Percobaan I
HUKUM OHM
I. Obyektif
Mempelajari hubungan antara tegangan (V), arus listrik (I), dan resistansi (R) dengan
salah satunya sebagai parameter.
Hubungan antara arus (I) sebagai fungsi dari tegangan (V) atau f = f(V) untuk harga
resistansi tertentu dapat digambarkan oleh sebuah kurva yang linear seperti terlihat
pada gambar 1-2 untuk harga - harga R yang berbeda didapat kurva yang berlainan.
Hubungan antara tegangan (V) sebagai fungsi dari resistansi (R) atau V = f(R) untuk
harga arus tertentu dapat digambarkan oleh kurva yang linear seperti terlihat pada
gambar 1-3.
Sedangkan hubungan antara arus (1) sebagai fungsi dari resistansi (R) atau I = t(R)
untuk harga tegangan (V) tertentu dapat digambarkan oleh kurva hiperbolik seperti
terlihat pada gambar 1-4.
1
Rangkaian Listrik
III. Tugas
1. Melakukan pengukuran dan menggambarkan I = f(V) dalam rangkaian untuk
V = 1,2,3,4,5,6.7,8,9, dan 10 Volt dengan R = 47 S2, 100 S2, 220 S2, 330 S2,
dan 470 S2.
2. Melakukan pengukuran dan menggambar V = f(R) dalam suatu rangkaian
untuk R = 10 S2, 47 92, 100 S2, 150 S2, 220 S2, 330 92, 470, dan 1000 0.
dengan I = 2 mA, 4 mA, 6 mA, 8 mA, dan 10 mA.
3. Melakukan pengukuran dan menggambar I = f(R) dalam suatu rangkaian untuk R
= 10 S2, 47 S2, 100 S2, 150 0, 220 0, 330 S2, 470, clan 1000 0. dengan V = 2 V,
4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V.
2
Rangkaian Listrik
2. Daftar peralatan dan alat ukur yang digunakan dalam percobaan ini.
3
Rangkaian Listrik
R I (mA)
(Ω) V=2V V=4V V=6V V=8V V = 10 V
10
47
100
150
220
330
470
1K
Percobaan II
5
Rangkaian Listrik
RANGKAIAN - RANGKAIAN
SEDERHANA
I. Obyektif
Dengan menggunakan hukum Ohm dan Kirchoff akan dapat dicari besarnya arus
dan tegangan pada setiap cabang dalam rangkaian yang dihubungkan seri, paralel
maupun gabungan seri dan paralel.
Dengan menggunakan hubungan seri, paralel rangkaian pada gambar III-1 dapat
disederhanakan menjadi gambar III-2, III -3, dan III -4.
6
Rangkaian Listrik
Hubungan antara R1, R2, R3 dengan Ra, Rb, dan Rc, dapat dinyatakan sebagai:
7
Rangkaian Listrik
III. Tugas
1. Melakukan pengukuran semua arus dan tegangan pada setiap cabang dalam
rangkaian.
2. Menghitung semua arus dan tegangan pada setiap cabang dalam rangkaian dengan
menggunakan rangkaian seri, paralel, pembagian arus dan pembagian tegangan.
3. Mencari tahanan ekivalen rangkaian dengan hubungan jembatan
8
Rangkaian Listrik
2. Daftar peralatan dan alat ukur yang digunakan dalam percobaan ini
Tabel III - 1
9
Rangkaian Listrik
V=5V V=8V V = 10 V
I (mA)
I2 (mA)
I3 (mA)
VR1 (V)
VR2 (V)
VR3 (V)
VR4 (V)
VR5 (V)
10 Ω 47 Ω
V (Volt)
5V 8V 10 V
I 1 (mA)
I 2 (mA)
I 3 (mA)
10
Rangkaian Listrik
TEOREMA SUPERPOSISI
I. Obyektif :
Mempelajari dan meneliti Teorema Superposisi.
III. Tugas
1. Melakukan pengukuran semua arus dan tegangan setiap cabang.
2. Menghitung semua arus dan tegangan pada setiap cabang dengan menggunakan
persamaan - persamaan sebelumnya.
3. Membandingkan antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan.
4. Meneliti kebenaran Teorema Superposisi berdasarkan hasil pengukuran dan
perhitungan.
11
Rangkaian Listrik
2. Daftar peralatan dan alat ukur yang digunakan dalam percobaan ini
No Nama Alat Kode Jumlah
1 Panel Resistor 57674 1
2 Resistor 100 Ω 57732 1
3 Resistor 220 Ω 57736 1
4 Resistor 330 Ω 57738 1
5 Amperemeter 53163 3
6 Voltmeter 53159 2
7 DC Power Supply 52230 2
8 Kabel – kabel penghubung 50148 10
S1 = 1, S2 = S1 = 1, S2 = S1 = 2, S2 =
Pengukuran
1 2 1
A1 (mA)
A2 (mA)
A3 (mA)
VR1 (V)
VR2 (V)
VR3 (V)
VII. Referensi
1. Donald E. Scott, An Introduction to Circuit Analysis, Mc Graw Hill, 1987
2. William H. Hayt Jr. & Jack E. Kemmerly, Engineering Circuit Analysis, Mc
Graw Hill, Fifth Edition 1993.
Percobaan IV
13
Rangkaian Listrik
I. Obyektif
Mempelajari dan meneliti teorema Thevenin dan Norton dalam suatu rangkaian
serta pemakaiannya.
II. Teori Dasar
Teorema Thevenin dapat dinyatakan sebagai berikut
Dalam suatu rangkaian yang terdiri atas sumber - sumber dan resistansi -
resistansi (impedasi - impedasi) dapat diganti dengan satu sumber tegangan dan
satu resistansi serf dengan sumber itu, dimana sumber tegangan tersebut sama
dengan tegangan pada jepitan terbuka dari rangkaian (open circuit voltage = Voc
dan resistansi itu soma dengan resistansi yang diukur antara jepitan - jepitan
terbuka dari rangkaian dengan semua sumber dalam rangkaian tidak bekerja.
Secara blok Teorema Thevenin dapat digambarkan sebagai berikut :
14
Rangkaian Listrik
Rangkaian yang terdiri atas tegangan Voc dan Seri RTh disebut rangkaian
pengganti Thevenin sedangkan rangkaian yang terdiri atas sumber arus I sc
paralel RN disebut rangkaian pengganti Norton.
III. Tugas
1. Mengukur Voc dan RTh suatu rangkaian.
2. Mengukur Isc dan RN suatu rangkaian.
3. Membandingkan hasil pengukuran dan hasil perhitungan.
15
Rangkaian Listrik
16
Rangkaian Listrik
17
Rangkaian Listrik
VI. Referensi
1. Donald E. Scott, An Introduction to Circuit Analysis, Mc Graw Hill, 1987
2. William H. Hayt Jr. & Jack E. Kemmerly, Engineering Circuit Analysis, Me Graw Hill,
Fifth Edition 1993.
18
Rangkaian Listrik
Percobaan V
ANALISA RANGKAIAN RL dan RC
I. Obyektif
Mempelajari terjadinya beda phasa arus dan tegangan untuk rangkaian RL dan RC.
Terlihat bahwa antara arus dan tegangan mempunyai phasa yang sama, disini yang
berbeda adalah amplitudo. Gambar i (t) dan v (t) terlihat pada gambar VII-2.
Gambar VII-3, sebuah sumber bolak balik dikenakan pada induktor L.
19
Rangkaian Listrik
v(t) di(t)
L ……………………………………………...…… (VII-4)
= dt
v(t) = L ωIm cos ωt ..........................................................................
(VII-5)
Pada induktor arus dan tegangan berbeda phasa 90 °, dimana arus
mendahului tegangan. Dimana tegangan mendahului arus. Disini terlihat
frekuensi (w) sangat berpengaruh pada amplitudo tegangan.
Gambar i(t) dan v(t) terlihat pada gambar VII-4.
i(t) =
........................................................................... (VII-6)
i(t) =
CωVmcosωt .......................................................................... (VII-7)
Pada kapasitor arus dan tegangan berbeda fase 90o dimana arus mendahului
tegangan. Gambar i(t) dan v(t) terlihat pada gambar VII-6 diatas.
20
Rangkaian Listrik
Arus dan tegangan berbeda phasa ω, dimana tegangan mendahului arus. Untuk
rangkaian RC seperti terlihat pada gambar VII-8
21
Rangkaian Listrik
Untuk menentukan beda phasa arus dan tegangan dalam suatu rangkaian
digunakan osiloskop yang menghasilkan pola Lissajous. Karena osiloskop
hanya memberikan respon terhadap tegangan dan bukan arus maka untuk
menentukan beda phasa dapat dilakukan dengan menambah resistansi seri
pada rangkaian.
22
Rangkaian Listrik
Pola Lissajous yang didapatkan jika kita menghubungkan dua buah sinyal
pada input horisontal dan vertikal Osiloskop.
Pola Lissajous yang didapat seperti pada gambar VII-13.
Perbedaan phasa dari dua sinyal tersebut dapat ditentukan dari pola Lissajous di
atas melalui persamaan :
III. Tugas
1. Mengamati pola Lissajous dan menghitung beda phasa untuk rangkaian RL
seri.
2. Mengamati pola Lissajous dan menghitung beda phasa untuk rangkaian
RL paralel.
3. Mengamati pola Lissajous dan menghitung beda phasa untuk rangkaian
RC seri.
4. Mengamati pola Lissajous dan menghitung beda phasa untuk rangkaian RC
paralel.
IV. Peralatan dan Rangkaian Percobaan
1. Rangkaian yang digunakan dalam percobaan ini seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.
23
Rangkaian Listrik
24
Rangkaian Listrik
2. Daftar peralatan dan alat ukur yang digunakan dalam percobaan ini.
25
Rangkaian Listrik
3.2. Mengamati pola Lissajous dan menghitung beda phase untuk rangkaian
RL paralel.
a. Rangkaian seperti pada gambar VII-15. Atur tegangan audio
generator sebesar 3 Volt dengan mengamati penunjukkan V1.
b. Hubungkan vertikal input osiloskop dengan titik A, horisontal input
pada B dan ground osiloskop dengan titik C. Atur kontrol osiloskop
untuk mendapatkan pola Lissajous.
c. Atur frekuensi audio generator berturut - turut 100 Hz. 500 Hz, 1000
Hz, 1500 Hz, dan 2000 Hz.
d. Catat penunjukkan V1, V2,. V3, Y0, dan Ymax. Catat hasil pengukuran
ini pada tabel VII-2.
Tabel VII – 2 : Rangkaian RL paralel
Frekuensi
V1 (Volt) V2 (Volt) V3 (Volt) I (mA) Y0 Ymax
(Hz)
100
500
1000
1500
2000
3.3. Mengamati pola Lissajous dan menghitung beda phase untuk rangkaian
RC seri.
a. Rangkaian seperti pada gambar VII-16. Atur tegangan audio generator
sebesar 3 Volt dengan mengamati penunjukkan V,.
b. Hubungkan vertikal input osiloskop dengan titik A, horisontal input
pada B dan ground osiloskop dengan titik C. Atur kontrol osiloskop
untuk mendapatkan pola Lissajous.
c. Atur frekuensi audio generator berturut - turut 100 Hz, 500 Hz, 1000
26
Rangkaian Listrik
27
Rangkaian Listrik
1. Berdasarkan hasil yang didapat pada tabel VII- I hitunglah beda phasa.
2. Ulangi tugas ini untuk tabel VII-2.
3. Ulangi tugas ini untuk tabel VII-3.
4. Ulangi tugas ini untuk tabel VII-4.
5. Dari rangkaian gambar VII-4, hitunglah beda phasa untuk f = 100 Hz, 500
Hz, 1000 Hz, 1500 Hz, 2000 Hz.
Bandingkan hasil perhitungan saudara dengan hasil yang didapat dari tugas
VI. 1. Berikan kesimpulan saudara.
6. Dari rangkaian gambar VII-16, hitunglah beda phasa untuk f = 100 Hz, 500
Hz, 1000 Hz, 1500 Hz, dan 2000 Hz.
Bandingkan hasil perhitungan saudara dengan hasil yang didapat dari tugas
VI.3. Berikan kesimpulan saudara.
VII. Referensi
1. Donald E. Scott, An Introduction to Circuit Analysis, Mc Graw Hill, 1987
2. William H. Hayt Jr. & Jack E. Kemmerly, Engineering Circuit Analysis, Mc
Graw Hill, Fifth Edition 1993.
28
Rangkaian Listrik
29