Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Jembatan Wheatstone)

(PERCOBAAN-LM2)

Nama : Risqi Amanda Oktaviani

NIM 215090801111028

Fak/Jurusan : MIPA / Fisika

Kelompok 8

Tgl.Praktikum : 07 Maret 2022

Nama Asisten : Aan Hanifah

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Jembatan Wheatstone)

Nama : Risqi Amanda Oktaviani

NIM 215090801111028

Fak/Jurusan : MIPA /

Fisika Kelompok 8

Tgl. Praktikum : 07 Maret 2022

Nama Asisten : Aan Hanifah

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar dijelaskannya dasar diukurnya hambatan
listrik dengan metode arus nol dan juga agar dapat ditentukannya nilai suatu hambatan
listrik dengan digunakannya metode jembatan Wheatstone.

1.2 Tinjauan Pustaka


Charles Wheatstone merupakan orang pertama yang mengembangkan teori
jembatan Wheatstone yang memiliki fungsi untuk mengukur nilai resistansi yang tidak
diketahui dan juga sebagai instrumen yang digunakan untuk kalibrasi alat – alat
pengukuran, voltmeter, ammeter, dan lain sebagainya dengan menggunakan metode
kawat geser resesif yang panjang. Jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk
mengukur dengan kisaran nilai resistansi yang sangat rendah yaitu mili ohm. Jembatan
Wheatstone umumnya digunakan untuk menghubungkan berbagai jenis transduser dan
sensor dengan rangkaian pada penguat (Setiyo, 2017).
Adanya perbedaan potensial digunakan agar menghasilkan arus listrik dalam suatu
rangkaian. Cara untuk menghasilkan beda potensial di sepanjang kawat adalah dengan
menghubungkan ujungnya ke ujung baterai yang berlawanan. Besarnya arus dalam kawat
tidak hanya bergantung pada tegangan antara kedua ujungnya, tetapi juga aliran elektron
pada hambatan kawat. Dan dapat difenisikan sebagai
𝑉 = 𝐼𝑅 (1.2.1)
Hukum ohm juga dapat mendeskripsikan suatu jenis bahan diantaranya konduktor logam
dengan suhunya yang banyak terjadi perubahan (Giancoli, 2015).
Jembatan sederhana dapat dihitung dengan menggunakan persamaan hukum
Kirchoff yaitu
𝑈𝐸 𝑅1 𝑅4 (1.2.2)
𝑈𝐴 = 𝑅1+𝑅2 − 𝑅3+𝑅4

Persamaan tersebut dapat didefinisikan juga sebagai hasil resistansi harus melawan arus
yang sama dan menyesuaikannya dengan pengukuran jembatan Wheatstone. Jika 𝑅1 =
𝑅2 = 𝑅3 = 𝑅4 = 𝑅 bervariasi maka nilai resistansinya adalah memiliki nilai yang lebih
rendah daripada umumnya. Jembatan Wheatstone dibentuk dengan menggunakan empat
pengukuran regangan. Jembatan Wheatstone juga memiliki dua terminal yaitu output
yang terdiri dari power supply dan pada input terdiri dari sinyal pengukur (Stefanescu,
2020).
Dalam melakukan pengukuran jembatan Wheatstone menggunakan alat yaitu
galvanometer. Galvanometer merupakan komponen alat yang terdiri atas gulungan kawat
dengan penunjuk tergantung pada medan magnet permanen. Ketika arus mengalir pada
kawat maka nilai torsi yang diberikan adalah sebanding dengan sudut yang dilaluinya
(hukum Hooke). Penunjuk pada galvanometer memiliki nilai yang berbanding lurus
dengan arus yang mengalir, dan juga pada sudut yang terbentuk (Giancoli, 2014).
BAB II

METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya adalah bangku
jembatan Wheatstone, sebuah galvanometer, sumber tegangan arus searah, beberapa buah
hambatan yang akan ditentukan nilainya (Rx), sebuah hambatan standar yang diketahui
nilainya (Rs), dan juga kabel – kabel penghubung.

2.2. Tata Laksana Percobaan

Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone dengan Kawat Homogen

Peralatan disiapkan dan disusun seperti rangkaian pada gambar dengan


digunakannnya salah satu hambatan yang akan ditentukan nilainya dan hambatan
standar.

Jika rangkaian sudah benar, maka dapat dihubungkan dengan sumber tegangan.

nol oleh jarum galvanometer. Apabila kontak sudah sampai di ujung kawat sedangkan jarum belum ditunjukkan angka nol, m

Harga Rs, L1, dan L2 dicatat.


Dengan Rs yang masih sama maka langkah (3) dan (4) diulangi dengan cara kutub sumber teganga

Dengan Rx yang masih sama maka langkah (3 – 5) diulangi dengan nilai Rs diubah beberapa kali.

Langkah percobaan di atas dapat diulangi untuk harga Rx yang lain.


BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Hasil Percobaan


3.1.1.
Rx1
Polaritas A Polaritas B
No. Rs (kΩ)
L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm)

1. 470 28,5 71,5 68,8 31,2


2. 1000 51,5 48,5 49,8 50,2
3. 1500 61,4 38,6 39,5 60,5
4. 2000 68,2 31,8 33,2 66,8
5. 3200 76,6 23,4 22,9 77,1

3.1.2.
Rx2
Polaritas A Polaritas B
No. Rs (kΩ)
L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm)

1. 470 23,5 76,5 77 23


2. 1000 41,9 58,1 60 40
3. 1500 51,2 48,8 49,5 50,5
4. 2000 65,7 34,3 42,7 57,3
5. 3200 69,1 30,9 30,6 79,4

3.1.3.
Rx3
Polaritas A Polaritas B
No. Rs (kΩ)
L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm)

1. 470 18,1 81,9 81,8 18,2


2. 1000 33,1 66,9 67 33
3. 1500 42,9 57,1 56,9 43,1
4. 2000 50,4 49,6 50,2 49,8
5. 3200 62,6 37,4 37,3 62,7
3.2. Perhitungan
3.2.1.
Rx1
Polaritas A Polaritas B
No.
Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐 Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐
1. 1,1791 0,0339 1,0364 0,0021
2. 0,9417 0,0028 0,9920 2,5043E-06
3. 0,9429 0,0027 0,9793 0,0001
4. 0,9325 0,0039 0,9940 1,2692E-05
5. 0,9775 0,0003 0,9504 0,0016

Polaritas A
a. 𝐿2 0,715
= × = 0,47 × = 1,1791
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,285

b. 𝐿2 0,485
= × = 1,0 × = 0,9417
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,515
c. 𝐿2 0,386
= × = 1,5 × = 0,9429
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,614
d. 𝐿2 0,318
= × = 2,0 × = 0,9325
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,682
e. 𝐿2 0,234
= × = 3,2 × = 0,9775
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,766

∑ 𝑅𝑥 1,1791+0,9417+0,9429+0,9325+0,9775
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 0,9948

𝛿𝑅 ∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅|2 0,0339+0,0028+0,0027+0,0039+0,0003


𝑥 =√ 𝑛−1
=√ 5−1
= 0,1044
𝛿𝑅𝑥 0,1044
𝐾𝑟 𝑅 = × 100% = × 100% = 10,5004%
𝑥 ̅𝑅̅𝑥 0,9948

𝑅𝑥 = 𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 0,9948 ± 0,1044 = 0,8903

Polaritas B
a. 𝐿1 0,688
= × = 0,47 × = 1,0364
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,312
b. 𝐿1 0,498
= × = 1,0 × = 0,9920
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,502

c. 𝐿1 0,395
= × = 1,5 × = 0,9793
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,605
d. 𝐿1 0,332
= × = 2,0 × = 0,9940
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,668
e. 𝐿1 0,229
= × = 3,2 × = 0,9504
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,771

∑ 𝑅𝑥 1,0364+0,9920+0,9793+0,9940+0,9504
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 0,9904
𝛿𝑅
∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅|2 0,0021+(2,5043E−06)+0,0001+(1,2692E−05)+0,0016
𝑥 =√ 𝑛−1
=√ 5−1
= 0,0310
𝛿𝑅𝑥 0,0310
𝐾𝑟 𝑅 = × 100% = × 100% = 3,1326%
𝑥 ̅𝑅̅𝑥 0,9904

𝑅𝑥 = 𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 0,9904 ± 0,0310 = 0,9594

3.2.2.
Rx2
Polaritas A Polaritas B
No.
Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐 Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐
1. 1,5300 0,0275 1,5735 0,0144
2. 1,3866 0,0005 1,5000 0,0022
3. 1,4297 0,0043 1,4703 0,0003
4. 1,0441 0,1025 1,4904 0,0014
5. 1,4309 0,0044 1,2332 0,0485

Polaritas A
a. 𝐿2 0,765
= × = 0,47 × = 1,5300
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,235

b. 𝐿2 0,581
= × = 1,0 × = 1,3866
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,419
c. 𝐿2 0,488
= × = 1,5 × = 1,4297
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,512
d. 𝐿2 0,343
= × = 2,0 × = 1,0441
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,657
e. 𝐿2 0,309
= × = 3,2 × = 1,4309
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,691

∑ 𝑅𝑥 1,5300+1,3866+1,4297+1,0441+1,4309
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 1,3643

𝛿𝑅 ∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅|2 0,0275+0,0005+0,0043+0,1025+0,0044


𝑥 =√ 𝑛−1
=√ 5−1
= 0,1865

𝛿𝑅𝑥 0,1865
𝐾𝑟 𝑅𝑥 = × 100% = × 100% = 13,6726%
𝑅̅ � 1,3643
𝑅𝑥 = 𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 1,3643 ± 0,1865 = 1,1778

Polaritas B
a. 𝐿1 0,77
= × = 0,47 × = 1,5735
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,23
b. 𝐿1 0,60
= × = 1,0 × = 1,5000
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,40
c. ×
𝐿1
= 1,5 ×
0,495
= 1,4703
=
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,505
d. 𝐿1 0,427
= × = 2,0 × = 1,4904
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,573
e. 𝐿1 0,306
= × = 3,2 × = 1,2332
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,794

∑ 𝑅𝑥 1,5735+1,5000+1,4703+1,4904+1,2332
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 1,4535

𝛿𝑅 ∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅|2 0,0144+0,0022+0,0003+0,0014+0,0485


𝑥 =√ 𝑛−1
=√ 5−1
= 0,0667
𝛿𝑅𝑥 0,0667
𝐾𝑟 𝑅 = × 100% = × 100% = 8,8850%
𝑥 ̅𝑅̅𝑥 1,4535

𝑅𝑥 = 𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 1,4535 ± 0,0667 = 1,3243

3.2.3.
Rx3
Polaritas A Polaritas B
No.
Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐 Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐
1. 2,1267 0,0148 2,1124 0,0108
2. 2,0211 0,0003 2,0303 0,0005
3. 1,9965 7,0205E-05 1,9803 0,0008
4. 1,9682 0,0013 2,0160 5,652E-05
5. 1,9118 0,0087 1,9037 0,0109

Polaritas A
a. 𝐿2 0,819
= × = 0,47 × = 2,1267
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,181
b. 𝐿2 0,669
= × = 1,0 × = 2,0211
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,331

c. 𝐿2 0,571
= × = 1,5 × = 1,9905
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,429
d. 𝐿2 0,496
= × = 2,0 × = 1,9682
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,504
e. 𝐿2 0,374
= × = 3,2 × = 1,9118
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,626

∑ 𝑅𝑥 2,1267+2,0211+1,9905+1,9682+1,9118
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 2,0049

𝛿𝑅
∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅| 2 0,0148+0,0003+(7,0205E−05)+0,0013+0,0087
=√ 𝑥 =√𝑛−1 5−1
= 0,0793
𝛿𝑅𝑥 0,0793
𝐾𝑟 𝑅𝑥 = × 100% = × 100% = 3,9568%
𝑅̅ � 2,0049
𝑅𝑥 = ̅𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 2,0049 ± 0,0793 = 1,9256
Polaritas B
a. 𝐿1 0,818
= × = 0,47 × = 2,1124
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,182
b. 𝐿1 0,670
= × = 1,0 × = 2,0303
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,330

c. 𝐿1 0,569
= × = 1,5 × = 1,9803
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,431

d. 𝐿1 0,502
= × = 2,0 × = 2,0160
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,498
e. 𝐿1 0,373
= × = 3,2 × = 1,9037
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,627

∑ 𝑅𝑥 2,1124+2,0303+1,9803+2,0160+1,9037
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 2,0085

𝛿𝑅 ∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅|2 0,0108+0,0005+0,0008+(5,562E−05)+0,0109


𝑥 =√ 𝑛−1
=√ 5−1
= 0,0760
𝛿𝑅𝑥 0,0760
𝐾𝑟 𝑅𝑥 = × 100% = × 100% = 3,7849%
𝑅̅ � 2,0085
𝑅𝑥 = 𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 2,0085 ± 0,0760 = 1,9325

3.3. Grafik
3.3.1 Polaritas A
3.3.1.1
Rx1

𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 2,5
1,0 0,9
0,7 0,6
0,5 0,5
0,3 0,3
𝑦2−𝑦1 2,0−1,0
𝑅𝒙= = = 1,0
𝑥2−𝑥1 1,8−0,8
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,6−2,4
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 64,3%
2𝑦̅ 2∙1,4
3.3.1.2
Rx2

𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 3,2
1,0 1,4
0,7 0,9
0,5 0,5
0,3 0,4
𝑦2−𝑦1 2,6−1,4
𝑅𝒙= = = 1,5
𝑥2−𝑥1 1,6−0,8
𝑦𝑏−𝑦𝑎 1,0−3,0
𝐾𝑟 = × 100% = = 50%
2𝑦̅ 2∙2,0

3.3.1.3
Rx3

𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 4,5
1,0 2,0
0,7 1,3
0,5 1,0
0,3 0,6
𝑦2−𝑦1 3,5−1,0
𝑅𝒙= = = 3,1
𝑥2−𝑥1 1,2−0,4
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,5−4,0
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 87,5%
2𝑦̅ 2∙2,0

3.3.2 Polaritas
B
3.3.2.1
Rx1

𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 2,2
1,0 1,0
0,7 0,6
0,5 0,5
0,3 0,3
𝑦2−𝑦1 1,8−1,0
𝑅𝒙= = = 1,3
𝑥2−𝑥1 1,4−0,8
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,6−2,2
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 57,1%
2𝑦̅ 2∙1,4

3.3.2.2
Rx2

𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 3,3
1,0 1,5
0,7 1,0
0,5 0,7
0,3 0,4
𝑦2−𝑦1 2,4−0,6
𝑅𝒙= = = 2,6
𝑥2−𝑥1 1,9−1,2
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,6−3,0
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 66,7%
2𝑦̅ 2∙1,8

3.3.2.3
Rx3

𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 4,5
1,0 2,0
0,7 1,3
0,5 1,0
0,3 0,6
𝑦2−𝑦1 3,5−1,0
𝑅𝒙= = = 3,1
𝑥2−𝑥1 1,2−0,4
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,5−4,0
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 87,5%
2𝑦̅ 2∙2,0

3.4. Pembahasan
3.4.1 Analisa Prosedur
Dalam percobaan kali ini, alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah
bangku jembatan Wheatstone, sebuah galvanometer, sumber tegangan arus searah,
kabel – kabel penghubung, beberapa buah hambatan yang akan ditentukan nilainya,
serta sebuah hambatan standar yang diketahui nilainya. Pada bangku jembatan
Wheatstone digunakan sebagai media yang nantinya akan dihitung nilai
hambatannya. Galvanometer digunakan untuk menghitung nilai arus yang mengalir
dengan menggunakan metode arus nol. Sumber tegangan arus searah berfungsi
sebagai sumber dalam memberikan tegangan yang akan dihubungkan dengan
peralatan percobaan. Kabel – kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan
sumber tegangan dan juga peralatan dalam percobaan. Dan juga ada beberapa buah
hambatan yang akan ditentukan nilainya serta hambatan standar yang telah
diketahui nilainya.
Sebelum dilakukan percobaan alat – alat yang akan digunakan dalam
percobaan dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk
mengurangi atau memperkecil nilai ralat yang akan dihasilkan. Pada pemasangan
galvanometer dengan polaritas dilakukan secara paralel. Selain itu titik L 1 pada
bangku jembatan Wheatstone dipasang pada kutub negatif, sedangkan titik L2
bangku jembatan Wheatstone dipasang pada kutub positif. Dalam melakukan
pengukuran hambatan dilakukan secara berulang sebanyak tiga kali. Pengulangan
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan variasi data.

3.4.2 Analisa Hasil


Pada percobaan kali ini, dari perhitungan yang telah dilakukan dihasilkan
yaitu pada polaritas A dihasilkan nilai hambatan diantaranya adalah 0,8903;
1,1778; dan 1,9256. Sedangkan pada polaritas B dihasilkan nilai hambatan
diantaranya adalah 0,9594; 1,3243; dan 1,9325. Nilai hambatan yang dihasilkan
oleh setiap polaritas memiliki nilai yang berbeda. dari hasil perhitungan juga
didapatkan nilai Kr nya, nilai Kr terbesar adalah pada percobaan mencari hambatan
kedua oleh polaritas A yakni sebesar 13,6726%. Sedangkan nilai Kr terkecil
adalah pada percobaan mencari hambatan pertama oleh polaritas B yakni sebesar
3,1326%. Selain itu, perhitungan juga dilakukan dengan menggunakan metode
grafik didapatkan hambatan pada polaritas A diantaranya 1,0; 1,5; dan 3,1.
Sedangkan hambatan pada polaritas B diantaranya adalah 1,3; 2,6; dan 3,1. Dengan
nilai Kr pada perhitungan grafik, yang paling besar adalah pada percobaan mencari
hambatan ketiga oleh polaritas A dan B yakni sebesar 87,5% dan yang paling kecil
adalah pada percobaan mencari hambatan kedua oleh polaritas A yakni sebesar
50%. Besar kecilnya nilai Kr yang diperoleh dipengaruhi oleh faktor internal
maupun eksternalnya.
Perbandingan yang dimiliki antara polaritas A dengan polaritas B adalah sama
– sama digunakan untuk membantu menentukan hambatan dengan metode arus nol
dan jembatan Wheatstone. Dimana pada pemasangan antara polaritas A dan juga B
menggunakan rangkaian yang disusun secara seri.
Jembatan Wheatstone merupakan teori yang pertama kali dikembangkan oleh
Charles Wheatstone yang memiliki fungsi untuk mengukur nilai resistansi yang
tidak diketahui dan juga sebagai instrumen yang berfungsi untuk kalibrasi alat
– alat
pengukuran, voltmeter, amperemeter, dan lain sebagainya dengan menggunakan
metode kawat geser resesif yang panjang. Teori jembatan Wheatstone juga dapat
digunakan untuk mengukur dengan kisaran nilai resistansi yang sangat rendah
mencapai mili ohm. Serta jembatan Wheatstone umumnya digunakan untuk
meghubungkan berbagai jenis transduser dan sensor dengan rangkaian penguat.
Pada percobaan kali ini digunakan alat percobaan salah satunya adalah
galvanometer. Galvanometer umumnya memiliki fungsi dalam menghitung
besarnya arus dari suatu rangkaian. Galvanometer memiliki kesamaan fungsi
dengan multimeter dan juga percobaan kali ini tetap bisa dilakukan apabila
dilakukan penggantian alat yakni galvanometer menjadi multimeter. Perbedaannnya
adalah pada saat pengapliksiannya apabila galvanometer percobaan dilakukan
dengan menggunakan rangkaian paralel, sedangkan multimeter percobaan
dilakukan dengan dengan menggunakan rangkaian seri.
Galvanometer merupakan komponen alat yang terdiri atas gulungan kawat
dengan penunjuk tergantung pada medan magnet pemanen. Arus yang mengalir
pada galvanometer melalui loop kawat pada medan magnet permanen. Sedangkan
prinsip kerja yang dimiliki galvanometer adalah pada prosesnya pegas torsi kecil
akan menarik koil dan membuat penunjuk pada posisi nol. Lalu arus searah
mengalir melalui koil, koil tersebut akan menghasilkan sebuah medan magnet.
Medan magnet inilah yang bekerja melawan medan magnet permanen. Koil lalu
berputar, mendorong pegas dan menggerakkan penunjuk di galvanometer. Sehingga
secara sederhana, semakin besar arus searah yang mengalir melalui koil, maka akan
terlihat semakin tinggi arus listriknya.
Dalam pengamalan teori jembatan Wheatstone dalam kehidupan contohnya
digunakan sebagai alat pendeteksi level volume susu cair kotak kemasan karton
terlaminasi untuk rak lemari pendingin. Pada pengamalannya alat pendeteksi
tersebut menggunakan teori jembatan Wheatstone dengan bantuan alat yakni sensor
Force Resistive Resistor (FSR) yang terkonfigurasi di dalam sebuah rangkaian
jembatan Wheatstone.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam mencari hambatan dalam
menggunakan metode arus nol adalah apabila jarum penunjuk galvanometer menunjuk
angka nol maka hambatan akan dapat ditentukan. Dan semakin tinggi nilai arus searah
yang mengalir maka nilai arusnya juga akan semakin tinggi. Sedangkan apabila mencari
hambatan dengan metode jembatan Wheatstone, maka dapat dilakukan dengan bantuan
alat ukur yakni galvanometer. Dimana dalam pengaplikasian galvanometer rangkaian
disusun secara seri.

4.2 Saran
Dengan adanya percobaan kali ini, diharapkan praktikan bisa mengoperasikan alat
secara maksimum agar didapatkan pemahaman mengenai fungsi dan cara
mengoperasikan alat secara tepat. Selain itu diharapkan juga praktikan nantinya akan
lebih memahami metode yang akan digunakan sehingga menghasilkan hasil yang akurat.
Dan sebelum dilakukan percobaan diharapkan praktikan dapat dipahaminya penggunaan
alat ukur yang akan digunakan, konsep jembatan Whetstone dan metode arus nol, serta
teliti dalam pembacaan alat pengukuran, dan juga perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Setiyo, Muji. 2017. Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang : UNIMMA Press.

Giancoli, Douglas. 2015. Physics Principles with Applications Global Edition. United States
of America : Pearson Education Limited.

Stefanescu, Mihai. 2020. Handbook of Force Transducer Characteristic and Applications.


Romania : Springer International Publishing.

Giancoli, Douglas. 2014. Physics Principles with Applications Seventh Edition. United States
of America : Pearson Education Limited.

Simandjuntak, Rizky. 2017. “Alat Pendeteksi Level Volume Susu Cair Kotak Kemasan
Karton Terlaminasi untuk Rak Lemari Pendingin”. Jurnal Teknik Elektro.
Universitas Kristen Petra : Surabaya.
LAMPIRAN

1. Tugas Pendahuluan
a. Turunkan persamaan (1) dan (3)!
𝑅2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑆
𝑅1
𝐿
𝜌
𝐴
𝑅𝑥 = 𝑅
𝐿
�𝐴
𝐿2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑆
𝐼1

b. Apa yang dimaksud dengan kawat homogen


Kawat homogen adalah kawat yang bisa digunakan untuk jembatan Wheatstone yang
memiliki bahan atau material yang sesuai. Karena penggunaan bahan yang sama
disetiap kawat maka pada Wheatstone dapat digantikan dengan kawat ini.

c. Berikan contoh beberapa kegunaan dari prinsip jembatan Wheatstone


Pada dasarnya jembatan wheatstone memiliki fungsi untuk mengukur nilai resistansi
yang tidak diketahui dan juga sebagai instrumen yang digunakan untuk kalibrasi alat
– alat pengukuran, voltmeter, ammeter, dan lain sebagainya dengan menggunakan
metode kawat geser resesif yang panjang. Contohnya adalah pada penggunaan sensor
resistif.
2. Foto Rangkaian
3. Data Hasil Percobaan
4. Sitasi

(Setiyo, 2017)

(Giancoli, 2015)
(Stefanescu, 2020)

(Giancoli, 2014)

Anda mungkin juga menyukai