 2 + (𝑊𝐿 − 𝑊𝐶 )2 = 𝑅 ............ persamaan 1.2.4

yang dipenuhi jika

1
𝑊𝐿 = 𝑊𝐶 ............. persamaan 1.2.5

1
𝑊 2 = 𝐿𝐶 .............. persamaan 1.2.6
Mengingat 𝑊 = 2𝜂𝑓, maka frekuensi dari resonansi rangkaian RLC yang terdiri dari resistor,
induktor, dan kapasitor dapat diketahui dari persamaan :

1
𝑓 = 2𝜋√2𝐶 ............ persamaan 1.2.7

dan pada saat resonansi rangkaian RLC terjadi, arus RMS atau (root mean square) yang mengalir
di rangkaian RLC adalah maksimum.

(Ishaq, Muhammad, 2017)


BAB II

METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah amperemeter atau multimeter, sumber
tegangan arus bolak-balik (sinyal generator), tahanan karbon (resistor), induktor, dan kapasitor.

2.2 Tata Laksana Percobaan

Rangkaian RLC seri dibuat seperti pada gambar 2


(petunjuk diminta kepada asisten)

Amperemeter yang digunakan untuk pengukuran arus rangkaian dihubungkan seri


dengan rangkaian. Sebelum ditentukannya range arus yang akan diukur, besarnya
arus yang akan dialirkan diperkirakan dengan hitungan teori

Frekuensi resonansi ditentukan berdasarkan hitungan


teori

Sinyal generator dihidupkan dengan amplitudo kecil. Frekuensi yang


disebabkannya arus rangkaian maksimum dicari dan dicatat frekuensinya sebagai
frekuensi resonansi

Frekuensi sinyal generator diubah-ubah disekitar


frekuensi resonansi

2.3 Gambar Rangkaian

Gambar 2.1 Rangkaian untuk percobaan


BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Hasil Percobaan

R = 100 ohm C = 50 nF L = 0,00017 H

No. f div v/div


1 20000 1.5 10
2 25000 1.5 10
3 30000 1.4 10
4 35000 1.4 10
5 40000 1.5 10
6 45000 1.6 10
7 50000 2.8 10
8 55000 3.8 10
9 60000 2.4 10
10 65000 1.5 10
11 70000 1 10

3.2 Perhitungan

No. vpp Vrms xl xc R Z I rms


1 15 10.6066 21.352 159.2357 100 170.3288 0.062271
2 15 10.6066 26.69 127.3885 100 141.9162 0.074739
3 14 9.899495 32.028 106.1571 100 124.4794 0.079527
4 14 9.899495 37.366 90.99181 100 113.4713 0.087242
5 15 10.6066 42.704 79.61783 100 106.5956 0.099503
6 16 11.31371 48.042 70.77141 100 102.5506 0.110323
7 28 19.79899 53.38 63.69427 100 100.5305 0.196945
8 38 26.87006 58.718 57.90388 100 100.0033 0.268692
9 24 16.97056 64.056 53.07856 100 100.6007 0.168692
10 15 10.6066 69.394 48.99559 100 102.0593 0.103926
11 10 7.071068 74.732 45.49591 100 104.1861 0.06787
3.3 Grafik

GRAFIK
f I rms
20000 0.062271
25000 0.074739
30000 0.079527
35000 0.087242
40000 0.099503
45000 0.110323
50000 0.196945
55000 0.268692
60000 0.168692
65000 0.103926
70000 0.06787
3.4 Pembahasan

3.4.1 Analisa Prosedur

3.4.1.1 Fungsi Alat

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain sumber tegangan arus AC atau
bolak-balik yang digunakan untuk pengaliran arus ke induktor, resistor, dan kapasitor yang
digunakan sebagai subjek percobaan, amperemeter/multimeter untuk diketahuinya arus yang
dialirkan pada rangkaian dan yang terkahir yaitu osiloskop yang digunakan untuk pemproyeksian
tegangan dan arus pada rangkaian dalam bentuk gelombang sinusoidal.

3.4.1.2 Fungsi Perlakuan

Saat dilakukan percobaan atau praktikum RLC, dipastikan bahwa kabel penghubung
antar resistor, induktor dan kapasitor berada pada skala dan posisi yang tepat sesuai arahan
asisten praktikum. Hal ini dilakukan agar rangkaian RLC yang dibuat dapat bekerja secara
optimal sehingga sinyal dan gelombang dari rangkaian RLC dapat diproyeksikan di osiloskop
dengan jelas. Frekuensi sinyal generator diubah-ubah disekitar frekuensi resonansi setelah
frekuensi resonansi ditemukan. Hal ini dilakukan agar fenomena atau pengaruh dari diubahnya
frekuensi dapat diketahui dan ditentukan.

3.4.2 Analisa Hasil

Setelah dilaksanakannya praktikum resonansi rangkaian RLC, didapatkan data hasil


percobaan berupa nilai Vpp, Vrms, XL, XC, dan Irms. Dari data hasil percobaan yang
didapatkan. Juga dapat dilihat bahwa nilai pada setiap frekuensi sinyal generator tidak konstan
melainkan terdapat peningkatan di 5 nilai awal dan kemudian penurunan nilai secara drastis di 2
nilai terakhir. Dari hasil ini, dapat diketahui bahwa frekuensi resonansi akan diperoleh atau
diketahui ketika terjadinya Imax yaitu ketika impedansi bernilai minimum yang akan didapatkan
ketika nilai reaktansi induktif dan nilai reaktansi kapasitifnya bernilai sama atau XL=XC.
Terjadinya perubahan atau penurunan drastis nilai Irms asalah sesuai dengan yang dikatakan
teori yaitu perubahan frekuensi akan mempengaruhi kuat arus listrik dan tegangannya. Semakin
besar frekuensi sumber, maka kuat arus dan tegangan dalam rangkaian RLC akan semakin besar
hingga mencapai nilai Irms adalah sesuai dengan yang dikatakan teori yaitu perubahan frekuensi
akan mempengaruhi kuat arus listrik dan tegangannya. Semakin besar frekuensi sumber, maka
kuat arus dan tegangan dalam rangkaian RLC akan semakin besar hingga mencapai nilai Imax
dan pada saat itu, terjadi resonansi. Setelah terjadi resonansi, arus dan tegangan akan kembali ke
titik minimumnya.

