Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

INSTRUMENTASI FISIKA
(Alat Ukur Intensitas Cahaya)



OLEH :

ZUNARNI RUSDIMAN BUHERA
WA ODE ISMAWATI MUSHAWWIR
DEWI SUCI RAMADHANI SUYONO
JEIF INDRA P. NUNUNG SAPUTRA
DWINURHAIYUMMASARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Makalah Alat Ukur
Intensitas Cahaya.
Penyusunan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Instrumentasi Fisika.
Dalam Penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat membantu pembaca dan
penyusun sendiri dalam memehami alat ukur intensitas cahaya, walaupun makalah ini jauh dari
kata sempurna.




Kendari, 27 Juli 2014





Penyusun





DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................................2
Bab II Kajian Teori
A. Kajian Teori .....................................................................................................................3
Bab III Metodologi
A. Alat dan Bahan .................................................................................................................6
B. Prosedur Kerja .................................................................................................................6
Bab IV Pembahasan
A. Pembahasan......................................................................................................................7
Bab V Penutup
A. Kesimpulan ......................................................................................................................9
Daftar Pustaka







BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan
kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat
terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara
pengukuran dinamakan metrologi.
Dalam ilmu fisika dikenal adanya pengukuran. Untuk melakukan pengukuran
dibutuhkan beberapa alat ukur. Pengamatan dalam melakukan pengukuran tidak lengkap
apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Pada
kesempatan kali ini akan dibahas mengenai pengukuran yang berhubungan dengan
pencahayaan.
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa
dilihat dengan mata. Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah
sumber cahaya utama di bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat
makanan. Sinar dari matahari yang datang dapat disebut sebagai sinar alami. Sifat-sifat
cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke semua arah.
Alat ukur yang pada umumya digunakan dalam mengukur intensitas cahaya
adalah Lux meter. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada
dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap
cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada
sebuah tampilan digital ataupun non digital. Lux meter menggunakan sensor cahaya
sebagai pendeteksi cahaya. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan
menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik.
Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Oleh
karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang. Untuk
itulah makalah ini dibuat untuk lebih menyederhanakan pembuatan alat ukur intensitas
cahaya dalam bentuk rangkaian yang lebih sederhana tetapi fungsinya tidak kalah dengan
alat ukur intensitas cahaya elektronik seperti lux meter.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah bagaimana
merangkai alat ukur intensitas cahaya dengan rangkaian sederhana?

C. TUJUAN
Tujuan dalam menyusun makalah ini adalah merangkai alat ukur intensitas cahaya
dengan rangkaian sederhana?



















BAB II
KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI
Intensitas cahaya (I) dengan satuan candela (cd) adalah arus cahaya dalam
lumen yang diemisikan setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah sumber
cahaya. Kata candela berasal dari candle (lilin)merupakan satuan tertua pada teknik
penerangan dan diukur berdasarkan intensitas cahaya standar.
Kuat penerangan (E) adalah pernyataan kuantitatif untuk intensitas cahaya (I)
yang menimpa atau sampai pada permukaan bidang. Kuat peneranga disebut pula
tingkat penerangan atau intensitas penerangan. Dengan menganggap sumber
penerangan sebagai titk yang jaraknya (h) dari bidang penerangan, maka kuat
penerangan (E) dalam lux (lx) pada suatu titik pada bidang penerangan adalah:
(Maurina,2010)
lux
h
E
2
1
(1)
Untuk megetahui kuat pencahayaan atau intensitas pencahayaan(illumination)
pada sebuah titik yang memiliki sudut dalam suatu ruangan, dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan :
E = /d
2
x cos ....................................................................................(2)
Dengan :
E : Kuat pencahayaan/intensitas cahaya (illumination) dalam satuan lux (lx)
: Arus Cahaya (Lumen)
d
2
: Kuadrat jarak antara sumber cahaya dan titik dalam satuan meter persegi (m
2
)
: Sudut antara sumber cahaya dengan titik proyeksi tegak lurus dari sumber
cahaya kepermukaan bidang kerja (Arina, 2012).

Berkurangnya intensitas cahaya tersebut dapat dideteksi oleh alat yang peka
terhadap perubahan intensitas cahaya, yaitu fototransistor. Fototransistor dapat
dimanfaatkan sebagai rangkaian pengukur intensitas cahaya dengan sebuah
rangkaian penguat sederhana berdasar rangkaian Op-Amp (Uldin, 2010).
Pada rangkaian sensor cahaya ini menggunakan relay untuk pensaklaran
tegangan jala-jala PLN 220 volt. Beban yang ingin dikendalikan tidak hanya sebatas
lampu saja tetapi bisa digunakan beban lain sesuai kebutuhannya. Yang pasti dengan
cara pensaklaran relay diatas beban yang dikeandalikan adalah beban dengan
tegangan supply 220 V. Rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor cahaya
yang sederhana dan sering ditemui, karena memang menurut saya rangkaian sensor
cahaya bisa berkerja dengan penggunaan kompenen yang relatif sedikit dan rangkaian
yang sederhana.
Rangkaian sensor diatas menggunakan LDR sebagai alat perasa perubahan
intensitas cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronika
yang pada dasarnya mempunyai sifat yang sama dengan resistor, hanya saja nilai
resistansi dari LDR berubah-ubah sesuai dengan tingkat intensitas cahaya yang
diterimanya. Rangkaian diatas bisa digunakan untuk pengaktifan lampu taman. Pada
saat hari mulai malam maka lampu tersebut akan menyala otomatis layaknya lampu
taman. Pengaturan kepekaan dari sensor digunakan potensio VR1 100 K.

Gambar 1. Skema Rangkaian Sensor Cahaya
Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya diatas sebenarya sangat sederhana.
Pembagian tegangan antara VR1 dan LDR merupakan inti dari rangkaian sensor
cahaya diatas. Kenaikan tegangan pada VR1 akan mengurangi tegangan yang jatuh
pada LDR, begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada LDR akan mengurangi
tegangan jatuh pada VR1. Pembagian tegangan sesuai dengan rumus pembagi
tegangan yang berlaku pada rangkaian seri, tegangan supply 9 volt sama dengan
jumlah tegangan pada R1, VR1 dan LDR. VR1 digunakan untuk memposisikan
tegangan pada LDR supaya berada pada titik kritis dan tidak sampai membuat
transistor Q1 menjadi aktif. Sehingga pada saat kedaancahaya semakin gelap
tegangan pada LDR akan membuat transistor Q1 menjadi aktif. Hal ini dikarenakan
nilai resistansi LDR akan naik apabila intensitas cahaya semakin gelap. Jika kita ingin
membuat rangkaian sensor yang aktif pada saat cahaya semakin terang maka kita
tinggal menukar posisi antara LDR dengan potensio VR1. Untuk prinsip kerjanya
pada dasarnya sama dengan rangkaian sensor cahaya aktif gelap diatas. Kesemua
rangkaian memanfaatkan hukum pembagi tegangan atau pengaturan arus ke basis
transistor yang digunakan sebagai saklar.
Sebagai catatan anda bahwa sensor cahaya yang menggunakan LDR sebagai
komponen peng-indra atau perasa mempunyai respon yang relatif lambat. Sehingga
jika anda ingin membangun rangkaian yang mempunyai respon yang cepat seperti
untuk penghitungan pada rangkaian counter maka LDR tidak cocok untuk digunakan.
Mungkin anda bisa memanfaatkan sensor infra merah atau komponen sensor yang
lain. Cahaya infra merah bisa anda dapatkan dengan membuat rangkaian pemancar
infra merah yang terdiri dari led infra merah yang berfungsi sebagai pengahasil
cahaya infra merahnya (Anonim, 2011).
Sensor cahaya yang digunakan pada lux meter adalah Photo dioda. Photo
diode digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat
digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi
intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photo
dioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat
memanfaatkan photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photo
dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk. Berbagai jenis cahaya
yang masuk pada lux meter baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan
respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan
suhu warna yang berbeda, dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu
pembacaan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek
panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode (Pratiwi, 2014).


BAB III
METODOLOGI
A. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yangdigunakan dalam merangkai alat ukur intensitas
cahaya terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan Merangkai Alat Ukur Intensitas Cahaya
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Resistor Menghambat arus listrik.
2 Resistor Variabel/
Potensiometer
Sebagai pengatur taraf isyarat analog (misalnya
pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai
pengendali masukan untuk sirkuit rangkaian
3 Kabel Silikon Sebagai penghubung rangkaian
4 Papan Rangkaian Sebagai tempat merangkai alat dan bahan
5 Lampu LED Sebagai objek yang akan menunjukkan apakah
rangkaian berfungsi dengan baik.

B. PROSEDUR KERJA
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam merangkai rangkaian alat ukur
inensitas cahaya, yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan seperti resistor, resistor variabel/potensiometer, kabel
silikon, papan rangkaian, dan lampu LED.
2. Menyusun rangkaian seperti pada gambar (2).

