Anda di halaman 1dari 12

PENGIKUT EMITER (BAGIAN 2)

PENGIKUT EMITER DORONG-TARIK KELAS B


Arti dari operasi kelas B adalah arus kolektor mengalir hanya sampai 1800 dari siklus ac. Agar
hal ini muncul, titik Q diletakkan pada cutoff baik pada garis beban ac maupun dc.
Keuntungan dari penguat kelas B adalah drain arus yang rendah dan efisiensi tingkat yang
lebih tinggi. Pada pengikut emitter dorong-tarik kelas B digunakan transistor komplemen
npn dan pnp. Transistor npn menghantar pada setengah siklus dan transistor pnp pada
setengah siklus lainnya.

Rangkaian Dorong Tarik

(a) (b) (c) (d)

Gambar 1. Pengikut emitter dorong tarik kelas B. (a) Rangkaian lengkap ; (b) rangkaian dc
ekivalen; (c) Garis beban dc dan ac; (d) rangkaian ac ekivalen
Perancang memilih resistor pembias untuk menetapkan titik Q pada cutoff. Hal ini akn
membias diode emitter pada setiap transistor antara 0,6 dan 0,7 V, sehingga berada pada
ujung kondisi menghantar. Idealnya :
𝐼𝐶𝑄 = 0
Karena resistor pembias adalah sama, setiap diode emitter dibiaskan dengannilai tegangan
yang sama. Sehingga terjadi jatuh tegangan pada setiap terminal kolektor-emiter sebesar :
𝑉𝑐𝑐
𝑉𝐶𝐸𝑄 =
2
Hal yang paling sulit dalam merancang penguat kelas B adalah menetapkan titik Q yang
stabil pada cutoff. Setiap penurunan yang signifikan pada VBE dengan suhu dapat
memindahkan titik Q naik pada garis beban dc menuju arus tinggi yang berbahaya. Untuk
beberapa saat anggaplah bahwa titik Q sangat stabil pada cutoff, seperti yang ditunjukan
pada gambar 1c. Adapun keluaran punca ke puncak maksimum adalah :
𝑀𝑃𝑃 = 𝑉𝐶𝐶
Dengan mengabaikan r’e gain tegangan adalah :
𝐴=1
Dan impedansi masukan basis adalah :
𝑧𝑖𝑛(𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠) = 𝛽𝑅𝐿
KERJA KESELURUHAN
Pada setengah siklus positif tegangan masukan, transistor atas (1a) menghantatr dan yang
dibawah cutoff. Transistor akan bekerja seperti pengikut emitter biasa,sehingga tegangan
keluaran kira-kira sama dengan tegangan masukan. Pada setengah siklus negative tegangan
masukan, transistor atas menjadi cutoff dan transistor bawag menghantar. Transistor bawah
bekerja sebagai pengikut emitter bias dan menghasilkan tegangnan beban yang kira-kira
sama dengan tegangan masukan. Transistor atas menangani siklus positif tegangan
masukan, dan transistor bawah mengangani setengah siklus negative. Selama salah satu
setengah siklus, sumber melihatnya sebagai impedansi masuk yang tinggi menuju salah satu
basis. Pada rangkaian ini sering terjadi distorsi crossover akibat terjadinya pemotongan
antara waktu satu transistor cutoff dan yang lain menjadi aktif. Untuk menghilangkan
distorsi crossover ini, kita harus menerapkan bias maju kecil pada tiap diode emitter, yang
berarti meletakkan titik Q sedikit di atas cutoff. Sebagai panduannya, nilai ICQ dari 1 hingga 5
persen dari IC(sat) sudah cukup untuk menghilangkan distorsu crossovernya.

KELAS AB
Bias maju yang kecil menunjukkan bahwa sudut konduksi akan menjadi sedikit lebih besar
dari 1800 karena transistor akan menghantar sedikit lebih daripada setengah siklus. Dengan
kata lain, kita tidak memperoleh operasi kelas B lagi. Karena inillah, opearsi ini kadangkala
disebut sebagai kelas AB, didefinisikan sebagai sudut konduksi antara 1800 dan 3600. Tetapi
ini bukan kelas AB. Karena inilah banyak orang masih merjuknya sebagai penguat dorong-
tarik kelas B karena operasinya secara pendekatan adlah kelas B
PERSAMAAN DAYA
𝑃𝑜𝑢𝑡
Gain Daya 𝐺= 𝑃𝑖𝑛

𝑉𝑜𝑢𝑡 2
Daya Keluaran AC 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 8𝑅𝐿

𝑀𝑃𝑃2
Daya Keluaran ac maksimum 𝑃𝑜𝑢𝑡(𝑚𝑎𝑥) = 8𝑅𝐿

Daya masukan DC 𝑃𝑑𝑐 = 𝑉𝐶𝐶 𝐼𝑑𝑐


𝑃𝑜𝑢𝑡
Efisiensi 𝜂= 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛

DISIPASI DAYA TRANSISTOR


Secara ideal, besar disipasi daya transistor adalah no; jika tidak ada sinyal masukan kareana
transistor cutoff. Jika ada sedikit bias maju untuk mencegah distorsi crossover, besar disipasi
daya tetap pada tiap transistor tetap kecil. Jika ada sinyal masukan, besar disipasi daya
transistor menjadi signifikan. Besar disipasi daya transistor tergantung pada seberapa besar
garis beban ac digunakan. Besar disipasi daya transistor maksimum adalah :
𝑀𝑃𝑃2
𝑃𝐷(𝑚𝑎𝑥) =
40𝑅𝐿
Contoh 1 :

Gambar 2
Resistor yang dapat diatur pada gambar diatas membuat kedua diode emitter berada pada
tepi penghantar. Berapa besar disipasi daya transistor maksimum? Daya keluaran
maksimum?
Penyelesaian :
Tegangan puncak kepuncak maksimum
𝑀𝑃𝑃 = 𝑉𝐶𝐶 = 20 𝑉
Disipasi daya transistor maksimum
𝑀𝑃𝑃2 (20)2
𝑃𝐷(𝑚𝑎𝑥) = = = 1,25𝑊
40𝑅𝐿 40(8Ω)
Daya keluaran maksimum
𝑀𝑃𝑃2 (20)2
𝑃𝑜𝑢𝑡(𝑚𝑎𝑥) = = = 6,25 𝑊
8𝑅𝐿 8(8Ω)

Contoh 2 :
Jika pada gambar 2 besar resistansi yang dapat diatur adalah 15Ω, berapa efisiensi pada
contoh 1?
Penyelesaian
Arus dc yang melewati transistor pembias :
20 𝑉
𝐼𝑏𝑖𝑎𝑠 = = 0,093 𝐴
215 Ω
𝑉𝐶𝐸𝑄 10 𝑉
𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) = = = 1,25
𝑅𝐿 8Ω
Arus kolektor pada transistor yang menghantar adalah setengah gelombang sinyal dengan
puncak IC(sat). Sehingga nilai rata-ratanya :
𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) 1,25 𝐴
𝐼𝑎𝑣 = = = 0,398 𝐴
𝜋 𝜋
Drain arus total
𝐼𝑑𝑐 = 0,093 𝐴 + 0,398 𝐴 = 0,491 𝐴
Daya masikan dc
𝑃𝑑𝑐 = (20𝑉 )(0,491𝐴) = 9,82 𝑊
Efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡 6,25 𝑊
𝜂= 𝑥100% = 𝑥 100% = 63,6%
𝑃𝑖𝑛 9,82 𝑊
PEMBIASAN PENGUAT KELAS B
Untuk menghindari distorsi crossover, transistor pengikut emitter dorong-tarik kelas B
memiliki arus kecil yang tetap. Dengan bias pembagi tegangan, titik Q menjadi tidak stabil
dan dapat menghasilkan pelepasan panas. Bias diode lebih disukai karena dapat
menghasilkan titik Q yang stabil pada selang suhu yang besar.

Gambar 3. Bias diode


Dengan bias diode, arus bias yang melalui diode-dioda kompensasi pada gambar 3 adalah:
𝑉𝐶𝐶 − 2𝑉𝐵𝐸
𝐼𝑏𝑖𝑎𝑠 =
2𝑅
Contoh 3 :
Berapa arus kolektor tetap pada gambar di bawah? Berapa efisiensi maksimum dari
penguat?

Gambar 4
Penyelesaian :
Arus bias yang melalui diode kompensasi adalah :
20 𝑉 − 1,4 𝑉
𝐼𝑏𝑖𝑎𝑠 = = 2,38 𝑚𝐴
2(3,9 𝑘Ω)
Ini adalah nilai arus kolktor tetap, dengan menganggap diode kompensasi sama dengan
diode emitter :
𝑉𝐶𝐸𝑄 10 𝑉
𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) = = = 1𝐴
𝑅𝐿 10 Ω
Nilai rata-rata untuk arus kolektor setengah gelombang adalah :
𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) 1𝐴
𝐼𝑎𝑣 = = = 0,318 𝐴
𝜋 𝜋
Drain arus total
𝐼𝑑𝑐 = 2,38 𝑚𝐴 + 0,318 𝐴 = 0,32 𝑚𝐴
Daya masukan dc
𝑃𝑑𝑐 = (20𝑉 )(0,32 𝑚𝐴) = 6,4 𝑊
Daya keluaran ac maksimum
𝑀𝑃𝑃2 (20)2
𝑃𝑜𝑢𝑡(𝑚𝑎𝑥) = = =5𝑊
8𝑅𝐿 8(10Ω)

Efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡 5𝑊
𝜂= 𝑥100% = 𝑥 100% = 78,1%
𝑃𝑖𝑛 6,4 𝑊
PENGGERAK KELAS B
Daripada menggandeng secara kapasitif sinyal ke tingkat keluaran, kita dapat menggunakan
tingkat penggerak yang digandeng langsung. Arus kolektor yang keluar dari penggerak akan
memberikan arus yang tetap melalui diode komplemen.
Gambar 5. a) Penggerak CE digandeng langsung; b) rangkaiaan ac ekivalen ; c) rangkaian ac
ekivalen yang disederhanakan.

REGULASI TEGANGAN
Selain digunakan dalam penguat dorong-tarik kelas B, pengikut emitter juga digunakan
secara luas pada regulator tegangan. Jika dihubungkan dengan diode zener, pengikut
emitter dapat menghasilkan tegangan keluaran yang teregulasi dengan arus keluaran yang
jauh lebih besar.
PENGIKUT ZENER

Gambar 6. a) Pengikut zener; b)rangkaian ac ekivalen


Gmabra 6a menunjukkan sebuah pengikut zener, sebuah rangkaian yang menggambungkan
regulator zener dengan sebuah pengikut emitter. Tegangan zener adalah masukan ke basis
pengikut emitter. Tegangan dc keluaran pengikut emitter :
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑍 − 𝑉𝐵𝐸
Tegangan keluaran ini tetap sehingga sama dengan tegangan zener dikurangi VBE transistor.
Jika tegangan sumber berubah, tegangan zener tidak berubah, dan juga tegangan keluaran.
Dengan kata lain, rangkaian berlaku seperti regulator tegangan karena tegangan keluaran
selalu kurang satu VBE daripada tegangan zener.
Ada dua keuntungan dari pengikut zener, yaitu :
1. Diode zener hanya perlu menghasilkan arus beban sebesar:
𝐼𝑜𝑢𝑡
𝐼𝐵 =
𝛽𝑑𝑐
Karena arus basis jauh lebih kecil daripada arus keluaran, kita dapat menggunakan
diode zener yang jauh lebih kecil.
2. Pengikut zener mempunyai impedansi keluaran yang rendah. Pada regulator biasas,
besar resistor beban kira-kira sebesar RZ, impendansi zener. Tetapi pada pengikur
zener, impedansi keluarannya adalah
𝑅𝑍
𝑧𝑜𝑢𝑡 = 𝑟′𝑒 +
𝛽𝑑𝑐
Secara ringkas, prnikut zener menyediakan kemampuan regulasi diode zener dnegan
kemampuan penanganan arus bertambah pada pengikut emitter.
Contoh 4:

Gambar 7
Gambar 7 menunjukkan pengikut zener yang biasanya digambarkan dengan diagram
skematik. Berapa tegangan keluaran? Berapa arus zener jika 𝛽𝑑𝑐 = 100?
Penyelesaian :
Tegangan keluaran : 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 10𝑉 − 0,7𝑉 = 9,3 𝑉
Dengan resistansi beban sebesar 15 W, arus beban :
9,3 𝑉
𝐼𝑜𝑢𝑡 = = 0,62𝐴
15 Ω
Arus basis yang melalui resistor seri adalah :
0,62 𝐴
𝐼𝐵 = = 0,62 𝑚𝐴
100
Arus yang melalui resistor seri adalah :
20 𝑉 − 10 𝑉
𝐼𝑠 = = 14,7 𝑚𝐴
680 Ω
Arus zener adalah :
𝐼𝑍 = 14,7 𝑚𝐴 − 6,2 𝑚𝐴 = 8,5 𝑚𝐴

REGULATOR DUA TRANSISTOR

Gambar 7. Regulator tegangan transistor


Gambar 7 menunjukkan regulator tegangan yang lain. Tegangan dc masukan Vin dating dari
penyedia daya yang belum diregulaikan seperti penyearah jembatan dengan kapasitor
saringan masukan. Biasanya, Vin memiliki riak puncak-ke-puncak sebesar 10 persen diode
tegangan dc. Tegangan keluarah akhir Vout hampir tidak memiliki riak dan hamper konstan,
meskipun tegangan masukan arus beban dapat berubah dalam selang yang besar.

Setiap perubahan pada tegangan keluaran menghasilkan tegangan umpan balik yang
diperkuat yang berlawanan dengan perubahan aslinya. Contoh, anggap tegangan keluaran
bertambah. Kemudian, tegangan yang muncul pada basis Q1 akan naik. Karena Q1 dan R2
membentuk penguat CE, tegangan kolektor Q1 akan turun karena gain tegangan. Karenan
tegangan kolektor Q1 turun, tegangan basis pada Q2 juga turun. Karena Q2 adalah pengikut
emitter, tegangan keluaran akan turun. Dengan kata lain, kita memperoleh umpanbalik
negative. Kenaikan asli pada tegangan keluaran akan menghasilkan penurunan yang
berlawanan pada tegangan keluaran. Efek keseluruhan adalah tegangan keluaran hanya
akan naik sedikit, jauh berkurang daripada jika tanpa umpan balik negative.

Kebalikannya, jika tegangan keluaran mencoba untuk berkurang, tegangan pada basis Q1
akan berkurang, dan tegangan pada kolektor Q1 akan bertambah, dan tegangan pada
emitter Q2 akan naik. Kraren itu, tegangan keluaran hanya akan berkurang sedikit , jauh lebih
sedikit daripada tanpa umpanbalik negarif. Karena diode zener, tegangan emitter Q1 sama
dengan VZ. Besar tegangan basi Q1 adalah satu VBE lebih tinggi. Sehingga tegangan pada R4:
𝑉4 = 𝑉𝑍 + 𝑉𝐵𝐸
arus yang melalui R4 adalah :
𝑉𝑍 + 𝑉𝐵𝐸
𝐼4 =
𝑅4
Tegangan keluarannya adalah :
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐼4 (𝑅3 + 𝑅4 )
Setelah digabungkan menjadi :
𝑅3 + 𝑅4
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝑉𝑍 + 𝑉𝐵𝐸 )
𝑅4
Contoh 5:
Berapa tegangan keluaran pada gambar 8?

Gambar 8
Penyelesaian :
𝑅3 + 𝑅4 2 𝐾Ω + 1 𝐾Ω
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝑉𝑍 + 𝑉𝐵𝐸 ) = (6,2 𝑉 + 0,7 𝑉 ) = 20,7 𝑉
𝑅4 1 𝐾Ω
Atau dengan cara :
𝑉𝑍 + 𝑉𝐵𝐸 6,2 𝑉 + 0,7 𝑉
𝐼4 = = = 6,9 𝑚𝐴
𝑅4 1 𝐾Ω
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (6,9𝑚𝐴)(3𝐾Ω) = 20,7 𝑉
LATIHAN SOAL

Perhatikan gambar dibawah !

a. Berapa besar arus kolektor tetap?


b. Berapa efisiensi maksimum penguat?
c. Jika resistor pembias diubah menjadi 1 kΩ, berapa arus kolektor tetap? Berapa
efisiensi penguat?

Anda mungkin juga menyukai