Resonansi ialah fenomena ikut bergetarnya benda lain karena getaran benda yang lain.
Syarat terjadinya resonansi ialah ada sebuah sumber bunyi, terdapat medium perantara untuk
merambat, terdapat penerima atau benda lain dan frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi
alamiah benda lain atau memiliki frekuensi yang sama. Pada rangkaian RLC, resonansi akan
terjadinya ketika frekuensi komponennya sama atau yaitu ketika reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitifnya bernilai sama.

Ketika sebuah resistor dihubungkan dengan arus bolak-balik maka besar arus yang
mengalir memenuhi persamaan, V = I. R, dengan:

I: arus (Ampere) V: tegangan (Volt) R: hambatan (Ohm)

Berdasarkan rumus hukum ohm di atas dapat disimpulkan bahwa besar arus sebanding
dengan besar tegangannya, sehingga antara arus dan tegangan pada rangkaian resistif murni
sifatnya adalah sefase yang berarti periodenya sama dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Induktor pada Rangkaian Arus Bolak-balik

Berdasarkan gambar di atas hambatan pada induktor atau yang disebut Reaktansi Induktif
(XL) harus dicari terlebih dahulu agar arus yang mengalir pada rangkaian induktif murni dapat
ditentukan. Rumus mencari Reaktansi Induktif adalah:

L = induktansi diri (Henry) sehingga arusnya dapat diperoleh dengan persamaan: IL = VL / XL


Arus dan tegangan pada rangkaian induktif murni ini tidak berjalan serentak atau tidak
sefase seperti pada rangkaian resistif murni, namun tegangannya mendahului arusnya dengan
beda fase sebesar 90° seperti terlihat pada gambar berikut:

Dapat juga dikatakan bahwa arus pada rangkaian induktif murni tertinggal sebesar 90° dari
tegangannya.

Selanjutnya pembahasan kita lanjutkan untuk mengetahui karakteristik dari kapasitor pada
rangkaian arus bolak-balik atau yang lebih sering dinamakan rangkaian kapasitif murni.
Rangkaian ini terdiri dari 1 buah sumber arus bolak-balik dan 1 buah kapasitor, di mana
hambatan pada kapasitornya atau yang dinamakan Reaktansi Kapasitif (XC) dirumuskan dengan:

C = kapasitansi kapasitor (Farad) dan arusnya dapat diperoleh dengan persamaan: IC = VC / XC

Salah satu karakter dari rangkaian kapasitif murni adalah hubungan antara arus dan
tegangannya yang berbeda dengan dua rangkaian lainnya. Pada rangkaian kapasitif murni,
tegangannya tertinggal sebesar 90° dari arusnya atau arus mendahului tegangan dengan beda fase
90°. Grafiknya :
Saat ketiga komponen dihubungkan secara seri dengan sumber arus bolak-balik (AC) maka
akan ada arus yang mengalir. Dalam sebuah rangkaian listrik, arus dapat mengalir jika terdapat
sumber tegangan dan hambatan. Hambatan total pada rangkaian RLC dinamakan sebagai
impedansi dan memiliki simbol Z.

Berdasarkan nilai dari resistansi (R), reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XC)
dapat ditentukan sifat dari suatu rangkaian RLC yaitu:

1. Jika XL > XC, rangkaian bersifat induktif


2. Jika XL = XC, rangkaian bersifat resistif. pada saat ini nilai impedansinya dengan resistansinya
(Z = R) dan rangkaian dikatakan mengalami resonansi.
3. Jika XL < XC, rangkaian bersifat kapasitif

Selanjutnya arus yang mengalir pada rangkaian atau dinamakan arus efektif dirumuskan
sebagai,

Jika tegangan pada masing-masing komponen dapat dicari dengan,


VR = R . IR

VC = XC . IC

VL = XL . IL

maka tegangan efektifnya dapat dicari dengan rumus :

Aplikasi Rangkaian RCL pada Rangkaian Filter

Rangkaian RLC digunakan untuk rangkaian band pass filter. Rangkaian diatas yaitu rangkaian band
pass filter with niose, dimana rangkaian ini banyak digunakaan dalam pembuatan Loudspeaker. Signal
audio akan di filter untuk menghasilkan suara.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari praktikum resonansi rangkaian RLC, didapatkan kesimpulan bahwa frekuensi akan
mempengaruhi kuat arus listrik dan teganganya. Resonansi pada rangkaian RLC akan terjadi
ketika nilai XL=XC dimana nilai I akan mencapai maksimum dan ketika telah mencapai tahap
resonansi, arus dan tegangan akan kembali menuju nilai minimumnya.

4.2 Saran

Disarankan agar osiloskop yang digunakan pada praktikum RLC dapat diperbaiki sehingga
grafik yang dihasilkan akan lebih jelas dan mudah di analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday and Resnick. 2011. Fundamental of Physics 9th edition. Ohio : John Willey &
Sons.Inc

Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Elektisitas & Magnetisme. Yogyakarta : Graha
Ilmu

Serway, Raymond, dkk. 2008. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics.
Becmont : Thompson learning.Inc
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai