Anda di halaman 1dari 20

ENERGI PANAS BUMI

SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF

PORTOFOLIO FISIKA

AFRA
12 IPA 3

PONDOK PESANTREN TERPADU AL-MULTAZAM


KUNINGAN-JAWA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas portofolio fisika yang berjudul “Energi Panas Bumi sebagai Sumber
Energi Listrik Alternatif” ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Energi Panas Bumi
atau Energi Geotermal bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada [bapak/ibu] [nama guru], selaku [guru] Mata Pelajaran Fisika
yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 4

A. Panas Bumi (Geothermal) .................................................................................... 4

1. Pengertian Panas Bumi..................................................................................... 4

2. Sistem Geothermal ........................................................................................... 5

B. Pemanfaatan Panas Bumi ..................................................................................... 6

1. Pemanfaatan Secara Langsung ........................................................................ 6

2. Pemanfaatan Secara Tidak Langsung ............................................................ 7

C. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi .................................... 10

1. Siklus Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ............................................. 11

2. Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ............................................... 12

D. Manfaat dan Dampak Penggunaan Energi Panas Bumi .................................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 17

B. Saran ...................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Dan di era modern saat ini, salah satu
energi yang paling dibutuhkan manusia adalah energi listrik karena hampir seluruh kehidupan manusia
tidak bisa dilepaskan dari penggunaan alat-alat elektronik. Dari sejak bangun tidur hingga tidur
kembali bahkan pada saat tidur, kita menggunakan alat-alat elektronik yang membutuhkan energi
listrik. Di Indonesia, penggunaan energi listrik pun terus meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk Indonesia dan kehidupan yang semakin terotomatisasi.
Selama ini Indonesia masih mengandalkan bahan bakar fosil (minyak bumi, gas, dan batubara)
sebagai penyangga utama kebutuhan energi listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) mencatat per Mei 2020 sumbangan energi fosil dari seluruh pembangkit listrik Indonesia
mencapai 60.485 MW setara 85,31 persen dari total kapasitas terpasang nasional. Namun pada
kenyataannya ketersediaan bahan bakar fosil semakin langka dan mahal harganya karena cadangan
yang semakin menipis. Di sisi lain penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbondioksida
yang berpengaruh pada terjadinya pemanasan global dan juga kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
dari proses penambangan sumber energi fosil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif dalam Webinar Potret Energi
Indonesia di acara Tempo Energy Day 2020, Jakarta, Rabu (21/10/2020) mengatakan cadangan minyak
bumi Indonesia tinggal 3,77 miliar barel dan jika tidak ditemukan cadangan baru, maka energi ini akan
habis dalam waktu 9 tahun. Jumlah cadangan gas bumi saat ini masih ada 77,3 trilliun cubic feet
diperkirakan cukup untuk 22 tahun mendatang. Sedangkan cadangan batubara yang ada saat ini
sebanyak 37,6 miliar ton, dengan volume penggunaan seperti saat ini hanya bisa digunakan sampai 65
tahun yang akan datang.
Dengan memperhatikan data ketersediaan cadangan energi fosil di atas maka apabila Indonesia
terus menerus bergantung pada energi fosil merupakan hal yang berbahaya karena suatu saat nanti kita
akan menghadapi krisis energi. Oleh karena itu pencarian energi alternatif guna memenuhi kebutuhan
energi listrik tersebut terus dikembangkan. Energi alternatif adalah solusi untuk meningkatkan peran
energi terbarukan dalam rangka menjamin keamanan pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan
energi nasional yang semakin meningkat secara berkelanjutan.
Terdapat beberapa jenis energi terbarukan (renewable energy) yang dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik di antaranya adalah :
1. Bahan bakar hayati atau biofuel adalah bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang
dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau
secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk
pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah
industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk
menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung
untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang
cepat tumbuh sebagai bahan bakar)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) semakin populer sebagai alternatif sumber
energi, terutama di wilayah yang terpencil. Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di
sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga dampaknya terhadap lingkungan
sangat kecil. Pembangkit tenaga mikrohidro dapat digunakan langsung sebagai penggerak mesin
atau digunakan untuk menggerakan generator listrik. Daya yang dibangkitkan antara 5 kW sampai
dengan 100 kW.
3. Tenaga angin merupakan energi alternatif yang digunakan dalam ladang angin skala besar untuk
penghasilan listrik nasional dan juga dalam turbin individu kecil untuk menyediakan listrik di lokasi
yang terisolir. Tenaga angin mengubah rotasi dari pisau turbin menjadi arus listrik dengan
menggunakan generator listrik. Pada kincir angin energi angin digunakan untuk memutar peralatan
mekanik untuk melakukan kerja fisik, seperti menggiling "grain" atau memompa air.
4. Energi surya adalah sumber energi yang berasal dari panas sinar matahari. Sel surya merupakan
piranti yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik yang dapat menghasilkan
daya hingga 156.486 MW, jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan sumber energi
terbarukan yang lainnya.
5. Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi
panas Bumi digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Energi Panas Bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan.
Indonesia dikenal sebagai wilayah yang berada di ring of fire (Cincin Api) yaitu wilayah
dengan lempeng tektoknik yang memiliki banyak gunung api dan sumber energi panas bumi. Menurut
catatan terbaru Badan Geologi hingga Desember 2019, potensi enerdi panas bumi di Indonesia sebesar
23,9 Giga Watt (GW). Sebuah potensi energi yang sangat besar yang sudah seharusnya dimanfaatkan
dengan seoptimal mungkin untuk kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas
dalam portofolio ini adalah
a. Apakah pengertian dari energi panas bumi?
b. Bagaimana sejarah pemanfaatan panas bumi oleh manusia dalam kehidupan?
c. Bagaimana cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)?
d. Apa saja manfaat dan dampak dari penggunaan energi panas bumi sebagai sumber energi listrik
alternatif?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan portofolio ini adalah:
a. Memahami pengertian dari energi panas bumi sebagai sumber energi alternatif yang bisa
dimanfaatkan oleh manusia.
b. Mengetahui sejarah pemanfaatan panas bumi sebagai energi alternatif oleh manusia dari dulu
hingga sekarang.
c. Memahami cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
d. Mengetahui manfaat dan dampak dari penggunaan energi panas bumi sebagai sumber nergi listrik
alternatif.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan pada penulisan portofolio ini adalah untuk mengetahui dan
menambah wawasan pengetahuan baru bagi penulis tentang energi panas bumi (geothermal) beserta
pemanfaatannya sebagai sumber energi listrik alternatif di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Panas Bumi (Geothermal)


1. Pengertian Panas Bumi (Geothermal)
Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi geothermal. Kata Geothermal berasal dari
bahasa Yunani yaitu “geo” yang memiliki arti bumi dan “thermal” memiliki arti panas, jadi ketika
digabungkan kata geothermal memiliki arti panas bumi. Energi panas bumi adalah energi panas yang
terdapat dan terbentuk di dalam kerak Bumi.
Sedangkan menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi, Panas Bumi adalah
sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem
Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet
ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan Bumi. Selain
itu sumber energi panas bumi ini menurut beberapa teori diduga berasal dari beberapa fenomena:
a. Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi yang masih terus berlangsung.
b. Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat Bumi.
c. Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet Bumi.
Karakteristik dari panas bumi adalah temperaturnya bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat Bumi diperkirakan mencapai lebih dari 5400 °C. Energi panas bumi
mengalir dari inti bumi sejak 4,5 milyard tahun lalu dan diperkirakan mengandung potensi energi
mencapai 42 juta MW.
2. Sistem Geothermal
Fakta keberadaan panas bumi yaitu temperatur di dalam kerak bumi yang semakin bertambah
seiring dengan bertambahnya kedalaman tidak serta merta menjadikan panas bumi dapat secara
langsung dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif terutama sebagai pembangkit tenaga listrik.
Hingga saat ini, energi geothermal (panas bumi) yang dapat dimanfaatkan adalah energi geothermal
yang terkandung dalam fluida air (bisa dalam uap, cair, atau campuran keduanya) yang berada pada
kedalaman lebih dari 1 kilometer di bawah permukaan bumi.
Fluida panas ini memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi. Bahkan, ada yang memiliki
temperatur lebih dari 300 derajat Celsius. Hal ini menjadikan geothermal sebagai penyedia energi yang
masif. Energi geothermal berasal dari sistem geothermal yang ada di bumi, yaitu sistem yang terdiri
dari batuan panas (hot rock) sebagai sumber panas pada kedalaman lebih dari 3 km, batuan rekahan
(fracture) yang mengandung reservoir fluida berada di atas batuan panas, dan batuan
penudung/penutup yang biasanya berupa lempung ubahan yang menyelimuti reservoir. Sistem
geothermal ini yang disebut juga sebagai Geothermal Resevoir bisa diibaratkan sebagai sebuah ketel
panas alami.

(Kiri) Ilustrasi sederhana geothermal sebagai reservoir uap. (Kanan) Sistem geothermal di bumi.

Kita bisa mengenali keberadaan sistem geotermal dengan tanda-tanda yang tampak di
permukaan bumi, seperti mata air panas, semburan uap, lumpur panas, sublimasi belerang, batuan
ubahan/alterasi akibat pemanasan yang dilakukan fluida hidrotermal, dan fumarol (lubang pada kerak
bumi yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, belerang dioksida, asam klorida, dan
hidrogen sulfida).
Sistem geothermal dapat dikategorikan berdasarkan temperatur reservoirnya dan fasa (jumlah
zat homogen) fluida di reservoir. Sistem geothermal berdasarkan kisaran temperatur reservoirnya dapat
dibedakan menjadi 3 macam: sistem geothermal temperatur tinggi (>225°C), temperatur sedang (125-
225°C), dan temperatur rendah (<125°C). Sedangkan dilihat dari fasa fluidanya, ada sistem geothermal
dominasi uap, dominasi air, dan campuran kedua fasa. Indonesia memiliki semua variasi jenis sistem
geothermal tersebut.

B. Pemanfaatan Panas Bumi (Geothermal)


Energi geotermal dapat dimanfaatkan secara tidak langsung dan langsung. Pemanfaatan energi
geothermal secara tidak langsung adalah sebagai energi listrik, sedangkan secara langsung dalam
wujud pemanfaatan energi panas untuk berbagai keperluan seperti tempat pemandian air hangat,
pemanasan kolam renang, pengeringan hasil pertanian, perkebunan, pemanasan (penghangatan) budi
daya ikan, dan pemanfaatan panas untuk keperluan yang lain. Pemanfaatan secara langsung ini dapat
terus berkembang dan bervariasi tergantung inovasi yang dibuat.

1. Pemanfaatan Panas Bumi Secara Langsung


Energi panas bumi sudah dimanfaatkan secara langsung oleh manusia sejak dahulu untuk
berbagai keperluan. Beberapa contoh pemanfaatan energi panas bumi yang pernah ada di antaranya:
a. Pemandian dan Pengobatan
- Suku Maori di Selandia Baru dan Suku asli Benua Amerika selama ribuan tahun sudah terbiasa
menggunakan sumber air panas alami untuk keperluan terapi pengobatan, mandi, memasak,
pemanas dan keperluan pertanian.
- Tempat pemandian air panas tertua ditemukan di China berupa sebuah kolam batu yang
diperkirakan telah ada sejak tahun 3000 SM.
- Bangsa Yunani Kuno dan Romawi Kuno telah menggunakan air panas untuk keperluan
pemandian air hangat dan juga pengobatan. Kata SPA berasal dari bahasa Latin yaitu “Salus Per
Aquis” atau “kesehatan melalui air” , sebuah ungkapan Latin yang digunakan oleh bangsa
Romawi Kuno yang menunjukkan bahwa balneoterapi termal (metode pengobatan dengan
menggunakan air panas, mineral sulfur, gas, dan lumpur vulkanis) dapat membantu orang
menjaga tubuh mereka dalam kondisi yang baik, mencegah penyakit dan mengembalikan fungsi
bagian-bagian tubuh.
- dan berbagai wilayah lainnya seperti Jepang, Korea, dan Turki yang juga memiliki banyak
pemandian air panas yang sudah ada sejak dulu.
- Pengembangan energi geotermal untuk pemanfaatan langsung di Indonesia dilakukan untuk
agroindustri, proses industri, dan pariwisata. Beberapa contoh pemanfaatan langsung di Indonesia
adalah untuk pemandian air panas, pengeringan kopra, pengeringan teh, budidaya jamur, budidaya
kentang, proses produksi gula aren, dan pengilangan minyak akar wangi (atsiri).

b. Sistem Pemanas
Seiriing dengan perkembangan teknologi, pemanfaatan energi panas bumi pun makin
berkembang tidak hanya pemanfaatan air panasnya untuk mandi dan pengobatan. Energi panas
bumi mulai digunakan sebagai sistem pemanas bagi rumah-rumah penduduk dan pertanian di
beberapa wilayah, di antaranya:
- Tahun 1892, di Idaho energi panas bumi mulai pertama kali digunakan sebagai sistem pemanas
kota. Dan pada tahun 1900 sistem pemanas kota dengan energi panas bumi ini juga digunakan di
Oregon.
- Tahun 1926, teknologi sumur geothermal dalam mulai digunakan di Boise untuk sistem pemanas
greenhouse.
- Tahun 1926, di Islandia dan Tuscany juga menggunakan energi panas bumi sebagai sistem
pemanas greenhouse.
- Tahun 1930, teknologi Downhole Heat Exchanger mulai dikembangkan.
- Tahun 1943, Islandia juga mulai membangun sistem pemanas rumah dengan memanfaatkan uap
dan air panas dari geyser. Hingga saat ini Islandia tercatat sebaga negara yang paling maju dalam
pemanfaatan energi panas bumi.

2. Pemanfaatan Panas Bumi Secara Tidak Langsung


a. Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di dunia
Sejak awal abad 20 atau awal tahun 1900an, energi panas bumi sudah mulai dipertimbangkan
sebagai sumber energi yang potensial untuk membangkitkan tenaga listrik. Prince Piero Ginori Conti
menguji coba pembangkit listrik tenaga panas bumi yang pertama pada tanggal 4 Juli 1904 di
Larderello, Italia. Pembangkit tersebut berhasil menyalakan empat buah bola lampu. Kemudian pada
tahun 1911 pembangkit listrik tenaga panas bumi komersial pertama dibangun pula di wilayah tersebut.
Selanjutnya pembangkit-pembangkit uji coba dibangun di Beppu, Jepang dan di Kalifornia, Amerika
Serikat pada tahun 1920, namun hingga tahun 1958 hanya Italia satu-satunya pemilik industri
pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Kiri: Prince Piero Ginori Conti dengan generator pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama.
Kanan: Stasiun PLTPB pertama dunia di Larderello, Tuscany Selatan, Italia tahun 1911.

Pada tahun 1958, Selandia Baru menjadi penghasil listrik tenaga panas bumi terbesar kedua
setelah Pembangkit Wairakei dioperasikan. Wairakei merupakan pembangkit pertama yang
menggunakan teknologi flash steam. Lalu pada tahun 1960, Pacific Gas and Electric mulai
mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Amerika Serikat di The Geysers,
Kalifornia. Turbin aslinya bertahan hingga 30 tahun dan menghasilkan daya bersih 11 megawatt.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan sistem siklus biner pertama kali diuji coba di
Rusia dan kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1981, akibat krisis energi tahun
1970-an dan perubahan-perubahan penting dalam kebijakan regulasi. Teknologi ini memungkinkan
penggunaan sumber panas yang bersuhu lebih rendah dari sebelumnya. Pada tahun 2006, sebuah
pembangkit dengan sistem siklus biner di mata air panas Chena, Alaska, Amerika Serikat mulai
beroperasi, menghasilkan listrik dari sumber dengan rekor suhu terendah 57 °C.

b. Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia


Energi panas bumi mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 1918 atas usulan J.B. van
Dijk pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Proyek panas bumi pertama ini memanfaatkan sumber
energi panas bumi di Kawah Kamojang, Jawa Barat dan merupakan titik awal dari perkembangan
panas bumi di Indonesia.

- Tahun 1926 – 1928


Lapangan panasbumi Kamojang, dengan sumurnya bernama KMJ-3, yang pernah
menghasilkan uap pada tahun 1926, merupakan tonggak pemboran eksplorasi panas bumi pertama oleh
Pemerintah Kolonial Belanda. Sampai sekarang, KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan
suhu 140C dan tekanan 2,5 atmosfer (atm). Sampai tahun 1928 telah dilakukan lima pemboran
eksplorasi panasbumi, tetapi yang berhasil mengeluarkan uap hanya sumur KMJ-3 dengan kedalaman
66 meter.
Sejak 1928 kegiatan pengembangan panasbumi di Indonesia terhenti, dan baru dilanjutkan
kembali pada tahun 1964. Dari 1964 sampai 1981 penyelidikan sumber daya panasbumi dilakukan
secara aktif bersama-sama oleh Direktorat Vulkanologi (Bandung), Lembaga Masalah Ketenagaan
(LMK) PLN dan ITB dengan memanfaatkan bantuan luar negeri.

- Tahun 1970 – 1980


Tahun 1972 telah dilakukan pemboran pada enam buah sumur panasbumi di pegunungan
Dieng, dengan kedalaman mencapai 613 meter. Dari keenam sumur tersebut tidak satu pun yang
berhasil ditemukan uap panasbumi. Penyelidikan yang lebih komprehensif di Kamojang dilakukan
pada 1972 menyangkut geokimia, geofisika, dan pemetaan geologi. Di tahun itu dilakukan pula
penyelidikan di Cisolok, Jawa Barat, dan kawah Ijen, Jawa Timur. Lalu di tahun 1974, Pertamina aktif
di dalam kegiatan di Kamojang, bersama PLN, untuk pengembangan pembangkitan tenaga listrik
sebesar 30 MW. Selesai tahun 1977.
Saat itu Selandia Baru memberikan bantuan dana sebesar 24 juta dolar New Zealand (NZ) dari
keperluan 34 juta dolar NZ. Sekurangnya dibiayai Pemerintah Indonesia. Selain itu, Pertamina juga
membangun dua buah monoblok dengan kapasitas total 2 MW di lapangan Kamojang dan Dieng.
Diresmikan 27 November 1978 untuk monoblok Kamojang dan tanggal 14 Mei 1981 untuk monoblok
Dieng. PLTP Kamojang sendiri diresmikan 1 Februari 1983 dengan kapasitas 30 MW.
Perkembangan cukup penting di Kamojang terjadi pada tahun 1974, ketika Pertamina bersama
PLN mengembangkan lapangan panasbumi tersebut. Sebuah sumur panasbumi dieksplorasi dengan
kedalaman 600 meter yang menghasilkan uap panasbumi dengan semburan tegak oleh suhu pipa pada
garis alir 1290.
Di luar Pulau Jawa, sumber daya panasbumi dikembangkan di Lahendong, Sulawesi Utara,
dan di Lempung Kerinci. Kunjungan tim survei di Lahendong di tahun 1971 melibatkan Direktorat
Geologi Bandung, PLN, dan pakar panasbumi dari Selandia Baru. Survei tersebut pada 1977/1978 oleh
timsurvei dari Kanada, yaitu Canadian International Development Agency (CIDA).

- Tahun 1980 – 1990


Februari 1983 sumur panasbumi di Kamojang berhasil dikembangkan secara baik, dengan
beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit-I (1×30 MW). Dan pada Februari
1987 Pertamina berhasil mengoperasikan PLTP Kamojang Unit II. Sedangkan pada Tahun 1994
beroperasi PLTP Unit I Gunung Drajat dan PLTP Gunung Salak.
- Tahun 1990 – sekarang
Berdasarkan data dari Direktorat Panasbumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi, tercatat pada semester I tahun 2018 sumber daya panasbumi yang termanfaatkan
telah mencapai 1.948,5 MW. Kapasitas tersebut dihasilkan dari 13 Pembangkit Listrik Tenaga
Panasbumi (PLTP) pada 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Sebaran 13 PLTP yang terpasang
berdasarkan letak geografis dari wilayah barat sampai wilayah timur Indonesia sebagai berikut:
1. PLTP Sibayak, di Gunung Sibayak – Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Kapasitas: 12 MW
2. PLTP Sarulla, di Sibual-buali, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Kapasitas: 330 MW
3. PLTP Lumut Balail, di desa Panindayaan, Semendo, Muara Enim, Sumatera Selatan.
4. PLTP Sungai Penuh di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi.
5. PLTP Hululais, di Kabupaten Lebong, Bengkulu.
6. PLTP Ulubelu Waypanas, kabupaten Tanggamus, Lampung. Kapasitas: 220 MW
7. PLTP Gunung Salak, Cibeureum - Parabakti, Jawa Barat. Kapasitas: 377 MW
8. PLTP Wayang Windu, Pangalengan, Jawa Barat. Kapasitas: 227 MW
9. PLTP Patuha Pangalengan, Jawa Barat Kapasitas: 55 MW
10. PLTP Kamojang, Darajat, Jawa Barat Kapasitas: 235 MW
11. PLTP Darajat, Kamojang – Darajat, Jawa Barat. Kapasitas: 270 MW
12. PLTP Karaha, Karaha Bodas, Jawa Barat. Kapasitas: 30 MW
13. PLTP Dieng, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Kapasitas: 60 MW
14. PLTP Matalako, Nusa Tenggara Timur. Kapasitas: 2,5 MW
15. PLTP Ulumbu, Nusa Tenggara Timur. Kapasitas: 10 MW
16. PLTP Lahendong Tompaso, Sulawesi Utara. Kapasitas: 120 MW
17. PLTP Tulehu, di desa Suli dan Tulehu, Maluku Tengah, Maluku.

C. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)


Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama dengan pembangkit listrik
termal berturbin uap lainnya (PLTU), perbedaannya hanya pada bagaimana mekanisme menghasilkan
uap sebagai penggerak turbin generator listrik. Jika pada PLTU, uap dihasilkan dari pemanasan di
boiler dengan menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), maka pada PLTP, uap
panas penggerak turbin dihasilkan dari panas digunakan untuk memanaskan air atau fluida lainnya
yang sesuai. Fluida yang sudah berjalan lalu digunakan untuk memutar turbin generator sehingga
menghasilkan listrik. Fluida tersebut lalu didinginkan dan dikembalikan ke sumber panas.
Perbedaan prinsip Kerja PLTU dan PLTP dapat dilihat pada gambar berikut:

1. Siklus Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Pada prinsipnya energi panas bumi merupakan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan
terbarukan (renewable energy), dimana uap panas untuk penggerak tersebut diekstrak dari reservoir di
dalam bumi melalui sumur reinjeksi dan setelah dimanfaatkan dikembalikan lagi ke dalam reservoir
tanpa menimbulkan polusi yang berarti.
Siklus yang terjadi pada PLTP secara umum diilustrasikan dalam gambar berikut:

Siklus yang terjadi yaitu :


Keterangan:
1. Air yang berasal dari geothermal reservoir di dalam Bumi akan dipanasi oleh batuan panas yang
dipanasi oleh magma kemudian akan berubah menjadi Uap.
2. Uap yang dihasilkan, akan naik secara alami melalui pipa yang sudah terhubung untuk masuk ke
turbin.
3. Sebelum masuk ke turbin, uap yang dihasilkan masuk kedalam header receiving, setelah itu
masuk ke separator yang fungsinya sebagai pemisah antara air dengan uap, karena uap yang
dihasilkan tidak akan 100% uap, tetapi akan mengandung unsur air.
4. Setelah itu masuk ke demister yang fungsinya sama seperti separator tetapi demister merupakan
saringan yang lebih halus dibanding separator, sehingga air yang berhasil lolos dari separator
akan tersaring di demister.
5. Kemudian uap kering tersebut akan masuk untuk memutarkan turbin uap dan di situ terjadi
perubahan energi gerak dan panas uap berubah menjadi energi mekanik berupa putaran turbin
dan generator.
6. Kemudian dari generator akan merubah dari energi gerak menjadi energi listrik.
7. Sedangkan uap yang sudah dipakai untuk memutarkan turbin, akan di kondensasikan di dalam
kondensor melalui proses kondensasi Indirect Contact atau Direct Contact menggunakan air
dari main cooling water pump.
8. Setelah terkondensasi menjadi air, air tersebut dipompakan ke Cooling Tower untuk proses
pendinginan sebelum di Injeksikan kembali ke dalam Bumi
9. Kemudian dari Cooling Tower air tersebut akan dipompakan dan diinjeksikan melalui sumur
injeksi ke dalam bumi agar bisa dipanaskan kembali dalam Geothermal Reservoir.
10.Proses tersebut dilakukan secara berulang-ulang.

2. Jenis Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP)


Terdapat 4 (empat) tipe atau jenis teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yaitu:
- Dry Steam Power Plant (pembangkit Uap Kering)
- Flash Steam Power Plant (Pembangkit Flash Steam)
- Binary – Cycle Power Plant (Pembangkit Siklus Biner)
- Hybrid Power Plant (Pembangkit Hybrid)

a. Dry Steam Power Plant (Pembangkit Uap Kering)


Pembangkit dengan sistem uap kering merupakan rancangan paling tua dan sederhana.
Teknologi ini biasa digunakan pada sistem geothermal dominasi uap atau vapor dominated system
dimana fluida di yang keluar dari dalam tanah sudah berupa fasa uap, maka uap tersebut langsung
dialirkan ke turbin, dan turbin mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang memutar
generator dan menghasilkan listrik.

b. Flash Steam Power Plant (Pembangkit Flash Steam)


Pembangkit dengan sistem flash steam mengambil air panas bertekanan tinggi dari kedalaman
bumi disemprotkan masuk ke dalam tangki bertekanan rendah (flash tank). Lalu uap yang dihasilkan
dari proses di dalam flash tank tersebut dialirkan ke dalam turbin agar turbin berputar dan
menggerakkan generator sehingga tercipta energi listrik. Di dalam Flash Tank, tidak semua air panas
yang masuk berubah menjadi uap panas (steam). Air dari flash tank dan dari hasil kondensasi di dalam
turbin, dialirkan ke dalam sumur injeksi untuk dimasukkan kembali ke dalam bumi untuk dipanaskan
kembali di dalam sistem reservoir geotermal.
Teknologi pembangkit Flash Steam ini membutuhkan fluida bersuhu sekurang-kurangnya 180
°C, biasanya lebih. Dan ini adalah teknologi pembangkit yang paling umum dioperasikan saat ini.

c. Binary-Cycle Power Plant (Pembangkit Siklus Binari)


Pembangkit dengan sistem siklus biner ini adalah pengembangan terbaru dan memungkinkan
suhu terendah fluida geotermal hingga 57 °C. Agar fluida geotermal dengan temperatur tidak terlalu
tinggi tersebut dapat menghasilkan uap yang mampu menggerakkan turbin, maka fluida geotermal
tersebut dialirkan melewati pipa heat exchanger (penukar panas) untuk memanaskan fluida sekunder
yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal ini menyebabkan fluida sekunder menguap,
yang lalu digunakan untuk memutar turbin. Cairan yang biasa digunakan sebagai fluida sekunder di
antaranya adalah isobutana dan pentafluoropropane.
Dalam proses perpindahan panas di heat exchanger tidak terjadi percampuran antara fluida
geotermal dengan fluida sekunder, karena masing-masing fluida berada pada pipa yang berbeda. Dari
heat excanger ini, fluida geotermal langsung dialirkan kembali melalui sumur injeksi ke dalam bumi.

d. Hybrid Power Plant (Pembangkit Hybrid)


Sesuai dengan namanya, Hybrid Power Plant mengintegrasikan dua atau lebih teknologi
pembangkit listrik tenaga panas bumi. Contohnya PLTP di Hawai mengkombinasikan flash steam
dengan binary-cycle.
. Manfaat dan Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
HYBRID
POWER PLANT

D. Manfaat dan Dampak Penggunaan Energi Panas Bumi


1. Manfaat Penggunaan Energi Panas Bumi
a. Energi panas bumi adalah energi yang bersih karena tidak menghasilkan gas CO2 dalam prosesnya
sehingga tidak memiliki efek pada pemanasan global.
b. bersifat dapat diperbaharui (renewable) dan sustainable.
c. mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang jumlahnya makin hari makin menipis.
d. Dapat dikembangkan dalam penggunaan skala lokal.
e. Jika dibandingkan dengan energi surya atau angin, energi panas bumi jauh lebih konstan karena
tidak terpengaruh oleh cuaca.
f. Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar minimal, yaitu
lahan seluas 404 meter persegi per GWh dibandingkan dengan 3.632 dan 1.335 meter persegi untuk
fasilitas batubara dan ladang angin. Dan hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh
dibandingkan dengan lebih dari 1000 liter per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir,
batubara, atau minyak

2. Dampak Penggunaan Energi Panas Bumi


a. Memiliki potensi mencemari lingkungan karena Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa
campuran beberapa gas, diantaranya karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana
(CH4), dan amonia (NH3). Pencemar-pencemar ini jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan
global, hujan asam, dan bau yang tidak sedap serta beracun.
b. Pembangkit yang berada pada lokasi dengan tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia yang
mudah menguap, biasanya dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk mengurangi gas
buangannya.
c. Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mungkin juga mengandung sejumlah kecil
bahan kimia beracun, seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-garam kimia.Bahan-
bahan kimia ini keluar dari larutan saat air mendingin dan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan jika dilepaskan.
d. Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah amblas pernah terjadi di
ladang Wairakei di Selandia Baru.
e. Sistem panas bumi yang ditingkatkan juga dapat memicu gempa akibat rekah hidrolik. Proyek di
Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000 gempa berkekuatan hingga 3,4 Skala Richter
terjadi selama 6 hari pertama penyuntikan air.
f. Bahaya pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan tektonik pernah dialami
di Staufen im Breisgau, Jerman.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang energi panas bumi dan pemanfaatannya sebagai sumber energi
alternatif dapat disimpulkam beberapa hal sebagai berikut:
1. Energi panas bumi sudah dimanfaatkan oleh umat manusia sejak lama terutama untuk
pemanfaatan langsung seperti pemandian dan terapi pengobatan.
2. Pemanfaatan energi panas bumi secara tidak langsung yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik
baru dikembangkan pada awal abad ke-20 dan hingga kini teknologinya terus berkembang.
3. Energi panas bumi memang termasuk energi bersih dan aman, tetapi dalam pemanfaatannya tetap
memiliki potensi terjadinya kerusakan lingkungan bila tidak dilakukan secara hati-hati.

B. Saran
Setelah membaca berbagai tulisan tentang energi panas bumi, ada beberapa saran yang ingin
disampaikan:
1. Indonesia yang berada di ring of fire memiliki potensi sumber energi panas bumi yang cukup
besar, untuk itu perlu terus dikembangkan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia baik
untuk pemanfaatan di bidang pertanian dan perikanan maupun sebagai pembangkit tenaga
listrik.
2. Penelitian dan pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi harus terus
dilakukan agar menghasilkan teknologi yang lebih efisien dan aman sehingga kerusakan
lingkungan ataupun bencana akibat PLTP tidak terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai