Anda di halaman 1dari 21

ELEKTRONIKA DAYA

“LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PENYEARAH GELOMBANG


SATU FASA TAK TERKENDALI”

TRADICANTHYA JEAN GIVENCHY TUTKEY (1320194049)

TRSKM – IVC

TEKNIK REKAYASA SISTEM KELISTRIKAN MIGAS

POLITEKNIK NEGERI AMBON

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TEORI PENDAHULUAN
Penyearah daya merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengubah
tegangan sumber masukan arus bolak-balik dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan luaran
dalam bentuk tegangan searah yang tetap. Jenis sumber tegangan masukan untuk mencatu
rangkaian penyearah daya dapat digunakan tegangan bolak-balik satu fasa dan tiga fasa.
Penyearah satu fasa merupakan rangkaian penyearah daya dengan sumber masukan tegangan
bolak-balik satu fasa. Rangkaian penyearahan dapat dilakukan dalam bentuk penyearah setengah
gelombang (halfwave) dan penyearah gelombang-penuh (fullwave). Pembebanan pada rangkaian
penyearah daya umumnya dipasang beban resistif atau beban resistif-induktif. Efek dari
pembebanan ini akan mempengaruhi kualitas tegangan luaran yang dihasilkan dari rangkaian
penyearah.

2-1-1 Penyearah diode gelombang satu fasa dengan beban resistor


Vi : tegangan input AC
Vm : tegangan input puncak
Vi(rms) : tegangan input rms
Vo : tegangan output DC
Vo(av) : tegangan output rata-rata
Vo(rms) : tegangan output rms
Vr(rms) : tegangan riak rms
Io(av) : arus output rata-rata
Io(rms) : arus output rms
Po(av) : daya output rata-rata
Po(rms) : daya output efektif
Pd : daya riak
r : efisiensi penyearah
 : faktor riak
1.2 Karakteristik penyearah setengah gelombang satu fasa dengan beban resistor
dijelaskan dibawah ini:

Pada rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa, daya output rms dan daya output
rata-rata tidak sama, perbedaan antara kedua daya tersebut adalah riak daya yang dihasilkan
dari riak tegangan output dan dihitung menggunakan persamaan (2-1-9). Jika riak daya diukur,
riak tegangan rms dihitung menggunakan pengukuran riak daya dengan persamaan di bawah
ini.

Gambar 2-1-2 (a) menunjukan penyearah diode setengah gelombang satu fasa dengan beban
resistor dan induktor RL. Berdasarkan hukum Lenz’s, pada setengah siklus negatif V i, D1 akan
terus konduksi karena beban induktif dan menghentikan arus pada t=. Gelombang Io dan
Vo ditunjukan pada gambar 2-1-2(b). karakteristik utama adalah:
Persamaan (2-1-13) dan (2-1-15), Z adalah impedansi beban RL,  adalah sudut fasa
antara Vi dan Io, dan juga disebut faktor daya beban. Io terdiri atas komponen arus steady-
state dan arus transien.

2-1-2 Rangkaian dan gelombang penyearah setengah gelombang satu fasa


beban RL
Gambar 2-1-3(a) menunjukan freewheeling diode D2 dihubungkan parallel dengan beban pada
rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa. Pada setengah siklus positif V i, diode akan
D1 konduksi, resistor R menyerap energi, tapi induktor L menyimpan energi. Pada setengah
siklus negetif Vi, diode D1 akan off, induktor L akan menghasilkan emf lawan sesuai hukum
Lenz’s. Polaritas tegangan yang berubah membuat diode D2 konduksi, sehingga induktor L
melepaskan energi melalui D2 dan resistor R. gelombang Io dan Vo ditunjukan pada gambar 2-
1-3(b).

2-1-3 rangkaian dan gelombang penyearah setengah gelombang satu fasa


dengan freewheeling diode

Dibandingkan dengan gelombang Io pada gambar 2-1-2(b), arus Io lebih kontinu dan perubahan
dil/dt dikurangi. Dari , kita dapat melihat emf lawan yang disebabkan induktor VL juga
berkurang dan daya resistor meningkat.

1.3 TUJUAN
 Dapat memahami karakteristik penyearah setengah gelombang satu fasa tak terkendali
 Dapat menggunakan modul – modul penyearah
 Dapat mengukur tengan dan arus pada rangkaian penyearah gelomang satu fasa tak
terkendali
 Dapat mengukur dan menghitung daya pada rangkaian penyearah setengah gelombang
satu fasa tak terkedali
 Dapat menguji karakteristik penyarah setengah gelombang satu fasa tak terkendali
1.4 WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Kamis, 30 MEI 2022 pada pukul 14.20 WIT
Tempat : Laboratorium Listrik Dasar, Jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik
Rekayasa Ssitem Kelistrikan Migas.

1.5 ALAT DAN BAHAN

ALAT :
 PE-5340-3A Isolating Transformer x1
 PE-5310-5B Fuse set x1

 PE-5310-5A Power diode set x1

 PE-5310-3A R.M.S. Meter

 PE-5310-3B Power meter x1

 PE-5310-2B Differential amplifier x1

 PE-5310-3C Resistor load unit x1

 PE-5310-3E Inductive load unit x1

 PE-5310-2C Current transducer x1

 Digital storage oscilloscope (DSO) x1

BAHAN :
 Connecting wires
BAB II
PERCOBAAN DAN HASIL

2.1 LANGKAH KERJA


1. Letakan modul PE-5310-5A, PE-5310-5B, PE-5310-3A,PE-5310-3B, dan PE-5310-
2B pada frame. Tempatkan modul DSO, PE-5310-3C dan PE-5340-3A pada meja
kerja. Buat rangkaian menggunakan kabel dengan merujuk pada wiring diagram pada
gambar 2-1-4.
2. Penyearah ini bekerja pada tegangan satu fasa 220 dan beban resistor 200 Ω. Input
CH1 pada osiloskop dihubungkan untuk mengukur tegangan input penyearah melalui
diferensial amplifier Ch.A, sedangkan input CH2 osiloskop dihubungkan untuk
mengukur tegangan beban melalui diferensial amplifier Ch.C.

2 – 1 – 4 Wiring diagram penyearah diode setengah gelombang


satu fasa dengan beban resistif murni
3. Atur tegangan V pada range selector switch (SWC) diferensial amplifier Ch.C ke
posisi 500 V (rasio Vi/Vo= 500/10=50). Ukur gelombang tegangan input (CH1)
dan tegangan beban (CH2) penyearah diode setengah gelombang, seperti
ditunjukan pada gambar 2-1-5. Nilai tegangan sebenarnya adalah hasil
pembacaan dikali dengan rasio Vi/Vo, sehingga Vm = 6.22 V x 50 = 311 V.

4. Atur tegangan V pada range selector switch (SW1) dan Arus I (SW2) pada
power meter masing-masing 300 V dan 1 A. Ukur dan catat daya output efektif
Po(rms)=..

5. Pada RMS meter, atur selector switch AC+DC/AC (SW2) ke posisi AC+DC,
selector switch RMS/AV (SW1) ke posisi RMS, dan atur range selector V/I
(SW3) ke posisi 300V. Ukur tegangan output rms V o(rms)= ..V. Atur range
selector V/I (SW3) ke posisi 1A, ukur arus output rms I o(rms)=.. A. hitung Po(rms)=
Vo(rms) x Io(rms)= ..W. Apakah hasil perhitungan sama dengan hasil pengukuran
pada langkah 4?

6. Pada RMS meter, atur selector switch AC+DC/AC (SW2) ke posisi AC+DC,
selector switch RMS/AV (SW1) ke posisi AV, dan atur range selector V/I (SW3)
ke posisi 300V. Ukur tegangan output rata-rata Vo(av)= .. V. Atur range selector
V/I (SW3) ke posisi 1A dan ukur arus output rata-rata Io(av)= .. A. Subtitusikan
hasil pengukuran ke persamaan 2-1-6, hitung Po(av)= Vo(av) x Io(av) = ..W.

7. Subtitusikan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari langkah 4 dan 6 ke


persamaan (2 – 1 – 9), hitung Pd = P0(rms) – P0 (av) = .. W. kemudian subtitusi hasil
perhitungan Pd dan resistansi beban R ke persamaan (2 – 1 – 1 – 11), dan hitung
Vr(rms) = √ Pd X R= √ Pd X 200=..V . Subtitusi P0(rms) dan P0 (av) ke persamaan (2
P 0(av )
– 1 – 8), hitung ηr = =.. % . Apakah hasil perhitungan mendekati ..%?
p 0(rms)

8. Atur selector switch Ac+Dc/Ac(SW2) dan RMS/AV (SW1) pada RMS meter
berturut – turut ke posisi AC dan RMS. Atur range selector V/I (SW3) ke posisi
300V. ukur dan catat tegangan riak rms penyearah Vr(rms) = ..V. apakah hasil
pengukuran mendekati nilai yang dihitung ada langkah 7 ?

9. Subtitusikan hasil pengukuran pada langkah 6 dan 7 ke persamaan (2-1-10),


hitung
Vr(rms)
λ= =.. % , dan perhatikan apakah nilai yang dihitung mendekati 121%?
V 0 (av)
10. Ubah beban resistif murni ke beban induktif dengan menghubungkan resistor
200Ω seri dengan induktor 200mH. Ukur gelombang tegangan input (CH1) dan
tegangan beban (CH2) penyearah seperti ditunjukan pada gambar 2-1-6. Posisi
tegangan V pada range selector switch (SWC) differential amplifier Ch.c tetap
sesuai langkah 3.

11. Ubah rangkaian sesuai dengan gambar 2-1-7. CH1 DSO digunakan untuk
mengukur gelombang tegangan input penyearah melalui differential amplifier
Ch.A, CH2 digunakan untuk mengukur gelombang arus beban menggunakan
modul current transducer dan differential amplifier Ch.C. Atur tegangan V pada
range selector diferensial amplifier Ch.A ke 500V (rasio Vi/Vo = 500/10=50) dan
atur tegangan V pada range selector diferensial amplifier Ch.C ke posisi 10V
(rasio Vi/Vo= 10/10=1). Atur Arus I pada range selector current transducer ke
posisi 5Ap (rasio Ii/Vo=5/10=0.5). Gelombang yang terukur ditunjukan pada
gambar 2-1-8. Nilai arus sebenarnya sama dengan nilai tegangan pada CH2
dikalikan rasio 0.5 Ii/Vo, sehingga arus puncak adalah 3x0.5= 1.5A.

2-1-7 Wiring diagram penyearah diode setengah gelombang satu fasa dengan beban
induktif satu fasa

12. Berdasarkan rangkaian pada gambar 2-1-3, freewheeling diode dihubungkan


parallel dengan beban induktif ditunjukan pada rangkaian di gambar 2-1-7.
Sesuai langkah 10 dan 11, gelombang tegangan dan arus penyearah setengah
gelombang satu fasa dengan beban induktif dan freewheeling diode ditunjukan
pada gambar 2-1-9.
2.2 Hasil percobaan

A. Penyearah diode setengah gelombang satu fasa dengan beban resistif murni

 Gambar Rangkaian

 Tabel Pengukuran dan Gelombang

N Perhitungan Daya, Arus, dan Tegangan Gambar


o RMS
1. Po(rms) =
batasukur
x jarum penunjuk
skala
300
x 105
300

= 105 W

2. Vo(rms) =
batasukur
x jarum penunjuk
skala
300
x 150
300

= 150 V

3. IO (rms) =
batasukur
x jarum penunjuk
skala
1
x 0,72
1

= 150 V

4. Po(rms) = Vo(rms) x Io(rms)


= 150 x 0.72
= 108 W
No Perhitungan Daya, Arus, dan Tegangan Gambar
rata - rata
1. Vo(av) =
batasukur
x jarum penunjuk
skala
300
x 95
300

= 95 V

2. IO (av) =
batasukur
x jarum penunjuk
skala
1
x 0.46
1

= 4.6 V
3. Po(av) = Vo(av) x Io(av)
= 95 x 0.46
= 108 W

Gambar 2 – 1 – 5 Gelombang tegangan


input (CH1) dan tegangan beban (CH2) penyerah
setengah gelombang satu fasa beban resistif
murni
Penyearah diode setengah gelombang satu fasa dengan beban resistif

No Perhitungan Daya, Arus, dan Tegangan Keterangan


RMS
1. Pd= Po(rms) – Po(av)
= 108 – 43,7

= 64,3 W
2. Vr ( rms )=√ Pd x R=√ Pd x 200
√ 64 , 3 x 200
= √ 12.860
= 113 V
3. Po ( av )
ηr =
Po ( rms )
43,7
ηr =
105
= 40,4 %

4. Vr(rms) =
batasukur
x jarum penunjuk
skala
300
x 11 5
300

= 115 V

Apakah hasilnya mendekati langkah 7?


Ya mendekati
5. Vo(rms) Ya mendekati 121%
λ=
Vo(av )
115
λ=
95
= 1,21 atau 121%

B. Penyearah setengah grlombang satu fasa beban induktif


 Gambar Rangkaian

 Gambar Gelombang
Gambar 2-1-6 Gelombang tegangan input
(CH1) dan tegangan beban (CH2) penyerah
setengah gelombang satu fasa beban induktif
BAB III
DOKUMENTASI

NO ALAT GAMBAR
1.
PE-5340-3A Isolating Transformer x1

PE-5310-5B Fuse set x1

PE-5310-5A Power diode set x1

PE-5310-3A R.M.S. Meter


PE-5310-3B Power meter x1

PE-5310-2B Differential amplifier x1

PE-5310-3C Resistor load unit x1

PE-5310-3E Inductive load unit x1


PE-5310-2C Current transducer x1

Digital storage oscilloscope (DSO) x1


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan, kesimpulan yang saya ambil adalah
penyearah setengah gelombang beban R Rangkaian penyearah setengah gelombang
akan melewatkan gelombang setengah siklus positif yang menghasilkan output bernilai
positif dan memblok gelombang pada setengah siklus negatif .karakteristik beban R
yaitu tegangan dan arus sefasa. Komponen elektronika khususnya diode berfungsi
sebagai perantara gelombang yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC
maupun DC ke AC . Perbedaan beban induktif dan resistif adalah Beban induktif :
beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa pada arus sehingga bersifat lagging. Hal
ini disebabkan oleh energy yang tersimpan berupa beban magnetis akan mengakibatkan
fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan .beban ini menyerap daya aktif
dan reaktif. Beban resistif : beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja seperti
elemen dan lampu pijar.beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan
mempunyai factor daya = 1.

Anda mungkin juga menyukai