Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI BAB 5 ELEKTRONIKKA DAYA

Soal Latihan:
1. Jelaskan cara penyearah terkendali satu fase!
2. Buatlah dua kasus, kemudian hitung lH tegangan keluaran dan daya yang dikirim ke beban
bila diketahui tegangan masukan, dan impedansi beban pada penyearah terkendali 1/2
gelombang satu fase!
3. Gambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban yang bersifat resistif,
resistif-induktif, resistif-Induktif-Tegangan Lawan!
4. Jelaskan dan gambarkan macam-macam rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang
penuh!
5. Buatlah dua kasus, kemudian hitung variasi tegangan dan daya yang dikirim ke beban bila
diketahui tegangan masukan, dan impedansi beban pada penyearah terkendali satu fase
gelombang penuh!
6. Jelaskan cara kerja penyearah terkendali tiga fase setengah gelombang! Lengkapi penjelasan
Anda dengan gambar gelombang input dan outputnya!
7. Buatlah dua kasus, kemudian hitung besarnya variasi tegangan keluaran dan daya yang
dikirim ke beban apabila diketahui tegangan masukan serta impedansi beban pada penyearah
terkendali tiga fase setengah gelombang! Lengkapi penjelasan Anda dengan gambar
gelombang input dan outputnya!
8. Gambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban yang bersifat resistif
pada penyearah setengah gelombang tiga fase!
9. Jelaskan macam-macam rangkaian penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh!
Lengkapi penjelasan Anda dengan gambar!
10. Menghitung variasi tegangan dan daya yang dikirim ke beban bila diketahui tegangan
masukan, dan impedansi beban pada penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh!
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran pada penyearah terkendali tiga
fase gelombang penuh!
12. Jelaskan mode operasi konverter!
13. Buatlah dua kasus, kemudian hitunglah tegangan keluaran pada saat konverter beroperasi
pada mode Inversi!
14. Jelaskan pengaruh induktansi sumber terhadap karakteristik penyearah.
15. Buatlah satu kasus, kemudian hitunglah besar sudut overlap pada tegangan keluaran
penyearah, dan tegangan keluaran penyearah karena pengaruh induktansi sumber!
16. Jelaskan dan gambarkanlah rangkaian dual konverter!
Jawaban:
1. Untuk memahami cara kerja penyearah terkendali satu fase, pertama-tama kita perlu
memahami apa itu penyearah terkendali. Penyearah terkendali adalah sebuah komponen
elektronik yang dapat membagi arus listrik menjadi beberapa bagian sesuai dengan sinyal
kontrol yang diberikan kepadanya. Penyearah terkendali satu fase adalah jenis penyearah
terkendali yang hanya memiliki satu sumber tegangan (fase) dan digunakan untuk membagi
arus listrik dari sumber tegangan tersebut ke beberapa load atau beban.
Cara kerja penyearah terkendali satu fase adalah sebagai berikut:
a. Sumber tegangan (fase) diterapkan ke input penyearah terkendali.
b. Sinyal kontrol diberikan ke input penyearah terkendali untuk mengatur bagaimana arus
listrik akan dibagi ke output.
c. Penyearah terkendali membagi arus listrik sesuai dengan sinyal kontrol yang diberikan
dan mengalirkannya ke output-output yang diinginkan.
d. Beban atau load diterapkan ke output penyearah terkendali untuk menerima arus listrik
yang telah dibagi.
e. Dengan demikian, penyearah terkendali satu fase dapat digunakan untuk mengatur
aliran arus listrik dari satu sumber tegangan ke beberapa beban atau load dengan
menggunakan sinyal kontrol yang diberikan. Ini berguna untuk mengendalikan dan
mengoptimalkan aliran arus listrik dalam sistem elektrik untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

2. Kasus 1:
Tegangan masukan: 120 V
Impedansi beban: 6 ohm
Pada kasus ini, tegangan keluaran penyearah terkendali 1/2 gelombang satu fase adalah 120
V/2 = 60 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 60^2/6 = 600 W

Kasus 2:
Tegangan masukan: 240 V Impedansi beban: 8 ohm
Pada kasus ini, tegangan keluaran penyearah terkendali 1/2 gelombang satu fase adalah 240
V/2 = 120 V. Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim
ke beban sebagai berikut:
P = V^2/R = 120^2/8 = 1800 W

3. Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk
beban yang bersifat resistif:

Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk
beban yang bersifat resistif-induktif:

Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk
beban yang bersifat resistif-induktif-tegangan lawan:
Pada bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban yang bersifat resistif,
kedua gelombang memiliki bentuk sinusoid yang sama. Namun, pada bentuk gelombang
tegangan dan arus keluaran untuk beban yang bersifat resistif-induktif, gelombang arus
memiliki bentuk sinusoid yang sedikit tertunda dibandingkan dengan gelombang tegangan.
Ini disebabkan oleh adanya hambatan induktif pada beban. Sedangkan pada bentuk
gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban yang bersifat resistif-induktif-tegangan
lawan, gelombang arus memiliki bentuk sinusoid yang terbalik dibandingkan dengan
gelombang tegangan. Ini disebabkan oleh adanya hambatan tegangan lawan pada beban.

4. Macam-macam rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang penuh adalah sebagai
berikut:
a. Rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang penuh secara langsung (full-wave
rectifier circuit). Rangkaian ini terdiri dari dua penyearah terkendali satu fase yang
dihubungkan secara bersilangan. Setiap penyearah terkendali satu fase mengendalikan
aliran arus listrik dari satu fase ke load atau beban. Rangkaian ini dapat memberikan
tegangan keluaran yang lebih stabil dibandingkan dengan rangkaian penyearah
terkendali satu fase gelombang setengah.

b. Rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang penuh secara tidak langsung
(half-controlled full-wave rectifier circuit). Rangkaian ini terdiri dari dua penyearah
terkendali satu fase yang dihubungkan secara bersilangan dan dua dioda. Setiap
penyearah terkendali satu fase mengendalikan aliran arus listrik dari satu fase ke load
atau beban, sedangkan dioda-dioda tersebut membantu mengalirkan arus listrik dari
fase yang tidak dikendalikan oleh penyearah terkendali satu fase. Rangkaian ini dapat
memberikan tegangan keluaran yang lebih stabil dibandingkan dengan rangkaian
penyearah terkendali satu fase gelombang setengah, tetapi tidak sebaik rangkaian
penyearah terkendali satu fase gelombang penuh secara langsung.
c. Rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang penuh tiga fasa (three-phase full-
wave rectifier circuit). Rangkaian ini terdiri dari tiga penyearah terkendali satu fase
yang dihubungkan secara bersilangan. Setiap penyearah terkendali satu fase
mengendalikan aliran arus listrik dari satu fase ke load atau beban. Rangkaian ini dapat
memberikan tegangan keluaran yang lebih stabil dibandingkan dengan rangkaian
penyearah terkendali satu fase gelombang setengah dan gelombang penuh secara
langsung atau tidak langsung.

d. Dengan demikian, ada tiga macam rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang
penuh yaitu rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang penuh secara
langsung, rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang penuh secara tidak
langsung
5. Kasus 1:
Tegangan masukan: 120 V Impedansi beban: 6 ohm
Pada kasus ini, variasi tegangan keluaran penyearah terkendali satu fase gelombang penuh
adalah 120 V x √2 = 169,7 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 169,7^2/6 = 2961,2 W

Kasus 2:
Tegangan masukan: 240 V Impedansi beban: 8 ohm
Pada kasus ini, variasi tegangan keluaran penyearah terkendali satu fase gelombang penuh
adalah 240 V x √2 = 338,9 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 338,9^2/8 = 11441,2 W

6. Penyearah terkendali tiga fase setengah gelombang adalah jenis penyearah terkendali yang
memiliki tiga sumber tegangan (fase) dan digunakan untuk membagi arus listrik dari ketiga
sumber tegangan tersebut ke beberapa load atau beban. Penyearah terkendali tiga fase
setengah gelombang hanya mengalirkan arus listrik pada setengah siklus gelombang
tegangan masukan, yaitu saat tegangan masukan positif.
Cara kerja penyearah terkendali tiga fase setengah gelombang adalah sebagai berikut:
a. Ketiga sumber tegangan (fase) diterapkan ke input penyearah terkendali.
b. Sinyal kontrol diberikan ke input penyearah terkendali untuk mengatur bagaimana arus
listrik akan dibagi ke output.
c. Penyearah terkendali membagi arus listrik sesuai dengan sinyal kontrol yang diberikan
dan mengalirkannya ke output-output yang diinginkan saat tegangan masukan positif.
Saat tegangan masukan negatif, tidak ada aliran arus listrik ke output.
d. Beban atau load diterapkan ke output penyearah terkendali untuk menerima arus listrik
yang telah dibagi saat tegangan masukan positif.

7. Kasus 1:
Tegangan masukan: 120 V Impedansi beban: 6 ohm
Pada kasus ini, variasi tegangan keluaran penyearah terkendali tiga fase setengah
gelombang adalah 120 V x √2 = 169,7 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 169,7^2/6 = 2961,2 W

Kasus 2:
Tegangan masukan: 240 V Impedansi beban: 8 ohm
Pada kasus ini, variasi tegangan keluaran penyearah terkendali tiga fase setengah
gelombang adalah 240 V x √2 = 338,9 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 338,9^2/8 = 11441,2 W

8. Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk
beban yang bersifat resistif pada penyearah setengah gelombang tiga fase:

Pada bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban yang bersifat resistif pada
penyearah setengah gelombang tiga fase, gelombang tegangan masukan terdiri dari tiga
fase yang saling bersilangan. Gelombang arus keluaran hanya mengalir saat tegangan
masukan positif dan berhenti saat tegangan masukan negatif. Ini disebabkan oleh adanya
hambatan resistif pada beban, sehingga hanya mengalir arus listrik saat tegangan masukan
positif. Gelombang arus keluaran memiliki bentuk sinusoid yang sama dengan gelombang
tegangan masukan, karena beban bersifat resistif sehingga tidak ada hambatan yang dapat
mengubah bentuk gelombang.
9. Macam-macam rangkaian penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh adalah sebagai
berikut:
Rangkaian penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh secara langsung (full-wave
rectifier circuit). Rangkaian ini terdiri dari dua penyearah terkendali satu fase gelombang
penuh secara langsung yang dihubungkan secara bersilangan. Setiap penyearah terkendali
satu fase gelombang penuh secara langsung mengendalikan aliran arus listrik dari satu fase
ke load atau beban. Rangkaian ini dapat memberikan tegangan keluaran yang lebih stabil
dibandingkan dengan rangkaian penyearah terkendali satu fase gelombang setengah.
Rangkaian penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh secara tidak langsung (half-
controlled full-wave rectifier circuit). Rangkaian ini terdiri dari dua penyearah terkendali
satu fase gelombang penuh secara tidak langsung yang dihubungkan secara bersilangan dan
dua dioda. Setiap penyearah terkendali satu fase gelombang penuh secara tidak langsung
mengendalikan aliran arus listrik dari satu fase ke load atau beban, sedangkan dioda-dioda
ter

10. Kasus 1:
Tegangan masukan: 120 V Impedansi beban: 6 ohm
Pada kasus ini, variasi tegangan keluaran penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh
adalah 120 V x √2 = 169,7 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 169,7^2/6 = 2961,2 W

Kasus 2:
Tegangan masukan: 240 V Impedansi beban: 8 ohm
Pada kasus ini, variasi tegangan keluaran penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh
adalah 240 V x √2 = 338,9 V.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = V^2/R = 338,9^2/8 = 11441,2 W

11. Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran pada
penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh:
[gambar tidak bisa ditampilkan]

Pada gambar di atas, gelombang tegangan masukan terdiri dari tiga fase yang saling
bersilangan. Gelombang arus keluaran mengalir selama siklus gelombang tegangan
masukan, yaitu saat tegangan masukan positif maupun negatif. Ini disebabkan karena
penyearah terkendali tiga fase gelombang penuh mengalirkan arus listrik selama siklus
gelombang tegangan masukan. Gelombang arus keluaran memiliki bentuk sinusoid yang
sama dengan gelombang tegangan masukan, karena tidak ada hambatan yang dapat
mengubah bentuk gelombang. Dengan demikian, penyearah terkendali tiga fase gelombang
penuh dapat meng

12. Mode operasi konverter adalah cara atau metode yang digunakan oleh konverter untuk
mengubah tegangan atau arus listrik dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Mode operasi
konverter ditentukan oleh jenis dan konfigurasi komponen yang digunakan, serta cara
komponen-komponen tersebut dihubungkan.
Ada beberapa mode operasi konverter, di antaranya adalah sebagai berikut:
Mode operasi konverter DC-DC (direct current-direct current). Konverter DC-DC
merupakan jenis konverter yang mengubah tegangan atau arus listrik DC dari satu tingkat
ke tingkat yang lain. Contohnya adalah konverter boost, buck, dan buck-boost.
Mode operasi konverter DC-AC (direct current-alternating current). Konverter DC-AC
merupakan jenis konverter yang mengubah tegangan atau arus listrik DC menjadi AC.
Contohnya adalah inverter.
Mode operasi konverter AC-DC (alternating current-direct current). Konverter AC-DC
merupakan jenis konverter yang mengubah tegangan atau arus listrik AC menjadi DC.
Contohnya adalah rectifier.
Mode operasi konverter AC-AC (alternating current-alternating current). Konverter AC-
AC merupakan jenis konverter yang mengubah tegangan atau arus listrik AC dari satu
tingkat ke tingkat yang lain. Contohnya adalah konverter sekunder yang mengubah
tegangan atau arus listrik AC dari generator ke tegangan atau arus listrik AC yang dapat
digunakan oleh beban.
Semua mode operasi konverter memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
tergantung pada aplikasi dan kebutuhan yang ingin dicapai. Pemilihan mode operasi
konverter harus sesuai dengan karakteristik tegangan dan arus listrik yang akan dikonversi,
serta karakteristik beban yang akan menerima tegangan atau arus listrik yang telah
dikonversi.
13. Kasus 1:
Tegangan masukan: 10 V Frekuensi tegangan masukan: 50 Hz
Pada kasus ini, tegangan keluaran pada saat konverter beroperasi pada mode inversi adalah
10 V x √2 = 14,1 V.

Kasus 2:
Tegangan masukan: 20 V Frekuensi tegangan masukan: 60 Hz
Pada kasus ini, tegangan keluaran pada saat konverter beroperasi pada mode inversi adalah
20 V x √2 = 28,3 V.
Keterangan:
Mode inversi adalah mode operasi konverter DC-AC (direct current-alternating current)
dimana tegangan masukan DC diubah menjadi tegangan AC dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi tegangan masukan.
Tegangan keluaran pada saat konverter beroperasi pada mode inversi adalah tegangan
masukan x √2, karena tegangan AC memiliki nilai efektif sebesar tegangan masukan x √2.

14. Induktansi sumber memiliki pengaruh terhadap karakteristik penyearah, terutama pada
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
Pada penyearah setengah gelombang, induktansi sumber dapat mengurangi tegangan
keluaran penyearah. Ini terjadi karena tegangan yang dihasilkan oleh induktansi sumber
mengurangi tegangan yang dihasilkan oleh penyearah. Jika tegangan yang dihasilkan oleh
penyearah lebih kecil dibandingkan tegangan yang dihasilkan oleh induktansi sumber,
maka tegangan keluaran penyearah akan menjadi negatif.
Pada penyearah gelombang penuh, induktansi sumber dapat meningkatkan tegangan
keluaran penyearah. Ini terjadi karena tegangan yang dihasilkan oleh induktansi sumber
meningkatkan tegangan yang dihasilkan oleh penyearah. Jika tegangan yang dihasilkan
oleh penyearah lebih besar dibandingkan tegangan yang dihasilkan oleh induktansi sumber,
maka tegangan keluaran penyearah akan menjadi lebih besar.
Dengan demikian, pengaruh induktansi sumber terhadap karakteristik penyearah tergantung
pada jenis penyearah yang digunakan. Pada penyearah setengah gelombang, induktansi
sumber dapat mengurangi tegangan keluaran, sedangkan pada penyearah gelombang
penuh, induktansi sumber dapat meningkatkan tegangan keluaran.
15. Kasus:
Tegangan masukan: 200 V Frekuensi tegangan masukan: 50 Hz
Impedansi sumber: 2 ohm
Impedansi beban: 8 ohm
Pada kasus ini, besar sudut overlap pada tegangan keluaran penyearah adalah 180 derajat,
karena tegangan keluaran penyearah adalah tegangan gelombang setengah.
Tegangan keluaran penyearah karena pengaruh induktansi sumber dapat dihitung dengan
menggunakan rumus tegangan keluaran penyearah yang diperoleh dari hukum Kirchhoff,
yaitu:
V_L = V_S x Z_S / (Z_S + Z_L)
Dengan menggunakan rumus di atas, tegangan keluaran penyearah karena pengaruh
induktansi sumber adalah:
V_L = 200 x 2 / (2 + 8) = 200/10 = 20 V

Keterangan:
Sudut overlap adalah sudut antara tegangan masukan dan tegangan keluaran pada saat
tegangan masukan bernilai nol. Pada penyearah setengah gelombang, sudut overlap bernilai
180 derajat, sedangkan pada penyearah gelombang penuh, sudut overlap bernilai 0 derajat.
Tegangan keluaran penyearah karena pengaruh induktansi sumber adalah tegangan yang
dihasilkan oleh penyearah ditambah tegangan yang dihasilkan oleh induktansi sumber.
Tegangan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus tegangan keluaran penyearah
yang diperoleh dari hukum Kirchhoff.

16. Rangkaian dual konverter adalah rangkaian konverter yang terdiri dari dua bagian, yaitu
konverter inverter dan konverter rectifier. Konverter inverter merupakan jenis konverter
DC-AC (direct current-alternating current) yang mengubah tegangan atau arus listrik DC
menjadi AC. Konverter rectifier merupakan jenis konverter AC-DC (alternating current-
direct current) yang mengubah tegangan atau arus listrik AC menjadi DC.
Pada gambar di atas, tegangan masukan yang berasal dari sumber DC (misalnya, baterai
atau panel surya) dikonversi menjadi tegangan AC oleh konverter inverter. Tegangan AC
ini kemudian dikonversi menjadi tegangan DC oleh konverter rectifier. Tegangan DC ini
merupakan tegangan keluaran dari rangkaian dual kon

Anda mungkin juga menyukai