Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MESIN – MESIN LISTRIK

Dosen Pengampu :

Ichwan Yel Fianhar, ST, M.Eng.Sc

OLEH :

Nidya Octaviani Hendra

21063038

SESI : 202220630063A

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Jurusan : Teknik Elektro Mata Kuliah : Pr. Mesin Listrik
Waktu : Topik : Terco
Kode : Judul : Pengenalan Terco

A. TUJUAN

1. Mempelajari konstruksi torsi listrik TERCO dengan Power Pack.


2. Mempelajari penggunaan torsi listrik TERCO dan Power Pack.
3. Mengidentifikasi data-data TERCO dan Power Pack pada name plate
masing- masing peralatan.

B. TEORI

Torsi meter listrik yaitu suatu alat yang berfungsi untuk


mengoperasikan suatu mesin listrik dengan fungsi menjalankan atau mengerem
dan setiap paramater-parameter dari mesin listrik yang dioperasikan dapat
diukur.
Torsi meter terdiri dari satu mesin DC yang statornya terhubung
dinamis dan tergandeng dengan suatu indikator keseimbangan. Keseimbangan
tersebut dihubungankan dengan suatu counterweight, yang jangkauannya yaitu
+ 25 Nm. Pada panel depan dari torsi tersebut terdapat alat ukur, shunt
rheostat, dan terminal mesin.
Torsi meter dihubungkan atau bertindak sebagai motor (motor
penggerak) jika yang ingin diselidiki yaitu karakteristik pembangkitan
(generator) dari suatu mesin tes (mesin DC, sinkron atau asinkron).
Torsi meter dihubungkan atau bertindak sebagai generator jika yang
ingin diselidiki yaitu karakteristik motor dari suatu mesin tes.
Power pack TF 123 merupakan sumber tenaga yang digunakan untuk
percobaan di labor untuk mesin-mesin listrik dan sistem tenaga. Alat ini
mempunyai dua macam tegangan keluaran yaitu tegangan konstan dan
variabel. Konstruksinya yaitu terdiri dari trafo tiga fasa, penyearah dan
tegangan variabel yang dihubungkan dengan trafo sehingga tegangan konstan
dan tegangan variabel baik AC maupun DC dapat disuplai. Tegangan keluaran
AC diproteksi dengan menggunakan diazed fuses, sedangkan keluaran DC oleh
super-fast silized fuses.

C. PERALATAN

Torsi meter listrik MV 100


Power pack MV 1300
Voltmeter 240 V

D. PROSEDUR

1. Power pack
a. Pelajari tegangan keluaran pada terminal di panel depan. Tegangan
berikut akan ada, yaitu dari kiri ke kanan:
1) Tegangan DC konstan, 220 V.
2) Tegangan DC yang dapat divariasikan dengan sebuah tombol besar
di tengah dari 0 s/d 240 V.
3) Tegangan AC 3 fasa yang juga dapat divariasikan dengan tombol
besar di tengah dari 3 x 0 – 220. Perlu dicatat bahwa tegangan
variabel DC dan tegangan 3 fasa berubah secara serentak dengan
tombol tersebut. Jadi mereka tidak dapat di set menjadi nilai-nilai
yang berbeda secara serentak.
4) Tegangan AC 3 fasa konstan, 220/127 V.
b. Hubungkan power pack dengan sumber tegangan 3 fasa. Cek seluruh
switch pada power pack dalam keadaan off.

c. Hubungkan voltmeter pada terminal sebelah kiri, 220 V DC.


d. Hidupkan switch utama di bawah panel depan. Lampu penunjuk di
sebelah switch akan hidup.
e. Hidupkan switch tegangan DC konstan 220 V. Baca dan buat catatan
mengenai tegangannya. Amati bahwa penyimpangan dari 220 V
mungkin terjadi tergantung dari variasi tegangan utama.
f. Hubungkan voltmeter ke terminal tegangan DC variabel. Set tombol
pengatur ke 100 dan hidupkan switch tegangan variabel DC. Voltmeter
masih menunjukkan angka nol, karena power pack memiliki switch
pengunci internal sehingga tombol harus diturunkan ke nol untuk
kembali untuk memperoleh tegangan DC variabel.
g. Putar tombol ke nol lalu kembali ke 100. Baca dan buat catatan
mengenai besar tegangan. Matikan switch tegangan DC variabel dan
switch tegangan DC konstan. Catatan: untuk mendapatkan tegangan
DC variabel, switch tegangan DC konstan juga harus dihidupkan. Hal
ini untuk menghindari terhubungnya tegangan rotor sebelum tegangan
medan untuk mesin listrik. Hal ini berlaku untuk keselamatan. Sebagai
contoh, jika switch tegangan DC konstan dimatikan sebelum DC
variabel maka tegangan DC variabel akan terputus.
h. Hubungkan voltmeter ke tegangan terminal AC. Hidupkan switch dan
buat catatan mengenai tegangan ketika tombol di set pada posisi 100.
Matikan switch tegangan variabel AC.
i. Hubungkan voltmeter ke terminal R dan 0. Hidupkan switch dan catat
penunjukan voltmeter. Matikan switch tegangan variabel AC.
j. Hubungkan voltmeter ke terminal S dan 0. Hidupkan switch dan catat
tegangan terukur. Matikan switch tegangan AC konstan. Matikan
switch utama.
k. Hubungkan voltmeter ke terminal T dan 0. Hidupkan switch dan catat
tegangan. Matikan switch tegangan AC konstan Ac. Matikan switch
utama.

2. Torsi meter
a. Buat hubungan torsi meter sebagai motor (motor penggerak)
berdasarkan diagram rangkaian pada bagian E.
b. Hubungan rangkaian harus di cek oleh dosen atau teknisi yang
bertugas.
c. Hidupkan switch utama dan switch tegangan DC konstan. Hidupkan
shunt rheostat dan cek alat ukur dan amati arus penguatan motor
maksimum.
d. Set tegangan variabel DC ke nol dan hidupkan switch. Lalu secara
perlahan-lahan naikkan tegangan menjadi 220 V. Motor akan berputar
searah jarum jam.
e. Atur shunt rheostat sehingga arus medan 0.2 A. Catat kecepatan
(pengontrolan kecepatan shunt). Kembalikan rheostat ke arus
maksimum.
f. Putar tombol tegangan variabel pada power pack menjadi 100. Catat
kecepatan putaran (control kecepatan tegangan rotor).
g. Turunkan tegangan DC ke nol. Matikan switch tegangan DC konstan
(tegangan medan). Catatan: tegangan medan harus selalu dimatikan
terakhir.
3. Penutup
a. Setiap selesai melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan
yang digunakan ke dalam toolboox, minta teknisi untuk memeriksa
kelangkapan peralatan.
b. Buatlah laporan harian berdasarkan data-data yang didapatkan selama
praktikum.
c. Bersihkan workshop dan rapikan kembali meja dan kursi.

E. DIAGRAM RANGKAIAN

MV 100
F2 A2

M
F1 A1

TF 123
F. TUGAS

1. Dalam percobaan, terangkan kenapa tegangan rotor harus dimatikan


sebelum tegangan medan.
2. Gambarkan pengontrolan kecepatan shunt, sebagai contoh: terangkan
kenapa kecepatan naik ketika arus penguat diturunkan. (Tunjukkan
rumus sederhana untuk putaran sebagai fungsi dari tegangan rotor dan
flux medan).
3. Gambarkan pengontrolan kecepatan rotor, sebagai contoh: terangkan
mengapa kecepatan naik dengan naiknya tegangan rotor.
G. Hasil Praktek
1. Power Pack
Tabel hasil pengujian Power Pack
Hasil
Pengukuran Penyimpangan
pengukuran
Tegangan DC
Tegangan DC 240 V 20 V
konstan
220 V
Tegangan DC
variabel 275 V 55 V
(posisi 100)
Tegangan AC (skala Terminal R-0 150 V
3x220/133 Terminal S-0 150 V
VAC) Terminal T-0 150 V

2. Torsi Motor
Tabel hasil pengujian Torsi Motor
Pengontrolan
Parameter
Kecepatan Shunt Kecepatan tegangan rotor
Arus medan (If) 0,2 A 0,8 A
Tegangan 110 VDC 200 VDC
Pengatur VDC variabel 42% 80%
Kecepatan putaran motor 1200 rpm 1200 rpm

A. ANALISA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan telah di catat hasil praktikum
seperti tabel pertama mengenai pengujian power pack terlihat bahwa adanya perbedaan
tegangan yang terukur dengan tegangan yang sebenarnya. Pada tabel pertama contohnya
pada saat mengukur tegangan DC konstan 220 V hasil yang terukur adalah 250 V.
Pada tabel kedua mengenai pengujian torsi meter dapat dilihat sesuai dengan tabel
pengamatan bahwa kecepatan putaran (rpm) motor akan semakin besar saat arus medan
semakin kecil dan tegangan yang digunakanpun juga akan semakin kecil seperti pada
tabel di atas saat arus medan 0,2 A tegangan yang terpakai hanya 110 V dan rpm nya
sudah mencapai 1200 rpm. Sementara saat arus medan 0,8 A dengan tegangan 200 V rpm
nya baru mencapai 1200 rpm. Putaran motor (rpm) tidak boleh melebihi kemampuan dari
motor tersebut harus sesuai dengan nameplate yang terdapat pada motor yang digunakan,
rpm yang dapat digunakan maksimal pada motor ini saat praktek adalah 1400 rpm.
B. TUGAS
1. Dalam percobaan, terangkan kenapa tegangan rotor harus dimatikan sebelum
tegangan medan
Jawab :
Karena apabila tegangan medannya yang terlebih dahulu dimatikan maka akan
menyebabkan motor masih bertegangan (terinduksi) sementara tidak ada lagi medan
magnet yang menyebabkan rotor berputar. Hingga jika tegangan medan terlebih
dahulu dimatikan maka rotor akan berhenti berputar sementara pada rotor tersebut
masih ada tegangan rotor sehingga adanya tegangan yang besar tetapi tidak ada gaya
yang terjadi akibat medan magnet stator. Jadi matikan tegangan rotor terlebih dahulu
sebelum tegangan medan.

2. Gambarkan pengontrolan kecepatan shunt, sebagai contoh: terangkan kenapa


kecepatan naik ketika arus penguat diturunkan. (tunjukkan rumus sederhana untuk
putaran sebagai fungsi dari tegangan rotor dan flux medan).
Jawab :
Kecepatan naik ketika arus penguat diturunkan, ini terjadi pada langkah ke
percobaan torsi meter. Kecepatan putaran motor semakin naik ketika arus medan
diturunkan menjadi 0.2 A. Sedangkan kecepatan putaran motor yang dibolehkan
adalah tidak boleh melebihi 1400 rpm (berdasarkan nameplat). Oleh sebab itu
dilakukan pengontrolan terhadap tegangan rotor (tegangan DC variabel) menjadi
110 V dari 220 V. Sehingga motor berputar kurang dari 1400 rpm yaitu sebesar 1200
rpm.Ini juga ditunjukkan dari persamaan :
𝑉𝑡−𝐼𝑎.𝑅𝑎
n = 𝑘.Ø
dimana :
n : putaran
k : konstanta
Ø : fluks magnet
Ra : tahanan jangkar
Ia : arus jangkar
Vt : tegangan jangkar/rotor

3. Gambarkan pengontrolan kecepatan rotor, sebagai contoh : terangkan mengapa


kecepatan naik dan naiknya tegangan rotor.
Jawab :
Karena dengan bertambahnya tegangan yang disuplai ke motor akan
mengakibatkan bertambah besarnya tegangan induksi yang mengakibatkan bertambah
pula gaya putar motor oleh karena itu pula meningkatnya kecepatan motor.

Anda mungkin juga menyukai