Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI KINETIKA DAN PENGENDALIAN REAKTOR


“KALIBRASI DAYA REAKTOR”

Disusun Oleh :

Nama : Emil Akbari


NIM : 031700021
Prodi : Elektro Mekanika
Tanggal Praktikum : 19 November 2020

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2020
KALIBRASI DAYA REAKTOR

I. TUJUAN

Tujuan melakukan kalibrasi daya Reaktor adalah :

 Untuk menentukan besarnya daya pada saat Reaktor dioperasikan pada suatu tingkat
daya tertentu (konstan).
 Mengatur (menentukan) penunjukan meter daya yang tertampil pada ruang kendali

II. DASAR TEORI

Pada saat Reaktor dioperasikan dalam kondisi kritis pada suatu tingkat daya tertentu
(konstan), maka terjadi reaksi fisi (pembelahan) bahan baker U-235 dengan neutron awal
(sumber) sehingga melahirkan neutron baru, radiasi gamma dan energi panas. Banyaknya
reaksi fisi yang terjadi setiap detik per satuan volume sebanding dengan Ф x Σ f.
Banyaknya reaksi pembelahan tiap detik untuk menghasilkan daya 1 watt adalah 3,2 x
1010 pembelahan, sehingga pada saat terjadi reaksi fisi pada kondisi tertentu dapat ditulis
dala pbentuk persamaan :

dimana : Σf.= tampang lintang makroskopis


V = volume Reaktor

Penentuan daya Reaktor dapat dilakukan pula dengan memanfaatkan energi (panas) yang
dibangkitkan akibat dari reaksi fisi bahan baker U-235, yaitu dengan metode kalorimetri
dimana pembangkitan panas akan diterima oleh pendingin primer (teras Reaktor)
sedemikian sehingga mengakibatkan kenaikan suhu pada pendingin primer tersebut.
III.METODOLOGI

Ada 2 metode dalam melakukan kalibrasi daya reaktor:

3.1. Dengan Metode Penentuan Fluks Teras Reaktor

Dengan menentukan besarnya fluks neutron Ф (n cm-2 det-1 ) teras Reaktor, dan
menentukan besarnya volume teras Reaktor maka dapat dihitung besar daya Reaktor
berdasarkan persamaan ( 1 )
3.2. Dengan Metode Kalorimetri.

Pada dasarnya metode kalorimetri adalah energi (kalor) yang dibangkitkan dalam suatu
bejana akan mengakibatkan kenaikan suhu air pendingin dalam bejana tersebut, dengan
asumsi bahwa seluruh panas dari hasil reaksi fisi akan digunakan untuk kenaikan suhu air
tangki Reaktor, dan tidak ada panas yang hilang.

Ada 2 (dua) macam metode kalorimetri yaitu :

1. Metode stationer dan

2. Metode non stationer

3.2. 1. Metode Stationer.

Metode stationer yaitu pada saat Reaktor dioperasikan pada daya tertentu diusahakan
suhu pendingin primer tidak naik, dengan cara menghidupkan system pendingin untuk
mengambil panas yang dibangkitkan dari reaksi fisi bahan bakar U-235.

Pengambilan panas ini melalui system penukar panas (HE = Heat Exchanger), sehingga
suhu air primer pada tangki Reaktor tidak naik.

Peralatan yang digunakan:


1. Pemipaan sistem pendingin reaktor pada HE

2. Termometer (alat ukur suhu)

3. Flowmeter (alat ukur debit aliran air)


Langkah percobaan : (metode stationer)

1. Amati debit aliran air pada pipa pendingin primer (G = liter/menit)

2. Amati suhu inlet Ti dan outlet To dari aliran air pada pipa pendingin primer
setelah melewati pesawat penukar panas (Heat Exchanger, HE)
3. Daya reaktor dapat dihitung dengan persamaan berikut

P = G x C x ∆T (2)

Untuk : P = daya Reaktor

G = debit pendingin primer

C = panas jenis pendingin primer

∆T = beda suhu ( Ti – To )

3.2.2. Metode Non Stationer

Merupakan suatu metode dimana pada saat Reaktor dioperasikan pada tingkat daya
tertentu (konstan), dibiarkan suhu air pendingin primer (dalam tangki) reaktor naik secara
alamiah, dengan cara mematikan system pendingin primer tersebut, sehingga suhu air
pendingin primer (air tangki Reaktor ) akan naik secara kontinu. Seluruh energi panas (Q)
dari hasil fisi bahan bakar dimanfaatkan untuk kenaikan suhu air pendingin dan
diasumsikan energi panas tersebut tidak ada yang hilang (peristiwa adiabatik)

Prinsip kalorimetri adalah banyaknya energi panas yang berasal dari hasil reaksi fisi
(Q) sama dengan yang diterima dalam pendingin primer, dan dapat ditulis pada
persamaan (3) berikut :

Q = m C ∆T (3)

dimana : m = masa air pendingin


C = kapasitas panas
∆T = kenaikan suhu ( 0C )
Daya merupakan besarnya energi tiap satua waktu, sehingga dari persamaan
( 3 ), daya P (watt) dapat ditulis seperti pada persamaan (4) berikut:

P = dQ/dt = m C dT/dt (4)

Untuk m x C = H = harga air, untuk Reaktor Kartini H = 19,0476


KWH/0C dT/dt = kenaikan sutu air tangki Reaktor tiap
satuan waktu.

Kenaikan suhu air tangki Reaktor terjadi secara kontinu sebagai fungsi waktu, sehingga
untuk menentukan daya Reaktor dT/dt dapat di hitung dengan regresi linier.

Peralatan yang digunakan:


1. Reaktor Kartini (pendingin primer)

2. Termometer (2 buah)

Langkah percobaan : (metode non stationer)


1. Memasang thermometer pada air tangki Reaktor. Thermometer A berbentuk bulat
dan thermometer B berbentuk kotak.
2. Reaktor dioperasikan hingga mencapai daya sesuai yang dikehendaki untuk
dikalibrasi ( misal : 100 kW)
3. Mematikan sistem pendingin primer, sehingga suhu air tangki Reaktor dibiarkan
naik secara kontinyu
4. Setelah daya konstan (beberapa saat) mulai dilakukan pengamatan penunjukan suhu
(T 0C) air pendingin primer dalam tangki Reaktor. setiap selang waktu 5 menit
5. Ulangi pengamatan ini (pencatatan data) setiap selang waktu 5 menit, hingga 12
data (± selama 1 jam)
6. Hidupkan sistem pengingin primer kembali untuk proses pendinginan air tangki
reaktor.
7. Reaktor di shutdown

8. Lakukan perhitungan dengan metode non stationer, dengan menggunakan regresi


linier.
9. Membandingkan hasil perhitungan dengan meter penampil daya pada sIstem
kendali reaktor, kemudian dihitung penyimpangan dayanya.

IV. DATA PENGAMATAN


A. Termometer Kotak (EXTECH)
Daya reaktor terukur : 100kWatt
N ti(menit) Ti(°C) ΔTi(°C) ti.ΔTi(menit.°C) ti²(menit²)
1 0 29,57 0 0 0
2 5 30,16 0,59 2,95 25
3 10 30,64 1,071 10,7 100
4 15 31,25 1,68 25,2 225
5 20 31,35 1,78 35,6 400
6 25 32,1 2,53 63,25 625
7 30 32,58 3,01 90,3 900
8 35 32,89 3,32 116,2 1225
9 40 33,31 3,74 149,6 1600
10 45 33,52 3,95 177,75 2025
Σ 225 317,37 21,671 671,55 7125

B. Termometer Bulat (SIKA)


Daya reaktor terukur : 100kWatt
No ti(menit) Ti(°C) ΔTi(°C) ti.ΔTi(menit.°C) ti²(menit²)
1 0 29 0 0 0
2 5 29,5 5 2,5 25
3 10 30,3 1,3 13 100
4 15 30,9 1,9 28,5 225
5 20 31,1 2,1 42 400
6 25 32,1 3,1 77,5 625
7 30 32,4 3,4 102 900
8 35 32,7 3,7 129,5 1225
9 40 33,4 4,4 176 1600
10 45 33,8 4,8 216 2025
Σ 225 315,2 29,7 787 7125
Thermometer Bulat
35
34
f(x) = 0.106666666666667 x + 29.12
33
32
31
ti(menit)

30
29
28
27
26
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Suhu

Thermometer Kotak
34
f(x) = 0.0892 x + 29.73
33

32

31
ti(menit)

30

29

28

27
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Suhu

Anda mungkin juga menyukai