Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2

ARUS BOLAK – BALIK

Nama : Muhammad Naufal Abyan Darmawan

NIM : 102222026

Kelas : ME – 2B

Tanggal Praktikum : Kamis, 16 Maret 2023

Pimpinan Praktikum : Risky Miftahul Akbar, S.Si.

Nama anggota kelompok:

-Athalla Aqsha Suryoatmodjo

-Mazmur Reonoltri Mangiri

-Aditya Rizky Pratama

-Revi Enikha Rahmawati

-Muhammad Suryadika
I. INTISARI
Modul 2 ini berjudul “Arus Bolak-balik” bertujuan untuk membedakan
antara arus searah dan arus bolak-balik, mengukur besaran dalam rangkaian
berarus bolak-balik berdasarkan pengolahan data, memahami atau menentukan
konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Pada praktikum kali ini
melakukan percobaan sebanyak 4 kali. Arus dan tegangan listrik mempunyai
nilai tetap, tidak berubah terhadap waktu. Arus dan tegangan listrik semacam
ini disebut arus dan tegangan DC (Direct Current) atau searah. Sedangka arus
dan tegangan listrik yang nilainya selalu berubah terhadap waktu secara
periodik disebut arus dan tegangan bolak-balik atau arus dan tegangan AC
(Alternating Current). Dalam rangkaian arus bolak-balik, ukuran hambatan
(besarannya arus yang dapat dicegah) adalah impedansi (Z (Ω)). Dalam
pengukuran berdasarkan pengolahan data di dapatkan pada tabel reaktansi
kapasitif Vs (volt) P1 & P2 adalah

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membedakan arus searah dan bolak-balik
2. Mahasiswa dapat mengukur besaran dalam rangkaian berarus bolak balik
berdasarkan pengolahan data
3. Mahasiswa dapat memahami atau menentukan konsep reaktansi induktif
dan reaktansi kapasitif

2.2. Dasar Teori


Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Satuan arus listrik adalah
Ampere.
(Giancolli, Douglas C. 2001)
Arus bolak-balik (AC/Alternating Current) adalah arus listrik dimana
besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus
searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah dengan waktu. Bentuk
gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk dengan gelombang
sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien.
Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun
dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau
bentuk gelombang segi empat (square wave).
(Budiyanto, 2009)
Besaran listrik tersebut dapat diukur dengan galvanometer ataupun
multimeter digital. Terdapat amperemeter, voltmeter, serta ohmmeter di dalam
multimeter digital. Amperemeter, alat yang digunakan untuk mengukur arus
listrik, digunakan dengan cara menghubungkannya secara seri di tempat arus yang
akan diukur. Sedangkan voltmeter, alat yang digunakan untuk mengukur tegangan,
digunakan dengan cara menghubungkannya secara paralel dengan komponen yang
akan diukur.
(Sutrisno, 2000)

Gambar 2.1. Galvanometer dan Multimeter Digital

Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik, terdiri dari sebuah
kumparan persegi yang diputar dalam medan magnet. Gaya Gerak Listrik (GGL)
yang di hasilkan oleh generator berubah secara berkala menurut fungsi sinus atau
cosinus. GGL sinusoidal dihasilkan oleh kumparan yang berputar dengan
kecepatan sudut tetap, dan tegangan yang dibangkitkan adalah tegangan
sinusoidal. Rumusnnya adalah sebagai berikut:
𝜀 = 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin 𝜔 𝑡
(2.1)
Atau
𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔 𝑡
(2.2)
Keterangan:
𝜀𝑚 = Gaya gerak listrik maksimum
NBA𝜔 = Gaya gerak listrik maksimum
N = Jumlah lilitan kumparan
A = Luas kumparan
B = Besarnya induksi magnetic
𝜔 = Frekuensi sudut putaran kumparan
(Saleh, Muh. 2008)
Gambar 2.2 menunjukkan 2 arus bolak balik berbentuk sinusoidal yang memiliki
periode dan phasa tertentu. Kedua sinyal tersebut dapat ditulis dengan persamaan
matematika sebagai berikut:

I1 = Imax sin(wt) ; I2 = Imax sin (wt – 𝜑)


(2.1)
Dalam konsep phasor, dapat juga ditulis sebagai berikut:

I1 = Imax ∠ − 90° ; I2 = Imax ∠ − 𝜑° − 90°


(2.2)

Gambar 2.2 Contoh arus bolak-balik


Nilai tersebut didapat dengan cara:
𝐴𝑐𝑜𝑠(𝑤𝑡 + ∅°) = 𝐴∠∅°
(2.3)
Maka,
I1 = Imax sin (wt) = Imax cos (wt - 90°) = Imax∠ - 90°
(2.4)
Pada pengukuran menggunakan multimeter digital yang sudah dalam
mode pengaturan AC, arus yang akan terbaca adalah hanya nilai efektifnya saja,
biasa ditulis dengan Irms.
Imax = Irms √2
(2.5)
Dalam rangkaian dengan arus bolak balik, ukuran resistansi (hal yang
dapat menghambat arus) yang digunakan impedansi (Z(Ω)). Berbeda dengan
resistansi pada konsep arus searah (DC), impedansi memiliki nilai fase
relative yang diakibatkan oleh komponen oleh induktor dan kapasitor.
𝑗
ZR = R; ZL = jwL; Zc = - 𝑤𝐶

(2.6)
Z = ZL + Zc + ZR
(2.7)
Untuk mendapatkan nilai Z total tersebut digunakan konsep phasor. Hal
ini juga berlaku untuk besaran yang mengandung vektor lainnya. Contohnya
jumlah tegangan induktor dan resistor. Tegangan induktor akan berbeda fasa 90°
dengan tegangan resistor. Maka, tegangan total dari kedua komponen ini adalah:
Vtotal = VL + VR
(2.8)
|Vtotal | ∠𝜙L + |VL| + |VR| ∠𝜙R|
(2.9)
Perbedaan fasa 90° inilah yang menyebabkan |Vtotal| ≠ |VL| + |VR| ,

Vtotal = √|𝑉𝐿 |2 + |𝑉𝑅 |2


(2.10)

2.3 Alat-Alat Percobaan


Tabel 2.1 Daftar alat-alat percobaan
Nama Alat Jumlah

Kumparan 1000 lilitan 1


Magnet batang 1
Galvanometer 1
Poros jarum 1
Multimeter digital 1
Kabel probe 10
Catu daya 1
Saklar SPST 1
Resistor 100 Ω 1
Kapasitor 5µF 1

2.4 Prosedur Percobaan


Percobaan 1 : Pembangkit arus bolak-balik sederhana
1. Pertama, hubungkan galvanometer dengan kumparan 1000 lilitan.
2. Kedua, ambil magnet batang dan masukkan kedalam kumparan dengan
warna kabel merah (+) dengan ujung magnet batang berwarna merah atau
kutub utara.
3. Lalu lihat dan catat hasil yang terjadi pada galvanometer apakah
menyimpang kekanan, menyimpang kekiri atau tidak bergerak sama
sekali.
4. Terakhir keluarkan magnet batang dari kumparan dan catat kembali hasil
setalah mengeluarkan batang dari kumparan.

Gambar 2.3 Pembangkit arus bolak balik sederhana


Percobaan 2 : Reaktansi Kapasitif
1. Pertama, menghubungkan catu daya sebagai sumber tegangan DC kepada
saklar.
2. Kedua, hubungkan saklar dengan kapasitor dan di susun secara seri dengan
hambatan 100 Ω dan hubungkan pada kutub negatif pada catu daya.
3. Setelah dihubungkan semua rangkaiannya, nyalakan catu daya dan saklar.
Lalu amati dan catat angka yang tertera pada multimeter.
4. Pengukuran dilakukan secara berulang dengan titik yang berbeda dan
membalik probe pada multimeter.
5. Nyalakan catu daya dengan tegangan sebesar 2V, catat nilai yang tertera pada
multilmeter, setelah di catat rubah kembali rangkaian catu daya menjadi AC.
6. Ubah multimeter sebagai voltmeter dengan selector 20V AC.
7. Terakhir, melakukan pengukuran kembali pada setiap titik yang berbeda dan
catat kembali nilai yang tertera pada amperemeter.
Gambar 2.4 Rangkaian RC 1

Gambar 2.5 Rangkaian RC 2

Percobaan 3 : Reaktansi Induktif


1. Pertama-tama, rangkaian yang digunakan tetap sama, tetapi kapasitor di
percobaan sebelumnya di ganti dengan induktor.
2. Kedua, gunakan kumparan 1000 lilitan sebagai induktor.
3. Selanjutnya, gunakan catu daya sebagai sumber tegangan AC dan DC,
pertama gunakan catu saya sebagai sumber DC sebesar 2V. Ukur
tegangan dan arus.
4. Untuk mengukur tegangan ubah multimeter sebagai voltmeter DC.
5. Hubungkan pada titik Vs, VL, induktor dan VR.
6. Balik probe multimeter dan ukur pada titik yang sama.
7. Dan terakhir ulangi Langkah diatas menggunakan sumber AC.
Gambar 2.6 Rangkaian RL 1

Gambar 2.7 Rangkaian RL 2


Percobaan 4: Rangkaian RLC

1. Pertama-tama, rangkaian yang digunakan tetap sama, tetapi kumparan


dipercobaan sebelumnya dilepaskan kumparan pada percobaan sebelumnya seperti
gambar 2.8
2. Kedua, gunakan

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


Percobaan 1: Pembangkit Arus AC
Tuliskan hasil pengamatan yang terjadi pada jarum Galvanometer
Pada percobaan 1 pembangkit arus bolak-balik (AC) ini kutub utara pada
magnet batang dimasukkan dengan perlahan kedalam kumparan 1000 lilitan
melewati kabel merah (+) yang telah di hubungkan pada galvanometer, dan
yang terjadi jarum pada galvanometer menyimpang ke arah kanan dan bernilai
30 dan pada saat magnet kutub selatan di masukan melewati kutub positif pada
kumparan. jarum pada galvanometer menunjukan kearah kiri yang bernilai
angka -30.
Percobaan 2: Rangkaian RC
Tabel 2.1. Data percobaaan rangkaian RC

VS (volt) VR (volt) VC (volt) I (mA)


VS 𝑽𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 (V)
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
P1=0.0073 0.0
2 V DC 0 0.4 0 0 0.022 0.022 P2=0.14 1 0.03
P1=0.65 3.4
2 V AC 0.1 0.17 0.35 0.35 0.2 0.19 P2=0.71 0 3.36
Perhitungan
Hitung Vr secara Teori! (R= 100 Ohm)
R = 100 Ω
Saat Vsumber bernilai 2V DC
VR teori = I × R = 0.01A × 100 𝑉 0𝑉
XC = 1𝐶 = 0 𝐴 = Tidak
Ω=1V
teridentifikasi karena
VC teori = √𝑉𝑆 2 − 𝑉 𝑅 2 = bernilai 0

√02 𝑉 2 − 02 = 0 𝑉 Z = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 =
√1002 Ω2 = 100 Ω
Hitung impedansi masing-masing dari data pengukuran untuk sumber daya
DC dan AC!
Saat Vsumber bernilai 2V AC
3,40
VR teori = I × R = 1000𝐴 × 100Ω = 0,34𝑉

VC teori = √𝑉𝑆 2 − 𝑉 𝑅 2 = √0.12 − 0.352 = 𝑉


𝑉𝐶 0.2𝑉
XC = = 3,40 = 0.00005 𝑉⁄𝐴
𝐼
1000𝐴

Z = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 = √1002 Ω2 + 0.000052 (𝑉⁄𝐴)2 = ≈ 100 Ω

0.022
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0 + 0 + 0.022 = = 0.0073 𝑉
3
Percobaan 3: Rangkaian RL
Tabel 2.2. Data percobaan rangkaian RL

VS (volt) VR (volt) VC (volt) I (mA)


VS 𝑽𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 (V)
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
P1=1.66
2 V DC 1 -259.5 1.8 -1.7 2.094 -0.4 P2=-2.439 1,8 1,8
P1=0.35
2 V AC 0.35 0.18 1 0.101 -0.3 172.6 P2=0.453 0.011 -0.25

Hitung Vr secara Teori! (R= 100 Ohm)

R = 100 Ω
Saat Vsumber bernilai 2V DC
1,8
VR teori = I × R = 1000 𝐴×100Ω
Z = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 =
= 0.18 V
VC teori = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2 = √1002 Ω2 + 1.111,12 (𝑉⁄𝐴)2 =
100,006 Ω
√12 𝑉 2 − 1.82 𝑉 2 = 𝑉
𝑉 2𝑉
XC = 1𝐶 = 18 =
1000 𝐴
1.111,1Ω

Hitung impedansi masing-masing dari data pengukuran untuk sumber daya


DC dan AC!

Saat Vsumber bernilai 2V AC


0.011
VR teori = I × R = 1000𝐴 × 100Ω = 0.0011𝑉

VC teori = √𝑉𝑆 2 − 𝑉 𝑅 2 = √0.182 − 0.00112 = 0,1799 𝑉


𝑉𝐶 0,1799 𝑉
XC = = 0.011 = 0.01 𝑉⁄𝐴
1
1000𝐴

Z = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 = √1002 Ω2 + 0.012 (𝑉⁄𝐴)2 = 100 Ω

4,894
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 + 1.8 + 2.094 = = 1,66 𝑉
3
Percobaan 4: Rangkaian RLC

Tabel 2.2. Data percobaan rangkaian RLC

𝑽𝑺𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝑽𝑺 (V) 𝑽𝑹 (𝑽) 𝑽𝑳 (V) 𝑽𝑪 (𝑽) 𝑽𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 I (mA)


(V)
2 V AC 0.02 0.034 -0.0315 0.022 0.285 3.15

Hitung:
0.0855
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.02 + 0.034 + 0.0315 = = 0.0285 𝑉
3
IV. PEMBAHASAN
Pergerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer
menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan maka jarum
galvanometer akan bergeser ke kanan. Jika magnet diam di dalam kumparan, jarum
galvanometer tidak akan menyimpang kekanan atau kekiri. Jika memindahkan kutub
utara magnet menjauh dari kumparan, jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri.
Simpangan jarum galvanometer menunjukkan adanya arus pada kedua ujung kumparan.
Terjadinya arus seperti itu disebut induksi elektromagnetik.

Banyaknya lilitan pada kumparan merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya


penyimpangan yang besar pada jarum galvanometer, sehingga kecepatan magnet
dimasukkan dan dikeluarkan dari kumparan akan menyebabkan kuatnya batang magnet
yang digunakan. Ketika magnet mendekati kumparan, banyaknya garis gaya magnet
akan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang, sehingga kecepatan pergerakan
kutub magnet ke kumparan akan mempengaruhi arah penyimpangan.

Pada reaksi kapasitif arus searah (DC), untuk arus yang mengalir pada resistor, VR
tidak memiliki nilai, sedangkan pada arus bolak-balik (AC) bernilai karena pada arus
bolak-balik (AC) merupakan arus dua arah. Oleh karena itu, nilai arus bolak-balik (DC)
pada VC adalah 0.022 dan arus bolak-balik (AC) pada VC adalah 0.2. Nilai Vc pada
reaksi kapasitif arus DC dan AC tidak jauh berbeda.

Induktor berfungsi sebagai kumparan, sehingga masih ada arus yang mengalir pada
resistor tersebut. Arus yang mengalir pada resistor juga memiliki tegangan yang
mengalir, oleh karena itu arus AC dan DC sangat berharga karena arus yang masih
mengalir pada resistor tersebut.

Arus yang mengalir ke resistor merupakan arus yang telah dialirkan dan tersimpan
di kapasitor, oleh karena itu arus yang mengalir ke resistor tidak ada, sehingga arus
searah tidak mengalir ke kapasitor. Walaupun arus yang mengalir melalui resistor dapat
mengalir melalui induktor, arus yang masih mengalir melalui adalah arus DC pada
induktor.
V. KESIMPULAN
Arus searah (DC) merupakan arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan).
Dimana masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya, sedangkan arus bolak-
balik (AC) merupakan arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu berubah-
ubah. Sehingga masing-masing terminalnya polaritasnya yang selalu bergantian.

Dalam rangkaian AC, untuk mengukur beda potensial antara dua titik dalam
rangkaian, digunakan amperemeter dan voltmeter AC. Arus dan tegangan yang
ditampilkan adalah nilai efektifnya daripada nilai maksimumnya. Berlawanan
dengan voltmeter dan amperemeter DC yang menampilkan tegangan dan intensitas
DC yang sebenarnya. Dalam pengukuran berdasarkan pengolahan data di dapatkan
pada table reaktansi kapasitif VS (volt) P1 & P2 adalah 0.1V, VR (volt) P1 & P2
adalah 0.35V, VC (volt) P1 & P2 adalah 0.2V, dan I (mA) P1 & P2 adalah 3.40 mA.
dan dalan table reaktansi induktif VS (volt) P1 & P2 adalah 0.18V, VL (volt) P1 &
P2 adalah 1V, VR (volt) P1 & P2 adalah 0.3V, dan I (mA) P1 & P2 adalah 0.25mA.

Bagian yang dibuat dengan susunan belitan ini juga memiliki karakteristik
pemancaran arus searah (DC) tetapi menekan arus bolak-balik (AC). Properti
induktor yang menghalangi arus bolak-balik (arus bolak-balik) disebut reaktansi
induktif. Namun, jika tegangan AC yang polaritas tegangannya berubah dari positif
ke negatif disuplai ke kapasitor, ia berubah dari negatif menjadi positif pada tingkat
frekuensi tertentu (misalnya, gelombang sinus). Oleh karena itu, muatan pada
kapasitor akan terus menerus diisi / dikosongkan / dikosongkan sesuai dengan
frekuensi tegangan AC yang diberikannya, yang disebut reaktansi kapasitif

VI. REFRENSI
[1] Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. P. 298.
[2] Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika : Jilid 2. Terjemahan dari Irwan Arifin. Jakarta
: Erlangga

[3] Saleh, Muh. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Unismuh

Sutrisno. 2000. Seri Fisika Dasar. Bandung : Penerbit ITB

[4] Luxita S. 2021. Modul 2 Arus bolak-balik, jakarta selatan: Universitas pertamina
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai