DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
NOFIANSAH. S.T., M.T.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Instalasi Listrik 2.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................iv
BAB 1 INSTALASI DOMESTIK........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................................................2
1.4 LANDASAN TEORI.............................................................................................................2
1.4.1 INSTALASI LISTRIK...................................................................................................2
1.4.2 CARA MEMASANG INSTALASI LISTRIK...............................................................2
1.4.3 PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK (PUIL)...........................................4
1.4.4 CAHAYA....................................................................................................................14
1.4.5 PANEL INSTALASI...................................................................................................25
BAB II PERENCANAAN INSTALASI DOMESTIK........................................................................30
2.1 GAMBAR RUMAH............................................................................................................30
2.2 DENAH LOKASI................................................................................................................31
2.3 DIAGRAM LOKASI...........................................................................................................32
2.4 DIAGRAM PENGAWATAN.............................................................................................33
2.5 PANEL................................................................................................................................34
2.6 DIAGRAM DISTRIBUSI DAYA.......................................................................................35
2.7 GARDU PLN......................................................................................................................36
2.8 GROUP MCB......................................................................................................................37
2.9 PERHITUNGAN MCB.......................................................................................................38
2.10 DESKRIPSI RUMAH.........................................................................................................40
2.11 PERHITUNGAN DAYA LAMPU YANG DIBUTUHKAN..............................................43
BAB III PERENCANAAN MATERIAL INSTALASI.......................................................................46
3.1 DAFTAR ALAT DAN BAHAN.........................................................................................46
3.2 PERKIRAAN BIAYA INSTALASI....................................................................................47
3.3 GAMBAR PERALATAN LISTRIK YANG DIGUNAKAN..............................................48
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................56
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................56
4.2 SARAN................................................................................................................................56
DAFTAR GAMBA
iv
v
BAB I
INSTALASI DOMESTIK
1
3. Menghitung daya listrik yang dibutuhkan untuk pencahayaan pada rumah tinggal
ukuran 14 x 20 m.
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini yaitu meliputi sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan instalasi domestik.
2. Mempelajari secara umum tentang pencahayaan dan penerangan.
3. Mengetahui cara perhitungan daya listrik yang dibutuhkan untuk pencahayan.
2
3
konstruksi yang sederhana dengan pembatas arus maksimal 10 A dan tegangan
maksimal 230 V dengan tegangan satu fasa.
Pada gambar diatas adalah contoh skema jalur pemasangan instalasi pada rumah yang
terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, dan teras. Langkah-langkah
memasang instalasi listrik rumah tinggal adalah:
1. Menentukan jumlah titik, saklar, lampu, dan stop kontak lalu membuat jalur utama
dan jalur cabang.
2. Memasang pembumian yaitu dengan memasang batang arde/ground ke dalam tanah.
Sisakan batang arde kurang lebih 20 cm diatas permukaan tanah untuk penyambungan
dari kabel BC. Ikatkan kabel BC pada batang ground. Setelah selesai menghubungkan
4
batang arde dengan kabel BC masukan sisa batang arde sampai tertanam seluruhnya
kedalam tanah. Penanaman batang arde dilakukan dengan bantuan tangan saja tanpa
dipalu karna dikhawatirkan batang arde/ground menjadi bengkok bahkan lebih parah
jika lapisan tembaga pada batang tersebut mengelupas. Anda bias menggunakan
pralon jika kabel BC diletakkan diluat tembok atau bias ditanam didalam tembok.
Sisakan kurang lebih 20 cm untuk menghubungkan dengan kotak pengaman.
3. Pemasangan box MCB. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit lebih besar dari
pada box MCB. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran
utama.
gambar 3 MCB
5
Simbol-simbol instalasi penerangan:
6
c) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.
d) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan
dayanya tidak melebihi 100 watt.
7
disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti: gangguan
hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja) Kelangsungan pengaliran arus listrik
kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus
direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
8
gambar 5 Penghantar Pejal
b) Penghantar berlilit (stranded); Penghantarnya terdiri dari beberapa urat kawat yang
berlilit dengan ukuran 1 mm² – 500 mm².
c) Penghantar serabut (fleksibel); Banyak digunakan untuk tempat yang sulit dan
sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik 11 dan pada kendaraan bermotor.
Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².
Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar
dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Penghantar simplex; Ialah kabel yang dapat berfungsi untuk satu mecam
penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). Contoh penghantar simplex ini
antara lain: NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm² dan sebagainya.
b) Penghantar duplex; Ialah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua fasa
yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap penghantarnya diisolasi kemudian
diikat menjadi satu menggunakan selubung. Penghantar jenis ini contohnya NYM
2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².
9
gambar 9 Kabel NYM
7) Pipa Instalasi
10
gambar 12 pipa instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi.
Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering
disebut pipa union); pipa PVC; pipa fleksibel. Di pasaran, pipa-pipa instalasi terdapat
dalam potongan empat meter dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa
instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab
serta tidak menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin
dan rata. Pemakaian pipa baja yang berada dalam jangkauan tangan dan dipasang
terbuka harus ditanahkan dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan untuk
menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM. Tindakan ini dimaksudkan sebagai
tindakan pengamanan terhadap kemungkinan kegagalan isolasi pada hantaran dalam
pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi selubung masuk (tule). Penggunaan
pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanah;
b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat;
c) Tidak menjalarkan nyala api; d) Mudah penggunaannya.
Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal
60°C. Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus dilindungi dari
kerusakan mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Pipa yang tidak
ditanam dalam dinding harus ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai
dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan lurus.
8) Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa
harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada
umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan
ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah
11
diisolasi. Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang kotak sambung
lurus (kotak tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan
hantaran. Pada kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong
kemudian disambung lagi.
Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.
a) Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak,
b) Kontak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m)
yang fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat
penyambungan,
c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu
dipasang pada sudut-sudut ruang,
d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,
e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,
j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang
sejajar.
9) Sakelar Fungsi
Sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari
sumber ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung dari cara
12
pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya. Berdasarkan sisten kerjanya, sakelar dibagi
menjadi tujuh.
a) Sakelar tunggal Fungsi sakelat tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan
lampu. Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran
fasa dengan lampu atau alat yang lain.
b) Sakelar kutub ganda (majemuk) Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya
digunakan untuk memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara
bersama-sama. Sakelar ini biasanya digunakan pada boks sekering satu fasa.
c) Sakelar kutub tiga (tri kutub) Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk
menghubungkan atau memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-
sama pada sumber listrik 3 fasa.
d) Sakelar kelompok Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan
atau memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi
kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan. Umumnya sakelar ini dipakai
sebagai penghubung yang hemat pada kamarkamar hotel, asrama, dan tempat-
tempat yang memerlukan.
e) Sakelar seri Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan
memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun
bersama-sama. Sakelar seri sering disebut pula sakelar deret.
f) Sakelar tukar Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak
dipakai dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu
atau dua golongan lampu secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula
digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu atau satu golongan
lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.
g) Sakelar silang Untuk melayai satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat
dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan
13
mengkombinasikan antara sakelar tunggal dan sakelar silang. Yang harus diingat,
sakelar pertama dan terakhir adalah sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya
adalah sakelar silang
14
d) Sakelar putar, sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya yaitu
sakelar jungkit. Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu, misalnya: box
sekering.
10) Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu
dengan kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting, di antaranya
fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop
kontak seperti tampak gambar 10. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu
bakelit atau porselen. Digunakan dari cara pemasangannya, ada yang disebut
fitting duduk dan fitting gantung
15
Goliath biasannya hanya digunakan pada kendaraan, misal kapal laut, motor, dan
mobil.
1.4.4 CAHAYA
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi
tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut
“dualisme gelombang-partikel”. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi
cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika
modern. Cahaya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Cahaya merambat menurut garis lurus
Cahaya merupakan partikel-partikel yang sangat kecil dan bergerak sangat
cepat dengan lintasan garis lurus. Cahaya memiliki kecepatan 300.000 km per detik.
Garis-garis maya lurus yang menggambarkan cahaya disebut sinar cahaya. Kumpulan
sinar-sinar cahaya akan membentuk berkas cahaya. Bayangan-bayangan dapat terjadi
karena cahaya merambat lurus. Cahaya tidak dapat mencapai daerah di belakang
benda.
17
membutuhkan cahaya matahari untuk kehidupan mereka. Cahaya matahari dapat
menembus air laut, air sungai, dan air kolam yang dalam, asalkan air tersebut bening.
Sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar
berdasarkan sumber energi yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan
sistem pencahayaan buatan. Kedua sistem ini memiliki karakteristik yang berbeda,
dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi
listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada
suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-
kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
a. Variasi intensitas cahaya matahari.
b. Distribusi dari terangnya cahaya.
c. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.
d. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
18
Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan
cahaya buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat
polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya
berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat
terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan
suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi
manusi.
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke
beberapa sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :
a. Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.
b. Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya
rendah.
c. Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari
efektif (Egan & Olgyay, 1983):
1. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan
panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
2. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang
diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah
inti dari pencahayaan yang baik.
3. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam runag
sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak
memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah
penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya
tersebut (contoh : rumah kaca).
4. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam pa
sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat
disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang
diperlukan.
5. Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut.
Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan
dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi dengan
tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.
19
gambar 17 intefrasi
2. Pencahayaan Buatan
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka
diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam
yaitu:
A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan,
tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan
yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan
cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda
yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
20
B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan
sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui
bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-
90%
C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.
D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang
optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan
baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar
seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian
dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya
total yang jatuh pada permukaan kerja.
22
gambar 18 Lampu Pijar
Cahaya sebagian besar terdiri dari infra merah yang dapat mencapai 75- 80%
sedangkan ultra violet pada lampu pijar umumnya diabaikan. Pemanfaatan lampu
pijar sebagai sumber penerangan buatan mempunyai kerugian yaitu memancarkan
radiasi dan suhu permukaan dapat mencapai 60° C atau lebih sehingga ruangan
terasa tidak nyaman dan lampu pijar memberikan kesan psikis hangat karena
warna cahayanya kuning kemerahan.
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau lampu TL
(Tube Lamp), cahayanya berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi
ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya Argon, Neon, uap
Mercuri, tergantung dari zat-zat fluorescent maka lampu TL dapat dibuat sehingga
cahayanya menyerupai cahaya lampu pijar, cahaya matahari.
23
gambar 20 Lampu Mercury Vapor
Secara prinsip lampu ini sama dengan lampu TL, tetapi dengan tekanan tinggi
radiasi cahayanya tergantung dari jenis gas dan tekanan yang diisikan. Pada lampu
Mercuri memancarkan cahaya dalam empat panjang gelombang yang berwarna
ungu, biru, kuning, dan hijau.
Warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu mercuri adalah tergantung oleh
tekanan uapnya. Lampu mercuri dapat dikombinasikan dengan lampu pijar atau
lampu tabung mercuri diberi lapisan zat fosfor untuk mengubah radiasi ultra violet
menjadi cahaya yang berwarna merah. Lampu ini dapat menurun sampai 30%.
Bila mengalami kenaikan diatas 5% maka lampu akan rusak karena panas.
Lampu spot light merupakan jenis lampu sorot yang yang berguna untuk
membuat kesan lebih kuat pada daerah yang disorot, sekaligus mengurangi daerah
lain yang tidak dapat sorotan. Bila anda mempunyai lukisan dan ingin
menonjolkan kesan yang kuat pada lukisan abstrak tersebut, anda dapat
mengarahkan lampu sorot spot light ke lukisan tersebut.
Ada berbagai macam lampu spot light, anda bisa memilihnya yang sesuai
dengan keinginan anda atau yang sesuai dengan dekorasi interior anda. Lampu
Spot light adalah jenis lampu yang sangat berperan dalam dekorasi yang cantik.
Penggunaan lampu untuk desain interior rumah kini semakin banyak digunakan,
karena efek pencahayaan dari lampu sorot halogen tidak biasanya, sinar lampu
halogen mampu mengubah suasana ruangan menjadi istimewa.Lampu sorot
halogen pada umumnya mempunyai reflektor (cermin dibelakangnya) tuk
memperkuat cahaya yg keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada
pula yg dengan jenis fitting biasa.
24
Lampu sorot halogen merupakan lampu spot yg baik. dimana Lampu spot
adalah lampu yg cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu tuk
menerangi benda seni secara terfokus. Lampu sorot halogen biasanya sangat baik
tuk digunakan sebagai penerangan taman tuk membuat kesan dramatis dari
pencahayaan terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya.
Jenis lampu ini sebenarnya merupakan lampu filamen yg sudah berhasil
dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt) yg
relatif sama.
Warna cahaya lampu sorot halogen adalah: Lampo sorot halogen biasa: kuning
3'000 K
Lampo sorot halogen high pressure: putih 6'000 K
3. Tabel Pencahayaan
Berikut terdapat lampiran tabel-tabel berupa tabel tingkat pencahayaan rata-rata,
renderansi dan temperature warna yang direkomendasikan dan juga tabel
karakteristik kinerja pencahayaan (luminous) dari luminer yang umum digunakan.
25
26
27
Table 2 Tabel karakteristik pencahayaan
gambar 23 Panel
Panel Listrik – Electrical switchboard atau lebih kita kenal dgn panel listrik
terbentuk berdasarkan susunan komponen listrik yg sengaja disusun dalam sebuah
28
papan control, sehingga dapat memudahkan penggunaanya. Tuk lebih mengenal
fungsi dari panel listrik kita telebih dahulu mengenal komponen- komponen panel
listrik dan harus memahami fungsi dari bagian-bagaian listrik itu sendiri Berikut
beberapa komponen panel listrik beserta fungsinya yang perlu anda ketahui:
gambar 25 MCCB
MCCB, MCCB singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker. Circuit Breaker
pembatas arus apabila terdapat arus beban yg melebihi batas-batasnya. MCCB ini
dipakai hampir sama dgn MCB tetapi dgn batas arus beban yg lebih besar dari 100
Ampere sampai dgn 1600 Ampere.
29
gambar 26 ELCB
gambar 27 Grounding
30
a. warna merah, kuning, hitam berfungsi untuk fase
b. warna biru muda (biru laut) berfungsi untuk netral
c. warna kuning -hijau berfungsi untuk ground
gambar 29 CT
CT, CT merupakan suatu komponen panel listrik dari bahan baja / metal
dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi
dari komponen panel listrik ini yaitu sebagai penurun arus dan atau tegangan pada
box panel.
Surge Arrest, peralatan atau komponen panel listrik ini sebagai pengaman
listrik dari kejutan listrik yg berlebihan. Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba
aliran listrik menjadi lebih tinggi akibat dari penambahan energi potensial
gambar 31 Kontaktor
Push Button Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu
sama lain (suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop
reset dan saklar tekan untuk emergency. Push button memiliki kontak NC (normally
close) dan NO (normally open).
Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan
maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai
stop dan kontak NO akan berfungsi sebagai start biasanya digunakan pada sistem
pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor pada
industri – industri.
32
BAB II
PERENCANAAN INSTALASI DOMESTIK
2.1 Gambar Rumah
33
34
2.2 Denah Lokasi
35
2.3 Diagram Lokasi
36
2.4 Diagram Pengawatan
37
2.5 Panel
38
2.6 Diagram Distribusi Daya
39
2.7 Gardu PLN
40
2.8 Group MCB
41
42
2.9
PERHITUNGAN MCB
1. MCB Utama
Daya dari PLN : S = 2200 VA
Tegangan listrik PLN : V = 220 Volt
Kuat arus
I=S/V
I = 2200/220 = 10 A
Digunakan MCB utama 10 A
2. MCB Group 1
Jumlah Lampu
- 10 W x 1 buah = 10 W
- 14 W x 2 buah = 28 W
- 24 W x 2 buah = 50 W
- 32 W x 0 = 0
- 35 W x 2 buah = 72 W
- 40 W x 0 = 0
- 42 W x 2 buah = 84 W
Jumlah Kotak Kontak
100 W x 6 buah = 600 W
Daya Grup 1
10 + 28 + 50 + 72 + 84 + 600 = 844 W
Tegangan
220 V
MCB
I = P / V x Cos Phi
844/(220 x 0.8) = 4.8 A ~ MCB 6 A
3. MCB Group 2
Jumlah Lampu
43
- 10 W x 2 buah = 20 W
- 14 W x 0 = 0
- 24 W x 0 = 0
- 32 W x 2 buah = 64 W
- 35 W x 2 buah = 72 W
- 40 W x 1 buah = 40 W
- 42 W x 0 = 0
Jumlah Kotak Kontak
100 W x 6 buah = 600 W
Daya Grup 1
20 + 64 + 72 + 40 + 600 = 796 W
Tegangan
220 V
MCB
I = P / V x Cos Phi
796/(220 x 0.8) = 4.5 A ~ MCB 6 A
4. MCB group 3
MCB cadangan 2 A
44
2.10 DESKRIPSI RUMAH
Rumah dengan ukuran 14 x 20 m. Rumah ini terdiri dari Teras Depan, Gudang, Ruang
Tamu, 3 Kamar Tidur, Ruang Keluarga, Ruang Makan sekaligus Dapur, 2 Kamar mandi,
dan Teras Belakang. Rumah ini terdiri dari 2 group MCB, dan 1 MCB cadangan.
Group 1 (MCB 1)
- teras depan
- kamar 1
- kamar 2
- WC 1
- WC 2
- ruang makan/dapur.
Group 2 (MCB 2)
- Gudang
- ruang tamu
- ruang keluarga
- kamar 3
- teras belakang.
Rincian :
Ruangan Saklar Lampu Fitting Stop
Tunggal Seri
Kontak
Teras depan - 1 2 2
Gudang 1 - 1 1 1
Ruang tamu - 1 2 2 2
Kamar 1 1 - 1 1 2
Kamar 2 1 - 1 1 2
Kamar 3 1 - 1 1 1
Ruang keluarga - 1 2 2 2
Ruang makan/dapur - 1 2 2 2
WC 1 1 - 1 1 -
WC 2 1 - 1 1 -
Teras belakang - 1 2 2 -
TOTAL 6 5 16 16 12
1. Teras depan
a. 2 buah lampu Philips 14 watt
b. 2 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar seri Panasonic
45
2. Gudang
a. 1 buah lampu Philips 10 watt
b. 1 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar tunggal Panasonic
d. 1 buah kotak kontak Panasonic
3. Ruang tamu
a. 2 buah lampu Philips 32 watt
b. 2 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar seri Panasonic
d. 2 buah kotak kontak Panasonic
4. Kamar 1
a. 1 buah lampu Philips 35 watt
b. 1 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar tunggal Panasonic
d. 2 buah kotak kontak Panasonic
5. Kamar 2
a. 1 buah lampu Philips 35 watt
b. 1 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar tunggal Panasonic
d. 2 buah kotak kontak Panasonic
6. Kamar 3
a. 1 buah lampu Hannoch 40 watt
b. 1 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar tunggal Panasonic
d. 1 buah kotak kontak Panasonic
7. Ruang keluarga
a. 2 buah lampu Philips 35 watt
b. 2 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar seri Panasonic
d. 2 buah kotak kontak Panasonic
8. Ruang makan/dapur
a. 2 buah lampu Philips 42 watt
b. 2 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar seri Panasonic
d. 2 buah kotak kontak Panasonic
46
9. WC 1
a. 1 buah lampu Philips 24 watt
b. 1 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar tunggal Panasonic
10. WC 2
a. 1 buah lampu Philips 24 watt
b. 1 buah fitting lampu Panasonic
c. 1 buah saklar tunggal Panasonic
Rumus :
Total Nilai Pencahayaan = (Panjang Ruangan x Lebar Ruangan x Kuat Penerangan)
(Jumlah Lampu dalam 1 Titik)
47
1. Teras Depan
Ukuran 10.5 m x 3.5 m
Kuat penerangan : 60 lux
Lumen = (10.5 x 3.5 x 60) / 2 = 1102.5 lumen
Daya = 1102.5 / 75 = 14.7 watt
Maka digunakan 2 buah lampu Philips 14 watt
2. Gudang
Ruangan Standar Lux Lux yang Dipakai
Kamar 1 120 – 250 lux 120 lux
WC 1 250 lux 250 lux
Kamar 2 120 – 250 lux 120 lux
WC 2 250 lux 250 lux
Kamar 3 120 – 250 lux 120 lux
Dapur/ruang makan 250 lux 250 lux
Ruang Tamu 120 - 150 lux 120 lux
Ruang Keluarga 120 - 150 lux 120 lux
Teras depan 60 lux 60 lux
Teras belakang 60 lux 60 lux
Gudang 60 lux 60 lux
Ukuran 3.5 m x 3.5 m
Kuat penerangan : 60 lux
Lumen = (3.5 x 3.5 x 60) / 1 = 735 lumen
Daya = 735 / 75 = 9.8 watt
Maka digunakan 1 buah lampu Philips 10 watt
3. Ruang Tamu
Ukuran 9 m x 4.5 m
Kuat penerangan : 120 lux
Lumen = (9 x 4.5 x 120) / 2 = 2430 lumen
Daya 2430 / 75 = 32.4 watt
Maka digunakan 2 buah lampu Philips 32 watt
4. Kamar 1
Ukuran 5 m x 4.5 m
Kuat penerangan : 120 lux
Lumen = (5 x 4.5 x 120) / 1 = 2700 lumen
Daya 2700 / 75 = 36 watt
Maka digunakan 1 buah lampu Philips 35 watt
5. Kamar 2
Ukuran 5 m x 4.5 m
48
Kuat penerangan : 120 lux
Lumen = (5 x 4.5 x 120) / 1 = 2700 lumen
Daya 2700 / 75 = 36 watt
Maka digunakan 1 buah lampu Philips 35 watt
6. Kamar 3
Ukuran 5.5 m x 4.5 m
Kuat penerangan : 120 lux
Lumen = (5.5 x 4.5 x 120) / 1 = 2970 lumen
Daya 2970 / 75 = 39.6 watt
Maka digunakan 1 buah lampu Hannoch 40 watt
7. Ruang keluarga
Ukuran 5 m x 9 m
Kuat penerangan : 120 lux
Lumen = (5 x 9 x 120) / 2 = 2700 lumen
Daya 2700 / 75 = 36 watt
Maka digunakan 2 buah lampu Philips 35 watt
8. WC 1
Ukuran 3 m x 2.5 m
Kuat penerangan : 250 lux
Lumen = (3 x 2.5 x 250) / 1 = 1875 lumen
Daya 1875 / 75 = 25 watt
Maka digunakan 1 buah lampu Philips 24 watt
9. WC 2
Ukuran 3 m x 2.5 m
Kuat penerangan : 250 lux
Lumen = (3 x 2.5 x 250) / 1 = 1875 lumen
Daya 1875 / 75 = 25 watt
Maka digunakan 1 buah lampu Philips 24 watt
49
11. Teras belakang
Ukuran 8.4 m x 2.5 m
Kuat penerangan : 60 lux
Lumen = (8.4 x 2.5 x 60) / 2 = 630 lumen
Daya 630 / 75 = 8.4 watt
Maka digunakan 2 buah lampu Philips 10 watt
BAB III
PERENCANAAN MATERIAL INSTALASI
50
5 Tang Pemotong 1 buah
6 Palu 1 buah
7 Cutter 1 buah
8 Gergaji 1 buah
9 Multimeter 1 buah
10 Tespen 1 buah
No Bahan Jumlah
1 MCB 10 A 1 buah
2 MCB 6 A 1 buah
3 MCB 2 A 1 buah
4 Saklar tunggal 6 buah
5 Saklar seri 5 buah
6 Fitting lampu 16 buah
7 Kotak kontak 12 buah
8 Kotak hubung 35 buah
9 Kabel NYM Supreme 3 x 2.5 300 meter
10 Box MCB 1 buah
11 Pipa PVC 25 batang
12 Klem pipa 100 buah
13 Elbow 30 buah
14 Lampu Philips 10 W 3 buah
15 Lampu Philips 14 W 2 buah
16 Lampu Philips 24 W 2 buah
17 Lampu Philips 32 W 2 buah
18 Lampu Philips 35 W 4 buah
19 Lampu Philips 40 W 1 buah
20 Lampu Philips 42 W 2 buah
51
MCB Legrand 6A Rp. 38.000 2 Buah Rp. 76.000
MCB Legrand 2A Rp. 35.000 1 Buah Rp. 35.000
5 Fitting Lampu Fitting Lampu Panasonic E27 Rp. 7.500 16 Buah Rp. 120.000
6 Box MCB Box MCB Masko Rp. 15.000 1 Buah Rp. 15.000
8 Pipa Pipa PVC Wavin Rp. 13.000 25 Batang Rp. 325.000
9 Kotak Hubung Kotak Hubung Clipsal Cabang 3 Rp. 6.000 35 Buah Rp. 210.000
10 Klem pipa Klem Clipsal Rp. 700 100 Buah Rp. 70.000
11 Kabel Kabel Supreme NYM 3 x 2.5 Rp. 1.050.000 300 meter Rp. 3.150.000
12 Elbow Elbow ¾” Rp. 2.000 30 buah Rp. 60.000
TOTAL Rp. 5.091.000
52
3.3 GAMBAR PERALATAN LISTRIK YANG DIGUNAKAN
No Jenis peralatan Gambar
.
1 MCB Legrand 6A
3 MCB 2A
53
5 Saklar Seri Panasonic
54
9 Lampu Philips 24 watt
55
12 Lampu Philips 40 watt
56
15 Kabel supreme NYM 3 x 2,5
mm2
16 Pipa clipsal
17 Kotak hubung
18 Box MCB
57
19 elbow
20 Klem clipsal
21 Obeng plus
22 Obeng minus
58
23 Tang kombinasi
24 Tang buaya
25 Tang pemotong
26 Palu
59
27 Cutter
28 Gergaji
29 Multimeter
30 Tespen
60
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Bangunan rumah tinggal ukuran 14 x 20 m ini menerapkan dua sistem
pencahayaan, yaitu pencahayaan langsung dan pencahayaan tidak langsung
dengan memanfaatkan alat-alat penerangan seperti lampu dan lainnya.
2. Pemasangan instalasi rumah tinggal ini juga menggunakan persyaratan umum
instalasi listrik (PUIL).
3. Jumlah lampu yang digunakan pada rumah ini ialah 16 buah dengan 12 buah
stop kontak, 6 buah saklar tunggal dan 5 buah saklar seri.
4. MCB utama dengan rating sebesar 10 A terbagi menjadi 3 group. MCB group
1 menggunakan rating 6 A dikarenakan total daya yang digunakan sebesar 844
Watt. Sedangkan, MCB group 2 menggunakan rating 6 A dikarenakan total
daya yang digunakan sebesar 796 Watt. MCB group 3 menggunakan rating 2
A sebagai cadangan.
4.2 SARAN
61
62