Anda di halaman 1dari 5

MODUL 2 : ARUS BOLAK – BALIK

I. INTISARI

II. PENDAHULUAN

2.1 TUJUAN PERCOBAAN

 Membedakan arus searah dan bolak-balik


 Melakukan pengukuran besaran dalam rangkaian berarus bolak-
balik
 Memahami konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif

2.2 DASAR TEORI

Arus bolak-balik (listrik AC = alternating current) adalah arus listrik dimana besar dan
arah arusnya berubah-ubah secara bolak-balik. Arus bolak balik dihasilkan oleh generator yang
menghasilkan tegangan bolak-balik dan biasanya dalam bentuk fungsi sinusoida (sinus atau
cosinus) karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam
aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya
bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
Arus dan tegangan listrik bolak-balik
Arus bolak-balik merupakan aliran muatan listrik positif di konduktor yang arah
alirannya berubah terhadap waktu. Sumber dari arus bolak balik ini biasanya disebut tenaga
gerak listrik (tunggal) dan ada pula yang menyebutnya (ggl). Tgl ini berlambang , dan memiliki
satuan volt (V). tegangan AC tidak mengenal kutub positif dan negative karena polaritas kutub-
kutubnya berubah terhadap waktu (Jati, 2010). Sehingga dapat dilihat bahwa arus yang dipasok
ke rumah-rumah dan kantor-kantor oleh perusahaan listrik sebenarnya adalah AC untuk seluruh
dunia.
Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoidal dengan
demikian arus yang dihasilkan pun sinusoidal. Dalam konsep phasor, dapat ditulis sebagai
berikut:
𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥∠ − 90°; 𝐼2 = 𝐼𝑚𝑎𝑥∠ − 𝜑° − 90° (2.2)
Gambar 2.1. Contoh arus bolak-balik
Nilai tersebut didapat dengan cara:
Maka,
𝐴cos(𝑤𝑡 + ∅°) = 𝐴∠∅°
𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 sin(𝑤𝑡) = 𝐼𝑚𝑎𝑥 cos(𝑤𝑡 − 90°) = 𝐼𝑚𝑎𝑥∠ − 90°
Pada pengukuran menggunakan multimeter digital yang sudah dalam mode pengaturan
AC, arus yang akan terbaca adalah hanya nilai efektifnya saja, biasa ditulis dengan 𝐼𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑟𝑚𝑠√2
Dalam rangkaian dengan arus bolak balik, ukuran resistansi (hal yang dapat
menghambat arus) yang digunakan adalah impedansi (𝑍(Ω)). Berbeda dengan resistansi pada
konsep arus searah (DC), impedansi memiliki nilai fase relatif yang diakibatkan oleh komponen
induktor dan kapasitor.
𝑍𝑅 = 𝑅; 𝑍𝐿 = 𝑗𝑤𝐿; 𝑍𝐶 = −W c
𝑍 = 𝑍𝐿 + 𝑍𝐶 + 𝑍𝑅
Untuk mendapatkan nilai 𝑍 total tersebut digunakan konsep phasor. Hal ini juga berlaku
untuk besaran yang mengandung vektor lainnya. Contohnya jumlah tegangan induktor dan
resistor. Tegangan induktor akan berbeda fasa 90° dengan tegangan resistor. Maka, tegangan
total dari kedua komponen ini adalah:
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝐿 + 𝑉𝑅
|𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 |∠𝜙𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = |𝑉𝐿|∠𝜙𝐿 + |𝑉𝑅|∠𝜙𝑅
Perbedaan fasa 90° inilah yang menyebabkan
|𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙| ≠ |𝑉𝐿| + |𝑉𝑅|,
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √|𝑉𝐿|2 + |𝑉𝑅|2
Sumber arus bolak balik adalah generator arus bolak – balik. Generator arus bolak –
balik terdiri atas sebuah kumparan yang diputar dalam magnet. Gaya gerak listrik (GGL) yang
dihasilkan oleh generator arus bolak – balik berubah secara periodik menurut fungsi sinus dan
kosinus. GGL sinusoida ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang berputar dengan laju sudut
tetap. Tegangan yang dihasilkan berupa tegangan sinusoida dengan persamaan sebagai berikut:
ε = NBA ω sin ωt atau ε = εm sin ωt dimana N = jumlah lilitan B = besarnya induksi magnetic
A = luas kumparan ω = frekuensi sudut putaran kumparan
Adapun besar arus listrik bolak-balik yaitu: ε = εm sin ωt I . R = Im . R sin ωt I = Imaks sin ωt
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik
melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime
mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus
listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat
melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime
mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan
magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada
stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90 o pertama
akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 270 o kedua akan dihasilkan
tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus menerus/continue. Bentuk tegangan seperti
ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.

2.3 DAFTAR PERALATAN


ALAT-ALAT PERCOBAAN
Tabel 2.1. Daftar alat-alat percobaan
Nama Alat Jumlah

Kumparan 1000 lilitan 1

Magnet batang 1

Galvanometer 1

Poros jarum 1

Multimeter digital 1

Kabel probe 10

Catu daya 1

Saklar SPST 1

Resistor 100 Ω 1

Kapasitor 5µF 1

2.4 PROSEDUR PERCOBAAN

I. TEORI DASAR
II. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Percobaan 1: Pembangkit Arus AC

Amati dan jelaskan yang terjadi pada percobaan ini!

Percobaan 2: Reaktansi Kapasitif

Tabel 2.1. Data percobaan reaktansi kapasitif

𝐕𝐒(𝑽) 𝐕𝐑(𝑽 𝐕𝐂(𝑽 𝐈 (𝒎𝑨)


𝐕𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 ) )
𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐

2𝑉 DC

2𝑉 AC

Percobaan 3: Reaktansi Induktif

Tabel 2.2. Data percobaan reaktansi induktif

𝐕𝐒(𝑽) 𝐕𝐑(𝑽 𝐕𝐂(𝑽 𝐈 (𝒎𝑨)


𝐕𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 ) )
𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐

2𝑉 DC

2𝑉 AC

Anda mungkin juga menyukai