Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK

“Transformasi Y-D”

DISUSUN OLEH : In In Mustopa


KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK : Aulia Azwar
Fauzan Bagus
Handriyani Daffa
Fais Alfarisi
Danish Ramadhana Nugraha
Frendesniwus Simanjuntak
Moh Fardhan Rinaldi
KELAS : EN-2B
TANGGAL PRAKTIKUM : 20 April 2022
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 04 Mei 2022
PEMBIMBING : Benhur Nainggolan, Ir., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang

Suatu rangkaian listrik tidak hanya dirangkai secara seri, paralel,


maupun kombinasi antara keduanya namun ada yang lebih rumit dari itu.
Dimana rangkaian ini tidak bisa diselesaikan dengan metode seri paralel,
rangkaian yang dimaksud yaitu rangkaian berbentuk bintang (Y) dan
rangkaian berbentuk delta (Δ).
Metode penyederhanaan rangkaian star delta agar bisa diselesaikan
dengan metode seri paralel yaitu dengan cara mentransformasikan
rangkaian star menjadi rangkaian delta atau sebaliknya.
1.2 Tujuan Praktikum
Dalam percobaan ini, pada akhir percobaan diharapkan praktikan
dapat menjelaskan dan menyelesaikan perhitungan tegangan dan arus pada
rangkaian listrik dengan menggunakan transformasi Star-Delta.
BAB II
DASAR TEORI
Untuk menyederhanakan suatu rangkaian listrik yang rumit,
perhitungan arus dan tegangan pada suatu rangkain tidak dapat dilakukan
dengan metode seri, pararel, atau gabungan kedua metode. Karena itu
diperlukan metode lain yang dapat mentransformasikan rangkaian ke
bentuk lain sehingga metode seri, paraleel, atau gabungan-seri parallel
dapat digunakan. Metode itu disebut transformasi Y-D.
Gambar 1 adalah rangkaian
bentuk delta yang
ditransformasikan menjadi
bentuk Y.
Rangkaian bentuk delta dengan
nilai tahanan R₁, R₂, dan R3,
ditunjukkan seperti pada gambar
Gambar 1. Transformasi dari D-Y 1. Agar rangkaian ini dapat
ditansformasikan dari D menjadi
Y maka nilai tahanan pengganti
dapat dihitung dari persamaan :
𝑅2 . 𝑅3
𝑅𝑎 = (1)
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅1. 𝑅3
𝑅𝑏 = (2)
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅1. 𝑅2
𝑅𝑐 = (3)
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
Gambar 2 adalah rangkaian bentuk Y yang ditransformasikan ke bentuk D.
Rangkaian Y mempunyai resistansi Ra, Rb, dan Rc.
Gambar 2. Rangkaian hubungan Y ditransformasikan ke D.
Agar rangkaian Y dapat ditransformasikan ke D, maka nilai R1, R2, dan R3,
diperoleh dari persamaan :
𝑅𝑎. 𝑅𝑏 + 𝑅𝑏. 𝑅𝑐 + 𝑅𝑐. 𝑅𝑎
𝑅1 = (4)
𝑅𝑎
𝑅𝑎. 𝑅𝑏 + 𝑅𝑏. 𝑅𝑐 + 𝑅𝑐.
𝑅2 = 𝑅𝑎 (5)
𝑅𝑏
𝑅3 = 𝑅𝑎. 𝑅𝑏 + 𝑅𝑏. 𝑅𝑐 + 𝑅𝑐. (6)
𝑅𝑎
𝑅𝑐
Bila nilai resistansi pada rangkaian Y atau D adalah sama, maka nilai
reisistansi pada hasil transformasinya akan sama.
BAB III
LANGKAH KERJA
1. Daftar Peralatan

1. 1 buah resistor variabel 75 Ω


2. Resistor 47 Ω, 150 Ω, 300 Ω, 110 Ω
3. 1 buah sumber tegangan arus searah 0-15 V
4. 1 buah proto board
5. 1 buah multimeter
6. 1 buah amperemeter
7. 1 buah digital multimeter
8. Kabel secukupnya
2. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian seperti pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 3. Rangkaian terhubung D.


2. Hidupkan power supply kemudian atur tegangan sumber Vs sebesar 5V,
10V,15V .Baca ampere meter dan catat hasinya pada Tabel 1.
3. Dengan menggunakan multimeter, ukur tahanan total dari rangkian di atas
dengan melepas sumber tegangan. Catat nilai tahanan total pada Tabel 1.
4. Transformasikan hubungan yang terdiri dari R2,R3 dan R4 menjadi
hubungan Y sebagai tahnana penggantinya. Tentukan nilai Ra, Rb, dan Rc
dengan persamaan (1) hingga (3). Selanjutnya buat gambar rangkaian
seperti pada gambar 4 hasil dari transformasi rangkaian.
Gambar 4. Rangkaian yang baru setelah ditransformasikan dari D ke Y.
5. Sambungkan rangkaian dengan sumber tegangan Vs kemudian atur
tegangan sebesar 5V,10V,15V. Amati arus yang lewat ampere meter
kemudian catat hasinya pada tabel 2.
6. Ukur tahanan total rangkaian di atas dengan menggunakan multi meter
setelah sumber tegangan Vs dilepas dilepas. Catat hasilnya pada Tabel 2.
7. Bandingkan nilai dari R2, R3, dan R4 dengan Ra, Rb, dan Rc pada
transformasi Y-D di atas.
8. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.
9. Ulangi langkah 2 dan 3 kemudian catat hasilnya pada Tabel 3.

Gambar 5. Rangkaian hasil transformasi dari D ke Y serta nilai resistasi


ekivalennya.
10. Transformasikan hubungan Y di atas ke D pada gambar 5. Tentukan nilai
R2, R3, dan R4. Kemudian buat rangkaian penggantinya.
Gambar 6. Rangkaian dalam bentuk D
11. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk gambar 6 kemudian catat hasilnya pada
table 4.
3. Pertanyaan
1.
Bandingkan nilai R2, R3 dan R4 dari hubungan ∆ dengan tahanan Ra, Rb,
Rc hubungan Y dari percobaan diatas.
2.
Berdasarkan data yang anda dapat pada Tabel 1 dan Tabel 2, jelaskan
persamaan maupun perbedaan harga tahanan total hasil pengukuran
dengan menggunakan pengukuran ohm meter dengan hasil perhitungan
berdasarkan pembagian tegangan dan arus yang melalui rangkaian.
Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan
BAB IV
DATA PERCOBAAN DAN ANALISA DATA
1. Data Percobaan
Tabel 1. Data pengukuran pada rangkaian gambar 3.
Tegangan 5V 10 V 15 V Keterangan
Arus (mA) 40 75 110
Tahanan total (Ω) 152,5
Perhitungan:
Rangkaian delta pada Gambar 3 ditransformasikan menjadi rangkaian Y pada
Gambar 4.

𝑅𝑎 = 𝑅2 × 𝑅3 150 × 150
= = 50 Ω
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 150 + 150 +
150
Ra = Rb = Rc = 50 Ω
Tabel 2. Data pengukuran untuk rangkaian pada gambar 4.
Tegangan 5V 10 V 15 V Keterangan
Arus (mA) 35 70 100
Tahanan total (Ω) 153
Perhitungan:
Rs1 = Rc + R5 = 50 + 68 = 118 Ω
Rs2 = Rb + R6 = 50 + 56 = 106 Ω

𝑅𝑝 = 𝑅𝑠1 × 𝑅𝑠2 = 118 × 106


= 55,839 Ω
𝑅𝑠1 + 𝑅𝑠2 118 +
106
Rt = R1 + Ra + Rp = 47 + 50 + 55,839 = 152,839 Ω
Tabel 3. Data pengukuran pada rangkaian gambar 5.
Tegangan 5V 10 V 15 V Keterangan
Arus (mA) 30 60 80
Tahanan total (Ω) 223,2
Perhitungan:
Rangkaian Y pada Gambar 5 ditransformasikan menjadi rangkaian delta pada
Gambar 6.
𝑅𝑎. 𝑅𝑏 + 𝑅𝑏. 𝑅𝑐 + 𝑅𝑐. 𝑅𝑎
𝑅4 =
𝑅𝑎
47.82 + 82.100 + 100.47 1675
𝑅4 = =
47 4 = 356,468 Ω
𝑅𝑎. 𝑅𝑏 + 𝑅𝑏. 𝑅𝑐 + 𝑅𝑐. 𝑅𝑎 47
𝑅3 =
𝑅𝑐
47.82 + 82.100 + 100.47
𝑅3 = =
100 1675 = 167,54 Ω
4
𝑅𝑎. 𝑅𝑏 + 𝑅𝑏. 𝑅𝑐 + 𝑅𝑐. 𝑅𝑎
𝑅2 = 100
𝑅𝑏
47.82 + 82.100 + 100.47
𝑅2 = = = 204,317 Ω
82
1675
4
82
Rs1 = Rb + R5 = 82 + 68 = 150 Ω
Rs2 = Rc + R6 = 100 + 56 = 156 Ω

𝑅𝑝 = 𝑅𝑠1 × 𝑅𝑠2 = 150 × 156


= 76,471 Ω
𝑅𝑠1 + 𝑅𝑠2 150 +
156
Rt = R1 + Ra + Rp = 100 + 47 + 76,471 = 223,471 Ω
Tabel 4. Data pengukuran untuk rangkaian pada gambar 6.
Tegangan 5V 10 V 15 V Keterangan
Arus (mA) 30 50 75
Tahanan total (Ω) 244
2. Analisa Data
Pada praktikum ini modul yang akan dibahas berjudul
Transformasi Y-D. Praktikum ini juga memiliki tujuan praktikan dapat
menjelaskan dan menyelesaikan perhitungan tegangan dan arus pada
rangkaian listrik dengan menggunakan transformasi Star-Delta.
Setelah praktikan melakukan praktikum, maka diperoleh data
seperti yang terdapat pada tabel. Pada percobaan pertama Tabel 1. Data
pengukuran pada rangkaian gambar 3, dapat dilihat bahwa ketika
praktikan merangkai sebuah rangkaian seperti pada Gambar 3. Rangkaian
terhubung D, dimana tegangan sumber (Vs) dapat bervariasi atau dapat
diubah-ubah maka hasil pengukuran arus yang terbaca pada amperemeter
juga bervariasi. Ketika tegangan sumber (Vs) dipasang 5 V hasil
pembacaan arus pada amperemeter sebesar 40 mA. Kemudian, sumber
tegangan diubah menjadi 10 V, hasil pembacaan arus pada amperemeter
sebesar 75 mA. Praktikan melepaskan sumber tegangan untuk mengukur
tahanan total dari rangkaian tersebut dan
hasil pembacaan multimeter untuk tahanan total dari rangkaian tersebut
sebesar 152,5 Ω.
Setelah itu praktikan mentransformasikan rangkaian delta pada
percobaan pertama menjadi rangkaian star (Y) menggunakan persamaan
(1), (2), dan (3). Nilai tahanan pengganti yang telah dihitung menggunakan
rumus, selanjutnya digunakan praktikan untuk melakukan percobaan
kedua. Pada percobaan kedua Tabel 2. Data pengukuran untuk rangkaian
pada gambar 4, dapat dilihat bahwa ketika praktikan merangkai sebuah
rangkaian seperti pada Gambar 4. Rangkaian yang baru setelah
ditransformasikan dari D ke Y, dimana tegangan sumber (Vs) dapat
bervariasi atau dapat diubah- ubah maka hasil pengukuran arus yang
terbaca pada amperemeter juga bervariasi. Ketika tegangan sumber (Vs)
dipasang 5 V hasil pembacaan arus pada amperemeter sebesar 35 mA.
Kemudian, sumber tegangan diubah menjadi 10 V, hasil pembacaan arus
pada amperemeter sebesar 70 mA. Praktikan melepaskan sumber tegangan
untuk mengukur tahanan total dari rangkaian tersebut dan hasil pembacaan
multimeter untuk tahanan total dari rangkaian tersebut sebesar 153 Ω. Data
pengukuran arus dan tahanan total dari percobaan pertama dan kedua
hampir sama ini menandakan bahwa rangkaian D yang ditransformasikan
menjadi rangkaian Y hanya merubah bentuk rangkaiannya saja tetapi
hambatan totalnya tetap sama.
Pada percobaan ketiga Tabel 3. Data pengukuran pada rangkaian
gambar 5, dapat dilihat bahwa ketika praktikan merangkai sebuah
rangkaian seperti pada Gambar 5. Rangkaian hasil transformasi dari D ke
Y serta nilai resistasi ekivalennya, dimana tegangan sumber (Vs) dapat
bervariasi atau dapat diubah-ubah maka hasil pengukuran arus yang
terbaca pada amperemeter juga bervariasi. Ketika tegangan sumber (V s)
dipasang 5 V hasil pembacaan arus pada amperemeter sebesar 30 mA.
Kemudian, sumber tegangan diubah menjadi 10 V, hasil pembacaan arus
pada amperemeter sebesar 60 mA. Praktikan melepaskan sumber tegangan
untuk mengukur tahanan total dari rangkaian tersebut dan hasil pembacaan
multimeter untuk tahanan total dari rangkaian tersebut sebesar 223,2 Ω.
Pada percobaan terakhir, praktikan mentransformasikan rangkaian
Y pada percobaan ketiga menjadi rangkaian D menggunakan persamaan
(4), (5), dan (6). Nilai tahanan pengganti yang telah dihitung menggunakan
rumus, selanjutnya digunakan praktikan untuk melakukan percobaan
keempat. Pada percobaan keempat Tabel 4. Data pengukuran untuk
rangkaian pada gambar 6, dapat dilihat bahwa ketika praktikan merangkai
sebuah rangkaian seperti pada Gambar 6. Rangkaian dalam bentuk D,
dimana tegangan sumber (Vs) dapat bervariasi atau dapat diubah-ubah
maka hasil pengukuran arus yang terbaca pada amperemeter juga
bervariasi. Ketika tegangan sumber (Vs) dipasang 5 V hasil pembacaan
arus pada amperemeter sebesar 30 mA. Kemudian, sumber tegangan
diubah menjadi 10 V, hasil pembacaan arus pada amperemeter sebesar 50
mA. Praktikan melepaskan sumber tegangan untuk mengukur tahanan total
dari rangkaian tersebut dan hasil pembacaan multimeter untuk tahanan
total dari rangkaian tersebut sebesar 244 Ω. Data pengukuran arus dan
tahanan total dari percobaan ketiga dan keempat hampir sama ini
menandakan bahwa rangkaian Y yang ditransformasikan menjadi
rangkaian D hanya merubah bentuk rangkaiannya saja tetapi hambatan
totalnya tetap sama.
3. Pertanyaan
1.
Bandingkan nilai R2, R3 dan R4 dari hubungan ∆ dengan tahanan Ra, Rb,
Rc hubungan Y dari percobaan diatas.
Hubungan Δ Hubungan Y
R2 150 Ω Ra 50 Ω
R3 150 Ω Rb 50 Ω
R4 150 Ω Rc 50 Ω
2.
Berdasarkan data yang anda dapat pada Tabel 1 dan Tabel 2, jelaskan
persamaan maupun perbedaan harga tahanan total hasil pengukuran
dengan menggunakan pengukuran ohm meter dengan hasil perhitungan
berdasarkan pembagian tegangan dan arus yang melalui rangkaian.
Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan
Harga tahanan total hasil pengukuran menggunakan ohmmeter pada tabel
1 sebesar 152,5 Ω, sedangkan pada tabel 2 sebesar 153 Ω hanya selisih 0,5
Ω.
Perhitungan tahanan total menggunakan rumus hukum ohm:
𝑉𝑠 5
𝑅𝑡 = = = 125 Ω
𝐼 0,04
Selisih harga tahanan total hasil pengukuran dengan hasil perhitungan
menggunakan rumus hukum ohm sebesar 28 Ω. Namun, hasil perhitungan
harga tahanan total dari rangkaian Y (rangkaian D yang telah
ditransformasikan) secara seri-paralel sebesar 152,839 Ω, selisihnya
dengan hasil pengukuran ohmmeter sangat kecil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Rangkaian resistor berbentuk delta (D) tidak bisa dicari harga hambatan
totalnya dengan metode seri paralel, tetapi rangkaian tersebut dapat
ditransformasikan menjadi rangkaian berbentuk Y sehingga hambatan
totalnya dapat dihitung.
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai