Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM OHM

Kahfi Aulia Istiqmal

B04012010722

ST02.2

Dosen Penanggung Jawab

Pratikum

Erus Rustami, S,Si, M.Si

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2020
Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa sehingga


mampu menjelaskan cara pengukuran arus dan tegangan secara bersamaan serta
menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan pengukuran arus dan tegangan secara
bersamaan.

Teori Singkat

Hukum Ohm menyatakan, “Untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial ∆𝑉 antara dua titik dari konduktor dengan arus
listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan” (Alonso 1994), atau “Arus
yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut”(Tipler 2001). Hambatan listrik atau resistensi adalah
sebuah perbandingan antara tegangan listrik dengan arus listrik dari suatu komponen
elektronik (Yuliza et al. 2016). Hambatan listrik disimbolkan dengan huruf R yang
artinya Resistance dengan nilai satuan Ohm yang dinyatakan dengan simbol omega (Ω)
dalam susunan abjad latin. Listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan
mengalami hambatan yang berfungsi sebagai penghambat sekaligus pengatur nilai
besaran arus listrik yang mengalir atau resistansi. Besar hambatan di suatu kawat
penghantar sebanding dengan panjang kawat penghantar. Semakin panjang kawat
penghantar, akan semakin besar hambatannya. Setiap penghantar memiliki hambatan
yang bervariasi (Lubis et al. 2020). Hambatan diperoleh dari pengukuran nilai kuat arus
untuk berbagai macam tegangan. Untuk kebanyakan kawat-kawat logam, hambatan
listrik dipengaruhi suhu. Semakin besar suhu, semakin besar hambatan listriknya
(Susiani 2012). Hukum Ohm berbicara mengenai hubungan tegangan listrik (𝑉) dan
arus listrik (𝑉) (Saefullah et al. 2018). Hukum ohm merupakan salah satu hukum
dalam ilmu Fisika yang ditemukan pada 1827 oleh George Ohm. Hukum ohm bisa
𝑉
ditulis sebagai 𝑉 = (Wahyudi 2015). Amperemeter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur arus listrik yang dipasang pada rangkaian seri. Amperemeter yang baik
adalah amperemeter yang memiliki hambatan dalam kecil karena hambatan pada
rangkaian seri bersifat
menambahkan semua komponen yang terpasang pada rangkaian (Sembodo 2011).
Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik yang
dipasang pada rangkaian pararel.

Data

Tabel 1. Data pengukuran pada 𝑅𝑥1 (a)

No I (A) V (volt)
1. 0.417 1 R = 2.397 Ω
2. 0.5 1.2 ΔR = 0.009 Ω
3. 0.583 1.4 V = 0.002 v
4. 0.667 1.6 ΔV = 0.008 v
5. 0.75 1.8
6. 0.834 1.99
7. 0.917 2.21
8. 1 2.41
9. 1.08 2.6
10. 1.17 2.8
11. 1.25 2.99

Gambar 1. Data pengukuran pada 𝑅𝑥1 (a)


Tabel 2. Data pengukuran pada 𝑅𝑥1 (b)

No I (A) V (volt)
1. 0.417 0.92 R = 2.197 Ω
2. 0.5 1.1 ΔR = 0.008 Ω
3. 0.583 1.28 V = 0.002 v
4. 0.667 1.47 ΔV = 0.007 v
5. 0.75 1.64
6. 0.834 1.84
7. 0.917 2.02
8. 1 2.2
9. 1.08 2.39
10. 1.17 2.57
11. 1.25 2.74

Gambar 2. Data pengukuran pada 𝑅𝑥1 (b)


Tabel 3. Data pengukuran pada 𝑅𝑥2 (a)

No I (mA) V (volt)
1. 0.0178 1 R = 56.09 Ω
2. 0.0214 1.2 ΔR = 0.15 Ω
3. 0.0249 1.4 V = 0.0008 v
4. 0.0285 1.59 ΔV = 0.0054 v
5. 0.032 1.8
6. 0.0356 2
7. 0.0391 2.2
8. 0.0427 2.4
9. 0.0463 2.59
10. 0.0498 2.79
11. 0.0534 3

Gambar 3. Data pengukuran pada 𝑅𝑥2 (a)


Tabel 4. Data pengukuran pada 𝑅𝑥2 (b)

No I (mA) V (volt)
1. 0.0179 1 R = 55.77 Ω
2. 0.0215 1.2 ΔR = 0.18 Ω
3. 0.0251 1.4 V = 0.0003 v
4. 0.0286 1.59 ΔV = 0.0068 v
5. 0.0322 1.8
6. 0.0358 1.99
7. 0.0394 2.2
8. 0.0429 2.4
9. 0.0465 2.6
10. 0.0501 2.78
11. 0.0537 3

