Anda di halaman 1dari 15

RANGKAIAN RLC DAN FAKTOR DAYA

DI SUSUN

OLEH : WAHYU KURNIAWAN

MUHAMMAD IQBAL

YASKI ATHTHOBARANI

FEBRI RAHAYU

ALDIAN PUTRA

AGUNG SURYA GANESA

DAVID KASWARA

TAUFIK READI

ZIKRI PEBRIANSYAH

JUNAIDI

KELOMPOK 4

KELAS : XII MIPA 3

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM MADRASAH ALIYAH NEGRI 1


BANYUASIN

TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha menguasai seluruh alam semesta beserta
isinya. Lagi maha berkehendak atas segala sesuatu, dan telah menjadikan manusia
sebaik-baiknya ciptaan yang diberikan akal untuk berfikir. Rasa syukur saya
ucapkan karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan
ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabiyullah
Muhammad SAW kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya. Semoga limpahan rahmat yang diberikan Allah kepada beliau sampai
kepada kita semua.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran " fisika " dalam
rangkaian rlc . Namun , kami sangat menyadari dalam pembuatan laporan ini
masih banyak kekurangan baik isi , penulisan maupun gambar . Semoga laporan
ini dapat bermanfaat dan dapat di gunakan sebagaimana mestinya .

Penyusun

.....

Siswa Xii mipa 3


DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................

Daftar isi.........................................................................................................

Bab.1 pendahuluan .......................................................................................

a. Latar belakang ......................................................................................


b. Rumusan masalah .................................................................................

Bab.2 pembahasan ........................................................................................

1. Rangkaian RLC ....................................................................................


2. Faktor daya ...........................................................................................

Bab.3 penutup................................................................................................

a. Kesimpulan ...........................................................................................
b. Saran .....................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum-hukum rangkaian dan metoda-metoda yang digunakan di dalam


menganalisis rangkaian penahan tersebut, seperti : hukum Ohm, hukum Kirchhoff,
analisis Simpul, analisis Mesh/Loop, teorema Thevenin, teorema Norton, dan lain-
lain, akan terbukti dapat juga digunakan untuk menganalisis rangkaian yang
mengandung induktor dan kapasitor.

Sejalan perkembangan teknologi,maka perkembangan dibidang teknologi


elektronika pun berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya
berbagai macam produk peralatan elektronika. Dengan semakin majunya bidang
elekronika, maka wajib bagi mahasiswa/i elektro umumnya

dan elektronika khususnya untuk mengetahui segala beluk-beluk elektronika,


seperti komponen,menghitung tegangan,arus,hambatan,daya. Arus bolak-balik
(AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besar dan arahnya arus
berubah-ubah terhadap waktu.

B . Rumusan masalah

1. Rangkaian rlc
2. Faktor daya
3. Contoh – contoh soal dan jawaban
BAB II

PEMABAHASAN

Rangkaian seri RLC

Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun secara
seri. Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang
dihasilkan oleh induktor disebut reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang
dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan
tersebut ketika digabungkan dalam disebut impedansi (Z) atau hambatan total.

Rangkaian seri RLC (Sumber: myrihtspot.com)

Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang sama sehingga
diagram fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (V R) berada pada
fasa yang sama dengan arus, tegangan (VL) pada reaktansi induktif (XL)
mendahului arus sejauh 90º, dan tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC)
tertinggal oleh arus sejauh 90º.

Diagram fasor untuk I, VR, VL, dan VC (Sumber: myrightspot.com)

Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari besar tegangan jepit seperti di
bawah ini:

VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt

VL = Imax XL sin (ωt + 90) = Vmax sin (ωt + 90)

VC = Imax XC sin (ωt – 90) = Vmax sin (ωt – 90)


Besarnya tegangan jepit dapat dihitung dengan menjumlahkan VR, VL, dan
VC sehingga menjadi

Besar arus adalah sama, sehingga besar tegangan pada masing-masing komponen
R, L dan C adalah: VR = I R , VL = I XL , dan VC = I XC. Subsitusikan ke dalam
rumus tegangan jepit sehingga hasil akhir diperoleh hambatan total atau impedansi
sebagai berikut:
Rangkaian seri RLC memiliki beberapa kemungkinan:

Nilai XL < XC : rangkaian bersifat kapasitor, tegangan tertinggal terhadap arus

dengan beda sudut fase θ sebesar

Nilai XL > XC : rangkaian bersifat induktor, tegangan mendahului arus dengan

beda sudut fase θ sebesar

Nilai XL = XC : besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya


(Z=R), pada rangkaian akan terjadi resonansi deret/seri, frekuensi resonansi

sebesar

Tentukanlah besar tegangan maksimum yang dibutuhkan agar dihasilkan kuat arus
maksimum sebesar 4 A!
Diketahui:

R = 60 Ω

XL = 120 Ω

XC = 40 Ω

Imax = 4 A

Ditanya: Vmax ?

Jawab:

Vmax = Imax Z = 4 (100) = 400 Volt

Jadi besar tegangan maksimum yang dibutuhkan adalah 400 Volt

2. Sebuah resistor 300 Ω, inductor 2 H, dan kapasitor 20 µF dirangkai secara seri


serta dihubungkan dengan sumber tegangan 200 Volt, 100 rad/s. Tentukanlah:

a. Reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan sifat rangkaian

b. Impedansi
Diketahui:

R = 300 Ω

L=2H

C = 20 µF= 20 x 10-6 F

ω = 100 rad/s

Ditanya: XL, XC, Z dan sifat rangkaian ?

Jawab:

a.

Karena XL < XC rangkaian bersifat kapasitif


Faktor Daya

faktor daya atau sering disebut cos θ adalah perbandingan daya sesungguhnya
Odengan daya semu. Setiap alat-alat listrik seperti halnya lampu, seterika listrik,
kompor listrik, ataupun alat-alat elektronik, misalnya TV, radio, komputer jika
dinyalakan/dihidupkan beberapa lama akan memerlukan energi listrik . Energi
yang diperlukan tiap satu satuan waktu atau tiap detiknya disebut daya. Pada
perangkat sumber tegangan listrik nilai faktor daya ini sangat penting,
karena faktor daya menyatakan tingkat efisiensi dari daya listrik yang dihasilkan.
Semakin tinggi nilai faktor daya dari perangkat pengahsil sumber tegangan listrik
maka perangkat tersebut memiliki kualitas yang lebih baik.

Nilai Faktor Daya

Besarnya daya pada rangkaian arus bolak-balik antara teori dengan hasil
sesungguhnya dari hasil pembacaan alat ukur tidak sama, hal ini disebabkan
adanya hambatan semu yang berasal dari induktor (XL) dan kapasitor (XC) yang
disebut reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Daya sesungguhnya yang timbul
pada rangkaian arus listrik hanyalah pada hambatan murni saja (R). Perbandingan
antara daya sesungguhnya (Pss) dan daya semu yang menurun (Psm) disebut faktor
daya yang dinyatakan dalam persamaan :

di mana :

Pss = I2 R (dayasesungguhnya)
Psm = I2Z (daya semu)
Sehingga :

Faktor Daya Rangkaian AC

Jadi daya sesungguhnya dalam rangkaian arus AC dapat dinyatakan sama dengan
hasil perkalian daya hasil perhitungan teoritis dengan faktor daya yang secara
umum dapat dituliskan :

P = V I cos θ

di mana :

P= daya sesungguhnya (watt)


V= tegangan efektif (Volt)
I= kuat arus efektif (A)
cos θ = faktor daya

Contoh soal :

1. 11 batang lampu TL 36 W dirangkai secara seri pada sumber tegangan bolak-


balik, jika diketahui total daya semu pada rangkaian lampu tersebut adalah 792
VA. Berapakah nilai faktor daya nya?

Diketahui : P = 36 W x 11 = 396 W
S = 792 VA
Ditanya : cos φ = ?
Jawab :
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cara penggunaan rumus-rumus dalam rangkaian R-L-C untuk jenis
rangkaian lainnya:

-Dalam rangkaian R-L tidak ada komponen kapasitor (C) maka nilai Xc dan
Vc nya = nol (0).
-Dalam rangkaian R-C tidak ada komponen induktor (L) maka nilai XL dan
VL nya = nol (0)
-Dalam rangkaian L-C tidak ada komponen resistor (R) maka nilai R dan
VR nya = nol (0).
Besarnya arus yang melalui tiap tahanan akan berbeda sesuai dengan nilai
tahanannya. Sedangkan beda potensialnya atau tegangan pada tiap masing-
masing tahanan adalah sama dengan tegangan sumber.
Untuk tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara
sambungannya. Sambungan secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan
tiap tahanannya sama dengan tegangan sumber, sedangkan sambungan
paralel tegangan setiap tahanannya sama besar.

B.Saran
Semoga dari pembahasan dan penjabaran yang telah kami lakukan dapat
membantu dalam pemahaman tentang Rangkaian RLC pada mata pelajaran
Rangkaian listrik.Dari penjelasan Makalah ini banyak akan kekurangan,
maka dari itu kami sebagai penyaji mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalah-elektrical-enginering.blogspot.com/2017/07/rangkaian-rlc-
pada-mata-kuliah.html
https://blog.ruangguru.com/penjelasan-rangkaian-seri-rlc-pada-arus-bolak-
balik
https://fisikanyaman2.wordpress.com/2011/02/03/faktor-daya-dan-daya-
rangkaian/

Anda mungkin juga menyukai