Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2

ARUS BOLAK-BALIK

Nama Praktikan : Rafaellino Kevin Lie


NIM : 101321006
Kelas : PE 2B
Tanggal Praktikum : Jumat, 1 April 2022
Pimpinan Praktikum: Rizky Miftahul Akbar
I. INTISARI
Praktikum modul 6 yang berjudul Arus Bolak-balik bertujuan untuk menentukan
besar Vc dan Vr pada percobaan reaktansi kapasitif dan menentukan besar VL dan Vr pada
percobaan reaktansi induktif. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengukur besar
tegangan dan arus komponen kapasitor, induktor, dan juga resistor melalui multimeter.
Jarum pada galvanometer bergerak karena adanya medan magnet dari magnet yang
menimbulkan arus pada kumparan. Pada percobaan reaktansi kapasitif, besar nilai Vc dan
Vr pada arus DC adalah 2.37 V dan 0 V. Besar nilai Vc dan Vr pada arus AC adalah 2.26
V dan 0.34 V. Pada percobaan reaktansi induktif, besar nilai VL dan Vr pada arus DC
adalah 1.081 V dan 2.03 V. Besar nilai VL dan Vr pada arus AC adalah 2.017 V dan 2.07
V. Arah medan magnet dapat diketahui arahnya menggunakan kaidah tangan kanan.
Batang magnet menghasilkan medan magnet yang dapat menimbulkan induksi pada
kumparan sehingga jarum pada galvanometer bergerak. Pada percobaan reaktansi induktif,
terdapat induktor pada percobaan arus DC. Pada rangkaian arus searah, induktor berfungsi
sebagai salah satu komponen yang dapat mematahkan atau mengisolasikan arus searah.
Komponen induktor berfungsi sebagai amplifier atau penerus arus DC. Vice versa,
komponen konduktor berfungsi sebagai amplifier apabila dihubungkan dengan arus AC
dan komponen induktor berfungsi untuk mengisolasikan arus pada rangkaian arus AC.

Kata Kunci : AC, DC, Rangkaian, Arus searah, Arus bolak-balik, Kapasitor, Induktor,
Tegangan, Kumparan

II. PENDAHULUAN

2.1. Tujuan
1. Menentukan besar tegangan Vc dan Vr pada percobaan reaktansi kapasitif
2. Menentukan besar tegangan VL dan Vr pada percobaan reaktansi induktif

2.2. Dasar Teori


Arus bolak balik adalah arus listrik yang besar besar dan arahnya berubah-ubah.
Sumber dari arus bolak-balik biasanya disebut gaya gerak listrik. Gaya gerak listrik
memiliki satuan volt dan tidak mengenal kutub negatif dan positif karena polaritas
kutub dapat berubah.[2]
Arus pada multimeter yang diukur dari arus bolak-balik adalah nilai arus efektifnya.
Nilai tersebut juga ditulis sebagai rms (root mean square), hal ini dapat dibuktikan dari
jarum multimeter yang menunjuk pada angka tertentu dan bukan bergoyang pada
periode 1/50 sekon pada frekuensi 50 Hz. Nilai arus dan tegangan rata-rata dapat
dirumuskan sebagai [2]

𝐼0
𝐼𝑟𝑚𝑠 = √𝐼 2 = = 0.7071 𝐼0 (1)
√2
𝑉0
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √𝑉 2 = = 0.7071 𝑉0 (2)
√2

Kumparan persegi panjang pada medan magnetik yang diputar akan menghasilkan
gaya gerak listrik sebesar E = Em sin t. Arus dan tegangan arus bolak-balik dapat
sesuai persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai[3]

i = Im sint t (3)
v = vm sin t (4)

Pada persamaan di atas, vm adalah tegangan maksimum dan Im adalah arus


maksimum. Kurva yang dihasilkan oleh persamaan di atas dapat dilihat melalui
osiloskop dan disebut sebagai kurva sinusoidal. [3]

Gambar 1. Kurva sinusoidal

Resistansi yang biasa digunakan pada arus bolak-balik adalah impendansi (Z(Ω)).
Impendansi mempunyai fase relatif karena komponen induktor dan kapasitor.[1]

𝑗
𝑍𝑅 = 𝑅; 𝑍𝐿 = 𝑗𝑤𝑙; 𝑍𝐶 = − 𝜔𝐶 (5)
𝑍 = 𝑍𝐿 + 𝑍𝐶 + 𝑍𝑅 (6)

Konsep phasor digunakan untuk memperoleh nilai Z. Jumlah tegangan induktor


dan resistor dapat dirumuskan sebagai berikut [1]

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝐿 + 𝑉𝑅 (7)
|𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙|∠𝜑𝐿 + |𝑉𝑅|∠𝜑𝑅 (8)
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √|𝑉𝐿|2 + |𝑉𝑅|2 (9)
2.3. Daftar Peralatan

Tabel 1. Alat-alat percobaan


Nama Alat Jumlah

Kumparan 1000 lilitan 1

Magnet batang 1

Galvanometer 1

Poros jarum 1

Multimeter digital 1

Kabel probe 10

Catu daya 1

Saklar SPST 1

Resistor 100 Ω 1

Kapasitor 5μF 1

2.4. Prosedur Percobaan

2.4.1. Pembangkit Arus Bolak-Balik Sederhana


1. Galvanometer dihubungkan dengan kumparan 1000 lilitan
2. Magnet batang merah dimasukkan perlahan ke dalam kumparan

2.4.2 Reaktansi Kapasitif


1. Catu daya disambungkan sebagai tegangan DC pada saklar
2. Saklar dihubungkan dengan kapasitor
3. Rangkaian dibuat seri dengan hambatan 100 ohm
4. Rangkaian dihubungkan dengan kutub negatif dari catu daya DC
5. Rangkaian dan saklar dinyalakan
6. V sumber diukur pada multimeter
7. V kapasitor diukur pada multimeter
8. V resistor diukur pada multimeter
9. Pengukuran dilakukan kembali dengan probe multimeter dibaluk
10. Multimeter diatur pada mode amperemeter DC
11. Multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian
12. Rangkaian dinyalakan dengan tegangan 2 volt DC.
13. Nilai yang terbaca pada multimeter dicatat
14. Langkah kembali dilakukan dengan probe pada multimeter dibalik
15. Catu daya diubah menjadi AC
16. Multimeter diatur menjadi voltmeter dengan aturan 20 volt AC
17. Pengukuran dilakukan pada titik Vc Vs dan Vr
18. Langkah yang sama kembali dilakukan dengan probe multimeter dibalik
19. Multimeter diatur dengan aturan amperemeter AC dengan besar 20 miliampere
20. Rangkaian dihubungkan secara seri antara kapasitor dengan resistor
21. Rangkaian dinyalakan
22. Probe pada multimeter dibalik

2.4.3. Reaktansi Induktif


1. Rangkaian listrik dibuat sama dengan percobaan 2
2. Kapasitor digantikan dengan induktor yang berupa kumparan 1000 lilitan
3. Catu daya digunakan sebagai sumber DC sebesar 2 volt
4. Multimeter diatur sebagai voltmeter DC
5. Dihubungkan dengan titik Vs, Vl, induktor, dan juga Vr
6. Perhitungan kembali dilakukan dengan probe multimeter dibalik
7. Langkah diulangi dengan sumber tegangan AC

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


3.1. Data Fisis Laboratorium
Suhu ruangan (T) = 25 ℃ KTP =1℃
Tekanan ruangan (P) = 760 mmHg KTP = 1 mmHg

3.2. Pembangkit Arus AC


Amati dan jelaskan apa yang terjadi pada percobaan ini!
Sewaktu kutub utara (bewarna merah) magnet dimasukkan secara
perlahan ke dalam kumparan 1000 lilitan, jarum galvanometer bergerak ke arah kanan.
Sewaktu magnet ditarik secara perlahan keluar dari kumparan 1000 lilitan, jarum
galvanometer bergerak ke arah kiri.
3.3. Reaktansi Kapasitif
Tabel 2. Data percobaan reaktansi kapasitif

Vs (V) VR (V) VC (V) I (A)


Vsumber

P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

2V DC 2.37 -2.37 0 0 2.37 -2.37 0 0

2V AC 2.29 2.29 0.35 0.35 2.25 2.25 0.0034 0.0034


R = 100 Ω
a. Arus DC
Tegangan Resistor
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 . 𝑅 = 0 𝐴 . 100Ω = 0𝑉
Tegangan Kapasitor

𝑉𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2 = √(2.37)2 𝑉 − (0)2 𝑉 = 2.37 𝑉

Reaktansi Kapasitif
𝑉𝐶 2.37 𝑉
𝑋𝐶 = = = 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖
𝐼 0𝐴
Impendansi

𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 = √(100)2 Ω + (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑒𝑛𝑖𝑠𝑖)2 = 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖

b. Arus AC
Tegangan Resistor
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 . 𝑅 = 0.0034 𝐴 . 100Ω = 0.34 𝑉
Tegangan Kapasitor

𝑉𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2 = √(2.29)2 𝑉 − (0.35)2 𝑉 = 2.26 𝑉

Reaktansi Kapasitif
𝑉𝐶 2.26 𝑉
𝑋𝐶 = = = 664.71 Ω
𝐼 0.0034 𝐴
Impendansi
𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 = √(100)2 Ω + (664.71)2 Ω = 672.19 Ω

3.4. Reaktansi Induktif


Tabel 3. Data percobaan reaktansi induktif

Vs (V) VL (V) VR (V) I (A)


Vsumber

P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

2V DC 2.3 -2.3 0.25 -0.25 2 -2 0.0203 0.0203

2V AC 2.89 2.89 0.298 0.298 2 2 0.0207 0.0207


R = 100 Ω
a. Arus DC
Tegangan Resistor
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 . 𝑅 = 0.0203 𝐴 . 100Ω = 2.03 𝑉
Tegangan Kapasitor

𝑉𝐿𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2 = √(2.3)2 𝑉 − (2.03)2 𝑉 = 1.081 𝑉

Reaktansi Induktif
𝑉𝐿 1.081 𝑉
𝑋𝐿 = = = 53.251 Ω
𝐼 0.0203 𝐴
Impendansi

𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐿 2 = √(100)2 Ω + (53.251)2 Ω = 113.295 Ω


b. Arus AC
Tegangan Resistor
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 . 𝑅 = 0.0207 𝐴 . 100Ω = 2.07 𝑉
Tegangan Kapasitor

𝑉𝐿𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2 = √(2.89)2 𝑉 − (2.07)2 𝑉 = 2.017 𝑉

Reaktansi Induktif
𝑉𝐿 2.017 𝑉
𝑋𝐿 = = = 97.440 Ω
𝐼 0.0207 𝐴
Impendansi

𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐿 2 = √(100)2 Ω + (97.440)2 Ω = 139.623 Ω


IV. PEMBAHASAN
Gerakan bolak-balik ujung magnet batang ke dalam kumparan akan menghasilkan.
Arus pada kumparan 1000 lilitan memiliki arah medan magnetnya. Arah medan magnet
dapat diketahui arahnya menggunakan kaidah tangan kanan. Kaidah tangan kanan adalah
ketika ibu jari menunjuk kepada arah medan magnet sementara empat jari lainnya
menunjukkan arah arus yang dihasilkan oleh kumparan.
Ketika batang magnet dimasukkan secara perlahan ke dalam galvanometer, maka
jarum galvanometer akan bergerak. Hal ini disebabkan oleh adanya arus listrik pada
kumparan 1000 lilitan. Batang magnet menghasilkan medan magnet yang dapat
menimbulkan induksi pada kumparan sehingga jarum pada galvanometer bergerak.
Pada percobaan reaksi kapasitif dihitung dengan dua mode yaitu mode AC dan
mode DC. Pada mode AC, tegangan Vr yang didapat adalah sebesar 0.34 V sementar nilai
Vc yang didapat adalah 2.26 Volt. Pada mode DC, tegangan Vr yang didapat adalah sebesar
0 V dam Vc sebesar 2.37 Volt.
Pada percobaan reaktansi induktif, terdapat induktor pada percobaan arus DC. Pada
rangkaian arus searah, induktor berfungsi sebagai salah satu komponen yang dapat
mematahkan atau mengisolasikan arus searah.
Pada saat kapasitor dialiri oleh arus DC, tidak ada arus yang dialirkan. Sebaliknya,
apabila dihubungkan dengan induktor, maka arus DC akan memiliki kuat arus. Hal ini
dikarenakan oleh komponen kapasitor yang memiliki fungsi mengisolasikan harus DC.
Komponen induktor berfungsi sebagai amplifier atau penerus arus DC. Vice versa,
komponen konduktor berfungsi sebagai amplifier apabila dihubungkan dengan arus AC
dan komponen induktor berfungsi untuk mengisolasikan arus pada rangkaian arus AC.
V. KESIMPULAN
1. Pada percobaan reaktansi kapasitif, besar nilai Vc dan Vr pada arus DC adalah 2.37 V
dan 0 V. Besar nilai Vc dan Vr pada arus AC adalah 2.26 V dan 0.34 V.
2. Pada percobaan reaktansi induktif, besar nilai VL dan Vr pada arus DC adalah 1.081 V
dan 2.03 V. Besar nilai VL dan Vr pada arus AC adalah 2.017 V dan 2.07 V

VI. REFERENSI

[1] Akbar, R.M. 2021. Modul Fisika Dasar 2. Jakarta: Universitas Pertamina
[2] A’Yun, A.Q. 2015. Arus Bolak-balik. Makassar: Universitas Hasanuddin
[3] Bsnyal, A.M. 2013. Rangkaian Arus Bolak-balik (AC). Makassar: Universitas
Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai