Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa)

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pembangkit Tenaga
Listrik yang diampu oleh Drs. Yohanes Primadiyono, M.T. dan Dr. Agus Suryanto, M.T.

Di susun oleh :

Kelompok 7

1. Evy Nur Octaviani 5301422009

2. Abdullah Ni'am 5301422020

3. Dedi Yusuf 5301422027

4. Muhamad Arif Fadhil 5301422034

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

23/02/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pembangkit Tenaga
Listrik dengan tema "Pembangkit Listrik Tenaga Sampah". Makalah ini disusun berdasarkan
referensi dari internet dan buku-buku terkait.

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembangkit Tenaga Listrik yang diampu oleh Dr. Ir. Yohanes Primadiyono, M.T. dan Dr.
Agus Suryanto, M.T. Selain itu, kami juga ingin memperdalam wawasan dan pengetahuan
mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

Kelompok tujuh ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu kami menyelesaikan dokumen ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bermanfaat karena makalah ini masih jauh dari sempurna.

Akhir kata, kami berharap pembaca mendapatkan manfaat dari makalah ini, terutama
mahasiswa yang tertarik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 23 Februari 2024

Penulis

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa).......................................................


KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................
2.1 Pengertian dan prinsip PLTSa..................................................................................................................
2.1.1 Pengertian PLTSa............................................................................................................................
2.1.2. Prinsip Kerja PLTSa.......................................................................................................................
2.2. Sejarah dan Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
di Indonesia.....................................................................................................................................................
2.3. Jenis Jenis sampah yang digunakan pada PLTSa....................................................................................
2.4. Potensi daya yang dapat dihasilkan dari PLTSa......................................................................................
2.5. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah...................................
2.5.1 Dampak Positif Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah...............................................
2.5.2 Dampak Negatif Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.............................................
2.6. Upaya untuk pengelolaan limbah dan sampah yang terintegrasi pada PLTSa........................................
2.6.1. Upaya untuk mendukung keberhasilan pemisahan dan pencacahan sampah
pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA).............................................................................................
BAB III
PENUTUP............................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................................................

2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangkit listrik tenaga sampah adalah cara kreatif untuk mengatasi dua masalah utama
yang dihadapi kota-kota saat ini, meningkatnya kebutuhan energi dan pengelolaan sampah
yang efektif. Dalam beberapa dekade terakhir, volume sampah di perkotaan terus bertambah
karena pertumbuhan populasi dan konsumsi yang meningkat. Menurut data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah sampah di Indonesia pada tahun 2020 mencapai
sekitar 67,8 juta ton per tahun, dengan laju pertumbuhan sekitar 3-5% per tahun. Selain
mencemari lingkungan, permasalahan ini menghabiskan lahan yang berharga dan
menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat umum. Karena mengubah sampah menjadi
sumber energi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pembangkit listrik
tenaga sampah menjadi alternatif yang menjanjikan. Pembangkit listrik tenaga sampah juga
dapat membantu menurunkan jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah,
sehingga mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.

Banyak pembangkit listrik bertenaga sampah yang sedang dikembangkan atau sedang
beroperasi di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo di Surabaya,
Jawa Timur, adalah salah satunya. PLTSa Benowo merupakan salah satu PLTSa terbesar di
Indonesia dengan kapasitas 8 MW. Selain itu, terdapat juga PLTSa Cilincing di Jakarta Utara,
yang memiliki kapasitas 2,4 MW dan telah beroperasi sejak tahun 2017. PLTSa Cilincing
menggunakan teknologi Gasifikasi Terintegrasi dengan Proses Pirolisis (GTP) untuk
mengubah sampah menjadi energi listrik. Pembangkit listrik tenaga sampah lainnya yang
sedang dalam tahap pengembangan adalah PLTSa Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat, yang
direncanakan memiliki kapasitas 6 MW. PLTSa Bantargebang diharapkan mampu mengolah
sebagian besar sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang dan
menghasilkan listrik yang cukup untuk memenuhi listrik sekitar 13.000 rumah tangga.
Teknologi yang menghasilkan listrik dari sampah ini diperkirakan akan membantu
mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan di perkotaan dan menawarkan sumber energi
yang bersih dan berkelanjutan. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan

3
dari berbagai pihak—termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat luas untuk
pengelolaan sampah terpadu serta kemajuan teknologi ramah lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga sampah dan bagaimana cara
pengoperasiannya?
2. Perkembangan PLTSa di Indonesia ?
3. Apa saja jenis sampah yang digunakan pada PLTSa?
4. Berapa besar potensi daya yang dapat dihasilkan dari PLTSa?
5. Apa dampak dari adanya pembangunan PLTSa?
6. Bagaimana upaya pengelolaan limbah dan pengelolaan sampah yang terintegrasi
dapat mendukung keberhasilan pembangkit listrik tenaga sampah?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dan prinsip kerja dari PLTSa


2. Mengetahui perkembangan PLTSa di Indonesia
3. Mengetahui jenis sampah yang digunakan pada PLTSa
4. Mengetahui potensi daya yang dapat dihasilkan dari PLTSa
5. Mengetahui dampak yang terjadi dengan adanya PLTSa
6. Mengetahui cara pengelolaan limbah dan sampah yang terintegrasi pada PLTSa

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan prinsip PLTSa

2.1.1 Pengertian PLTSa

Sampah dapat menjadi bahan utama yang digunakan oleh pembangkit listrik
tenaga sampah atau PLTS untuk menghasilkan energi listrik. Sampah organik maupun
anorganik dapat dimanfaatkan dengan generator jenis ini. Mekanisme
pembangkitannya bisa bersifat biologis, yaitu melalui pengolahan limbah, atau bisa
juga dilakukan dengan pendekatan pembakaran (termal). PLTSa mengubah sampah
menjadi energi. Energi limbah dapat diolah dengan dua cara berbeda: secara termal,
menghasilkan panas, dan secara biologis, menghasilkan biogas. Itu penuh dengan
sampah.

2.1.2. Prinsip Kerja PLTSa

PLTSa bekerja dengan mengolah sampah untuk menghasilkan gas metana.


Panas yang dihasilkan dari pembakaran gas metana ini kemudian digunakan untuk
memanaskan udara dalam boiler menjadi uap. Uap ini kemudian memutar turbin pada
generator untuk menghasilkan listrik.

5
Gambar berikut menunjukkan urutan prinsip kerja PLTSa:

Proses Kerja dari PLTSa di atas :

1. Merencanakan Sampah
Hal ini dilakukan di bunker sampah beton. Bunker ini dibuat untuk
menampung sampah dengan cara kedap udara dan tertutup untuk mencegah bau
sampah menyebar ke desa-desa sekitar lokasi pilot project PLTSa. 500 ton sampah
dapat disimpan di bunker sebelum dikirim ke incinerator selama lima hari. Bunker ini
memiliki grapple crane yang memasukkan sampah melalui hopper ke dalam tungku
pembakaran. Sampah juga dapat dipindahkan di sekitar bunker dengan menggunakan
grappling crane. Prinsip pertama juga digunakan untuk mengaduk sampah. Karena
mengandung lebih banyak kalori, sampah dengan kandungan udara lebih rendah lebih
mudah terbakar di insinerator. Untuk memisahkan logam-logam yang masih
tercampur dalam sampah, grapple crane juga dilengkapi pemisah magnet.
Air dari limbah dialirkan ke reservoir lindi di dasar bunker. Kemudian, lindi
tersebut dipompa untuk diolah di pabrik pengolahan lindi. Proses pemilahan
digunakan terlebih dahulu untuk memilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Sampah dipilah berdasarkan jenisnya, seperti organik, anorganik, plastik,
kertas, logam, dan lain sebagainya. Setelah dipilah, sampah tersebut selanjutnya dapat
diolah lebih lanjut sesuai jenisnya untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap
lingkungan. Bahan yang tidak mudah terbakar (seperti logam, kaca, dan batu)
dipisahkan dan didaur ulang. Sampah yang mudah terbakar (seperti plastik, kertas,
dan sisa makanan) diolah lebih lanjut.

6
2. Pengelolaan Sampah
Sampah yang mudah terbakar dan kering diolah dengan cara dibakar dalam
tungku khusus dengan suhu tinggi. Pembakaran menghasilkan gas seperti karbon
dioksida dan uap udara, yang dapat digunakan untuk mendorong turbin dan
menghasilkan listrik Selain itu, panas yang dihasilkan dari proses ini dapat digunakan
untuk menghasilkan uap air, yang kemudian dapat diolah lebih lanjut untuk
mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
3. Pembangkit Listrik
Dalam pembangkit listrik tenaga sampah, udara di dalam boiler dipanaskan
oleh panas yang dihasilkan dari pembakaran sampah, dan panas ini digunakan untuk
mereduksi udara menjadi uap. Uap udara bertekanan tinggi yang dihasilkan dari boiler
kemudian dialirkan ke turbin, yang berputar dengan cepat dan menghasilkan energi
mekanik. Energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin kemudian dialirkan ke
generator, yang bekerja untuk menguba. Hasilnya, pembangkit listrik tenaga sampah
dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah
sekaligus menghasilkan listrik dari sampah yang dibakar.
4. Pengolahan Emisi
Gas yang disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga sampah harus melalui
proses kontrol lingkungan sebelum dilepaskan ke atmosfer. Tujuan dari proses ini
adalah untuk menghilangkan gas dari partikel-partikel berbahaya dan polutan lainnya,
sehingga emisi menjadi lebih ramah lingkungan.

Sistem penyaringan, seperti electrostatic precipitators (ESP) dan filter kain, adalah
teknologi yang umum digunakan untuk menghilangkan partikel padat dari gas buang.
Selain itu, gas-gas yang bersifat asam, seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
oksida (NOx), dihilangkan oleh scrubber dengan menggunakan larutan kimia. Proses
kontrol lingkungan ini sangat penting untuk memastikan emisi gas dari pembangkit
listrik tenaga sampah memenuhi standar kebersihan udara yang ditetapkan oleh
regulasi lingkungan.

Dalam pembangkit listrik tenaga sampah, filter dan scrubber digunakan untuk
menghilangkan debu, sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen oksida (NOx) dari gas hasil

7
pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer. Ini adalah bagian dari sistem kontrol emisi
yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga sampah.

Bag House, atau "filter kain", adalah jenis filter yang paling umum. Filter ini terdiri
dari kain atau serat yang menangkap partikel debu yang dibawa oleh gas. Partikel
debu menempel pada permukaan kain atau serat dan kemudian dibersihkan secara
teratur.

Salah satu jenis scrubber adalah pengering semprot , yang digunakan untuk
menghilangkan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dari gas yang
dihasilkan oleh pembakaran. Gas buang yang mengandung SO2 dan NOx
disemprotkan dengan larutan alkali atau basa, seperti kapur atau sodium bikarbonat.
Reaksi kimia antara larutan dan gas buang menghasilkan pengendapan, yang
kemudian dapat dihilangkan, meninggalkan gas buang yang lebih bersih. Dalam
pembangkit listrik tenaga sampah, penggunaan Bag House dan Spray Dryer sangat
penting untuk memastikan bahwa emisi yang dihasilkan memenuhi standar
kebersihan udara yang ditetapkan oleh peraturan lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

5. Distribusi Listrik

Pembangkit listrik sampah menggunakan uap pembakaran untuk


menghasilkan listrik. Sumber listrik ini dapat dimanfaatkan untuk memasok energi ke
rumah, bisnis, industri, dan sektor lainnya. Di dalam rumah tangga, sumber listrik
dapat digunakan untuk penerangan, memasak, penggunaan alat elektronik, dan
kebutuhan sehari-hari lainnya. Dalam industri, sumber listrik dapat digunakan untuk
menggerakkan mesin produksi, sistem pemanas, dan kebutuhan energi lainnya. Di
sektor bisnis, sumber listrik dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin
produksi,

Energi sampah adalah sumber energi yang berkelanjutan dan bermanfaat secara
ekologis untuk fasilitas listrik. Dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan mentah
untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan masyarakat dan dunia usaha, generator
ini dapat berkontribusi pada penurunan jumlah sampah yang berakhir di tempat
pembuangan sampah.

8
2.2. Sejarah dan Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di
Indonesia

● Awal Mula (2008-2017):

Pada tahun 2008, Indonesia memulai proyek percontohan PLTSa pertama di TPA
Bantargebang, Bekasi, dengan kapasitas 2 MW. Ini menjadi tonggak sejarah penting
dalam pengembangan teknologi PLTSA di Indonesia. Empat tahun kemudian, di
tahun 2012, PLTSa skala kecil (500 kW) diresmikan di TPA Sunter, Jakarta Utara.
Peresmian ini menunjukkan kemajuan dalam penerapan teknologi PLTSA di
Indonesia, meskipun masih dalam skala kecil. Pada tahun 2017, pemerintah
menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan PLTSA dengan menerbitkan
Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit
Listrik Berbasis Sampah. Perpres ini diharapkan dapat mendorong pembangunan
PLTSA di berbagai daerah di Indonesia.

● Percepatan Pembangunan (2018-Sekarang):

Pada tahun 2018, Kementerian ESDM mencanangkan program “PLTSa 12


Kota 12”. Program ini bertujuan untuk membangun 12 PLTSa di 12 kota di
Indonesia dengan total kapasitas 100 MW.

Pada tahun 2019, PLTSa Benowo di Surabaya berkapasitas 12 MW menjadi


PLTSa terbesar di Indonesia yang beroperasi secara komersial. Tujuan dibangunnya
pembangkit listrik ini adalah untuk membantu Kota Surabaya dalam permasalahan
sampahnya.

Pada tahun 2020 di PLTSa Merah Putih Jakarta Selatan berkapasitas 30 MW


berupa bottom ash dan fly ash saat ini digunakan untuk pembuatan Conblock.
Diharapkan program pemerintah dalam penerapan Waste to Energy dapat
berkembang lebih pesat dan PLTSa dapat segera dikomersialkan guna mengurangi
penggunaan energi tak terbarukan dan Pengelolaan Sampah. Pada tahun 2021,
PLTSa Sunter berkapasitas 10 MW mulai beroperasi.

Pada tahun 2021, PLTSa Sunter berkapasitas 10 MW mulai beroperasi.

9
Pada tahun 2022, pembangunan PLTSa di beberapa kota lain akan dilanjutkan seperti
Bandung, Semarang (TPA terbesar di Jawa Tengah), Solo dan Makassar.

2.3. Jenis Jenis sampah yang digunakan pada PLTSa

● Berikut adalah jenis sampah dan deskripsinya yang digunakan pada PLTSa:
1. Sampah Organik adalah sisa makanan, sayuran dan buah-buahan, daun kering, kertas,
kayu, dan sisa bahan yang sangat panas dan mudah terbakar. Dengan kebutuhan kadar
udara 20–50% dan nilai kalor lebih dari 1.400 kcal/kg, merupakan bahan bakar utama
PLTSa.
2. Sampah Anorganik: Plastik, kaca, logam, dan tekstil adalah contohnya. Sulit terbakar
dan memiliki nilai kalor yang rendah. PLTSa tidak dapat digunakan sebagai bahan
bakar utama karena dipisahkan dari sampah organik dan didaur ulang atau dibuang ke
TPA. Beberapa jenis sampah dapat digunakan untuk PLTSa, tergantung pada
teknologi yang digunakan.

Pra-pengolahan memastikan sampah yang baik untuk meminimalkan emisi dan


memudahkan proses pembakaran. mengklasifikasikan sampah dalam 4 (empat)
kelompok, termasuk:

1. Produk limbah, seperti feses dan urin, dikeluarkan dari tubuh manusia melalui
ekskresi manusia.
2. Limbah: air limbah yang dikeluarkan oleh rumah-rumah dan tempat usaha, seperti air
yang tercemar deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian.
3. Sampah adalah sisa kegiatan industri atau hasil tugas rumah tangga. Dalam kehidupan
sehari-hari, sampah disebut dengan istilah sampah. Wajan bekas, nasi basi, daun
tanaman, sendok kayu yang sudah tidak terpakai, dan kertas bekas pembungkus
bumbu dapur adalah beberapa contohnya.
4. Sisa-sisa proses industri disebut sampah industri.

2.4. Potensi daya yang dapat dihasilkan dari PLTSa

Uraian Keterangan

Berat Sampah Organik 1190,7 ton/Hari

10
Potensi Energi Listrik 1597,9 – 3.069,6 GJ / h a ri

Daya Tersedia (Demand) 18,5 – 35,5 MW

Daya yang dapat dibangkitkan 5, 5 – 10,65 MW


(Power Supply

Produksi Energi Listrik per Hari 217,26 MW h

Produksi Enegri Listrik per 72,420 MW h / y


Tahun

2.5. Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

2.5.1 Dampak Positif Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Permasalahan sampah yang semakin meningkat ini mempunyai solusi baru berupa
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA). Selain secara signifikan mengurangi jumlah
sampah di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), PLTSA dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sampah.
Proses pengolahan sampah di PLTSA mengubah sampah menjadi energi listrik,
sehingga sampah tidak lagi menumpuk di tempat pembuangan sampah dan mencemari
lingkungan. Proses pengolahan sampah ini juga mengurangi tingkat pencemaran lingkungan
yang terkait dengan sampah, yang mencakup pencemaran udara dan air.
Pembangkit listrik ini akan memberikan manfaat bagi lingkungan selain memiliki
kemampuan mengurangi volume sampah dengan lebih efektif. Pembangkitan listrik dari
pembangkit ini juga akan mengurangi kewajiban PT PLN dalam menyediakan listrik kepada
masyarakat.

2.5.2 Dampak Negatif Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Menurut ICEL (2017), pembangunan PLTSA akan menyebabkan emisi furan dan
dioksin, yang mencemari udara dan lingkungan. Ini juga menimbulkan risiko bagi kesehatan
publik. Menurut UU Pembangunan PPLH, pembangkit listrik adalah salah satu sumber energi
yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang paling signifikan dari sudut pandang
lingkungan. Pada dasarnya, setiap generasi listrik menghasilkan emisi gas karbon dioksida

11
(juga dikenal sebagai jejak karbon site), yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
selama proses konstruksi dan operasi (Bayu & Windarta, 2021). Salah satu bahan baku utama
PLTSA yang dianggap berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan adalah dioxin, zat yang
dihasilkan dari pengolahan sampah untuk menghasilkan energi.
Karena sampah ini sangat dibutuhkan, hal ini akan menyebabkan masalah
pencemaran lingkungan dan mengurangi jumlah lahan yang tersedia untuk menampungnya
(Gunawan et al., 2015). PLTSA bekerja untuk mengubah sampah menjadi energi dengan
menggunakan teknologi inovatif yang menghasilkan asap dan bau sebagai produk buangan
serta polusi udara. Jika PLTSA ditempatkan di suatu tempat, keluaran PLTSA akan
menghasilkan hasil produksi energi, yang akan berdampak pada lingkungan. Memang,
PLTSA dapat membantu mengatasi masalah lingkungan hidup dengan mengurangi sampah
dengan lebih efisien dan efektif, tetapi pembangunan PLTSA juga membawa risiko seperti
bau busuk dan dioksin zat yang dihasilkan dari jumlah sampah yang digunakan. Beberapa zat
beracun yang dihasilkan oleh PLTSA dapat menjadi beban polusi udara dan dikonsumsi oleh
manusia.

2.6. Upaya untuk pengelolaan limbah dan sampah yang terintegrasi pada PLTSa

2.6.1. Upaya untuk mendukung keberhasilan pemisahan dan pencacahan sampah


pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA)

Upaya pengelolaan limbah dan sampah terintegrasi menjadi kunci utama dalam
mendukung keberhasilan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA). Integrasi ini
dimulai dari pemilahan dan pencacahan sampah, penerapan teknologi modern seperti
gasifikasi atau pirolisis, hingga daur ulang dan penggunaan kembali sampah.
- Memisahkan sampah menurut jenisnya dan mencegahnya menjadi ukuran yang sesuai
adalah langkah awal untuk mendukung PLTSA. Ini mempermudah pembakaran dan
meningkatkan efisiensi energi.

- Teknologi seperti gasifikasi dan pirolisis dapat digunakan untuk mengubah sampah
menjadi energi dengan efisiensi tinggi. Jika digunakan, ini akan meningkatkan
produksi energi dan meminimalkan polusi udara dan gas rumah kaca.

12
- Daur ulang dan penggunaan kembali sampah memiliki potensi untuk mengurangi
jumlah sampah yang masuk ke PLTSA. Selain itu, praktik ini memiliki potensi untuk
meningkatkan nilai ekonomi sampah dan mendorong lebih banyak gaya hidup
berkelanjutan.

- Dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, masyarakat dapat membantu


PLTSA. Ini dapat dicapai dengan mengurangi konsumsi, menggunakan bahan ramah
lingkungan, dan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan.

- Sangat penting untuk mendukung PLTSA dengan partisipasi aktif masyarakat.


Kampanye penjangkauan dan edukasi tentang keuntungan PLTSA dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong program pengelolaan sampah
ramah lingkungan.

- Pengelolaan limbah dan produksi aliran limbah yang tepat dapat menghasilkan siklus
penggunaan sumber daya yang berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Ini dapat dicapai melalui kerja sama dan kerja sama antara
pemerintah, industri, dan masyarakat. PLTSA dapat menjadi solusi berkelanjutan
untuk masalah sampah dan energi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PLTSa memiliki potensi untuk menjadi solusi alternatif dalam pengelolaan sampah
dan energi, namun diperlukan upaya terintegrasi dan partisipasi aktif masyarakat untuk
memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan dampak negatifnya.

13
3.2 Saran

Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif PLTSA, diperlukan


upaya kolektif dari berbagai pihak:
1. Pemerintah:
 Merumuskan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan PLTSA
 Memberikan insentif kepada investor dan pengembang PLTSA
 Meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang PLTSA
2. Industri:
 Mengembangkan teknologi PLTSA yang ramah lingkungan dan efisien
 Bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan PLTSA
3. Masyarakat:
 Memilah sampah dari rumah
 Mengurangi penggunaan plastik dan bahan yang tidak ramah lingkungan
 Mendukung pengembangan PLTSA di daerahnya

Daftar Pustaka

2018, 2. J. (2018, June 26 ). https://dislhk.badungkab.go.id. Retrieved from


dislhk.badungkab.go.id: https://dislhk.badungkab.go.id/artikel/17968-pembangkit-
listrik-tenaga-sampah-pltsa-
Achmad, A., Maula, F., & Permata, M. (2014). PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH.
Jakarta: P o l i t e k n i k N e g r i J a k a r t a.
Effendy, M. J. (2023, Februaru 21). https://bincangenergi.id/. Retrieved from
https://bincangenergi.id/: https://bincangenergi.id/pltsa-energi-listrik-dari-sampah-
bagaimana-cara-kerjanya/

14
Monice, & Perinov. (2016). ANALISIS POTENSI SAMPAH SEBAGAI BAHAN BAKU PLTSA
DIPEKANBARU. SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 1 No. 1,
9-16.
Qodriyatun, S. N. (2021). Pembangkit Listrik Tenaga Sampah: Antara Permasalahan
Lingkungan dan Percepatan Pembangunan Energi Terbarukan. Jurnal Masalah-
Masalah Sosial | Volume 12, No. 1 Juni 2021, 63-84.
Sipiloka. (2020, July 30). https://www.clapeyronmedia.com/. Retrieved from
https://www.clapeyronmedia.com/:
https://www.clapeyronmedia.com/blog/2020/07/30/mengenal-pltsa-sistem-penghasil-
energi-dan-pengelola-sampah/
STUDI POTENSI LIMBAH KOTA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH
(PLTSa) KOTA SINGKAWANG. (2015). URAY IBNU FARUQ, 1-7.
Winanti, W. S. (2018). TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TEKNOLOGI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH. Prosiding Seminar Nasional dan
Konsultasi Teknologi Lingkungan, 65-72.

15

Anda mungkin juga menyukai