Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK (PRAKTIKUM)


PERCOBAAN RANGKAIAN RLC RESONANSI SERI
Hari: Senin Tanggal: 3 April 2023 Jam: 3 - 4

Disusun oleh:
Renaldy Farhan Ramadhan 162112433001
Rosa Elysabeth 162112433010
Gress Timur Pahlawan 162112433063
Abdul Kareem Hartawan Aloewie 162112433081
Naufal Abiyyu Saifuddin 162112433084
Syafaringga Tri Putra 162112433085
Muhammad Naufal Ady Wiguna 162112433091

Dosen Pengampu:
Dr. Agus Mukhlisin, S.T., M.T. (199008082021093101)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangkaian listrik sangat umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari kita.
Tanpa adanya suatu rangkaian listrik yang terhubung dengan baik, kita tidak akan
dapat menggunakan fasilitas listrik dengan sempurna. Dari segi pengaturan hubungan
antara komponen-komponen listrik, rangkaian listrik dapat diatur dalam tiga cara,
yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Rangkaian seri
adalah susunan komponen-komponen listrik yang disusun berurutan tanpa adanya
cabang.
Dalam resonansi seri merupakan sebuah fenomena dalam fisika yang terjadi
ketika suatu rangkaian listrik atau rangkaian osilator mekanik menghasilkan respons
yang paling besar terhadap frekuensi tertentu dari sumber eksitasi. Latar belakang
resonansi seri melibatkan beberapa konsep dasar yang berkaitan erat dengan sifat dasar
rangkaian seri dan resonansi.
Dalam berbagai bidang, seperti dalam rangkaian elektronik, antena, filter
sinyal, osilator elektronik, dan resonator akustik. Pemahaman yang baik tentang
prinsip dasar resonansi seri penting untuk merancang dan memahami kinerja sistem
yang melibatkan rangkaian seri. Oleh karena itu, pada praktikum perkuliahan kali ini
kami mencoba sebuah percobaan praktikum yaitu Rangkaian Resonansi Seri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang dijelaskan, sebuah rangkaian resonansi
seri dapat ditarik sebuah masalah yang didapay yaitu, sebagai berikut:
1. Bagaiamana menentukan sebuah frekuensi resonansi dari rangkaian resonansi
seri?
2. Bagaiamana menentukan sebuah faktor kualitas dari rangkaian resonansi seri?
3. Bagaiamana menentukan sebuah nilai L dan C pada rangkaian resonansi seri?

1.3 Tujuan
Setelah melakukan percobaan pada praktikum kali ini, berdasarkan rumusan
masalah mahasiswa mampu melaksanakan tujuan yaitu, sebagai berikut:
1. Menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian resonansi seri.
2. Menentukan faktor kualitas dari rangkaian resonansi seri.
3. Menentukan nilai L dan C pada rangkaian resonansi seri.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Rangkaian RLC Seri
Rangkaian RLC ialah sebuah rangkaian yang terdiri dari komponen
resistor, inductor dan kapasitor yang dirangkai secara seri maupun secara parallel.
Pada rangkaian ini menerapkan arus bolak-balik dengan dihubungkan dengan
sumber tegangan AC. Dalam rangkaian RLC, arus yang melewati tiap-tiap
komponen akan menghasilkan arus yang sama. Tetapi, besar sebuah nilai tegangan
pada masing-masing komponen akan berbeda. Karakteristik atau ciri khas dari
rangkaian RLC seri akan menghasilkan resonansi pada frekuensi tertentu [1]

Gambar 1. Rangkaian RLC

2.2 Resonansi RLC Seri

Resonansi merupakan suatu proses bergetarnya sebuah benda dalam


pengaruh getaran benda lain. Hal tersebut terjadi karena dua benda tersebut
memiliki sebuah frekuensi yang sama. Resonansi RLC ialah sebuah gejala yang
terjadi dalam rangkaian arus AC yang memiliki komponen resistor, inductor,
kapasitor. Resonansi pada rangkaian seri akan terjadi dimana XL = XC[1]. Adapun
rumus dalam resonansi sebagai berikut.

Sumber: Jurnal Resonansi Pada Rangkaian RLC (Lizelwati, Novia).

Efek hambatan total yang dilakukan dari komponen resistor, inductor


serta kapasitor dalam sebuah rangkaian AC dapat digantikan dengan
menggunakan hambatan pengganti yang sering disebut impedansi (Z) [2].
Impedansi total (Z) dari sebuah rangkaian RLC seri bergantung dari frekuensi
arus yang disalurkan kedalam rangkaian [3]. Rumus dari sebuah impedansi (Z)
dapat dilihat sebagai berikut:
Sumber: Jurnal Resonansi Pada Rangkaian RLC (Lizelwati, Novia).

Pada Gambar 2 menunjukan sebuah arus sebagai fungsi dari frekuensi


pad arangkaian resonansi seri dimana ketika terdapat arus yang maksimum
muncul ketika frekuensi tegangan mencapai sebuah frekuensi resonansi (fr).

Gambar 2. Kurva RLC seri

Besar arus tersebut dibatasi dengan adanya resistor pada rangkaian.


Kurva tersebut dapat diubah dipertajam atau diperlebar, tergantung komponen
yang digunakan. Factor kualitas (Q) dapat dinyatakan sebagai berikut:

Sumber: Modul Praktikum Resonansi RLC Seri Teknik Elektro Universitas Airlangga
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : 08.50 - 10.30
Hari, Tanggal : Senin, 3 April 2023
Tempat Pelaksanaan : Ruang Lab. Teknik Elektro Universitas Airlangga
3.2 Alat dan Bahan
Berikut ini merupakan alat dan bahan pendukung pada percobaan praktikum
kali ini, yaitu:
1. Breadboard
2. Multimeter
3. Function Generator
4. Kabel Jumper
5. Resistor 10 Ω
6. Kapasitor 4,7 μF
7. Induktor 0,802 mH

3.3 Prosedur Percobaan


1. Percobaan Pengukuran Arus
a. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah.

b. Atur Sumber Tegangan (E) dari Function Generator sebesar 1 Vpp.


c. Ukur Tegangan VR untuk setiap perubahan f dari 100 Hz s/d 3 kHz,
dengan step 100 Hz. Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.
d. Hitung Arusnya dengan rumus : 𝐼 = 𝑉𝑅/𝑅 , kemudian plot kurva
karakteristik resonansi seri seperti pada Gambar 1.
e. Dari kurva hasil plot yang sudah ditemukan, maka dapat ditentukan
frekuensi resonansinya (fr). Catat nilai fr yang ditemukan dari gambar
tersebut.
2. Percobaan Pengukuran Faktor Kualitas
a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah.

b. Atur Sumber Tegangan (E) dari Function Generator sebesar 1 Vpp.


c. Ukur Tegangan pada Induktor (VL) dan Tegangan pada Kapasitor (VC)
untuk setiap perubahan frekuensi sumber tegangan sesuai Tabel Catat hasil
pengukuran pada Tabel 2.
d. Hitung induktansi (L) dan kapasitansi (C) dari tegangan masing-masing
yang sudah diukur menggunakan rumus : 𝑋𝐿 = 𝑉𝐿/𝐼 dan 𝑋𝐶 = 𝑉𝐶/𝐼 . Catat
pada Tabel.
e. Hitung faktor kualitas (Q) dari nilai induktansi dan kapasitansi yang sudah
ditemukan menggunakan rumus pada dasar teori. Catat pada Tabel 2.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Percobaan
a. Percobaan 1 Pengukuran Arus
Tabel 1. Data pengukuran arus

No. f (kHz) VR (mV) I= VR/R No. f (kHz) VR (mV) I= VR/R

(mA) (mA)

1 0,1 7,5 0,75 16 1,6 11,7 1,17

2 0,2 10,1 1,01 17 1,7 11,8 1,18

3 0,3 10,7 1,07 18 1,8 11,9 1,19

4 0,4 11,3 1,13 19 1,9 11,8 1,18

5 0,5 11,5 1,15 20 2,0 11,8 1,18

6 0,6 11,6 1,16 21 2,1 11,7 1,17

7 0,7 11,7 1,17 22 2,2 11,8 1,18

8 0,8 11,7 1,17 23 2,3 11,9 1,19

9 0,9 11,7 1,17 24 2,4 11,9 1,19

10 1,0 11,8 1,8 25 2,5 11,9 1,19

11 1,1 11,8 1,18 26 2,6 11,9 1,19

12 1,2 11,8 1,18 27 92,7 11,9 1,19

13 1,3 11,7 1,17 28 2,8 11,9 1,19

14 1,4 11,7 1,17 29 2,9 11,9 1,19

15 1,5 11,7 1,17 30 3,0 12,0 1,20


b. Percobaan 2 Pengukuran Kualitas Faktor
Tabel 2. Data pengukuran kualitas faktor

No. f (kHz) VL (mV) VC (mV) L (mH) C (F) Q

1 1 15,2 40,1 2,023 x 10-3 5,3 x 10-3 0,061

2 2 17,9 20,1 1,208 x 10-3 1,60 x 10-3 0,087

3 3 21,5 13,5 0,95 x 10-3 0,58 x 10-3 0,164

4.2 Pembahasan Data Percobaan


1. Percobaan Pengukuran Arus
Percobaan pertama dilakukan sebuah pengukuran arus pada rangkaian
RLC seri. Percobaan dilakukan dengan mengubah sebuah variasi frekuensi dari
0.1 Khz hinggan 3.0 Khz. Pengukuran arus pada rangkaian RLC seri dilakukan
secara bertahap sesuai dengan frekuensi yang diganti. Pengukuran tegangan
(Vr) dicatat pada table agar dapat dilakukan sebuah pengukuran arus secara
manual (teoritis) menggunakan rumus:

𝑽𝒓
𝑰=
𝑹

Dapat dilihat berdasarkan table yang sudah dicantumkan pada data


hasil percobaan praktikum, arus yang mengalir dari frekuensi 0.1 Khz hingga
3.0 Khz terlihat konstan. Pada frekuensi yang berbeda, impeansi sebuah
masing-masing komponen RLC seri akan berubah. Ketika nilai komponen R,
L, C tetap konstan, perubahan impedansi masing-masing berdasarkan
frekuensi akan saling berkompensasi satu sama lain, sehingga sebuah
impedensi total pada rangkatan tetap akan konstan pada setiap frekuensi. Arus
yang mengalir dari sebuah rangkaian akan bergantung pada impedansi total,
maka arus pada setiap frekuensi nilainya akan tetap dan konstan jika nilai dari
komponen R, L dan C tetap konstan.

2. Percobaan Faktor Kualitas


Percobaan kedua dilakukan dengan mengukur kualitas factor dari
sebuah rangkaian RLC seri. Percobaan pengukuran dilakukan dengan 3 variasi
frekuensi yaitu, 1 kHz, 2 kHz dan 3 kHz. Pada percobaan kedua ini, kami
memiliki beberapa kesalahan dalam melakukan perhitungan manual (teoritis)
maka dari itu, kami melakukan sebuah perhitungan ulang kembali yang sudah
sesuai dengan praktikum. Hasil tersebut telah diuji dengan membandingkan
hasil yang sudah dirangkai pada aplikasi Proteus. Hasil perhitungan secara
teoritis dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 3. Data percobaan faktor kualitas

F kH(z) VL (mV) VC (mV) L C Q


1 164,4 1105,2 0.802 x 10-3 4.7 x 10-6 0.038
2 831,7 1398,4 0.802 x 10-3 4.7 x 10-6 0.077
3 1410,3 1053,5 0.802 x 10-3 4.7 x 10-6 0,115

Berdasarkan variasi frekuensi, dilanjutkan perhitungan yang berkaitan


satu sama lain agar mendapatkan sebuah factor kualitas (Q).
A. Perhitungan 1 Khz
Dalam melakukan pencarian faktor kualitas (Q) perlu dilakukan
beberapa perhitungan. Perhitungan pertama agar dapat menlanjutkan
ke perhitungan selanjutnya ialah mencari VL dan VC terlebih dahulu.
Maka rumus tersebut didahulukan mencari XC serta XL.
1
𝑋𝐶 =
2. 𝜋. 𝑓. 𝐶
1
𝑋𝐶 =
2 . 𝜋 .1000 . 4,7𝑥10−6
𝑿𝑪 = 𝟑𝟑, 𝟖𝟔

Mencari XL,
𝑋𝐿 = 2. 𝜋. 𝑓. 𝐿
𝑋𝐿 = 2 . 𝜋 .1000 . 0,802𝑥10−3
𝑿𝑳 = 𝟓, 𝟎𝟑
Hitunglah sebuah Impedansi (Z) dari rangkaian RLC,
𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2

𝑍 = √102 + (5,03 − 33,86)2

𝑍 = √100 + 831,16
𝒁 = 𝟑𝟎, 𝟓
Setelah mencari Z, dapat mencari arus (I),
𝑉
𝐼=
𝑍
1
𝐼=
30,5
𝐼 = 0,0327 𝐴
𝑰 = 𝟑𝟐, 𝟕 𝒎𝑨
Ketika arus sudah ditemukan maka baru dapat mencari VR,
𝑉𝑟 = 𝐼 𝑥 𝑅
𝑉𝑟 = 32,7 𝑥 10
𝑽𝒓 = 𝟑𝟐𝟕 𝒎𝑽
Mencari Vc,
𝑉𝐶 = 𝐼 𝑥 𝑋𝑐
𝑉𝐶 = 32,7 𝑥 33,8
𝑽𝑪 = 𝟏𝟏𝟎𝟓, 𝟐 𝒎𝑽
Mencari VL
𝑉𝐿 = 𝐼 𝑥 𝑋𝐿
𝑉𝐿 = 32,7 𝑥 5,03
𝑽𝑳 = 𝟏𝟔𝟒, 𝟒 𝒎𝑽
Mendari Q,

1 𝑉𝐿
𝑄= √
𝑅 𝑉𝐶
1 164,4
𝑄= √
10 1105,2

𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟖

B. Perhitungan 2 Khz
Dalam melakukan pencarian faktor kualitas (Q) perlu dilakukan
beberapa perhitungan. Perhitungan pertama agar dapat menlanjutkan
ke perhitungan selanjutnya ialah mencari VL dan VC terlebih dahulu.
Maka rumus tersebut didahulukan mencari XC serta XL.
1
𝑋𝐶 =
2. 𝜋. 𝑓. 𝐶
1
𝑋𝐶 =
2 . 𝜋 .2000 . 4,7𝑥10−6
𝑿𝑪 = 𝟏𝟔, 𝟗𝟑

Mencari XL,
𝑋𝐿 = 2. 𝜋. 𝑓. 𝐿
𝑋𝐿 = 2 . 𝜋 .2000 . 0,802𝑥10−3
𝑿𝑳 = 𝟏𝟎, 𝟎𝟕

Hitunglah sebuah Impedansi (Z) dari rangkaian RLC,


𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2

𝑍 = √102 + (10,07 − 16,93)2

𝑍 = √100 + 47,05
𝒁 = 𝟏𝟐, 𝟏
Setelah mencari Z, dapat mencari arus (I),
𝑉
𝐼=
𝑍
1
𝐼=
12,1
𝐼 = 0,0826 𝐴
𝑰 = 𝟖𝟐, 𝟔 𝒎𝑨
Ketika arus sudah ditemukan maka baru dapat mencari VR,
𝑉𝑟 = 𝐼 𝑥 𝑅
𝑉𝑟 = 82,6 𝑥 10
𝑽𝒓 = 𝟖𝟐𝟔 𝒎𝑽
Mencari Vc,
𝑉𝐶 = 𝐼 𝑥 𝑋𝑐
𝑉𝐶 = 82,6 𝑥 16,93
𝑽𝑪 = 𝟏𝟑𝟗𝟖, 𝟒 𝒎𝑽
Mencari VL
𝑉𝐿 = 𝐼 𝑥 𝑋𝐿
𝑉𝐿 = 32,7 𝑥 10,07
𝑽𝑳 = 𝟖𝟑𝟏, 𝟕𝒎𝑽
Mendari Q,

1 𝑉𝐿
𝑄= √
𝑅 𝑉𝐶

1 831,7
𝑄= √
10 1398,4

𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟕𝟕

C. Perhitungan 1 Khz
Dalam melakukan pencarian faktor kualitas (Q) perlu dilakukan
beberapa perhitungan. Perhitungan pertama agar dapat menlanjutkan
ke perhitungan selanjutnya ialah mencari VL dan VC terlebih dahulu.
Maka rumus tersebut didahulukan mencari XC serta XL.
1
𝑋𝐶 =
2. 𝜋. 𝑓. 𝐶
1
𝑋𝐶 =
2 . 𝜋 .3000 . 4,7𝑥10−6
𝑿𝑪 = 𝟏𝟏, 𝟐𝟖

Mencari XL,
𝑋𝐿 = 2. 𝜋. 𝑓. 𝐿
𝑋𝐿 = 2 . 𝜋 .3000 . 0,802𝑥10−3
𝑿𝑳 = 𝟏𝟓, 𝟏

Hitunglah sebuah Impedansi (Z) dari rangkaian RLC,


𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2

𝑍 = √102 + (15,11 − 11,28)2

𝑍 = √100 + 15,4
𝒁 = 𝟏𝟎, 𝟕
Setelah mencari Z, dapat mencari arus (I),
𝑉
𝐼=
𝑍
1
𝐼=
10,7
𝐼 = 0,0934 𝐴
𝑰 = 𝟗𝟑, 𝟒 𝒎𝑨
Ketika arus sudah ditemukan maka baru dapat mencari VR,
𝑉𝑟 = 𝐼 𝑥 𝑅
𝑉𝑟 = 93,4 𝑥 10
𝑽𝒓 = 𝟗𝟑𝟒 𝒎𝑽
Mencari Vc,
𝑉𝐶 = 𝐼 𝑥 𝑋𝑐
𝑉𝐶 = 93,4 𝑥 11,28
𝑽𝑪 = 𝟏𝟎𝟓𝟑, 𝟓 𝒎𝑽
Mencari VL
𝑉𝐿 = 𝐼 𝑥 𝑋𝐿
𝑉𝐿 = 93,4 𝑥 15,1
𝑽𝑳 = 𝟏𝟒𝟏𝟎, 𝟑 𝒎𝑽
Mendari Q,

1 𝑉𝐿
𝑄= √
𝑅 𝑉𝐶
1 1410,3
𝑄= √
10 1053,5

𝑸 = 𝟎, 𝟏𝟏𝟓
Setelah melakukan perhitungan pada 3 variasi frekuensi,
dilakukan sebuah percobaan simulasi menggunakan aplikasi Proteus
dengan tujuan membandingkan arus yang mengalir setiap perhitungan
manual dengan hasil simulasi Proteus.

Gambar 3. Hasil simulasi 1 kHz

Pada arus 1 kHz mendapatkan sebuah hasil teoritis sebesar 30,5


mA, sedangkan pada simulasi proteus mendapatkan nilai sebesar 33,1
mA. Nilai tersebut tidak beda jauh dan masih direntang angka 30 mA.
Hal itu disebabkan beberapa faktor yang membuat nilai tidak sesuai,
salah satunya yaitu human factor atau kesalahan alat ukur saat
praktikum.

Gambar 4. Hasil simulasi 2 Khz

Pada arus 2 kHz mendapatkan sebuah hasil teoritis sebesar 82,6


mA, sedangkan pada simulasi proteus mendapatkan nilai sebesar 80,2
mA. Nilai tersebut tidak beda jauh dan masih direntang angka 80 mA.
Hal itu disebabkan beberapa faktor yang membuat nilai tidak sesuai,
salah satunya yaitu human factor atau kesalahan alat ukur saat
praktikum.

Gambar 5. Hasil simulasi 3 kHz

Pada arus 3 kHz mendapatkan sebuah hasil teoritis sebesar 93,4


mA, sedangkan pada simulasi proteus mendapatkan nilai sebesar 84,9
mA. Nilai tersebut agak jauh rentang nilainya tetapi masih mendekati
nilai 90. Hal itu disebabkan beberapa faktor yang membuat nilai tidak
sesuai, salah satunya yaitu human factor atau kesalahan alat ukur saat
praktikum.

4.3 Analisis Data (Tugas Modul)


1. Menghitung FR dan membandingkan antara teori dengan praktikum
- Teori
1
𝐹𝑅 =
2𝜋√𝐿. 𝐶
1
𝐹𝑅 =
2𝜋√0,802𝑥10−3 . 4,7𝑥10−6
𝑭𝑹 = 𝟐𝟓𝟗𝟐, 𝟐𝟗 𝑯𝒛
Mencari Im,
𝑉 1
I 𝑚𝑎𝑥 = 𝑅 = 10

I 𝑚𝑎𝑥 = 0,1 𝐴 = 𝟏𝟎𝟎𝒎𝑨


Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perbandingan peerhitungan antara teori
dengan praktikum memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut mempunyai
beberapa factor yaitu :
a. Ketidakakuratan alat ukur.
Hal ini dapat menyebabkan ketidakakuratan sebuah nilai dari suatu
rangkaian atau komponen dan dapat menyebabkan perbedaan antara
nilai arus yang diukur dengan yang diharapkan.
b. Ketidaksempurnaan Komponen
Komponen elektronik yang digunakan dalam praktikum, seperti
resistor, kapasitor, dan induktor, tidak selalu sempurna. Setiap
komponen memiliki toleransi tertentu yang menyebabkan perbedaan
antara nilai sebenarnya dengan nilai yang tertera pada label. Perbedaan
ini dapat mempengaruhi nilai resonansi dan nilai arus yang diukur.

2. Perbandingan Perhitungan Q Teori dengan Q Praktikum


Tabel 4. Data perhitungan Q secara praktikum

No. f (kHz) VL (mV) VC (mV) L (mH) C (F) Q

1 1 15,2 40,1 2,023 x 10-3 5,3 x 10-3 0,061

2 2 17,9 20,1 1,208 x 10-3 1,60 x 10-3 0,087

3 3 21,5 13,5 0,95 x 10-3 0,58 x 10-3 0,164

Tabel 5. Data perhitungan Q secara teori

F kH(z) VL (mV) VC (mV) L C Q


1 164,4 1105,2 0.802 x 10-3 4.7 x 10-6 0.038
2 831,7 1398,4 0.802 x 10-3 4.7 x 10-6 0.077
3 1410,3 1053,5 0.802 x 10-3 4.7 x 10-6 0,115

Perbandingan pada perhitungan kualitas factor secara teori dengan cara


menerapkan rumus error(%) pada perbandingan kualitas factor secara
praktikum dapat dilakukan menggunakan rumus:
|𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
Maka dari itu melakukan perbandingan antara Q teori dengan Q praktikum
secara berurutan dari:
- 1 kHz
|𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
|0.038 − 0.061|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
0.038
𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓(%) = 𝟔𝟎%
- 2 kHz
|𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
|0.077 − 0.087|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
0.077
𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓(%) = 𝟏𝟐%
- 3 kHz
|𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
|0.115 − 0.164|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
0.115
𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓(%) = 𝟒𝟐%

3. Penyebab terjadinya kesalahan data


- Ketidakakuratan alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam membuat rangkaian memiliki
ketidakakuratan, sehingga menyebabkan pengukuran yang dilakukan tidak
akurat. Hal ini dapat mengganggu perbedaan antara nilai yang diukur
dengan nilai yang diharapkan.

- Komponen yang tidak sempurna


Komponen elektronik sangat berpengaruh dalam sebuah rangkaian seperti
resistor, kapasitor, dan inductor tidak selalu sesuai. Tiap-tiap komponen
memiliki sebuah toleransi tertentu yang dapat menyebabkan sebuah
perbedaan antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang tercantum pada
table.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan praktikum dan rumusan masalah yang diuji kali ini dapat
ditarik sebuah kesimpulan yaitu, sebagai berikut:
1. Pentingnya pemahaman tentang konsep resonansi dan bagaimana menghitung
frekuensi resonansi pada rangkaian resonansi seri. Dengan mengetahui
frekuensi resonansi, kita dapat merancang rangkaian resonansi seri yang sesuai
dengan kebutuhan aplikasi tertentu, serta memahami bagaimana rangkaian
tersebut merespons frekuensi eksitasi yang diberikan.
2. Faktor kualitas dapat dihitung dengan membandingkan antara energi yang
tersimpan dalam rangkaian dengan energi yang hilang dalam rangkaian selama
satu siklus resonansi. Semakin tinggi faktor kualitas resonansi seri, semakin
efisien rangkaian dalam menyimpan energi dan merespons frekuensi eksitasi.
3. Dalam menentukan nilai L (induktansi) dan C (kapasitansi) pada rangkaian
resonansi seri yaitu perlu menegtahui nilai-nilai yang mempengaruhi frekuensi
resonansi, faktor kualitas, dan respons rangkaian terhadap frekuensi eksitasi.
5.2 Saran
Berikut ini saran yang bisa kami berikan terhadap praktikum Rangkaian
Resonansi Seri kali ini yaitu, sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan percobaan, pastikan sudah memiliki pemahaman yang
baik tentang konsep dasar teori Rangkaian Resonansi LC dan cara kerjanya.
2. Diharapkan alat dan bahan pendukung praktikum rangkaian listrik TE-A2
dapat dipenuhi kualitasnya, agar dapat memenuhi capaian pemahaman kepada
mahasiswa dan mengurangi hasil-hasil akibat error dari alat ukur.
3. Lakukan pengukuran berulang kali dengan membandingkan hasil Function
Generator dan software Proteus untuk mendapatkan hasil percobaan yang
akurat dan dapat dipercaya hasil pengujiannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] L. N. Qomariyatuzzamzami and N.- Kurniasih, “Metode Numerik Pada
Rangkaian Rlc Seri Menggunakan Vba Excel,” Pros. SNPS (Seminar Nas.
Pendidik. Sains), vol. 1, no. 0, 2014, [Online]. Available:
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/4923
[2] N. Lizelwati, “Resonansi padarRngkaian RLC,” Jurnal Sainstek, vol. 3, no. 1.
pp. 90–96, 2011.
[3] F. Sari and W. Harahap, “Analisis Dan Penyelesaian Model Matematika Pada
RANGKAIAN LISTRIK ORDE DUA,” vol. 6, no. 1, pp. 23–31, 2020.

Anda mungkin juga menyukai