Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Titrasi atau disebut juga volumetri sebagai metode analisis kuantitatif

dimana konsentrasi suatu zat didalam sampel diketahui dari volume larutan

standar yang digunakan untuk tepat bereaksi dengan larutan sampel pada titik

ekivalen. Dalam pelaksanaan titrasi, larutan peniter (titran) berupa larutan standar

(yang diletakkan didalam buret) akan diteteskan secara bertahap kelarutan sampel

yang tidak diketahui konsentrasinya (yang berada dalam labu Erlenmeyer).

Pengambilan larutan sampel dilakukan menggunakan pipet volume yang memiliki

akurasi tinggi. Penetesan titran dilakukan sampai semua sampel telah tepat habis

bereaksi dengan titran (larutan standar). Metode titrasi didasarkan pada 4 macam

reaksi, yaitu reaksi asam basa, reaksi pengendapan, reaksi pembentukan kompleks

dan reaksi redoks (Sulistyarti dan Mulyasuryani, 2021: 3). Salah satunya yaitu

titrasi dengan reaksi redoks.

Titrasi redoks melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini

selalu terjadi secara bersama dan merupakan bagian yang sangat penting dalam

ilmu kimia. Segala sesuatunya, mulai dari reaksi ionik yang sederhana hingga

pada proses pembentukan energi didalam mikondria manusia, bergantung pada

proses ini. Oksidasi sebagai hilangnya hidrogen, atau perolehan oksigen atau

hilangnya elektron, sedangkan reduksi sebagai perolehan hidrogen, atau hilangnya

oksigen, atau perolehan elektron. Dalam titrasi redoks, persamaan reaksinya

disetarakan bukan dengan menghitung jumlah mol atom yang bereaksi, tetapi

dengan menghitung jumlah mol elektron yang dipindahkan didalam proses

dengan memperhatikan standardisasi regen umum, larutan kalium permanganat

(KMnO4) dengan standar primer, asam oksalat (C2H2O4) (Cairns, 2008: 139).

1
2

Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi

oksidasi terjadi peristiwa pelepasan elektron terhadap media pengantar pada sel

elektrokimia. Setiap unsur logam mempunyai sifat reduktor, sebab unsur logam

tersebut cenderung melepaskan elektron atau mengalami oksidasi. Ada yang

bersifat reduktor kuat (mudah teroksidasi) seperti logam-logam alkali, dan ada

logam-logam yang bersifat reduktor lemah (sukar teroksidasi) seperti logam-

logam mulia (Kurniasari, dkk. 2019: 32).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah:

1. Bagaimana menentukan titrasi redoks secara oksidimetri dan iodometri?

2. Bagaimana menentukan peristiwa terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah:

1. Untuk mengetahui titrasi redoks secara oksidimetri dan iodometri.

2. Untuk mengetahui peristiwa terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Titrasi

Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan konsentrasi suatu

larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut terhadap

sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang

konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titrasi yang melibatkan

reaksi asam basa disebut titrasi asam-basa. Ada dua jenis titrasi asam-basa, yaitu

asidimetri (penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku

asam) dan alkalimetri (penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan

larutan basa). Konsentrasi larutan baku biasanya sangat pekat. Untuk menghemat

penggunaan, larutan baku dapat diencerkan dengan cara penambahan akuades

dengan volume tertentu. Larutan baku yang konsentrasinya sudah diketahui

ditempatkan dalam buret (tabung panjang yang memiliki skala volume dan kran

penetes) dan disebut larutan penitrasi. Teteskan larutan penitrasi perlahan-lahan

kedalam larutan yang dititrasi. Penetesan baru dihentikan jika sudah tercapai titik
akhir titrasi (Muchtaridi dan Justiana, 2007: 199).

Menurut (Rodiani dan Suprijadi, 2013:11) berdasarkan cara titrasinya,

titrimetri dikelompokkan menjadi:

1. Titrasi langsung.

Cara ini dilakukan dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang

akan ditetapkan.

2. Titrasi tidak langsung.

Cara ini dilakukan dengan cara penambahan titran dalam jumlah

berlebihan, kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain, volume titrasi

yang didapat menunjukkan jumlah ekuivalen dari kelebihan titran, sehingga

3
4

diperlukan titrasi blanko. Larutan blanko adalah larutan yang berisi semua

pereaksi yang digunakan tanpa sampel.

B. Titrasi Redoks

Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya.

Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat

bereaksi dengan semua senyawa oksidator dan reduktor, sehingga diperlukan

berbagai senyawa titran. Karena prinsipnya adalah reaksi redoks, sehingga

pastinya akan melibatkan senyawa reduktor dan oksidator, karena Titrasi redoks

melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit. Jadi kalau

titrannya oksidator maka sampelnya adalah reduktor, dan kalau titrannya reduktor

maka samplenya adalah oksidator (Erwanto, dkk. 2018: 4).

Reaksi reduksi oksidasi dianggap sebagai penggabungan dua sistem atau

setengah reaksi. Cara tersebut dinamakan metode ion elektron atau setengah reaksi.

Penyetaraan persamaan reaksi reduksi oksidasi (redoks) dapat disetarakan dengan

dua cara, yaitu cara perubahan bilangan oksidasi dan cara setengah reaksi Semua

reaksi redoks dapat diberimbangkan baik dengan cara perubahan bilangan oksidasi

ataupun cara setengah reduksi. Urutan tahap-tahap penyetaraan persamaan reaksi

redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi berbeda dengan urutan tahap-

tahap penyetaraan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi tapi hasil persamaan

reaksi redoks adalah sama (Fauziah, 2021: 354).

Pada reaksi redoks, zat yang memungkinkan zat lain teroksidasi disebut

bahan pengoksidasi (oxidizing agent) atau oksidan (oxident) atau oksidator. Dalam

melakukannya, bahan pengoksidasi tersebut tereduksi sendiri. Sama halnya, zat

yang mengakibatkanzat lain tereduksi disebut dengan bahan pereduksi (reducing

agent) atau reduktan (reductant) atau reduktor. Pada reaksi, bahan pereduksi akan

teroksidasi sendiri atau bahan pengoksidasi (oksidan) adalah unsur dengan


5

bilangan oksidasi turun pada reaksi redoks, memperoleh elektron (elektron

dijumpai berada di sisi kiri pada persamaan-setengahnya) dan tereduksi.

Sedangkan bahan pereduksi (reduktan) adalah unsur dengan bilangan oksidasi naik

pada reaksi redoks, memperoleh elektron (elektron dijumpai berada disisi kanan

pada persamaan-setengahnya) dan teroksidasi. Secara umum, zat yang unsurnya

berada pada salah satu bilangan oksidasi tertinggi, maka zat tersebut adalah bahan

pengoksidasi. Jika unsur itu berada pada salah satu bilangan oksidasi terendahnya,

maka zat itu adalah bahan pereduksi (Kurniasari, dkk. 2019: 31).

C. Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan

reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Prinsip reaksi ini difokuskan pada

reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara Kalium permanganat (KMnO 4)

dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan Kalium permanganat (KMnO4) telah

dikenal lebih dari seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara

langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe +, asam atau garam oksalat

yang dapat larut dan lain sebagainya. Zat organik dapat dioksidasi dengan
menggunakan Kalium permanganat (KMnO4) dalam suasana asam dengan

pemanasan. Sisa Kalium permanganat (KMnO4) direduksi dengan asam oksalat

berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan Kalium permanganat

(KMnO4). Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion

permanganat. Reaksi oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral

dan alkalis. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:

MnO4-(aq)+ 8H+ (aq)+ 5e → Mn2+ (aq)+ 4H2O(l) …(2.1)

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan

pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau

penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi (Apriyanti, 2018: 11).


6

Metode titrasi permanganometri merupakan pengukuran volume suatu

larutan yang diketahui konsentrasinya dengan pasti, yang diperlukan untuk

bereaksi sempurna dengan salah satu volume tepat zat yang akan ditentukan.

Larutan yang kadarnya diketahui dengan pasti dinamakan larutan baku atau

larutan standart. Untuk membuat larutan baku kalium permanganat, harus dijaga

faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan konsentrasi larutan baku yang

besar, antara lain dengan pemanasan dan penyaringan untuk menghilangkan zat

yang mudah dioksidasi. Larutan kalium permanganat merupakan larutan yang

berwana. Ketika larutan ini digunakan untuk titrasi larutan sampel yang tidak

berwana. Untuk memperjelas titik akhir, dapat ditambahkan indicator redoks,

seperti feroin atau asam N-fenil antranilat (Rohman, 2021: 136).

D. Iodometri
Titrasi iodometri dan iodimetri yaitu salah satu metode titrasi yang

didasarkan pada reaksi redoks. Metode ini lebih banyak diaplikasikan dalam

analisis jika dibandingkan dengan metode lain karena perbandingan stokiometri

yang sederhana penggunaanya, praktis dan tidak banyak masalah serta mudah.
Iodimetri adalah metode titrasi atau volumetri yang pada penentuannya

berdasarkan pada jumlah I2 (Iodium) yang bereaksi dengan sampel (asam

askorbat) atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide.

Indikator yang digunakan dalam iodimetry yaitu larutan kanji 5%. Titik ekivalen

ditandai dari perubahan warna dari biru menjadi bening (Iskandar, 2017: 68).

Titrasi Iodimetri merupakan titrasi redoks. Titrasi-titrasi redoks

berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini

biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun

demikian, penggunaan indikator yang dapat merubah warnanya dengan adanya

kelebihan titran juga sering digunakan (Feladita, dkk. 2018: 287).


7

Metode iodometri, titrasi iodometri adalah suatu proses tak langsung yang

melibatkan iod, ion iodida berlebih ditambahkan kedalam suatu agen

pengoksidasi, yang membebaskan iod dan kemudian dititrasi dengan Na2S2O3

(Natrium Tiosulfat). Titrasi iodometri merupakan titrasi redoks. Banyaknya

volume Natrium Tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium

yang dihasilkan sebagai titrat dan setara dengan banyaknya sampel (Silviana,

2019: 142).

E. Integrasi ayat
Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam kehidupan

kita sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak

bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga.

Selain itu, sebagian besar dari unsur logam dan unsur nonlogam diperoleh melalui

proses oksidasi atau reduksi. Reaksi oksidasi (oxsidation reaction) merupakan

reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya elektron. Ayat Al-Qur’an yang

berhubungan dengan percobaan reaksi redoks terdapat dalam Q.S Al-Kahfi ayat

96-98 yang berbunyi:

َ َ‫ص َدفَ ْي ِن قَا َل ا ْنفُ ُخوْ ا ۗ َح ٰتّ ٓى اِ َذا َج َعلَهٗ نَار ًۙا ق‬
ْ ِ‫ال ٰاتُوْ نِ ْٓي اُ ْف ِر ْغ َعلَ ْي ِه ق‬
‫طرًا ۗ فَ َما‬ َّ ‫تُوْ نِ ْي ُزبَ َر ْال َح ِد ْي ۗ ِد َح ٰتّ ٓى اِ َذا َس ٰاوى بَ ْينَ ال‬
‫َّظهَرُوْ هُ َو َما ا ْستَطَا ُعوْ ا لَهٗ نَ ْقبًا قَا َل ٰه َذا َرحْ َمةٌ ِّم ْن َّرب ۚ ِّْي فَا ِ َذا َج ۤا َء َو ْع ُد َرب ِّْي َج َعلَهٗ َد َّك ۤا ۚ َء َو َكانَ َو ْع ُد‬ ْ ‫ا ْسطَاع ُْٓوا اَ ْن ي‬

‫ۗ َرب ِّْي َحقًّا‬


Terjemahnya:
Berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga ketika (potongan besi) itu
telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia
(Zulqarnain) berkata, “Tiuplah (api itu).” Ketika (besi) itu sudah menjadi
(merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih)
agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” (96) Maka, mereka (Ya’juj dan
Ma’juj) tidak mampu mendakinya dan tidak mampu (pula) melubanginya.
(97).Dia (Zulqarnain) berkata, “(Tembok) ini adalah rahmat dari Tuhanku.
Apabila janji Tuhanku telah tiba, Dia akan menjadikannya hancur luluh. Janji
Tuhanku itu benar.” (98).
8

Ayat tersebut dijelaskan bahwa Zulkarnain membangun tembok

penghalang itu menggunakan kayu dan batu bara. Selanjutnya tembaga yang sudah

dilebur itu dituangkan ke atas besi yang merah membara sehingga masuklah

tembaga itu ke dalam partikel-partikel potongan besi. Akhirnya kedua logam itu

menyatu. Proses yang dilakukan oleh Zurkarnain saat membangun tembok

penghalang merupakan salah satu aplikasi dari lmu kimia yakni reaksi reduksi-

oksidasi. Jika dikaji dari lmu kimia, besi merupakan logam yang sangat mudah

mengalami korosi karena proses oksidasi sehingga perlu dilakukan beberapa cara

untuk mencegah korosi pada besi. Salah satu caranya, yaitu melapisi permukaan

besi dengan logam yang lebih mudah tereduksi atau logam yang memiliki

potensial reduksi lebih positif dari besi. Contoh logam tersebut adalah tembaga

atau timah (Tafsir Al-Jalalain).


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Pada percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, pukul 13.00-16.00 WITA

di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, power

supply, Hotplate, buret asam, statif dan klem, termometer 100oC, Erlenmeyer 100

mL, gelas kimia 100 mL, labu takar 50 mL, tabung U, bulp, tabung reaksi, pipet

skala 10 mL, spatula, dan penjepit buaya.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah amilum, asam


klorida (HCl) 4 N, asam oksalat (C2H2O4) 0,25 gram, asam sulfat (H2SO4) 12,5

mL, aquades (H2O), besi (III) 2 mL, klorida (FeCl3) 0,1 M, elektroda, indikator

fenolftalein 125 gram, kalium lodida (Kl) 0,25 M, kalium permanganat (KMnO4)

0,1 N, kloroform (CHCl3) 1 mL dan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 100 mL.

C. Prosedur Kerja

1. Oksidimetri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang asam oksalat

sebanyak 0,25 gram. Kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan

menggunakan aquades. Setelah itu diaduk menggunakan batang pengaduk agar

padatan oksalat benar-benar larut. Kemudian dimasukkan asam oksalat kedalam

labu takar 50 mL dan dihimpitkan sampai tanda batas. Setelah itu dihomogenkan.

Kemudian dipipet 12,5 mL kedalam Erlenmeyer 250 mL. Selanjutnya dipipet

9
10

asam sulfat sebanyak 12,5 mL pada lemari asam. Kemudian diencerkan sampai 50

mL dan dipanaskan hingga suhu 70oC. Selanjutnya dimasukkan kalium

permanganat kedalam buret dan dilakukan titrasi hingga larutan tersebut berwarna

merah jambu. Dilakukan Langkah yang sama untuk duplo.

2. Iodometri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang kalium dikromat

sebanyak 0,125 gram. Kemudian dilarutkan kalium dikromat dengan aquades dan

diaduk menggunakan batang pengaduk hingga larut dan dimasukkan kedalam

labu takar 50 mL. Selanjutnya dihimpitkan hingga tanda batas. Setelah itu, dipipet

larutan kedalam erlenmeyer sebanyak 12,5 mL. Selanjutnya ditambahkan kalium

iodida sebanyak 2,5 mL dan ditambahkan asam klorida sebanyak 5 mL. Setelah

itu diencerkan dengan aquades hingga 100 mL. Setelah itu, dilakukan titrasi

hingga berwarna kuning. Setelah titrasi, ditambahkan larutan amilum sebagai

indikator hingga berwarna kebiruan. Dilakukan penitaran kedua hingga titik akhir

titrasi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hijau muda. Dilakukan

langkah yang sama untuk duplo.

3. Elektrolisis KI

Langkah pertama, larutan Kl 0,25 M dimasukkan dalam tabung U hingga

mencapai 2 cm dari mulut tabung. Kemudian elektroda dipasang dan

dihubungkan dengan arus searah 6 volt selama 5 menit. Amati perubahan yang

terjadi pada anoda dan katoda lalu catat perubahannya. Kemudian mengambil 2

mL larautan di ruang katoda ambil menggunakan pipet tetes dan tambahkan

dengan indikator phenoptalin, berikutnya tambahkan 2 mL larutan besi (III)


klorida (FeCl3) 0,1 M. lalu 2 mL larutan dari ruang anoda dikeluarkan dan

ditambahkan 1 mL larutan kloroform (CHCl 3) serta catat dan tulis semua hal

persamaan reaksinya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
1. Tabel pengamatan

a. Oksidimetri

Table 4.1 Titrasi Redoks Menggunakan Metode Oksidimetri


Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi
No Perlakuan Volume Volume
Warna Warna
(mL) (mL)

1. Simplo H2C2O4 + Bening 47 Orange 16


H2SO4 + KMnO4

Duplo H2C2O4 + H2SO4 + Merah


2. Bening 31 29,5
KMnO4 Jambu

b. Iodometri
Tabel 4.2 Titrasi Redoks Menggunakan Metode Iodometri

Seebelum Titrasi Sesudah Titrasi


No Perlakuan Volume Volume
Warna (mL) Warna (mL)

Simplo I2+ Na2S2O3 + Kuning


1. 9,2 Hijau 14,2
Kanji Pekat

Duplo I2+ Na2S2O3 + Kuning


2. Pekat 14,7 Hijau 19,2
Kanji

11
12

c. Elektrolisis KI

Tabel 4.3. Elektrolisis Kalium Iodida


No. Perlakuan Hasil
Anoda = Terdapat gelembung
1. Elektroda + KI Katoda = Berwarna Kuning
ng 2mL ruang katoda + C2H14O4 + 2
2. mL FeCl3 Merah bata

Terbentuk dua lapisan warna yaitu


3. 2 mL ruang anoda + 1 mL CHCl3 kuning pada lapisan pertama dan merah jambu
di lapisan kedua

2. Reaksi

a. Oksidimetri

5H2C2O4+3H2SO4+ 2KMnO4 → 10CO2 + 8H2O + 2MnSO4 +K2SO4


Reduksi
+7 +2

+3 Oksidasi +4
b. Iodometri

6KI + 14HCl + K2Cr2O7 → 7H2O + 3I2 + 8KCl + 2CrCl3

Oksidasi
+4 +6
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Reduksi
0 -1
c. Elektrolisis KI

2KI(aq) → 2K+(aq) + 2I-(aq)

Anoda (+) : 2I-(aq) → I2(g) + 2e-

Katoda (-) : 2H2O + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)

Hasil : 2KI (aq) + 2H2O → 2K+(aq) + I2(g) + 2OH-(aq) + H2(g)


12
13

3. Analisis Data

a. Oksidimetri

1) Simplo
Dik : Mr H2C2O4 = 126 gr/mol
V1 = 0,0 mL
V2 = 1,2 mL
V1 + V 2 0,0+1,2
V rata-rata = = = 0,6 mL
2 2
Massa = 0, 25 gram
Dit : N KMnO4 = ... ?
Penyelesaian :
Mg asam oksalat
N =
fp .f.be
v labu takar 100
Fp = = =4 mL
v dipipet 25
mr 126 ,06
Be = = =63,03 gr/mol
valensi 2
250
N = 4x0,6x63 ,03 =¿ 0,016 N

2) Diplo

Dik:V1 = 0,0 mL

V2 = 1,5 mL
m H2C2O4 = 0, 25 gram
V1 + V 2 0,0+1,5
v total = = =0,75 mL
2 2
Dit: N KmNO4 = ….?

Penyelesaian :
v labutakar 100
Fp = = = 4 mL
v dipipet 25
mr H 2 C 2 O4 + H 2 O 126,06
Be = = = 63,03 gr/mol
valensi 2
mg H2 C2 O4
N =
fp.v.36
250
N = = 0,013N
4x0,75x63,03
13
14

b. Iodometri
1) Simplo

Dik : Mr K2C2O7 = 194 gr/mol

V1 = 0,0 mL

V2 = 7,50 mL
0,0 + 7,50
V rata rata = =7,5 mL
2
Massa = 0,125 gram → 125 mg

Dit : Na2S2O3 =…?

Penye :
mg K2 C2 O7
N =
fp.v.Be
v labu takar 25
Fp = = =4 mL
v dipipet 6,25
mr 294,185
Be = = =49,03 gr/mol
valensi 6
125
N = =0,084 N
4 x 7,5 x 49,03
2) Diplo

Dik : Mr K2C2O7 = 194 gr/mol

V1 = 0,0 mL
V2 = 12,8 mL
0,0 + 12,8
V rata rata = = 6,4 mL
2
Massa = 0,125 gram → 125 mg

Dit : Na2S2O3 =…?

Penye :
mg K2 C2 O7
N =
fp.v.Be
v labu takar 25
Fp = = =4 mL
v dipipet 6,25
mr 294,185
Be = = =49,03 gr/mol
valensi 6
125
N = =0,099 N
4 x 6,4 x 49,03
14
15

B. Pembahasan

Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi.

Konsep tentang bilangan oksidasi, telah dibahas dalam topik sebelumnya. Reaksi

redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang

terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan elektron. Setiap

fenomena yang ditemukan di alam setiap terjadi peristiwa reduksi maka dalam

waktu yang sama terjadi peristiwa oksidasi, kedua peristiwa tersebut biasa kita

sebut dengan istilah redoks. Peristiwa redoks merupakan peristiwa yang

didalamnya terjadi dua jenis reaksi yaitu reduksi dan oksidasi.

Percobaan pertama dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4) dan

kalium permanganat (KMnO4) yang mana merupakan zat pengoksidasi yang

sangat kuat. Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena

mampu bertindak sebagai indikator. Kemampuan suatu larutan untuk dapat

menjadi suatu indicator dalam suatu reaksi tanpa penambahan disebut dengan auto

indikator. Larutan kalium permanganat (KMnO4) merupakan salah satu larutan

auto indikator. Titrasi larutan berwarna atau sedikit saja berwarna. Penambahan

kalium permanganate (KMnO4) berfungsi untuk memberikan warna pada

percobaan, yaitu warna merah jambu. Titrasi oksidometri bertujuan untuk

mengetahui adanya kandungan ion oksalat dalam sampel uji (asam oksalat hasil

sintesis) dengan titran larutan permanganat secara kuantitatif. Larutan sampel uji

yang didapat ditambahkan asam sulfat yang bertujuan untuk memberikan suasana

asam. Hal ini dilakukan karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila reaksi

dilakukan dalam suasana asam dan reaksi dengan asam sulfat tersebut tidak

menghasilkan produk serta tidak bereaksi dengan titran. Pada suasana asam zat ini

akan mengalami reduksi menghasilkan ion Mn2+ yang tidak berwarna sedangkan

apabila reaksi dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit basa maka
16

akan terbentuk padatan MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu

dalam penentuan titik akhir titrasi. Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat

reaksi antara kalium permanganat dengan asam oksalat karena pada suhu kamar

reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk menentukan

titik akhir reaksi (Irwanda, 2017: 34).

Percobaan kedua yaitu menggunakan larutan natrium tiosulfat (Na 2S2O3).

Hal yang pertama, ditimbang kalium dikromat, kalium iodida dan natrium

bikarbonat, kemudian dilarutkan kalium dikromat (K2Cr2O7) yang bertindak

sebagai oksidator kuat dan kalium iodida (KI), yang berfungsi sebagai sumber

Iodium (I2) yang akan mereduksi kalium dikromat (K2Cr2O7) sehingga

menghasilkan iodium (I2) yang fungsinya mempercepat reaksi, ke dalam akuades,.

Kemudian ditambahkan (HCl), yang berfungsi sebagai medium yang memiliki

keasaman untuk berlangsungnya reaksi kalium iodida (KI) dengan kalium

dikromat (K2Cr2O7) sehingga menghasilkan iodium (I2) lalu ditutup labu

erlenmeyer dan digoyangkan. Dititrasi iodium yang dibebaskan dengan natrium

tiosulfat (Na2S2O3) Setelah terjadi perubahan warna larutan menjadi warna hijau

kekuningan, ditambahkan indikator kanji iodida, penambahan indikator pada

pertengahan titrasi bertujuan untuk mencegah adanya reaksi kuat antara amilum

dengan iodide awal reaksi yang menyebabkan sukarnya melihat titik akhir titrasi.

Warna larutan hijau kekuningan akan berubah menjadi semi biru. Dilanjutkan

proses titrasi hingga titik akhir titrasitercapai, titik aktik titrasi tercapai ditandai

dengan berubahnya warna larutan semi biru menjadi warna hijau muda (Samsuar,

2017: 14).

Percobaan ketiga, yaitu elektrolisis KI, yaitu ketika reaksi berlangsung,

pada anoda mengalami perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan.

Warna kuning pada anoda menandakan bahwa di anoda mengandung gas iodin.
17

Setelah ditambah fenolftalein terjadi perubahan warna sedangkan ketika ditambah

dengan amilum, warnanya bersifat asam serta berubah menjadi coklat kehitaman

(pekat). Hal tersebut menandakan bahwa pada anoda terdapat ion I - yang

kemudian dioksidasi menjadi unsurnya yaitu I2. Katoda tidak mengalami

perubahan warna. Namun, setelah ditambakan fenolftalein terjadi perubahan

warna. Hal tersebut menandakan bahwa pada katoda elektrolisis bersifat basa serta

terdapat ion K+ sehingga mereduksi air direduksi menghasilkan H2 dan OH-

(Widodo, 2008:35).

Percobaan reaksi redoks oksidometri dan iodometri sesuai dengan teori

Sukmawati (2020: 4) yang menyatakan bahwa reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.

Istilah oksidasi dan reduksi diterapkan pada perubahan kimia atau reaksi kimia

dari suatu zat (unsur dan senyawa) yang melibatkan oksigen. Oksidasi merupakan

peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu zat sedangkan reduksi merupakan

peristiwa pelepasan oksigen dari suatu zat.

Percobaan elektrolisis KI sesuai dengan teori Suyanta (2013: 21), yang

menyatakan elektrolisis larutan KI akan terbentuk gas hidrogen pada katoda dan

iodin pada anoda, sedangkan larutan di sekitar katoda bersifat basa. Larutan KI

akan terjadi kompetisi pada masing-masing elektodenya, pada katoda akan terjadi

kompetisi antara ion K+ dengan molekul air dan akan mengalami reaksi reduksi di

katoda.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Titrasi redoks oksidimetri merupakan titrasi yang menggunakan kalium


permanganate (KMnO4) sebagai oksidator sekaligus sebagai titran,

sedangkan titrasi redoks iodometri merupakan titrasi yang redoks dengan

menggunakan iodium. Pada percoban oksidimetri kalium permanganat

dapat bekerja pada suasana asam. Hasil yang diperoleh dari titrasi

redoks oksidimetri adalah menghasilkan perubahan warna dari warna

bening menjadi warna pink keungu-unguan. Sedangkan hasil yang

diperoleh pada titrasi redoks iodometri adalah menghasilkan perubahan

warna dari warna biru menjadi hijau.


2. Elektrolisis KI adalah peristiwa terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik

dilakukan percobaan elektrolisis KI, yang mana pada elektroda terjadi dua
-
reaksi pada anoda dan katoda. Ruang anoda terjadi reaksi oksidasi I
menjadi I2 yang ditandai dengan adanya warna kuning pada larutan,

sedangkan pada ruang katoda terjadi reaksi reduksi H2O menjadi H2 dan

OH- yang ditandai dengan adanya gelembung.

B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya menggunakan larutan

Tembaga(II) sulfat (CuSO4) untuk mengetahui bagaimana reaksi kimia pada arus

listrik dilihat dari perbedaan warna dan dari adanya gelembung.

18
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Apriyani.“Analisis Kadar Zat Organik pada Air Sumur Warga


Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri” ALKIMIA:
Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2 no.2 (2018). h. 10-14.
Cairns, Donald, Intisari Kimia Farmasi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
(2008).
Erwanto, dkk. “Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam
Askorbat pada Buah dengan Metode Titrasi Iodimetri” Jurnal Ilmiah
Multitek Indonesia, 12 no.1 (2018). h. 1-6.
Fauziah.”Studi Perbandingan Pengajaran Reaksi Reduksi Oksidasi Antara
Cara Perubahan Bilangan Oksidasi dengan Cara Setengah Reaksi”
JIUBJ, 21 no. 1 (2021). h. 353-357.
Feladita, dkk.“Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin
Buah Semangka (Citrullus Vullgaris, Schand) Daging Buah
Berwarna Merah dan Daging Buah Berwarna Kuning Secara
Iodimetri” Analisi Farmasi, 3 no. 4 (2018). h. 286-293.
Iskandar, Dodi.“Perbandingan Metode Spektrofotometri Uv-Vis dan
Iodimetridalam Penentuan Asam Askorbat Sebagai Bahan Ajar
Kimiaa nalitik Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
Berbasisopen Ended Experiment Danproblem Solving” Teknologi
Technoscientia, 10 no. 1 (2017). h. 66-70.
Kurniasari, dkk.“Integrasi Nilai-Nilai Keislaman Pada Reaksi Redoks dan
Elektrokimia Terhadap Rahasia Kekuatan Benteng Besi Iskandar
Zulkarnain” Walisongo Journal of Chemistry, 2 no. 1 (2019). h. 26-
39
Muchtaridi & Justiana. Kimia 2. Yudhistira: Jakarta (2007).
Rodiani & Suprijadi, Analisis Titrimetri Dan Gravimetri. Konsorsium:
Jakarta (2013).
Rohman, Abdul. Analisis Obat Secara Volumetri. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta (2021).
Silviana, Ernita.”The Comparison Of Potassium Iodate Concentration In
Jangka Salt of Matang Glumpang Dua Production From The
Cooking and Natural Drying Process By Iodometri Method”
Lantanida journal, 7 no.2 (2019). h. 101-193.
Sulistyarti & Mulyasuryani, Kimia Analisis Kuantitafif Dasar. UB Press:
Malang (2021).
LAMPIRAN I

SKEMA KERJA

1. Oksidimetri

Oksidimetri
- Ditimbang sebanyak 0,25 gram

- Dimasukkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan

- Diaduk menggunakan batang pengaduk

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml

- Dihimpitkan dan dihomogenkan

- Dipipet 12,5 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml

- Dipipet asam sulfat sebanyak 5 ml

- Diencerkan sampai 50 ml dan dipanaskan sampai 70° C

- Dimasukkan kalium permanganate kedalam buret

- Dilakukan titrasi

Hasil
2. Iodimetri

Iodometri

- Ditimbang kalium dikromat sebanyak 0,125 gram

- Dilarutkan dan diaduk menggunakan batang pengaduk

- Dihimpitkan hingga tanda batas

- Dipipet kedalam Erlenmeyer sebanyak 12,5 ml

- Ditambahkan kalium iodide sebanyak 2,5 ml dan asam

klorida sebanyak 5 ml

- Diencerkan hingga 100 ml dengan larutan tio

- Dilakukan titrasi

- Ditambahkan larutan amilum

Hasil
3. Elektrolisis KI

Elektrolisis KI

- Dimasukkan larutan KI 0,25 M ke dalam tabung U

- Dipasang elektroda dan dihubungkan dengan sumber arus searah

6 volt selama 5 menit.

- Diputuskan arus

- Dicatat perubahan yang terjadi pada anoda dan katoda

- Diambil 2 ml larutan dari ruang katoda

- Dipipet dan ditambahkan beberapa tetes phenolpthalin

- Ditambahkan 2 ml larutan FeCl3 0,1 M

- Dikeluarkan 2 ml larutan dari ruang anoda

- Ditambahkan 1 ml larutan CHCl3 kemudian di kocok dan di

- Perhatikan warna lapisan CHCl3

- Dicatat semua hasil dan ditulis persamaan reaksinya

Hasil
LAMPIRAN II

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

1. Titrasi Redoks secara Oksidimetri

Ditimbang dengan teliti Dilarutkan dengan Dihimpitkan hingga


± 500 mg hablur asam aquadest ke dalam gelas tanda batas dan
oksalat. kimia dihomogenkan

Dipipet 25 mL ke dalam Ditambahkan 25 mL Dipanaskan hingga suhu


Erlenmeyer H2SO4 4N dan ± 70ºC
diencerkan ± 100 mL

Dititrasi dengan larutan Pengerjaan ini dilakukan


KMnO4 sampai berwarna sebanyak 2 kali
merah jambu pengulangan.
2. Titrasi Redoks secara Iodometri

Ditimbang dengan teliti Dilarutkan dengan Dimasukkan ke labu


± 0,125 g hablur kalium aquadest. ukur dan diimpitkan
dikromat p.a. hingga tanda batas.

Erlenmeyer asah diisi Dipipet 6,25 mL ke Diencerkan hingga 50


2,5 mL larutan KI 20% dalam Erlenmeyer asah mL.
dan 2,5 mL HCl 4 N. .

Dititrasi dengan larutan Ditambahkan 0,25 ml Perlakuan dilakukan


tiosulfat 0,1 N sampai laruta kanji lalu dititar secara triplo.
berwarna kuning. hingga berubah warna
dari buru menjadi hijau.
3. Elektrolisis KI

Masukkan larutan KI Pasang elektroda. Hubungkan dengan


0,25 M ke dalam tabung sumber arus searah 6
U volt selama 5 menit

Putuskan arus dan amati Ambil 2 mL larutan dari Ambil 2 mL larutan dari
perubahan yang terjadi. ruang anoda dan ruang anoda dan
ditambahkan ind. PP dan ditambahkan CHCl3.
FeCl3 0,1 M Lalu diamati.
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai