Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Konversi Energi

ENERGI BIOGAS

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6

Muhammad Jabbal Aqsha Annur. S (60500122001)


A. Nisa Salsabila (60500122013)
Andi Muhammad Taufik (60500122070)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha

Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

makalah mata kuliah Konversi Energi yang berjudul “EnERGI bIOGAS”

Makalah ini disusun untuk memenuhi Sebagian syarat-syarat yang

diperlukan untuk lulus mata kuliah Konversi Energi pada kurikulum di

Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Selanjutnya terima

kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing dan

menyukseskan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

serta dapat memberikan penjelasan mengenai Energi biogas.

Penulis mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,


karena pengalaman yang penulis miliki masih terbatas. Oleh kerena itu

penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Romang Polong, 28 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
A. Biogas.................................................................................................................................................. 4
B. Proses Pembentukan Biogas.....................................................................................................7
C. Pengolahan Biogas.........................................................................................................................8
D. Biogas Sebagai Sumber Alternatif...........................................................................................9
E. Manfaat dan Kelebihan yang Dimiliki Biogas..................................................................12
F. Penelitian Terdahulu..................................................................................................................14
BAB III PENUTUP..........................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisis energi yang melanda negeri ini diperkirakan masih akan

berlangsung beberapa tahun ke depan. Di tengah persoalan tersebut,

pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi solusi alternatif. Pada

bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat pennulisan, metode penyelesaian, dan sistematika

penulisan tentang penggunaan biogas sebagai pengganti BBM untuk

penghasil energi.

Dengan timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan

oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, pemerintah mengajak

masyarakat untuk mengatasi masalah energi ini secara bersama-sama karena

kenaikan harga yang mencapai 72 dolar/barel ini termasuk luar biasa. Harga

ini membuat harga minyak menjadi yang tertinggi sepanjang abad 21.

Masalah ini memang sulit sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Presiden

Jusuf Kalla bahwa kenaikan harga minyak akan menyebabkan kenaikan

subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada APBN 2006. Peryataan selanjutnya

dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan bahwa

masyarakat perlu untuk melakukan penghematan di segala sisi termasuk

penggunaan BBM, listrik, air, dan telepon. Adapun hal yang menyebabkan

keharusan setiap warga untuk melakukan proses penghematan adalah

karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi merupakan

sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable). Salah satu

jalan untuk melakukan penghematan BBM adalah dengan mencari sumber

energi alternatif terutama yang dapat diperbarui (renewable).

1
2

Sebagai contoh, potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan

menjadi sumber energi adalah batu bara, panas bumi, aliran sungai, angin,

matahari, sampah serta sumber-sumber lain yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan seperti pohon jarak. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan

dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk

daerah pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau

bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa

limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan

seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya.

Namun, sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.

Kelangkaan bahan bakar minyak, yang salah satunya disebabkan oleh

kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah

untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi secara bersama-sama

(Kompas, 2008). Makin tingginya harga bahan bakar, terutama gas dan bahan

bakar minyak untuk kebutuhan rumah tangga makin meresahkan

masyarakat. Selain mahal, bahan bakar tersebut juga makin langka di

pasaran. Usaha untuk mengatasi halhal yang demikian ini mendorong

pemikiran akan perlunya pencarian sumbersumber energi alternatif agar

kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi tanpa merusak lingkungan.

Indonesia sebagai negara agraris yang beriklim tropis memiliki sumber

daya pertanian dan peternakan yang cukup besar. Sumber daya tersebut,

selain digunakan untuk kebutuhan pangan juga dapat berpotensi sebagai

sumber energi dengan cara pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas.

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu

alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi naiknya harga pupuk dan

kelangkaan bahan bakar minyak. Apalagi pemanfaatan kotoran ternak


3

sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk biogas. Teknologi dan produk

tersebut merupakan hal baru bagi masyarakat petani dan peternak kita.

Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi, tidak mengurangi

jumlah pupuk organik yang bersumber dari kotoran ternak. Hal ini karena

pada pembuatan biogas kotoran ternak yang sudah diproses dikembalikan ke

kondisi semula yang diambil hanya gas metana (CH 4) yang digunakan sebagai

bahan bakar. Kotoran ternak yang sudah diproses pada pembuatan biogas

dipindahkan ke tempat lebih kering, dan bila sudah kering dapat disimpan

dalam karung untuk penggunaan selanjutnya.


B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari biogas?

2. Efektifkah biogas sebagai pengganti BBM untuk menghasilkan energi?

3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi proses pembuatan biogas?

4. Apa saja manfaat biogas dalam kehidupan sehari – hari?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian dari biogas.

2. Mengetahui keefektifan biogas sebagai pengganti BBM untuk

menghasilkan energi.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan

biogas.

4. Mengetahui manfaat biogas dalam kehidupan sehari=hari.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material

organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa

melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian

besar (lebih 50 %) berupa metana. material organik yang terkumpul pada

digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua

jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi

asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan

menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu

penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak,

protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi

yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap

kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana

dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus,

methanosarcina, methano bacterium. Perkembangan proses Anaerobik

digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki

kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah

dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik

digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian

limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).

Gas methan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma

kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan,

proses fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama

4
5

kali ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang

dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. Dan

Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah orang

pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.

Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada

tahun 1900. Pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan

sebagai biogas dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua

Perang Dunia. Selama Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua

Eropa yang membuat alat penghasil biogas kecil yang digunakan untuk

menggerakkan traktor. Akibat kemudahan dalam memperoleh BBM dan

harganya yang murah pada tahun 1950-an, proses pemakaian biogas ini

mulai ditinggalkan. Tetapi, di negara-negara berkembang kebutuhan akan

sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di

India kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini,

negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua

Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil

biogas. Selain di negara berkembang, teknologi biogas juga telah

dikembangkan di negara maju seperti Jerman.

Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan

proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik

(tanpa udara) oleh bakteri methan sehingga dihasilkan gas methan. Gas

methan adalah gas yang mengandung satu atom C dan 4 atom H yang

memiliki sifat mudah terbakar. Gas methan yang dihasilkan kemudian dapat

dibakar sehingga dihasilkan energi panas. Bahan organik yang bisa

digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah organik, limbah

yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-potongan kecil sisa-
6

sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup banyak .

Proses ini sebetulnya terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan

gas yang terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan

Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara

dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang

pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan

(slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini

terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau biomassa dan

menghasilkan biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas

tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat

digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain

Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH 4) dan karbon

dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya

hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H 2), nitrogen

yang kandungannya sangat kecil.

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi

metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar

kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil

kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat

ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu:

Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO 2).

Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila

biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang

berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas

dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan


7

membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida

/sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang

sama akan membentuk Sulphur acid (H 2SO3) suatu senyawa yang lebih

korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon

dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas

dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas

akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.

B. Proses Pembentukan Biogas

Secara umum, langkah-langkah pembentukan biogas ada 3 yaitu:

1. Hidrolisis

Pada tahap hidrolisis, bahan organik di enzimatik secara eksternal oleh

enzim ekstra selular (selulose, amilase, protease dan lipase) mikroorganisme.

Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipida

menjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi

monosakarida sedangkan protein diubah menjadi peptida dan asam amino.

2. Asidifikasi

Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai

pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat (CH 3COOH),

hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2). Bakteri tersebut merupakan bakteri

anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk

menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon

yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam

pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas metana oleh

mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu, bakteri tersebut juga

mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik,

asam amino, karbondioksida, H2S, dan sedikit gas metana.


8

3. Pembentukan Metana

Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa

dengan berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi.

Sebagai contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat

untuk membentuk metana dan CO2. Bakteri penghasil asam dan gas metana

bekerjasama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan

atmosfir yang ideal untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri

pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri

penghasil asam. Tanpa adanya proses simbiotik tersebut, akan menciptakan

kondisi toksik bagi mikroorganisme penghasil asam.

C. Pengolahan Biogas

Pengolahan biogas banyak macamnya, di antaranya dengan skala besar

atau skala kecil. Keduanya membutuhkan bahan baku yang sama yaitu

kotoran atau sampah organik. Perbedaannya untuk skala besar digunakan

untuk menampung energi bagi masyarakat luas dengan kegiatan atau

pekerjaan yang lebih banyak. Contohnya, pembangkit listrik di pedesaan.

Sedangkan skala kecil digunakan untuk menampung energi bagi usaha atau

kegiatan yang lebih personal. Contohnya, salah satu bahan bakar untuk

memproduksi kue donat di pabrik donat. Berikut contoh cara pembuatan

biogas:

1. Kotoran sapi kira-kira 1kg atau berapalah dibungkus plastik kemudian

di kubur dalam tanah selama kurang lebih 1-3 bulan.

2. Buat wadah untuk tempatnya misalnya gali tanah atau di tong sampah

jangan lupa buat lubang atau apalah untuk nyalurin gas yang

dihasilkannya melalui selang.


9

3. Masukkan kotoran sapi tadi ke dalam tempat yang sudah disediakan

tadi kemudian tambahkan kotoran sapi atau sampah organik lain

tutup tempatnya tunggu sampai kotoran sapi tadi diuraikan bakteri.

Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya

adalah reaktor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating

drum), reaktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis

ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah

jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating

drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reaktor balon yang

banyak digunakan sebagai reaktor sedehana dalam skala kecil.

D. Biogas Sebagai Sumber Alternatif

Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari

proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob

(bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis

bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian

hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air

kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Di

samping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar

mandi atau WC ke dalam system biogas.

Di daerah yang banyak industry pemrosesan makanan antara lain tahu,

tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam

sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan

di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas

berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses

sangat mempengaruhi produktivitas sistem biogas di samping parameter-


10

parameter lain seperti temperatur digester, pH, tekanan, dan kelembaban

udara.

Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi

bahan masukan sistem biogas adalah dengan mengetahui perbandingan

karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan

yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme

dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.

Bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan tertutup kedap udara

(disebut Digester) sehingga bakteri anaerob akan membusukkan bahan

organik tersebut yang kemudian menghasilkan gas (disebut biogas). Biogas

yang telah terkumpul di dalam digester selanjutnya dialirkan melalui pipa

penyalur gas menuju tabung penyimpan gas atau langsung ke lokasi

penggunaannya. Biogas dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti

gas-gas mudah terbakar lainnya. Pembakaran biogas dilakukan melalui

proses pencampuran dengan sebagian oksigen (O2). Nilai kalori dari 1 meter

kubik biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak

diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar

alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana,

batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.

Namun demikian, untuk mendapatkan hasil pembakaran yang optimal,

perlu dilakukan pra kondisi sebelum biogas dibakar yaitu melalui proses

pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung beberapa gas lain yang

tidak menguntungkan. Sebagai salah satu contoh, kandungan gas hidrogen

sulfida yang tinggi yang terdapat dalam biogas jika dicampur dengan oksigen

dengan perbandingan 1:20, maka akan menghasilkan gas yang sangat


11

mudahmeledak. Tetapi sejauh ini belum pernah dilaporkan terjadinya

ledakan pada sistem biogas sederhana.

Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa

kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik

pada tanaman/budidaya pertanian. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang

telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan

unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu

seperti protein, selulose, lignin dan lain-lain tidak dapat digantikan oleh

pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman

jagung, bawang merah dan padi.

Biogas memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi dengan

murah dan tidak mencemari lingkungan. Berdasarkan hasil temuan

mahasiswa KKN (1995) dan Penelitian Kecamatan Rawan di Magetan (1995)

di desa Plangkrongan, rata-rata di setiap rumah terdapat 1-3 ekor sapi karena

memelihara sapi merupakan pekerjaan kedua setelah bertani. Setiap harinya

rata-rata seekor sapi menghasilkan kotoran sebanyak 30 kg. Jika terdapat

2.000 ekor lembu, maka setiap hari akan terkumpul 60 ton kotoran.

Kotoran yang menggunung akan terbawa oleh air masuk ke dalam tanah

atau sungai yang kemudian mencemari air tanah dan air sungai. Kotoran

lembumengandung racun dan bakteri colly yang membahayakan kesehatan

manusia dan lingkungannya. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan

karbon dioksida (CO2) yang ikut memberikan kontribusi bagi efek rumah

kaca (green house effect) yang bermuara pada pemanasan global (global

warming).

Biogas memberikan perlawanan terhadap efek rumah kaca melalui 3

cara. Pertama, biogas memberikan substitusi atau pengganti dari bahan


12

bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan. Kedua,

metana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk

merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih

besar dibandingkan CO2. Pembakaran metana pada biogas mengubahnya

menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah metana di udara. Ketiga, dengan

lestarinya hutan, maka akan CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan

yang menghasilkan oksigen yang melawan efek rumah kaca.

E. Manfaat dan Kelebihan yang Dimiliki Biogas

Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih

memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak

keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan

(deforestation) dan perusakan tanah. Energi biogas dapat berfungsi sebagai

energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah

kaca di atmosfer dan emisi lainnya.

Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya

duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas

sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara. Limbah

berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak

bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya.

Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan

meningkatkan nilai manfaat dari limbah.

Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion

dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini

diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair.

Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk

padat.
13

Program penghapusan BBM yang dilaksanakan pada tahun 2005 akan

menjadi momentum yang tepat dalam penggunaan energi alternatif seperti

biogas. Hal ini bisa dihitung dengan adanya jumlah bahan baku biogas yang

melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang

menjanjikan (8900 kkal/m3 gas methan murni) .

Hal yang pertama harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah

energi yang dihasilkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang

dihasilkan. Jumlah bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan

jumlah feses dan sampah organik yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan

baku ini akan menentukan berapa jumlah energi dan volume alat pembentuk

biogas.

Sebagai pertimbangan, telah diketahui di China dan India, dalam 1 hari

jumlah feses yang dihasilkan 1 ekor sapi adalah 5 kg dan 80 kilogram kotoran

sapi yang dicampur 80 liter air dan potongan limbah lainnya dapat

menghasilkan 1 meter kubik biogas. Jika diasumsikan bahwa jumlah feses

manusia yang dihasilkan sebanyak 0.5 kg/hari/orang, 1 keluarga terdiri dari

5 orang, dan setiap keluarga memelihara 1 ekor sapi, serta 1 desa terdiri dari

40 orang, maka akan didapatkan hasil perhitungan jumlah feses yang

dihasilkan sebanyak 140 kg feses/ hari. Dengan jumlah ini, maka biogas yang

dihasilkan setiap hari sebanyak 1,75 m3/hari atau sebesar 15.575 kkal/hari.

Hal ini akan semakin mengejutkan dengan adanya perhitungan bahwa

jumlah penduduk indonesia berdasarkan data statistik pada tahun 2000

sebanyak lebih dari 200 juta jiwa . Dengan hanya mengandalkan asumsi

perhitungan jumlah kotoran manusia tanpa memperhitungan sampah

organik dan feses hewan ternak, akan didapatkan hasil feses sebanyak 100

juta kg feses/hari atau 1,25 juta m3/hari atau 11.125 juta kkal/hari. Apabila
14

dengan asumsi konversi 1 J = 4.2 kal maka akan didapatkan hasil total energi

yang dihasilkan hanya dari jumlah penduduk adalah sebesar 30.66 MW.

F. Penelitian Terdahulu

Studi mengenai pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif, telah

dilakukan oleh Rahmat, dkk (2023). Dimana pemanfaatan tersebut

menggunakan sampah roganik yang akan diubah menjadi biogas. Penelitian

ini memiliki tujuan yaitu menganalisis pemanfaatan jenis sampah organik

yang digunakan untuk energi alternatif yaitu Biogas. Dalam penelitian ini,

menggunakan pendekatan tinjauan literatur. Pendekatan yang serupa dengan

yang digunakan di sini digunakan untuk mengumpulkan berbagai data dari

penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang topik yang terkait dengan

yang sedang dibahas di sini. Kotoran hewan, kotoran buah dan sayuran, serta

bentuk sampah organik lainnya dapat diubah menjadi biogas lebih cepat

daripada sampah anorganik. Untuk produksi biogas, mencampur sayuran

menjadi satu lebih baik daripada memotongnya. Biogas yang sudah diolah

dapat dijadikan energi alternatif yang bisa menguntungkan berbagai sektor.

Adanya pemanfaatan sampah organik menjadi biogas ini bisa mengurangi

permasalah sampah yang ada diindonesia.

Studi lain yang telah dilakukan oleh Ridhun (2016), yang memanfaatkan

energi alternatif dari biogas sebagai pengolahan limbah cair tahu. Cairan

limbah tahu merupakan komponen yang berbahaya jika dibuang begitu saja

ke lingkungan karena dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan

mencemari air, juga pemicu gas rumah kaca. Maka limbah tersebut perlu

diolah sebagai energi alternative biogas. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui cara pengolahan limbah cair tesebut, banyak biogas yang dapat

dihasilkan, lama waktu permentasi dan konstruksi reactornya. Metode


15

penelitian ini yaitu pembuatan alat reaktor dan pengujiannya. Reaktor biogas

terdiri dari tampungan utama limbah cair tahu dan tampungan biogas.

saluran masuk dan keluar limbah, juga saluran keluar biogas. Proses

fermentasi berlangsung pada kondisi anaerob yaitu proses pada kondisi

tanpa oksigen. Prinsip Kerja Reaktor yaitu limbah cair tahu dimasukkan ke

dalam reaktor yang kedap udara, memanfaatkan proses pencernaan yang

dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana

(CH4). Proses fermentasi berlangsung selama 28 hari dengan hasil sebagai

berikut dari 97 liter limbah cair tahu yang diolah maka didapat biogas

sejumlah 0,0564 m3 atau 56,4 liter biogas.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-

bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen

(anaerob). Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses

anaerobik yang terjadi. Selain jenis bahan baku yang digunakan dan

kondisi aerob yang diperlukan.

2. Penggunaan biogas sebagai pengganti BBM telah terbukti menjadi opsi

yang efektif dalam banyak kasus, terutama di daerah di mana sumber

daya organik tersedia dalam jumlah besar. Seperti mengurangi efek

rumah kaca, sumber energi terbarukan, mengurangi ketergantungan

dengan BBM.

3. Pengolahan biogas melibatkan beberapa langkah untuk menghasilkan

gas yang bersih dan dapat digunakan secara efektif, yaitu reactor biogas,

bahan baku, penghancuran baku, pengendalian fermentasi, pemisahan

gas, pembersihan gas, penyimpanan dan distribusi.

4. Biogas dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam kehidupan

sehari-hari, terutama dalam hal pengelolaan limbah, memasak, dan

penyediaan energi.

B. Saran

Penulis menyarankan beberapa hal terkait dengan penjelasan diatas

yaitu, pemakaian energi biogas harus di maksimalkan mengingat energi

biogas adalah energi yang mudah di dapat dan tidak merusak alam dan

emerintah harus melalukan uji dan memberikan masyarakat pengetahuan

16
17

tentang energi biogas yang ramah lingkungan ini, agar masyarakat bisa

beralih dari energi minyak menjadi energi biogas.


DAFTAR PUSTAKA

Rahayu sugi, Purwaningsih Dyah, Pujianto (2009) pemanfaatan kotoran


ternak sapi Sebagai sumber energi alternatif ramah Lingkungan
beserta aspek sosio kulturalnya, Jurnal Inotek, Volume 13, Nomor 2,
Agustus 2009 FISE Universitas Negeri Yogyakarta.
Syamsuddin, T.R, dkk. 2005, Bahan Bakar Alternatif Asal Ternak, Sinar Tani,
Edisi 21-27 Desember 2005, No 3129 Tahun XXXVL.
Alfi Hasanah, A. “Analisis Berbagai Sampah Organik Sebagai Energi Alternatif
Biogas Terbarukan”. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 10(2),
174-183.
Damayanti, A. A., Fuadina, Z. N., Azizah, N. N., Karinta, Y., & Mahardika, I. K.
(2021). “PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DALAM PEMBUATAN
BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI KEBUTUHAN HIDUP SEHARI-
HARI”. Eksergi, 17(3), 182-190.
Kamandang, Z. R., Solin, D. P., & Casita, C. B. (2021). “Pemanfaatan Teknologi
Biogas untuk Pengelolaan Sampah Organik”. Jurnal Abdimas Teknik
Kimia, 2(01), 45-49
Sastrawan, S., Ridhana, F., Erita, E., & Pitriyanto, N. (2021). T”eknik
Pengolahan Limbah Kotoran Sapi Bali Untuk Pembuatan Biogas Di
Kampung Paya Tungel Kecamatan Jagong Jeget”. JIPVET: Jurnal Ilmu
Peternakan dan Veteriner, 3(2), 30-40.

Anda mungkin juga menyukai