Anda di halaman 1dari 31

BAB 6

PRINSIP-PRINSIP DAN
PEMAKAIAN POTENSIOMETER

Anggota Kelompok :
 Dwi Vito Meisaksono
 Muhamad Izzudin Ilham
 Williams Rojky Zuerin
POTENSIOMETER

Potensiometer adalah sebuah instrumen yang direncanakan untuk mengukur


tegangan yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan
yang diketahui. Pengukuran dengan menggunakan cara perbandingan mampu
menghasilkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi sebab hasil yang diperoleh tidak
bergantung pada defleksi aktual jarum penunjuk sebagaimana halnya pada instrumen
kumparan putar; tetapi hanya bergantung pada ketelitian tegangan standar yang
diketahui terhadap mana perbandingan dilakukan.

2
Karena potensiometer memanfaatkan kondisi setimbang atau kondisi nol, maka bila
instrumen tersebut dibuat setimbang, tidak ada daya yang diambil dari rangkaian yang
mengandung ggl yang tidak diketahui; sebagai akibatnya, penentuan tegangan tidak bergantung
dari tahanan sumber. Walaupun potensiometer mengukur tegangan, selain itu juga bisa digunakan
untuk menentukan arus dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan oleh arus
tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui.

Potensiometer digunakan secara luas untuk mengalibrasi voltmeter dan ampermeter dan
melengkapi cara standar untuk mengalibrasikan instrumen-instrumen ini. Karena itu
potensiometer merupakan sebuah instrumen penting dalam bidang pengukuran listrik dan
kalibrasi.

3
RANGKAIAN – RANGKAIAN POTENSIOMETER
1. Rangkaian Dasar

Prinsip kerja semua potensiometer didasarkan pada gambar


rangkaian disamping yang menunjukkan skema dasar dari
potensiometer kawat geser (slide-wire)

Kawat geser diproduksi secara cermat dan memiliki tahanan yang serba sama sepanjang seluruh kawat.
Sebuah skala yang telah dikalibrasi yang biasanya dalam skala sentimeter dan milimeter terdapat sepanjang
kawat geser sehingga kontak geser dapat dipindahkan secara cermat ke setiap posisi yang diinginkan. Karena
tahanan kawat geser telah diketahui secara tepat, penurunan tegangan sepanjang seluruh kawat tersebut atau
sepanjang bagian kawat dapat dikontrol dengan mengatur arus kerja (working current).

4
CONTOH SOAL
Potensiometer dasar kawat geser mempunyai batere kerja 3,0 V dengan tahanan
dalam yang diabaikan. Tahanan kawat geser adalah 400 Ω dan panjangnya 200 cm.
Sebuah skala 200 cm sepanjang kawat geser mempunyai bagian skala 1 mm dan
dapat diinterpolasi pada nilai seperempat dari satu bagian skala. Instrumen
distandarkan terhadap sebuah sumber tegangan referensi 1,0180 V dengan menyetel
kontak geser ke. posisi 101,8.cm pada skala. Tentukan:
a. arus kerja,
b. nilai tahanan geser,
c. rangkuman pengukuran dan resolusi instrumennya dinyatakan dalam mV.

5
 
Penyelesaian :
Bila instrumen distandarkan, tanda 101,8 cm pada skala sesuai dengan 1,0180 V. 101,8 cm kawat
geser menyatakan tahanan sebesar 101,8/200 x 400 Ω = 203,6 Ω. Berarti arus kerja akan menjadi
1,0180 V/203,6 Ω = 5 mA.
(a) Dengan arus kerja sebesar 5 mA penurunan tegangan pada seluruh kawat geser adalah 5 mA x
400 Ω = 2,0 V. Dengan demikian penurunan tegangan pada tahanan geser adalah 3,0 - 2,0 = 1,0 V
dan penyetelan tahanan geser menjadi 1,0 V/5 mA 200 Ω.
(b) Rangkuman pengukuran ditentukan oleh tegangan total seluruh kawat gesel, yaitu 5 mA x 400
Ω = 2,0 V.
(c) Resolusi potensiometer ditentukan dari tegangan yang dinyatakan oleh seperempat dari satu
bagian skala yaitu 0,25 mm. Karena panjang total 200 cm menyatakan tegangan 2,0 V, resolusi
adalah

6
2. Potensiometer Satu Rangkuman

Potensiometer kawat geser memiliki konstruksi


kurang praktis. Potensiometer tipe laboratorium
modern menggunakan tahanan tingkat (dial
reisistor) yang telah dikalibrasi dan sebuah kawat
geser berbentuk lingkaran kecil dengan salah satu
atau lebih gulungan sehingga memperkecil
dimensi instrumen.

7
CONTOH SOAL
Potensiometer satu rangkuman diperlengkapi dengan sakelar tingkat 20 langkah
dimana masing-masing langkah menyatakan 0,1 V. tahanan masing-masing tingkat
adalah 10 Ω. Kawat geser 11 gulungan yang mempunyai tahanan 11 Ω,
memperbolehkan saling menutupi sebagian antara penyetelan-penyetelan sakelar
tingkat. Skala kawat geser berbentuk lingkaran mempunyai 100 bagian skala dan
interpolasi dapat dilakukan pada seperlima dari satu bagian skala. Batere kerja
mempunyai tegangan terminal 6,0 V dan tahanan dalam yang diabaikan. Tentukan :
a. rangkuman pengukuran potensiometer,
b. resolusi dalam µV,
c. arus kerja,
d. penyetelan tahanan geser.

8
 
Penyelesaian :
a. Tahanan total rangkaian pengukuran Rm adalah ; . Karena setiap langkah 10 Ω menyatakan
tegangan 0,1 V, rangkuman total pengukuran adalah 211/10 Ω x 0,1 V = 2,11 V.
b. Kawat geser 11 Ω menyatakan tegangan 0,11 V. Berarti tiap gulungan tahanan geser menyatakan
0,11 V/11 = 0,01 V, atau 10 mV. Tiap bagian skala pada skala kawat geser menyatakan 1/100
x 10 mV = 0,1 mV, atau 100 μV. Jadi solusi instrumen adalah 1/5 x 100 μV = 20 µV.
c. Untuk mempertahankan tegangan sebesar 0,1 V pada tiap-tiap tahanan piringan 10 Ω, arus kerja
harus 0,1 V/10 Ω = 10 mA.
d. Karena tegangan pada keseluruhan tahanan pengukuran 2,11 V, maka penurunan tegangan
pada tahanan geser harus 6,0 V — 2,11 V = 3,89 V. Dengan demikian penyetelan tahanan geser
adalah 3,89 V/10 mA = 389 Ω

9
3. Potensiometer Dua Rangkuman
Potensiometer satu rangkuman pada biasanya dibuat
untuk meliput rangkuman tegangan sampai 1,6 V.
Rangkaian dapat diubah agar mencakup rangkuman
pengukuran lain dari nilai yang lebih rendah dengan
menambahkan dua tahanan rangkuman dan satu sakelar
rangkuman.

Skema sebuah potensiometer dua rangkuman, di mana R1 dan R2 adalah tahanan rangkuman
dan sakelar S adalah sakelar rangkuman. Bekerjanya potensiometer ini dapat lebih mudah
dimengerti dan dianalisa dengan menggambarkannya dalam bentuk yang disederhanakan yaitu
menghilangkan sebagian dari perincian rangkaian galvanometer dan rangkaian kalibrasi.

10
Adalah penting dalam perencanaan rangkaian agar rangkaian tersebut mampu mengubah
rangkuman tanpa mengatur kembali tahanan geser atau tanpa megubah tegangan batere kerja.
Sekali instrumen telah dikalibrasi pada rangkuman x 1 dengan mengikuti prosedur standardisasi
Pengukuran Tegangan Potensiometrik, kalibrasi rangkuman x 0,1 tidak diperlukan. Ini
memerlukan bahwa tegangan E’ dalam gambar diatas tetap sama pada kedua posisi sakelar
rangkuman. Kondisi ini hanya dipengaruhi bila arus total batere mempunyai nilai yang sama bagi
setiap rangkuman pengukuran.

11
4. Potensiometer rangkuman ganda

Potensiometer-potensiometer laboratorium
presisi biasanya memiliki tiga rangkuman
tegangan: rangkuman tinggi (1,6 V), rangkuman
menengah (0,16 V), dan rangkuman rendah
(0,016 V). Diagram rangkuman yang
disederhanakan dari sebuah instrumen tiga
rangkuman yang diberikan pada gambar
menunjukkan bahwa rangkaian sakelar
rangkuman sedikit lebih rumit dari potensiometer
dua rangkuman. Walaupun tentunya dia
melakukan fungsi yang sama. Untuk
mempertahankan kalibrasi instrumen bila
operator memindahkan sakelar dari satu
rangkuman ke rangkuman berikutnya, arus total
batere harus dijaga konstan pada ketiga
rangkuman pengukuran.

12
Standardisasi arus kerja dilengkapi dengan dua tahanan geser 10 gulungan
yang dihubungkan seri, sebuah tahanan geser pengatur "kasar" dan sebuah
pengatur "peka" dan arus dapat disetel ke suatu derajat resolusi yang tinggi.
Tingkat ketelitian pengukuran biasanya dihubungkan dengan potensiometer
presisi sedemikian rupa sehingga rangkaian memerlukan komponen-komponen
stabilitas tinggi dan sambungan-sambungan yang dirangkai secara cermat;
sebagai akibatnya beberapa elemen rangkaian harus dilindungi secara termal
dan secara elektrostatik. Ciri tidak langsung kelihatan dari diagram rangkaian,
tetapi umumnya bersatu di dalam potensiometer presisi, meliputi pembalikan
sakelar pada detektor dan tegangan yang tak diketahui, pembacaan numerik
dari susunan pengukuran, dan penempatan otomatik dari titik desimal dalam
pembacaan.

13
5. Kotak Volt
Potensiometer untuk pemakaian
umum biasanya menyangkut
pengukuran dalam rangkuman 0 V
sampai 1,0 Vdc. Jika tegangan yang
akan diukur lebih tinggi digunakan
sebuah pembagi tegangan yang
presisi, atau kotak volt, yang
digunakan untuk memperbesar batas
ukur potensiometer. Sebagai contoh
pemakaian khas ditemukan dalam
kalibrasi voltmeter dc dan wattmeter.
Gambar diatas adalah diagram skema dari sebuah kotak volt dengan
rangkuman dari 3 V sampai 750 Vdc. Tegangan yang diukur ke terminal-
terminal antaran (“line") dan rangkuman tegangan yang sesuai dipilih dengan
menyetel sakelar pilih berputar. Nilai-nilai tahanan dipilih sedemikian, sehingga
keluaran pembagi tegangan yang dihubungkan ke potensiometer sama dengan
150 mV pada tegangan masukan maksimal pada masing-masing rangkuman.

14
Arus yang disalurkan dari sumber tegangan yang diukur dapat dibuat
sangat kecil dengan menggunakan pembagi tegangan tahanan tinggi.
Namun dalam praktek, pemiliha nilai-nilai tahanan mencakup kompromi
(persesuaian) : tahanan tinggi diinginkan untuk memperkecil arus yang
mengalir dari sumber tegangan, meskipun tahanan-tahanan rendah
umumnya lebih stabil. Juga, tahanan-tahanan rendah menghasilkan
sensitivitas galvanometer yang lebih tinggi dan memperkecil efek
kebocoran tahanan tinggi sekitar apitan kutub. Dalam gambar tahanan total
adalah relatif tinggi (750 Ω/V) dengan jaminan aliran arus yang kecil pada
sumber tegangan yang tidak diketahui (paling besar 1,33 mA). Kestabilan
yang sangat baik dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dengan
mengunakan komponen-komponen bermutu tinggi seperti tahanan kawat
bahan manganin dan kontak-kontak paduan perak bagi sakelar berputar.
Pada. sebuah kontak volt yang khas, batas kesalahan adalah dalam orde ±
0,02%.

15
5. Kotak Shunt

Kotak Shunt dimaksudkan untuk


digunakan bersama potensiometer
dalam pengukuran presisi searah dan
untuk kalibrasi amperemeter dc dan
wattmeter.

Gambar diatas merupakan sebuah diagram skema dari sebuah kotak shunt khas. Arus
yang diukur dimasukkan melalui terminal-terminal “antaran” kotak dan menghasilkan
penurunan tegangan pada tahanan shunt. Sebuah sakelar putar memungkinkan pemilihan
rangkuman arus yang diinginkan dari 75 mA sampai 15 A dc. Seperti halnya pada kotak
volt, tegangan keluaran kotak shunt di terminal-terminal potensiometer sama dengan 150
mV pada arus maksimum di tiap rangkuman. Dengan tahanan shunt total sebesar 2,0 Ω,
disipasi daya paling besar hanya 2,25 W, sehingga kesalahan karena pemanasan sendiri
dari tahanan-tahanan dipertahankan pada nilai minimumnya.

16
6. Detektor Nol

Potensiometer-potensiometer portabel pada umumya berisi


sebuah detektor di dalamnya yang sesuai terhadap rangkaian
potensiometer yang lainnya. Detektor atau galvanometer ini
biasanya merupakan sebuah bentuk bin dari gerak d'Arsonval
yang telah dikenal dan semata-mata menunjukkan kondisi tidak
setimbang selagi jarum berdefleksi pada sebuah skala.
Potensiometer-potensiometer laboratorium presisi umumnya
tidak mempunyai indikator yang terpasang di dalam, tetapi harus
dilengkapi dengan sebuah galvanometer atau detektor nol yang
dililitkan di luar.

17
Pada dasarnya ada tiga jenis detektor nol, yaitu :

a) Galvanometer jenis penunjuk dengan suspensi ban kencang (taut-band),


umumnya ditemukan dalam instrumen-instrumen portabel. Ini merupakan detektor
nol yang cukup kasar dengan sensitivitas 1,0 μA sampai 0,1μA setiap bagian
skalanya.

b) Galvanometer refleksi dilengkapi dengan lampu dan skala, khususnya


digunakan dilaboratorium. Galvanometer ini memiliki sensitivitas tinggi, biasanya
dalam rangkuman 0,1 μA sampai 0,01 μA setiap bagian skalanya.

c) Detektor nol elektronik (electronic null detector) dengan rangkaian semi


konduktor memiliki sensitivitas yang sangat baik pada impedansi masukan yang
tinggi dan sangat kasar, namun kekurangannya adalah harganya cukup mahal.

Pemilihan tipe detektor nol yang paling baik untuk suatu pemakaian tertentu
bergantung pada beberapa factor, dan faktor-faktor tersebut diantaranya, yaitu :
sensitivitas, tahanan kumparan galvanometer, perioda galvanometer, dan tahanan
peredam kritis luar (ECDR) dari rangkaian.

18
Gambar disamping menunjukkan sebuah skema
galvanometer refleksi dengan lampu dan skala lengkap
yang telah terpasang di dalamnya. Lampu A dipasang di
dalam sebuah rumah dekat bagian belakang instrumen.
Cahaya bersinar melalui sebuah tabung berisi sebuah
lensa cembung datar pada simbol B. Permukaan datar
lensa ini dilapisi perak dan dipasang menghadap lampu,
kecuali sebuah celah persegi sempit yang sisi-sisi
panjangnya vertical karena Sebuah garis rambut halus
menyilang pada celah paralel terhadap sisi-sisi
panjangnya.
Lensa-lensa menghasilkan sebuah bayangan dari filamen lampu dan garis rambut melalui sebuah lensa
akromatik C ke cermin galvanometer D yang dipasang pada kumparan potensiometer. Cermin berputar
menurut perimbangan sewaktu menanggapi arus melalui kumparan, dan memantulkan kembali berkas
cahaya melalui lensa C menuju cermin silidris E yang berada di bagian belakang kotak instrumen. Di sini
bayangan tersebut diperbesar dan dipantulkan ke skala penunjuk F di bagian depan. Efek gabungan dari
lensa C dan cermin silindris membentuk bayangan utama garis rambut dan digunakan sebagai pedoman
untuk menunjukkan defleksi.

19
Sewaktu berkas cahaya dipantulkan oleh cermin galvanometer ke cermin
silindris, dia akan lewat melalui gelas bening G dan hampir semua cahaya lewat
melalui gelas tersebut, tetapi sebagian kecil dipantulkan ke skala untuk
membentuk sebuah bayangan sekunder. Bayangan sekunder ini muncul sebagai
bintik terang sempit yang terpusat pada bayangan primer. Dia hanya bergerak
sedikit sekali pada defleksi bayangan primer yang relatif besar dengan (rasio
1/10) dan sangat berguna dalam menentukan arah defleksi, sekiranya pada
bayangan primer yang berada di luar skala.

Detektor nol elektronik mempunyai keuntungan pada impedansi masukan dan


sensitivitas yang tinggi. Umumnya dia berisi sebuah penguat dc semi konduktor
beserta sebuah pelemah masukan yang dilengkapi dengan beberapa rangkuman
masukan terkalibrasi melalui sakelar pemilih. Setiap penyimpangan dari kondisi
nol ditunjukkan oleh defleksi jarum pada alat ukur yang titik nolnya berada di
tengah.

20
7. KALIBRASI VOLTMETER DAN
AMPERMETER
Metoda potensiometer merupakan dasar yang umum untuk mengalibrasi
voltmeter, ampermeter dan wattmeter. Karena potensiometer adalah alat
ukur arus searah (dc), maka instrumen yang akan dikalibrasi adalah alat
dari jenis dc atau elektro-dinamometer. Pada Gambar rangkaian dibawah
ini menunjukkan susunan pengukuran untuk kalibrasi sebuah voltmeter
arus searah. Salah satu persyaratan pertama dalam prosedur kalibrasi ini
adalah tersedianya sumber dc yang stabil dan sesuai, karena setiap
perubahan dalam tegangan sumber menyebabkan perubahan yang
sesuai pada tegangan kalibrasi voltmeter.

21
Pada gambar rangkaian sebelumnya menunjukkan bahwa sebuah rangkaian pembagi
tegangan yang terdiri dari dua tahanan geser guna mengatur tegangan kalibrasi secara
kasar dan peka lalu dihubungkan antara terminal-terminal sumber daya. Tegangan pada
voltmeter diturunkan ke suatu harga yang sesuai untuk dihubungan ke potensiometer
dengan menggunakan sebuah kotak volt. Tegangan yang dimasukkan ke kotak volt
tersebut diatur oleh dua tahanan geser sampai jarum penunjuk berhenti pada suatu
bagian skala utamanya. Potensiometer digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya
dari tegangan ini. Bila pembacaan potensiometer tidak sesuai dengan penunjukan
voltmeter, kesalahan positif atau negatif akan ditunjukkan. Sejumlah bagian skala utama
yang dipilih diperiksa melalui cara ini, pertama-tama pada pertambahan tegangan (skala
naik) dan kemudian pada penurunan tegangan (skala turun). Setelah pembacaan ini
dilakukan pada titik-titik Skala yang dipilih, maka kurva kalibrasi bisa dibuat.

22
Tabel ini menunjukkan Hasil Kalibrasi sebuah voltmeter dc dengan
metoda potensiometer (dalam Volt)

Pembacaan skala Pembacaan voltmeter Koreksi


voltmeter sebenarnya

0.0 0.00 0.00


1.0 0.95 -0.05
2.0 2.00 0.00
3.0 3.05 +0.05
4.0 4.10 +0.10
5.0 5.10 +0.10
6.0 6.15 +0.15
7.0 7.10 +0.10
8.0 8.15 +0.15
9.0 9.20 +0.20
10.0 10.25 +0.25
23
Gambar disamping menunjukkan kurva
kalibrasi yang digambarkan menurut data
yang diberikan oleh Tabel diatas.
Pembacaan-pembacaan skala dari kolom 1
digambarkan sepanjang absisi dan nilai
koreksi yang sesuai pada (kolom 3)
digambarkan sepanjang ordinatnya.
Bila sebuah voltmeter menerima kalibrasi
awalnya, misalnya dalam hal instrumen
tersebut akan dilengkapi dengan suatu skala
baru, prosedurnya adalah sebagai berikut:
Tegangan yang tertera pada instrumen diatur
dengan menggunakan dua tahanan-geser dan disetel pada salah satu dari nilai-nilai
tegangan utama (misalnya 1,0 V; 2,0 V;). Pengaturan dilakukan sampai potensiometer
menunjukkan bahwa nilai yang diinginkan betul-betul telah tercapai, dan kemudian
tanda skala dituliskan pada skala. Dengan cara ini sejumlah titik-titik tegangan utama
ditandai pada skala, sedang nilai-nilai tengahnya diinterpolasi.

24
Karena proses kalibrasi ini memakan waktu banyak, metoda potensiometer serial,
digunakan untuk mengalibrasi voltmeter laboratorium standar. Voltmeter standar jenis
ini merupakan instrumen yang sangat presisi dengan menggunakan sebuah skala
besar yang dilengkapi dengan cermin untuk mempertinggi ketelitian pembacaan.
Ketelitian instrumen sedemikian ini umumnya lebih besar dari 0,1% pembacaan skala
penuh. Alat ukur laboratorium biasa dan instrumen-instrumen panel kemudian diperiksa
dengan membandingkannya terhadap standar laboratorium ini, sebagai pengganti
terhadap sebuah potensiometer.
Gambar dibawah menunjukkan rangkaian yang digunakan untuk mengalibrasi sebuah
ampermeter. Sebuah kotak shunt dihubungkan seri dengan amper meter yang akan
dikalibrasi. Tegangan pada kotak shunt diukur oleh potensiometer, dan arus melalui
shunt yang berarti melalui ampermeter, ditentukan Karena tahanan shunt diketahui
secara tepat dan tegangan pada shunt diukur oleh potensiometer, metoda kalibrasi
ampermeter ini sangat teliti karena Prosedur kalibrasi aktual di berbagai titik pada Skala
alat ukur sangat mirip dengan kalibrasi pada voltmeter.

25
8. POTENSIOMETER YANG
MENYETIMBANGKAN SENDIRI (SELF
BALANCING POTENSIOMETER)

Potensiometer self-balancing dipakai secara luas dalam industri sebab


dia tidak memerlukan perhatian yang tetap dari seorang operator. Di
samping sifat membuat seimbang secara otomatis, dia menggambarkan
kurva besaran yang diukur dan dapat dipasang pada sebuah papan
hubung (switch-board) atau panel tujuan pemonitoran. Dalam instrumen
self-balacing, ggl yang tidak seimbang yang dalam sebuah potensiometer
normal akan menghasilkan defleksi galvanometer, dimasukkan ke
sebuah penguat melalui sebuah konvertor. Keluaran penguat tersebut
menggerakkan sebuah motor induksi dua fasa yang membuat kontak
geser potensiometer setimbang. Konvertor, yang dihubungkan antara
keluaran potensiometer dan masukan penguat, mengubah tegangan
tegangan dc yang tidak setimbang menjadi tegangan ac yang tidak
setimbang yang dengan mudah dapat diperkuat oleh sebuah penguat ac
ke nilai yang diinginkan. Skema ini menghindari pemakaian penguat dc
karena sifatnya yang tidak stabil dan masalah pergeseran

26
Diagram rangkaian Gambar disamping
menunjukkan perincian skematis dari
potensiometer yang dapat menyetimbangkan
tegangannya sendiri, dalam hal ini digunakan
untuk mengukur temperatur oleh sebuah
termokopel. Konvertor terdiri dari sebuah batang
bergetar yang digerakkan secara sinkron dari
tegangan jala-jala 60 Hz. Batang tersebut bekerja
sebagai sakelar yang membalik arus melalui
gulungan pemisah dari kumparan primer
transformator pada tiap getaran batang.
Pembalikan arus yang konstan pada masing-
masing siklus vibrasi batang mengubah tegangan
dc yang tidak setimbang dari rangkaian
potensionmeter menjadi tegangan bolak-balik
pada kumparan sekunder transformator. Keluaran
ac dari konvertor yang sebanding dengan masukan dc ke konvertor, dimasukkan ke
penguat.Output penguat terdapat pada gulungan pengontrol dari motor induksi dua fasa.
Gulungan lain dari motor disuplai oleh tegangan jala-jala. Tegangan jala-jala ac tergeser
sebesar 90° terhadap tegangan output kapasitor di dalam rangkaian penggerak konvertor.

27
Bergantung pada polaritas tegangan dc yang tidak
setimbang yang dimasukkan ke terminal-terminal
masukan konvertor, fasa tegangan keluaran penguat
akan mendahului atau ketinggalan fasa sebesar 900 dari
tegangan jala-jala yang dimasukkan ke motor induksi.
Arah perputaran motor ditentukan oleh hubungan fasa.
antara kedua tegangan pada kedua gulungan, dan ini secara berturutan
ditentukan oleh polaritas tegangan yang disuplai ke konvertor. Jadi jika ggl
yang diukur lebih kecil dari tegangan kesetimbangan yang dihasilkan oleh
potensiometer, maka keluaran penguat akan tergeser sebesar 180° dan
motor akan berputar dalam arah yang berlawanan. Poros motor
dihubungkan secara mekanis ke kontak kawat geser dalam cara
sedemikian sehingga perputaran motor memperkecil ketidaksetimbangan
dalam rangkaian potensiometer. Bila ggl yang akan diukur sama dengan
tegangan potensiometer, tegangan keluaran penguat adalah nol dan motor
tidak berputar. Berarti dalam setiap kondisi tidak setimbang, tegangan
keluaran penguat akan menyebabkan motor menggerakkan potensiometer
ke kedudukan setimbang
Ggl yang dihasilkan oleh termokopel adalah fungsi dari selisih temperatur
antara ujung panas dan ujung dingin. Variasi temperatur titik referensi dikompensir
oleh sebuah rangkaian kompensasi elektris. Penurunan tegangan pada tahanan yang
terbuat dari paduan nikel tembaga mengkompensir perubahan temperatur titik
referensi. Tahanan menyetimbangkan penurunan pada tegangan dengan temperatur
dasar yang diinginkan. Tahanan dan kawat geser membentuk rangkaian pengukuran
yang aktual, dan tahanan menghasilkan penurunan tegangan yang tepat guna
mengalibrasi rangkaian terhadap tegangan referensi, yang dalam hal ini adalah
referensi dioda Zener.
Sinyal yang disuplai ke masukan rangkaian potensiometer dilewatkan melalui
sebuah penapis (filter) yang melewatkan frekuensi rendah. Kapasitor-kapasitor filter
tidak mempunyai efek terhadap tegangan searah yang disalurkan ke dalam masukan,
tetapi setiap perubahn sinyal masukan yang cepat dan setiap sinyal-sinyal ac
terpencar yang mungkin dihasilkan pada sinyal masukan dan diratakan oleh
kapasitor-kapasitor tersebut.

29
Potret-potret pada Gambar diatas menunjukkan perincian konstruksi dari sebuah
potensiometer pencatat yang bisa menyetimbangkan sendiri. Motor untuk
membuat setimbang dan motor penggerak kart bersama dengan dua bejana
penyalur tinta, ditunjukkan pada Gambar dibagian kiri. Penguat-penguat dari
potensiometer pencatat ini ditempatkan di pojok kanan kotak instrumen. Sumber
tegangan dan sumber referensi zener hanya kelihatan sebagian di sebelah kiri
penguat di bagian dalam kotak. Gambar disebelah kanan menunjukkan sebagian
perincian konstruksi dari mekanisme penggerak kart. Sebagaimana dapat
dengan jelas dilihat dari gambar ini, instrumen mempunyai dua skala dan dua
pena pencatat. 30
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai