Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 1

PENYEARAH TAK TERKONTROL TIGA PHASA


SETENGAH GELOMBANG

PERCOBAAN :3
NAMA : Khalishta Aulia Yasmin
KELAS : 2 D4 ELIN B
NRP : 1310191057
DOSEN : Farid Dwi Murdianto

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2021
PERCOBAAN 3

PENYEARAH TAK TERKONTROL TIGA PHASA


SETENGAH GELOMBANG
(SINGLE PHASE UNCONTROLLED HALF-WAVE RECTIFIER)

I. TUJUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar penyearah tak terkontrol tiga phasa
setengah gelombang.
2. Praktikan dapat memahami karakteristik penyearah tak terkontrol tiga phasa
setengah gelombang untuk beberapa beban.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan.


2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dan performansi rangkaian.
II. TEORI DASAR

Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan beban resistor dapat
dilihat pada Gambar 15. Penyearah ini dapat dianggap sebagai 3 kali penyearah satu phasa
setengah gelombang dan disebut sebagai tipe setengah gelombang. Diode ke-k akan on selama
peeroide tegangan pada fase ke-k lebih tinggi dari phasa lain. Periode kondusi dari masing-
masing diode adalah 2π/3.

Gambar 15. Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan beban resistor

Diode D1 akan on selama 1200 jika tegangan phasa R lebih besar dari phasa Sdan phasa
T, sehingga arus mengalir ke beban dan tegangan beban menjadi positif. Secara bergantian D2
dan D3 juga akan on selama 1200 , sehingga tegangan output dalam satu perioda terdapat 3
pulsa (gelombang) seperti ditunjukkan pada gambar 16.

Gambar 16. Bentuk gelombang Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang
dengan beban resistor

Tegangan output dc adalah :

3√3 𝑉𝑠(max)(L−N)
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = = 0.8274 𝑥 𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥)(𝐿−𝑁)
2𝜋

𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 1.17 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(L−N)

Dan tegangan output rms adalah :

3 𝜋 1 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥)(𝐿−𝑁) √[ ( + 𝑠𝑖𝑛 )]
2𝜋 3 2 3

𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 0.841 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(L−N) = 1.189 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(L−N)

Pada Gambar 16 terlihat tegangan output penyearah tiga phasa setengah gelombang
dengan beban resistor masih mengandung ripple. Untuk mendapatkan tegangan dc murni
dipasang sebuah kapasitor sebagai filter yang dirangkai secaara parallel dengan beban resistor
seperti terlihat pada Gambar 18.

Ripple tegangan output :

𝑉𝑚 𝑉𝑠(max)(L−N)
∆𝑉𝑜 = =
3𝑓𝑅𝐶 3𝑓𝑅𝐶
Tegangan output dc adalah :

∆𝑉𝑜
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 𝑉𝑚 −
2

Dan tegangan output rms adalah :

2 2
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √𝑉𝑜(𝑑𝑐) + 𝑉𝑎𝑐

Dimana :
∆𝑉𝑜
𝑉𝑎𝑐 =
2√ 2

Gambar 17. Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan beban resistor-
kapasitor

Gambar 18. Bentuk gelombang rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor-kapasitor
III. RANGKAIAN PERCOBAAN

Rangkaian percobaan terdiri dari 2 macam, yaitu : A. rangkaian dengan beban resistor
seperti ditunjukkan pada Gambar 19 dan B. Rangkaian dengan beban resistor dengan filter
kapasitor seperti ditunjukkan pada Gambar 20.

A. Rangkaian Beban Resistor

Gambar 19. Rangkaian percobaan penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor

B. Rangkaian Beban Resistor dengan filter Kapasitor

Gambar 20. Rangkaian percobaan penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor-kapasitor
IV. ALAT DAN KOMPONEN
1. Modul Three Phase Uncontrolled Half-Wave Rectifier
2. Variac 1 Phasa
3. Lampu pijar 100 V-120 V; 100Watt
4. Kapasitor 2200μF
5. Voltmeter AC/DC (digital)
6. Ammeter DC (analog)
7. Ammeter AC (digital)
8. Harmonics Analyzer Fluke 41B/43B
9. Osiloskop
10. Kabel secukupnya

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian A seperti pada Gambar 5, atur variac agar diperoleh tegangan input rms
yang diinginkan (25V; 27V; 29V), kemudian ukur tegangan input rms, arus input rms,
tegangan output dc, arus output dc, tegangan output rms dan arus output rms.
3. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan osiloskop. Gambar di kertas
milimeter.
4. Ulangi Langkah-langkah percobaan pada rangkaian B seperti pada Gambar 6.
5. Amati bentuk tegangan output dan bentuk ripple tegangan output dengan cara
memindah tombol selector tampilan ke AC, kemudian turunkan volt/div untuk
mendapatkan gambar yang mudah diamati. Hitung ΔVo.
6. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
7. Tentukan prosentase perbedaan hasil pengukuran dengan teori
8. Hitung parameter karakteristik rangkaian, buat Analisa dan kesimpulan
VI. DATA HASIL PERCOBAAN

Rangkaian A

Vs (rms) Is (rms) Vo(dc) (V) Io(dc) prak Vo(rms) (V) Io(rms) Prak
(V) (A) teori prak (A) teori prak (A)
25 0,17159 29,25 29,238 0,29238 21,00 29,722 0,29722
27 0,18532 31,59 31,577 0,31577 22,68 32,100 0,32100
29 0,19905 33,93 33,916 0,33916 24,36 34,478 0,34478

Rangkaian B
Vs (rms) Is (rms) Vo(dc) (V) Io(dc) Vo(rms) (V) Io(rms) ΔVo
(V) (A) teori prak prak teori prak Prak teori prak
25 2,822 34,990 34,819 0,72838 35,001 34,843 2,9966132 0,892
27 3,048 37,701 37,604 0,78665 37,702 37,631 3,2363423 0,964
29 3,274 40,482 40,390 0,84492 40,483 40,418 3,4760714 1,035

Perhitungan :
Rangkaian A
• 𝐕𝐬(𝐫𝐦𝐬) = 𝟐𝟓 𝐕
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 1,17 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(𝐿−𝑁) = 1,17 𝑥 25 = 29,25 𝑉
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 0,84 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(𝐿−𝑁) = 0,84 𝑥25 = 21 𝑉

• 𝐕𝐬(𝐫𝐦𝐬) = 𝟐𝟕 𝐕
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 1,17 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(𝐿−𝑁) = 1,17 𝑥 27 = 31,59 𝑉
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 0,84 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(𝐿−𝑁) = 0,84 𝑥 27 = 22,68 𝑉

• 𝐕𝐬(𝐫𝐦𝐬) = 𝟐𝟗 𝐕
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 1,17 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(𝐿−𝑁) = 1,17 𝑥 29 = 33,93 𝑉
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 0,84 𝑥 𝑉𝑠(𝑟𝑚𝑠)(𝐿−𝑁) = 0,84 𝑥 29 = 24,36 𝑉
Rangkaian B
• 𝐕𝐬(𝐫𝐦𝐬) = 𝟐𝟓 𝐕
𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥)(𝐿−𝑁) 35,355
𝛥𝑉𝑜 = = = 0,892 𝑉
3𝑓𝑅𝐶 3𝑥60𝑥100𝑥2200𝑥10−6
𝛥𝑉𝑜 0,892
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥) − = 35,355 − = 34,99 𝑉
2 2
𝛥𝑉𝑜 0,892
𝑉𝑎𝑐 = = = 0,315 𝑉
2√2 2√2

𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √𝑉𝑜(𝑑𝑐) 2 + 𝑉𝑎𝑐 2 = √352 + 0,3152 = 35,001 𝑉

• 𝐕𝐬(𝐫𝐦𝐬) = 𝟐𝟕 𝐕
𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥)(𝐿−𝑁) 38,183
𝛥𝑉𝑜 = = = 0,964𝑉
3𝑓𝑅𝐶 3𝑥60𝑥100𝑥2200𝑥10−6
𝛥𝑉𝑜 0,964
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥) − = 38,183 − = 37,701 𝑉
2 2
𝛥𝑉𝑜 0,964
𝑉𝑎𝑐 = = = 0,341 𝑉
2√2 2√2
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √𝑉𝑜(𝑑𝑐) 2 + 𝑉𝑎𝑐 2 = √37,7012 + 0,3412 = 37,702 𝑉

• 𝐕𝐬(𝐫𝐦𝐬) = 𝟐𝟗 𝐕
𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥)(𝐿−𝑁) 41
𝛥𝑉𝑜 = = = 1,035 𝑉
3𝑓𝑅𝐶 3𝑥60𝑥100𝑥2200𝑥10−6
𝛥𝑉𝑜 1,035
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 𝑉𝑠(𝑚𝑎𝑥) − = 41 − = 40,482 𝑉
2 2
𝛥𝑉𝑜 1,035
𝑉𝑎𝑐 = = = 0,365𝑉
2√2 2√2
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √𝑉𝑜(𝑑𝑐) 2 + 𝑉𝑎𝑐 2 = √40,4822 + 0,3652 = 40,483 𝑉
VII. ANALISA DATA
Pada percobaan dengan judul “Penyearah Setengah Gelombang 3 Phasa” kali ini
menggunakan rangkaian penyearah diode tiga fasa D1, D2 dan D3. Ketiga katodanya disatukan
menjadi terminal positif. Tegangan DC yang dihasilkan akan melewati beban R. Cara kerjanya
hamper sama dengan penyearah setengah gelombang satu fasa yaitu diode akan bekerja hanya
pada setengah siklus pertama dan akan memblok setengah siklus berikutnya. Dioda D1, D2
dan D3 akan bekerja secara bergantian sesuai dengan siklus gelombang saat nilainya lebih
positif. Sedangkan arus negatif yang diblok oleh diode akan dikembalikan ke sekunder trafo
melalui kawat N. Tegangan yang dihasilkan tidak benar-benar berupa DC murni, namun masih
mengandung ripple.
Saat rangkaian diberi sumber tegangan, maka dioda yang pertama berjalan adalah D1,
karena akan memiliki tegangan yang lebih positif di anoda daripada dioda D2 atau D3. Ketika
D1 berjalan (keadaan forward bias) selama setengah siklus positif dari siklus positif fasa R, D2
dan D3 berada dalam keadaan reverse bias. 120° kemudian D2 mulai berjalan untuk setengah
siklus positif dari fasa S. Sekarang anodanya menjadi lebih positif dari D1 dan D3, dimana
keduanya berada dalam kondisi reverse bias. Demikian pula, 120° kemudian tegangan pada
fasa T mulai meningkat dan D3 akan berada dalam kondisi forward bias sebagai anoda nya
menjadi lebih positif, sehingga D1 dan D2 menjadi reverse bias. Dan begitu seterusnya.
Intinya dari sini kita dapat melihat bahwa pada penyearah tiga 3 fasa, dioda yang memiliki
tegangan lebih positif pada anodanya dibandingkan dengan dua dioda lainnya, ia akan secara
otomatis mulai bekerja, dan dua diode lainnya akan off (reverse bias). Dan siklus akan berulang
setiap 120° kemudian.
Pada simulasi menggunakan rangkaian dengan beban residtor-kapasitor didapatkan nilai
keluaran lebih mendekati tegangan masukan dibandingkan dengan beban resistor saja. Hal ini
dikarenakan adanya penambahan kapasitor sebagai filter yang dapat mengurangi ripple pada
tegangan keluaran sehingga pada saat diode dalam kondisi reverse tidak akan mencapai
tegangan 0V karena mendapat supply dari kapasitor yang telah discharge sebelumnya. Kita
juga dapat mengamati pada grafik tegangan keluaran diode terlihat tegangan yang hamper
lurus, hanya saja terdapat sedikit ripple tidak sebesar pada rangkaian dengan beban resistor
saja.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat kita tarik kesimpulan bahwa cara kerja
penyearah setengah gelombang tak terkontrol 3 fasa hampir sama dengan penyearah setengah
gelombang satu fasa, yaitu diode hanya bekerja/forward pada setengah siklus dan akan
mati/reverse pada setengah siklus berikutnya. Karena pada sistem 3 fasa terdapat perbedaan
antarfasa R-S-T sebesar 120°, maka siklus kerja diode juga akan bergantian 120° setiap diode.
Dioda D1, D2 dan D3 akan bekerja secara bergantian sesuai dengan siklus gelombang saat nilai
anodanya lebih positif. Keluaran dari penyearah ini masih belum benar-benar berupa sinyal DC
murni, akan tetapi masih mengandung ripple yang cukup besar. Maka dari itu perlu
ditambahkannya kapasitor yang dipasang bersebrangan dengan beban, yang berfungsi sebagai
filter untuk mengurangi tegangan ripple.
Lampiran :
Vs(rms) : 25 V
Beban resistor

Beban resistor-kapasitor

Vs(rms) : 27 V
Beban resistor

Beban resistor-kapasitor

Vs(Rms) = 29 V
Beban resistor
Beban resistor-kapasitor

Anda mungkin juga menyukai