Disusun Oleh :
I. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya daya pada saat Reaktor dioperasikan pada suatu tingkat
daya tertentu (konstan).
Mengatur (menentukan) penunjukan meter daya yang tertampil pada ruang kendali
Pada saat Reaktor dioperasikan dalam kondisi kritis pada suatu tingkat daya tertentu
(konstan), maka terjadi reaksi fisi (pembelahan) bahan baker U-235 dengan neutron awal
(sumber) sehingga melahirkan neutron baru, radiasi gamma dan energi panas. Banyaknya
reaksi fisi yang terjadi setiap detik per satuan volume sebanding dengan Ф x Σ f.
Banyaknya reaksi pembelahan tiap detik untuk menghasilkan daya 1 watt adalah 3,2 x
1010 pembelahan, sehingga pada saat terjadi reaksi fisi pada kondisi tertentu dapat ditulis
dala pbentuk persamaan :
Penentuan daya Reaktor dapat dilakukan pula dengan memanfaatkan energi (panas) yang
dibangkitkan akibat dari reaksi fisi bahan baker U-235, yaitu dengan metode kalorimetri
dimana pembangkitan panas akan diterima oleh pendingin primer (teras Reaktor)
sedemikian sehingga mengakibatkan kenaikan suhu pada pendingin primer tersebut.
III.METODOLOGI
Dengan menentukan besarnya fluks neutron Ф (n cm-2 det-1 ) teras Reaktor, dan
menentukan besarnya volume teras Reaktor maka dapat dihitung besar daya Reaktor
berdasarkan persamaan ( 1 )
3.2. Dengan Metode Kalorimetri.
Pada dasarnya metode kalorimetri adalah energi (kalor) yang dibangkitkan dalam suatu
bejana akan mengakibatkan kenaikan suhu air pendingin dalam bejana tersebut, dengan
asumsi bahwa seluruh panas dari hasil reaksi fisi akan digunakan untuk kenaikan suhu air
tangki Reaktor, dan tidak ada panas yang hilang.
Metode stationer yaitu pada saat Reaktor dioperasikan pada daya tertentu diusahakan
suhu pendingin primer tidak naik, dengan cara menghidupkan system pendingin untuk
mengambil panas yang dibangkitkan dari reaksi fisi bahan bakar U-235.
Pengambilan panas ini melalui system penukar panas (HE = Heat Exchanger), sehingga
suhu air primer pada tangki Reaktor tidak naik.
2. Amati suhu inlet Ti dan outlet To dari aliran air pada pipa pendingin primer
setelah melewati pesawat penukar panas (Heat Exchanger, HE)
3. Daya reaktor dapat dihitung dengan persamaan berikut
P = G x C x ∆T (2)
∆T = beda suhu ( Ti – To )
Merupakan suatu metode dimana pada saat Reaktor dioperasikan pada tingkat daya
tertentu (konstan), dibiarkan suhu air pendingin primer (dalam tangki) reaktor naik secara
alamiah, dengan cara mematikan system pendingin primer tersebut, sehingga suhu air
pendingin primer (air tangki Reaktor ) akan naik secara kontinu. Seluruh energi panas (Q)
dari hasil fisi bahan bakar dimanfaatkan untuk kenaikan suhu air pendingin dan
diasumsikan energi panas tersebut tidak ada yang hilang (peristiwa adiabatik)
Prinsip kalorimetri adalah banyaknya energi panas yang berasal dari hasil reaksi fisi
(Q) sama dengan yang diterima dalam pendingin primer, dan dapat ditulis pada
persamaan (3) berikut :
Q = m C ∆T (3)
Kenaikan suhu air tangki Reaktor terjadi secara kontinu sebagai fungsi waktu, sehingga
untuk menentukan daya Reaktor dT/dt dapat di hitung dengan regresi linier.
2. Termometer (2 buah)
30
29
28
27
26
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Suhu
Thermometer Kotak
34
f(x) = 0.0892 x + 29.73
33
32
31
ti(menit)
30
29
28
27
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Suhu