Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM TENAGA DAN ELEKTRONIKA DAYA


PULSE WIDTH MODULATION

Disusun oleh:

Nama : ANANG SUHARDI


NIM : 031900007
Tangal Praktikum : 6 Juni 2022
Asisten : Edy Yulianto, M.T., Ph.D.
Kelompok :B
Rekan kerja : 1. ALDO GALLANT J. (031900004)
2. ALPRILIANCY R. (031900005)
3. AMELIA RAHMANDA (031900006)

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA

BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL YOGYAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

I. Tujuan
1. Memahami tentang metode starting motor DC dengan PWM
2. Mengamati dan mengetahui efektifitas metode starting dengan PWM dibanding
dengan starting konvensional yaitu dengan mengatur tegangan jangkar
menggunkan rheostat.
3. Mengetahui dan memahami bagaimana perubahan kecepatan dan torsi versus arus
beban.
4. Mengamati bentuk sinyal energi listrik sebagai inputan bagi motor DC.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

II. Alat dan Bahan


1. Modul Panel Kendali Motor DC dengan PWM.
2. Motor DC.
3. Osiloskop.
4. Voltmeter.
5. Amperemeter.
6. Tachometer.
7. Kabel – kabel.

III. Dasar Teori


1. Pengaturan Motor
Pada awalnya untuk mengontrol kecepatan motor DC menggunakan resistor variabel
besar (Rheostat) secara seri dengan motor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2.2.1.1. Pengaturan / Kontrol Motor DC dengan Rheostat

Kecepatan putar motor DC (N) sebanding dengan ggl lawan (Vb) motor dibagi
fluks magnet Φ (yang untuk magnet permanen adalah konstan) dikali konstnta
elektromekanis dari sifat belitan jangkar (Ke) dengan persamaan:

N ≈ Vb/Ke.Φ.

Pengaturan Vb dengan Rheostat tersebut meskipun berhasil, seperti halnya


dengan balap mobil slot Scalextric, tetapi ini mengakibatkan timbul panas dan daya
yang terbuang pada resistan/rheostat.
Saat ini ternyata dengan teknik elektronika terdapat satu cara sederhana dan
mudah untuk mengontrol kecepatan motor DC, yaitu dengan mengatur jumlah tegangan
pada terminalnya dan ini dapat dicapai dengan menggunakan "Pulse Width
Modulation" atau PWM.
Metode PWM (Pulse Width Modulation) atau modulator lebar pulsa adalah
sebuah metode untuk memanipulasi lebar sinyal digital dengan perioda yang berbeda
namun dengan frekuensi yang sama. Dimana PWM dinyatakan dalam persen ( % ).
Semakin besar % PWM maka lebar pulsa High (ON)nya akan semakin besar, begitu
pula sebaliknya. Selain untuk mengatur putaran motor DC, metode PWM juga
berfungsi untuk mengatur Intensitas cahaya lampu DC, untuk keperluan
telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator
tegangan, audio effect dan penguatan, serta berbagai aplikasi lainnya.

Gambar 2.2.1.2. Gelombang PWM, pulsa sempit/kecil = daya/tegangan


rata-rata kecil, sebaliknya pulsa lebar = daya/tegangan rata-rata besar (%
duty cycle/PWM) besar.

Dengan kata lain, semakin lebar lebar pulsa, semakin besar tegangan rata-rata yang
diterapkan pada terminal motor, semakin kuat fluks magnet di dalam belitan angker dan
semakin cepatlah motor akan berputar dan ini ditunjukkan diatas.
Penggunaan modulasi lebar pulsa untuk mengontrol motor kecil memiliki
keuntungan karena rugi daya pada transistor pensaklaran kecil karena transistor dalam
keadaan “ON” atau “OFF” sepenuhnya. Akibatnya transistor switching memiliki
disipasi daya yang jauh berkurang sehingga memberikan jenis kontrol linier yang
menghasilkan stabilitas kecepatan yang lebih baik.
Amplitudo tegangan yang ke motor juga tetap konstan sehingga motor selalu pada
kekuatan penuh. Hasilnya adalah motor dapat diputar jauh lebih mudah dan tanpa
macet. Lalu bagaimana kita bisa menghasilkan sinyal modulasi lebar pulsa untuk
mengontrol motor. Caranya ternyata mudah, yaitu gunakan rangkaian Osilator 555
Astabil seperti Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 2.2.1.3. Rangkaian PWM untk kendali motor DC.


Sirkuit sederhana yang berbasis chip/IC timer NE555 atau 7555 yang terkenal
ini dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal modulasi lebar pulsa yang diinginkan
dengan output frekuensi konstan. Kapasitor pengatur waktu C muatan diisikan dan
dikosongkan oleh arus yang mengalir melalui jaringan pengatur waktu RA dan RB
seperti yang kita lihat di tutorial Timer 555.
Sinyal keluaran pada pin 3 dari IC 555 sama dengan tegangan suplai yang
mengalihkan transistor sepenuhnya "ON". Waktu yang dibutuhkan C untuk mengisi
atau mengosongkan tergantung pada nilai RA, RB.
Kapasitor mengisi melalui jaringan RA tetapi dialihkan di sekitar jaringan
resistif RB dan melalui dioda D1. Segera setelah kapasitor diisi, kapasitor segera
dibuang melalui dioda D2 dan jaringan RB ke pin 7. Selama proses pengosongan
output pada pin 3 adalah pada 0 V dan transistor dalam keadaan "OFF”.
Kemudian waktu yang dibutuhkan kapasitor, C untuk melalui satu siklus
pengisian-pengosongan lengkap tergantung pada nilai RA, RB dan C dengan waktu T
untuk satu siklus lengkap diberikan sebagai :
The time, TH, for which the output is “ON” is: TH = 0.693(RA).C
The time, TL, for which the output is “OFF” is: TL = 0.693(RB).C
Total “ON”-“OFF” cycle time given as: T = TH + TL with the output frequency
being ƒ = 1/T.
Dengan nilai komponen yang ditunjukkan, siklus kerja bentuk gelombang dapat
disesuaikan dari sekitar 8,3% (0,5V) hingga sekitar 91,7% (5,5V) menggunakan catu
daya 6.0V. Frekuensi Astabil konstan pada sekitar 256 Hz dan motor dinyalakan
"ON" dan "OFF" pada kecepatan ini.
Resistor R1 ditambah bagian "atas" dari potensiometer, VR1 mewakili jaringan
resistif RA. Sedangkan bagian "bawah" dari potensiometer plus R2 mewakili jaringan
resistif RB di atas.
Nilai-nilai ini dapat diubah untuk menyesuaikan aplikasi yang berbeda dan
motor DC tetapi dengan ketentuan bahwa rangkaian 555 Astabil berjalan cukup cepat
pada minimum beberapa ratus Hertz, seharusnya tidak ada sentakan pada putaran
motor.
Dioda D3 adalah dioda roda gila yang digunakan untuk melindungi rangkaian
elektronik dari beban induktif motor. Juga jika beban motor tinggi, pasang heatsink
pada transistor switching atau MOSFET.

2. Motor DC.
Motor adalah mesin yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
atau gerak, dimana tenaga gerak itu merupakan putaran pada rotor. Kelebihan motor
DC jika dibandingkan dengan motor AC adalah :
a. Torsi dan kecepatannya mudah dikendalikan.
b. Torsi awalnya besar.
c. Performansinya mendekati linier.
d. Sistem kontrolnya relatif lebih murah dan sederhana.
e. Cocok untuk aplikasi motor servo karena respon dinamiknya yang baik.
f. Untuk aplikasi berdaya rendah , motor DC lebih murah dari motor AC.
IV. Langkah Kerja
1. Langkah Percobaan Kendali PWM.
1. Pasang terminal kumparan jangkar Motor DC (A1-A2) pada Panel Kendali
metode PWM (+M) (-M) seperti pada Gambar 4.

Gambar 2.3.1.1. Rangkaian PWM untk kendali motor DC


2. Pasang alat ukur Voltmeter (paralel) dan Amperemeter (serie) pada terminal
jangkar motor.
3. Sedangkan pada terminal kumparan medan shunt (E1-E2) di ukur sesaat saja
sebelum rangkaian di jalan kan, hal ini untuk mengetahui tegangan dan arus yg
dibutuhkan oleh kumparan medan (fix).
4. Pasang/sambungkan terminal E1-E2 motor ke terminal F+ dan F- Panel PWM.
5. Laporkan ke Asisten untuk memastikan kebenaran rangkaian.
6. Jalankan (ON) kan rangkaian switch di lokal panel RUN dan Pushbutton Start
(hitam) di ON kan.
7. Amati dan catat tegangan (Vi), Arus (Ir) dan putaran rotor (Nr).
8. Atur arah dan kecepatan putaran motor dengan memutar Knop Pengatur Speed.
9. Amati dan catat Tegangan, Arus dan kecepatan dan arah Putaran setiap titik
pengamatan.
10. Lakukan pengamatan data2 sda sebanyak 10 titik pengamatan.
11. Kumpulkan data2 pada tabel.

2. Langkah Percobaan Kendali dengan Rheostat / Trafo Regulator Tegangan:


1. Pasang terminal kumparan jangkar Motor DC (A1-A2) pada terminal V+ dan
V- sebelah kiri pada Panel Trafo Regulator tegangan.
2. Pasangan Terminal kumparan medan /Shunt (E1-E2) pada terminal sebelah
kanan V+ dan V- pada panel Trafo Regulator Tegangan.
3. Sebelum Rangakaian di ON kan Amati dan catat dahulu tegangan dan Arus
untuk kumparan medan/shunt.
4. Periksakan rangkaian kepada asisten , setelah ACC asisten.
5. Jalankan rangkaian, kemudian Amati dan catat tegangan (Vi), Arus (Ir) dan
putaran rotor (Nr).
6. Atur arah dan kecepatan putaran motor dengan memutar Knop Pengatur speed.
7. Amati dan catat Tegangan, Arus dan kecepatan dan arah Putaran setiap titik
pengamatan.
8. Lakukan pengamatan data2 sda sebanyak 10 titik pengamatan.
9. Kumpulkan data2 pada Tabel.
BAB III

DATA DAN ANALISIS

DATA PRAKTIKUM

1. Data arus dan tegangan shunt pada kumparan medan

Vsh ( volt ) Ish ( ampere )

183 0,12

2. Data pengamatan tegangan, arus, dan putaran rotor dengan kendali PWM

Searah Jarum Jam (+) Berlawanan Arah Jarum Jam (-)


NO
Tegangan Vi Putaran Nr Arus Ir Tegangan Vi Putaran Nr
Arus Ir
(A) (V) (rpm) (A) (V) (rpm)

0.03 21.9 217.84 0.03 20 166.9


1
2 0.04 41.7 295.78 0.04 40.6 355.6

3 0.04 60.1 563.76 0.04 60.7 572.6

4 0.04 80.7 747.96 0.04 80.7 728.44

5 0.04 100.5 957.50 0.04 99.5 899.4

6 0.04 120.4 1127.8 0.04 120.1 1094.5

7 0.05 139.5 1305.7 0.04 140.2 1270.2

8 0.05 161.5 1508.7 0.04 159.4 1432.2

9 0.05 180 1682.3 0.04 180.1 1639.3

10 0.05 200.1 1867.5 0.05 201.7 1828.5

3. Data pengamatan tegangan, arus, dan putaran rotor dengan kendali DC

NO Arus Ir Tegangan Vi Putaran Nr


(A) (V) (rpm)

1 0.36 19.3 168.2

2 0.34 40.1 357.4


3 0.34 60.4 543.6

4 0.33 80.1 729.27

5 0.32 102.2 913.13

6 0.32 120.1 1080.1

7 0.31 139.5 1273.5

8 0.31 160.7 1469.6

9 0.31 180.5 1646.6

10 0.30 200 1826.6

4. Bentuk gelombang PWM


Tegangan (V) Bentuk Gelombang PWM Keterangan

Duty Cycle
99.5 menunjukkan 39,99%

Duty Cycle
120.1
menunjukkan 58,96 %

Duty Cycle
140.2 menunjukkan 51,12 %
Duty Cycle
159.4 menunjukkan 42,83 %

Duty Cycle
180.1 menunjukkan 39,53 %

ANALISIS DATA
1826,6

2000
1646,6

1800 1867,5
1469,6

1682,3
1600
1273,5

1508,7
1400
1080,1

1305,7
kecepatan (rpm)

913,13

1200
1127,8 kendali PWM
729,27

1000
957,5 trafo regulator tegangan
543,6

800
747,96
600
357,4

563,76
400
168,2

295,78
200
217,84
0
0 50 100 150 200 250
tegangan (v)

Grafik hubungan tegangan dan kecepatan motor dc

Ket:

Warna biru : garfik kendali motor DC dengan PWM

Warna orange : grafik kendali motor DC dengan trafo regulator tegangan/reostart


grafik hub arus (A) dan kecepatan motor (rpm)
0,4

0,35

0,3

0,25

0,2

0,15

0,1

0,05

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

kendali PWM trafo regulator tegangan

Grafik hubungan arus (A) dan kecepatan motor DC (rpm)

Ket:

Warna biru : garfik kendali motor DC dengan PWM

Warna orange : grafik kendali motor DC dengan trafo regulator tegangan/reostart


BAB IV

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai