OLEH KELOMPOK 2
1.JEPRIANTO (210204501024)
2.RIZKY FEBRIAN (210204502001)
3.NURCANTIKA PUTRI (210204502005)
4.MUHAMMAD AKBAR SETIAWAN (210204502008)
4.MUH MUZAKI KOSWARA (210204502011)
5.BAMBANG NUR YUDHA (210204502018)
6.BATNIAR (210204502022)
7.MUHAMMAD ALWI (210204502032)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah yang berjudul pembangkit listrik Tenaga Angin ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................................4
F.Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin ...................... Error! Bookmark not defined.
G.Keuntungan dan Kerugian dari Energi Angin .......................... Error! Bookmark not defined.
H.Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia dan Dunia .. Error! Bookmark
not defined.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pada masa sekarang ini sangatlah penting bagi
masyarakat , untuk itu pembangkit listrik tenaga angin yang mengonversikan suatu energi
kinetik dari udara menjadi energi mekanik yang menyebabkan putaran yang terjadi pada
generator sehingga menghasilkan arus listrik. Energi angin dimanfaatkan untuk memutarkan
baling-baling sehingga rotor berputar. Ketika rotor berputar maka secara otomatis generator
tersebut akan mengalirkan energi listrik.oleh karena itu penting untuk kita ketahui berbagai
sumber energi angin dan jenis jenis turbin angin yang di gunakan pada pembangkit listrik
tenaga angin prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga angin serta keuntungan dan
kerugian serta perkembangan pembangkit listrik tenaga angin
Perkembangan teknologi yang ada untuk memanfaatkan potensi angin di Indonesia
sudah mendukung dan dapat mengkonversi potensi tersebut menjadi listrik yang maksimal
dan menjaga kontinuitas dalam penyaluran daya salah satu nya adalah PLT Angin Sidrap
dengan kapasitas 75 Mw yang sudah di resmikan pemerintah pada juli 2018. Potensi energi
angin yang dimiliki Indonesia diidentifikasi sekitar 978 MW. Pada beberapa lokasi di
wilayah Indonesia telah dilakukan beberapa kali penelitian dan pengukuran potensi energi
angin baik oleh lembaga pemerintahan seperti (Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional(LAPAN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)). Potensi
tenaga angin di darat kekuatannya terbatas, dengan kecepatan angin rata – rata antara 3 m/s
dan 7 m/s,.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu, orang
telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang Mesir kuno
menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-orang membangun
kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian lainnya. Naskah tertua tentang kincir angin
terdapat dalam tulisan Arab dari abad ke-9 Masehi yang menjelaskan bahwa kincir angin yang
dioperasikan di perbatasan Iran dan Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya,
kadang disebut Persian windmill. Kincir angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran). Awal
kincir angin ini tampak seperti roda dayung besar. Berabad-abad kemudian, orang-orang Belanda
meningkatkan desain dasar kincir angin mereka. Kualitas kreatifitas masyarakat Belanda akan
aplikasi kincir angin, membuat Belanda menjadi terkenal dengan kincir anginnya. Sedangkan
koloni Amerika menggunakan kincir angin untuk menggiling gandum dan jagung, untuk
memompa air, dan memotong kayu di penggergajian. Pada akhir tahun 1920-an, Amerika
menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan listrik di daerah pedesaan yang hidup tanpa
layanan listrik. Ketika kabel listrik mulai digunakan untuk transportasi listrik di daerah pedesaan
di tahun 1930-an, kincir angin lokal menjadi semakin jarang digunakan. Meskipun demikian,
kincir angin tersebut masih dapat dilihat pada beberapa peternakan di daerah barat. Kekurangan
minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara dan dunia. Ini
menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternatife baru, membuka jalan bagi masuknya
kembali kincir
Angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980an energi angin menjadi sangat luar
biasa di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang mendorong sumber energi
terbarukan. Dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar ke negara lain, tapi pada saat
itu California masih dapat memproduksi sebanyak lebih dari dua kali energi angin apapun di
negara lain. Kincir angin jenis Persian windmill juga digunakan di Cina untuk menguapkan air
laut dalam memproduksi garam. Terakhir masih digunakan di Crimea, Eropa dan Amerika
Serikat. Selanjutnya sejarah berkembang menjadi manipulasi fungsi. Kincir angin yang pertama
kali digunakan untuk membangkitkan listrik, dibangun oleh P.La Cour dari Denmark diakhir
abad ke19. Setelah perang dunia I, kincir angin diterapkan pada layar dengan penampang
melintang menyerupai sudut propeler pesawat yang pada masa ini disebut type propeler atau
turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940,
berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut mesin Smith-Putman, karena salah satu
perancangnya bernama Palmer Putman, kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith
Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan
menaranya setinggi 100 ft (34m). Tapi dikemudian hari salah satu batang propelernya patah pada
tahun 1945.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa angin adalah udara yang bergerak. Menurut Buys Ballot,
ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara yang bergerak dari daerah bertekanan
maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan massa udara yang arahnya horizontal
dikenal dengan istilah angin. Anemometer mangkok adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin. Satuan yang biasa digunakan dalam menentukan kecepatan angin adalah
km/jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det = 1,854 km/jam). Sisteman penamaan angin biasanya
dihubungkan dengan arah datangnya massa udara tersebut.
Ladang Angin atau wind farm adalah serangkaian tiang turbin angin yang di desain untuk
menyuplai listrik dari kekuatan angin bagi penduduknya dan sebagai bentuk dalam upaya
menyelamatkan bumi dari kerusakan alam akibat eksplorasi sumber bahan bakar secara besar-
besaran di lepas pantai atau daratan.
C. Turbin Angin
Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik. Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga angin menjadi tenaga listrik. Berikut
pada gambar dibawah ini akan dijelaskan mengenai bagian–bagian penyusun dari turbin angin :
Sesuai susunan dan fungsi dari beberapa komponen penting dalam turbin pembangkit
listrik tersebut, maka dapat diuraikan tugas dan fungsinya masing-masing.
1. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas angin yang
menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.
2. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara): Menara bisa dibuat
dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena kencangnya angin bertambah dengan
seiring dengan bertambahnya ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga
angin yang didapat.
3. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan rotor
yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang.
4. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan bantuan
tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
5. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
6. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-
1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator
listrik.
7. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator arus bolak-
balik.
8. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin kira-
kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak
beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat
merusakkannya.
9. Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat pengontrol.
10. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak arah
yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
11. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi
gearbox, poros putaran tinggi/rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.
12. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan generator.
13. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain
turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari
belakang tak memerlukan alat ini.
14. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw drive.
15. Tower (Menara).
Turbin angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan mengkonversinya menjadi
energi listrik. Ada dua jenis turbin angin yang utama:
Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) / Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT)
Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) / Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)
1. Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin Angin Sumbu Horizontal Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki
poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan
oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin
berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke
sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah gear box yang mengubah perputaran
kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar. Karena sebuah menara menghasilkan
turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-
bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin
berkecepatan tinggi. Turbin angin sumbu horizontal dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
a. Kelebihan TASH
Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di
tempat-tempat yang memiliki geseran angin, perbedaan antara laju dan arah angin
antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi
geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.
b. Kelemahan TASH
Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit
diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh
biaya peralatan turbin angin.
TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi
dan mahal serta para operator yang trampil.
Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang
berat, gearbox, dan generator.
TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu
penampilan landscape/Pemandangan.
TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan
kincir ke arah angin.
2. Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal memiliki bilah yang memanjang dari atas ke bawah.
Turbin angin jenis ini yang paling umum adalah turbin angin Darrieus, dinamai sesuai
dengan nama insinyur Perancis Georges Darrieus yang desainnya dipatenkan pada tahun
1931. Jenis turbin angin vertikal biasanya berdiri setinggi 100 meter dengan lebar 50 kaki.
Turbin angin sumbu vertikal dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.
a. Kelebihan TASV
Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan
bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat
secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi
sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau
empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter
tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.
TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH.
Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)
TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan
putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih
rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus
sangat kencang.
TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
dilarang dibangun.
TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari
berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti
gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.
b. Kekurangan TASV
Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di
elevasi yang lebih tinggi.
Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.
Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi
tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada
bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong
ke bawah saat angin bertiup.
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga
Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin
atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan.
Turbin angin adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Komponen lainnya dinamakan
komponen penyeimbang sistem/ balance of system (BOS) dan ada beberapa jenis tergantung
kepada jenis sistem yang diinstalasi. Tiga jenis sistem energi angin yang utama bisa dibedakan
yaitu :
1. Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN,
Jika jaringan PLN sudah ada di daerah tersebut, maka sistem energi angin bisa
dihubungkan ke jaringan tersebut. Rangkaian Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN
dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4 Sistem yang Terhubung ke Jaringan PLN
1. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya
adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber
energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam
ketahanan energi dunia di masa depan.
2. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang ataupolusi yang berarti ke
lingkungan.
3. Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang
angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak
mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat
digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk
setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin,
penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta
pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas.
Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit
listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga
dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah
penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan
dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
4. Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran
dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara
angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta
generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau
mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada
dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin
angin dapat juga menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan
sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
5. Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap
populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati
akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih
kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran
transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar
fosil. Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin
ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit
angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di
daerah tersebut.
6. Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan
kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai
adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di
Irlandia, dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di
daerah pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa
ladang pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110 dB kepada noise
frekuensi rendah yang dapat mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan
distribusi predator laut. Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi
tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah
sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan
berlebih di laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah
menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa
penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat
yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat
penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit
untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar
habis. Hal ini dapat menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai
yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional
Australia dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi
dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat
mengkontaminasi air minum. Salah satu contoh kerusakan pada turbin pembangkit listrik tenaga
angin,dapat dlihat pada gambar 2.7 berikut.
Pada saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan serta
kelebihan-kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin angin skala kecil
mempunyai peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan
listrik. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling
berkembang saat ini.
Berdasarkan laporan tengah tahun 2012 The World Wind Energy Association
(WWEA), total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin diseluruh dunia telah mencapai
254.000 MW atau 254 GW. Jumlah tersebut sudah merupakan penambahan 16.546 MW selama
enam bulan pertama tahun 2012. Hal ini menunjukkan 10 % lebih sedikit jika dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2011, yaitu terdapat penambahan 18.405 MW.
Total Kapasitas Terpasang 2010-2012(MW)
London Aray dibangun oleh perusahaan Siemens yang menginstal 175 turbin angin,
setiap turbin dan sub-stasiun lepas pantai didirikan di atas tiang tunggal bawah laut dan
terhubung dengan 210 km kabel bertegangan 33 kV.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu,
orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang Mesir
kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-orang
membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian lainnya.Kincir angin
dikenal paling awal adalah di Persia (Iran).
Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga angin
menjadi tenaga listrik
DAFTAR PUSTAKA