Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II

RANGKAIAN DC BIAS PEMBAGI TEGANGAN

Nama : Galih Abil Ilyasa

NIM : 215090301111003

Kelompok : 08

Tanggal Praktikum: 28 Oktober 2022

Nama Asisten : Muhamad Zaqi Al Mubaroq

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR II
RANGKAIAN DC BIAS PEMBAGI TEGANGAN

Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________


Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

...... CO Asisten
(Muhamad Zaqi Al Mubaroq)

Catatan: (Lutfia Vitra Erlinda)

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Setelah dilakukan praktikum ini, diharapkan pengukuran dapat dilakukan oleh prakikan.
Serta karakteristik rangkaian DC bias pembagi tegangan untuk penguat transistor konfigurasi
common emitor dapat diamati dan dipelajari oleh praktikan.

1.2 Dasar Teori


Analisa pembagian tegangan dan arus pada rangkaian tertutup dapat menggunakan metode
pembagi tegangan dan arus. Pembagi tegangan atau yang biasanya disebut dengan voltage
divider adalah suatu rangkaian sederhana yang dapat mengubah tegangan relative besar
menjadi lebih kecil dengan satu atau beberapa tegangan output dalam rangkaian elektronika
yang kompleks. Rangkaian pembagi tegangan ini memiliki fungsi untuk membagi tegangan
input (tegangan masukan) maupun membagi arus input (arus masukan) menjadi satu atau
beberapa output yang dibutuhkan oleh komponen lain dalam rangkaian elektronika.
Potensiometer merupakan salah satu alat yang menggunakan pembagi tegangan. Potensiometer
sendiri adalah alat yang digunakan untuk merancang sebuah pembagi tegangan yang dapat
diatur dengan tegangan output-nya. Beberapa fungsi lain dari pembagi tegangan ini adalah
untuk pembuatan tegangan referensi dari sumber tegangan yang relative besar dan terdapat bias
terhadap komponen elektronika aktif, rangkaian penguat, dan sebagainya. Prinsip dari
rangkaian pembagi tegangan ini terdiri dari satu atau lebih komponen yang dirangkai secara
seri dan dihubungkan dengan sumber tegangan sebagai sumber tegangan input (Ponto, 2018).

Gambar 1.1 Rangkaian pembagi tegangan (Ponto, 2018)

Bias pembagi tegangan banyak digunakan dalam alat listrik. Gambar 1.2 merupakan
rangkaian bias pembagi tegangan yang terdiri dari rangkaian dasar berisi pembagi tegangan R 1
dan R2. Pada rangkaian bias pembagi tegangan, arus basis harus jauh lebih kecil daripada arus
yang melalui pembagi tegangan. Hal ini dikarenakan arus basis dapat diabaikan. Sehingga jika
dicari hubungan antara pembagi tegangan dengan basis maka akan diperoleh suatu rangkaian
ekivalen pada gambar 1.3. Output dari rangkaian ini sendiri atau pembagi tegangan dapat
dituliskan dengan persamaan berikut.

𝑅2
𝑉𝐵𝐵 = (1.1)
𝑅1+𝑅2

(Malvino & Bates, 2016)

Bias pembagi tegangan sebenarnya merupakan penyamaran dari bias emitor. Gambar 1.4
merupakan hasil rangkaian ekuivalen dari gambar 1.3. Oleh karena itu nilai arus emitor bias
pembagi tegangan konstan, serta dapat menghasilkan titik Q padat sehingga tidak bergantung
pada penguat arus (Malvino & Bates, 2016).

Gambar 1.2 Rangkaian bias pembagi tegangan (Malvino & Bates, 2016)

Gambar 1.3 Pembagi tegangan (Malvino & Bates, 2016)


Gambar 1.4 Rangkaian ekuivalen (Malvino & Bates, 2016)

Dari persamaan 1.1 dapat diperoleh persamaan-persamaan bias pembagi tegangan


lainnya, yaitu sebagai berikut.

𝑉𝐸 = 𝑉𝐵𝐵 − 𝑉𝐸 (1.2)

𝑉
𝐼𝐸 = 𝑅𝐸 (1.3)
𝐸

𝐼𝐶 ≈ 𝐼𝐸 (1.4)

𝑉𝐶 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 𝑅𝐶 (1.5)

𝑉𝐶𝐸 = 𝑉𝐶 − 𝑉𝐸 (1.6)

(Malvino & Bates, 2016)

Ketika transistor mengalami saturasi, VCE = 0, yang berarti terminal kolektor dan emitor
mengalami korslet. Keadaan ini akan menghasilkan pembagi tegangan pada rangkaian kolektor
yang hambatan totalnya sama dengan jumlah RC + RE. Dari pernyataan tersebut diperoleh
persamaan sebagai berikut.

𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) = 𝑅 (1.7)
𝐶 +𝑅𝐸

(Schultz, 2016)

Sebaliknya, dengan pemutusan transistor, daerah kolektor emitor bertindak seperti sirkuit
terbuka.

𝑉𝐶𝐸(𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐶 (1.8)

(Schultz, 2016)
BAB II
METODOLOGI

2.1 Peralatan Percobaan


Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah multimeter DC,
amperemeter DC, signal generator, oscilloscope. Untuk komponen pada rangkaian uji
digunakan tahanan R1, 27 kΩ, tahanan R2, 4,7 kΩ, tahanan RC, 3,3 kΩ, tahanan RE, 680 Ω,
transistor Q1 2N3904, Q2 2N2222, Q3 BC547, Q4 C945, Q5 BD139.

2.2 Tata Laksana Percobaan


Pada praktikum ini dilakukan empat kali percobaan, dimana pada setiap percobaan
terdapat beberapa tahapan. Percobaan yang pertama yaitu penerapan sumber tegangan V CC =
9V pada rangkaian uji. Pertama-tama, saklar S2 dihubungkan. Kemudian pada voltmeter dipilih
mode DC. Selanjutnya, kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik A dan kaki (-) voltmeter
dihubungkan ke titik D. Setelah itu, variable power supply diatur agar menghasilkan tegangan
9 V. dengan hasil pembacaan tegangan di voltmeter dilihat. Jika tegangan sebesar 9 V belum
dicapai, dinaikkan satu step atau diturunkan satu step sampai dengan dicapai tegangan sebesar
9 V. Setelah dicapai tegangan 12 V, dipastikan tegangan tidak diubah kembali.

Percobaan kedua yaitu pengukuran tegangan pada tahanan R1, R2, RC, dan RE. Untuk
pengukuran teganan pada tahanan R1 (VR1=VAB) dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke
titik A dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik B. Untuk pengukuran teganan pada tahanan
R2 (VR2=VBD) dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik B dan kaki (-) voltmeter
dihubungkan ke titik D. Untuk pengukuran teganan pada tahanan RC (VRC=VAC) dengan kaki
(+) voltmeter dihubungkan ke titik A dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik C. Untuk
pengukuran teganan pada tahanan RE (VRE=VED) dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke
titik E dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik D.

Percobaan yang ketiga yaitu pengukuran tegangan pada transistor. Untuk pengukuran
tegangan VCB transistor, dengan kaki kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik C dan kaki (-)
voltmeter dihubungkan ke titik B. Untuk pengukuran tegangan VBE transistor, dengan kaki kaki
(+) voltmeter dihubungkan ke titik B dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik E. Untuk
pengukuran tegangan VCE transistor, dengan kaki kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik C
dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik E.

Percobaan yang keempat yaitu pengukuran arus. Untuk pengukuran arus I B (=I2) dengan
pembacaan hasil pengukuran di amperemeter DC. Untuk pengukuran arus IC (=I3) dengan
pembacaan hasil pengukuran di amperemeter DC. Kemudian Semua percobaan di atas diulangi
untuk nilai VCC yang lain, yaitu 10 V, 11 V, dan 12 V.

2.3 Gambar Alat dan Rangkaian Percobaan

Gambar 2.1 Amperemeter

Gambar 2.2 Multimeter

Gambar 2.3 Signal generator

Gambar 2.4 Oscilloscope


Gambar 2.5 Rangkaian percobaan
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


3.1.1 Vcc 9 V
VAB VBD VAC VED VCB VBE VCE IB IC
7,68 V 1,308V 3,128 V 0,673 V 4,43 V 0,634 V 5,10 V 4,327 µA 1,010 mA

3.1.2 Vcc 10 V
VAB VBD VAC VED VCB VBE VCE IB IC
8,55 V 1,455V 3,92 V 0,837 V 6,09 V 0,636 V 5,27 V 5,049 µA 1,223 mA

3.1.3 Vcc 11 V
VAB VBD VAC VED VCB VBE VCE IB IC
9,35V 1,591V 4,56 V 0,979 V 4,78 V 0,640 V 5,44 V 5,842 µA 1,421 mA

3.1.4 Vcc 12 V
VAB VBD VAC VED VCB VBE VCE IB IC
10,10 V 1,718 V 5,15V 1,110 V 4,94 V 0,641 V 5,59 V 6,606 µA 1,606 mA

3.2 Perhitungan
3.2.1 Vcc 9 V
𝑅2 4,7×103
𝑉𝐵 = 𝑉2 = 𝑉𝐶𝐶 = 9 = 1,33 𝑉
𝑅1 +𝑅2 27×103 +4,7×103

𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 1,33 − 0,634 = 0,696 𝑉

𝑉 𝑉𝐵 −𝑉𝐵𝐸 1,33−0,634
𝐼𝐸 = 𝑅𝐸 = = = 0,00102 𝐴
𝐸 𝑅𝐸 680

𝐼𝐶𝑄 = 𝐼𝐸 = 0,00102 𝐴

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − (𝑉𝐶 + 𝑉𝐸 )

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) = 9 − 1,010 × 10−3 ( 3,3 × 103 + 680 ) = 4,980 𝑉

𝑉𝐶𝐶 9
𝐼𝐶 (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) = 𝑅 = 3,3 ×103 +680 = 0,00226 𝐴
𝐶 +𝑅𝐸

𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡 𝑜𝑓𝑓) ≅ 𝑉𝐶𝐶 ≅ 9 𝑉


𝐼 1,010×10−3
𝛽 = 𝐼𝐶 = 4,327×10−6 = 233,418 𝐴
𝐵

3.2.2 Vcc 10 V
𝑅2 4,7×103
𝑉𝐵 = 𝑉2 = 𝑅 𝑉𝐶𝐶 = 27×103 +4,7×103 10 = 1,48 𝑉
1 +𝑅2

𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 1,48 − 0,636 = 0,844 𝑉

𝑉 𝑉𝐵 −𝑉𝐵𝐸 1,48−0,636
𝐼𝐸 = 𝑅𝐸 = = = 0,00124 𝐴
𝐸 𝑅𝐸 680

𝐼𝐶𝑄 = 𝐼𝐸 = 0,00124 𝐴

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − (𝑉𝐶 + 𝑉𝐸 )

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) = 10 − 1,223 × 10−3 ( 3,3 × 103 + 680 ) = 5,132 𝑉

𝑉𝐶𝐶 10
𝐼𝐶 (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) = 𝑅 = 3,3 ×103 +680 = 0,00251 𝐴
𝐶 +𝑅𝐸

𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡 𝑜𝑓𝑓) ≅ 𝑉𝐶𝐶 ≅ 10 𝑉

𝐼 1,223×10−3
𝛽 = 𝐼𝐶 = 5,049×10−6 = 242,226 𝐴
𝐵

3.2.3 Vcc 11 V
𝑅2 4,7×103
𝑉𝐵 = 𝑉2 = 𝑅 𝑉𝐶𝐶 = 27×103 +4,7×103 11 = 1,63 𝑉
1 +𝑅2

𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 1,63 − 0,640 = 0,99 𝑉

𝑉 𝑉𝐵 −𝑉𝐵𝐸 1,63 −0,640


𝐼𝐸 = 𝑅𝐸 = = = 0,00146 𝐴
𝐸 𝑅𝐸 680

𝐼𝐶𝑄 = 𝐼𝐸 = 0,00146 𝐴

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − (𝑉𝐶 + 𝑉𝐸 )

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) = 11 − 1,421 × 10−3 ( 3,3 × 103 + 680 ) = 5,334 𝑉

𝑉𝐶𝐶 11
𝐼𝐶 (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) = = = 0,00276 𝐴
𝑅𝐶 +𝑅𝐸 3,3 ×103 +680

𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡 𝑜𝑓𝑓) ≅ 𝑉𝐶𝐶 ≅ 11 𝑉


𝐼 1,421×10−3
𝛽 = 𝐼𝐶 = 5,842×10−6 = 243,238 𝐴
𝐵

3.2.4 Vcc 12 V
𝑅2 4,7×103
𝑉𝐵 = 𝑉2 = 𝑅 𝑉𝐶𝐶 = 27×103 +4,7×103 12 = 1,78 𝑉
1 +𝑅2

𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 1,78 − 0,641 = 1,139 𝑉

𝑉 𝑉𝐵 −𝑉𝐵𝐸 1,78 −0,641


𝐼𝐸 = 𝑅𝐸 = = = 0,00168 𝐴
𝐸 𝑅𝐸 680

𝐼𝐶𝑄 = 𝐼𝐸 = 0,00168 𝐴

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − (𝑉𝐶 + 𝑉𝐸 )

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) = 12 − 1,606 × 10−3 ( 3,3 × 103 + 680 ) = 5,608 𝑉

𝑉𝐶𝐶 12
𝐼𝐶 (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) = 𝑅 = 3,3 ×103 +680 = 0,00301 𝐴
𝐶 +𝑅𝐸

𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡 𝑜𝑓𝑓) ≅ 𝑉𝐶𝐶 ≅ 12 𝑉

𝐼 1,606×10−3
𝛽 = 𝐼𝐶 = 6,606×10−6 = 243,112 𝐴
𝐵

3.3 Grafik

3.3.1 Vcc 9 V

Gambar 3.1 Grafik garis beban DC dengan Vcc 9 V


3.3.2 Vcc 10 V

Gambar 3.2 Grafik garis beban DC dengan Vcc 10 V

3.3.3 Vcc 11 V

Gambar 3.3 Grafik garis beban DC dengan Vcc 11 V


3.3.4 Vcc 12 V

Gambar 3.4 Grafik garis beban DC dengan Vcc 12 V

3.4 Pembahasan
3.4.1 Analisa Prosedur
3.4.1.1 Fungsi Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah multimeter DC,
amperemeter DC, signal generator, oscilloscope. Untuk komponen pada rangkaian uji
digunakan tahanan R1, 27 kΩ, tahanan R2, 4,7 kΩ, tahanan RC, 3,3 kΩ, tahanan RE, 680
Ω, transistor Q1 2N3904, Q2 2N2222, Q3 BC547, Q4 C945, Q5 BD139. Dimana fungsi
masing-masing alat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Multimeter DC digunakan
dalam pengukuran tegangan DC dalam rangkaian. Amperemeter DC berfungsi sebagai
pengukur nilai arus yang ada dalam rangkaian. Oscilloscope digunakan agar hasil
pengukuran yang berupa sinyal atau gelombang dapat ditampilkan. Signal generator
digunakan sebagai pembangkit sinyal. Rangkaian uji digunakan sebagai tempat
rangkaian yang akan diuji. Tahanan digunakan sebagai tahanan arus. Serta transistor
digunakan sebagai saklar ataupun penguat dalam rangkaian.

3.4.1.2 Fungsi Perlakuan


Pada praktikum ini digunakan beberapa peralatan, dimana fungsi masing-
masing alat berbeda. Saklar dihubungkan agar arus listrik dapat dialirkan pada titik
tertentu. Kaki voltmeter dihubungkan ke titik tertentu agar dapat dilakukan pengukuran
pada masing-masing tahanan ataupun transistor. Variable power supply diatur agar
dicapai tegangan yang diinginkan. Seta pada amperemeter dapat dilakukan pembacaan
agar hasil pengukuran pada arus dapat diketahui.
3.4.2 Analisa Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh berbagai macam data, seperti
VBE yang pada masing-masing VCC diperoleh nilai antara 0,63 V sampai dengan 0,64 V.
Sedangkan secara teori diketahui bahwa nilai VBE pada transistor adalah 0,7 V. Transistor
membutuhkan tegangan sebesar 0,7 V untuk tegangan potensial barrier antara basis dan
emitor, agar transistor dapat aktif. Pada percobaan ini diperoleh nilai yang sedikit berbeda
antara nilai hasil pengukuran dengan nilai pada teori. Hal tersebut mungkin disebabkan
karena praktikan yang kurang teliti, alat yang belum terkalibrasi secara maksimal, ataupun
alat yang eror saat pengukuran. Data yang diperoleh juga dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan agar diperoleh data-data yang lain, seperti IC (sat), ICQ, dan VCEQ. VCEQ diperoleh
dari perhitungan VCC dikurangi dengan hasil perkalian antara I C yang dikali dengan hasil
penjumlahan RC ditambah RE. Nilai ICQ sama dengan nilai IE, nilai IE sendiri diperoleh dari
perhitungan VE dibagi dengan RE. IC (sat) diperoleh dari perhitungan VCC dibagi dengan hasil
penjumlahan antara RC dan RE. Dari perhitungan-perhitungan tersebut diperoleh data
sebagai berikut. Pada VCC 9 V, diperoleh nilai VCEQ sebesar 4,980 V. Nilai ICQ sebesar
0,00102 A. Nilai IC(sat) sebesar 0,00226 A. Pada VCC 10 V, diperoleh nilai VCEQ sebesar 5,132
V. Nilai ICQ sebesar 0,00124 A. Nilai IC(sat) sebesar 0,00251 A. Pada VCC 11 V, diperoleh
nilai VCEQ sebesar 5,334 V. Nilai ICQ sebesar 0,00146 A. Nilai IC(sat) sebesar 0,00276 A. Pada
VCC 12 V, diperoleh nilai VCEQ sebesar 5,608 V. Nilai ICQ sebesar 0,00168 A. Nilai IC(sat)
sebesar 0,00301 A.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil perhitungan, maka grafik garis beban DC
dapat dibuat. Pada grafik diperoleh nilai tegangan di sumbu x dan nilai arus di sumbu y.
Nilai tegangan yang ada dalam grafik yaitu tegangan VCEQ dan VCC. Nilai VCC merupakan
tegangan cut-off yang nilainya sama dengan nilai VCE maksimal. Kemudian nilai arus yang
ada dalam grafik yaitu IC(sat) dan ICQ. Daerah saturasi adalah daerah transistor dimana arus
dapat dialirkan secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga terjadi short pada
hubungan kolektor-emitor. Di daerah saturasi, transistor dianalogikan sebagai saklar
tertutup. Kemudian, terdapat daerah kerja transistor yang letaknya berada diantara daerah
saturasi dan daerah cut-off. Pada daerah aktif, transistor digunakan sebagai penguat sinyal.
Transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif jika arus dari kolektor menuju emitor dapat
dialirkan transistor walaupun tidak dalam proses penguatan sinyal. Hal ini dapat dilihat di
sinyal keluaran yang tidak cacat. Daerah cut-off sering disebut sebagai daerah mati. Hal ini
karena pada daerah cut-off transistor tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor menuju
emitor. Daerah cut-off ini adalah daerah dimana arus akan berhenti atau nilai IC=0. Pada
daerah cut-off ini transistor dianalogikan sebagai saklar terbuka.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Konfigurasi common emitter adalah jenis konfigurasi pada transistor yang paling umum
digunakan. Hal tersebut dikarenakan tegangan dan arus antara sinyal input dengan sinyal output
dapat dikuatkan dengan konfigurasi common emitter. Pada konfigurasi common emitter, kaki
emitor transistor di-ground-kan dan digunakan secara bersamaan sebagai sinyal input dan
output. Sinyal input akan dimasukkan ke basis dan sinyal output-nya diperoleh dari kaki
kolektor.

4.2 Saran
Praktikan diharapkan mempelajari dan memahami topik terlebih dahulu, karena dalam
praktikum yang telah dilaksanakan masih terdapat beberapa kebingungan ketika tegangan
masukan tidak sesuai dengan yang diatur, hal tersebut dikarenakan kaki kaki voltmeter dan
saklar belum dihubungkan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Malvino, Albert, & Bates, David. 2016. Electronic Principles eight edition. New York :
McGraw-Hill Education.
Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Sleman: Deepublish.

Schultz, Mitchel E. 2016. Grob’s basic electronic 12th edition. New York : McGraw-Hill
Education.
LAMPIRAN
 Dasar Teori

(Schultz, 2016)

(Ponto, 2018)
(Malvino & Bates, 2016)

 Rangkaian Percobaan
 Data Hasil Percobaan

 Post Test dilakukan secara lisanss

Anda mungkin juga menyukai