PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Titrasi atau disebut juga volumetri sebagai metode analisis kuantitatif
dimana konsentrasi suatu zat didalam sampel diketahui dari volume larutan
standar yang digunakan untuk tepat bereaksi dengan larutan sampel pada titik
ekivalen. Dalam pelaksanaan titrasi, larutan peniter (titran) berupa larutan standar
(yang diletakkan didalam buret) akan diteteskan secara bertahap kelarutan sampel
akurasi tinggi. Penetesan titran dilakukan sampai semua sampel telah tepat habis
bereaksi dengan titran (larutan standar). Metode titrasi didasarkan pada 4 macam
reaksi, yaitu reaksi asam basa, reaksi pengendapan, reaksi pembentukan kompleks
dan reaksi redoks (Sulistyarti dan Mulyasuryani, 2021: 3). Salah satunya yaitu
Titrasi redoks melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini
selalu terjadi secara bersama dan merupakan bagian yang sangat penting dalam
ilmu kimia. Segala sesuatunya, mulai dari reaksi ionik yang sederhana hingga
proses ini. Oksidasi sebagai hilangnya hidrogen, atau perolehan oksigen atau
disetarakan bukan dengan menghitung jumlah mol atom yang bereaksi, tetapi
(KMnO4) dengan standar primer, asam oksalat (C2H2O4) (Cairns, 2008: 139).
1
2
oksidasi terjadi peristiwa pelepasan elektron terhadap media pengantar pada sel
elektrokimia. Setiap unsur logam mempunyai sifat reduktor, sebab unsur logam
bersifat reduktor kuat (mudah teroksidasi) seperti logam-logam alkali, dan ada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Titrasi
sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang
reaksi asam basa disebut titrasi asam-basa. Ada dua jenis titrasi asam-basa, yaitu
larutan basa). Konsentrasi larutan baku biasanya sangat pekat. Untuk menghemat
ditempatkan dalam buret (tabung panjang yang memiliki skala volume dan kran
kedalam larutan yang dititrasi. Penetesan baru dihentikan jika sudah tercapai titik
akhir titrasi (Muchtaridi dan Justiana, 2007: 199).
1. Titrasi langsung.
Cara ini dilakukan dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang
akan ditetapkan.
berlebihan, kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain, volume titrasi
3
4
diperlukan titrasi blanko. Larutan blanko adalah larutan yang berisi semua
B. Titrasi Redoks
Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat
pastinya akan melibatkan senyawa reduktor dan oksidator, karena Titrasi redoks
melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit. Jadi kalau
titrannya oksidator maka sampelnya adalah reduktor, dan kalau titrannya reduktor
setengah reaksi. Cara tersebut dinamakan metode ion elektron atau setengah reaksi.
dua cara, yaitu cara perubahan bilangan oksidasi dan cara setengah reaksi Semua
reaksi redoks dapat diberimbangkan baik dengan cara perubahan bilangan oksidasi
redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi berbeda dengan urutan tahap-
tahap penyetaraan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi tapi hasil persamaan
Pada reaksi redoks, zat yang memungkinkan zat lain teroksidasi disebut
bahan pengoksidasi (oxidizing agent) atau oksidan (oxident) atau oksidator. Dalam
agent) atau reduktan (reductant) atau reduktor. Pada reaksi, bahan pereduksi akan
Sedangkan bahan pereduksi (reduktan) adalah unsur dengan bilangan oksidasi naik
pada reaksi redoks, memperoleh elektron (elektron dijumpai berada disisi kanan
berada pada salah satu bilangan oksidasi tertinggi, maka zat tersebut adalah bahan
pengoksidasi. Jika unsur itu berada pada salah satu bilangan oksidasi terendahnya,
maka zat itu adalah bahan pereduksi (Kurniasari, dkk. 2019: 31).
C. Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Prinsip reaksi ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara Kalium permanganat (KMnO 4)
dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan Kalium permanganat (KMnO4) telah
dikenal lebih dari seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara
langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe +, asam atau garam oksalat
yang dapat larut dan lain sebagainya. Zat organik dapat dioksidasi dengan
menggunakan Kalium permanganat (KMnO4) dalam suasana asam dengan
permanganat. Reaksi oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral
bereaksi sempurna dengan salah satu volume tepat zat yang akan ditentukan.
Larutan yang kadarnya diketahui dengan pasti dinamakan larutan baku atau
larutan standart. Untuk membuat larutan baku kalium permanganat, harus dijaga
besar, antara lain dengan pemanasan dan penyaringan untuk menghilangkan zat
berwana. Ketika larutan ini digunakan untuk titrasi larutan sampel yang tidak
D. Iodometri
Titrasi iodometri dan iodimetri yaitu salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi redoks. Metode ini lebih banyak diaplikasikan dalam
yang sederhana penggunaanya, praktis dan tidak banyak masalah serta mudah.
Iodimetri adalah metode titrasi atau volumetri yang pada penentuannya
askorbat) atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide.
Indikator yang digunakan dalam iodimetry yaitu larutan kanji 5%. Titik ekivalen
ditandai dari perubahan warna dari biru menjadi bening (Iskandar, 2017: 68).
berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini
Metode iodometri, titrasi iodometri adalah suatu proses tak langsung yang
volume Natrium Tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium
yang dihasilkan sebagai titrat dan setara dengan banyaknya sampel (Silviana,
2019: 142).
E. Integrasi ayat
Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam kehidupan
kita sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak
bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga.
Selain itu, sebagian besar dari unsur logam dan unsur nonlogam diperoleh melalui
reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya elektron. Ayat Al-Qur’an yang
berhubungan dengan percobaan reaksi redoks terdapat dalam Q.S Al-Kahfi ayat
َ َص َدفَ ْي ِن قَا َل ا ْنفُ ُخوْ ا ۗ َح ٰتّ ٓى اِ َذا َج َعلَهٗ نَار ًۙا ق
ْ ِال ٰاتُوْ نِ ْٓي اُ ْف ِر ْغ َعلَ ْي ِه ق
طرًا ۗ فَ َما َّ تُوْ نِ ْي ُزبَ َر ْال َح ِد ْي ۗ ِد َح ٰتّ ٓى اِ َذا َس ٰاوى بَ ْينَ ال
َّظهَرُوْ هُ َو َما ا ْستَطَا ُعوْ ا لَهٗ نَ ْقبًا قَا َل ٰه َذا َرحْ َمةٌ ِّم ْن َّرب ۚ ِّْي فَا ِ َذا َج ۤا َء َو ْع ُد َرب ِّْي َج َعلَهٗ َد َّك ۤا ۚ َء َو َكانَ َو ْع ُد ْ ا ْسطَاع ُْٓوا اَ ْن ي
penghalang itu menggunakan kayu dan batu bara. Selanjutnya tembaga yang sudah
dilebur itu dituangkan ke atas besi yang merah membara sehingga masuklah
tembaga itu ke dalam partikel-partikel potongan besi. Akhirnya kedua logam itu
penghalang merupakan salah satu aplikasi dari lmu kimia yakni reaksi reduksi-
oksidasi. Jika dikaji dari lmu kimia, besi merupakan logam yang sangat mudah
mengalami korosi karena proses oksidasi sehingga perlu dilakukan beberapa cara
untuk mencegah korosi pada besi. Salah satu caranya, yaitu melapisi permukaan
besi dengan logam yang lebih mudah tereduksi atau logam yang memiliki
potensial reduksi lebih positif dari besi. Contoh logam tersebut adalah tembaga
METODE PERCOBAAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, power
supply, Hotplate, buret asam, statif dan klem, termometer 100oC, Erlenmeyer 100
mL, gelas kimia 100 mL, labu takar 50 mL, tabung U, bulp, tabung reaksi, pipet
2. Bahan
mL, aquades (H2O), besi (III) 2 mL, klorida (FeCl3) 0,1 M, elektroda, indikator
fenolftalein 125 gram, kalium lodida (Kl) 0,25 M, kalium permanganat (KMnO4)
C. Prosedur Kerja
1. Oksidimetri
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang asam oksalat
sebanyak 0,25 gram. Kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan
labu takar 50 mL dan dihimpitkan sampai tanda batas. Setelah itu dihomogenkan.
9
10
asam sulfat sebanyak 12,5 mL pada lemari asam. Kemudian diencerkan sampai 50
permanganat kedalam buret dan dilakukan titrasi hingga larutan tersebut berwarna
2. Iodometri
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang kalium dikromat
sebanyak 0,125 gram. Kemudian dilarutkan kalium dikromat dengan aquades dan
labu takar 50 mL. Selanjutnya dihimpitkan hingga tanda batas. Setelah itu, dipipet
iodida sebanyak 2,5 mL dan ditambahkan asam klorida sebanyak 5 mL. Setelah
itu diencerkan dengan aquades hingga 100 mL. Setelah itu, dilakukan titrasi
indikator hingga berwarna kebiruan. Dilakukan penitaran kedua hingga titik akhir
titrasi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hijau muda. Dilakukan
3. Elektrolisis KI
dihubungkan dengan arus searah 6 volt selama 5 menit. Amati perubahan yang
terjadi pada anoda dan katoda lalu catat perubahannya. Kemudian mengambil 2
ditambahkan 1 mL larutan kloroform (CHCl 3) serta catat dan tulis semua hal
persamaan reaksinya.
BAB IV
A. Hasil pengamatan
1. Tabel pengamatan
a. Oksidimetri
b. Iodometri
Tabel 4.2 Titrasi Redoks Menggunakan Metode Iodometri
11
12
c. Elektrolisis KI
2. Reaksi
a. Oksidimetri
+3 Oksidasi +4
b. Iodometri
Oksidasi
+4 +6
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Reduksi
0 -1
c. Elektrolisis KI
3. Analisis Data
a. Oksidimetri
1) Simplo
Dik : Mr H2C2O4 = 126 gr/mol
V1 = 0,0 mL
V2 = 1,2 mL
V1 + V 2 0,0+1,2
V rata-rata = = = 0,6 mL
2 2
Massa = 0, 25 gram
Dit : N KMnO4 = ... ?
Penyelesaian :
Mg asam oksalat
N =
fp .f.be
v labu takar 100
Fp = = =4 mL
v dipipet 25
mr 126 ,06
Be = = =63,03 gr/mol
valensi 2
250
N = 4x0,6x63 ,03 =¿ 0,016 N
2) Diplo
Dik:V1 = 0,0 mL
V2 = 1,5 mL
m H2C2O4 = 0, 25 gram
V1 + V 2 0,0+1,5
v total = = =0,75 mL
2 2
Dit: N KmNO4 = ….?
Penyelesaian :
v labutakar 100
Fp = = = 4 mL
v dipipet 25
mr H 2 C 2 O4 + H 2 O 126,06
Be = = = 63,03 gr/mol
valensi 2
mg H2 C2 O4
N =
fp.v.36
250
N = = 0,013N
4x0,75x63,03
13
14
b. Iodometri
1) Simplo
V1 = 0,0 mL
V2 = 7,50 mL
0,0 + 7,50
V rata rata = =7,5 mL
2
Massa = 0,125 gram → 125 mg
Penye :
mg K2 C2 O7
N =
fp.v.Be
v labu takar 25
Fp = = =4 mL
v dipipet 6,25
mr 294,185
Be = = =49,03 gr/mol
valensi 6
125
N = =0,084 N
4 x 7,5 x 49,03
2) Diplo
V1 = 0,0 mL
V2 = 12,8 mL
0,0 + 12,8
V rata rata = = 6,4 mL
2
Massa = 0,125 gram → 125 mg
Penye :
mg K2 C2 O7
N =
fp.v.Be
v labu takar 25
Fp = = =4 mL
v dipipet 6,25
mr 294,185
Be = = =49,03 gr/mol
valensi 6
125
N = =0,099 N
4 x 6,4 x 49,03
14
15
B. Pembahasan
Konsep tentang bilangan oksidasi, telah dibahas dalam topik sebelumnya. Reaksi
redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang
fenomena yang ditemukan di alam setiap terjadi peristiwa reduksi maka dalam
waktu yang sama terjadi peristiwa oksidasi, kedua peristiwa tersebut biasa kita
sangat kuat. Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena
menjadi suatu indicator dalam suatu reaksi tanpa penambahan disebut dengan auto
auto indikator. Titrasi larutan berwarna atau sedikit saja berwarna. Penambahan
mengetahui adanya kandungan ion oksalat dalam sampel uji (asam oksalat hasil
sintesis) dengan titran larutan permanganat secara kuantitatif. Larutan sampel uji
yang didapat ditambahkan asam sulfat yang bertujuan untuk memberikan suasana
asam. Hal ini dilakukan karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila reaksi
dilakukan dalam suasana asam dan reaksi dengan asam sulfat tersebut tidak
menghasilkan produk serta tidak bereaksi dengan titran. Pada suasana asam zat ini
akan mengalami reduksi menghasilkan ion Mn2+ yang tidak berwarna sedangkan
apabila reaksi dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit basa maka
16
akan terbentuk padatan MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu
dalam penentuan titik akhir titrasi. Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat
reaksi antara kalium permanganat dengan asam oksalat karena pada suhu kamar
reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk menentukan
Hal yang pertama, ditimbang kalium dikromat, kalium iodida dan natrium
sebagai oksidator kuat dan kalium iodida (KI), yang berfungsi sebagai sumber
tiosulfat (Na2S2O3) Setelah terjadi perubahan warna larutan menjadi warna hijau
pertengahan titrasi bertujuan untuk mencegah adanya reaksi kuat antara amilum
dengan iodide awal reaksi yang menyebabkan sukarnya melihat titik akhir titrasi.
Warna larutan hijau kekuningan akan berubah menjadi semi biru. Dilanjutkan
proses titrasi hingga titik akhir titrasitercapai, titik aktik titrasi tercapai ditandai
dengan berubahnya warna larutan semi biru menjadi warna hijau muda (Samsuar,
2017: 14).
pada anoda mengalami perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan.
Warna kuning pada anoda menandakan bahwa di anoda mengandung gas iodin.
17
dengan amilum, warnanya bersifat asam serta berubah menjadi coklat kehitaman
(pekat). Hal tersebut menandakan bahwa pada anoda terdapat ion I - yang
warna. Hal tersebut menandakan bahwa pada katoda elektrolisis bersifat basa serta
(Widodo, 2008:35).
Sukmawati (2020: 4) yang menyatakan bahwa reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
Istilah oksidasi dan reduksi diterapkan pada perubahan kimia atau reaksi kimia
dari suatu zat (unsur dan senyawa) yang melibatkan oksigen. Oksidasi merupakan
menyatakan elektrolisis larutan KI akan terbentuk gas hidrogen pada katoda dan
iodin pada anoda, sedangkan larutan di sekitar katoda bersifat basa. Larutan KI
akan terjadi kompetisi pada masing-masing elektodenya, pada katoda akan terjadi
kompetisi antara ion K+ dengan molekul air dan akan mengalami reaksi reduksi di
katoda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat bekerja pada suasana asam. Hasil yang diperoleh dari titrasi
dilakukan percobaan elektrolisis KI, yang mana pada elektroda terjadi dua
-
reaksi pada anoda dan katoda. Ruang anoda terjadi reaksi oksidasi I
menjadi I2 yang ditandai dengan adanya warna kuning pada larutan,
sedangkan pada ruang katoda terjadi reaksi reduksi H2O menjadi H2 dan
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya menggunakan larutan
Tembaga(II) sulfat (CuSO4) untuk mengetahui bagaimana reaksi kimia pada arus
18
DAFTAR PUSTAKA
SKEMA KERJA
1. Oksidimetri
Oksidimetri
- Ditimbang sebanyak 0,25 gram
- Dilakukan titrasi
Hasil
2. Iodimetri
Iodometri
klorida sebanyak 5 ml
- Dilakukan titrasi
Hasil
3. Elektrolisis KI
Elektrolisis KI
- Diputuskan arus
Hasil
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Putuskan arus dan amati Ambil 2 mL larutan dari Ambil 2 mL larutan dari
perubahan yang terjadi. ruang anoda dan ruang anoda dan
ditambahkan ind. PP dan ditambahkan CHCl3.
FeCl3 0,1 M Lalu diamati.
REFERENSI