NIM : 102222026
Kelas : ME – 2B
-Muhammad Suryadika
I. INTISARI
Modul 2 ini berjudul “Arus Bolak-balik” bertujuan untuk membedakan
antara arus searah dan arus bolak-balik, mengukur besaran dalam rangkaian
berarus bolak-balik berdasarkan pengolahan data, memahami atau menentukan
konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Pada praktikum kali ini
melakukan percobaan sebanyak 4 kali. Arus dan tegangan listrik mempunyai
nilai tetap, tidak berubah terhadap waktu. Arus dan tegangan listrik semacam
ini disebut arus dan tegangan DC (Direct Current) atau searah. Sedangka arus
dan tegangan listrik yang nilainya selalu berubah terhadap waktu secara
periodik disebut arus dan tegangan bolak-balik atau arus dan tegangan AC
(Alternating Current). Dalam rangkaian arus bolak-balik, ukuran hambatan
(besarannya arus yang dapat dicegah) adalah impedansi (Z (Ω)). Dalam
pengukuran berdasarkan pengolahan data di dapatkan pada tabel reaktansi
kapasitif Vs (volt) P1 & P2 adalah
II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membedakan arus searah dan bolak-balik
2. Mahasiswa dapat mengukur besaran dalam rangkaian berarus bolak balik
berdasarkan pengolahan data
3. Mahasiswa dapat memahami atau menentukan konsep reaktansi induktif
dan reaktansi kapasitif
Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik, terdiri dari sebuah
kumparan persegi yang diputar dalam medan magnet. Gaya Gerak Listrik (GGL)
yang di hasilkan oleh generator berubah secara berkala menurut fungsi sinus atau
cosinus. GGL sinusoidal dihasilkan oleh kumparan yang berputar dengan
kecepatan sudut tetap, dan tegangan yang dibangkitkan adalah tegangan
sinusoidal. Rumusnnya adalah sebagai berikut:
𝜀 = 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin 𝜔 𝑡
(2.1)
Atau
𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔 𝑡
(2.2)
Keterangan:
𝜀𝑚 = Gaya gerak listrik maksimum
NBA𝜔 = Gaya gerak listrik maksimum
N = Jumlah lilitan kumparan
A = Luas kumparan
B = Besarnya induksi magnetic
𝜔 = Frekuensi sudut putaran kumparan
(Saleh, Muh. 2008)
Gambar 2.2 menunjukkan 2 arus bolak balik berbentuk sinusoidal yang memiliki
periode dan phasa tertentu. Kedua sinyal tersebut dapat ditulis dengan persamaan
matematika sebagai berikut:
(2.6)
Z = ZL + Zc + ZR
(2.7)
Untuk mendapatkan nilai Z total tersebut digunakan konsep phasor. Hal
ini juga berlaku untuk besaran yang mengandung vektor lainnya. Contohnya
jumlah tegangan induktor dan resistor. Tegangan induktor akan berbeda fasa 90°
dengan tegangan resistor. Maka, tegangan total dari kedua komponen ini adalah:
Vtotal = VL + VR
(2.8)
|Vtotal | ∠𝜙L + |VL| + |VR| ∠𝜙R|
(2.9)
Perbedaan fasa 90° inilah yang menyebabkan |Vtotal| ≠ |VL| + |VR| ,
√02 𝑉 2 − 02 = 0 𝑉 Z = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 =
√1002 Ω2 = 100 Ω
Hitung impedansi masing-masing dari data pengukuran untuk sumber daya
DC dan AC!
Saat Vsumber bernilai 2V AC
3,40
VR teori = I × R = 1000𝐴 × 100Ω = 0,34𝑉
0.022
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0 + 0 + 0.022 = = 0.0073 𝑉
3
Percobaan 3: Rangkaian RL
Tabel 2.2. Data percobaan rangkaian RL
R = 100 Ω
Saat Vsumber bernilai 2V DC
1,8
VR teori = I × R = 1000 𝐴×100Ω
Z = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2 =
= 0.18 V
VC teori = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2 = √1002 Ω2 + 1.111,12 (𝑉⁄𝐴)2 =
100,006 Ω
√12 𝑉 2 − 1.82 𝑉 2 = 𝑉
𝑉 2𝑉
XC = 1𝐶 = 18 =
1000 𝐴
1.111,1Ω
4,894
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 + 1.8 + 2.094 = = 1,66 𝑉
3
Percobaan 4: Rangkaian RLC
Hitung:
0.0855
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.02 + 0.034 + 0.0315 = = 0.0285 𝑉
3
IV. PEMBAHASAN
Pergerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer
menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan maka jarum
galvanometer akan bergeser ke kanan. Jika magnet diam di dalam kumparan, jarum
galvanometer tidak akan menyimpang kekanan atau kekiri. Jika memindahkan kutub
utara magnet menjauh dari kumparan, jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri.
Simpangan jarum galvanometer menunjukkan adanya arus pada kedua ujung kumparan.
Terjadinya arus seperti itu disebut induksi elektromagnetik.
Pada reaksi kapasitif arus searah (DC), untuk arus yang mengalir pada resistor, VR
tidak memiliki nilai, sedangkan pada arus bolak-balik (AC) bernilai karena pada arus
bolak-balik (AC) merupakan arus dua arah. Oleh karena itu, nilai arus bolak-balik (DC)
pada VC adalah 0.022 dan arus bolak-balik (AC) pada VC adalah 0.2. Nilai Vc pada
reaksi kapasitif arus DC dan AC tidak jauh berbeda.
Induktor berfungsi sebagai kumparan, sehingga masih ada arus yang mengalir pada
resistor tersebut. Arus yang mengalir pada resistor juga memiliki tegangan yang
mengalir, oleh karena itu arus AC dan DC sangat berharga karena arus yang masih
mengalir pada resistor tersebut.
Arus yang mengalir ke resistor merupakan arus yang telah dialirkan dan tersimpan
di kapasitor, oleh karena itu arus yang mengalir ke resistor tidak ada, sehingga arus
searah tidak mengalir ke kapasitor. Walaupun arus yang mengalir melalui resistor dapat
mengalir melalui induktor, arus yang masih mengalir melalui adalah arus DC pada
induktor.
V. KESIMPULAN
Arus searah (DC) merupakan arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan).
Dimana masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya, sedangkan arus bolak-
balik (AC) merupakan arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu berubah-
ubah. Sehingga masing-masing terminalnya polaritasnya yang selalu bergantian.
Dalam rangkaian AC, untuk mengukur beda potensial antara dua titik dalam
rangkaian, digunakan amperemeter dan voltmeter AC. Arus dan tegangan yang
ditampilkan adalah nilai efektifnya daripada nilai maksimumnya. Berlawanan
dengan voltmeter dan amperemeter DC yang menampilkan tegangan dan intensitas
DC yang sebenarnya. Dalam pengukuran berdasarkan pengolahan data di dapatkan
pada table reaktansi kapasitif VS (volt) P1 & P2 adalah 0.1V, VR (volt) P1 & P2
adalah 0.35V, VC (volt) P1 & P2 adalah 0.2V, dan I (mA) P1 & P2 adalah 3.40 mA.
dan dalan table reaktansi induktif VS (volt) P1 & P2 adalah 0.18V, VL (volt) P1 &
P2 adalah 1V, VR (volt) P1 & P2 adalah 0.3V, dan I (mA) P1 & P2 adalah 0.25mA.
Bagian yang dibuat dengan susunan belitan ini juga memiliki karakteristik
pemancaran arus searah (DC) tetapi menekan arus bolak-balik (AC). Properti
induktor yang menghalangi arus bolak-balik (arus bolak-balik) disebut reaktansi
induktif. Namun, jika tegangan AC yang polaritas tegangannya berubah dari positif
ke negatif disuplai ke kapasitor, ia berubah dari negatif menjadi positif pada tingkat
frekuensi tertentu (misalnya, gelombang sinus). Oleh karena itu, muatan pada
kapasitor akan terus menerus diisi / dikosongkan / dikosongkan sesuai dengan
frekuensi tegangan AC yang diberikannya, yang disebut reaktansi kapasitif
VI. REFRENSI
[1] Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. P. 298.
[2] Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika : Jilid 2. Terjemahan dari Irwan Arifin. Jakarta
: Erlangga
[4] Luxita S. 2021. Modul 2 Arus bolak-balik, jakarta selatan: Universitas pertamina
VII. LAMPIRAN