Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN VI

I. Nama Percobaan : Wattmeter Satu Fasa

II. Tujuan Pecobaan :


1. Memahami prinsip kerja dan penggunaan wattmeter 1 θ
2. Memahami cara kerja pengukuran daya listrik DC dan AC

III. Alat-alat yang digunakan :


1. Wattmeter Satu Fasa Portabel 2041 : 1 buah
2. Lampu 100 Watt : 1 buah
3. Trafo Tegangan : 1 buah
4. Trafo Arus : 1 buah
5. Moto Tiga Fasa : 1 buah
6. Kabel-kabel penghubung : 4 buah

IV. Teori Dasar


Alat ukur wattmeter tidak sering digunakan di laboratorium, tetapi
banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil.

Gambar 1. Prinsip Kerja Wattmeter


Jika arus mengalir melalui kumparan tetap. Akan menghasilkan
medan magnet. Kumparan tetap, akan menghasilkan medan magnet.
Kumparan putar diletakkan pada medan magnet. Sebuah torsi putar yang
disebabkan daya elektromagnetik akan menggerakkan kumparan putar.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Torsi putar tergantung pada arus kumparan sesuai dengan persamaan :
dM
τ =I M I f [ Nm ]

Dimana : I M = arus yang melalui kumparan putar (A)
I f = arus yang melalui kumparan tetap (A)
M = induktansi bersama antara kedua kumparan (H)
θ = sudut defleksi kumparan putar
Torsi putar didefinisikan sebagai hasil kali arus kumparan dan
induktansi antara kedua kumparan.
Jika arus mengalir melalui beban yang dihubungkan secara seri dan
kumparan tetap dan jika arus tersebut tak sebanding dengan tegangan pada
kumparan putar maka torsi putar akan sebanding dengan perkalian arus
dengan tegangan pada beban.
Untuk arus AC, hubungan fasa pada kedua arus kumparan
mempengaruhi torsi putar, sama seperti faktor daya pada daya beban. Untuk
itu, baik daya AC maupun daya DC. Daya putar sebanding dengan
konsumsi daya listrik pada rangkaian yang diukur.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


V. Teori Percobaan VI

Wattmeter analog terdiri dari 3 tipe yaitu wattmeter tipe


elektrodinamometer, wattmeter tipe induksi dan wattmeter tipe thermokopel.
Wattmeter Tipe Elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan yaitu
kumparan yang tetap disebut kumparan arus dan kumparan yang berputar disebut
dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui
suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian pada arus-arus yang
melalui kumparan-kumparan tersebut. Kedua, wattmeter Tipe Induksi seperti alat
ukur wattmeter elektrodinamometer, alat ukur tipe induksi mempunyai pula
sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan ini
menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari arus-arus yang
melalui kumparan-kumparan tersebut, dengan demikian dapat pula dipergunakan
sebagai alat pengukur watt. Ketiga, Alat pengukur wattmeter tipe thermokopel
merupakan contoh dari suatu alat pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit
perkalian yang khusus. Bila arus-arus berbanding lurus terhadap tegangannya,
harga rata – rata adalah sebanding dengan daya beban. Wattmeter merupakan alat
ukur yang digunakan untuk mengukur daya listrik secara langsung. Wattmeter
digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang sedang beroperasi
dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : 1. beban
DC, 2. beban AC satu Fasa 3. serta beban AC tiga Fasa. Prinsip kerja Wattmeter
ialah, pada wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga
besarnya medan magnet yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus
yang mengalir melalui kumparan arus tersebut. Walaupun medan magnet yang
ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama (tidak berubah), maka bila arus
yang mengalir pada kumparan arus makin besar (sesuai dgn besarnya alat/
peralatan listrik), maka medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan arus juga
makin besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan tegangan / jarum
berputar kekanan juga makin kuat, yg menyebabkan penyimpangan jarum
kekanan makin lebar. Pada rangkaian arus bolak balik, simpangan jarum penunjuk
sebanding dengan ratarata arus dan tegangan sesaat . Wattmeter DC dan AC dapat
mengalami kerusakan disebabkan oleh arus yang mengalir pada Wattmeter

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


berlebihan. Pada Amperemeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan
menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya (jarum
penunjuk menjadi tidak dapat bergerak lagi karena melebihi batas skala). Akan
tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan dapat menjadi panas tetapi tidak
menyebabkan penunjukan jarum melebihi batas skala. Wattmeter bekerja
berdasarkan prinsip kerja gaya lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan
menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya lorentz
pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan
dari gaya lorentz F akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Kaidah
tangan kanan Keterangan : F = Gaya lorentz I = Arus B = Kuat medan magnet. [1]

Wattmeter mempunyai kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga


besarnya medan magnet yang dihasilkan sangat bergantung pada besarnya arus
yang melewati kumparan arus tersebut. Meskipun medan magnet yang dihasilkan
oleh kumparan tegangan bisa dibilang sama (tidak berubah), namun seiring
bertambahnya arus yang mengalir pada kumparan (tergantung besar kecilnya
alat/peralatan listrik), maka medan magnet yang dihasilkan oleh medan magnet
tersebut juga semakin besar pada kumparan arus sehingga menimbulkan gaya
dorong yang juga menyebabkan kumparan/jarum tarikan berputar lebih ke kanan,
sehingga jarum condong ke kanan menjadi lebih lebar. Dalam rangkaian AC,
defleksi jarum sebanding dengan arus dan tegangan sesaat rata-rata. Wattmeter
DC dan AC dapat rusak karena arus berlebih yang mengalir melalui wattmeter.
Pada rangkaian utama wattmeter, kumparan arus wattmeter dihubungkan secara
seri dengan rangkaian (beban) dan kumparan tegangan dihubungkan secara paralel
dengan kawat. Ketika arus saluran melewati kumparan arus wattmeter, maka akan
tercipta medan di sekitar kumparan. Kuat medan ini sebanding dengan besar
kecilnya arus saluran pada belitan tegangan wattmeter yang dipasang seri dengan
resistor yang nilai resistansinya sangat tinggi. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan ketelitian yang tinggi pada rangkaian lilitan tegangan meter.
Wattmeter adalah suatu alat untuk mengukur daya listrik yang merupakan
gabungan dari voltmeter dan amperemeter. Pengukuran daya DC dapat dilakukan
dengan wattmeter. Alat ini mempunyai dua jenis kumparan yaitu kumparan arus
dan kumparan tegangan. Untuk mengukur daya satu fasa. Daya AC dapat diukur

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


dengan wattmeter. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan yang masing-masing
mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu belitannya menggunakan kawat
yang lebih besar yang membawa arus beban dan arus belitan tegangan. Kesulitan
dalam mengatur sambungan kumparan tegangan diselesaikan dengan wattmeter
kompensasi. Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan mengalirkan
arus hanya ke kumparan tegangan. Namun arus ini melawan arus pada kumparan
besar sehingga menimbulkan arus yang berlawanan dengan arus utama. Ini berarti
efek I dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang benar [2]

Komponen utama wattmeter, yaitu Torsi Elektromagnetik, wattmeter


memiliki sebuah torsi elektromagnetik yang digunakan untuk mengukur daya. Ini
biasanya terdiri dari dua belitan kawat yang ditempatkan dalam medan magnet.
Belitan kawat ini terhubung dengan rangkaian yang akan diukur.Rangkaian
Pengukuran, rangkaian pengukuran wattmeter terdiri dari dua bagian utama. Satu
untuk mengukur tegangan (V) dan satu untuk mengukur arus (I). Kedua
pengukuran ini diintegrasikan dalam satu perangkat untuk menghitung daya (P).
Skala, wattmeter biasanya memiliki skala yang menunjukkan nilai daya dalam
watt. Skala ini memungkinkan pengguna untuk membaca hasil pengukuran.
Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk
mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya sangat kecil dibandingkan
daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat,
arus kumparan harus sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus
dihubungkan diantara terminal beban. Kesulitan dalam menempatkan sambungan
kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang terkompensasi. Wattmeter 1
(satu) fasa dapat dibangun dengan komponen utama berupa elektrodinamometer.
Elektrodinamometer merupakan komponen utama dari wattmeter analog.
Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe
Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun
daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan
tidak terbatas pada gelombang sinus saja. Kumparan arus terdiri dari dua
kumparan, masingmasing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu
kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa arus beban ditambah
arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis)

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan
dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan
dengan fluks utama [3]

Pada rangkaian utama wattmeter, kumparan arus wattmeter dihubungkan


secara seri dengan rangkaian (beban) dan kumparan tegangan dihubungkan secara
paralel dengan kawat. Wattmeter satu fasa, dimana elektrodinamometer
digunakan sebagai voltmeter atau ammeter, terdiri dari kumparan tetap dan
berputar yang dihubungkan secara seri sehingga merespon efek kuadrat arus.
Ketika wattmeter digunakan sebagai meteran listrik satu fasa, belitan dihubungkan
secara berbeda. Belitan tetap atau ditampilkan di sini sebagai dua elemen terpisah
yang dihubungkan secara seri. Wattmeter memiliki konektor tegangan dan arus
bertanda "+". Jika konektor arus yangditandai dihubungkan kesisi masukan dan
konektor tegangan dihubungkankesaluran sisi arus dihubungkan, alat ukur akan
membaca setiap beban hidup [4]

Wattmeter 1 (satu) fasa dapat dibangun dengan komponen utama berupa


elektrodinamometer. Elektrodinamometer merupakan komponen utama dari
wattmeter analog. Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran
daya, wattmeter tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya
searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang
tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. “Wattmeter tipe
elektrodinamometer” terdiri dari satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang
disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang disebut dengan kumparan
tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang
berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-
kumparan tersebut. Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau
tingkat pasokan energi listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diasumsi
pada suatu sirkuit rangkaian. Wattmeter 1 (satu) fasa dapat dibangun dengan
komponen utama berupa elektrodinamometer. Elektrodinamometer merupakan
komponen utama dari wattmeter analog. Elektrodinamometer dipakai secara luas
dalam pengukuran daya, wattmeter tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk
mengukur daya searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja.
Wattmeter pada dasarnya merupakan penggabungan dari dua alat ukur yaitu
Amperemeter dan Voltmeter, untuk itu pada Wattmeter pasti terdiri dari kumparan
arus (kumparan tetap) (kumparan putar), sehingga pemasangannya juga sama
yaitu kumparan arus dipasang seri dengan beban dan kumparan tegangan dipasang
paralel dengan sumber tegangan. Wattmeter dapat digunakan untuk pengukuran
pada arus searah maupun arus bolak balik.Dengan V adalah tegangan beban dan I
adalah arus beban Pada arus bolak balik, daya yang dipakai pada beban pada saat
tegangan beban v dan arus beban i dinyatakan sebagai p = v i dengan v dan i
adalah tegangan dan arus sebagai fungsi waktu yang memenuhi persamaan
sinusoida. Terdapat beberapa jenis Wattmeter yaitu diantaranya wattmeter
elektrodinamis wattmeter Induksi, wattmeter elektrostatis, wattmeter digital dan
sebagainya. Paling banyak digunakan adalah Wattmeter elekrodinamis. Alat ukur
daya ini terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut sebagai kumparan arus
dan sebuah kumparan putar (yang bergerak) yang disebut sebagai kumparan
tegangan (potensial). Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara seri
sedangkan kumparan tegangan dihubungkan parallel dengan rangkaian alat
ukurnya. Pada wattmeter analog ini, kumparan tegangan menggerakkan jarum
penunjuk yang menyimpang sepanjang skala yang menunjukkan pengukuran
daya. Arus mengalir melalui kumparan arus (tetap) menghasilkan medan
elektromagnetik dimana yang akan terjadi pada area sekitarnya dan juga sekitar
kumparan. Hambatan yang besar nilainya disambungkan seri pada kumparan
putar untuk mereduksi arus yang melalui kumparan tersebut. Pada rangkaian arus
searah, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan arus dan tegangan, dan
memenuhi persamaan P=VI. Wattmeter satu fasa memiliki empat buah terminal,
terdiri dari dua buah terminal arus dan dua buah terminal tegangan. Kumparan-
kumparan arus merupakan dua elemen yang terpisah yang dihubungkan secara
seri dan membawa arus jala-jala total (Ic). Kumparan potensial ditempatkan di
dalam medan magnet kumparan-kumparan arus, dihubungkan seri dengan tahanan
pembatas arus dan membawa arus kecil (Ip). Arus sesaat di dalam kumparan
potensial adalah Ip = VL/RP, dalam hal ini VL adalah tegangan sesaat pada beban
(load), dan RP adalah tahanan total kumparan potensial beserta tahanan serinya

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


(R). Oleh karena itulah, arus tersebutlah yang akan melalui kumparan-kumparan
arus tersebut sendiri [5]

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VI. Prosedur Percobaan

1. Mengukur daya rangkaian DC


1.a. Buat rangkaian seperti berikut.

1.b. hidupkan suplai daya dan catat indikator pada wattmeter dan range
pengendali

2.a. buat rangkaian seperti berikut,

2.b. hidupkan suplai daya dan catat indikator pada wattmeter dan range
pengali
3. nilai yang dicari adalah rata-rata dari kedua percobaan di atas

2.Mengukur daya untuk arus yang melebihi nilai dasar pada wattmeter.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


1. Buat rangkaian seperti berikut.

2. Hidupkan suplai daya dan catat indikator pada wattmeter.


3. Catat range pengali dan rasio trafo arus (CT).

3.Mengukur daya untuk tegangan dan arus yang melebihi nilai dasar pada
wattmeter
1.Buat rangkaian seperti berikut

2. Hidupkan supali daya dan catat indikator pada wattmeter


3. Catat rabge pengali dan rasio trafo arus dan rasio trafo tegangan
4. mengukur daya untuk tegangan dan arus yang melebihi nilai dasar pada
wattmeter.

1. buat rangakaian sebagai berikut.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


2. hidupkan suplay daya dan catat indikator pada waattmeter.
3. catat range pengali dan rasio trafo arus dan rasio trafo tegangan.

5. Mengukur daya dengan tiga fasa dengan wattmeter satu fasa


1. Buat rangkaian seperti berikut

2. Hidupkan suplai daya dan catat indikator pada wattmeter


3. Catat range pengali dan rasio trafo tegangan
Catatan :
Range Tegangan
120 V 240 V
Range arus 1A 1 4
5A 5 10
Untuk mengukur daya tiga fasa, range pengali 0,2

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VII. Data Hasil Percobaan
1. Tabel Percobaan 120 volt 5 ampere
Daya pengukuran Daya Beban
Lampu Range T
(watt) (Watt)
1 5 25 23
2 38 190 200
3 19,5 97,5 100
1,2 44 220 223
1,3 24 120 123
1,4 48,5 42,5 46
1,4,5 28,7 143,5 146

2. Tabel Percobaan 240 volt 1 ampere


Daya pengukuran Daya Beban
Lampu Range T
(watt) (Watt)
1 2 16 23
2 22 176 200
3 10 80 100
1,4 5 40 46
2,5 43 340 400
1,2,3 35 280 323
1,2,4,5 48 384 446

Keterangan :
Lampu 1 = 23 watt
Lampu 2 = 200 watt
Lampu 3 = 100 watt
Lampu 4 = 23 watt
Lampu 5 = 100 watt ; untuk lampu 5 pada 240 V 5 A diganti jadi 200 watt

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VIII. Pengolahan Data

Kesalahan Relatif

Rumus = |daya teori−daya


daya teori
praktek
x 100 %|

Kesalahan Absolut
Rumus = |daya teori – daya praktek|

I. Range tegangan 120 V/ 5 A


 Lampu 1

Kesalahan Relatif = |23−25


23
x 100 %| = 8,7 %

Kesalahan Absolut= |23−25|=2


 Lampu 2

Kesalahan Relatif = |200−190


200
x 100 %| = 5 %

Kesalahan Absolut= |200−190|=¿ 10


 Lampu 3

Kesalahan Relatif = |100−97


100
,5
x 100 %| = 2,5 %

Kesalahan Absolut= |100−97 , 5|=2 ,5


 Lampu 1+2

Kesalahan Relatif = | 223−220


223 |
x 100 % =10,31 %

Kesalahan Absolut= |223−220|=23


 Lampu 1+3

Kesalahan Relatif = |123−120


123
x 100 %| = 0,12%

Kesalahan Absolut= |123−120|=3


 Lampu 1+4

Kesalahan Relatif = |46−42


46
x 100 %| = 8,7 %

Kesalahan Absolut= |46−42|=4

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


 Lampu 1+4+5

Kesalahan Relatif = |146−143


146
,5
x 100 %| =1,7 %

Kesalahan Absolut= |146−143 , 5|=2 , 5

II. Range tegangan 240 V/ 1 A


 Lampu 1

Kesalahan Relatif = |23−16


23
x 100 %| = 30,4 %

Kesalahan Absolut= |23−16|=7


 Lampu 2

Kesalahan Relatif = |200−176


200
x 100 %| = 0,05%

Kesalahan Absolut= |200−176|=24


 Lampu 3

Kesalahan Relatif = |100−80


100
x 100 %| = 0,2%

Kesalahan Absolut= |100−80|=20


 Lampu 1+4

Kesalahan Relatif = |46−40


46
x 100 %| = 0,13%

Kesalahan Absolut= |46−4 0|=6


 Lampu 2+5

Kesalahan Relatif = |400−340


400
x 100 %| =15 %

Kesalahan Absolut= |400−340|=60


 Lampu 1+2+3

Kesalahan Relatif = |323−280


323
x 100 %| = 0,06%

Kesalahan Absolut= |323−280|=43


 Lampu 1+2+4+5

Kesalahan Relatif = |446−384


446
x 100 %| = 13,9 %

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Kesalahan Absolut= |446−384|=¿ 62

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


IX. Tugas dan Jawaban
1. Jelaskan jenis-jenis daya beserta rumus !
2. Jelaskan mengapa daya pengukuran berbeda dengan daya sebenarnya !
3. Sebutkan dan jelaskan apa saja metode untuk mengukur daya?
4. Bagaimana cara memperbaiki cos phi?
5. Foto dimasjid Al-Ghazali

JAWAB

1. Jenis-Jenis daya
a. Daya Aktif (P) dapat diukur dalam watt (W) dan mewakili daya
sebenarnya yang digunakan dalam sistem untuk melakukan
pekerjaan. Rumusnya : P= V x I
b. Daya Reaktif (Q) dapat diukur dalam VAR (volt-ampere reaktif)
dan mewakili daya yang akan menggerakkan kumparan
dikarenakan adanya medan magnet, seperti yang dijelaskan pada
gaya lorentz. Rumusnya : P= V x I x sin phi
c. Daya Semu (S) dapat diukur dalam volt-ampere (VA) dan
mewakili total daya yang dipasok atau dikonsumsi dalam sistem
atau dengan kata lain adalah daya sesungguhnya yang diberikan
dan disediakan oleh pihak PLN. Rumusnya S= VxI

2. Perbedaan antara daya pengukuran dan daya sebenarnya terutama


terkait dengan adanya faktor daya dalam sirkuit AC. Faktor daya
mengindikasikan sejauh mana arus dan tegangan dalam fase dan
bergandengan dengan baik. Ketika faktor daya adalah satu (cos θ = 1),
daya pengukuran akan sama dengan daya sebenarnya. Namun, ketika
faktor daya kurang dari satu (cos θ < 1), maka sebagian daya dalam
sirkuit digunakan untuk mengimbangi faktor fase dan tidak digunakan
untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


3. Metode pengukuran daya adalah teknik yang digunakan untuk
mengukur daya listrik dalam sebuah rangkaian atau sistem listrik.
Beberapa metode pengukuran daya yang umum digunakan meliputi:
a. Metode Volt-Ampere (Metode VA): Metode ini mengukur
daya dengan mengalikan tegangan (volt) dengan arus
(ampere) pada suatu titik dalam rangkaian. Hasil pengukuran
ini disebut daya VA dan biasanya digunakan untuk mengukur
daya dalam beban yang memiliki faktor daya berubah-ubah,
seperti motor listrik.
b. Metode Wattmeter: Wattmeter adalah alat pengukuran daya
yang langsung mengukur daya aktif (real power) dalam watt
(W). Alat ini bekerja dengan cara mengukur tegangan dan
arus, dan kemudian mengalikan keduanya. Metode ini sangat
berguna untuk mengukur daya pada beban yang memiliki
faktor daya yang bervariasi.
c. Metode Tangent Theta (Metode θ): Metode ini digunakan
untuk mengukur faktor daya (power factor) suatu beban.
Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif (real
power) dan daya semu (apparent power). Dalam metode ini,
tegangan dan arus diukur, dan kemudian sudut fase antara
keduanya dihitung.
d. Metode Koreksi Faktor Daya: Metode ini melibatkan
perangkat koreksi faktor daya seperti kapasitor untuk
meningkatkan faktor daya dalam sistem listrik dan mengukur
perbedaannya sebelum dan setelah pemasangan koreksi.

4. Foto Di Al-Ghazali

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya
X. Analisa
Pada percobaan kali ini kami memiliki data lima daya lamu, yaitu lampu
satu 23 watt, lampu dua 200 watt, lampu tiga 100 watt, lampu empat 23 watt, dan
lampu lima 100 watt dengan tegangan yang digunakan adalah 120 volt dengan
arus 5 ampere. Dari data ini, kami akan mengukur daya yang ada dengan
menggunakan wattmeter 1 fasa. Pada wattmeter 1 fasa ini akan menampilkan
jarum jam skala hingga range 120. Jarum jam ini akan bergerak apabila tegangan
masuk dan menghasilkan medan magnet pada kumparan, seperti halnya yang
diperjelas oleh teori gaya Lorentz. Data yang didapatkan saat lampu 1 menyala
dengan range T 5 adalah 25 watt. Pada saat lampu 2 hidup, daya yang diukur
adalah 190 watt, lampu 3 menyala, daya yang diukur adalah 97,5 watt, saat lampu
1 dan 2 menyala dayanya menjadi 220, ketika lampu 1 dan 3 menyala, daya yang
diukur adalah 120, kemudian saat lampu 1 dan 4 menyala daya yang terukur
adalah 242,5, dan yang terakhir saat lampu 1, 4, dan 5 menyala daya yang terukur
adalah 143,5 watt. Kemudian untuk data selanjutnya, lampu 5 diganti
menggunakan lampu yang berdaya 200 watt untuk pengukuran dengan tegangan
240v 1A dan. Sehingga data yang didapatkan saat lampu 1 menyala adalah 16
watt. Pada saat lamu 2 hidup, daya yang diukur adalah 176 watt, lampu 3
menyala, daya yang diukur adalah 80 watt, saat lampu 1 dan 4 menyala dayanya
menjadi 40, ketika lampu 1 , 2 dan 3 menyala, daya yang diukur adalah 310,
kemudian saat lampu 2 dan 5 menyala daya yang terukur adalah 340, pada saat
lampu 1,2 dan 3 didapat sebesar 280 watt, dan yang terakhir saat lampu 1, 2, 4,
dan 5 menyala daya yang terukur adalah 430 watt. Semakin banyak lampu yang
dihidupkan maka daya semakin besar. Pada tabel tegangan 240v 5A, lampu
diubah menjadi daya yang lebih tinggi, hal itu dilakukan untuk dihasilkannya daya
yang beragam untuk suatu percobaan. Pada pengukuran menggunakan wattmeter
kali ini juga memiliki hasil yang lebih kecil dari daya yang sebenarnya ada pada
lampu-lampu tersebut. Hal ini disebabkan oleh kumparan yang ada pada
wattmeter itu sendiri, yaitu kumparan tegangan dan arus. Pada daya aktif atau
daya yang digunakan suatu komponen memiliki cos π yang tidak pernah satu
dikarenakan adanya penggunakan kabel dan lainnya dan terjadi hilangnya daya
kurang lebih 5% atau disebut rugi-rugi daya. Hal ini yang menyebabkan data

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


pengukuran menggunakan wattmeter akan menunjukkan nilai yang lebih kecil
daripada daya yang sebenernya, yang berada pada masing-masing lampu tersebut.

XI. Kesimpulan

1. Daya yang terukur pada wattmeter lebih kecil daripada daya yang
sebenarnya dikarenakan pengaruh cos π
2. Semakin besar daya yang ingin diukur, maka range pengalinya akan
semakin besar
3. Daya yang terukur pada range tegangan 120 V cenderung lebih kecil
dibandingkan pada tegangan 240 V.
4. Kesalahan relative pada tegangan 240 V rata-rata lebih kecil dibanding
tegangan 120V.
5. Kesalahan relatif terbesar di pengukuran lampu 1 pada tegangan 240 V.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran Besaran Listrik.


Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik. 2023. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.

[1] H. F. Atmaja, “Pengertian Wattmeter Prinsip kerja Wattmeter Pengukuran


Daya Listrik Satu Fasa,” 2016.
https://text-id.123dok.com/document/8ydmwl5gy-pengertian-wattmeter-
prinsip-kerja-wattmeter-pengukuran-daya-listrik-satu-fasa.html (accessed
Oct. 27, 2023).

[2] R. Blocher, Dasar Elektronika. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta,


2004.

[3] Tim Elektronika Dasar, “Wattmeter 1 Fasa.” \ https://elektronika-


dasar.web.id/wattmeter-1-satu-fasa/ (accessed Oct. 27, 2023).

[4] R. Trishardian, Wattmeter Satu Fasa. Purbalingga: Universitas Jenderal


Soedirman, 2019.

[5] S. H. Ningrum, “Wattmeter untuk Panel Listrik Menjadi Kit Modul


Praktikum Wattmeter.”
https://jurnal.ugm.ac.id/ijl/article/view/69089/33098 (accessed Oct. 27,
2023).

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


LAMPIRAN ALAT

1. Wattmeter Portable

Jenis wattmeter yang dirancang untuk kemudahan


penggunaan saat melakukan percobaan di
laboratorium karena mudah dipindahkan

2. Kabel Jumper

Kabel yang digunakan untuk menghubungkan dua


titik atau komponen dalam suatu rangkaian elektronik
atau listrik.

3. Lampu (5 Buah)

Perangkat penerangan yang menghasilkan


cahaya dan memiliki daya yang berbeda-beda

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


4. Stopkontak
Soket listrik yang
digunakan untuk
menghubungkan peralatan
listrik dengan sumber daya
listrik yang disediakan oleh
jaringan listrik

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya

Anda mungkin juga menyukai