(PERCOBAAN-LM5)
NIM : 205090800111035
Fak/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok :6
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
NIM : 205090800111035
Fak/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok :6
Catatan :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Rangkaian yang dialiri arus bolak balik atau arus AC (Alternative Current) dan
terdapat resistansi, induktansi, dan kapasitansi disebut dengan rangkaian RLC.
Rangkaian seri yang ada pada sebuah RLC dengan resistansi R, total energi
elektromagnetik yang dimiliki pada rangkaian tidak lagi konstan. Hal ini terjadi karena
energy yang diterima oleh resistor diubah menjadi energi panas. Adapun induktor dalam
rangkain RLC memiliki fungsi untuk menyimpan arus listrik dan medan magnet. Fungsi
kapasitor sebagai konduktor yang dapat melewatkan arus AC. Berikut adalah contoh
dari rangkaian seri RLC (Halliday & Resnick, 2011).
𝑉𝑅 = 𝑅 𝑥 𝐼 …(1.1)
(Parinduri, 2018).
Pada rangkaian RL seri, ketika rangkaian diberikan arus I pada kedua komponen R
dan L. Sehingga pada R akan muncul tegangan VR dan pada L akan muncul tegangan
VL. Pada VL semakin besar arus yang diberikan besar maka tegangan yang dihasilkan
akan tinggi juga. Berlaku juga sebalikinya. Maka dapat dirumuskan matematika seperti
berikut (Parinduri, 2018).
𝑉𝐿 = 𝑋𝐿 𝑥 𝐼 …(1.2)
(Parinduri, 2018).
Pada rangkaian LC seri, ketika rangkaian diberikan arus I pada kedua komponen L
dan C. Sehingga pada L akan muncul tengang VL dan pada C akan muncul tegangan VC.
Pada VC semakin besar arus yang diberikan besar maka tegangan yang dihasilkan akan
tinggi juga. Berlaku juga sebalikinya. Maka dapat dirumuskan matematika seperti
berikut (Parinduri, 2018).
𝑉𝐶 = 𝑋𝑐 𝑥 𝐼 …(1.3)
(Parinduri, 2018).
BAB II
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum resonansi rangkaian RLC ini, yaitu
sinyal generator, osiloskop, tahanan karbon, induktor, kapasitor, dan kabel penghubung.
R = 100
C = 50 nF = 5 x 10-8 F
L = 0,0317 H
1 2000 1.4 2
2 3000 2.6 2
3 4000 2.4 1
4 5000 3 0.5
3.2 Perhitungan
Tabel 3.2.1 Perhitungan Data Hasil Percobaan
𝑣𝑜𝑙𝑡
1. 𝑉𝑃𝑃 = 𝑑𝑖𝑣(𝑦) × ( ) = 2,8 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑑𝑖𝑣
𝑣𝑜𝑙𝑡
2. 𝑉𝑃𝑃 = 𝑑𝑖𝑣(𝑦) × ( 𝑑𝑖𝑣 ) = 5,2 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑣𝑜𝑙𝑡
3. 𝑉𝑃𝑃 = 𝑑𝑖𝑣(𝑦) × ( 𝑑𝑖𝑣 ) = 2,4 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑣𝑜𝑙𝑡
4. 𝑉𝑃𝑃 = 𝑑𝑖𝑣(𝑦) × ( 𝑑𝑖𝑣 ) = 1,5 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑣𝑜𝑙𝑡
5. 𝑉𝑃𝑃 = 𝑑𝑖𝑣(𝑦) × ( 𝑑𝑖𝑣 ) = 1,1 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑣𝑜𝑙𝑡
6. 𝑉𝑃𝑃 = 𝑑𝑖𝑣(𝑦) × ( 𝑑𝑖𝑣 ) = 0,9 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑃𝑃
1. 𝑉𝑅𝑀𝑆 = = 1,980 𝑣𝑜𝑙𝑡
√2
𝑉𝑃𝑃
2. 𝑉𝑅𝑀𝑆 = = 3,677 𝑣𝑜𝑙𝑡
√2
𝑉𝑃𝑃
3. 𝑉𝑅𝑀𝑆 = = 1,697 𝑣𝑜𝑙𝑡
√2
𝑉𝑃𝑃
4. 𝑉𝑅𝑀𝑆 = = 1,061 𝑣𝑜𝑙𝑡
√2
𝑉𝑃𝑃
5. 𝑉𝑅𝑀𝑆 = = 0,778 𝑣𝑜𝑙𝑡
√2
𝑉𝑃𝑃
6. 𝑉𝑅𝑀𝑆 = = 0,636 𝑣𝑜𝑙𝑡
√2
1. 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 398,354 Ω
2. 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 597,531 Ω
3. 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 796,708 Ω
4. 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 995,885 Ω
5. 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 1195,062 Ω
6. 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 1394,239 Ω
1
1. 𝑋𝐶 = 2𝜋𝑓𝐶 = 1591,549 Ω
1
2. 𝑋𝐶 = = 1061,033 Ω
2𝜋𝑓𝐶
1
3. 𝑋𝐶 = = 795,775 Ω
2𝜋𝑓𝐶
1
4. 𝑋𝐶 = = 636,620 Ω
2𝜋𝑓𝐶
1
5. 𝑋𝐶 = 2𝜋𝑓𝐶 = 530,516 Ω
1
6. 𝑋𝐶 = 2𝜋𝑓𝐶 = 454,728 Ω
𝑉𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑅𝑀𝑆
1. 𝐼𝑅𝑀𝑆 = 𝑍
= 2 2
= 1,654 x 10−3 A
√𝑅 +(𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )
𝑉𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑅𝑀𝑆
2. 𝐼𝑅𝑀𝑆 = 𝑍
= 2 2
= 7,755 x 10−3 A
√𝑅 +(𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )
𝑉𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑅𝑀𝑆
3. 𝐼𝑅𝑀𝑆 = 𝑍
= 2 2
= 1,697 x 10−2 A
√𝑅 +(𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )
𝑉𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑅𝑀𝑆
4. 𝐼𝑅𝑀𝑆 = 𝑍
= 2 2
= 2,844 x 10−3 A
√𝑅 +(𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )
𝑉𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑅𝑀𝑆
5. 𝐼𝑅𝑀𝑆 = = = 1,157 x 10−3 A
𝑍 √𝑅2 +(𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )2
𝑉𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑅𝑀𝑆
6. 𝐼𝑅𝑀𝑆 = = = 6,736 x 10−4 A
𝑍 √𝑅2 +(𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )2
3.3 Grafik
Grafik
1.850.E-05 1.697.E-05
1.650.E-05
1.450.E-05
1.250.E-05
IRMS (mA)
1.050.E-05
7.755.E-06
8.500.E-06
6.500.E-06
4.500.E-06 2.844.E-06
1.654.E-06 1.157.E-066.736.E-07
2.500.E-06
5.000.E-07
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
f (Hz)
3.4 Pembahasan
Dari grafik antara frekuensi dengan IRMS yang telah dibuat dengan excel,
dapat ditarik sebuah kesimpulan. Frekuensi akan mempengaruhi besarnya suatu
reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XC). Frekuensi dengan reaktansi
induktif (XL) berbanding lurus dengan frekuensi. Semakin besar frekuensi maka
semakin besar pula reaksi induktifnya begitu dengan sebaliknya jika frekuensi
besar maka reaktansi induktifnya semakin besar juga. Sedangkan pada reaktansi
kapasatif (XC) dengan frekuensi hubungannya berbanding terbalik. Semakin
besar frekuensi maka semakin kecil reaktansi kapasitifnya berlaku sebaliknya
jika frekuensi kecil maka reaktansi kapasitifnya besar. Besar nya reaktansi
induktif (XL) dan reaktansi kapasitansi (XC) akan mempengaruhi besar IRMS. Jika
besar reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitansi (XC) sama maka selisih
nya kecil. Jika selisih kecil maka IRMS semakin besar. Oleh karena itu, pada
percobaan pertama hingga ketiga mengalami kenaikan dan pada percobaan
keempat hingga keenam mengalami penurunan.
Sifat yang dimiliki resonansi pada rangkaian RLC dapat bermafaat dan
berguna pada kehidupan sehari hari. Rangkaian seri RLC dapat digunakan untuk
pemrosesan sinyal dan sistem komunikasi. Rangkaian RLC lain juga dapat
bermanfaat bagi kehidupan. Contoh lainnya yaitu rangkaian osilator digunakan
sebagai penerima radio dan pesawat televisi. Rangkaian resonansi LC seri
digunakan untuk pembesar tegangan dan yang terakhir rangkaian LC seri dan
parallel digunakan dalam pemanasan induksi.
Besarnya suatu tahanan yang berada pada rangkaian yang diberi tegangan
arus AC atau arus bolak balik disebut Impedansi yang bersimbolkan Z. Nilai
besar kecilnya suatu impedansi bergantung pada resistansi yang bersimbol R,
reaktansi induktif yang bersimbol XL, dan juga reaktansi kapasitif yang
bersimbol XC. Hasil akar kuadrat dari resintansi ditambah oleh selisih reaktansi
induktif dengan reaktansi kapasitih merupakan nilai dari besarnya suatu
impedansi rangkaian RLC. Impedansi akan bernilai kecil jika kedua reaktansi
induktif dan reaktansi kapasitif sama besar. Hal ini dapat dilihat pada data
perhitungan. Selisih dari kedua reaktansi sangat kecil sehingga impedansi yang
diperoleh kecil. Impedansi yang kecil akan menyembabkan IRMS semakin besar
pada grafik dan data perhitungan diatas.
Luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal pada
medium transmisi disebut Bandwith. Bandwith dapat diartikan sebuah
perbedaan antara sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. Contoh
dari bandwith seperti line telepon yang memiliki bandwith 3000 Hz. Yang
berarti frekuensi tertinggi yang dapat dicapai oleh telepon adalah 3300 Hz dan
frekuensi terendah dicapai oleh telepon di 300 Hz.
3.4.3 Review Jurnal Rangkaian RLC
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saat percobaan praktikum daring tentang resonansi rangkaian RLC yang telah
dilakukan didapatkan kendala internet yang kurang baik. Alangkah baiknya praktikum
dilakukan secara luring agar bisa lebih memahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, David, Robert Resnick. 2011. Fundamentals of physics, 9th edition. Ohio: John
Wiley & Sons, Inc.
Serway, R. A., & Jewet, J. W. 2014. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics
Nine Edition. Unites States of America: Brooks/Cole.
Parinduri, I. 2018. Model Dan Simulasi Rangkaian RLC Menggunakan Aplikasi Matlab
Metode Simulink. Journal of Science and Social Research , 42 – 47.
Aji, Y. K., Sutrisno, A., Amanto, & Azis, D. 2017. Analisis Rangkaian Resistor, Induktor dan
Kapasitor (RLC) Dengan Metode Runge-Kutta dan Adams Bashforth Moulton.
Prosiding Seminar Nasional Metode Kuantitatif, 3-7.
LAMPIRAN
(Parinduri, 2018).
(Parinduri, 2018).
1. Buktikan bahwa beda fase tegangan dan arus dalam induktor, kapasitor dan resistor
berturut-turut adalah 90°, -90°dan 0°!
Resistor
• 𝑉=𝐼𝑅
• 𝐼 = 𝑉/𝑅
Karena R tetap, V berubah-ubah dengan rasio sinus, maka I juga akan berubah
dengan rasio sinus tersebut. Karena sama-sama sinus, maka I dan V pada resistor
memiliki fase yang sama atau beda fasenya 0°
• Kapasitor
• 𝐼 = 𝑑𝑞/𝑑𝑡
• 𝐼 = 𝐶 𝑑𝑉/𝑑𝑡
Karena besar V berubah ubah terhadap grafik sin, I akan berubah-ubah
bedasarkan grafik cos. Hal ini karena dalam persamaannya V (sin) diturunkan
berdasarkan waktu. Karena grafik cos lebih dulu 90° dari grafik sin. Maka beda fase
tegangan dan arus pada kapasitor -90°.
Induktor
• 𝑉 = 𝐿 𝑑𝐼/𝑑𝑡
𝑉
• 𝑑𝐼 = ∫ 𝐿 𝑑𝑡
Karena besar V berubah ubah terhadap grafik sin, I akan berubah ubah
berdasarkan grafik -cos. Hal ini karena V (sin) diintegrak bedasarkan waktu. Karena
grafik sin lebih dulu 90° dari grafik -cos. Maka beda fase tegangan dan arus pada
Induktor 90°.