“OPTIKA GEOMETRI”
Disusun Oleh:
Nama/NIM : Rilla Yulistika 18231037
Anisa Rahmadani 18231075
Regina Cori Nandra 18231091
Millati Hanifa 18231126
Kelompok : 1 (satu)
Dosen Pengampu:
Rani Oktavia, S.Pd., M.Pd
Dr. Febri Yanto, M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Gelombang dan Optik yang berjudul “Optika
Geometri”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasanya maupun segi lainnya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi…………………………………………………..………………….….ii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................1
I.Latar Belakang......................................................................................................1
II.Rumusan Masalah………………………………………...…………………….2
III.Tujuan…………………………………………………...……………………..2
Bab II Pembahasan………………………………………………………………3
I. Kesimpulan………………………………………………………….........16
Latihan soal……………………………………………………………………..17
Daftar Pustaka………………………………………………………………….18
Bab I
Pendahuluan
I.Latar Belakang
III.Tujuan.
B. Hakikat Cahaya
Cahaya adalah radiasi yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
merupakan gelombang eloktromagnetik, yaitu gelombang yang getarannya adalah
medan listrik dan medan magnet. Berdasarkan jenisnya, cahaya dibedakan
menjadi cahaya yang tampak dan cahaya yang tidak tampak. Cahaya tampak
adalah cahaya yang jika mengenai benda maka benda tersebut akan dapat dilihat
oleh manusia, contoh cahaya matahari.Sedangkan cahaya tidak tampak adalah
cahaya yang bila mengenai benda tidak akan tampak lebih terang atau masih sama
sebelum terkena cahaya.contoh inframerah.
Saat berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter
arah rambatannya menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari
yang menerobos masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa
cahaya merambat lurus. Kegiatan yang dapat untuk membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus adalah dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti
gambar di samping. Ketika lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya
lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat cahaya
tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada
pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu
berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan
hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang
besar. Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu
sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu
dan pohon yang besar. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat
cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium
yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam
pembuatan berbagai alat optik. Apabila cahaya merambat dari zatyang
kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya
merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala
pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang
berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.
Kita juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kita
dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di
bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada
permukaan balon air tersebut.
Bila seberkas cahaya jatuh pada suatu permukaan maka cahaya ada
yang dipantulkan oleh permukaan tersebut.
Sifat-sifat pemantulan berkas cahaya itu diselidiki oleh Willebord
Snellius(1581-1626). Dari hasil penyelidikan ini dapat dihasilkan suatu hukum
yang disebut.
Hukum Pemantulan snellius; yang berbunyi :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal
ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke medium lebih rapat
(kaca). Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli
matematika dan perbintangan Belanda pada 1621 bernama Willebrord Snell.
Kesimpulan hasil percobaan dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius.
Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati.
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari
medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan
menjauhi garis normal.
Akibat pembiasan:
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari
udara ke dalam air.
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya:
Rumus meghitung banyak nya bayangan yang terbentuk dari dua cermin datar
yang disusun dengan sudut:
n= -1
Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar: maya, tegak, dan sama besar.
Dari semua cara yang mungkin untuk melukiskan sinar yang berasal dari sebuah
benda menuju sebuah cermin, hanya ada 3 yang utama dan berguna untuk
menentukan lokasi bayangan (Gambar 3), yaitu
a. Sinar datang yang paralel dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus,
b. Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan paralel dengan sumbu utama,
Keterangan:
f = fokus cermin
s’ = jarak bayangan
Keterangan:
s’ = jarak bayangan
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda
2. Cermin Cembung
Cermin cembung adalah bagian dari sebuah bola yang memantulkan sinar dari
bagian luar bola. Cermin cembung bersifat divergen, yaitu bersifat
memencarkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan berpencar.
Perhatikan Gambar 1 dan hukum pemantulan serta geometri yang terlibat yaitu
bahwa beberapa sudut ternyata sama besar. Segitiga AFC sama kaki, sehingga
AF = FC. Jika panjang AB kecil dibandingkan jari-jari kelengkungan cermin,
maka AF nyaris sama dengan BF. Sebagai akibatnya, BF FC, sehingga titik
fokus dapat dianggap berada di pertengahan antara cermin dan pusat
kelengkungan, artinya jarak fokus = setengah dari jari-jari kelengkungan.
– 1 / f = 1 / s + 1 / s’
Sehingga,Dengan:
a. Jarak focus (f) dan jari-jari (R) pada cermin cembung selalu bertanda negatif.
I.Kesimpulan
1. Di ketahui jarak sebuah benda dengan dari cermin nya iyalah 10 cm, dan
fokus dari cermin nya adalah -15 cm, maka berapakah jarak bayangan benda
tersebut ?
Penyelesaian:
Di ketahui :
S = 10 cm
f = -15 cm
Di tanya : S’ = …..?
Di jawab :
1 / s + 1 / s’ = 1 / f
1 / 10 + 1 / s’ = -1 / 15
1 / s’ = -1 / 15 – 1 / 10
1 / s’ = -2 / 30 – 3 / 30
1 / s’ = -5 / 30
S’ = – 30 / 5 = -6 cm
2. Sebuah benda setinggi 1cm di depan cermin cekung dengan fokus 2cm, jika
benda berada pada jarak 3 cm, tentukan:
Perbesaran
Sifat bayangan
Jawab :
Jarak Bayangan:
1/f = 1/s +1/s’
1/s’ = 1/2-1/3
1/s’ = 3/6-2/6
1/s’ = 1/6
s’ = 6 cm
Perbesaran
Tinggi Bayangan
M = h’/h
2 = h’/1|
h’ = 2 cm
3. Dua buah cermin datar dipasang membentuk sudut 60⁰. Sebuah benda
diletakkan di antara dua cermin tersebut. Jumlah bayangan benda yang akan
terbentuk pada kedua cermin adalah ….
A. 5 buah
B. 6 buah
C. 7 buah
D. 8 buah
Penyelesaian:
n= -1
n= -1
n= 6-1=5
Jadi, jumlah bayangan benda yang dihasilkan pada kedua cermin tersebut
adalah 5 buah.
4. Seseorang dengan tinggi badan 178 cm berdiri di depan cermin. Tinggi cermin
minimal yang dibutuhkan agar ia bisa melihat seluruh badannya di dalam
cermin adalah ….
A. 63 cm
B. 65 cm
C. 67 cm
D. 69 cm
Pembahasan:
Tinggi minimum cermin datar yang dibutuhkan untuk menangkap seluruh benda
yang ada di depannya adalah tinggi benda.
Jadi, tinggi minimum cermin datar yang dibutuhkan untuk menangkap semua
badannya adalah