Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM OHM

Queena Fatima Azzahra

F2401201095

ST05.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr. Erus Rustami, M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2021
A. Tujuan Praktikum
Praktikum bertujuan untuk dapat menjelaskan cara pengukuran arus dan
tegangan secara bersamaan serta menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan
pengukuran arus dan tegangan secara bersamaan.

B. Teori Singkat
Muatan listrik dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain karena
adanya perbedaan potensial. Tempat yang berpotensial tinggi akan melepaskan
muatan ke tempat berpotensial rendah. Jika muatan listrik ini diukur per satuan
waktu, maka disebut arus listrik. Besar arus listrik sebanding dengan beda
potensial dan dapat ditulis sebagai:
1
𝐼 = 𝑅 𝑉 … (1)

dengan I arus listrik, V beda potensial, dan R adalah hambatan listrik antara dua
titik. R berperan mengahambat mengalirnya muatan listrik. Semakin besar nilai R
maka arus listrik akan sulit mengalir dan arus listrik menjadi makin kecil
(Abdullah 2017). Hukum Ohm menyatakan hubungan antara tegangan listrik atau
beda potensial (V) dengan arus listrik (I) yang berbunyi bahwa beda potensial
akibat suatu beban berbanding lurus dengan arus listrik (Muallifah 2009).
Sehingga dapat dipahami hukum ohm ini tidak ada hubungannya dengan nilai
hambatan dan hambatan bernilai tetap.
𝑉 = 𝐼𝑅 ; 𝑅 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛… (2)
Namun, tidak semua material mengikuti hukum Ohm. Material yang mengikuti
hukum ohm disebut material ohmik, sedangkan yang tidak disebut material
nonohmnik. Pada material nonohmic, nilai hambatan tidak tetap atau berubah-
ubah. Berikut gambar perbandingan kurva V terhadap I untuk material ohmik dan
nonohmik:

Gambar 1. Kurva V terhadap I pada material ohmik dan nonohmik


Besaran V dan I juga memiliki nilai dan karakteristik yang berbeda tergantung
pada bentuk rangkaiannya. Rosman et al. 2019 mengatakan bahwa angkaian
listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup. Umumnya, terdapat dua bentuk rangkaian listrik, yakni
rangkaian seri dan parallel. Rangkaian seri disusun secara seri atau sejajar. Pada
bentuk rangkaian ini berlaku:

Gambar 2. Hambatan yang disusun secara seri

𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 … (3)
𝐼 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 … (4)
𝑉 = 𝑉𝑎𝑏 + 𝑉𝑏𝑐 + 𝑉𝑐𝑑 … (5)

Sedangkan, rangkaian pararel disusun secara berderet (pararel) dan memiliki


lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Pada rangkaian pararel
berlaku:

Gambar 3. Hambatan yang disusun secara pararel

1 1 1 1
= 𝑅 + 𝑅 + 𝑅 … (6)
𝑅 1 2 3

𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 … (7)
𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 … (8)

Seberapa besar arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian dapat
diukur oleh garvanometer atau amperemeter. Jika ingin mengukur arus yang
melalui resistor Rx maka amperemeter dipasang secara seri dengan resistor Rx
seperti pada Gambar 4.a. Amperemeter memiliki hambatan rA sehinigga
pemasangan secara seri menyebabkan nilai hambatan totalnya bertambah
menjadi:
𝑅𝑠 = 𝑅𝑥 + 𝑟𝐴 … (9)
Amperemeter dikatakan baik jika memiliki hambatan dalam yang kecil 𝑟𝐴 ≪ 𝑅𝑥
sehingga 𝑅𝑠 ≈ 𝑅𝑥 .
Suatu beda potensial antara dua titik atau tegangan dalam rangkaian dapat
diukur dengan alat bernama voltmeter. Jika ingin mengukur tegangan listrik pada
resistor Rx maka voltmeter tersebut dipasang secara paralel dengan resistor Rx
seperti pada Gambar 4.b. Sama seperti amperemeter, voltmeter juga memiliki
hambatan dalam rV sehingga pemasangan secara paralel tersebut menyebabkan
nilai hambatan sistem berkurang menjadi:
𝑅 ×𝑟
𝑅𝑝 = 𝑅𝑥 +𝑟𝑉 … (10)
𝑥 𝑉

Syarat voltmeter yang baik adalah hambatan dalamnya besar, 𝑟𝑉 ≫ 𝑅𝑥 sehingga


𝑅𝑝 ≈ 𝑅𝑥 .

Gambar 4. Cara pemasangan amperemeter dan voltmeter untuk mengukur arus


dan tegangan pada suatu resistor
C. Data
Tabel 1. Pengukuran resistor pada satuan Ohm (Rx1)
Pengukuran pada Rx1
Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)

0,417 1 0,417 0,92


0,5 1,2 0,5 1,1
0,583 1,4 0,583 1,28
0,667 1,6 0,667 1,47
0,75 1,8 0,75 1,64
0,834 1,99 0,834 1,84
0,917 2,21 0,917 2,02
1 2,41 1 2,2
1,08 2,6 1,08 2,39
1,17 2,8 1,17 2,57
1,25 2,99 1,25 2,74

Tabel 2 Pengukuran resistor pada puluhan Ohm (Rx2)


Pengukuran pada Rx2
Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)

0,0178 1 0,0179 1
0,0214 1,2 0,0215 1,2
0,0249 1,4 0,0251 1,4
0,0285 1,59 0,0286 1,59
0,032 1,8 0,0322 1,8
0,0356 2 0,0358 1,99
0,0391 2,2 0,0394 2,2
0,0427 2,4 0,0429 2,4
0,0463 2,59 0,0465 2,6
0,0498 2,79 0,0501 2,78
0,0534 3 0,0537 3

Tabel 3 Pengukuran resistor pada ratusan Ohm (Rx3)


Pengukuran pada Rx3
Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)

0,0011 1 0,0012 1
0,00132 1,2 0,00144 1,2
0,00154 1,4 0,00168 1,4
0,00176 1,6 0,00192 1,6
0,00198 1,79 0,00216 1,79
0,0022 1,99 0,0024 1,99
0,00242 2,19 0,00264 2,2
0,00264 2,4 0,00288 2,4
0,00286 2,61 0,00312 2,6
0,00308 2,79 0,00336 2,8
0,0033 3 0,0036 3,01

D. Pengolahan Data
1. Grafik Hubungan antara Tegangan (V) dan Arus (I) pada:
a. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx1

Hubungan V dengan I
3,5
y = 2,3971x + 0,0021
3
R² = 0,9999
2,5
V (tegangan)

1,5

0,5

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
I (arus)

Gambar 5. Grafik hubungan V dengan I rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx1

b. Rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx1


Hubungan V dengan I
3
y = 2,1976x + 0,0021
2,5 R² = 0,9999

2
V (tegangan)

1,5

0,5

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Arus (I)

Gambar 6. Grafik hubungan V dengan I rangkaian b (pararel) pada pengukuran Rx1

c. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx2

Hubungan V dengan I
3,5
y = 56,094x + 0,0008
3
R² = 0,9999
2,5
V (tegangan)

1,5

0,5

0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
I (arus)

Gambar 6. Grafik hubungan V dengan I rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx2

d. Rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx2


Hubungan V dengan I
3,5
y = 55,77x + 0,0003
3
R² = 0,9999
2,5
V (tegangan)

1,5

0,5

0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
I (arus)

Gambar 7. Grafik hubungan V dengan I rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx2

e. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx3

Hubungan V dengan I
3,5
y = 908,68x - 0,0018
3
R² = 0,9999
2,5
V (tengan)

1,5

0,5

0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035
I (arus)

Gambar 8. Grafik hubungan V dengan I rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx3

f. Rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx3


Hubungan V dengan I
3,5
y = 835,61x - 0,0064
3
R² = 0,9999
2,5
V (tegangan)

1,5

0,5

0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035 0,004
I (arus)

Gambar 9. Grafik hubungan V dengan I rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx3

2. Persamaan Garis Masing-Masing Grafik dengan Metode Kuadrat


Terkecil (Least Square)
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑎 = 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎
𝑏 = 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎

a. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx1

No. X Y X2 Y2 XY
1 0,417 1 0,173889 1 0,417
2 0,5 1,2 0,25 1,44 0,6
3 0,583 1,4 0,339889 1,96 0,8162
4 0,667 1,6 0,444889 2,56 1,0672
5 0,75 1,8 0,5625 3,24 1,35
6 0,834 1,99 0,695556 3,9601 1,65966
7 0,917 2,21 0,840889 4,8841 2,02657
8 1 2,41 1 5,8081 2,41
9 1,08 2,6 1,1664 6,76 2,808
10 1,17 2,8 1,3689 7,84 3,276
11 1,25 2,99 1,5625 8,9401 3,7375
Σ 9,168 22 8,405412 48,3924 20,16813
∑𝑋𝑌 ∙ 𝑁 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑌
𝑎=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(20,168 × 11) − (9,168 × 22) 20,153
𝑎= = = 2,397
(8,405 × 11) − (9,168)2 8,407

∑𝑋 2 ∙ ∑𝑌 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑋𝑌
𝑏=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(8,405 × 22) − (9,168 − 20,168) 0,018
𝑏= = = 0,002
(8,405 × 11) − (9,168)2 8,407

Persamaan garis: 𝑦 = 2,397𝑥 + 0,002 atau 𝑉 = 2,397𝐼 + 0,002

b. Rangkaian b (10arallel) pada pengukuran Rx1

No. X Y X2 Y2 XY
1 0,417 0,92 0,173889 0,8464 0,38364
2 0,5 1,1 0,25 1,21 0,55
3 0,583 1,28 0,339889 1,6384 0,74624
4 0,667 1,47 0,444889 2,1609 0,98049
5 0,75 1,64 0,5625 2,6896 1,23
6 0,834 1,84 0,695556 3,3856 1,53456
7 0,917 2,02 0,840889 4,0804 1,85234
8 1 2,2 1 4,84 2,2
9 1,08 2,39 1,1664 5,7121 2,5812
10 1,17 2,57 1,3689 6,6049 3,0069
11 1,25 2,74 1,5625 7,5076 3,425
Σ 9,168 20,17 8,405412 40,6759 18,49037

∑𝑋𝑌 ∙ 𝑁 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑌
𝑎=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(18,490 × 11) − (9,168 − 20,17) 18,476
𝑎= = = 2,198
(8,405 × 11) − (9,168)2 8,407

∑𝑋 2 ∙ ∑𝑌 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑋𝑌
𝑏=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(8,405 × 20,17) − (9,168 − 18,490) 0,017
𝑏= = = 0,002
(8,405 × 11) − (9,168)2 8,407

Persamaan garis: 𝑦 = 2,198𝑥 + 0,002 atau 𝑉 = 2,198𝐼 + 0,002


c. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx2

No. X Y X2 Y2 XY
1 0,0178 1 0,000317 1 0,0178
2 0,0214 1,2 0,000458 1,44 0,02568
3 0,0249 1,4 0,00062 1,96 0,03486
4 0,0285 1,59 0,000812 2,5281 0,045315
5 0,032 1,8 0,001024 3,24 0,0576
6 0,0356 2 0,001267 4 0,0712
7 0,0391 2,2 0,001529 4,84 0,08602
8 0,0427 2,4 0,001823 5,76 0,10248
9 0,0463 2,59 0,002144 6,7081 0,119917
10 0,0498 2,79 0,00248 7,7841 0,138942
11 0,0534 3 0,002852 9 0,1602
Σ 0,3915 21,97 0,015326 48,2603 0,860014

∑𝑋𝑌 ∙ 𝑁 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑌
𝑎=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(0,860 × 11) − (0,392 − 21,97) 0,859
𝑎= = = 56,0944
(0,015 × 11) − (0,392)2 0,015

∑𝑋 2 ∙ ∑𝑌 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑋𝑌
𝑏=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(0,015 × 21,97) − (0,391 − 0,860) 1,26 × 10−5
𝑏= = = 0,0008
(0,015 × 11) − (0,392)2 0,015
Persamaan garis: 𝑦 = 56,094𝑥 + 0,0008 atau 𝑉 = 56,094𝐼 + 0,0008

d. Rangkaian b (11arallel) pada pengukuran Rx2

No. X Y X2 Y2 XY
1 0,0179 1 0,00032 1 0,0179
2 0,0215 1,2 0,000462 1,44 0,0258
3 0,0251 1,4 0,00063 1,96 0,03514
4 0,0286 1,59 0,000818 2,5281 0,045474
5 0,0322 1,8 0,001037 3,24 0,05796
6 0,0358 1,99 0,001282 3,9601 0,071242
7 0,0394 2,2 0,001552 4,84 0,08668
8 0,0429 2,4 0,00184 5,76 0,10296
9 0,0465 2,6 0,002162 6,76 0,1209
10 0,0501 2,78 0,00251 7,7284 0,139278
11 0,0537 3 0,002884 9 0,1611
Σ 0,3937 21,96 0,015498 48,2166 0,864434

∑𝑋𝑌 ∙ 𝑁 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑌
𝑎=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(0,864 × 11) − (0,394 − 21,96) 0,863
𝑎= = = 55,7701
(0,015 × 11) − (0,393)2 0,015

∑𝑋 2 ∙ ∑𝑌 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑋𝑌
𝑏=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(0,015 × 21,96) − (0,394 − 0,864) 4,68 × 10−6
𝑏= = = 0,0003
(0,015 × 11) − (0,393)2 0,015
Persamaan garis; 𝑦 = 55,770𝑥 + 0,0003 atau 𝑉 = 55,770𝐼 + 0,0003

e. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx3

No. X Y X2 Y2 XY
1 0,0011 1 1,21E-06 1 0,0011
2 0,00132 1,2 1,74E-06 1,44 0,001584
3 0,00154 1,4 2,37E-06 1,96 0,002156
4 0,00176 1,6 3,1E-06 2,56 0,002816
5 0,00198 1,79 3,92E-06 3,2041 0,003544
6 0,0022 1,99 4,84E-06 3,9601 0,004378
7 0,00242 2,19 5,86E-06 4,7961 0,0053
8 0,00264 2,4 6,97E-06 5,76 0,006336
9 0,00286 2,61 8,18E-06 6,8121 0,007465
10 0,00308 2,79 9,49E-06 7,7841 0,008593
11 0,0033 3 1,09E-05 9 0,0099
Σ 0,0242 21,97 5,86E-05 48,2765 0,053172

∑𝑋𝑌 ∙ 𝑁 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑌
𝑎=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(0,053 × 11) − (0,024 − 21,97) 0,053
𝑎= −5 2
= = 908,678
(5,86 × 10 × 11) − (0,024) 5,86 × 10−5

∑𝑋 2 ∙ ∑𝑌 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑋𝑌
𝑏=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(5,86 × 10−5 × 21,97) − (0,024 − 0,053) −1,1 × 10−7
𝑏= = = −0,002
(5,86 × 10−5 × 11) − (0, ,024)2 5,86 × 10−5
Persamaan garis: 𝑦 = 908,678𝑥 − 0,002 atau 𝑉 = 908,678𝐼 − 0,002

f. Rangkaian b (13arallel) pada pengukuran Rx3

No X Y X2 Y2 XY
1 0,0012 1 1,44E-06 1 0,0012
2 0,00144 1,2 2,07E-06 1,44 0,001728
3 0,00168 1,4 2,82E-06 1,96 0,002352
4 0,00192 1,6 3,69E-06 2,56 0,003072
5 0,00216 1,79 4,67E-06 3,2041 0,003866
6 0,0024 1,99 5,76E-06 3,9601 0,004776
7 0,00264 2,2 6,97E-06 4,84 0,005808
8 0,00288 2,4 8,29E-06 5,76 0,006912
9 0,00312 2,6 9,73E-06 6,76 0,008112
10 0,00336 2,8 1,13E-05 7,84 0,009408
11 0,0036 3,01 1,3E-05 9,0601 0,010836
Σ 0,0264 21,99 6,97E-05 48,3843 0,05807

∑𝑋𝑌 ∙ 𝑁 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑌
𝑎=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(0,058 × 11) − (0,026 − 21,99) 0,058
𝑎= = = 835,606
(6,97 × 10−5 × 11) − (0,026)2 6,97 × 10−5

∑𝑋 2 ∙ ∑𝑌 − ∑𝑋 ∙ ∑𝑋𝑌
𝑏=
∑𝑋 2 ∙ 𝑁 − (∑𝑋)2
(6,97 × 10−5 × 21,99) − (0,026 − 0,058) −4,4 × 10−7
𝑏= = = −0,006
(6,97 × 10−5 × 11) − (0,026)2 6,97 × 10−5

Persamaan garis: 𝑦 = 835,606𝑥 − 0,006 atau 𝑉 = 835,606𝐼 − 0,006

3. Nilai Hambatan (Rx) dan Ketidakpastian Masing-Masing Rangkaian


a. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx1
Gambar 10. Perhitungan hambatan Rx1 rangkaian a pada excel

𝑅𝑥1𝑎 = 2,397 Ω
Δ𝑅𝑥1𝑎 = 0,009 Ω
(𝑅𝑥1𝑎 ± Δ𝑅𝑥1𝑎 ) = (2,397 ± 0,009) Ω

b. Rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx1

Gambar 11. Perhitungan hambatan Rx1 rangkaian b pada excel

𝑅𝑥1𝑏 = 2,198 Ω
Δ𝑅𝑥1𝑏 = 0,008 Ω
(𝑅𝑥1𝑏 ± Δ𝑅𝑥1𝑏 ) = (2,198 ± 0,008) Ω

c. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx2


Gambar 12. Perhitungan hambatan Rx2 rangkaian a pada excel
𝑅𝑥2𝑎 = 56,1 Ω
Δ𝑅𝑥2𝑎 = 0,1 Ω
(𝑅𝑥2𝑎 ± Δ𝑅𝑥2𝑎 ) = (56,1 ± 0,1) Ω

d. Rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx2

Gambar 13. Perhitungan hambatan Rx2 rangkaian b pada excel

𝑅𝑥2𝑏 = 55,8 Ω
Δ𝑅𝑥2𝑏 = 0,2 Ω
(𝑅𝑥2𝑏 ± Δ𝑅𝑥2𝑏 ) = (55,8 ± 0,2) Ω

e. Rangkaian a (seri) pada pengukuran Rx3


Gambar 14. Perhitungan hambatan Rx3 rangkaian a pada excel

𝑅𝑥3𝑎 = 909 Ω
Δ𝑅𝑥3𝑎 = 3 Ω
(𝑅𝑥3𝑎 ± Δ𝑅𝑥3𝑎 ) = (909 ± 3) Ω

f. Rangkaian b (paralel) pada pengukuran Rx3

Gambar 15. Perhitungan hambatan Rx3 rangkaian b pada excel

𝑅𝑥3𝑏 = 836 Ω
Δ𝑅𝑥3𝑏 = 2 Ω
(𝑅𝑥3𝑏 ± Δ𝑅𝑥3𝑏 ) = (836 ± 2) Ω
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, percobaan dilakukan pengukuran arus dan
tegangan listrik secara bersamaan menggunakan amperemeter dan voltmeter
dengan dua bentuk rangkaian listrik yang berbeda seperti pada gambar:

Gambar16. Bentuk rangkaian dalam mengukur arus dan tegangan pada suatu
resistor secara bersamaan

Kemudian, hambatan Rvar divariasikan sehingga tegangan di ujung-ujung


rangkaian dapat divariasikan. Terdapat tiga buah resistor Rx yang diukur yaitu Rx1
= 2,2 Ω, Rx2 = 56 Ω, Rx3 = 910 Ω. Akan didapatkan data besar arus dan tegangan
dari masing-masing rangkaian. Data-data tersebut kemudian diolah di excel
menggunakan metode linest dan least square serta dibuat grafik. Akan didapatkan
grafik V terhadap I berupa garis linear yang mana gradien garis tersebut
merupakan besar hambatan yang diukur Rx pada rangkaian.

Pada pengukuran terhadap Rx1, rangkaian a Rx1 memiliki besar hambatan


(2,397 ± 0,009) Ω dengan persamaan kurva 𝑉 = 2,397𝐼 + 0,002, sedangkan
rangkaian b Rx1 memiliki besar hambatan (2,198 ± 0,008) Ω dengan persamaan
𝑉 = 2,198𝐼 + 0,002. Pada pengukuran terhadap Rx2, pada rangkaian a Rx2
didapatkan hambatan (56,1 ± 0,1) Ω dengan persamaan 𝑉 = 56,094𝐼 + 0,0008,
sedangkan pada rangkaian b Rx2 diperoleh hambatan (55,8 ± 0,2) Ω dengan
persamaan 𝑉 = 55,770𝐼 + 0,0003. Terakhir, pada pengukuran terhadap Rx3,
didapatkan hambatan (909 ± 3) Ω dengan persamaan 𝑉 = 908,678𝐼 − 0,002
dari rangkaian a Rx3, sedangkan dari rangkaian b Rx3 diperoleh hambatan (836 ±
2) Ω dengan persamaan 𝑉 = 835,606𝐼 − 0,006.
Jika nilai Rx yang didapatkan dari perhitungan pada setiap rangkaian
dibandingkan dengan nilai Rx sebenarnya, sulit untuk menentukan rangkaian
mana yang lebih baik. Walaupun terdapat perbedaan nilai baik pada rangkaian a
maupun b, hal itu tidak begitu signifikan. Jika nilai hambatan yang akan kita ukur
itu relatif besar dibandingkan hambatan amperemeter (𝑟𝐴 ≪ 𝑅𝑥 ), maka rangkaian
a dapat mendapat hasil yang lebih akurat. Amperemeter pada rangkaian a dapat
mengukur arus secara akurat karena ditempatkan secara seri langsung dengan
hambatan Rx, tetapi voltmeter tidak mengukur teganagn secara akurat karena ikut
mengukur amperemeter. Jika nilai hambatan yang akan kita ukur itu relatif kecil
dibandingkan hambatan voltmeter (𝑟𝑉 ≫ 𝑅𝑥 ), rangkain b akan mendapat hasil
yang lebih baik. Pada rangkaian b, voltmeter dapat mengukur tegangan secara
akurat namun tidak dengan amperemeter karena amperemeter menghitung arus
yang melewati voltmeter juga bukan resistornya saja.

Hukum ohm banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu


contoh yang bisa dilihat adalah dalam perancangan alat listrik. Banyak perangkat,
seperti laptop atau ponsel membutuhkan sejumlah arus dan tegangan untuk
beroperasi. Hukum Ohm membantu untuk menentukan jumlah resistansi yang
dibutuhkan untuk membentuk arus tertentu dengan jumlah tegangan tertentu.

F. Simpulan
Arus listrik yang mengalir pada suatu benda listrik dapat diukur
menggunakan amperemeter dengan memasangnya secara seri. Tegangan juga
dapat diukur menggunakan voltmeter dengan memasang voltmeter secara pararel.
Pengukuran arus listrik dan tegangan secara bersamaan menggunakan
amperemeter dan voltmeter ini dapat menentukan besarnya hambatan yang diukur
dengan memvariasikan Rvar.

G. Daftar Pustaka
Abdullah M. 2017. Fisika Dasar II. Institut Teknologi Bandung
Maullifah F. 2009. Perancangan dan pembuatan alat ukur resistivitas tanah. Jurnal
Neutrino.1(2):179-197.
Rosman A, Risdayana, Yuliani E, Vovi. 2019. Karakteristik arus dan tegangan
pada rangkaian seri dan pararel dengan menggunakan resistor. Jurnal
Ilmiah d’Computare. 9(2):40-43.
Thoharianwardahphd. 2021. Beberapa contoh hukum ohm dalam kehidupan
sehari-hari [internet]. https://sainsmania.com/beberapa-contoh-hukum-
ohm-dalam-kehidupan-sehari-hari/ [diunduh 1 Mei 2021].

Anda mungkin juga menyukai