Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

HUKUM OHM

Hari/tanggal : Senin, 27 April 2020


Dosen PJP : Nur Aisyah Nuzulia MSi

Asisten Praktikum:
1. Nurul Fazira (G74170011)
2. Moch. Yazan Haikal
(G74170039)
Rekan Kerja :

1. Ayu Savitri (A14190010)


2. Wafi Aufar Amal (D14190081)

ANNISA DIAH LIKANDI


C34190065
Kelompok 12 / Kelas P02.1

LABORATORIUM FISIKA DASAR


DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2020
Tujuan

Praktikum ini bertujuan menentukan nilai hambatan listrik suatu resistor dengan
menggunakan Hukum Ohm, serta memilih metoda yang tepat untuk mengukur hambatan listrik
suatu resistor.

Dasar Teori

Hukum Ohm yang pertama kali dicetuskan oleh George Simon Ohm, menyatakan bahwa
beda potensial yang timbul di ujung-ujung suatu medium berbanding lurus dengan arus listrik yang
mengalir pada medium tersebut. Selain itu, beliau juga menyatakan bahwa tahanan listrik
berbanding lurus dengan panjang medium dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya.
Formulasi dari kedua pernyataan Ohm di atas, dapat dituliskan sebagai berikut ( Pratama et al.
2019 ) :

𝑉 ∞ 𝐼 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝐼 . 𝑅 (1)

𝐿 𝐿
𝑅∞ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 = 𝜌 (2)
𝐴 𝐴

Hambatan suatu penghantar sebanding dengan panjang penghantar dan berbanding terbalik dengan
luas penampangnya. (Arsela 2016).

𝐿
𝑅= 𝜌
𝐴

Keterangan :

R = hambatan Peghantar(Ω)

Ρ = hambatan Jenis (Ωm)

L = panjang Penghatar(m)

A = luas penampang penghantar (m2 ).

Hambatan atau resistor adalah komponen listrik yang dibuat sedemikian sehingga komponen ini
memiliki hambatan tertentu.

1. Hambatan seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri.
𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + ⋯ + 𝑉𝑛
2. Hambatan Paralel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel.
1 1 1 1 1
= + + +⋯+
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Data Percobaan

Pengukuran Pada Rx1


Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I(A) V(V) I(A) V(V)
0.417 1.00 0.417 0.92
0.500 1.20 0.500 1.10
0.583 1.40 0.583 1.28
0.667 1.60 0.667 1.47
0.750 1.80 0.750 1.64
0.834 1.99 0.834 1.84
0.917 2.21 0.917 2.02
1.000 2.41 1.000 2.20
1.080 2.60 1.080 2.39
1.170 2.80 1.170 2.57
1.250 2.99 1.250 2.74
Tabel 1. Percobaan 1

Pengukuran Pada Rx2


Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V(V) I (mA) V(V)
0,0178 1 0,0179 1
0,0214 1,2 0,0215 1,2
0,0249 1,4 0,0251 1,4
0,0285 1,59 0,0286 1,59
0,032 1,8 0,0322 1,8
0,0356 2 0,0358 1,99
0,0391 2,2 0,0394 2,2
0,0427 2,4 0,0429 2,4
0,0463 2,59 0,0465 2,6
0,0498 2,79 0,0501 2,78
0,0534 3 0,0537 3
Tabel 2. Percobaan 2

Pengukuran Pada Rx3


Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (mA) V(V) I (mA) V(V)
0,0011 1 0,0012 1
0,00132 1,2 0,00144 1,2
0,00154 1,4 0,00168 1,4
0,00176 1,6 0,00192 1,6
0,00198 1,79 0,00216 1,79
0,0022 1,99 0,0024 1,99
0,00242 2,19 0,00264 2,2
0,00264 2,4 0,00288 2,4
0,00286 2,61 0,00312 2,6
0,00308 2,79 0,00336 2,8
0,0033 3 0,0036 3,01
Tabel 3. Percobaan 3
Pengolahan Data

Kurva V terhadap I pada Rx1


3.5
3 y = 2.3971x + 0.0021
R² = 0.9999
2.5
Rx1 Rangkaian (a)
2
Rx1 Rangkaian (b)
1.5
Linear (Rx1 Rangkaian (a))
1 y = 2.1976x + 0.0021 Linear (Rx1 Rangkaian (b))
0.5 R² = 0.9999

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Grafik 1. Pengukuran V terhadap I pada Rx1

Kurva V terhadap I pada Rx2


3.5
3 y = 56.094x + 0.0008
R² = 0.9999
2.5
Rangkaian (a)
2
Rangkaian (b)
1.5
Linear (Rangkaian (a))
1 y = 55.77x + 0.0003 Linear (Rangkaian (b))
R² = 0.9999
0.5
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

Gambar 2 Kurva V terhadap I pada 𝑅𝑥2


Kurva V terhadap I pada Rx3
3.5
y = 908.68x - 0.0018
3
R² = 0.9999
2.5
Rangkaian (a)
2
Rangkaian (b)
1.5 Linear (Rangkaian (a))
1 y = 835.61x - 0.0064 Linear (Rangkaian (b))
R² = 0.9999
0.5

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004

Gambar 3 Kurva V terhadap I pada 𝑅𝑥3


R1 (a) R1 (b) R2 (a) R2 (b) R3 (a) R3 (b)
2,4 2,2 56,2 55,9 909,1 833,3
2,4 2,2 56,1 55,8 909,1 833,3
2,4 2,2 56,2 55,8 909,1 833,3
2,4 2,2 55,8 55,6 909,1 833,3
2,4 2,2 56,3 55,9 904,0 828,7
2,4 2,2 56,2 55,6 904,5 829,2
2,4 2,2 56,3 55,8 905,0 833,3
2,4 2,2 56,2 55,9 909,1 833,3
2,4 2,2 55,9 55,9 912,6 833,3
2,4 2,2 56,0 55,5 905,8 833,3
2,4 2,2 56,2 55,9 909,1 836,1
2,4 2,2 56,0 55,5 905,8 833,3
2,4 2,2 56,2 55,9 909,1 836,1
2,4 2,2 56,1 55,8 907,8 833,1
2,3 56 870
Tabel 4. Hasil perhitungan nilai hambatan listrik
Pembahasan

Praktikum ini membahas tentang hubungan antara tegangan, hambatan, dan arus listrik,

sesuai dengan bunyi hokum Ohm yang tertera pada dasar teori. Terdapat tiga kali percobaan dan

dua rangkaian pada masing – masing percobaan, yaitu rangkaian(a) dan rangkaian(b). Percobaan

pertama dihasilkan nilai hambatan 𝑅𝑥1 sebesar 2,3 Ω dengan ketidakpastian 0,03. Percobaan kedua

dihasilkan nilai hambatan 𝑅𝑥2 sebesar 56 Ω dengan ketidakpastian 0,07. Percobaan ketiga

dihasilkan nilai hambatan 𝑅𝑥3 sebesar 870Ω dengan ketidakpastian 11,3.

Nilai hambatan yang didapatkan pada percobaan pertama dan kedua sama dengan nilai

hambatan pada literature, hal ini membuktikan bahwa perhitungan sudah benar. Sedangkan pada

percobaan ketiga, nilai hambatan yang didapatkan berbeda dengan nilai hambatan pada literature,

hal ini dapat disebabkan kesalahan input data atau penulisan format pada excel yang tidak sesuai,

ketidaktelitian melihat data, dan human error lainnya.

Kesimpulan

Tegangan dan arus listrik memiliki hubungan yang dinyatakan secara sistematis dengan rumus

yang tertera pada dasar teori, yaitu arus listrik yang mengalir pada kawat penghantar berbanding

lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan pada kawat penghantar tersebut.

Semakin besar arus maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Hambatan yang dihasilkan

semakin kecil dan energi kalor yang diubah dari energi listrik semakin besar apabila kuat arus dan

tegangan besar.
Daftar Pustaka

Arsela N. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA N 2 Ujungbatu[skripsi]. Universitas

Pasir Pangaraian, Rokan Hulu.

Pratama IE, Muhtar IJ, Syamsuddin, Aswa S. 2019. Identifikasi batuan dasar daerah Pantai

Lumpue Kota Parepare menggunakan metode geolistrik konfigurasi wenner. Jurnal

Geocelebes. 3(1). 47-50.

Anda mungkin juga menyukai