Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIK

“OPTIKA GEOMETRI”

Disusun sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah


Gelombang dan Optik

Disusun Oleh:
Nama/NIM : Rilla Yulistika 18231037
Anisa Rahmadani 18231075
Regina Cori Nandra 18231091
Millati Hanifa 18231126

Kelompok : 1 (satu)

Dosen Pengampu:
Rani Oktavia, S.Pd., M.Pd
Dr. Febri Yanto, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Gelombang dan Optik yang berjudul “Optika
Geometri”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasanya maupun segi lainnya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, Februari 2020

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi…………………………………………………..………………….….ii

Bab I Pendahuluan...............................................................................................1

I.Latar Belakang......................................................................................................1

II.Rumusan Masalah………………………………………...…………………….2

III.Tujuan…………………………………………………...……………………..2

Bab II Pembahasan………………………………………………………………3

A. Pendahuluan optik geometri……………………………………..……………3


B. Hakikat cahaya……………………………………………….………..………3
C. Refleksi dan Refraksi pada Permukaan Datar……………………………..….5
D. Refleksi pada permukaan Bola………………………………………………11

Bab III Penutup…………………………………………………………………16

I. Kesimpulan………………………………………………………….........16

Latihan soal……………………………………………………………………..17

Daftar Pustaka………………………………………………………………….18
Bab I

Pendahuluan

I.Latar Belakang

Optika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia


kesehatan (ilmu biologi) maupun dalam ilmu fisika. Optika merupakan ilmu yang
mempelajari tentang cahaya.Optika dibagi menjadi dua,yaitu : optika geometris
dan optika fisis. Optika geomentris mempelajari mengenai, pemantulan,
pembiasan, dan disfersi cahaya. Optika geometri menyatakan bahwa cahaya
adalah garis-garis lurus yang dibelokan pada permukaan yang merefleksikan
cahaya atau yang merefraksikan cahaya. Tetapi banyak aspek prilaku cahaya yang
tidak dapat dipahami berdasarkan sinar sedangkan secara fundamental cahaya
adalah gelombang dan dalam beberapa situasi kita harus meninjau sifat-sifat
gelombangnya secara eksplisit pola cahaya yang dihasilkan adalah sebuah resultan
sifat gelombang dari cahaya dan tidak dapat dipahami berdasarkan sinar.

Apabila seseorang melihat sesuatu atau benda, maka mata harus


menangkap beberapa dari sinar cahaya yang menyebar dari benda tersebut dan
kemudian diarahkan kembali ke dalam retina di bagian belakang mata. Sistem
penglihatan manusia, dimulai dengan retina dan berakhir dengan korteks
penglihatan si bagian belakang otak, secara otomatis dan secara bawah sadar
memproses informasi yang diberikan oleh cahaya. Sisitem ini
mengidentifikasikan sisi, arah, tekstur, bentuk, dan warna, kemudian secara cepat
membawa ke alam sadar seseorang ke sebuah bayangan dari benda. Sehingga,
seseorang dapat mengenali benda berada dalam arah di mana sinar cahaya datang
dan pada jarak yang tepat.

Apabila sinar cahaya dipantulkan kepada seseorang dari cermin datar


standar, benda tampak berada di belakang cermin karena sinar-sinar yang
seseorang tangkap berasal dari arah itu. Tetapi tentu benda tidak berada di
belakang. Jenis bayangan ini yang disebut bayangan maya, yang sebenarnya
hanya ada di dalam pikiran, meskipun begitu dikatakan ada di lokasi yang
dirasakan. Berbeda dengan bayangan maya, bayangan nyata berbeda dalam hal
bahwa bayangan itu dapat dibentuk pada suatu permukaan, seperti sebuah kartu
atau layar film. Keberadaan dari bayangan tidak bergantung pada bagaimana
seseorang melihatnya dan dibayangan itu ada meskipun tidak dilihatnya.

Oleh karena itu, dalam pembahasan ini menjelaskan tentang cahaya


terutama sifat-sifat cahaya,refleksi dan refraksi pada permukaan datar serta
refleksi pada permukaan bola.
II.Rumusan Masalah

 Apakah yang dimaksud dengan optika geometris ?


 Bagaimana sifat-sifat dari cahaya ?
 Bagaimana refleksi dan refraksi pada permukaan datar?
 Bagaimana refleksi pada permukaan bola?

III.Tujuan.

 Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah gelombang


optic.
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan optika geometris.
 Untuk mengtahui bagaimana sifat-sifat cahaya.
 Untuk mengetahui refleksi dan refraksi pada permukaan datar.
 Untuk mengetahui refleksi pada permukaan bola.
Bab II
Pembahasan

A. Pendahuluan Optik Geometri.

Optika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang


konsep cahaya, terutama mengkaji sifat-sifat cahaya, hakikat, dan
pemanfaatannya. Optika terbagi ke dalam dua bagian yaitu Optika Geometris
dan Optika Fisis.
Optika Geometris merupakan optika yang membahas tentang
pemantulan dan pembiasan cahaya. Sifat cahaya sama dengan sifat
gelombang elektromagnetik. Cahaya dan gelombang elektromagnetik dapat
merambat dalam ruang vakum (ruang hampa). Optika geometris atau optika
sinar menjabarkan perambatan cahaya sebagai vektor yang
disebut sinar. Sinar adalah sebuah abstraksi atau "instrumen" yang
digunakan untuk menentukan arah perambatan cahaya. Sinar sebuah cahaya
akan tegak lurus dengan muka gelombang cahaya tersebut, dan ko-linear
terhadap vektor gelombang.

B. Hakikat Cahaya

Cahaya adalah radiasi yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
merupakan gelombang eloktromagnetik, yaitu gelombang yang getarannya adalah
medan listrik dan medan magnet. Berdasarkan jenisnya, cahaya dibedakan
menjadi cahaya yang tampak dan cahaya yang tidak tampak. Cahaya tampak
adalah cahaya yang jika mengenai benda maka benda tersebut akan dapat dilihat
oleh manusia, contoh cahaya matahari.Sedangkan cahaya tidak tampak adalah
cahaya yang bila mengenai benda tidak akan tampak lebih terang atau masih sama
sebelum terkena cahaya.contoh inframerah.

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu antara lain, adalah

1. Cahaya Merambat Lurus

Saat berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter
arah rambatannya menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari
yang menerobos masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa
cahaya merambat lurus. Kegiatan yang dapat untuk membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus adalah dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti
gambar di samping. Ketika lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya
lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat cahaya
tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada
pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.

2. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening

Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu
berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan
hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang
besar. Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu
sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu
dan pohon yang besar. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat
cahaya tidak dapat menembus suatu benda.

3. Cahaya dapat dipantulkan

Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali


cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya. Contoh peristiwa pemantulan
cahaya adalah saat kita bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin,
karena cahaya yang dipantulkan tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin,
dipantulkan, atau dipancarkan kembali hingga masuk ke mata kita. Pemantulan
pada cermin, termasuk pemantulan teratur. Pemantulan teratur terjadi pada benda
yang permukaannya rata dan mengkilap/licin. Pada benda semacam ini, cahaya
dipantulkan dengan arah yang sejajar, sehingga dapat membentuk bayangan benda
dengan sangat baik. Pada benda yang permukaannya tidak rata, cahaya yang
datang dipantulkan dengan arah yang tidak beraturan.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan


bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung
ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.

4. Cahaya Dapat Dibiaskan

Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium
yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam
pembuatan berbagai alat optik. Apabila cahaya merambat dari zatyang
kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya
merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala
pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang
berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.

5. Cahaya Dapat Diuraikan

Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya polikromatik.


Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen
warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang berwarna
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Spektrum warna yang tidak
dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik. Cahaya putih dapat diuraikan.
Saat melewati prisma, cahaya putih akan mengalami dispersi (penguraian).
Contoh peristiwa dispersi cahaya yang terjadi secara alami adalah peristiwa
terbentuknya pelangi. Pelangi terbentuk dari cahaya matahari yang diuraikan oleh
titik-titik air hujan di langit. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih.
Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.

Kita juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kita
dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di
bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada
permukaan balon air tersebut.

C. Refleksi dan Refraksi pada Permukaan Datar


1) Refleksi / Pemantulan pada Cermin datar
Berdasarkan pengertian dan sifat-sifat cahaya tersebut maka jika seberkas
sinar jatuh pada permukaan cermin datar maka ia akan mengalami pemantulan.
Sinar pantulan akan membentuk bayangan dari benda yang dilalui sinar datang
tersebut. Bayangan yang terjadi bisa berupa nyata (real) atau maya (virtual). Pada
bayangan nyata cahaya benar-benar melalui titik bayangan tersebut sedangkan
pada bayangan maya cahaya seolah-olah terpancar dari titik bayangan, padahal
sesungguhnya cahaya tidak melewati titik ini. Pada cermin datar, sinar yang
datang pada permukaan cermin akan dipantulkan kembali ke daerah dimana sinar
datang berasal, yaitu daerah di depan cermin. Ini berarti bahwa sinar tidak
menembus masuk ke dalam cermin sehingga bagian belakang cermin tidak pernah
terlewati oleh sinar. Oleh karena itu bagian belakang cermin datar didefinisikan
sebagai daerah maya dan bayangan yang dibentuk oleh cermin datar berada di
belakang cermin. Dengan demikian bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
bersifat maya.
Hukum Pemantulan:
ketika sebuah sinar cahaya dipantulkan di batas antara dua medium
uniform, sinar pantul tetap dalam bidang datang, dan sudut pantul sama
dengansudut datang. "idang datang melingkupi sinar datang dan normal pada titik
dating.

Bayangan yang terbentuk oleh cermin datar dapat digambarkan dengan


cara memperpanjang sinar pantul di titik pantul pada permukaan cermin menuju
ke belakang cermin sampai sinar saling memotong (lihat gambar) sehingga
bayangan yang dibentuk oleh cermin.

Pemantulan cahaya ada 2 yaitu :


1. Pemantulan Difuse ( pemantulan cahaya baur) yaitu : pemantulan cahaya
kesegala arah.

2. Pemantulan cahaya teratur : yaitu pemantulan cahaya yang mempunyai arah


teratur.

 Bila seberkas cahaya jatuh pada suatu permukaan maka cahaya ada
yang dipantulkan oleh permukaan tersebut.
 Sifat-sifat pemantulan berkas cahaya itu diselidiki oleh Willebord
Snellius(1581-1626). Dari hasil penyelidikan ini dapat dihasilkan suatu hukum
yang disebut.
Hukum Pemantulan snellius; yang berbunyi :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (p)

Adapun 4 jenis- jenis pemantulan cahaya:

a.Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar


Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah
bidang datar.
1. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar
Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada cermin datar akan dipantulkan
sejajar pula.
2. Pemantulan Berkas Cahaya yang Menyebar (Divergen)
Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada cermin datar akan
dipantulkan menyebar pula.
3. Pembentukan bayangan pada cermin datar.

Untuk melukis bayangan pada cermin datar menggunakan hukum pemantulan


cahaya, adapun Sifat-sifat bayangan pada cermin datar, yaitu:
- Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin,
- Bayangannya maya,
- Ukurannya sama dengan ukuran benda,
- Bayangan yang terbentuk tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap
bendanya, dan Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda.

b. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung


Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola.
1. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar
Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada permukaan cermin cekung
akan dipantulkan mengumpul (konvergen).
2. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Menyebar
Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada permukaan cermin cekung
akan dipantulkan sejajar.
3. Pemantulan Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut.
- Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus (F).
- Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
- Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui
titik pusat kelengkungan cermin tersebut.
4. Pembentukan bayangan pada cermin Cekung
Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung adalah sebagai berikut :
- Bila benda berada di antara titik O dn titik F, maka bayangannya: maya,
tegak dengan bendanya, diperbesar dari bendanya, dan berada di belakang cermin.
- Bila benda berada di titik F, maka tidak terbentuk bayangan.
- Bila benda berada di antara titik F dan titik M maka bayangannya nyata,
terbalik dengan bendanya, diperbesar dari bendanya dan berada di depan cermin.
- Bila benda berada di titik M, maka bayangannya nyata, terbalik dengan
bendanya, sama besar dengan bendanya dan berada di depan cermin
- Bila benda berada di titik M dan titik tak terhingga, maka bayangannya
nyata, terbalik dengan bendanya, diperkecil dari bendanya, dan berada di depan
cermin.
c. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola.
1. Pemantulan Sinar Datang yang Sejajar
Berkas sinar datang yang sejajar yang jatuh pada cermin cembung akan
dipantulkan menyebar.
2. Pemantulan Sinar Datang yang Menyebar
Berkas sinar datang yang menyebar yang jatuh pada cermin cembung akan
dipantulkan menyebar juga.
3. Pemantulan Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung
- Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus (F).
- Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar
sumbu utama.
- Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
4. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat menggunakan sinar-sinar
istimewa di atas. Paling sedikit digunakan dua sinar istimewa dalam melukis
bayangan. Sifat-sifat bayangan pada cermin cembung, yaitu:
- Maya,
- Tegak seperti bendanya,
- Diperkecil dari bendanya, dan
- Benda di belakang cermin.

2) Refraksi/ Pembiasan pada permukaan datar


Pembiasan cahaya pada bidang batas 2 medium disebabkan oleh kecepatan
cahaya dalam kedua medium yang berbeda. Besarnya kecepatan jalar cahaya
dalam suatu medium ditentukan oleh indeks bisa mutlaknya, yang didefinisikan
sebagai berikut : (9.4) dan karena c = 3 x 108 m/s yang selalu lebih besar dari
kecepatan cahaya dalam medium v maka indeks bias mutlak suatu medium n
selalu lebih besar dari 1. Jadi indeks bias mutlak adalah indeks bias relatif suatu
medium relatif terhadap indeks bias udara (cahaya berasal dari udara menuju
medium tersebut). Sedangkan indeks bias relatif didefinisikan sebagai rasio indeks
bias mutlak dari dua medium.

Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal
ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke medium lebih rapat
(kaca). Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli
matematika dan perbintangan Belanda pada 1621 bernama Willebrord Snell.
Kesimpulan hasil percobaan dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius.
Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati.

Hukum Snellius menyatakan sebagai berikut.:

1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.

2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari
medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan
menjauhi garis normal.

.Pembiasan Cahaya pada Bidang Datar

Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, yang terjadi karena


perubahan kerapatan medium yang dilalui cahaya tersebut. Contohnya:

1. Pembiasan dari udara ke air

2. Pembiasan dari udara ke kaca

3. Pembiasan dari air ke udara

Akibat pembiasan:

Sedangkan,arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. mendekati garis normal

Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari
udara ke dalam air.

b. menjauhi garis normal


Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik
lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam
air ke udara.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan:

 cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;


 cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih
kecil dari 90 derajat)

Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya:

 dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.


 kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya
pembiasan.
 terjadinya pelangi setelah turun hujan.

Rumus meghitung banyak nya bayangan yang terbentuk dari dua cermin datar
yang disusun dengan sudut:

n= -1

Rumus menentukan panjang minimal untuk menangkap tinggi badan tertentu


dapat dilihat pada persamaan di bawah ini.

t cermin datar= × t badan

Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar: maya, tegak, dan sama besar.

D. Refleksi Pada Permukaan Bola

Cermin lengkung merupakan bagian dari permukaan sebuah bola yang


berongga .Garis PA yang melewati pusat bola dan tegak lurus terhadap
permukaan adalah sumbu utama cermin. Jika cahaya dipantulkan dari sisi
dalam bola, maka cermin disebut cermin cekung. Sebaliknya, jika cahaya
dipantulkan dari sisi luar bola, maka cermin disebut cermin cembung.
1. Cermin Cekung

Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat mengumpulkan sinar.


Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan mengumpul pada suatu
titik yang dinamakan titik fokus (F) cermin.

Apakah yang menentukan panjang fokus sebuah cermin cekung? Bayangkan


sebuah sinar datang yang paralel tehadap sumbu utama CB dan mengenai cermin
di A pada Gambar 2. Garis CA adalah radius cermin sehingga tegak lurus
terhadap permukaan cermin, dengan kata lain CA adalah garis normal. Dengan
menerapkan hukum pemantulan, maka sinar pantul dapat dilukiskan. Karena
sinar datang sejajar dengan sumbu utama maka sudut FCA =
(berseberangan di dalam dengan sudut datang). Dengan demikian segitiga CFA
adalah segitiga sama kaki sehingga CF = AF. Jika sinar datang tidak terlalu jauh
dan sumbu utama sehingga titik A dekat dengan titik B, maka FA dan CF
mendekati nilai FB. Karena CF + FR adalah radius cermin (R),

Dari semua cara yang mungkin untuk melukiskan sinar yang berasal dari sebuah
benda menuju sebuah cermin, hanya ada 3 yang utama dan berguna untuk
menentukan lokasi bayangan (Gambar 3), yaitu

a. Sinar datang yang paralel dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus,
b. Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan paralel dengan sumbu utama,

c. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan


melalui titik itu juga.

Rumus umum dari cermin cekung:

Keterangan:

 f = fokus cermin

 s = jarak benda dari cermin

 s’ = jarak bayangan

Untuk mencari perbesaran bayangannya pada cermin cekung menggunakan


rumus:

Keterangan:

 s = jarak benda dari cermin

 s’ = jarak bayangan

 h’ = tinggi bayangan

 h = tinggi benda

2. Cermin Cembung

Cermin cembung adalah bagian dari sebuah bola yang memantulkan sinar dari
bagian luar bola. Cermin cembung bersifat divergen, yaitu bersifat
memencarkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan berpencar.
Perhatikan Gambar 1 dan hukum pemantulan serta geometri yang terlibat yaitu
bahwa beberapa sudut ternyata sama besar. Segitiga AFC sama kaki, sehingga
AF = FC. Jika panjang AB kecil dibandingkan jari-jari kelengkungan cermin,
maka AF nyaris sama dengan BF. Sebagai akibatnya, BF FC, sehingga titik
fokus dapat dianggap berada di pertengahan antara cermin dan pusat
kelengkungan, artinya jarak fokus = setengah dari jari-jari kelengkungan.

Rumus umum cermin cembung:

Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung serta perjanjian tandanya


berlaku juga untuk cermin cembung sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

– 1 / f = 1 / s + 1 / s’

Sehingga,Dengan:

jarak focus cermin, dengan R adalah jari-jari kelengkungan

s = jarak benda ke cermin

s' = jarak bayangan ke cermin

Perbesaran linear didefinisi sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dengan


tinggi benda. Secara matematis dituliskan,
M = s’ / s = h’ / h
Keterangan :

 s = jarak benda dari cermin


 s’ = jarak bayangan
 h’ = tinggi bayangan
 h = tinggi benda

Hal-ha1 yang perIu diperhatikan adaIah,

a. Jarak focus (f) dan jari-jari (R) pada cermin cembung selalu bertanda negatif.

b. Untuk benda nyata di depan cerrnin cembung selalu terbentuk bayangan


maya jadi nilai s’ pada cermin cembung bertanda negatif.
Bab III

I.Kesimpulan

Bayangan adalah hasil dari sebuah objek melalui cahaya. Apabila


bayangan dibentuk pada suatu permukaan, bayangan itu adalah bayangan nyata
dan tetap ada, medkipun tidak ada pengamat. Aabila bayangan membutuhkan
sistem penglihatan dari seorang pengamat, maka bayangan itu adalah bayangan
maya.
Cermin sferis (permukan bola), permukaan pembias sferis, dan lensa tipis
dapat membentuk bayangan dari suatu sumber cahaya-objek-dengan
mengarahkan sinar yang muncul dari sumber tersebut. Bayangan yang terjadi
ketika sinar yang diarahkan melintasi (membentuk suatu bayangan nyata) atau di
mana perpanjangan arah baik dari sinar itu melintasi (membentuk suatu
bayangan maya. Apabila sinar cukup dekat pada sumbu pusat melalui cermin
sferis, permukaan pembias atau lesan tipis, kita memiliki hubungan antara jarak
objek p (positif) dan jarak bayangan (positif untuk bayangan nyata dan negatif
untuk bayangan maya).
Latihan soal

1. Di ketahui jarak sebuah benda dengan dari cermin nya iyalah 10 cm, dan
fokus dari cermin nya adalah -15 cm, maka berapakah jarak bayangan benda
tersebut ?

Penyelesaian:

Di ketahui :

 S = 10 cm

 f = -15 cm

Di tanya : S’ = …..?

Di jawab :

 1 / s + 1 / s’ = 1 / f

 1 / 10 + 1 / s’ = -1 / 15

 1 / s’ = -1 / 15 – 1 / 10

 1 / s’ = -2 / 30 – 3 / 30

 1 / s’ = -5 / 30

 S’ = – 30 / 5 = -6 cm

Maka, jarak bayangan benda tersebut ialah -6 cm.

2. Sebuah benda setinggi 1cm di depan cermin cekung dengan fokus 2cm, jika
benda berada pada jarak 3 cm, tentukan:

 Jarak Bayangan (S’)

 Perbesaran

 Tinggi Bayangan (h’)

 Sifat bayangan

Jawab :

Jarak Bayangan:
1/f = 1/s +1/s’

1/2 = 1/3 + 1/s’

1/s’ = 1/2-1/3

1/s’ = 3/6-2/6

1/s’ = 1/6

s’ = 6 cm

Perbesaran

M = S’/s = 6/3 = 2 kali

Tinggi Bayangan

M = h’/h

2 = h’/1|

h’ = 2 cm

Sifat bayangan: nyata, terbalik, diperbesar

3. Dua buah cermin datar dipasang membentuk sudut 60⁰. Sebuah benda
diletakkan di antara dua cermin tersebut. Jumlah bayangan benda yang akan
terbentuk pada kedua cermin adalah ….
A. 5 buah
B. 6 buah
C. 7 buah
D. 8 buah

Penyelesaian:

n= -1

n= -1

n= 6-1=5

Jadi, jumlah bayangan benda yang dihasilkan pada kedua cermin tersebut
adalah 5 buah.
4. Seseorang dengan tinggi badan 178 cm berdiri di depan cermin. Tinggi cermin
minimal yang dibutuhkan agar ia bisa melihat seluruh badannya di dalam
cermin adalah ….
A. 63 cm
B. 65 cm
C. 67 cm
D. 69 cm

Pembahasan:
Tinggi minimum cermin datar yang dibutuhkan untuk menangkap seluruh benda
yang ada di depannya adalah tinggi benda.
Jadi, tinggi minimum cermin datar yang dibutuhkan untuk menangkap semua
badannya adalah

t cermin datar= × 178 cm=69 cm


Daftar Pustaka

Frederick. 2006. Fisika Universitas edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.


Freedman, Y. &. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. akarta:
Erlangga.
Giancoli, D. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Halliday, D. 1997. Fisika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Herianti,E.2015.Makalah gelombang optik,html.akses tgl 23 februari 2020
Lasmi, K.2008. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai