Dibuat oleh:
P = 𝑃𝑂𝑈𝑇
𝑃𝐼𝑁
E. Langkah percobaan
1. Rangkaian percobaan disusun seperti pada gambar diatas dengan.
b. C1, C2 dan C3 = kapasitor 27 μF
c. Vcc = power supply variabel yang digunakan 12 Volt
g. signal generator atau AFG untuk tegangan AC
h. Transistor yang digunakan adalah NPN seperti BC 107, BC 109
atau 2N3904 Untuk percobaan pertama dipakai 𝑅4 = 1 kΩ.
2. Rangkaian rangkaian percobaan seperti gambar dengan
menggunakan alat dan bahan sesuai dengan yang diatas.
3. Chanel A (sebagai Vout), Chanel C (sebagai Vin)
4. Atur amplitude gelombang input dan output di oscilloscope dengan
besar 𝑉p–p = 1 Volt atau sampai gambarnya terlihat
5. Atur frekuensi AFG 50 Hz dan amplitude AFG 100 mV dengan
mengatur amplitudo pada AFG dan jaga amplitude AFG konstan
selama melakukan percobaan
6. Lakukan Percobaan dengan Amplitudo AFG yang berbeda 7. Ganti
𝑅4 dengan 100 Ω dan lakukan percobaan seperti langkah 2 dan 6.
f. Tabel Pengamatan
No Amplitudo 𝑅4 = 1𝑘 𝛺 𝑅4 = 100 𝛺 𝑅4 = 100 𝑘𝛺,
AFG (mV) C3 = 0 (dilepas)
Vin(𝑚𝑉p) 𝑉out(𝑚𝑉p) 𝑉in(𝑚𝑉p) Vout(𝑚𝑉p) 𝑉in(𝑚𝑉p) 𝑉out(𝑚𝑉p)
1 50 55 204 50 1,5 50 0.4
2 55 60 224 55 1,5 55 0.4
3 60 65 244 60 2 60 0.4
4 65 67,5 264 65 2 65 0.4
5 70 70 284 70 2 70 0.4
.
F. Analisa Data
Transistor ialah sebuah alat elektronika yang digunakan sebagai penguat arus, penguat
tegangan dan penguat daya. Penguat transistor memiliki 3 kaki yaitu kaki basis, kaki
emitter, kaki kolektor. Pada percobaan kali ini transistor akan digunakan sebagai penguat
tegangan dengan 3 percobaan yaitu dengan RE 1k Ω, RE 100 Ω dan RE 100K Ω dengan
CE dilepas. Penggunaan transistor sebagai penguat adalah arus pada basis digunakan
untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke kolektor
melewati transistor tersebut. Perubahan arus kecil pada basis yang mengontrol inilah
yang dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitter.Berikut merupakan hasil perhitungan ∆V dari data yang sudah didapat dari table
diatas. mencari ∆V:
1. R4 = 1k 𝛺
Vout
∆V =
V ∈¿ ¿
=
= 5,90 mV
Vout
- ∆V =
Vin
= 6 mV
- ∆V =
=
= 6 mV
Vout
- ∆V =
Vin
= 6,29 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 6,42 mV
Pada table ini memiliki hasil yaitu nilai V out akan semakin besar apabila V in semakin
besar pula sehingga jika nilai V in kecil maka nilai V out akan kecil pula. Begitu pula
dengan ∆V yang merupakan hasil perbandingan antara V out dengan V in yang akan
semakin besar pada hasil tersebut.
2. R4 = 100 𝛺
- ∆V =
=
= 0,22 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,218 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,216 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,215 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,214 mV
Pada table ini memiliki hasil yaitu nilai V out akan semakin besar apabila V in semakin
besar pula sehingga jika nilai V in kecil maka nilai V out akan kecil pula. Namun
berbeda pada ∆V karena ia pada table ini V out lebih kecil dari V in sehingga ∆V yang
didapat jadi semakin kecil.
=
= 0,01 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,090 mV
-
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,083 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,076 mV
Vout
- ∆V =
Vin
=
= 0,071 mV
Pada table ini memiliki hasil yaitu nilai V out akan semakin besar apabila V in semakin
besar pula sehingga jika nilai V in kecil maka nilai V out akan kecil pula. Perbedaan
yang ada pada percobaan ini dengan memakai resistor 100k Ω dan melepas CE
membuat nilai V out tetap walaupun V in diperbesar. Sehingga membuat ∆V juga
semakin kecil.
G. TUGAS
1. Gambarkan bentuk gelombang V in dan V out
- RE = 1K Ω
- RE = 100 Ω
-