Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2

ARUS BOLAK BALIK

Nama : Aurel Tedja Oktaviare


NIM : 105120006
Kelas : CH
Tanggal Praktikum : 19 Februari 2021
Asisten Praktikum : Rizky Miftahul
I. INTISARI
Praktikum modul II yang berjudul Arus Bolak Balik melakukan pengukuran besaran dalam
rangkaian berarus bolak balik. Terdapat tiga percobaan yang dilakukan pada modul II yaitu
membuat pembangkit arus bolak balik sederhana, reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif.
Percobaan pertama dilakukan dengan menghubungkan galvanometer dengan kumparan lalu
dimasukkan magnet kedalam kumparan. Pada pecobaan kedua dilakukan perhitungan nilai
𝑉𝑅 dan 𝑉𝐶 dari arus DC dan AC, diperoleh hasil sebesar 0 Volt; 2.37 Volt untuk arus DC
dan 0.35 Volt; 2.29 Volt untuk arus AC. Reaktansi kapasitif DC dan AC sebesar ∞ 𝑑𝑎𝑛
654.28 Volt/A, dan hasil impedensi arus DC dan AC sebesar ∞ dan 661.87 . Percobaan
tiga mengetahui prinsip kerja induktor.
Kata Kunci : Arus AC, Arus DC, Galvanometer, Kumparan, Reaktansi induktif, Reaktansi
Kapasitif.

II. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif
2. Mengukur besaran dalam rangkaian berarus bolak-balik
3. Menentukan total tegangan pada arus listrik bolak-balik

2.2 Dasar Teori


Dalam suatu tenaga, maka terdapat sebuah muatan positif dan negatif yang
terpisah. Muatang yang terpisah tersebut akan saling tarik menarik, gaya tarik
menarik antara kedua muatan itu dinamakan tegangan listrik. Satuan untuk
tegangan adalah Volt(V). Arus listrik adalah banyaknya elektron yang mengalir
dalam satu rangkaian listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam
satuan Coulumb per detik atau ampere. Nama ampere sendiri diambil dari nama
seorang ahli fisika perancis yang bernama Andre Marie Ampere (1775-1836).
Arus listrik mengalir dari kutub potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik
dibagi menjadi 2 jenis yaitu arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik. Arus
listrik bolak-balik yaitu arus lisrik yang dihasilkan oleh generator bolak- balik
atau transformator[1].
Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah-ubah secara
bergantian. Pada suatu saat arah arus ke kanan, kemudian berubah menjadi ke
kiri, kemudian ke kanan, ke kiri, dan seterusnya. Kalau digambarkan dalam
bentuk kurva, maka contoh kurva arus bolak-balim ditunjukkan dalam Gambar
8.2
Grafik 8.2 Contoh grafik arus bolak-balik

Pada grafik (a) kita dapatkan arus bolak-balik yang berubah secara sinusoidal.
Setengah periode arus bergerak dalam satu arah dan setengah periode lainnya arus
bergerak dalam arah sebaliknya. Pada grafik (b) kita amati arus bolak-balik yang
berubah secara persegi. Dalam setengah periode arus bergerak dalam satu arah
dan setengah periode lainnya arus bergerak dalam arah sebaliknya. Pada grafik (c)
kita amati arus bolak- balik yang berubah dengan pola segitiga. Pada grafik (d)
kita amati arus bolak-balik yang berubah secara transien[2].
Listrik dapat tercipta oleh induksi elektromagnetik dari kumparan dan
perubahan medan magnet. Perubahan medan magnet yang searah dan terus-
menerus tidak dapat direalisasikan. Perubahan medan magnet hanya bisa
direalisasikan dengan cara mengubah kutub (positive negative) magnet.
Akibatnya, arus yang tercipta dari induksi elektromagnetik tidak akan searah atau
berubah arah secara periodik.
Arus ini dinamakan arus bolak balik (Alternating Current). Gambar 2.1
menunjukkan 2 arus bolak balik berbentuk sinusoidal yang memiliki periode dan
phasa tertentu. Kedua sinyal tersebut dapat ditulis dengan persamaan
matematika sebagai berikut:
I1 = Imax Sin(wt) ; I2 = Imax Sin(wt-φ) (2.1)

Dalam konsep phasor, dapat juga ditulis sebagai berikut:

I1 = Imax∠ - 90° ; I2 = Imax Sin(wt-φ) (2.2)


Nilai tersebut didapat dengan cara:
Acos(wt + ∅°) = A∠∅° (2.3)
Maka,
I1 = Imax sin(wt) = Imax cos(wt − 90°) = Imax∠ − 90° (2.4)
Pada pengukuran menggunakan multimeter digital yang sudah dalam mode
pengaturan AC, arus yang akan terbaca adalah hanya nilai efektifnya saja, biasa
ditulis dengan Irms
Imax = Irms√ (2.5)

Dalam rangkaian dengan arus bolak balik, ukuran resistansi (hal yang dapat
menghambat arus) yang digunakan adalah impedansi (Z(Ω)). Berbeda dengan
resistansi pada konsep arus searah (DC), impedansi memiliki nilai fase relatif
yang diakibatkan oleh komponen induktor dan kapasitor.
ZR = R; ZL = jwL; ZC = − (2.6)
Z = ZL + ZC + ZR (2.7)
Untuk mendapatkan nilai Z total tersebut digunakan konsep phasor. Hal ini juga
berlaku untuk besaran yang mengandung vektor lainnya. Contohnya jumlah
tegangan induktor dan resistor. Tegangan induktor akan berbeda fasa 90° dengan
tegangan resistor. Maka, tegangan total dari kedua komponen ini adalah:
Vtotal = VL + VR (2.8)
|Vtotal|∠φtotal = |VL|∠φL + |VR|∠φR (2.9)

Perbedaan fasa 90° inilah yang menyebabkan |Vtotal| ≠ |VL| + |VR|


√|𝑉 | |𝑉 | (2.10)[3]

2.3 Daftar Peralatan


Tabel 2.1 Daftar alat-alat percobaan
Nama Alat Jumlah
Kumparan 1000 lilitan 1
Magnet batang 1
Galvanometer 1
Poros jarum 1
Multimeter digital 1
Kabel probe 10
Catu daya 1
Saklar SPST 1
Resistor 100Ω 1
Kapasitor 5µF 1
2.4 Prosedur Percobaan
Percobaan 1: Pembangkit arus bolak balik sederhana

1. Dihubungkan galvanometer dengan kumparan 1000 lilitan.


2. Diambil magnet batang (warna merah kutub positif dan warna biru kutub
negatif)
3. Dimasukkan kutub utara magnet batang kedalam kumparan, terjadi
penyimpangan ke kanan dari jarum galvanometer. Dikeluarkan magnet batang
jarum galvanometer bergerak ke kiri.

Percobaan 2: Reaktansi Kapasitif


1. Dihubungkan catu daya sebagai sumber tegangan DC pada saklar.
2. Dihubungkan saklar pada kapasitor.
3. Disusun seri pada hambatan 100 Ω dan dihubungkan pada kutub negatif dari
catu daya DC.
4. Dinyalakan catu daya dan saklar.
5. Diukur V sumber tiap detik, diamati dan dicatat nilai yang terbaca pada
multimeter.
6. Diukur pada titik Vc atau tegangan di kapasitor, dicatat nilai yang terbaca pada
multimeter.
7. Diukur pada titik 𝑉𝑅 atau tegangan pada resistor, dicatat nilai yang terbaca
pada multimeter.
8. Diakukan pengukuran pada setiap titik yang sama, namun dengan membalik
probe pada multimeter.
9. Diukur tegangan pada Vs, Vc dan 𝑉𝑅 Kembali.
10. Selanjutnya mengukur arus yang mengalir pada rangkaian.
11. Diubah multimeter ke amperemeter DC 20 mA, probe + di mA dan – di come
12. Dihubungkan secara seri pada rangkaian, menghubungkan kode perhubungan
kapasitor menuju resistor.
13. Dinyalakan rangkaian, dengan sumber catu daya tegangan sebesar 2V DC.
14. Dicatat nilai yang terbaca oleh multimeter.
15. Pengkuran selanjutnya dengan membalik probe pada multimeter.
16. Dicatat nilai yang terbaca.
17. Diubah sumber catu daya menjadi AC.
18. Di set multimeter sebagai voltmeter dengan selector 20V AC.
19. Diukur Kembali tegangan pada Vs, Vc dan 𝑉𝑅,dan juga dibalik probe
multimeter
20. Selanjutnya mengukur arus yang mengalir pada rangkaian.
21. Diubah multimeter ke amperemeter, diubah kutub + dari volt menjadi mA dan
selector menjadi ampere AC sebesar 20 mA.
22. Dihubungkan secara seri dengan rangkaian, pada perhubungan kapasitor
dengan resistor.
23. Dinyalakan rankaian, dicatat nilai yang terbaca.
24. Diubah probe / dibalik pada multimeter dan lakukan pengukuran selanjutnya,
dicatat nilai yang terbaca
Percobaan 3: Reaktansi Induktif

1. Dihubungkan catu daya dengan induktor.


2. Digunakan catu daya sebagai sumber DC dan juga AC.
3. Digunakan catu daya sebagai sumber DC sebesar 2V.
4. Di set multimeter sebagai voltmeter DC untuk mengukur tegangan DC, lalu di
hubungkan pada titik Vs ,𝑉𝐿 , induktor dan 𝑉𝑅.
5. Dibalik probe multimeter, kemudian diukur Kembali pada titik yang sama Vs ,
𝑉𝐿 dan 𝑉𝑅.
6. Diulangi Langkah tersebut dengan menggunakan sumber tegangan AC.
III. DATA DAN PENGOLAHAN
Percobaan 1: Pembangkit Arus AC
Amati dan jelaskan yang terjadi pada percobaan ini!
Ketika galvanometer dihubungkan dengan kumparan 1000 lilitan, lalu pada
kumparan tersebut dimasukkan magnet kutub utara. Saat kutub utara magnet
dimasukkan kedalam kumparan, jarum galvanometer menyimpang kearah kanan. Saat
magnet dikeluarkan dari kumparan jarum galvanomter bergerak kearah kiri. Namun
magnet diam didalam kumparan jarum galvanometer tidak bergerak / tidak terjadi
penyimpagan dari galvanometer. Saat magnet digerakkan keluar masuk kumparan
akan terjadi arus induksi. Arus induksi kumparan mengalir dari kumparan menuju
steker positif jika ditinjau dari kutub utara. Arah arus dapat digunakaan untuk
meninjau arah medan magnet dengan menggunakan kaidah tangan kanan, arah 4 jari
menunjukkan arus sedangkan ibu jari menunjukkan medan magnet. Dalam percobaan
arus yang mengalir dari kumparan menuju steker positif, arah medan magnet yang
ditunjukkan kearah kanan. Arah kanan itu adalah medan magnet induksi, jarum
galvanometer menunjukkan arah medan magnet induksi.

Percobaan 2: Reaktansi Kapasitif


Tabel 2.1 Data percobaan reaktansi kapasitif
Vs(V) VR(V) VC(V) I (mA)
Vsumber
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
2V DC 2,37 -2,37 0 0 2,37 -2,37 0 0
2V AC 2,29 2,29 0,34 0,34 2,25 2,25 3,5 3,5
R = 100 ohm
DC
- VRteori = I × R - XC = = =∞
VRteori = 0 × 100 = 0 V - Z = √𝑅
- VCteori = √𝑉 𝑉 Z = √( ) ( )
VCteori = √( ) ( ) =∞
= 2.37 V

AC
- VRteori = I × R - XC = = = 654.28 Volt/A
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (3.5 𝑥 10−3)𝐴 𝑥 100 - Z = √𝑅
= 0.35 V Z = √( ) )
- VCteori = √𝑉 𝑉 = 661.87 
VCteori = √( ) ( )
= 2.29 V
Percobaan 3: Reaktansi Induktif
Tabel 2.2 Data percobaan reaktansi induktif
Vs(V) VR(V) VC(V) I (mA)
Vsumber
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
2V DC 2,3 -2,3 0,25 -0,25 2 -2 20,3 20,3
2V AC 2,89 2,89 0,298 0,298 2 2 20,5 20,5

IV. PEMBAHASAN
Gerakan bolak balik ujung magnet batang ke dalam kumparan hal ini
menyebabkan jarum galvanometer bergerak ke kanan dan kiri, dan terjadi karena
adanya induksi. Disaat kita memasukan kutub utara magnet pada kumparan jarum
galvanometer bergerak kearah kanan, arah kanan ini menunjukan arah medan magnet
induksi. Dapat ditinjau dengan kaidah tangan kanan, arus induksi akan mengalir dari
kumparan menuju speker positif atau arah medan magnet induksi . Ibu jari dapat
menunjukkan arah dari medan magnet, sedangkan 4 jari lainnya menunjukkan arah
arus listrik.
Jarum galvanometer berubah disebabkan oleh arus listrik yang mengalir dari
kumparan ke steker. Arus listrik timbul akibat adanya induksi dari kutub magnet yang
digerakkan keluar masuk dari kumparan. Faktor yang mempengaruhi besar
simpangan pada galvanometer adalah banyaknya lilitan pada kumparan, kecepatan
putaran magnet dan kekuatan batang magnet yang kita gunakan.
Percobaan reaktansi induktif, pengaruh induktor pada rangkaian arus searah (DC)
adalah tetap menghasilkan arus yang mengalir, disebabkan induktor pada rangkaian
arus searah bersifat seperti kumparan, jadi akan tetap menghasilkan arus yang
mengalir pada induktor.
Saat kapasitor diberikan arus DC, arus tidak mengalir karena kapasitor memiliki
fungsi menghambat arus DC (arus searah). Sedangkan memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan kapasitor jika di beri arus DC yaitu meneruskan arus DC (arus
searah).

V. KESIMPULAN
1. Pada reaktansi induktif akan menghambat arus listrik bolak balik. Sedangkan pada
reaktansi kapasitif apabila diberikan arus DC maka akan melakukan pengisian muatan
dan membuat nilai tegangan sama dengan nilai teganan yang diberikan.
2. Pada percobaan ini nilai VR dan VC yang diperoleh pada arus DC secara berturut adalah
0 V dan 2.37 V, sedangkan pada arus AC adalah 0.35 V dan 2.29 V. Lalu reaktansi
kapasitif yang diperoleh pada rangkaian DC dan AC secara berturut-turut adalah ∞ dan
654.28 Volt/A. Dan nilai impedansi yang dihasilkan adalah ∞ dan 661.87.
3. Untuk menghitung total tegangan bisa dengan menggunakan rumus
Vtotal = VL + VR yang didapatkan dengan hasil dari AC dan DC adalah Vtotal =
2.29V + 2.37V = 4.66V

VI. REFERENSI
[1] Faisal Alba. 2012. Arus Bolak-Balik. POLBAN
[2] Mikrajuddin Abdullah. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
[3]Ahmad, D., dkk. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar II.Jakarta: Universitas
Pertamina
[4] Gideon, S., & Saragih, K. P. (2019). Analisis Karakteristik Listrik Arus Searah
dan Arus Bolak-Balik. Regional Development Industry & Health Science,
Technology and Art of Life.
[5] Bambang Murdaka Eka Jati Dkk. 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta.
[6] Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai