I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa di harapkan dapat memahami
pengaruh sinyal ac pada komponen pasif hambatan
II.
Teori Dasar
III.
-
IV.
Langkah kerja
PRAKTIKUM RLK II
f.
Gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat vs, v2, dan v3 usahakan
nilai puncak vs = 1,5 vpp dengan mengatur generator sinyal. Kemudian
catat tegangan puncaknya pada tabel 1
g. Atur ulang generator sinyal ahar menghasilkan frekuensi 10 khz.
h. Gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat vs, v2, dan v3 usahakan
nilai puncak vs = 1,5 vpp dengan mengatur generator sinyal. Kemudian
catat tegangan puncaknya pada tabel 1.
i. Pada percobaan ini terlihat bahwa untuk penghambat, nilai
hambatannya tidak berubah terhadap frekuensi dan berlaku
penjumlahan tegangan biasa yaitu vs =v2+v3.
PRAKTIKUM RLK II
Frek
(Hz)
Vs
(volt)
V2
(volt)
V3
I=v2/R1 R2=v3/i V2 + V3
(volt)
(a)
(ohm )
(volt)
100
0.372 0.235 0.130 0.00235
1000 0.394 0.228 0.114 0.00220
10.000 0.189 0.113 0.103 0.00115
55.31.
50.00
89.56
0.365
0.342
0.216
PRAKTIKUM RLK II
Tabel 1
Vs
V1
V2
V3
I1
I2
I3
Itotal=I1+I2
(Vpp) (Vpp) (Vpp) (Vpp) (Amp) (Amp) (Amp)
+I3
2
4
6
8
10
1.60
3.52
5.28
7.12
9.12
1.60
3.52
5.28
7.12
9.12
1.60
3.52
5.28
7.12
9.12
Tabel 2
0.016
0.035
0.052
0.071
0.091
No
Vs
(Vpp)
V1
(Vpp
)
V2
(Vpp
)
V3
(Vpp
)
9,84
9,68
9,52
9,60
9,60
9,32
9,60
9,68
9,44
9,68
9,52
9,52
10.00 6.60
0
9.60
0.007
0.016
0,024
0,032
0.041
I1
(Amp
)
0,09
8
0,09
6
0,09
6
0,09
6
0.003
0.007
0.011
0.015
0.019
I2
(Amp
)
0,04
4
0,04
3
0,04
4
0,04
3
I3
(Amp
)
0,02
0
0,01
9
0,02
0
0,02
0
0.026
0.058
0.087
0.118
0.151
Itotal =
I1+I2+I3
0,162
0,158
0,160
0,159
9.52
Tabel 3
Besaran listrik
V1
V2
V3
I1
I2
I3
R1
R2
V2+V3
V1:V2:V3
R1+R2
Req
Tabel 4
Tampa lampu
6.8
2.86
3.89
1.3
1.3
1.3
99.6
46.8
6.75
1:
146,4
146,4
Dengan lampu
6.8
5.65
0.82
0.31
0.15
0.31
99.6
46.8
6.75
1:
146.4
146.4
PRAKTIKUM RLK II
2. Dengan simulasi
a. Pengaruh sinyal ac terhadap hambatan hubung seri
Gambar 1
No
Frek
(Hz)
1
2
3
100
1000
10000
Vs
(volt)
0,041
0,41
0,21
V
(volt)
0,28
0,28
0,14
V
(volt)
0,13
0,13
0,06
Tabel 1
I=
I=
V2+V3
2,8
2,8
1,4
0,02
0,046
0,042
0,41
0,41
0,2
V2
R1
V3
I
PRAKTIKUM RLK II
NO
1
2
3
NO
1
2
3
4
5
FREK
(Hz)
Vs
(VOLT)
V2
(VOLT)
V3
(VOLT)
100
0,37
1000
0,39
10.000 0,18
0,25
0,27
0,13
0,12
0,13
0,06
VS
(Vpp)
V2
(Vpp)
V3
(Vpp)
2
4
6
8
10
V1
(Vpp)
0,70
1,41
2,12
2,83
3,53
0,70
1,41
2,12
2,83
3,53
0,70
1,41
2,12
2,83
3,53
I=V3/I
(Ohm)
I1=V1/R
1
(mA)
7.06
14,2
21,2
28,2
35,5
Gambar 2
Tabel 2
Tabel 3
R2= V3/I
I2=V2/R
2
(mA)
3,21
6,43
9,60
12,8
16,1
V2+V3
(VOLT)
I3=V3/R I Total=
3
I1+I2+I
(mA)
3
1,51
3,00
4,52
5,99
7,52
PRAKTIKUM RLK II
Gambar 3
Gambar 4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Besaran Listrik
V1.....(Volt)
V2.....(Volt)
V3.....(Volt)
I1......(amp)
I2......(amp)
I3......(amp)
R1.....(ohm)
R2.....(ohm)
V1+V2.....(Volt)
V1:V2:V3.....(Volt)
11
12
13
R1+R2.....(ohm)
Reg.....(ohm)
(R1+R2) : R1 : R2.... 147 : 47 : 100 147 : 47 : 100
(Volt)
PRAKTIKUM RLK II
Tabel 4
VI.
Analisa
a. Pengaruh sinyal AC pada hambatan terhubung seri
- Pada kondisi tegangan sinyal 1,5 vpp dengan frekuensi 100 hz
Data praktikum
Vs=0,372,v2=0,235,v3=0,130
Untuk Mencari nialai vs dapat menggunakan rumus Vs=v2+v3
sebagaimana diketahui bahwa pada rangkaian seri tegangan yang
terbagi:
Vs=v2+v3= 0,235+0,130 =0,365
-
V2
0,235
100 =0,00235
i= R 1 ==
R2==
V3
0,130
I == 0,00235 =55,31
Mencari arus:
V1
1,60
I1= R 1 = 100
=0,0016,
V2
1,60
I2= R 2 = 220
=0,007,
i=
V3
I3 =
1,60
47 =0,003
ITOT=I1+12+I3=0,0249
-
Mencari arus=
PRAKTIKUM RLK II
V1
I1= R 1 =
9,84
100 =0,098,
V2
I2= R 2 =
9,68
220 =0,0044,
i=
V3
I3 =
9,52
47 =0,202
ITOT=I1+12+I3=0,157
VII.
Kesimpulan
1. Besar bilai hambatan suatu penghambat dalam suatu rangkaian tidak
dipengaruhi oleh frequensi sinyal ac yang diumpankan.
2. Hukum pembagi tegangan juga berlaku pada rangkaian ac.
II.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat memahami pengaruh
sinyal ac pada komponen pasif kapasitor
Teori Dasar
PRAKTIKUM RLK II
Bilamana sebuah kapasitor dialiri arus bolak-balik (arus AC), maka pada
kapasitor tersebut akan timbul resistansi semu atau disebut juga dengan istilah
reaktansi kapasitif dengan notasi (Xc). Besarnya nilai reaktansi kapasitif tersebut
tergantung dari besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor (F) dan frekuensi (Hz)
arus bolak-balik. Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara resistansi
semu (reaktansi kapasitif) terhadap frekuensi arus bolak-balik.
III.
Refrensi
http://elektronika-dasar.web.id/analisa-arus-ac-pada-kapasitor/
IV.
V.
Langkah kerja
1. Tegangan pada kapasitor
a. Siapkan papan plug in, penghsmbat 1,5 ohm , kapasitor 100nf, saklar,
osiloskop dan generator sinyal.
b. Dalam keadaan saklar terbuka, buat rangkain seperti pada gambar 5
pada papan plug in
PRAKTIKUM RLK II
VI.
Data praktikum
1. Pengamatan langsung
a. Tegangan pada kapasitor
PRAKTIKUM RLK II
No
Frek
(Hz)
Vs
(volt)
Vr
(volt)
Vc
(volt)
I
(Amp)
Zc
700
0.496
0.267
1000
0.490
0.328
2000
0.480
0.400
/
(vr
2+
vc2
)
0.489
0.482
0.454
Tabel 5
b. Diagram fasor
No
1
2
3
Frekuensi
(Hz)
700
1000
2000
()
57,05
47,33
28,46
Tabel 6
2. Dengan simulasi
a. Tegangan pada kapasitor
Gambar 1
NO
Frek
Vs
Vr
Vc
I=Vr/R
(Hz) (Volt) (Volt) (Volt) (Amp)
700
0.496 0.28
0.41
0.35
0.23
Vr +
V
c
0,67
9
0,68
4
0,61
7
PRAKTIKUM RLK II
Tabel 5
VII.
Analisa
Untuk frekuensi
Hasil praktikum
Vs : 0,496
Vr : 0,267
Vc : 0,412
R : 1500
700 Hz
I : 0,000178
Zc : 2314,60
Vs : 0,489
Perhitungan teoritis
Zc=
1
2 fc
Zc=
1
( 2 ) ( 3,14 ) ( 700 )( 100 F )
Zc=
1
( 6,28 ) ( 700 ) (100 F )
Zc=
1
( 4396 ) ( 107 )
PRAKTIKUM RLK II
Zc=
10.000 .000
( 4396 )
Zc=2274,79
Selisih antara hasil praktikum dan perhitungan teoritis adalah sebesar
39,81
Untuk frekuensi
Hasil praktikum
Vs : 0,490
Vr : 0,328
Vc : 0,356
R : 1500
1000 Hz
I : 0,000218
Zc : 1633,02
Vs : 0,481
Perhitungan teoritis
Zc=
1
2 fc
Zc=
1
( 2 ) ( 3,14 ) ( 1000 )( 100 F )
Zc=
1
( 6,28 ) ( 100 ) (100 F )
Zc=
1
( 6280 ) ( 107 )
Zc=
10.000 .000
( 6280 )
Zc=1592,35
Selisih antara hasil praktikum dan perhitungan teoritis adalah sebesar
39,67
Untuk frekuensi
Hasil praktikum
Vs : 0,486
Vr : 0,400
Vc : 0,217
R : 1500
700 Hz
I : 0,000266
Zc : 815,78
Vs : 0,454
Perhitungan teoritis
Zc=
1
2 fc
PRAKTIKUM RLK II
Zc=
1
( 2 ) ( 3,14 ) ( 2000 )( 100 F )
Zc=
1
( 6,28 ) ( 2000 ) (100 F )
Zc=
1
( 12560 ) ( 107 )
Zc=
10.000 .000
( 12560 )
Zc=796,17
Selisih antara hasil praktikum dan perhitungan teoritis adalah sebesar
19,61
VIII.
Kesimpulan
a. Nilai reaktansi kapasitor dipengaruhi frekuensi. Besarnya berkurang jika
frekuensi sinyal AC yang diumpankan membesar.
b. Dengan cara penggambaran fasor, terlihat sudut antara fasor tegangan pada
kapasitor membentuk sudut 90 tertinggal terhadap tegangan pada
hambatan. Hal ini sesuai dengan percobaan yang tertera pada tabel 5.
I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat memahami pengaruh
sinyal ac pada komponen pasif kumparan
PRAKTIKUM RLK II
II.
Teori dasar
Pada saat sebuah induktor dialiri arus bolak-balik (AC), maka pada induktor
tersebut akan timbul reaktansi induktif resistansi semu atau disebut juga dengan
istilah Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL
induksi karena dipasangnyainduktor (L). Berbeda dengan rangkaian AC resitif
dimana arus dan tegangan se-phasa, pada rangkaian AC induktif phasa
tegangan mendahului 90 terhadap arus. Jika digambarkan diagram phasor-nya
maka arus mengarah ke sumbu X positif (kanan) dan tegangan mengarah ke
sumbu Y positif (atas)
Hambatan aliran elektron ketika melewati induktor pada rangkaian AC disebut
sebagai Reaktansi Induktif, reaktansi dihitung dalam satuan Ohm () sama halnya seperti resistansi.
Besarnya nilai reaktansi induktif tergantung dari besarnya nilai induktansi
induktor L (Henry) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik (AC). Gambar berikut
memperlihatkan hubungan antara reaktansi induktif terhadap frekuensi arus
bolak-balik.
III.
Refrensi
http://elektronika-dasar.web.id/analisa-arus-ac-pada-induktor/
PRAKTIKUM RLK II
IV.
V.
I.
II.
PRAKTIKUM RLK II
Data praktikum
1. Pengamatan langsung
a. Tegangan pada kumparan
No
Frek
(Hz)
Vs
(volt)
Vr
(volt)
Vl
(volt)
I
(Amp)
100
0.515
0.294
0.315
1000
0.514
0.059
0.486
2000
0.512
0.033
0.472
0.00052 668.57
5
0.0001- 4628.5
5
7
0.00005 8137.9
8
3
Tabel 7
b. Diagram fasor
No
1
2
3
Frekuensi
(Hz)
100
1000
2000
Tabel 8
VII.
Analisa
()
49.96
83.11
85.99
Ze
Vr
+
(vr
Vc
2+
vc2
)
0.457
0.6
0.488
0.545
0.472
0.505
PRAKTIKUM RLK II
Hasil praktikum
Vs : 0,515
Vr : 0,295
Vc : 0,351
R : 1500
I : 0,000525
Zc : 668,37
Vs : 0,6
Perhitungan teoritis
Zl =2 fL
Untuk frekuensi
Hasil praktikum
Vs : 0,514
Vr : 0,059
VL : 0,486
R : 560
1000 Hz
I : 0,000525
Zc : 668,37
Vs : 0,6
Vr + Vl : 0,545
Perhitungan teoritis
Zl =2 fL
Zl =( 2 )( 3,14 )( 1000 ) ( 9,6 103 )
Zl =( 6,28 )( 1000 )( 9,6 103 )
Zl =( 628O ) (9,6 103 )
Zl =60,288
Untuk frekuensi
Hasil praktikum
Vs : 0,512
Vr : 0,033
Vl : 0,472
R : 560
700 Hz
I : 0,000058
Ze : 8137,93
Vs : 0,472
Vr + Vl : 0,505
PRAKTIKUM RLK II
Perhitungan teoritis
Zl =2 fL
Zl =( 2 )( 3,14 )( 2000 ) ( 9,6 103 )
3
Zl =( 12.560 ) (9,6 10 )
Zl =120,576
VIII.
Kesimpulan
a. Nilai reaktansi kumpaaran dipengaruhi frekuensi. Besarnya bertambah jika
frekuensi sinyal AC yang diumpankan membesar.
b. Dengan cara penggambaran fasor, terlihat sudut antara fasor tegangan
pada kumparan membentuk sudut 90 mendahului tegangan hambatan
PRAKTIKUM RLK II
I.
II.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat memahami gejalah
resonansi pada rangkaian RLC seri.
Teori dasar
Rangkaian seri RLC merupakan rangkaian yang terdiri dari tiga komponen listrik
yaitu resistor, induktor, dan kapasitor yang disusun seri dan dihubungkan
dengan sumber tegangan V. Sifat suatu rangakain seri RLC bergantung pada
besar hambatan yang dihasilkan oleh induktor dan kapasitor. Jika suatu
rangkaian memiliki reaktansi induktif yang lebih besar maka sifatnya akan
berbeda dengan rangkaian yang memiliki reaktansi kapasitif lebih besar.
Terdapat tiga keadaan yang menunjukkan sifat pada suatu rangkaian seri RLC
yaitu
:
Jika XL > XC
rangkaian bersifat induktif
V mendahului I sebesar
Jika XL < XC
rangkaian bersifat konduktif
I mendahului V sebesar Jika
XL = XC
rangkaian bersifat resistif
V dan I sefasa
Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi jika memenuhi syarat berikut ini :
1. Reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif sama besar (XL = XC)
2. Impedansi = hambatan resistor (Z = R)
3. Sudut fase = = 0.
Freekunsi resonansi pada rangkaian seri RLC dapat dihitung dengan
menggunakan rumus di bawah ini :
fr = 1/ 2 (LC)
PRAKTIKUM RLK II
III.
Refrensi
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2014/12/rangkaian-seri-RLC-danfrekuensi-resonansi.html
IV.
V.
Langkah kerja
1. Resonansi dan tegangan pada rls seri.
a. Siapkan papan plug in, penghambat 1.5 k ,kapasitor 100nF, kumparan
1000 lilit berinti besi lingkup tertutup, saklar, osiloskop dan generator
sinyal.
b. Kalibrasi osiloskop
c. Dengan menggunakan papan plug in, dalam keadaan saklar terbuka, buat
rangkaian seperti gambar 7
PRAKTIKUM RLK II
Data praktikum
1. Pengamatan langsung
a. Resonansi dan tegangan pada rlc seri
N Frek
o (Hz)
Vs
(volt)
Vr
(volt)
Vl
(volt)
Vc
(volt)
/(v2+(vl- I
vc)2)
1
2
3
4
100
500
1000
1500
0,53
0,53
0,53
0,53
0,05
0,23
0,37
0,44
0,20
4,58
15,
0,02
0,53
0,48
0,39
0,31
0,486
0,261
0,397
0,428
5
6
7
2000
2500
3000
0,53
0,53
0,53
0,48
0,50
0,03
0,05
0,26
0,21
0,4284
0,409
0,4155
Tabel 9
32
23
12
75
mA 1528
mA 1527
mA 1503
mA 110,5
8
55 mA 1500
44 mA 1576
44 mA 1540
PRAKTIKUM RLK II
No
Frekuensi
(Hz)
100
500
1000
1500
2000
2500
3000
1
2
3
4
5
6
7
CR
LR
84,49
65,03
46,96
35,26
27.92
33,86
1,94
19,08
60,79
72,48
77,40
80,02
81,53
82,74
Tabel 10
VII.
Analisa
Untuk frekuensi 100,500,1000,1500,2000,2500,3000 Hz,dengan penghambat
1,5 k,kapasitor 100nF ,kumparan 1000 lilit,dengan tegangan sinyal 1,5 vpp
- Untuk frekuensi 100Hz
Data praktikum
Vs: 0,49,VR:0,049,VL:0,017,VC:0,508
Dimana :
VR2
2
+(VL-VC
vs=
0,049
2
2
+(0,017-0,508 = ( 0,002401+0,2408 )
0,243482
I =
0,493
VR
R
0,049
1500 = 0,00032A
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(100) (9,6 x
628 x 9,6 x
103
6,0288
I
ZC = 2 FL
10
PRAKTIKUM RLK II
= (628)(100 NF )
= 1.5923
Z 1500
+ (6,0288-15,923
158 ,2 0
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
-
VR
2
+(VL-VC
vs=
0,3562
2
I =
0,3766
VR
R
0,356
1500 = 0,00023A
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(500) (9,6 x
3140 x 9,6 x
103
30,144
ZC = 2 FL
I
= ( 2 ) ( 3,14 )( 500 ) (100 NF)
103 )
PRAKTIKUM RLK II
= (3140)(100 NF )
= 3184.71
Z 1500
+ (30,144-318.71
1527
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
VR2
2
+(VL-VC
vs=
0,1832
2
+(0,580-0,196 = ( 0,033489+0,147456 )
0,180945
I =
0,425
VR
R
0,183
1500 = 0,00012mA
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(1000) (9,6 x
6280 x 9,6 x
10
60,288
ZC = 2 FL
10
PRAKTIKUM RLK II
= (6280)(100 NF)
= 1592,35
Z 1500
+ (60,28-1592,35
1503
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
VR2
2
+(VL-VC
vs=
0,113
2
2
+(0,506-0,080 = ( 0,012769+0,181476 )
0,194245
I =
0,440
VR
R
0,113
1500 = 0,00075mA
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(1500) (9,6 x
9420 x 9,6 x
90,432
ZC = 2 FL
103
103 )
PRAKTIKUM RLK II
= (9420)(100 NF)
= 1061,57
Z 1500
+ (90,432-1061,57
110 , 58
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
VR2
2
+(VL-VC
vs=
0,4662
2
I =
0,6327
VR
R
0,083
1500 = 0,00055A
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(200) (9,6 x
12560 x 9,6 x
120,576
103
103 )
PRAKTIKUM RLK II
ZC = 2 FL
= (12560)(100 NF)
= 796,178
Z 1500
+ (120,576-796,178
1500
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
VR2
2
+(VL-VC
vs=
0,4552
2
+(0,450-0,045 = ( 0,207025+0,164025 )
0,37105
I =
0,409
VR
R
0,455
1500 = 0,00044mA
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(2500) (9,6 x
15700 x 9,6 x
150,72
103
103 )
PRAKTIKUM RLK II
ZC = 2 FL
= (15700)(100 NF)
= 636.94
Z 1500
+ (150,72-636,94
1576
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
VR2
2
+(VL-VC
vs=
0,4552
2
+(0,067-0,045 = ( 0,207025+0,000484 )
0,207509
I =
0,415
VR
R
0,455
1500 = 0,00044mA
Z R
+ (ZL-ZC
ZL 2 f
(2)(3.14.)(300) (9,6 x
18840 x 9,6 x
103
103 )
PRAKTIKUM RLK II
180,864
ZC = 2 FL
= (18840)(100 NF)
= 530.78
Z 1500
+ (180,864-530,78
1540
Dimana hasil teori terdapat sedikit selisih pada saat praktikum hal ini
disebabkan faktor pada saat melakukan pengukuran pada manusia biasa
atau pada alat pengukuran itu sendiri.
VIII.
Kesimpulan
a. Suatu rangkain rlc seri disebut beresonansi seri pada suatu frekuensi jika
komponen kapasitif dan induktif tidak berpengaruh, jiak dioprasikan pada
frekuensi tersebut. Jadi seakan akan kedua komponen tersebut dihubung
singkatkan.
b. Ketika suatu rangkaian rlc seri dalam keadaan beresonansi, impedansinya
memiliki nilai minimun, dan tegangan pada l dan c saling meniadakan.
c. Pada resonansi seri terlihat bahwa nilai tegangan pada penghambat paling
besar. Karena itu resonansi seri saring kali disebut resonansi tegangan.
d. Dengan cara penggambaran fasor, terlihat bahwa fasor tegangan pada
pengahambat dan fasor tegangan pada kapasitor membentuk sudut 90
dengan fasor tegangan pada kapasitor tertinggal terhadap fasor tegangan
penghambat, sedangkan dengan kumparan fasor tegangan penghambat
membentuk sudut 90 dengan fasor tegangan kumparan mendahlui fasor
tegangan penghambat. Dengan demikian tegangan kapasitor dan tegangan
kumparan akan saling melemahkan atau saling meniadakan. Besar
keseluruhan fasor tersebut menentukan sudut besar tegangan vs. Hal ini
sesuai dengan hasil percobaan yagn tertera pada tabel 9.
PRAKTIKUM RLK II
I.
II.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat memahami gejalah
resonansi pada rangkaian RLC paralel
Teori dasar
Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank)
Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit)
(gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena
rekatansi induktif bertambah besar apabila frekuensi membesar dan reaktansi
kapasitif berkurang apabila frekuensi membesar, maka akan hanya ada satu nilai
frekuensi dimana nilai reaktansi dari keduanya akan sama besar.
lalu sederhanakan
PRAKTIKUM RLK II
III.
Refrensi
https://id.scribd.com/doc/243250730/Resonansi-paralel-sederhana-docx
IV.
V.
Langakah kerja
1. Resonansi dengan arus pada rlc paralel
a. Buka aplikasi proteus
b. Pada samping kanan opsi device klip p , lalu cari dan pilih komponen
yang akan digunakan
c. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 8, apabila pembacaan
amperemeter terlalu besar, maka ubah satuan yang lebih kecil
d. Ubah sumber tegangan peak 1.5 vpp untuk beberapa nilai frequensi
sesuai dengan tabel 11
e. Klik tombol play yg terdapat di sudut kiri bawah aplikasi proteus,
kemudian catat vs, vl,juga arus ir, ic, dan il pada tabel 11
2. Diagram fasor
a. Buatlah rangkaian yang sama dengan rangkaian pada gambar 8.
b. Kemudian hubungkan kanal 1 osiloskop ke ujung positif penghambat dan
kanel 2 ke ujung positif kapasitor.
c. Ubah nilai frekuensi pada sumber tegangan sesuai dengan tabel 12
d. Lengkapi tabel beda fasa untuk (cr)
e. Kemudian hubungkan kembali kanel 1 osiloskop ke ujung positif
penghambat dan kanal 2 ke ujung positif kumparan
f. Ubah nilai frekuensi pada sumber tegangan sesuai dengan tabel 12
g. Lengkapi tabel beda fasa untuk (lr)
PRAKTIKUM RLK II
VI.
Data praktikum
a. Resonansi dan arus pada rlc paralel
Gambar 2
No
Frek
(Hz)
Vs
Vl
Is = vs- Ir
(volt) (volt
vl/r1 (A)
)
100
0,53
0,03
0,005
0,31m
A
500
0,53
0,14
0,0039
0,42m
A
700
0,53
0,18
0,0035
1,80m
A
1000 0,53
0,22
0,0031
2,19m
A
2000 0,53
0,26
0,0027
2,63,m
A
3000 0,53
0,26
0,0027
2,63m
A
Ic
(A)
Il
(A)
/(ir2+
(ilil)2
)
9,35 5,25 5,24
m
m
A
A
0,21 4,69 4,69
M
m
a
A
0,37 4,26 4,28
m
m
A
A
0,65 3,63 3,69
m
m
A
A
1,56 2,17 2,69
m
m
A
A
2,34 1,42 2,76
m
m
Z=vl/
vs
6
35,89
51,42
70,96
96,29
96,29
PRAKTIKUM RLK II
Tabel 11
b. Diagram fasor
No
Frekuens Cr
i
()
(Hz)
Lr
(0
1
2
3
4
100
500
700
1000
19,08
60,79
80,02
81,53
84
46
27
33,86
Tabel 12
VII. Analisa
Dimana frekuensi 100,500,700,1000,2000,3000
100,kapasitor 470 nf.kumparan 100 lilit
Hz
dengan
IS=
VSVL 0,530,03 VL
=
=0,05
R1
100
IR
2
+(IL-IC
0,312
2
+(5,25-0,00935 = 27,5537
Z=
V1
IS
=5,24
0,03
= Z = 0,005 =6.
IS=
VSVL 0,530,14 VL
=
=0,0039
R1
100
IR
2
+(IL-IC
0,14
2
+(4,69-0,21 =4,69
penghambat
PRAKTIKUM RLK II
Z=
VL
IS
0,14
= Z = 00039 =35,89
IS=
VSVL 0,530,18 VL
=
=0,0035
R1
100
IR
2
+(IL-IC
1,802
2
+(4,26-0,37 =4,28
Z=
V1
IS
0,18
= Z = 0,0035 =5142
IS=
VSVL 0,530,22
=
=0,0031
R1
100
IR
2
+(IL-IC
2,19
2
+(3,63-0,65 =3,69
Z=
V1
IS
0,22
= Z = 0,0031 =70,96
IS=
VSVL 0,53O , 26
=
=0,0027
R1
100
IR
2
+(IL-IC
2,632
2
+(2,17-1,56 =2,69
PRAKTIKUM RLK II
Z=
V1
IS
0,26
= Z = 0,0027 =96,29
IS=
VSVL 0,53O , 26
=
=0,0027
R1
100
IR
2
+(IL-IC
2,632
2
+(1,42-2,34 =2,76
Z=
VIII.
V1
IS
0,26
= Z = 0,0027 =96,29
Kesimpulan
1 Arus ac yang mengalir pada rangkaian yang mengandung kumparan dapat
memiliki fase yang berbeda beda, karenanya arus tersebut digambar dengan
diagram fasor.
2 Dengan cara penggabaran fasor, sudut antara fasor arus pada penghambat
dan fasor arus pada kumparan dapat diperlihatkan. Kedua fasor ini
menbentuk sudut 90. Dengan arus pada penghambatmendahului fasor arus
pada kumparaan. Besar keduafasor ini menetukan sudut fasa dan besar arus
is. Ini sesuai dengan hasil percobaan yang tertera pada tabel 15
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat memahami hubungan
arus ac pada penghambat dan kapasitor rangkaian rc paralel
PRAKTIKUM RLK II
II.
Teori dasar
Rangkaian RC adalah suatu rangkaian seri yang tersusun oleh resistor atau
penghambat / hambatan dan kapasitor yang terhubung oleh suatu sumber arus
atau sumber tegangan. Disini kita memasukkan kapasitor sebagai sebuah
elemen rangkaian yang akan menghantarkan kita ke konsep arus-arusyang
berubah terhadap waktu. Jika sebuah hambatan dimasukkan didalam rangkaian
maka pertambahan muatan dari kapasitor per satuan waktu menuju nilai
kesetimbangannya. Sifat rangkaian RCdidalam selama pemuatan dan pelucutan
dapat dipelajari dengan sebuah osciloskop. Yang dapat mempertunjukkan pada
layar foresensinyagrafik-grafik variasi potensialdengan waktu. Sehingga dapat
terlihat perbedaan potensial V terhadap kapasitor dan perbedaan potensial V
melalui hambatan sebagai fungsi-fungsi dari waktu.Membandingifasa tegangan
di setiap elemen terhadap arus I.
III.
Refrensi
http://rahman011.blogspot.co.id/2012/06/rangkaian-rc-rl.html
IV.
V.
Langkah kerja
1. Arus pada kapasitor
a. Buka aplikasi proteus.
b. Pada samping kanan opsi device klip p , lalu cari dan pilih komponen
yang akan digunakan.
c. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 9
d. Ubah sumber tegangan peak 1.5 vpp untuk beberapa nilai frequensi
sesuai dengan tabel 13.
e. Klik tombol play yg terdapat di sudut kiri bawah aplikasi proteus,
kemudian catat arus is, ir, dan ic pada tabel 11, apabila pembacaan
amperemeter terlalu besar, maka ubah satuan yang lebih kecil.
2. Diagram fasor
a. Buatlah rangkaian yang sama dengan rangkaian pada gambar 9.
b. Kemudian hubungkan kanal 1 osiloskop ke ujung positif penghambat dan
kanel 2 ke ujung positif kapasitor.
c. Lengkap kolom beda fasa pada tabel 14.
d. Diagram fasor untuk arus pada penghambat dilambangkan oleh tanda
panah horisontal menunjuk ke kanan dan panjangnya menunjukkan besar
tegangan hambatan tersebut.
PRAKTIKUM RLK II
e. Diagram fasor untuk arus pada kapasitor dilambangkan oleh tanda panah
vertikal menunjuk ke bawah dan panjangnya menunjukkan besar
tegangan pada kapasitor tersebut.
f. Diagram fasor untuk arus sumber dilambangkan oleh hasil resultan fasor
arus pada penghambatan dan kapasitor
g. Gambarkan diagram fasornya, untuk setiap frekuensi yg tercantum dalam
tabel 14.
VI.
Data praktikum
1. Arus pada kapasitor
Gambar 3
No
Frekuen Is
si
(A)
(Hz)
Ir
(A)
Il
(A)
/
(ir2
+ic
2)
Ir + ic
(A)
(A)
1
2
3
1000
2000
3000
3,00
3,61
4,13
2,53
2,24
1,91
1,61
2,83
3,66
Tabel 13
2. Diagram fasor
No
Frekuensi (Hz)
Beda fasa ()
2,99
3,79
4,12
4,14
5,07
5,57
PRAKTIKUM RLK II
1000
2000
3000
32,21
51,56
66,22
Tabel 14
VII. Analisa
Untuk
frekuensi
1000,2000,3000,dengan
1f35v,saklaar
-Untuk frekuensi 1000
Data simulasi
IS=3,00,IR=2,53,IL=1,61
Dimana :
penghambat
100,kapasitor
2
2,53
IR
2
Is=
+
+ 1,61 = 6,4009+2,5921=2,99
2
IC =
IR + IC=2,53+1,61=4,14
-Untuk frekuensi 2000
Data simulasi
IS=3,61,IR=2,24,IL=2,83
Dimana :
2
2
2,24
IR
2
Is= +
+ 2,83 = 5,0176+8,0089,=3,60
2
IC =
IR + IC=2,24+2,83=5,07
-Untuk frekuensi 3000
Data simulasi
IS=4,13,IR=1,91,IL=3,66
Dimana :
1,912
IR2
2
Is= +
+ 3,66 = 8,00481+13,39,=4,12
2
IC =
IR + IC=1,91+3,66=5,57
Dimana hasil teori dengan hasil simulasi
VIII.
Kesimpulan
1. Arus pada rangkaian yang mengandung kapasitor dan diberi sinyal ac dapat
memiliki fasa yang berbeda dengan arus pada rangkaian yang tidak
mengandung kapasitor, karenanya disebur fasor arus.
2. Dengan cara penggabaran fasor, sudut antara fasor arus pada penghambat
dan fasor arus pada kapasitor dapat diperlihatkan. Kedua fasor ini menbentuk
sudut 90. Dengan arus pada kapasitor tertinggal terhadap arus pada
penghambat. Besar keduafasor ini menetukan sudut fasa dan besar arus is.
Ini sesuai dengan hasil percobaan yang tertera pada tabel 13
PRAKTIKUM RLK II
I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat :
1. Memahami hubungan antara arus AC pada rangkaian rl paralel
2. Menggambar diagram fasor untuk rangkaian rl paralel.
II.
Teori dasar
Rangkaian RL adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari resistor atau hambatan
dan inductor, yang terhubung secara langsung terhadap simber arus atau
sumber tegangan. Bila kontak saklar ditutup maka arus didalam hambatan mulai
naik. Seandainya inductor tersebut tidak ada , maka arus akan naiak dengan
cepat. Akantetapi, karena adanya inductor, maka sebuah tegangan yang muncul
didalam rangkaian tersebut, dari hkum Lenz, maka tegangan gerak elektrik ini
menentang kenaikan arus, yang berarti polaritas tegangan gerak elktik
baterai.Jika terminal terminal osciloskop dihubungkan melalui hambatan, maka
bentuk gelombang yang dipertunjukkan akan membentuk gelombang dari arus
di dalam rangkaian tersebut karena penurunan potensial melalui R yang
menentukan penyimpangan osciloskop, adalah di berikan oleh V=IR.
III.
Refrensi
http://rahman011.blogspot.co.id/2012/06/rangkaian-rc-rl.html
IV.
V.
Langkah kerja
Arus pada kumparan
a. Buka aplikasi proteus.
b. Pada samping kanan opsi device klip p , lalu cari dan pilih komponen
yang akan digunakan.
c. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 10
d. Ubah sumber tegangan peak 1.5 vpp untuk beberapa nilai frequensi
sesuai dengan tabel 13.
e. Klik tombol play yg terdapat di sudut kiri bawah aplikasi proteus,
kemudian catat arus is, ir, dan il pada tabel 11, apabila pembacaan
amperemeter terlalu besar, maka ubah satuan yang lebih kecil.
f. Pada percobaan ini terlihat bahwa arus is, ir, dan il berbeda beda
fasanya, karenanyaarus ini juga disebut fasor, dan memiliki hubungan
Is=/(ir2+il2). Jadi arus i tidak sama dengan (is = ir+il)
II.
Diagram fasor
a. Buatlah rangkaian yang sama dengan rangkaian pada gambar 10.
I.
PRAKTIKUM RLK II
Gambar 4
No
Frekuen Is
si
(A)
(Hz)
Ir
(A)
Il
(A)
/
(ir2
+ic
Ir + il
(A)
PRAKTIKUM RLK II
2)
(A)
1
2
3
3,95
3,18
2,91
1000
2000
3000
2,04
2,45
2,56
3,38
2,02
1,39
3,94
3,17
2.91
5.42
4,47
3,95
Tabel 15
2. Diagram fasor
No
Frekuensi (Hz)
1000
2000
3000
Beda fasa ()
59,54
43,22
28,36
Tabel 16
VII.
Analisa
Untuk frekuensi
1000,2000,3000
spst,kumparan 1000 lilit
- Untuk frekuensi 1000
Data simulasi
IS=3,95,IR=2,04,IL=3,38
Dimana :
dengan
penghambat
2,042
IR2
2
Is= +
+ 3,38 = 4,1616+ 11,4244=3,94
2
IC =
-
IR + IC=2,04+3,58=5,42
Untuk frekuensi 2000
Data simulasi
IS=3,18,IR=2,45,IL=2,02
Dimana :
2
2
2,45
IR
2,022= 6,0025+4,0804=3,17
Is=
+
+
IC 2=
IR + IC=2,53+1,61=4,14
-
2
2,56
IR
2
Is= +
+ 1,39 = 6,5536+1.9321,=2,91
2
IC =
IR + IC=2,56+1,39=3,95
Dimana hasil teori dan simulasi sama
VIII. Kesimpulan
100,saklar
PRAKTIKUM RLK II