Gambar 4. Data pengukuran pada 𝑅𝑥2 (b)


Tabel 5. Data pengukuran pada 𝑅𝑥3 (a)

No i I (mA) V (volt)
1. 0.0011 1.1 1 R = 908.67 Ω
2. 0.00132 1.32 1.2 ΔR = 2.95 Ω
3. 0.00154 1.54 1.4 V = -0.0018 v
4. 0.00176 1.76 1.6 ΔV = 0.0068 v
5. 0.00198 1.98 1.79
6. 0.0022 2.2 1.99
7. 0.00242 2.42 2.19
8. 0.00264 2.64 2.4
9. 0.00286 2.86 2.61
10. 0.00308 3.08 2.79
11. 0.0033 3.3 3

Gambar 5. Data pengukuran pada 𝑅𝑥3 (a)


Tabel 6. Data pengukuran pada 𝑅𝑥3 (b)

No i I (mA) V (volt)
1. 0.0012 1.2 1 R = 835.61 Ω
2. 0.00144 1.44 1.2 ΔR = 2.13 Ω
3. 0.00168 1.68 1.4 V = -0.0064 v
4. 0.00192 1.92 1.6 ΔV = 0.0053 v
5. 0.00216 2.16 1.79
6. 0.0024 2.4 1.99
7. 0.00264 2.64 2.2
8. 0.00288 2.88 2.4
9. 0.00312 3.12 26
10. 0.00336 3.36 2.8
11. 0.0036 3.6 3.01

Gambar 6. Data pengukuran pada 𝑅𝑥3 (b)


Pengolahan Data

 Resistor 1 (𝑅𝑥1)
1. Rangkaian a
𝑅𝑥 = 2.2 Ω
(𝑟𝑠 𝑟𝑠) = (2.397 ± 0.009) Ω
 Pengukuran hambatan amperemeter 𝑟𝑎 (Ω)
𝑟𝑠 = 𝑅𝑋 + 𝑟𝑎
2.397 = 2.2 + 𝑟𝑎
𝑟𝑎 = 2.397 − 2.2
𝑟𝑎 = 0.197 Ω
Karena 𝑟𝑎 ≪ 𝑅𝑥, maka pengukuran hambatan akan lebih akurat
 Pengukuran hambatan rata-rata 𝑅̅(Ω)
Z𝑉 22
̅=
𝑉 = =2𝑉
𝑛 11
Z𝐼̅ 9.168
𝐼̅̅ = = = 0.83345 𝐴
𝑛 11
̅
𝑉 2
𝑅̅= = = 2.400 Ω
𝐼̅ 0.83345
Jadi, nilai hambatan rata-rata adalah (2.400 ± 0.009) Ω

2. Rangkaian b
𝑅𝑥 = 2.2 Ω
(𝑟𝑠 𝑟𝑠) = (2.197 ± 0.008) Ω
 Pengukuran hambatan amperemeter 𝑟𝑣 (Ω)
𝑟𝑣 × RX
𝑟𝑠 = 𝑟𝑣+ RX
𝑟𝑣 × 2.2
2.197 = 𝑟𝑣+ 2.2

2.197𝑟𝑣 + 4.8334 = 2.2𝑟𝑣


0.003𝑟𝑣 = 4.8334
𝑟𝑣 = 1611.13 Ω
Karena 𝑟𝑣 ≫ 𝑅𝑥 , maka pengukuran hambatan akan lebih akurat
 Pengukuran hambatan rata-rata 𝑅̅(Ω)
Z𝑉 22
̅=
𝑉 = =2𝑉
𝑛 11
Z𝐼̅ 9.168
𝐼̅̅ = = = 0.83345 𝐴
𝑛 11
̅
𝑉 2
𝑅̅= = = 2.400 Ω
𝐼̅ 0.83345
Jadi, nilai hambatan rata-rata adalah (2.200 ± 0.008) Ω

 Resistor 2 (𝑅𝑥1)
1. Rangkaian a
𝑅𝑥 = 56 Ω
(𝑟𝑠 𝑟𝑠) = (56.094 ± 0.146) Ω
 Pengukuran hambatan amperemeter 𝑟𝑎 (Ω)
𝑟𝑠 = 𝑅𝑋 + 𝑟𝑎
56.094 = 56 + 𝑟𝑎
𝑟𝑎 = 56.094 − 56
𝑟𝑎 = 0.094 Ω
Karena 𝑟𝑎 ≪ 𝑅𝑥, maka pengukuran hambatan akan lebih akurat
 Pengukuran hambatan rata-rata 𝑅̅(Ω)
Z𝑉 21.97
̅=
𝑉 = = 1.9973 𝑉
𝑛 11
Z𝐼̅ 0.3915
𝐼̅̅ = = = 0.03560 𝐴
𝑛 11
̅
̅ = 𝑉=
𝑅 = 56.118 Ω
1.997
3
𝐼̅ 0.03560
Jadi, nilai hambatan rata-rata adalah (56.118 ± 0.146) Ω

2. Rangkaian b
𝑅𝑥 = 56 Ω
(𝑟𝑠 𝑟𝑠) = (55.770 0.182) Ω
 Pengukuran hambatan voltmeter 𝑟𝑣 (Ω)
𝑟𝑣 × RX
𝑟𝑠 = 𝑟𝑣+ RX
55.770 = 𝑟𝑣 × 56

𝑟𝑣+ 56
55.770𝑟𝑣 + 3123.12 = 56𝑟𝑣
0.23𝑟𝑣 = 3123.12
𝑟𝑣 = 13578 Ω
Karena 𝑟𝑣 ≫ 𝑅𝑥 , maka pengukuran hambatan akan lebih akurat
Pengukuran hambatan rata-rata 𝑅̅(Ω)
Z𝑉 21.96
̅𝑉= = = 1.9963 𝑉
𝑛 11
Z𝐼̅ 0.3937
𝐼̅̅ = = = 0.03580 𝐴
𝑛 11
̅
̅ = 𝑉=
𝑅 = 55.778 Ω
1.996
3
𝐼̅ 0.03580
Jadi, nilai hambatan rata-rata adalah (55.778 ± 0.182) Ω

 Resistor 3 (𝑅𝑥1)
1. Rangkaian a
𝑅𝑥 = 910 Ω
(𝑟𝑠 𝑟𝑠) = (908.678 2.951) Ω
 Pengukuran hambatan amperemeter 𝑟𝑎 (Ω)
𝑟𝑠 = 𝑅𝑋 + 𝑟𝑎
908.678 = 910 + 𝑟𝑎
𝑟𝑎 = 908.678 − 910
𝑟𝑎 = -1.322 Ω
Karena 𝑟𝑎 ≪ 𝑅𝑥, maka pengukuran hambatan akan lebih akurat
 Pengukuran hambatan rata-rata 𝑅̅(Ω)
Z𝑉 21.97
̅=
𝑉 = = 1.9973 𝑉
𝑛 11
Z𝐼̅ 0.0242
𝐼̅̅ = = = 0.0022 𝐴
𝑛 11
𝑉̅ 1.9973
̅= =
𝑅 = 907.851 Ω
𝐼̅ 0.0022
Jadi, nilai hambatan rata-rata adalah (907.851 ± 2.951) Ω
2. Rangkaian b
𝑅𝑥 = 910 Ω
(𝑟𝑠 𝑟𝑠) = (835.606 ± 2.128) Ω
 Pengukuran hambatan voltmeter 𝑟𝑣 (Ω)
𝑟𝑣 × RX
𝑟𝑠 = 𝑟𝑣+ RX
𝑟𝑣 × 910
835.606 =
𝑟𝑣+ 910
835.606𝑟𝑣 + 760401.46 = 910𝑟𝑣
74.39𝑟𝑣 = 760401.46
𝑟𝑣 = 10221.3 Ω
Karena 𝑟𝑣 ≫ 𝑅𝑥 , maka pengukuran hambatan akan lebih akurat
 Pengukuran hambatan rata-rata 𝑅̅(Ω)
Z𝑉 21.99
̅𝑉= = = 1.9991 𝑉
𝑛 11
Z𝐼̅ 0.0264
𝐼̅̅ = = = 0.0024 𝐴
𝑛 11
𝑉̅ 1.9991
̅= =
𝑅 = 832.954 Ω
𝐼̅ 0.0024
Jadi, nilai hambatan rata-rata adalah (832.954 ± 2.128) Ω

Pembahasan

Menurut Durbin (2005) Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi
hukum Ohm apabila resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda
potensial yang dikenakan kepadanya. Semakin besar kuat arus listrik maka semakin
besar pula beda potensial listrik atau sebaliknya, semakin kecil kuat arus listrik maka
semakin kecil beda potensial listrik. Lebih baik hambatan rendah karena jika hambatan
rendah, maka kuat arus dalam rangkaian listrik semakin tinggi, tetapi beda halnya pada
suatu amperemeter dan voltmeter. Syarat amperemeter yang baik adalah hambatan
dalamnya kecil, 𝑟𝑎 ≪ 𝑅𝑥 sehingga 𝑅𝑠 ≈ 𝑅𝑥 , Sedangkan syarat voltmeter yang baik
adalah hambatan dalamnya besar, 𝑟𝑣 ≫ 𝑅𝑥 sehingga 𝑅𝑝 ≈ 𝑅𝑥.
Pada perhitungan hambatan dengan Ms. Excel menggunakan formula LINEST
antara tegangan terhadap kuat arus. Pada resistor pertama didapatkan nilai hambatan
pada rangkaian A sebesar 2.397 ± 0.009 Ω dan pada rangkaian B sebesar 2.197 ± 0.008
Ω. Pada resistor kedua nilai hambatan pada rangkaian A sebesar 56.094 ± 0.146 Ω dan
pada rangkaian B sebesar 55.770 ± 0.182 Ω. Pada resistor ketiga nilai hambatan yang
didapatkan dalam rangkaian A sebesar 908.678 ± 2.951 Ω dan pada rangkaian B sebesar
835.606 ± 2.128 Ω. Sedangkan pada perhitungan hambatan secara manual
menggunakan rata-rata tegangan terhadap kuat arus dengan rumus 𝑅 = 𝑉 . Pada resistor
𝐼̅
pertama didapatkan nilai hambatannya sebesar 2.400 ± 0.009 Ω dan pada rangkaian B
sebesar 2.200 ± 0.008 Ω. Pada resistor kedua didapatkan nilai hambatannya sebesar
56.118 ± 0.146 Ω dan pada rangkaian B sebesar 55.778 ± 0.182 Ω. Pada resistor ketiga
didapatkan nilai hambatannya sebesar 907.851 ± 2.951 Ω dan pada rangkaian B sebesar
832.954 ± 2.128 Ω.
Hambatan listrik didapatkan dari hasil bagi antara beda potensial dan kuat arus
listrik. Nilai hambatan listrik pada rangkaian (a) yang didapatkan dari kemiringan grafik
V terhadap I lebih akurat daripada rangkaian (b). Pada rangakaian (a), Amperemeter
disusun secara seri dengan resistor, sementara voltmeter dipasang paralel pada
rangkaian seri tersebut. Sedangkan pada rangkaian (b), Voltmeter dipasang secara
paralel denga resistor , sementara amperemeter dipasang seri pada rangkaian paralel
tersebut. Dari perlakuan tersebut, rangkaian (a) bernilai akurat karena nilai hambatan

yang diukur relatif besar dibandingkan dengan hambatan sebenarnya , hal


tersebut berkebalikan dengan rangkaian (b). Rangkaian (b) akan bernilai akurat jika
nilai hambatan yag diukur relatif kecil dibandingkan denga hambatan sebenarnya (𝑅𝑥
≫ r).

Simpulan

Berdasarkan praktikum ini praktikan dapat mengetahui Penentuan nilai


hambatan listrik dengan pengukuran arus dan tegangan secara bersamaan dilakukan
dengan menggunakan regresi linier atau metode kuadrat terkecil. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan tiga buah resistor, yang pertama, Rx1 bernilai satuan
ohm, yang kedua, Rx2 bernilai puluhan ohm dan yang ketiga, Rx3 bernilai ratusan ohm.
Daftar Pustaka

Durbin. 2005. Rangkaian Listrik . Jakarta: Erlangga.

Lubis RY, Lailatul HL, Miftahul H. 2020. Pengaruh variasi suhu terhadap nilai
hambatan pada rangkaian listrik. Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi. 4(1): 27-33.
Saefullah A, Mohammad F, Yuvita O, Resty DA, Hayin R, Vaka G, Seno I. 2018.
Rancang bangun alat praktikum hukum ohm untuk memfasilitasi kemampuan
berfikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Jurnal Gravity. 4(2): 81-90.
Sembodo P. 2011. Amperemeter DC menggunakan ADC 0804 sebagai Interface pada
Central Processing Unit (CPU) komputer. Jurnal Teknik WAKTU. 9(1): 8-14.

Susiani PE. 2012. Metode discovery untuk mengaktifkan dan meningkatkan prestasi
siswa dalam belajar listrik dinamis kelas x di sma stella duce 1 yogyakarta
[skripsi]. Yogyakarta (ID):Universitas Sanata Dharma.

Wahyudi. 2015. Analisis hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan hukum ohm dan
kirchoff dalam mata kuliah elektronika dasar i. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi. 1(2): 129-135
Yuliza S, Armanita D, Bustami A, Akbar MD. 2016. Hambatan listrik. Padang (ID) :
Universitas Andalas.
Tipler, Paul A. 2001. Physics for Scientists and Engineers. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai