Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM II

ARUS BOLAK-BALIK

Nama Praktikan : Nicholin Anggel Wairissal

NIM : 10320051

Kelas : PE_1A

Tanggal Praktikum : 17 Februari 2021

Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul, S.Si


2 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

I. INTISARI

Praktikum modul 2 yang berjudul Arus Bolak-Balik yang bertujuan untuk


menjelaskan perbedaan arus searah dan bolak-balik,menentukan pengukuran dan
besaran dalam rangkaian arus bolak- balik, dan juga menentukan reaktansi
kapansitif dan reaktansi induktif. Pada praktikum ini terdapat tiga kali percobaan
diantaranya adalah pembangkit arus bolak-balik sederhana, reaktansi kapasitif,
dan reaktansi induktif. VR pada arus Dc tidak memiliki nilai karena tidak adanya
arus yang mengalir pada resistor, karena kapasitor telah menyimpan arus yang
mengalir pada resistor sehingga tidak ada lagi arus yang mengalir .VR pada arus
AC memiliki nilai karena merupakan arus bolakbalik sehingga arus mengalir
secara 2 arah dan mengalir pada resistor. Jika terdapat arus yang mengalir pada
resistor maka ada tegangan yang mengalir pada resistor.

Kata Kunci : AC,DC, resistor, arus,induktif, kapasitor.

II. PENDAHULUAN
2.1 TUJUAN PERCOBAAN
1. Membedakan arus searah dan bolak-balik
2. Menentukan pengukuran dan besaran dalam rangkaian arus bolak- balik.
3. Menentukan reaktansi kapansitif dan reaktansi induktif.

2.2 DASAR TEORI

Arus bolak-balik merupakan aliran muatan listrik positif di konduktor yang arah
alirannya berubah terhadap waktu. Sumber dari arus bolak balik ini biasanyadisebut
tenaga gerak listrik (tgl) da nada pula yang menyebutnya (ggl). Tgl iniberlambang ,
dan memiliki satuan volt (V). Tegangan AC tidak mengenal kutubpositif dan negative
karena polaritas kutub-kutubnya berubah terhadap waktu.
(Jati, 2010).
3 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

Sehingga dapat dilihat bahwa arus yang dipasok ke rumah-rumah dan


kantorkantor oleh perusahaan listrik sebenarnya adalah AC untuk seluruh dunia.
Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoidal dengan
demikian arus yang dihasilkan pun sinusoidal. Tegangan dapat dituliskan berdasarkan
fungsi waktu seperti
(Giancoli, 2001):

𝑉 = 𝑉0 sin 2𝜋𝑓𝑡 (2.1)

Potensial V berosilasi antara +V0 hingga –V0. V0 disebut sebagai tegangan puncak
sedangkan f merupakan frekuensi dimana f ini merupakan osilasi lengkap yang terjadi
setiap detiknya
(Giancoli, 2001).

Berdasarkan hokum ohm apabila di sepanjang tegangan V ada resistor R, maka


akan didapatkan nilai arus, yaitu (Giancoli, 2001):

𝑉 𝑉0
𝐼=𝑅= = 𝐼0 sin 2𝜋𝑓𝑡 (2.2)
𝑅

Nilai I0 = V0/R merupakan arus puncak dimana pada arus ini akan dianggap positif
ketika elektron mengalir ke satu arah dan negatif jika mengalir ke arah yang
berlawanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan positif arus listrik bolak-
balik akan sama seringnya dengan keadaan negatif arus
(Giancoli, 2001).
4 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

Gambar II.1 Arus dan tegangan bolak-balik

Frekuensi dalam arus listrik AC merupakan banyaknya gelombang yang


terjadi dalam satu detik. Sedangkan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang
disebut priode (T) maka
(Tim fakultas teknik UNY, 2001):

1 𝑛
𝑓=𝑇= (2.3)
𝑡

jika sebuah generator penghasil listrik yang mempunyai kutub P dan berputar
sebanyak N kali dalam satu menit, maka frekuensi mempunyai persamaan
(Tim fakultas teknik UNY, 2001):

𝑃𝑁
𝑓= (2.4)
120
5 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

Pada arus litrik bolak-balik nilai yang terukur pada multimeter adalah nilai
arus efektifnya, yang disebut juga arus atau teangan rms (root mean squer = akar
rerata kuadat daria rus atau tegangan yang fungsi waktu) ini dibuktikan oleh
penunjukkan jarum pada multimeter pilihan AC mrnunjuk pada angka tertentu
bukannya bergoyang-goyang pada priode 1/50 sekon pada frekuensi arus itu 50
Hz.
(Jati, 2010).

Nilai rata-rata atau mean dari kuadrat arus atau tegangan merupakan hal yang
penting dalam menghitung daya listrik kedepannya. Nilai arus dan tegangan
ratarata sendiri dapat dirumuskan sebagai
(Giancoli, 2001):

𝐼0
𝐼𝑒𝑚𝑠 = √𝐼 2 = = 0.7071𝐼𝑂 (2.5)
√2

𝑉0
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √𝑉 2 = = 0,7071𝑉0 (2.6)
√2

Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik atau AC sudut fase dan beda fase
akan memberikan informasi mengenai tegangan dan arus yang mengalir.
Sednagkan, beda fase antara tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik
memberikan informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau energi
listrik. Dengan melihat beda fase anatara tegangan dan arus dapat diketahui sifat
dari beban apakah resistif, kapasitif atau induktif
(Tim fakultas teknik UNY, 2001).
6 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

2.3 ALAT-ALAT PERCOBAAN

Nama alat Jumlah

Kumparan 1000 lilitan 1


Magnet batang 1
Galvanometer 1
Poros jarum 1
Multimeter digital 1
Kabel probe 10
Catu daya 1
Saklar SPST 1
Resistor 100 Ω 1
Kapasitor 5μF 1

2.4 PROSEDUR PERCOBAAN

Percobaan 1: Pembangkit arus bolak balik sederhana

Gambar 2.2. Pembangkit arus bolak-balik


sederhana
7 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

1. Hubungkan kumparan 1000 lilitan dengan galvanometer.


2. Masukkan klip pemutar magnet ke dalam lubang yang
berada di bagian tengah magnet batang, tempatkan magnet
di atas poros jarum. Lakukan seperti gambar 2.2
3. Pada saat mengamati galvanometer, ujung magnet batang
didorong ke samping agar berputar sehingga mengitari
poros secara perlahan dan berulang-ulang

Percobaan 2: Reaktansi Kapasitif

Gambar 2.3. Rangkaian RC 1

1. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah catu


daya yang berfungsi sebagai sumber tegangan DC dan AC,
saklar, kapasitor 5 mikrokaret, resistor 100 ohm, multimeter
yang digunakan voltmeter dan amperemeter, serta kabel
penghubung.
2. Rangkaian disusun seperti Gambar 2.2 diatas dengan
menghubungkan catu daya sebagai sumber tegangan DC ke
saklar.
3. Lalu, saklar dihubungkan dengan kapasitor.
4. Rangkaian dibuat secara seri dengan hambatan 100 ohm
yang dihubungkan dengan kutub negatif pada catu daya
DC.
5. Setelah itu, nyalakan catu daya dan saklar.
8 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

6. Ukur setiap detik yang dihasilkan. Yang pertama adalah


Volt sumber (Vs). Amati nilai yang diperoleh pada
percobaan dengan nilai yang didaptkan sebesar 2.03 volt.
7. Kemudian, ukur dititik Vc atau tegangan kapasitor dengan
hasil yang didapatkan 2.03 volt.
8. Selanjutnya, ukur tegangan dititik resistor VR dengan nilai
sebesar 0.00.
9. Pengukuran dilakukan ditiap titik yang sama, namun prob
dibalik pada multimeter. Diukur dengan tegangan Vs, Vc,
dan VR kembali.
10. Setelah mengukur tegangan, selanjutnya mengukur arus
yang mengalir pada rangkaian.
11. Jadikan multimeter ke Amperemeter DC sebesar 20 mA.
12. Hubungkan secara seri pada rangkaian dari kapasitor ke
resistor.
13. Catu daya sebesar 2V dan mencatat hasil yang didapatkan
dari percobaan yang dilakukan.

Gambar 2.4. Rangkaian RC 2


1. Disusun seperti gambar diatas dengan menghubungkan catu
daya sebagai sumber tegangan AC ke saklar.
2. Rangkaian yang disusun langkahnya masih sama dengan
rangkaian DC.
9 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

3. Lalu, multimeter diset menjadi voltmeter dengan selektor


sebesar 20 volt AC.
4. Kemudian, pengukuran yang dilakukan masih sama dengan
DC yaitu mengukur Vs, Vc, dan VR.
5. Amati dan catat hasil pengukuran yang didapatkan.

Percobaan 3: Reaktansi Induktif

Gambar 2.5. Rangkaian RL 1

1. Langkah pertama adalah menghubungkan catu


daya yang berfungsi sebagai sumber tegangan
pada DC dan AC pada saklar.

2. Catu daya dengan sumber tegangan 2V diukur


tegangan dan arus seperti langkah percobaan
sebelumnya.

3. Multimeter tegangan diubah ke voltmeter DC,


lalu dihubungkan dengan titik percobaan yang
sebelumnya yaitu Vs, Vc, dan VR serta
induktor.
10 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

4. Selanjutnya, probe multimeter dibalik dengan


titik percobaan yang sama.

5. Lakukan langkah yang sama pada DC untuk


mengukur tegangan pada AC.

Gambar 2.6. Rangkaian RL 2

III. DATA DAN PENGOLAHAAN DATA

Percobaan 1: Pembangkit Arus AC

Pada percobaan kali ini , hal yang pertama dilakukan ialah menghubungkan
galvanometer dengan kumparan terlebih dahulu. Kutub utara magnet yang akan
dimasukan kedalam kumparan. Ketika kutub utara magnet dimasukan kedalam
kumparan ,maka jarum galvanometer akan menyimpang kea arah kanan. Dan jika
dikeluarkan maka jarum galvanometer akan menyimpang kearah kiri. Dan jjikalau
kutub magnet batang didiamkan dalam kimparan,, maka tidak aka nada perubahan
yang terjadi pada jarum galvanometer.

Ketika gerakan keluar masuk magnet pada kumparan maka akan


menimbulkan arus induksi. Arah ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Arah jari menunjukkan arah arus dan arah ibu jari menunjukkan arah medan magnet.
Arah medan magnet yang ditunjukkan kea rah kanan. Medan magnet keluar dari
kutub X menuju kutub Y. Arah medan magnet pada percobaan ini merupakan arah
medan magnet induksi.
11 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

Percobaan 2: Reaktansi Kapasitif

Tabel 2.1. Data percobaan reaktansi kapasitif

Vs (volt) Vr (volt) Vc (volt) I (mA)


Vs P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
2 V DC 2,37 -2,37 0 0 2,37 -2,37 0 0
2 V AC 2,29 2,29 0,34 0,34 2,25 2,25 3,44 3,44

Hitung VR secara teori (R=100 ohm)

Hitung impedansi masing-masing dari data pengukuran untuk sumber daya DC dan AC

Sampel 2:

Ket : 1 mA = 0.001 A

▪ VR teori arus DC = I ×R = 0 A × 100Ω = 0 volt


▪ VR teori arus AC = I × R = 0.00344 A × 100Ω = 0.344 volt
▪ Vc teori DC = √𝑉𝑠 2 − 𝑉𝑟 2 = √2.372 − 02 = √5.6169 = 2.37 Volt
▪ Vc teori AC = √𝑉𝑠 2 − 𝑉𝑟 2 = √2.292 − 0.3412 = √5.2441 − 0.1163 =√5.128
▪ = 2.265 Volt
𝑉𝑐 2.37 𝑣𝑜𝑙𝑡
▪ Xc DC = = = ∞ ( 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖)
𝐼 0𝐴
𝑉𝑐 2.25 𝑣𝑜𝑙𝑡
▪ Xc AC = = = 65.0698 𝑉𝑜𝑙𝑡 / A
𝐼 0.00344 𝐴

▪ Z DC = √𝑅 2 + 𝑋𝑐 2 = √1002 + ∞2 = ∞(𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖)


▪ Z AC = √𝑅 2 + 𝑋𝑐 2 = √1002 + 654.06982 = √437807.303= 661.67
12 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

Percobaan 3: Reaktansi Induktif

Tabel 2.2. Data percobaan reaktansi induktif

Vs (volt) VL (volt) Vr (volt) I (mA)


Vs
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

2 V DC 2,3 -2,3 0,25 -0,25 2 -2 20,3 20,3

2 V AC 2,89 2,89 0,298 0,298 2 2 20,6 20,6

IV. PEMBAHASAN

Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya
magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang
mengalir), akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan,
maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau gaya gerak listrik induksi.

Ketika melakukan percobaan , yang pertama dilakukan adalah hubungkan


galvanometer dengan kumparan terlebih dahulu. Kutub yang akan dimasukkan kedalam
kumparan adalah kutub utara magnet. Ketika kutub utara magnet dimasukkan kedalam
kumparan, maka jarum galvanometer akan menyimpang kearah kanan. Jika dikeluarkan
magnet dari kumparan maka jarum galvanometer akan menyimpang kearah kiri. Namun,
akan berbeda jika kutub magnet batang didiamkan dalam kumparan, maka tidak akan
terjadi pada jarum galvanometer atau tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu,
faktor yang mempengaruhi besar simpangan jarum galvanometer ini adalah ujung-ujung
kutub magnet yang apabila dimasukkan kedalam kumparan akan mengalami
penyimpangan

Pada percobaan reaktansi kapasitif, nilai tegangan Vr dan Vc yang diperoleh


dari data percobaan DC dan AC berturut-turut adalah 0 volt, 0.341 volt dan 2.37 volt,
2.25 volt. Sedangkan berdasarkan perhitungan diperoleh nilai tegangan Vr dan Vc
anatara DC dan AC berturut-turut adalah 0 volt, 0.344 volt dan 2.37 volt, 2.265 volt. Hal
13 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

tersebut terjadi karena kecepatan jarak magnet batang yang digunakan. Cepat lambatnya
kutub magnet yang digerakkan ke kumparan mempengaruhi arah simpangan pada jarum
galvanometer, karena ketika magnet didekatkan ke kumparan, maka jumlah gars aya
magnet tersebut mengakibatkan terjadinya penyimpangan pada jarum galvanometer.

Pada percobaan reaktansi induktif, pengaruh induktor dalam rangkaian arus


searah adalah dapat menghantarkan arus listrik pada resistor. Karena induktor pada
reaktansi induktif ini memiliki sifat seolah-olah seperti kumparan yang dapat
menghantarkan arus listrik.

Arus DC tidak mengalir pada kapasitor karena tidak ada arus yang mengalir
pada resistor dikarenakan arus yang telah diberikan disimpan kapasitor sehingga tidak
ada lagi arus yang mengalir pada resistor. Arus DC pada induktor mengalir karena ada
arus yang mengalir pada resistor sehingga tetap terdapat arus yang mengalir pada
induktor dan tetap ada arus yang mengalir pada resistor.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
1. Telah dapat menganalisis perbedaan arus searah dengan arus bolak-balik.
Arus searah nilai tegangan selalu tetap, sedangkan arus bolak-balik nilai
tegangan akan berubah-ubah.
2. Telah dapat memahami perbedaan konsep antara reaktansi kapasitif dan
reaktansi induktif. Reaktansi kapasitif menghitung VR teori , Vc, Vs, Xc, I,
serta Z pada arus DC dan AC dengan tegangan yang digunakan masing-
masing 2V. Sedangkan reaktansi induktif menghitung Vs, VL, Vr, serta I
pada arus DC dan AC.
3. Arus DC tidak memiliki nilai karena tidak ada arus yang mengalir pada
resistor. Arus tidak mengalir pada resistor karena arus yang telah diberikan
tersimpan di kapasitor, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada resistor.
14 | Praktikum Fisika Dasar II Modul 2 : ARUS BOLAK-BALIK

4. Nilai besaran pada reaktansi kapasitif hasil perhitungan VR teori DC dan AC


berturut-turut adalah 0 volt, 0.344 volt ; Vc DC dan AC berturut-turut adalah
2.37 volt, 2.265 volt; Xc DC dan AC berturut-turut adalah tidak terdefenisi,
654.0698 volt/A ; serta Z DC dan AC berturut-turut adalah tidak terdefenisi,
661.67. Sedangkan untuk nilai besaran reaktansi induktif dengan tegangan
sumber masing-masing 2V dapat dilihat dari Tabel 2.2 diatas.

VI. REFERENSI
• Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta. Erlangga
• Jati, Bambang Murdaka Eka, Tri Kuntoro Priyambodo. 2010.
Fisika Dasar.Yogyakarta. Penerbit Andi.
• Tim Fakultas Teknik UNY. 2001. Rangkaian Listrik Arus Bolak-Balik.
Yogyakarta. UNY

Anda mungkin juga menyukai