Gambar 2. Rangkaian Alat Ukur Intensitas Cahaya
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Jumlah arus cahaya tiap satuan luas. satuan penarangan adalah Luks, satu Luks
didefinisikan sebagai kuat penerangan bidang yang tiap 1m2 bidang tersebut menerima
arus cahaya 1 Lumen.
Jika arus cahaya (F) menerangi merata suatu bidang seluas A m2 maka kuat
penerangan bidang tersebut sebesar: E. Dimana Terang Cahaya (E) adalah besar kuat
cahaya tiap cm2 dari luas permukaan sumber cahaya yang dilihat (kalua sumber cahaya
berupa bola maka luas permukaanya dapat dilihat berupa luas lingkaran).
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk
diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup.
Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang
cukup peka dan linier terhadap cahaya. Luxmeter merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu.
Intensitas cahaya yang terdapat pada suatu ruangan harus sesuai dengan intensitas cahaya
standarnya. Intensitas cahaya standar dipengaruhi oleh luas ruangan dan juga fungsi dari
ruangan tersebut. Dengan kita mengetahui intensitas cahaya standar pada suatu ruangan,
maka kita dapat menentukan intensitas cahaya lampu yang harus kita gunakan.
Dalam merangkai rangkaian alat ukur intensitas cahaya ini, kami menggunakan
resistor sebagai penghambat arus listrik, resistor variabel sebagai pengatur taraf isyarat
analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan
untuk sirkuit rangkaian, lampu LED sebagai indikator rangkaian dapat berfungsi dengan
baik yang dgroundkan dan disambungkan dengan kabel silikon yang disusun dalam
papan rangkaian yang dirangkai sebagai upaya menyederhanakan alat ukur intensitas
cahaya yang rumit seperti lux meter menjadi rangkaian sederhana yang dapat berfungsi
sama baiknya dengan lux meter.
Rangkaian alat ukur intensitas cahaya yang dirangkai menjadikan beban yang
ingin dikendalikan tidak hanya sebatas lampu LED saja tetapi bisa digunakan beban lain
sesuai kebutuhannya seperti resistor. Rangkaian alat ukur intensitas cahaya yang
dirangkai lebih sederhana dan sering ditemui, karena memang rangkaian alat ukur
intensitas bisa berkerja dengan penggunaan kompenen yang relatif sedikit dan sederhana.
Rangkaian alat ukur intensitas cahaya diatas menggunakan resistor sebagai alat perasa
perubahan intensitas cahaya, dimana resistor memiliki nilai resistansi tidak berubah-
ubah, sehingga tingkat intensitas cahaya yang diterimanya hanya pada jangkau nilai
resistansi resistor variabel itu saja.
Prinsip kerja dari rangkaian alat ukur intensitas cahaya sebenarya sangat
sederhana. Pembagian tegangan antara resistor dan potensiometer merupakan inti dari
rangkaian sensor cahaya diatas. Kenaikan tegangan pada potensiometer akan mengurangi
tegangan yang jatuh pada resistor, begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada resistor
akan mengurangi tegangan jatuh pada potensiometer. Pembagian tegangan sesuai dengan
rumus pembagi tegangan yang berlaku pada rangkaian seri.















BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rangkaian alat ukur intensitas cahaya tersusun dari resistor, resistor
variabel/potensiometer, lampu Led dan kabel silikon yang dirangkai secara seri
dan parallel dipapan rangkaian. Rangkaian ini merupakan rangkaian alat ukur
intensitas cahaya yang lebih sederhana dari alat ukur intensitas cahaya seperti
luxmeter.
Prinsip kerja dari rangkaian alat ukur intensitas cahaya sebenarya sangat
sederhana. Pembagian tegangan antara resistor dan potensiometer merupakan inti
dari rangkaian sensor cahaya diatas. Kenaikan tegangan pada potensiometer akan
mengurangi tegangan yang jatuh pada resistor, begitupun sebaliknya kenaikan
tegangan pada resistor akan mengurangi tegangan jatuh pada potensiometer.
Pembagian tegangan sesuai dengan rumus pembagi tegangan yang berlaku pada
rangkaian seri.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Skema Rangkaian Sensor Cahaya.http://buatberbagisaja.wordpress.com/2011/07/
07/skema-rangkaian-sensor-cahaya/. (Diakses 27-07-2014).
Arina.2012. Analisis Intensitas Pencahayaan pada Bidang Kerja Terhadap Berbagai Warna
Ruangan. Program Studi Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. (Diakses 27-07-2014).
Maurina. 2010. Kendali Intensitas Mulai dari Perangkat Lunak Sampai Perangkat Keras.http://
elib.unikom.ac.id/download.php?id=122747. (Diakses 27-07-2014).
Pratiwi, Dewi. 2014.Lux Meter. http://dewispratiwi.blogspot.com/2014/05/paper-lux-meter_20.
html. (Diakses 27-07-2014).
Uldin. Riza. 2010. Pemanfaatan Rangkaian Pengukur Intensitas Cahaya Untuk Rancang
Bangun Alat Pengukur Tingkat Kekeruhan Air. Jurusan Fisika, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Semarang; Semarang. (Diakses 27-07-2014).

Anda mungkin juga menyukai