Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pengukuran dalam system tenaga listrik merupakan salah satu prosedur
standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh
besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan
instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user.
Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi.
Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis
mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, arus, frekuensi,
perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur yang dulu diukur dengan
sebuah termometer air raksa sekarang dapat diukur dengan thermocople.
Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang
pengukuran. Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui, terkhusus
untuk mahasiswa elektro. Karena tanpa pengukuran listrik maka kita akan sangat
sulit untuk mengetahui besaran besaran listrik yang sangat kita perlukan dalam
membuat suatu perencanaan, pemasangan atau pembuatan barang barang
elektronika dan listrik.
B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana konsep dari galvanometer ?
2 Bagaimana mekanisme kumparan putar maknit permanen ?
3 Bagaimana prinsip kerja amperemeter, voltmeter, ohmmeter dan
4
5
6
7
8

multimeter arus searah ?


Bagaimana kalibrasi instrumen- instrumen arus searah ?
Bagaimana konsep dari jembatan wheatstone ?
Bagaimana konsep dari jembatan Kelvin ?
Bagaimana uji simpal dengan perangkat uji portable ?
Bagaimana jembatan Sheatstone dengan pengaman ?

C. Tujuan
1 Menjelaskan konsep dari galvanometer
2 Menjelaskan mekanisme kumparan putar maknit permanen

Menjelaskan prinsip kerja amperemeter, voltmeter, ohmmeter dan

4
5
6
7
8

multimeter arus searah ?


Menjelaskan kalibrasi instrumen- instrumen arus searah
Menjelaskan konsep dari jembatan wheatstone
Menjelaskan konsep dari jembatan Kelvin
Menjelaskan uji simpal dengan perangkat uji portable
Menjelaskan jembatan Sheatstone dengan pengaman

BAB II
PEMBAHASAN
A. Instrumen Penunjuk Arus Searah
2

1. Galvanometer Suspensi
Pengukuran-pengukuran

arus

searah

sebelumnya

menggunakan

galvanometer de-ngan sistem gantungan (suspension galvanometer). Instrumen ini


merupakan pelopor instrumen kumparan putar, dasar bagi kebanyakan alat-alat
penunjuk arus searah yang dipakai secara umum. Gambar 1 menunjukkan
konstruksi sebuah galvanometer suspense.
Sebuah kumparan (coil) kawat halus digantung di dalam medan maknit
yang dihasilkan oleh sebuah maknit permanen. Menurut hukum dasar gaya elektro
maknetik kumparan tersebut akan berputar di dalam medan maknit bila dialiri
oleh arus listrik. Gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi
sebagai pembawa arus dari dan ke kumparan, dan keelastisan serabut tersebut
membangkitkan suatu torsi yang melawan perputaran kumparan. Kumparan akan
terus berdefleksi sampai gaya elektro-maknetiknya mengimbangi torsi mekanis
lawan dari gantungan. Dengan demikian pe-nyimpangan kumparan merupakan
ukuran bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang
dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan
sebuah bintik cahaya yang telah diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak
dari instrumen. Efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi
massanya nol.
Dengan penyempurnaan baru galvanometer suspensi ini masih digunakan
dalam pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu bila
keindahan instru-men bukan merupakan masalah dan bila portabilitas (sifat dapat
dipindahkan) tidak di-pentingkan.

Gambar 1. Galvanometer Suspensi


2. Torsi dan defleksi di galvanometer
Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan secara tiba-tiba
memutuskan arus yang dimasukkan, sehingga kumparan berayun kembali dari
posisi penyimpangan mnuju posisi nol. Akan terlihat bahwa sebagai akibat
kelembaman (inersia) dari sistem yang berputar, jarum berayun melewati titik nol
dalam arah yang berlawanan, dan kemudian berosilasi ke kiri ke kanan sekitar
titik nol. Osilasi ini perlahan-lahan mengecil sebagai akibat dari redaman elemen
yang berputar dan akhirnya jarum akan berhenti
Gerakan sebuah kumparan putar di dalam medan maknit dikenali dari tiga
kuantitas:
a) Momen inersia (kelembaman) kumparan putar terhadap sumbu putarnya
b) Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan
c) Konstanta redaman (D)
Solusi persamaan differensial yang memperhubungkan ketiga faktor ini
memberikan tiga kenungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat dinamik
kumparan dalam sudut defieksnya. Q. Ketiga jenis sifat tersebut ditunjukkan oleh
kurva-kurva pada Gambar 2 Dan disebut teredam lebih (overdamped), kurang
teredam (underdamped) dan tere-dam kritis (criticaally damped).
Kurva I menunjukkan keadaan teredam lebih di mana kumparan kembali
secara perlahan ke posisi diam tanpa lonjakan (overshoot) atau osilasi. Jarum cenderung rnenuju ke keadaan mantap dengan lambat. Hal ini kurang menarik sebab
yang lebih diinginkan dalam kebanyakan pemakaian adalah keadaan II dan III.
Kurva II me-nunjukkan kurang teredam di mana gerakan kumparan dipengaruhi
oleh osilasi sinusoi-da teredam. Laju pada mana osilasi ini berhenti, ditentukan
oleh konstanta redaman (D), momen inersia (/), dan torsi lawan (S) yang

dihasilkan oleh gantungan kumparan. Kurva III menunjukkan redaman kritis


dalam mana jarum kembali dengan cepat ke keadaan mantapnya tanpa osilasi.
Secara ideal, tanggapan (respons) galvanometer adalah sedemikian sehingga
jarum bergerak ke posisi akhir tanpa lonjakan; berarti gerakan tersebut hams
teredam kritis. Di dalam praktek, biasanya galvanometer sedikit kurang teredam,
yang menyebabkan jarum sedikit melonjak sebelum berhenti. Cara ini mungkin
lebih lambat dari redaman kritis, tetapi dia menjamin pemakai bahwa gerakan
tidak rusak karena penanganan yang kasar, dan dia mengkompensir setiap gesekan
tambahan yang dapat dihasilkan oleh debu atau keausan.

Gambar 2. Sifat Dinamik sebuah galvanometer


3. Sentitivitas galvanometer
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan
tiga definisl, yaitu :
a) sensitivitas arus (current sensitivity);
b) sensitivitas tegangan (voltage sensitivity);
c) sensitivitas mega-ohm (megohm sensitivity).
Sensitivitas arus (current sensitivity) dideflnisikan sebagai perbandingan
penyim-pangan (defleksi) galvanometer terhadap arus yang menghasilkan defleksi
tersebut. Bia-sanya arus dinyatakan dalam mikroamper dan defleksi dalam
milimeter. Bagi galvanometer yang skalanya tidak dikalibrasi dalam milimeter,
defleksi dapat dinyatakan dalam bagian skala. Sensitivitas arus adalah :
SI =

d mm
I A

Dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm


A

i = arus galvanometer dalam


Sensitivitas

tegangan

(voltage

sensitivity)

didefinisikan

sebagai

perbandingan defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya.


Oleh karena itu :
S v=

d mm
V V

Dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm


V = tegangan yang diberikan ke galvanometer dalam

V
Sensitivitas megaohm (megohm sensitivity) didefinisikan sebagai tahanan
(dalam mega-ohm) yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar
menghasilkaffr defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1 V dimasukkan
ke rangkaian tersebut. Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang
diparalelkan diabaikan terhadap tahanan (dalam mega-ohm) yang seri dengannya,
arus yang dimasukkan praktis sama dengan 1/R JJLA dan menghasilkan defleksi
sebesar satu bagian (divisi). Secara numerik, sensitivitas mega ohm sama dengan
sensitivitas arus, sehingga
d
mm
S R = =S I
I
A
Dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm
i = arus galvanometer dalam

Sensitivitas balistik (ballistic sensitivity) didefinisikan sebagai perbandingan


defleksi maksimal galvanometer, dm terhadap jumlah muatan listrik, Q di dalam
satu pulsa tung-gal yang menghasilkan defleksi tersebut. Maka
S Q=

d m mm
Q C

Dimana : dm = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala


Q = kuantitas listrik dalam

C
6

Contoh: Sebuah galvanometer diuji dalam rangkaian Gambar 3, di mana


dimana E = 1.5 V
R1 = 1,0
R2 = 2500
R3 = variable

Gambar 3. Rangkaian Penghujuan Galvanometer


Dengan membuat R3 pada 450 , defleksi galvanometer adalah 150 mm, dan
untuk R3 = 950 , defleksi berkurang menjadi 75 mm.
Tentukan : (a) tahanan gal-vanometer,
(b) sensitivitas arus galvanometer terse but.
Penyelesaian :
(a) Bagian dari arus total IT yang diambil oleh galvanometer adalah
IG =

R1
xI
R 1+ R 3 + R G T

Karena defleksi untuk R3 = 450 adalah 150 mm dan untuk R3 = 950 adalah 75
mm, arus galvanometer IG dalam hal kedua ini adalah separoh dari arus galvanometer dalam kasus pertama. Karena itu dapat dituliskan,
I G 1=2 I G 2
IG =

1,0
1,0
=2
1,0+450+ R G
1,0+950+ R G

dan dengan menyelesaikannya untuk

RG diperoleh

RG = 40 .

(b) Dengan melihat rangkaian Gambar 3 diperoleh bahwa tahanan total


rangkaian,
RT =R2 +

RT

adalah

R1 ( R 3+ R G )
R1 + R3 + R G

2500 ohm

sehingga
1,5V
=0,6 mA
2500 ohm

IT =
Untuk

R3 = 450 , arus galvanometer

IG =

R1
xI
R 1+ R 3 + R G T

IG =

1,0
x 0,6 mA=1,2 A
1,0+450+ R G

IG

adalah

Dan
SI =

150 mm
=125mm / A
1,2 A

4. Mekanisme kumparan putar maknit permanen


Gerakan dasar kumparan putar maknet permanent (permanent magnet
moving coil PMMC) yang ditunjukkan pada gambar 4 sering disebut sebagai
pengggerak dArsonval. Penggerak meter d'Arsonval banyak digunakan pada saat
ini. Dengan pemakaian yang luas pada peralatan elektronik, maka perlu sekali
untuk mendiskusikan mengenai konstruksi dan prinsip pengoperasiannya.

Gambar 4. Konstruksi penggerak dArsonval

Penggerak meter komersial yang tipikal, ditunjukkan pada gambar 4 yang


beroperasi pada prinsip dasar motor DC. Gambar 5 menunjukkan magnet
permanen berbentuk tapal kuda yang berdempetan dengan lembaran-lembaran
besi lunak kutubnya, Di antara lembaran kutub utara dan kutub selatan terdapat
inti besi lunak berbentuk silinder yang dililit dengan kumparan kawat halus.
Kawat halus ini dililitkan pada sebuah bingkai logam yang sangat ringan dan
ditempelkan pada sebuah pasangan jewel sehingga dapat berputar dengan bebas.
Tangkai penunjuk dipasangkan pada kumparan putar yang akan menunjuk skala
saat kumparan putarnya berputar.
Arus dari sebuah rangkaian yang diukur, di dalam meter akan melewati
gulungan pada kumparan putar. Arus yang melewati koil menyebabkan koil
tersebut menjadi elektromagnet yang berkutub utara dan selatan. Kutub
elektromagnet saling mempengaruhi dengan kutub magnet permanen yang
menyebabkan koli berputar. Tangkai akan menunjuk skala sewaktu arus mengalir
di dalam arah yang tepat pada koil. Dengan alasan ini, semua penggerak meter
DC ada penunjukkan tanda polaritas.

Gambar 5. Bagian-bagian penggerak dArsonval


Seharusnya ditekankan bahwa penggerak meter d'Arsonval adalah peralatan
yang dikendalikan oleh arus. Tanpa memperhatikan satuan (volt,ohm,dsb) pada
skala yang di kalibrasi, respon kumparan putar tergantung pada jumlah arus yang
melewati gulungan.
5. Amperemeter arus searah

Selama gulungan kumparan putar yang ditunjukkan pada gambar 5 adalah


kawat yang sangat halus, penggerak meter d'Arsonval dasar sangat terbatas dalam
penggunaan tanpa modifikasi. Salah satu modif ikasi yang diperlukan sekali
adalah dengan menaikkan batas ukur arus yang diukur dengan pengeerak meter
dasar. Hal ini dilakukan dengan menempatkan sebuah resistansi rendah yang
diparalel dengan resistansi penggerak meter, Rm Resistansi rendah ini disebut
dengan Shunt (Rsh) dan fungsinya untuk memberi sebuah cara pengganti pada
arus total meter , I, disekitar meter penggerak.
Rangkaian ammeter DC dasar ditunjukkan oleh gambar 6 Dalam banyak hal
Ish lebih besar dari pada Im yang mengalir pada penggerak itu sendiri. Resistansi
shunt diperoleh dengan menggunakan hukum Ohm
Im

Is

I
Rs

Rm

Gambar 6. Rangkaian dasar ampermeter DC


Dimana :
Rm

= tahanan dalam alat ukur

Rs

= tahanan shunt

I m = arus defleksi penuh


Is
I

= arus shunt
= arus skala penuh

Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (amperemeter), penurunan


tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan
V s h unt =V alat ukur
I s R s=I s R s dan Rs=

I m Rm
Is
10

Karena

I s=I I m ,

Jadi,
Rs =

I m Rm
I I m

Contoh : Sebuah Milliamper memiliki batas ukur 1 mA dengan tahanan dalam


100, tentukanlah tahanan shunt yang harus dipasang agar batas kurnya menjadi
100 mA.
Penyelesaian :
I s=I I m ,
I s=1001=99 mA ,
Rs =

I m Rm
Is

Rs =

1 mA x 100 o h m
=1,01 o h m
99 mA

Faktor Kelipatan
Tujuan penempatan sebuah resistansi rendah yang diparalel dengan
resistansi penggerak meter (Rm) adalah untuk menaikan batas ukur arus yang
besarnya n kali besar Im
I =n x I m
n=

I
Im

Shunt Ayrton (Shunt Universal)


Resitansi shunt yang didisusikan dalam sub bab sebelumnya berfungsi
cukup baik pada ammeter berbatas ukur tunggal, akan tetapi pada amter dengan
banyak batas ukur, shunt Ayrton lebih sesuai, keuntungannya adalah
menghilangkan kemungkinan dari meter menjadi rangkaian tanpa beberapa
resistor shunt dan dapat digunakan dengan batas ukur meter yang lebar.
Rangkaian shunt Ayrton seperti ditunjukkan pada gambar 7.

11

Gambar 7. Shunt Ayrton

Batas ukur 1 A
R a + Rb + R c =

I m Rm
1 AI m

Batas ukur 5 A
R
( c+ R m)
Im
5 AI m
R a+ R b=
Batas ukur 10 A
Rb + R
( c+ R m)
Im
10 AI m
Ra=
Example :
Rancang sebuah shunt Ayrton pada ampermeter dengan tahanan dalam Rm 50
dan arus defleksi penuh 1mA, agar menghasilkan batas ukur rangkuman ganda
1A, 5A, dan 10A.
Penyelesaian :
Batas ukur 1 A
Ra + Rb + R c =

I m Rm
1 AI m

Ra + Rb + R c =

1 x 50
50
=
=0,05005 o h m
10001 999

Batas ukur 5 A
12

R
( c+ R m)
Im
5 AI m
R a+ R b=
R
( c +50) Rc +50
1x
=
50001
4.999
Ra + Rb =
Batas ukur 10 A
Rb + R
( c+ R m)
Im
10 AI m
Ra=
Rb+ R
( c+50) R b + Rc +50
Im
=
100001
9.999
Ra =

[ 1 ] x 4.999
[ 2]

Ra + 4.999 R b+ 4.999 R c =250,2

4.999
4.999

Ra +4.999 R b+ R c =50

5000 R c =200,2

[ 1 ] x 9.999

9.999

Ra + 9.999

[ 3]

9.999

Ra -

Rb +

Rb +9.999
Rc

Rc

= 500,45

= 50

10000 R b +10000 R c =450,45


10000 R b=450,45400,4
6. Voltmeter arus searah
Penggerak meter dArsonval dasar dapat diubah ke voltmeter Dc dengan
menghubungkan sebuah pengali Rs yang seri dengan penggerak meter sepeti
ditunjukkan pada gambar 8.
Tujuan dari pengali adalah untuk memperluas batas ukur tegangan dari
meter dan untuk membatasi arus yang melewati pengerak meter pada sat arus
menyimpang skala penuh maksimum.

13

Gambar 8. Rangkaian dasar voltmeter DC


Dimana :
Rm

= tahanan dalam alat ukur

Rs

= tahanan pengali

I m = arus defleksi penuh


V =tegangan rangkumanmaksimum
V =I m (R s+ R m )
V =I m R s + I m R m
Rs =

V I m R s V
= Rs
Im
Im

6.1 Voltmeter Rangkuman ganda


Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman (range
switch) membuat instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman
tegangan. Nilai-nilai tahanan pengali dapat ditentuka dengan metode sebelumnya
atau dengan metode sensitivitas . pada gambar 9 di bawah ditunjukkan tahanantahanan pengali dihubungkan secara seri dan saklar pemilih di setiap posisi
menghasilkan sejumlah tahan tertentu yang seri dengan Rm. Sistem ini meiliki
keuntungan yaitu pengeli kecuali yang pertama memiliki nilai tahanann standar
dan dapat diperoleh dipasaran dengan toleransi yang tepat.

14

Gambar 9. Rangkaian voltmeter DC rangkuman ganda


Example :
sebuah gerak dArsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 dan skala penuh Idp
= 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter DC rangkuman ganda dengan batas ukur
0 10 V, 0 50 v, 0 250 v, 0 500 v.
Penyelesaian :

Rangkuman 10 V
RT =

10 V
=10 K o h m
1 mA

RS =RT Rm
RS =10 K o h m100 o h m
RS =9.900 o h m
Rangkuman 50 V
RT =

50 V
=50 K o h m
1 mA

R
( 4+ R m)
RS =RT

RS =50 K o h m10 K o h m
RS =40 K o h m

Rangkuman 250 V
RT =

250 V
=250 K o h m
1 mA

Rs =R T ( R3 + R4 + R m )=250 Ko h m50 Koh m=200 K o h m

Rangkuman 500 V

15

RT =

500 V
=500 K o h m
1 mA

Rs =R T ( R3 + R3 + R4 + R m )=500 Ko h m250 Koh m=250 K o h m


7. Sensitivitas voltmeter
Defleksi penuh Idp dicapai pada semua rangkuman bila sklar dihubungkan
ke rangkuman tegangan yang sesuai. Seperti ditunjukkan pada soal di atas, arus 1
mA diperoleh pada tegangan 10 V, 50 V, 250 V, 500 V. Dan masing-masing
rangkuman tersebut, perbandingan tahanan total dengan tegangan rangkuman
selalu 1.000 /V. Bentuk inilah yang sering disebut sebagai sensitivitas voltmeter.
S=

1
I dp V

Sensivitas S dapat digunakan pada metode sensivitas untuk menentukan tahanan


pengali voltmeter DC.
RT =

V
Im

V S
Rs =

V
Rm
Im

V SRm
Dimana :
S = Sentivitas Voltmeter (/V)
V = Rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi saklar
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
Contoh:
sebuah gerak dArsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 dan skala penuh Idp
= 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter DC rangkuman ganda dengan batas ukur
0 10 V, 0 50 v, 0 250 v, 0 500 v.

16

S=

1
1

=
=1000
I dp 0,001 A
V

Rangkuman 10 V
R4 =S x V R m=1.000

x 10 V 100 =9.900
V

Rangkuman 50 V
R3=S x V ( R4 + R m )=1.000

x 50V 10 K =40 K
V

Rangkuman 250 V
R2=S x V ( R3 + R4 + R m )=1.000

x 250V 50 K =200 K
V

Rangkuman 500 V
R1=S x V ( R2 + R3 + R4 + R m )=1.000

x 500 V 250 K =250 K


V

8. Efek Pembebanan
Saat sebuah voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pada komponen
rangkaian, rangkaian voltmeter itu sendiri dalam hubungan paralel dengan
komponen rangkaian. Sehingga kombinasi paralel dari dua resistor menjadi lebih
kecil saat voltmeter terhubung jika dibandingkan dengan tanpa voltmeter. Dengan
demikian tegangan pada komponen berkurang saat voltmeter dihubungkan.
Penurunan tegangan mungkin tidak berarti atau mungkin besar, tergantung dari
sensitivitas dari voltmeter yang digunakan. Efek ini disebut pembebanan
voltmeter yang digambarkan pada gambar 10 di bawah.

Gambar 10 . Efek pembebanan voltmeter

17

Tegangan sesungguhnya (Vhitung)


V h=

R2
xV s
R1 + R2

Tahanan dalam voltmeter


RV = V . S
V= rangkuman voltmeter
Tahanan paralel
R p=

R 2 RV
R 2 + RV

Tegangan yang terukur


V ukur=

Rp
xVs
R1 +R p

Prosentase kesalahan pembacaan


Kesala h an Pembacaan=

V hV ukur
x 100
Vh

Contoh soal :
Dua buah tahanan R1 (100K) dan R2 (50K) terhubung seri dengan sumber
tegangan 150 Volt, jika ingin mengukur tegangan pada R2 dengan voltmeter 1
(sensitivitas = 1K/v) dan Voltmeter 2 (sensitivitas = 20K/v).
Tentukanlah: (a) pembacaan tiap voltmeter,
(b) prosentase kesalahan tiap pembacaan
Jawab :

Tegangan sesungguhnya (Vhitung)


V h=

R2
xV s
R1 + R2
18

V h=

50 K
x 150 V
100 K + 50 K
50V

Tahanan dalam voltmeter 1


RV 1 = V . S1
= 50 x1.000 = 50 k
Tahanan paralel 1
RP 1 =

R2 R V 1
R2 + RV 1

50 K x 50 K
50 K +50 K

25 K

Tegangan yang terukur 1


V ukur 1=

Rp1
xV s
R1+ R p 1

25
xV s
100 x 25
30 V

% kesalahan pembacaan 1
kes . pemb.1=

V h v ukur 1
x 100
Vh

50 V 30 v
x 100
50 V

40

Tahanan dalam voltmeter 2


RV 2 = V . S2
= 50 x 20.000
=1 M
Tahanan paralel 2
R P 2=

R2 R V 2
R 2+ RV 2

50 K x 1.000 K
50 K +1.000 K

19

47,6 K
Tegangan yang terukur 2
V ukur 2=

Rp2
xV s
R1+ R p 2

47,6
x 150V
100 x 47,6

48,36 V
% kesalahan pembacaan 2
kes . pemb.2=

V h v ukur 2
x 100
Vh

50 V 48,36 v
x 100
50 V

3,28

9. Metode Voltmeter- Amperemeter


Suatu cara populer untuk pengukuran tahanan menggunakan metoda
voltmeter ampermeter (voltmeter ammeter method), karena instrumen-instrumen
ini biasanya ter-sedia di laboratorium. Jika tegangan V antara ujung-ujung tahanan
dan arus / melalui tahanan tersebut diukur, tahanan Rx yang tidak diketabui dapat
ditentukan berdasar-kan hukum ohm :
Rs =

V
I

Dengan asumsi berarti bahwa tahanan ampermeter adalah nol dan tahanan
voltmeter tak berhingga, sehingga kondisi rangkaian tidak terganggu.

Gambar 11 penempatan voltmeter dan amper meter pada pengukuran tahanan

20

Dalam Gambar 11 (a) arus sebenarnya (true current) yang disalurkan ke


beban diukur oleh ampermeter, tetapi voltmeter lebih tepat mengukur tegangan
sumber dari pada tegangan beban nyata (aktual) . Untuk mendapatkan tegangan
yang sebenarnya pada beban, penurunan tegangan di dalam ampermeter hams
dikurangkan dari penun-jukan voltmeter. Jika voltmeter dihubungkan langsung di
antara ujung-ujung tahanan seperti dalam Gambar 11(b), dia mengukur tegangan
beban yang sebenarnya, tetapi ampermeter menghasilkan kesalahan (error)
sebesar arus melalui voltmeter. Dalam kedua cara pengukuran Rx ini kesalahan
tetap dihasilkan. Cara yang betul untuk meng-hubungkan voltmeter bergantung
pada nilai Rx beserta tahanan voltmeter dan ampermeter. Umumnya tahanan
ampermeter adalah rendah sedang tahanan voltmeter adalah tinggi.
Dalam Gambar 11(a) ampermeter membaca arus beban (Ix) yang
sebenarnya, dan voltmeter mengukur tegangan sumber (Vt). JikaRx besar
dibandingkan terhadap tahanan dalam ampermeter, kesalahan yang diakibatkan
olerTpenurunan tegangan di dalam ampermeter dapat diabaikan dan Vt sangat
mendekati tegangan beban yang sebenarnya (Vx). Dengan demikian rangkaian
Gambar 4-20(a) adalah yang paling baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan
yang tinggi (high-resistance values).
Dalam Gambar 11(b) voltmeter membaca tegangan beban yang sebenarnya
(Vx) dan ampermeter membaca arus sumber (It). Jika Rx kecil dibandingkan
terhadap tahanan dalam voltmeter, arus yang dialirkan ke voltmeter tidak begitu
mempengaruhi arus sumber dan It sangat mendekati arus beban sebenarnya (Ix).
Berarti rangkaian Gambar 11(b) paling baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan
rendah (low-resistance values).
Selanjutnya dengan memberikan sebuah tahanan Rx yang besarnya tidak
diketahui, bagaimana cara mengetahui jika voltmeter telah dihubungkan dengan
tepat Perhatikan rangkaian Gambar 12 dalam mana voltmeter dan ampermeter
dapat dihubungkan dalam dua cara pembacaan yang bersamaan. Prosedurnya
adalah sebagai berikut:

21

(a) Hubungkan voltmeter terhadap Rx dengan sakelar pada posisi 1 dan amati
pemba caan ampermeter.
(b) Pindahkan sakelar ke posisi 2. Jika pembacaan ampermeter tidak berubah,
kembalikan sakelar ke posisi 1. Gejala ini menunjukkan pengukuran
tahanan rendah. Catat pembacaan arus dan tegangan dan hitung menurut
hukum ohm
(c) Jika pembacaan ampermeter berkurang sewaktu memindahkan sakelar dari
posisi 1 ke posisi 2, biarkan voltmeter pada' posisi 2. Gejala ini
menunjukkan pengukuran tahanan tinggi. Catat arus dan tegangan dan
hltung Rx menurut hukum ohm
10. Ohmmeter

Gambar 12. Rangkaian dasar ohmmeter


Dimana :
Rm

= tahanan dalam

Idp

= arus defleksi penuh

= baterai dlam alat ukur

Rz

= tahanan pembatas arus dan pengatur nol

Rx

= tahanan yg tidak diketahui

Jika titik x dan y dihubung singkat ekuivalen dengan menghubung singkat


kedua probe dari ohmeter pada zero sebelum alat digunakan, kemudian resistor
variabel Rz diatur untuk memperoleh penyipangan skala penuh.
Saat X & y dihubung singkat

22

I dp=

E
R z + Rm

Saat X & y dipasang Rx


I=

E
R z + Rm + R x
R
(R z + Rm )
( Rz + R m + Rx )
E/(R z + R m+ R x )
I
=

I dp

E/( z+ R m)=

Jika P menyatakan perbandingan I dan


P=

(R z + R m)
R z+ R m + R x

I dp
R x=

( R z + R m)
( R z + Rm )
P

Contoh soal :
Suatu penggerak meter dengan Idp = 1 mA dan Rm = 100 digunakan sebagai
ohmeter dengan baterai 3 V, buatlah skala pada permukaan meter untuk
pembacaan resistansi !

Gambar 13. Contoh perhitungan ohmmeter

Nilai Rz yang akan membatasi arus pada Idp


R z=

E
3V
Rm =
100 =2.99 K
I dp
1 mA

23

Nilai Rx dengan penyimpangan 20% dari Idp


R x=

(Rz + R m)
( R z + Rm )
P

(2,9 K+ 0,1 K)
(2,9 K+ 0,1 K)
0,2

3 K
3 K
0,2

12 K

Nilai Rx dengan penyimpangan 40% dari Idp


R x=

(Rz + R m)
( R z + Rm )
P

3 K
3 K
0,4
4,5 K

Nilai Rx dengan penyimpangan 50% dari Idp


R x=

(Rz + R m)
( R z + Rm )
P

3 K
3 K=3 K
0,5

Nilai Rx dengan penyimpangan 75% dari Idp


R x=

(Rz + R m)
( R z + Rm )
P

3 K
3 K
0,75

1 K
Nilai Rx dengan penyimpangan 100 % dari Idp
R x=

(Rz + R m)
( R z + Rm )
P

3 K
3 K
1

24

0 K

11. Multimeter atau VOM


Amperemeter, voltmeter dan ohmmeter, semuanya menggunakan gerak
Arsonval. Perbedaan antara instrumen-instrumen ini adalah rangkaian didalam
mana gerak dasar tersebut digunakan. Beararti adalah jelas bahwa sebuah
instrumen tunggal dapat direncanakan untuk melakukan ketiga fungsi pengukuran
tersebut. Instrumen ini dilengkapi dengan sebuah sakelar posisi (function-switch)
untuk menghubungkan rangkaian-rangkaian yang sesuai ke gerak dArsonval,
disebut multimeter atau volt-ohm miliampermeter (VOM).
Sebuah contoh multimeter komersil ditunjukkan pada gambar 14. Diagram
rangkaian alat ukur ini diberikan pada gambar 15. Alat ukur ini merupakan
kombinasi dari sebuah miliampermeter arus searah( dc ), voltmeter arus searah,
voltmeter arus bolak-balik (ac), ohmmeter rangkaian ganda, dan unit penunjuk.
Gambar 16 menunjukkan sebagian rangkaian yakni votlmeter dc, dimana
terminal-terminal masukan ( input)common digunakan untuk batas ukur 0-1,5 V
sampai 0-1000 V. Sebuah terminal tambahan (external jack) yang ditandai
dengan DC 5000 V digunakan untuk pengukuran tegangan searah sampai 5000
V. Kerja rangkaian ini sama dengan rangkaian gambar 8.

Gambar 14. Multimeter untuk pemakaian


umum
25

Gerakan dasar (dArsonval) multimeter pada gambar 14 mempunyai arus


skala penuh sebesar 50

dan tahanan dalam 2000. Nilai tahanan pengali

diberikan pada gambar 16. Perhatikan bahwa pada rangkuman 5000 V sakelar
rangkuman dipindahkan ke posisi 1000 V, tetapi kawat sambung untuk
pengukuran (test lead) harus dihubungkan ke terminal DC 5000 V. Cara-cara
pencegahan yang umum pda pengukuran tegangan tetap dilakukan. Karena
sensitivitasnya yang cukup tinggi (20 k/V) alat ini sesuai untuk keperluan servis
(reparasi) dalam bidang elektronika.
Rangkaian pengukuran mA dan Amper searah ditunjukkan pada gambar 17
Terminal-terminal common (+) dan negatif(-) digunakan untuk pengukuran
arus sampai 500 mA dan perancah ( Jack ) +10 A dan -10 A untuk
pengukuran dari 0-10 A.
Ohmmeter sebagai bagian dari VOM ini ditunjukkan pada gambar 18. Rangkaian
pada gambar 18(a) menunjukkan rangkaian ohmmeter dengan pengalian skala
sebesar satu. Sebelum melakukan suatu pengukuran, instrumen dihubung
singkatkan lebih dahulu dan kemudian pengatur nol (zero adjust) diubah-ubah
sampai alat ukur menunjuk nol ohm (arus skala penuh). Perhatikan bahwa
rangkaian merupakan sebuah bentuk variasi ohmmeter tipe shunt. Pengalian skala
100 dan 10.000 ditunjukkan pada gambar 18(b),(c).
Voltmeter ac sebagai bagian dari multimeter diperoleh dengan membuat sakelar
ac-dc ke posisi ac.

26

Gambar 15. Diagram skema multimeter simpson model


260

Gambar16. Bagian voltmeter arus


searah dari multimeter Simpson
model 260

Gambar 17. bagian amperemeter dc


dari multimeter Simpson model 260

Gambar 18. Bagian ohmmeter dari multimeter Simpson model 260

12. Kalibrasi Instrumen-Instrumen Arus searah


Kalibrasi merupakan perbandingan kinerja instrumen dengan suatu standar
akurat telah spakati. Kalibrasi menjamin bahwa pengukuran yang akurat dan
dalam batas spesifikasi yang disyaratkan dari instrumen proses. Kalibrasi secara
singkat dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas pengujian instrumen dengan

27

cara membandingkan hasil penujukkan instrument tersebut dengan nilai/referensi


yang telah diketahui. Referensi merupakan nilai acuan /nilai pembanding yang
standarnya sudah ditetapkan.
Alasan utama untuk kalibrasi adalah bahwa instrumen yang paling baikpun
juga mengalami drift serta akan kehilangan kemampuan untuk memberikan
pengukuran yang akurat. Drift Hal ini membuat kalibrasi yang diperlukan.
Alasan khusus untuk kalibrasi meliputi:

Untuk menjaga mutu kualitas produk tinggi dan berkelanjutan


Peraturan Industri / sistem mutu menuntut kalibrasi
Mengoptimalkan proses dan meningkatkan kapasitas
Alasan keamanan (safety)
Periksa kualitas pengukuran
Langsung manfaat ekonomi (misalnya dari penagihan yang tepat)
Mengontrol emisi

Konsekuensi dari kalibrasi memang membutuhkan pengeluaran keuangan yang


tinggi.Namun mengabaikan kalibrasi dapat menyebabkan beberapa hal:

Mempercepat downtime produksi dari yang sudah terjadwal,


Masalah kualitas dan komplain produk .
Mempertaruhkan keselamatan karyawan.
Mempertaruhkan pelanggan / keselamatan konsumen.
Kehilangan lisensi untuk beroperasi karena tidak memenuhi persyaratan

peraturan.
Kerugian ekonomi langsung di bisnis di mana faktur didasarkan pada proses
pengukuran (misalnya industri energi).
Seberapa sering instrument dikalibrasi? Setelah jangka waktu tertentu,

instrumen drift dan tidak dapat lagi memberikan hasil pengukuran yang akurat.
Untuk mengatasi masalah ini, instrumen harus dikalibrasi secara berkala. Interval
kalibrasi dapat ditentukan oleh:
a.
b.
c.
d.

Setelah's rekomendasi produsen


Menurut kekritisan dari instrument
Pedoman standar kualitas (misalnya ISO)
Berdasarkan analisis riwayat tren (misalnya menggunakan fungsi yang
dalam software kalibrasi)

28

Teknik kalibrasi yang paling sederhana untuk instrumentasi arus


searah adalah dengan menerapkan menggunakan bantuan analisis hukum ohm.
Kalibrasi ammeter arus searah dapat dilakukan dengan metode potensiometer.
Dengan mengukur nilai tegangan pada ujung-ujung resistor tetap qualitas tinggi,
ketelitian ammeter dapat diketahui dan diatur dengan membandigkan hasil
perhitungan arus pada ujung-ujung resistor tetap qualitas tinggi terhadap nilai arus
yang ditampilkan ammeter (perhatikan Gambar 1).

Gambar 19. Kalibrasi Ammeter


Vs adalah sebuah catu daya yang presisi sebagai sumbar arus konstan. Vr
merupakan sebuah tahanan geser yang dihubungkan seri kedalam rangkaian
berfungsi untuk mengontrol arus pada harga yang diinginkan sehingga titik-titik
skala yang berbeda pada skala dapat dikalibrasi. Vr = 50kOhm & R1 = 100Ohm.

Gambar 20. Kalibrasi Voltmeter


Suatu cara yang sederhana pula dapat diterapkan untuk mengkalibrasi
voltmeter arus searah, (Gambar 2). Tegangan pada tahanan R1 Dropping resistor,
diukur dengan cermat menggunakan sebuh potensio meter. Voltmeter yang akan
dikalibrasi dihubungkan ke titik-titik yang sama pada potensiometer yang berarti
akan menunjukkan tegangan yang sama. Potensiometer Vr dihubungkan ke dalam
rangkaian untuk mengontrol banyaknya arus dan dengan demikian mengontrol
29

penurunan tegangan pada tahanan R1, sehingga bebebrapa titik skala dapat
dikalibrasi. Dengan metode ini voltmeter dapat dikalibrasi dengan ketelitian
sampai 0.01% yang melebihi ketelitian gerak d'arsonval biasa.
Ohmeter umumnya dipandang sebagai instrument dengan ketelitian sedang
serta presisi yang rendah. Kalibrasi secara kasar dapat dilakukan dengan
menggunakan sebuah tahanan standard dan mencatat pembacaan ohmmeter
tersebut. Dengan melakukan hal tersebut pada titik skala dan pada beberapa
rangkuman memungkinkan untuk diperoleh penunjukan instrument dengan
operasi yang betul. Pengukuran presisi untuk tahanan biasanya dilakukan oleh
salah satu metode rangkaian jembatan yang akan dibahas lebih jelas.

B. Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya


Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran
nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter
rangkaian lainya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai komponen,
seperti frekuensi, sudut fasa dan temperatur. Karena rangkaian jembatan
hanya

membandingkan

nilai

komponen

yang

tidak diketahui

dengan

komponen yang besarnya diketahui secara tepat ( sebuah standar ) ketelitian


pengukurannya bisa tinggi sekali. Ini adalah pembacaan pengukuran dengan cara
perbandingan, yang didasarkan pada penunjukkan nol dari kesetimbangan
rangkaian jembatan, pada dasarnya tidak bergantung pada karakteristik detektor
nol. Jadi ketelitian pengukuran adalah langsung sesuai dengan ketelitian
komponen-komponen jembatan, bukan dengan indikator nolnya sendiri.
1. JEMBATAN WHEATSTONE
1.1.
Operasi dasar
Rangkaian jembatan mempunyai empat lengan resistif beserta sebuah
sumber ggl ( battere ) dan sebuah detector nol yang biasanya

adalah

Galvanometer atau alat ukur arus sensitive lainnya. Arus melalui galvanometer
bergantung pada beda potensial antara titik c dan

d.

Jembatan

disebut

30

setimbang bila beda potensial pada galvanometer adalah 0 volt, artinya tidak
ada arus melalui galvanometer.

Gambar jenbatan wheatstone tipe laboratorium yang digunakan untuk


pengukuran presisi tahanan dari rangkuman pecahan sato ohm sampai beberapa
mega ohm. Jembatan disebut setimbang jika beda potensial pada galvanometer
adalah 0 V, artinya tidak ada arus melalui galvanometer. Kondisi ini terjadi bila
tegangan dari titik c ke a sama dengan tegangan dari titik d ke a; atau dengan
mendasarkan ke terminal lainnya, jika tegangan dari titik c ke b sama dengan
tegangan dari titik d ke b. Jadi jembatan adalah setimbang jika :
I 1 R1=I 2 R2
Jika arus galvanometer adalah nol, kondisi-kondisi berikut juga dipenuhi
I 1 =I 3=

E
R1 +R3

dan
I 2 =I 4=

E
R2+R 4

Dengan menggabungkan ketiga persamaan diatas maka


R1
R1
=
R 1+ R 3 R2 +R4
atau
R1 R 4=R 2 R3

31

Jika ketiga tahanan tersebut diketahui, tahanan ke empat dapat ditentukan


dari persamaan diatas.berarti jika

R4

tidak diketahui, tahanannya

R4

dapat

dinyatakan oleh tahanan lain, yaitu :


R x =R 3
Tahanan
tahanan

R2
R2
R3

disebut lengan standar dari jembatan dan tahanan

R2 dan

R1 disebut lengan lengan pembanding.

Kesalahan Pengukuran
Jembatan wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran

presisi

tahanan dari sekitar 1 ohm sampai rangkuman mega ohm rendah. Sumber
kesalahan utama terletak pada kesalahan atas dari ketiga tahanan yang diketahui
a. Sensitivitas detector nol yan g tidak cukup
b. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan
arus melalui tahanan-tahanan tersebut
c. Ggl termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer
dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur tahanan-tahanan
rendah
d. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak
kontak luar memegang peranan d alam pengukuran nilai-nilai tahanan yang
sangat rendah
Rangkaian Penganti Thevenin
Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang
diperlukan

untuk mendeteksi kondisi tidak setimbang atau tidak, arus

galvanometer perlu ditentukan. Memecahkan

persoalan

rangkaian

jembatan

pada kesetimbangan yang kecil. Pemecahan ini didekati dengan mengubah


jembatan wheatstone gambar 7-1 ke pengantinya th evenin. Untuk memperoleh
penganti thev enin dilakukan 2 langkah: langkah pertama menyangkut
penentuan tegangan ekivalen (pengganti) yang muncul pada terminal c dan d
bila galvanometer dipindahkan dari rangkaian. Langkah kedua penentuan
tahanan pengganti dengan memperhatikan terminal c dan d dan menganti batere

32

dengan tahanan dalamnya.

GAMBAR Pemakaian teorema thevenin terhadap jembatan wheatstone (a) konfigurasi


jembatan wheatstone ;(b) tahanan thevenin dengan memeriksa terminal c dan d;(c)
rangkaian lengkap thevenin dengan galvanometer tersambung ke terminal c dan d.

Tegangan thevenin atau tegangan rangkaian terbuka diperoleh dengan menunjuk


kembali ke gambar dan menuliskan :
Ecd =E acE ad=I 1 R 1I 2 R2
Dimana
I1 =

E
dan
R1 + R3

I2 =

E
R2 + R 4

Dengan demikian
Ecd =E

R1
R2

R1 + R3 R2 + R4

Ini adalah tegangan generator thevenin. Pengubahan rangkaian ini menjadi


bentuk yang lebih menyenan gkan memerlukan pengunaan teorema transformasi
delta Y d elta wye. Bagaimanapun dalam kebanyakan hal tahanan dalam batre
yang sangat rendah dapat diabaikan dan ini jelas mempermudah penurunan
gambar 7-2(a) menjadi penganti theveninn. Hubungan singkat akan terjadi
33

antara titik a dan b bila tahanan dalam batere dianggap nol. Dengan
demikian, tah anan thevenin dengan memeriksa terminal c dan d menjadi.
RTH =

R3 R 2
R R
+ 2 4
R1 + R2 R2 + R 4

Bila sekar ang detector nol dihubungkan ke terminal-terminal keluaran


rangkaian pengganti thevenin, arus galvanometer menjadi
I g=

ETH
RTH + R g

Dimana Ig adalah arus galvanometer dan Rg adalah tahanannya.

Contoh 7-1: Gambar 7-3(a) Menunjukan diagram skema sebuah jembatan


wheatstone dengan nilai-nilai elemen seperti ditunjukan. Tegangan batere
adalah 5 V dan tahanan dalamnya diabaikan. Sensitivitas arus galvanometer
adalah 10 mm/mikro A dan tahanan dalam 100 ohm. Tentukan defleksi
galvanometer yan g disebabkan oleh ketidakseimbangan 5 ohm dalam lengan BC .
Penyelesaian : Kesetimbangan jembatan tercapai jika len gan BC memiliki
tahanan 2000 ohm. Diagram yang menunjukan lengan BC sebagai tahanan
2005

ohm

menyatakan ketidakseimbangan

yang

kecil

( <<2000

ohm).

Langkah pertama dalam pemecahan adalah mengubah rangkaian jembatan ke


rangkaian thevenin.

34

GAMBAR perhitungan defleksi galvanometer yang disebabkan oleh ketidaksetimbangan


kecil dalam lengan BC dengan menggunakan pendekatan thevenin yang disederhanakan.

Beda potensial dari B ke D dengan melepas galvanometer dari rangkaian


adalah tegangan thevenin. Dengan mengunakan persamaan :

ETH =E ADE AB=5 V

100
100

( 100+200
1000+2005 )
2,77 Mv

Karena tahanan batere adalah 0 ohm, ran gkaian dinyatak an oleh kofigurasi
gambar dari mana diperoleh :

RTH =

100 200 1000 2005


+
730
300
3005

Arus melalui galvanometer adalah:

35

I g=

ETH
2,27 mV
=
=3,34 A
RTH + R g 730 +100

Defleksi galvanometer menjadi:


d=3,34 A

10 mm
=33,4 mm
A

Sebaliknya jika sensitivitas galvanometer diketahui, kita dapat menghitung


tegangan tidak setimbang yang diperlukan guna men ghasilkan satu satuan
defleksi (misalnya 1 mm) Nilai ini penting bila kita ingin menentukan
sensitivitas jembatan terhadap ketidaksetimbangan. Metoda thevenin digunakan
untuk mendapatkan tan gapan galvanometer, yang dalam kebanyakan hal merup
akan perhatian utama.
Contoh: Galvanometer dalam contoh 7-1 diganti dengan yang lain dengan
tahanan dalam 500 ohm dan sensitivitas arus 1 mm/mikro A. Dengan
mengangap bahwa defleksi 1 mm dapat diamati pada skala galvanometer,
tentukan

apakah

galvanometer

yang

baru

ini mampu

mendeteksi

ketidaksetimbangan sebesar 5 ohm dalam lengan BC pada gambar.


Penyelesaian : Penganti masih dinyatakan oleh generator Thevenin sebesar 2,77
mV dengan tahanan sebesar 730 ohm, Menghasilkan arus galvanometer sebesar:
I g=

ETH
2,27 mA
=
=2,25 A
RTH + R g 730 +500

Dengan demikian defleksi galvanometer sama dengan 2,25 mikro A x 1


mm/mikro A = 2,25 mm, bahwa galvanometer ini menghasilkan defleksi yang
mudah diamati. Tahanan kawat ini dapat dihitung atau diukur dan hasil akhir
di modifikasi; tetapi tahanan kontak sangat sulit ditentukan maupun diukur.
Karena itu untuk pengukuran tahanan rendah umumnya jembatan Kelvin adalah
instrumen yang lebih disukai.

36

1.2.JEMBATAN KELVIN
1.2.a. Efek kawat-kawat penghubung
Jembatan Kelvin merupakan modifikasi dari jembatan wheatstone dan
menghasilkan ketelitian yang jauh lebih besar dalam pengukuran tah anantahanan

rendah (low values resistances), , umun ya dibawah 1 ohm. Dalam

gambar dimana Ry menyatakan tahanan kawat penghubung dari R3 ke Rx . Bila


galvanometer dihubungkan ketitik

m, tahanan Ry dari kawat

penghubung

dijumlahkan ketahanan Rx yang tidak diketahui, dan menghasilkan indikasi


Rx yang terlalu tinggi. Bila hubungan dibuat ketitik n, Ry dijumlahkan
kejembatan R3 dan hasil pengukuran Rx akan lebih rendah dari yang
seharusn ya, sebab sekarang nilai actual R3 menjadi lebih besar dari nilai
nominalnya sebesar Ry. Jika galvanometer dihubungkan ke sebuah titik p di
antara titik m dan n sedemikian rup a sehingga perbandingan tahanan dari n ke p
dan dari m ke p sama dengan perbandingan tah anan-tahanan Rx dan R2
dapat dituliskan :
R np R1
=
R mp R2
Persamaan setimbang untuk jembatan memberikan

R x + Rnp =

R1
(R +R )
R2 x mp

37

GAMBAR : Rangkaian jembatan wheatstone menunjukkan tahanan

Ry

dari kawat

titik m ke titik n.

Dengan mensubtitusikan persamaan (7-10) ke dalam persamaan (7-11) diperoleh

Rx +

[ ( )]

R1
R
R2
R y = 1 R3 +
R
R 1+ R 2
R2
R1 + R2 y

Yang setelah disederhanakan menjadi :

R x=

R1
R
R2 3

Perkembangan ini membentuk dasar-dasar konstruksi jembatan ganda Kelvin


yang umumnya dikenal sebagai jembatan Kelvin.
1.2.b. Jembatan ganda Kelvin
Istilah jembatan ganda dobel digunak an sebab rangkaian memiliki
pembanding lengan kedua, seperti ditunjukan dalam diagram skema gambar
7-5. Persyaratan awal yang ditetapkan adalah bahwa pembandingan tahanan a
dan b sama dengan perbandingan

R1 dan

R2

38

Penunjukan galvanometer akan nol bila potensial pada k sama dengan potensial
pada p, atau bila Ekt = Eemp, dimana :

Ekl =

R2
R2
( a+b ) R y
E=
I R 3+ R X +
R 1+ R 2
R1 + R 2
( a+ b+ R y )

dan

Ekl =I R3 +

( a+ b ) R y
b
( a+b ) ( a+b+ R y )

]}

Kita dapat menentukan Rx dengan men gunakan Ekt dan Emp dalam cara berikut:

R2
( a+ b ) R y
I R3 + R X +
R 1+ R 2
( a+b+ R y )

] [

( a+ b ) R y
b
.
= I R3 +
( a+ b ) ( a+b+ R y )

Atau disederhanakan menjadi :

R3 + R X +

( a+ b ) R y R1 + R2
b Ry
=
R 3+
R2
( a+ b+ R y )
( a+b+ R y )

Dan menghilangkan tanda kurung pada ruas sebelah kanan memberikan:

R3 + R X +

R 1+ R 2
bRy
( a+ b ) R y R1 R 2
=
+ R3 + R .
( a+ b+ R y )
( a+ b+ R y ) R2
2

Penyelesaian untuk R X memberikan :

RX=

R 1 R2 R 1
+ .
R2
R2

b Ry
bRy
( a+b ) R y
+

( a+b+ R y ) ( a+ b+ R y ) ( a+ b+ R y )

39

Sehingga :
RX=

R 1 R2
b Ry
R1 a
+

R2 ( a+b+ R y ) R2 b

Berubah menjadi hubungan yang terkenal :

R X =R3

R1
R2

Penurunan tegangan kontak dalam rangkaian pengukuran dapat mengakibatkan


kesalahan besar, dan untuk menurunkan efek ini tahanan standar dilengkapi
dengan sembilan langkah masing-masing 0,001 ohm ditambah sebuah batang
marganin 0,0011 ohm yang telah dikalibrasi beserta sebuah kontak geser.

1.3.UJI SIMPAL DENGAN PERANGKAT UJI PORTABEL


a. Uji simpal murray
Pengujian-pengujian ini khususnya digunakan untuk mendapatkan lokasi

40

terjadinya hubungan singkat, atau kerusakan k arena tahan an rendah antara sebuah
konduktor dan bumi. Uji simpal murray (murray loop test), yang pada dasarn ya
digunakan untuk menemukan kerusakan -kerusakan pentanahan -pentan ahan
(ground) didalam kabel-kabel terbungk us.Susunan pengujian ditunjukan pada
gambar 7-7.
Pada kesetimbangan :
A R L R X
=
atau
B
RX

RX=

B
R
A+ B L

Dimana Rl adalah tahanan total simpal (konduktor yang rusak ditambah


konduktor yang baik) dan Rx adalah tahanan konduktor dari terminal jembatan ke
lokasi tanah yang rusak.

Dan menuliskan
I X=

IX

B
(I +I )
A+B 1 2

Dalam sebuah kabel kawat ban yak, konduktor balik I2 memiliki panjang
dan penampang yang sama dengan kawat yan g rusak, jadi I1 =I2 dan karena itu,
41

I X =2 I

B
A +B

Dimana I adalah panjang kabel kawat ban yak diukur dari terminal-terminal
jembatan

ketitik

ujung

b. Pengujian simpal Varley


Salah

satu

metoda

yang

paling

teliti

untuk

menemukan

tanah,

persimpangan atau hubungan-hubungan singkat dalam sebuah kawat banyak


adalah apa yan g disebut pengujian simpal Varley. Dalam sebuah perangkat uji
komersial yang khas rasio perkalian dari lengan lengan pembanding ini
dikontrol oleh sebuah saklar tingkat (dial switch) dan umumnya mempunyai
42

daerah pengukuran dari 0,001 sampai 1000 dalam kelipatan sepuluh. Ketiga
susunan r angkaian yang diperlukan untuk menemukan suatu kerusakan tanah
ditunjukan pada gambar 7-8(a) sampai (c). Pengukuran perbandingan perkalian
dari lengan A dan len gan B dibuat tetap, dan jembatan dibuat setimbang ke
defleksi nol galvanometer oleh tahanan geser dalam lengan standar. Analisa
rangkaian konvensional

dan diperoleh bahwa

X1

dan

X2

yang

menyatakan tahanan-tahanan dalam kabel pada tiap sisi kawat yang rusak
seperti ditunjukan pada gambar 7-8 adalah

X 1=

A
(R +R )
A+ B 2 1

X 1=

A
(R +R )
A+ B 3 2

Metoda ini akan menemukan cacat k erusakan sampai batas 500 kaki
dalam suatu kabel berpenampang 50 mm. Kabel udara dihubungkan ke kabel
bawah

tanah

dari

penampang bukan

ukuran

yang

berlainan,

selisih tahanan d ari k edua

hanya h arus memperhitungkan ukur an konduktor

yang

berbeda, tetapi juga selisih temperatur antara kabel udara dan kabel bawah tanah
tersebut Pengujian simpal marley yang lebih sederhana namun kurang teliti
dapat dilakukan asalkan lengan-lengan pembanding A dan B sama dan rasio
perkalian adalah satu persamaan kesetimbangan jembatan yang biasa memberikan
A X 2 +2 X 1
=
B
R2 + X 2
Karena lengan lengan pembanding adalah sama yakni A/B = 1, persamaan
berubah menjadi
X 1=

R1
2

Yang selanjutnya mengarahkan kelokasi kerusakan

43

1.4.JEMBATAN SHEATSTONE DENGAN PENGAMAN


Rangkaian pengaman
Salah satu masalah utama dalam p engukuran tahanan tinggi adalah
kebocoran yang terjadi di sekitar dan sekeliling komponen atau bahan yang
diukur, atau didalam instrumen itu sendiri.Arus kebocoran ini tidak diinginkan
dan mengpengaruhi ketelitian pengukuran sampai besar sekali,juga efek-efek
kebocoran umumnya berubah dari h ari ke hari bergantung pada kelembaban
atmosfer (udara luar). Dalam pengukuran efek lintasan yang bocor biasn ya
dihilangkan dengan suatu bentuk rangkain pengaman. Prinsip sebuah rangkain
pengaman sederhana di dalam lengan Rx dari sebuah jembatan wheatstone
dijelaskan dengan bantuan gambar 7-9. Sebuah kawat pengaman yang secara
sempurna men gelilingi permukaan kutub yang terisolasi, menahan arus keboco
ran ini dan mengembalikan ke baterai

Dalam diagram gambar 7-10 pengaman sekeliling apitan kutub Rx yang


ditunjukan oleh lingkar an kecil sekitar terminal tidak menyetuh suatu bagian
pun dari rangakian jembatan dan dihubungkan langsung keterminal batere.,
44

dinamakan jembatan wheatstone dengan pengaman (guarded wheatstone bridge)

Tahanan tiga terminal


Terminal pengaman ini dapat digunakan untuk menghubungkan apa
yang disebut tahanan tiga terminal. seperti ditunjukan pada gambar 7-11..
Terminal ketiga dari tahanan adalah titik bersama tahanan dihubungkan ke
terminal Rx dari jembatan menurut cara yang biasa. Terminal ketiga dari
tahanan adalah titik bersama (common) dari tahanan R1 dan R2. Yang men
yatakan lintasan kebocoran terminal utama sepanjang kutub-kutub isolasi
kepelat logam atau pengaman. Sambungan ini membuat R1 pararel terhadap
lengan pembanding Ra tetapi karena R1 jauh lebih besar dari Ra maka efek
pararelnya diabaikan.
Seandainya rangkaian pengaman tidak digunakan tahanan kebocoran R1
dan R2 akan langsung ada pada Rx dan nilai Rx yang diukur akan jelas sala.
Misalnya dengan menganggap bahwa yang tidak diketahui adalah 100M ohm
dan tahanan kebocoran dari masing-masing terminal kepengaman juga 100M
ohm maka tahanan Rx akan terukur sebesar 67M ohm
Jembatan Megaohm
Sebuah jembatan Megaohm komersial tegangan tinggi ditunjukanpada
gambar 7-12, dimana berbagai alat kontrol dapat den gan mud ah dikenali.
Piringan besar ditengah-tengah instrumen adalah lengan pembanding variabel
Rb, dari gambar 7-11. Piringan pengali tahanan disebelah kanan piringan
perbandingan besar men yatakan tahanan standar pada diagram rangkaian dan

45

melengkapi pengalian perbandingan dalam beberapa kelipatan sepuluh.

Detektor nol pada dasarnya adalah sebuah penguat (amplifier) arus searah
dan sebuah alat pencatat keluaran mencakup sensitivitas yang diperlukan
untuk mendeteksi tegangan- tegangan tidak setimbang yang kecil.
Jembatan megaohm tinggi adalah salah satu instrumen yang digunakan
untuk pengukuran tahanan tinggi. Metoda-metoda lain mencakup tahanan
isolasi mesin-mesin listrik; metoda defleksi langsung (direct deflection) untuk
pengujian contoh-contoh isolasi dan metoda kerugian muatan(loss of charge
method) untuk pemeriksaan tahanan kebocoran kapasitor.

46

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran-pengukuran

arus

searah

sebelumnya

menggunakan

galvanometer dengan sistem gantungan (suspension galvanometer). Gantungan


kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai pembawa arus dari
dan ke kumparan, dan keelastisan serabut tersebut membangkitkan suatu torsi
yang melawan perputaran kumparan. Kumparan akan terus berdefleksi sampai
gaya elektro-maknetiknya mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan dan
sebuah cermin yang dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya
dan menyebabkan sebuah bintik cahaya yang telah diperkuat bergerak di atas
skala pada suatu jarak dari instrumen.
Gerakan dasar kumparan putar maknet permanent (permanent magnet
moving coil PMMC) sering disebut sebagai pengggerak dArsonval. Penggerak
meter d'Arsonval banyak digunakan pada saat ini, magnet permanen berbentuk
tapal kuda yang berdempetan dengan lembaran-lembaran besi lunak kutubnya.
Lembaran-lembaran besi lunak ini dililit dengan kumparan kawat halus, dan
kawat halus ini dililitkan pada sebuah bingkai logam. Arus dari sebuah rangkaian
akan melewati gulungan pada kumparan putar dan melewati koil yang
menyebabkan koil tersebut menjadi elektromagnet yang berkutub utara dan
selatan. Kutub elektromagnet saling mempengaruhi dengan kutub magnet
permanen yang menyebabkan koli berputar. Tangkai akan menunjuk skala
sewaktu arus mengalir di dalam arah yang tepat pada koil.
Salah satu modifikasi yang diperlukan sekali adalah dengan menaikkan
batas ukur arus yang diukur dengan pengerak meter dasar. Hal ini dilakukan
dengan menempatkan sebuah resistansi rendah yang diparalel dengan resistansi
penggerak meter, Rm Resistansi rendah ini disebut dengan Shunt (Rsh) dan
fungsinya untuk memberi sebuah cara pengganti pada arus total meter , I, disekitar
meter penggerak.
Penggerak meter dArsonval dasar dapat diubah ke voltmeter Dc dengan
menghubungkan sebuah pengali Rs yang seri dengan penggerak meter Tujuan dari

47

pengali adalah untuk memperluas batas ukur tegangan dari meter dan untuk
membatasi arus yang melewati pengerak meter pada sat arus menyimpang skala
penuh maksimum.
Ohmmeter dibagi dua yaitu ohmmeter tipe seri sesungguhnya mengandung
sebuah gerak dArsonal yang dihubungkan seri dengan sebuah tahanan dan batere
ke sepasang terminal untuk hubungan ke tahanan yang tidak di ketahui. Indikasi
alat ukur sebanding dengan nilai yang tidak diketahui, dengan syarat bahwa
masalah kalibrasi diperhitungkan. Ohmmeter terdiri dari sebuah batere yang
dihubungkan seri dengan sebuah tahanan pengatur

R1 dan gerak dArsonal.

Tahanan yang akan diukur dihubungkan ke terminal A dan B. Di dalam rangkaian


ini diperlukan sebuah sakelar menghidupkan-mematikan untuk memutuskan
hubungan batere ke rangkaian bila instrumen tidak digunakan.
Rangkaian jembatan mempunyai empat lengan resistif beserta sebuah
sumber ggl ( battere ) dan sebuah detector nol yang biasanya

adalah

Galvanometer atau alat ukur arus sensitive lainnya. .

disebut

Jembatan

setimbang bila beda potensial pada galvanometer adalah 0 volt, artinya tidak
ada arus melalui galvanometer. Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara
luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau
kapasitansi, dan parameter rangkaian lainya yang diturunkan secara langsung
dari nilai-nilai komponen, seperti frekuensi, sudut fasa dan temperatur.
Jembatan Kelvin merupakan modifikasi dari jembatan wheatstone dan
menghasilkan ketelitian yang jauh lebih besar dalam pengukuran tahanantahanan

rendah (low

values resistances), umumnya

dibawah

1 sampai

serendah 0,00001 .
Uji simpal murray (murray loop test), yang pada dasarnya digunakan
untuk menemukan kerusakan -kerusakan

pentanahan -pentan ahan

(ground)

didalam kabel-kabel terbungkus. Pengujian-pengujian ini khususnya digunakan


untuk mendapatkan lokasi terjadinya hubungan singkat, atau kerusakan karena
tahanan rendah antara sebuah konduktor dan bumi. Jika tahanan dari kerusakan
tanah adalah rendah (misalnya suatu hubungan singkat), perangkat portabel
tersebut dapat mengukur lokasi kerusakan kabel sampai ketelitian yang layak.
Tetapi seandainya tahanan yang rusak adalah tinggi, perangkat uji yang di

48

operasikan oleh bateraiadalah tidak sesuai dan suatu pengukuran tegangan tinggi
harus dialakukan.
Salah satu masalah utama dalam pengukuran tahanan tinggi adalah
kebocoran yang terjadi di sekitar dan sekeliling komponen atau bahan yang
diukur,

atau

didalam

instrumen itu

sendiri. Arus

kebocoran

ini

tidak

diinginkan dan mengpengaruhi ketelitian pengukuran sampai besar sekali,juga


efek-efek kebocoran umumnya

berubah

dari hari

ke hari bergantung pada

kelembaban atmosfer (udara luar). Sebuah

kawat pengaman

yang

sempurna

yang

menahan arus

mengelilingi

permukaan

kutub

terisolasi,

secara

kebocoran ini dan mengembalikan ke batere.


B. Saran
Untuk memahami dan mengerti cara penggunaan maupun aplikasi alat
ukur searah dalam kehidupan sehari-hari diperlukan fasilitas alat ukur tersebut dan
referensi dari buku-buku. Oleh karena itu, mahasiswa harus aktif demi tercapainya
tujuan dari makalah ini. Sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan lebih
efektif. Juga akan benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat sebuah
pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam masyarakat maupan dalam dunia
pendidikan.

49

DAFTAR PUSTAKA
Cooper William, D. 1993. Instrumentasi Penunjuk Arus Searah Dan Jembatan
Arus Searah Edisi Ke 2. Erlangga.Jakarta
https://drive.google.com/file/d/0BxV2yk6PQ8Q8WGs0YjJmcWtaMW8/view?
pref=2&pli=1. Diakses tanggal 30 Mei 2016. Jam 08:00 WITA
https://ikabuh.files.wordpress.com/2012/02/isi-makalah-dc.pdf.Diakses tanggal 30
Mei 2016. Jam 08:00 WITA
http://cybernetist.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-arus-searah.html.Diakses
tanggal 31 Mei 2016. Jam 13:00 WITA

50

Anda mungkin juga menyukai