Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

MODUL 4
PENYEARAH 3 FASA GELOMBANG PENUH
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya

Oleh : Moch Raffy Soekarno


NIM : 181711049
Kelas : 3B-TEN
Nama Dosen : Siti Saoda, MT.

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
 Dapat merangkai rangkaian penyearah 3 fasa gelombang penuh
 Mengetahui dan dapat membentuk gelombang tegangan penyearah 3 fasa
gelombang penuh
 Menghitung ripple faktor, form faktor, dan efisiensi/parameter penyearah dan dapat
membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara praktik
 Dapat memperbaiki tegangan ripple pada penyearah 3 fasa dengan memasang
rangkaian filter (menggunakan kapasitor)
2. Pendahuluan
Simbol penyearah 3 fasa gelombang penuh :

Umumnya catu daya arus searah dengan daya besar yang digunakan di industri adalah
penyearah 3 fasa gelombang penuh. Keuntungan menggunakan penyearah gelombang
penuh 3 fasa ini adalah tegangan yang dihasilkan besar dan ripple tegangannya kecil dan
mempunyai efisiensi tinggi.

Gambar gelombang tegangan DC hasil 3 fasa gelombang penuh seperti pada gambar di
bawah ini :
Cara kerja penyearah 3 fasa gelombang penuh adalah sbb :
1) Penghantar netral (N) pada penyearah ini tidak diperlukan
2) Pada saat t0-t1 (t1 sama dengan sudut 30̊) tegangan fasa T lebih tinggi dari tegangan fasa
lainnya dan tegangan fasa S lebih rendah dari fasa lainnya, sehingga kaki Anoda Diode
D3 dan D5 tegangannya lebih tinggi dari kaki Katoda. Dengan demikian diode D3 dan
D5 pada kondisi forward biased (konduksi) sehingga arus mengalir dari fasa T ke
beban menuju ke fasa S. Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada sistem
tegangan 3 fasa dengan besarr tegangan antara fasa T dan S pada saat :
-

1 1
Maka Vts – (Vfm Sin (-240˚))+(-Vfm Sin (-120˚)) = Vfm(2√3+2√3)
Vfm = tegangan fasa maksimum
Vts = Vfm√3; Vts = Vf.√2.√3=VL.√2; Vts=Vf.√2.√3=VL.√2
Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat φ = 30˚
didapat tegangan Vts sebesar Vrs=√2.VL (merupakan tegangan line maksimum)
T1(φ=30˚) adalah : Vts = φt+(-υs)
Vts = (Vfm Sin (30˚-240˚)) +(- Vfm Sin (30˚-120˚))
Vts = Vfm (Sin(-210˚) – Sin (-90˚)) = Vfm(0.5+1)
𝑉𝐿 𝑉𝐿
Vf = tegangan fasa maksimum Vfm =√3x√2
√3
Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat φ = 30 ˚
𝑉𝐿
didapat tegangan Vts sebesar VTS sebesar 𝑉𝑇𝑆 = √2𝑥1,5 = 1,22𝑉𝐿
√3
3) Pada saat t1- t2 (ditinjau pada sudut 60˚) tegangan fasa R lebih tinggi dari tegangan fasa
lainnya dan tegangan fasa S lebih rendah dari fasa lainnya, sehingga kaki Anoda dioda
D1 dan D5 tegangannya lebih tinggi dari kaki Katoda. Dengan demikian dioda D1 dan
D5 pada kondisi forward biased (konduksi) sehingga arus mengalir dari fasa R ke
beban menuju ke fasa S. Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada sistem
tegangan 3 fasa dengan besar tegangan antara fasa R dan S pada saat:
- φ = 60˚ adalah : VRS = vr + (-vs)
VRS = (Vfm sin (φ))+(-Vfm sin(φ-120˚))
1 1
Maka VRS = (Vfm sin 60˚)) + (-Vfm sin (-60˚)) = 𝑉𝑓𝑚 (2 √3 + 2 √3)

Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat φ = 60˚
didapat tegangan VRS sebesar VRS = √2 . 𝑉𝐿 (merupakan tegangan line maksimum)
- T2 (φ = 90˚) adalah : VRS = vr + (-vs)
VRS = (Vfm sin 90˚)) + (-Vfm sin (90˚-120˚))
VRS = Vfm (1 – sin (-30˚)) = Vfm (1+0,5)
VRS = Vfm 1,5
Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan lline pada saat φ = 90˚
𝑉𝐿
didapat tegangan VRS sebesar 𝑉𝑅𝑆 = √2𝑥1,5 = 1,22𝑉𝐿
√3

4) Pada saat t2-t3 tegangan fasa R lebih tinggi dari tegangan fasa lainnya dan tegangan
fasa T lebih rendah dari fasa lainnya, sehingga kaki Anoda dioda D1 dan D6
tegangannya lebih tinggi dari kaki Katoda. Dengan demikian dioda D1 dan D6 pada
kondisi forward biased (konduksi) sehingga arus mengalir dari fasa R ke beban menuju
ke fasa T. Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada sistem tegangan 3
fasa dengan besar tegangan antara fasa R dan T pada saat:
- φ = 120˚ adalah: didapat tegangan VRT sebesar 𝑉𝑅𝑇 = √2𝑉𝐿
- Pada saat t3 φ = 150˚ didapat tegangan VRT sebesar 𝑉𝑅𝑇 = 1,22𝑉𝐿
5) Demikian peninjauan bentuk gelombang output dari penyearah akan berulang setiap
saat dan akan mempunyai nilai tegangan maksimum (𝑉𝐿 √2) pada sudut kelipatan 60˚
dan mempunyai nilai tegangan minimum (1,22𝑉𝐿 ) pada setiap periode 60˚.
Tegangan keluaran (output) penyearah tiga fasa gelombnag penuh yang ditunjukkan pada gambar
di atas adalah dalam bentuk tegangan searah dengan nilai:
Tegangan rata-rata:

3. Peralatan Yang Digunakan :


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper (3 buah)
2. Oscilloscope (1 buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah)
4. Amper meter (2 buah)
5. Volt meter (3 buah)
6. Modul Dioda silicon 700V/5 Amper (1 modul)
7. Resistor variabel (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
8. Kapasitor Elektrolit (ELCO) 1000 uF (1 buah)
9. Kabel penghubung (1 set)
10. Saklar (1 buah)
4. Rangkaian Percobaan :
Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar Rangkaian Percobaan


5. Langkah Kerja :
A. Mengkalibrasikan Oscilloscope dulu sebelum percobaan
B. Langkah percobaan :
1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Memasang Oscilloscope prop1 di Ch1 dan prop2 di Ch2
3. Saklar S1 OFF (terbuka)
4. Tahanan geser pada posisi maksimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Memasang Amper meter pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Memasang Volt meter V2 pada range tegangan AC 450V
7. Memasang Volt meter V2 pada range tegangan AC 30V dan V3 tegangan
DC pada 50V
8. Memastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220V dan tegangan
sekunder Volt
9. Memasukkan tegangan sumber ke trafo
10. Mengamati tegangan V2 dan V3 (memasukkan data ke tabel percobaan 1)
11. Mengamati arus A1 dan A2 (memasukkan data ke tabel percobbaan 1)
12. Menggambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang
tergambar di Oscilloscope ke dalam kertas millimeter
13. Mengulangi step percobaan no. 9 dengan arus yang berbeda (sesuai isi tabel
1)
14. Step berikutnya pengisian tabel 2
15. Mengulangi step percobaan no. 9 dengan D2 diambil (dimatikan)
16. Mengisi tabel percobaan 2, mengatur beban sesuai isi tabel dengan
mengatur tahanan geser (beban geser)
17. Step berikutnya pengisian tabel 3
18. Mengulangi step percobaan no. 9 dengan saklar S1 menyala, menggambar
bentuk gelombang input dan output
19. Mengukur tegangan V2, V3, dan arus A1, A2 lalu memasukkan nya ke
dalam tabel 3
6. Tabel Hasil Pengukuran dan Pembahasan
Tabel 1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Percobaan I (Beban Resistiv)
Tabel I (Beban Resistv)
No Input AC Output DC Efisiensi FF Vac RF
V1 A1 Pin V2 A2 Pout (%) (%) (Volt) (%)
(Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere)
1 120,008 0,415 86,26 160,429 0,501 80,37 93,18 129,57 132,17 82,38
2 120,007 0,829 172,31 160,389 1,002 160,71 93,27 129,60 132,21 82,43
3 120,008 1,24 257,75 160,372 1,499 240,40 93,27 129,61 132,24 82,46
4 120,007 1,658 344,63 160,354 2,004 321,35 93,25 129,62 132,26 82,48

Gambar 1 Bentuk Gelombang Input dan Output dari Percobaan I (Beban Resistiv)
Tabel 2 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Percobaan II (Dioda 2 “D3”-OFF)
Tabel II (Dioda 2 "D3"-OFF)
No Input AC Output DC Efisiensi FF Vac RF
V1 A1 Pin V2 A2 Pout (%) (%) (Volt) (%)
(Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere)
1 120,008 0,463 96,24 133,401 0,5 66,70 69,31 155,82 159,40 119,49
2 120,009 0,902 187,49 133,426 1,003 133,83 71,38 155,79 159,39 119,46
3 120,009 1,348 280,20 133,405 1,499 199,97 71,37 155,81 159,40 119,49
4 120,009 1,794 372,90 133,351 1,99 265,37 71,16 155,88 159,45 119,57

Gambar 2 Bentuk Gelombang Input dan Output dari Percobaan II (Dioda 2 “D3”-OFF)
Tabel 3 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Percobaan III (Dengan Kapasitor)
Tabel III (Dengan Kapasitor)
No Input AC Output DC Efisiensi FF Vac RF
V1 A1 Pin V2 A2 Pout (%) (%) (Volt) (%)
(Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere)
1 120,008 1,059 220,12 167,689 0,524 87,87 39,92 123,96 122,83 73,25
2 120,008 2,29 476,00 167,478 1,047 175,35 36,84 124,11 123,11 73,51
3 120,006 2,306 479,32 167,215 1,509 252,33 52,64 124,30 123,46 73,84
4 120,009 3,726 774,49 166,918 2,012 335,84 43,36 124,53 123,87 74,21

Gambar 3 Bentuk Gelombang Input dan Output dari Percobaan III (Dengan Kapasitor)
Pembahasan
Pada percobaan penyearah tiga fasa gelombang ini menggunakan 2 dioda pada masing
masing line R,S,T jadi terdapat 6 dioda secara keseluruhan. Dimana 2 dioda bekerja secara
bergantian.
Pada percobaan ini sumber nya dapat menggunakan trafo yang dapat merubah bentuk arus ketika
dipasangi kapasitor yang semula nya terdistorsi maka bentuk gelombang nya pun berubah menjadi
kembali sinusoidal. Hal ini karena kumparan pada trafo memberikan efek induktor yang
dibutuhkan untuk mereduksi distorsi yang ditimbulkan oleh efek penggunaan kapasitor.
Dapat dilihat Gambar 1 adalah gambar bentuk gelombang input dan output tegangan dari
percobaan I beban resistiv penyearah tiga fasa gelombang penuh. Gelombang input berbentuk
sinusoidal dan gelombang output berbentuk enam pulsa ketika T=2πdengan priodanya adalah
180/3 60˚. Pada Tabel 1 diperlihatkan bahwa efisiensi dari percobaan ini adalah yang paling tinggi
daripada percobaan lainnya karena.
Gambar 2 adalah bentuk gelombang untuk percobaan II .Percobaan II adalah kondisi ketika
salah satu dioda dari keenam dioda tersebut OFF atau rusak sehingga dapat dikatakan bahwa pada
posisi Dioda 2 atau D3 ini menjadi Open Circuit. Dapat dilihat dari Gambar gelombangnya bahwa
bentuk gelombang untuk percobaan II ini terganggu yaitu kehilangan 2 pulsa dan hanya tersisa 4
pulsa lainnya. Maka periode dari gelombang output pun berubah hanya saja untuk gelombang
input nya tidak berubah. Nilai dari efisiensi nya menjadi lebih kecil dari pada percobaan I karena
kehilangan salah satu dioda nya.
Untuk Gambar 3 dan Tabel 3 mempresentasikan keadaan untuk percobaan III. Pada
percobaan III kondisinya adalah ketika rangkaian dipasangi filter kapasitor sehingga bentuk
gelombang output dari dioda lebih mendekati bentuk DC murni. Dapat dilihat dari Tabel
perhitungan 3 nilai Ripple Factor dan Form Factor dari percobaan ini yang memiliki nilai paling
baik namun untuk efisiensi nya memburuk. Hal ini dikarenakan gelombang arus dari input dioda
mengalami distorsi sehingga nilai arus dari input nya.
7. Kesimpulan
 Penyearah 3 fasa gelombang penuh menyearahkan masing masing line R S T menggunakan
masing masing 2 dioda penyearah lalu diserikan menjadi gelombang output DC.Rangkaian
penyearah tiga fasa gelombang penuh merupakan rangkaian penyearah yang
menggunakan 6 dioda untuk menyearahkan sumber AC tiga fasa.
 Bentuk gelombang tegangan input penyearah tiga fasa gelombang penuh adalah
sinusoidal 3 fasa yaitu yang memiliki beda sudut fasa 120˚. Sedangkan outputnya
memiliki perioda 1/3 phi atau 60˚.

Anda mungkin juga menyukai