(Jembatan Wheatstone)
(PERCOBAAN-LM2)
NIM 215090801111028
Kelompok 8
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
(Jembatan Wheatstone)
NIM 215090801111028
Fak/Jurusan : MIPA /
Fisika Kelompok 8
Catatan :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar dijelaskannya dasar diukurnya hambatan
listrik dengan metode arus nol dan juga agar dapat ditentukannya nilai suatu hambatan
listrik dengan digunakannya metode jembatan Wheatstone.
Persamaan tersebut dapat didefinisikan juga sebagai hasil resistansi harus melawan arus
yang sama dan menyesuaikannya dengan pengukuran jembatan Wheatstone. Jika 𝑅1 =
𝑅2 = 𝑅3 = 𝑅4 = 𝑅 bervariasi maka nilai resistansinya adalah memiliki nilai yang lebih
rendah daripada umumnya. Jembatan Wheatstone dibentuk dengan menggunakan empat
pengukuran regangan. Jembatan Wheatstone juga memiliki dua terminal yaitu output
yang terdiri dari power supply dan pada input terdiri dari sinyal pengukur (Stefanescu,
2020).
Dalam melakukan pengukuran jembatan Wheatstone menggunakan alat yaitu
galvanometer. Galvanometer merupakan komponen alat yang terdiri atas gulungan kawat
dengan penunjuk tergantung pada medan magnet permanen. Ketika arus mengalir pada
kawat maka nilai torsi yang diberikan adalah sebanding dengan sudut yang dilaluinya
(hukum Hooke). Penunjuk pada galvanometer memiliki nilai yang berbanding lurus
dengan arus yang mengalir, dan juga pada sudut yang terbentuk (Giancoli, 2014).
BAB II
METODOLOGI
Jika rangkaian sudah benar, maka dapat dihubungkan dengan sumber tegangan.
nol oleh jarum galvanometer. Apabila kontak sudah sampai di ujung kawat sedangkan jarum belum ditunjukkan angka nol, m
Dengan Rx yang masih sama maka langkah (3 – 5) diulangi dengan nilai Rs diubah beberapa kali.
3.1.2.
Rx2
Polaritas A Polaritas B
No. Rs (kΩ)
L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm)
3.1.3.
Rx3
Polaritas A Polaritas B
No. Rs (kΩ)
L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm)
Polaritas A
a. 𝐿2 0,715
= × = 0,47 × = 1,1791
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,285
b. 𝐿2 0,485
= × = 1,0 × = 0,9417
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,515
c. 𝐿2 0,386
= × = 1,5 × = 0,9429
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,614
d. 𝐿2 0,318
= × = 2,0 × = 0,9325
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,682
e. 𝐿2 0,234
= × = 3,2 × = 0,9775
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,766
∑ 𝑅𝑥 1,1791+0,9417+0,9429+0,9325+0,9775
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 0,9948
Polaritas B
a. 𝐿1 0,688
= × = 0,47 × = 1,0364
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,312
b. 𝐿1 0,498
= × = 1,0 × = 0,9920
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,502
c. 𝐿1 0,395
= × = 1,5 × = 0,9793
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,605
d. 𝐿1 0,332
= × = 2,0 × = 0,9940
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,668
e. 𝐿1 0,229
= × = 3,2 × = 0,9504
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,771
∑ 𝑅𝑥 1,0364+0,9920+0,9793+0,9940+0,9504
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 0,9904
𝛿𝑅
∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅|2 0,0021+(2,5043E−06)+0,0001+(1,2692E−05)+0,0016
𝑥 =√ 𝑛−1
=√ 5−1
= 0,0310
𝛿𝑅𝑥 0,0310
𝐾𝑟 𝑅 = × 100% = × 100% = 3,1326%
𝑥 ̅𝑅̅𝑥 0,9904
3.2.2.
Rx2
Polaritas A Polaritas B
No.
Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐 Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐
1. 1,5300 0,0275 1,5735 0,0144
2. 1,3866 0,0005 1,5000 0,0022
3. 1,4297 0,0043 1,4703 0,0003
4. 1,0441 0,1025 1,4904 0,0014
5. 1,4309 0,0044 1,2332 0,0485
Polaritas A
a. 𝐿2 0,765
= × = 0,47 × = 1,5300
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,235
b. 𝐿2 0,581
= × = 1,0 × = 1,3866
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,419
c. 𝐿2 0,488
= × = 1,5 × = 1,4297
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,512
d. 𝐿2 0,343
= × = 2,0 × = 1,0441
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,657
e. 𝐿2 0,309
= × = 3,2 × = 1,4309
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,691
∑ 𝑅𝑥 1,5300+1,3866+1,4297+1,0441+1,4309
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 1,3643
𝛿𝑅𝑥 0,1865
𝐾𝑟 𝑅𝑥 = × 100% = × 100% = 13,6726%
𝑅̅ � 1,3643
𝑅𝑥 = 𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 1,3643 ± 0,1865 = 1,1778
Polaritas B
a. 𝐿1 0,77
= × = 0,47 × = 1,5735
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,23
b. 𝐿1 0,60
= × = 1,0 × = 1,5000
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,40
c. ×
𝐿1
= 1,5 ×
0,495
= 1,4703
=
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,505
d. 𝐿1 0,427
= × = 2,0 × = 1,4904
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,573
e. 𝐿1 0,306
= × = 3,2 × = 1,2332
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,794
∑ 𝑅𝑥 1,5735+1,5000+1,4703+1,4904+1,2332
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 1,4535
3.2.3.
Rx3
Polaritas A Polaritas B
No.
Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐 Rx |𝐑 𝐱 − ̅𝑹̅𝒙̅|𝟐
1. 2,1267 0,0148 2,1124 0,0108
2. 2,0211 0,0003 2,0303 0,0005
3. 1,9965 7,0205E-05 1,9803 0,0008
4. 1,9682 0,0013 2,0160 5,652E-05
5. 1,9118 0,0087 1,9037 0,0109
Polaritas A
a. 𝐿2 0,819
= × = 0,47 × = 2,1267
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,181
b. 𝐿2 0,669
= × = 1,0 × = 2,0211
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,331
c. 𝐿2 0,571
= × = 1,5 × = 1,9905
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,429
d. 𝐿2 0,496
= × = 2,0 × = 1,9682
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,504
e. 𝐿2 0,374
= × = 3,2 × = 1,9118
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿1 0,626
∑ 𝑅𝑥 2,1267+2,0211+1,9905+1,9682+1,9118
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 2,0049
𝛿𝑅
∑|𝑅𝑥 −̅𝑅̅𝑥̅| 2 0,0148+0,0003+(7,0205E−05)+0,0013+0,0087
=√ 𝑥 =√𝑛−1 5−1
= 0,0793
𝛿𝑅𝑥 0,0793
𝐾𝑟 𝑅𝑥 = × 100% = × 100% = 3,9568%
𝑅̅ � 2,0049
𝑅𝑥 = ̅𝑅̅𝑥̅ ± 𝛿𝑅𝑥 = 2,0049 ± 0,0793 = 1,9256
Polaritas B
a. 𝐿1 0,818
= × = 0,47 × = 2,1124
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,182
b. 𝐿1 0,670
= × = 1,0 × = 2,0303
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,330
c. 𝐿1 0,569
= × = 1,5 × = 1,9803
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,431
d. 𝐿1 0,502
= × = 2,0 × = 2,0160
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,498
e. 𝐿1 0,373
= × = 3,2 × = 1,9037
𝑅
𝑥 𝑠 𝐿2 0,627
∑ 𝑅𝑥 2,1124+2,0303+1,9803+2,0160+1,9037
𝑅𝑥̅ = 𝑛
= 5
= 2,0085
3.3. Grafik
3.3.1 Polaritas A
3.3.1.1
Rx1
𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 2,5
1,0 0,9
0,7 0,6
0,5 0,5
0,3 0,3
𝑦2−𝑦1 2,0−1,0
𝑅𝒙= = = 1,0
𝑥2−𝑥1 1,8−0,8
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,6−2,4
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 64,3%
2𝑦̅ 2∙1,4
3.3.1.2
Rx2
𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 3,2
1,0 1,4
0,7 0,9
0,5 0,5
0,3 0,4
𝑦2−𝑦1 2,6−1,4
𝑅𝒙= = = 1,5
𝑥2−𝑥1 1,6−0,8
𝑦𝑏−𝑦𝑎 1,0−3,0
𝐾𝑟 = × 100% = = 50%
2𝑦̅ 2∙2,0
3.3.1.3
Rx3
𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 4,5
1,0 2,0
0,7 1,3
0,5 1,0
0,3 0,6
𝑦2−𝑦1 3,5−1,0
𝑅𝒙= = = 3,1
𝑥2−𝑥1 1,2−0,4
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,5−4,0
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 87,5%
2𝑦̅ 2∙2,0
3.3.2 Polaritas
B
3.3.2.1
Rx1
𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 2,2
1,0 1,0
0,7 0,6
0,5 0,5
0,3 0,3
𝑦2−𝑦1 1,8−1,0
𝑅𝒙= = = 1,3
𝑥2−𝑥1 1,4−0,8
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,6−2,2
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 57,1%
2𝑦̅ 2∙1,4
3.3.2.2
Rx2
𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 3,3
1,0 1,5
0,7 1,0
0,5 0,7
0,3 0,4
𝑦2−𝑦1 2,4−0,6
𝑅𝒙= = = 2,6
𝑥2−𝑥1 1,9−1,2
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,6−3,0
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 66,7%
2𝑦̅ 2∙1,8
3.3.2.3
Rx3
𝟏/𝐑𝐬 𝐋𝟐/𝐋𝟏
2,1 4,5
1,0 2,0
0,7 1,3
0,5 1,0
0,3 0,6
𝑦2−𝑦1 3,5−1,0
𝑅𝒙= = = 3,1
𝑥2−𝑥1 1,2−0,4
𝑦𝑏−𝑦𝑎 0,5−4,0
𝐾𝑟 = × 100% = × 100% = 87,5%
2𝑦̅ 2∙2,0
3.4. Pembahasan
3.4.1 Analisa Prosedur
Dalam percobaan kali ini, alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah
bangku jembatan Wheatstone, sebuah galvanometer, sumber tegangan arus searah,
kabel – kabel penghubung, beberapa buah hambatan yang akan ditentukan nilainya,
serta sebuah hambatan standar yang diketahui nilainya. Pada bangku jembatan
Wheatstone digunakan sebagai media yang nantinya akan dihitung nilai
hambatannya. Galvanometer digunakan untuk menghitung nilai arus yang mengalir
dengan menggunakan metode arus nol. Sumber tegangan arus searah berfungsi
sebagai sumber dalam memberikan tegangan yang akan dihubungkan dengan
peralatan percobaan. Kabel – kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan
sumber tegangan dan juga peralatan dalam percobaan. Dan juga ada beberapa buah
hambatan yang akan ditentukan nilainya serta hambatan standar yang telah
diketahui nilainya.
Sebelum dilakukan percobaan alat – alat yang akan digunakan dalam
percobaan dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk
mengurangi atau memperkecil nilai ralat yang akan dihasilkan. Pada pemasangan
galvanometer dengan polaritas dilakukan secara paralel. Selain itu titik L 1 pada
bangku jembatan Wheatstone dipasang pada kutub negatif, sedangkan titik L2
bangku jembatan Wheatstone dipasang pada kutub positif. Dalam melakukan
pengukuran hambatan dilakukan secara berulang sebanyak tiga kali. Pengulangan
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan variasi data.
4.1 Kesimpulan
Dalam percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam mencari hambatan dalam
menggunakan metode arus nol adalah apabila jarum penunjuk galvanometer menunjuk
angka nol maka hambatan akan dapat ditentukan. Dan semakin tinggi nilai arus searah
yang mengalir maka nilai arusnya juga akan semakin tinggi. Sedangkan apabila mencari
hambatan dengan metode jembatan Wheatstone, maka dapat dilakukan dengan bantuan
alat ukur yakni galvanometer. Dimana dalam pengaplikasian galvanometer rangkaian
disusun secara seri.
4.2 Saran
Dengan adanya percobaan kali ini, diharapkan praktikan bisa mengoperasikan alat
secara maksimum agar didapatkan pemahaman mengenai fungsi dan cara
mengoperasikan alat secara tepat. Selain itu diharapkan juga praktikan nantinya akan
lebih memahami metode yang akan digunakan sehingga menghasilkan hasil yang akurat.
Dan sebelum dilakukan percobaan diharapkan praktikan dapat dipahaminya penggunaan
alat ukur yang akan digunakan, konsep jembatan Whetstone dan metode arus nol, serta
teliti dalam pembacaan alat pengukuran, dan juga perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiyo, Muji. 2017. Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang : UNIMMA Press.
Giancoli, Douglas. 2015. Physics Principles with Applications Global Edition. United States
of America : Pearson Education Limited.
Giancoli, Douglas. 2014. Physics Principles with Applications Seventh Edition. United States
of America : Pearson Education Limited.
Simandjuntak, Rizky. 2017. “Alat Pendeteksi Level Volume Susu Cair Kotak Kemasan
Karton Terlaminasi untuk Rak Lemari Pendingin”. Jurnal Teknik Elektro.
Universitas Kristen Petra : Surabaya.
LAMPIRAN
1. Tugas Pendahuluan
a. Turunkan persamaan (1) dan (3)!
𝑅2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑆
𝑅1
𝐿
𝜌
𝐴
𝑅𝑥 = 𝑅
𝐿
�𝐴
𝐿2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑆
𝐼1
(Setiyo, 2017)
(Giancoli, 2015)
(Stefanescu, 2020)
(Giancoli, 2014)