JUDUL PROGRAM
Sampah Petir : Pembangkit Listrik Portable Tenaga Panas
Sampah Menggunakan Modul Peltier
Bidang Kegiatan :
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PENGESAHAN PKM-KARSA CIPTA
Prof. Dr.Ir. Muhammad Zainuri, DEA Aghus Sofwan, S.T., M.T., Ph.D.
NIP. 196207131987031003 NIDN. 197302041997021001
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................4
DAFTAR TABEL ...............................................................................................5
BAB 1. PENDAHULUAN 6
1.1. Latar Belakang .............................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................7
1.3. Tujuan ..........................................................................................................7
1.4. Luaran yang Diharapkan ..............................................................................7
1.5. Manfaat ........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlu dilakukan penelitian yang
intensif mengenai:
1. Bagaimana cara mengurangi ketimpangan rasio elektrifikasi daerah
perkotaan dengan daerah pemukiman di Indonesia?
2. Bagaimana cara memanfaatkan sampah rumah tangga di daerah
pemukiman?
1.3 Tujuan
1. Mendesain prototipe teknologi Sampah petir di daerah pemukiman
2. Memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai bahan bakar energi listrik di
daerah pemukiman
1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan dari penelitian yang berjudul Sampah petir:
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Sampah Menggunakan Metode
Termoelektrik sebagai Energi Alternatif untuk Meningkatkan Rasio
Elektrifikasi di Pemukiman ini adalah terciptanya prototipe teknologi
pembangkit listrik tenaga panas sampah yang mampu menghasilkan energi
listrik.
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapat dari program ini antara lain:
1. Manfaat bagi IPTEK, ikut berkontribusi dalam menghasilkan peralatan
inovatif yang serbaguna bagi masyarakat dan pemerintah
2. Manfaat bagi masyarakat, membantu menyediakan energi listrik berbahan
bakar sampah yang belum terdistribusi pada daerah pemukiman
3. Manfaat bagi pemerintah, menjalankan salah satu program Millenium
Development Goverment Indonesia dalam mengelola sampah untuk
meningkatkan estetika Indonesia.
4. Manfaat bagi PLN (Persero), mengurangi ketimpangan rasio elektrifikasi
antara daerah perkotaan dengan daerah pemukiman di Indonesia
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.2 Kondisi Sampah di Indonesia
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Hampir semua
daerah di Indonesia mengalami hambatan yang sama dalam pengelolaan
sampah karena lemahnya sistem manajemen, kelembagaan, dukungan biaya,
sarana/prasarana dan peran serta masyarakat. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau
sampah basah, sampah kering, perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan
kebun. (Dainur, 1995)
Pemanfaatan sampah telah banyak dilakukan antara lain untuk
memproduksi seni kriya yang berasal dari sampah non-organik, membuat
pupuk dari sampah organik, dan membakar sampah untuk menghasilkan
energi. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah konvensional memanfaatkan uap
panas sampah sebagai penggerak turbin untuk menggerakkan listrik.
Sayangnya, butuh tekanan yang besar untuk menggerakkan turbin agar bisa
menghasilkan listrik.
9
2.3 Termoelektrik
Cara lain untuk memanfaatkan sampah sebagai energi adalah dengan
mengonversi panas sampah menggunakan termoelektrik. Prinsip kerja
Termoelektrik adalah jika dua buah logam yang berbeda disambungkan salah
satu ujunganya, kemudian diberikan suhu yang berbeda, maka terjadi perbedaan
tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain. (Muhaimin, 1993). Satu
termoelektrik mampu bekerja pada suhu hingga 300°C menghasilkan 1,5 V
sampai 2V DC. Tegangan yang dihasilkan oleh termoelektrik sangat
bergantung pada perbedaan temperaturnya yang di dapatkan.
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
11
3.4 Prosedur Penelitian
12
3.5 Prosedur Kerja
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pencarian literatur dari buku, jurnal
ilmiah maupun makalah. Literatur digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pencarian, perancangan, serta pengujian alat.
Setelah itu, melakukan pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
perancangan teknologi. Pengadaan alat dan bahan mencakup peralatan kerangka
dan mekanis serta sistem elektris dari teknologi. Pengadaan alat bisa dibeli secara
langsung jika memungkinkan, atau memesan dan menggunakan jasa kirim barang
jika tida memungkinkan. Jangka waktu untuk pengadaan alat dan bahan adalah 2
bulan. Hal ini didasarkan pada banyaknya serta ketersediaa alat dan bahan yang
diperlukan.
Kemudian membuat desain tungku sampah. Kerangka tungku sampah yang
dimodelkan dibuat sesuai ketersediaan bahan baku serta mampu menampung
sampah secara efektif dan efisien. Selain itu juga dibuat sistem mekanis ruang
pembakaran dan pipa penyalur uap panas ke luar alat. Setelah pembentukan
kerangka tungku sampah selesai, dilakukan pengujian ketahanan agar tungku
sampah yang dibuat mampu tahan terhadap panas yang dihasilkan oleh sampah.
Setelah mekanis selesai, selanjutnya adalah membuat susunan termoelektrik
secara seri-pararel untuk menghasilkan daya keluaran yang paling besar. Kemudian
tahap selanjutya adalah membuat dan menguji skema peletakan termoelektrik ke
dalam sistem mekanis agar mendapat posisi yang tepat sehingga menghasilkan daya
yang maksimum.
Setelah semua proses perancangan selesai, selanjutnya adalah integrasi alat
mekanis dan elektris serta pengujian keseluruhan alat. Pengujian dilakukan
beberapa kali agar didapat data yang valid.
Setelah pengujian, hasil dianalisa dan dilakukan pengembangan alat agar
mendapat daya keluaran yang lebih besar dengan biaya pembuatan yang lebih
murah.
13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Jumlah 11.045.000
5. Integrasi sistem
8. Penyusunan laporan
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
17
18
Lampiran 2. Justifikasi Penggunaan Anggaran
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Pemakaian Kuantita Harga Jumlah
s Satuan (Rp)
(Rp)
Modul Peltier Pengonversi perbedaan panas ke 20 buah 50.000 1.000.000
energi listrik
Tungku Tempat pembakaran sampah 1 buah 500.000 500.000
Sampah
Multimeter Mengukur arus tegangan 1 500.000 500.000
digital
Obeng+ dan - Merangkai prototipe 1 set 50.000 50.000
Solder "goat" Menyolder rangkaian 1 set 70.000 70.000
Tang Memotong kabel ESC 1 set 30.000 30.000
Pemotong
Minidrill (bor Membuat lubang pada akrilik 1 set 70.000 70.000
PCB)
Tempat Menempatkan solder 1 30.000 30.000
sangga solder
Component Tempat peralatan 1 200.000 200.000
box packing
Pemotong Memotong komponen alat 2 75.000 150.000
(gergaji besi)
Mata Gergaji Bagian dari pemotong 2 25.000 50.000
Cutter besar Memotong komponen 3 15.000 45.000
Penyedot Penunjang pembuatan rangkaian 3 50.000 150.000
timah /
atractor
SUB TOTAL (Rp) 2.845.000
19
Papan PCB Meletakkan rangkaian elektronik 5 50.000 250.000
Lem Epoxi Merangkai rangkaian 1 20.000 20.000
Baterai Menyimpan daya listrik prototip 1 650.000 650.000
Heatsink Alat untuk mendinginkan 20 40.000 800.000
Thermalpaste Gel pendingin rangkaian 10 20.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 2.120.000
3. Lain-Lain
Material Justifikasi Pemakaian Kuantita Harga Jumlah
s Satuan (Rp)
(Rp)
Dokumentasi Memberikan laporan 20.000
dan cuci
cetak
Pembuatan Memberikan laporan 10.000
proposal dan
laporan
SUB TOTAL (Rp) 30.000
20
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
21
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Diterapkembangkan
22