Anda di halaman 1dari 19

Asas dan Kode Bimbingan

Konseling
Dosen Pembimbing:
Dr. Yeni Karneli, M.Pd, Kons

Anggota Kelompok 6:
Faisal Amri Tanjung (18029135)
Citra Insani (18231111)
Hasri Zahmi (18329114)
Erni Gusniwar (18329111)
A. Asas Bimbinga dan Konseling


Pengertian Asas BK

Asas-Asas BK

B. Peran dan Implementasi Guru dalam Penerapan Asas


BK


Implementasi Asas BK

Peran Guru dalam Penerapan Asas BK

C. Kode Etik BK
Pengertian Asas Bimbangan dan Konseling

Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan


ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan
dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling, sedangkan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling adalah hal-hal yang
dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling
Asas-Asas Bimbangan dan Konseling

1 ●
Kerahasiaan 7 ●
Kedinamisan

2 ●
Kesukarelaan 8 ●
Keterpaduan

3 ●
Keterbukaan 9 ●
Kenormatifan

4 ●
Kekinian 10 ●
Keahlian

5 ●
Kemandirian 11 ●
Ahli Tangan

6 ●
Kegiatan 12 ●
Tut Wuri Handayani
Implementasi Asas Bimbangan dan Konseling

Untuk calon guru seperti kita ini, di dalam kita memberikan bimbingan
kepada siswa kita di luar materi pelajaran hendaknya menggunakan asas
kerahasiaan sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan yang membuat
siswa kita kecewa. Mungkin kadang tidak sepenuhnya apabila
Kerahasiaan

keterangan dari siswa bimbingan kita itu tersebar luaskan atau bocor
sampai ke siswa lain merupakan kesalahan kita karena apabila siswa
bimbingan kita tersebut juga tidak bisa menjaga kerahasiaan dirinya
sendiri maka sebenarnya itu tidak lantas menjadi murni kesalahan kita.
Oleh karena itu, sebelum kita memberikan bimbingan kita terlebih
dahulu bertanya kepada siswa kita apakah dia mampu menjaga
rahasianya sendiri dan yang paling penting kita sendiri sebagai seorang
guru harus mampu menjaga amanah dari siswa kita.
Di dalam kita memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa kita,
Kesukarelaan

senelumnya kita harus tahu dulu apakah siswa tersebut benar-benar ingin
melakukan bimbingan terhadap kita dan atas dasar apa dia memilih kita
sebagai pembimbingnya, serta apakah itu karena sukarela atau tidak.
Untuk itu kita sebagai guru dalam hal ini sebagai konselor dari siswa
kita juga harus mempunyai niat sukarela tanpa mendapatkan imbalan
atau balasan apapun dari siswa kita, yang penting kita dapat membantu
siswa kita dalam memecahkan masalahnya.
Kita sebagai calon guru nantinya harus mampu meyakinkan siswa
(konseli) agar mau terbuka di dalam menyampaikan masalahnya dan
Keterbukaan

yang paling penting siswa tersebut dengan sukarela mau memberikan


informasi tersebut secara jujur, jelas tanpa ada yang ditutup-tutupi dan
tanpa ada paksaan dari kita kecuali jika informasi tersebut memang
benar-benar belum bisa dia sampaikan karena masih butuh waktu untuk
dia manyampaikannnya. Selain itu, kita juga harus harus mampu
menjaga kerahasiaan informasi tersebut.
Untuk informasi yang sifatnya sudah relatif lampau mungkin kita butuh
strategi yang mampu membantu kita dalam menyelesaikan masalah
Kekinian

tersebut dengan hasil yang baik. Namun untuk informasi yang masih
dalam kondisi sekarang, kita tidak perlu berpikir keras karena dalam
setiap pelayanan yang kita berikan siswa mengikutinya dengan baik
apalagi masalah tersebut masih baru sehingga kita dapat dengan mudah
memutar kembali memori dari siswa (konseli) kita.
Kemandirian

Bimbingan yang kita berikan nantinya harus bermanfaat, dapat membuat


siswa kita mandiri, mampu memecahkan masalahnya sendiri, dan tidak
tergantung pada orang lain. Oleh karena itu, kita harus mampu
membeikan pelayanan yang baik untuk mencapai tujuan tersebut
sehingga itu dapat menjadi bekal siswa (konseli) kita nantinya.
Siswa hendaknya juga ikut membantu guru dalam penanganan
masalahnya, selalu ada di saat dia dibutuhkan informasinya dan mau
Kegiatan

secara rutin melakukan bimbingan sehingga masalah tersebut dapat


dengan cepat diatasi. Namun sekali lagi keaktifan siswa ini juga harus
didukung dengan keterbukaan dari siswa tersebut. Hendaknya kita
sebagai guru mampu memotivasi siswa (konseli) kita agar dia mau
memberikan informasinya secara aktif berkelanjutan demi
terselesaikannya masalah tersebut.
Kedinamisan

Sebagai guru kita harus mempunyai wawasan yang luas serta


kemampuan untuk menyelesaikan masalah siswa kita demgan
memberikan pelayanan yang sesuai dengan keadaan siswa kita.
Keterpaduan
Kita sebagai guru nantinya harus memiliki kemampuan berkoordinasi
dengan teman sejawat kita dan dengan pihak yang terkait dengan
pelayanan yang kita berikan untuk mencapai suatu keterpaduan/
keserasian.
Kenormatifan

Dalam menyampaikan pelayanan, kita harus mengetahui satandar norma


yang berlaku ataupun kebiasaan dari konseli maupun lingkungan agar
pelayanan yang kita berikan tidak bertentangan dengan keadaan yang
ada.
Keahlian

Kita nantinya harus berkompeten dalam menangani siswa kita, harus


mampu memberikan pelayanan yang baik sehingga keprofesionalisan
kita tetap terjaga.
Ahli Tangan

Kita sebagai guru harus mampu menyelesaikan masalah siswa kita


dengan cara kita sendiri dan penuh tanggung jawab agar tidak ada
limpah tangan apa pun sehingga kerahasiaan informasi tetap terjaga.
Tut Wuri Handayani

Setiap guru harus memiliki jiwa berwibawa dan mampu dijadikan


contoh yang baik. Setipa perkataan dan perbuatan kita nantinya akan
dicontoh oleh siswa kita. Sehingga di dalam menyampaikan pelayanan
kita harus berkata dengan baik dan memberikan informasi yang sangat
berguna bagi siswa kita dalam setiap tindak tanduknya.
Peran Guru dalam Penerapan Asas Bimbingan
dan Konseling

Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guruguru


mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah:


Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
1 memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan
data tentang siswa-siswa tersebut


Membantu memasyarakatkan pelayanan
2
bimbingan dan konseling kepada siswa


Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan
3 bimbingan dan konseling kepada konselor

Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor
4 memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan
program pengayaan


Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan
5 siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan
konseling.


Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
6 layanan/kegiatan BK untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
dimaksudkan itu.


Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan
7
masalah siswa, seperti konferensi kasus.


Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
8 pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Kode Etik Bimbingan dan Konseling


Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi,
1
integritas dan keyakinan klien


Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien
2 diatas kepentingan pribadi pembimbing/konselor sendiri


Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku
3 bangsa, warna kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya.


Pembimbing/konselor dapat menguasai dirinya dalam arti kata berusaha untuk mengerti
4 kekurangan-kekurangannya dan prasangka-prasangka yang ada pada dirinya yang dapat
mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan serta merugikan klien.

Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan
5 sifat-sifat rendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya
pada paham hidup sehat


Pembimbing/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang diberikan
6 padanya, dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah laku
profesional sebagaimana dikemukakan dalam kode etik bimbingan dan konseling


Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab baik
7 terhadap lembaga dan orang-orang yang dilayani, maupun
terhadap profesinya.


Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya
8
setinggi mungkin

Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar yang memadai
9 tentangan hakikat dan tingkah laku orang, serta tentang teknik dan prosedur
layanan bimbingan guna dapat memberikan layanan dgn sebaik-baiknya


Seluruh catatan tentang klien merupakan informasi yang
10
bersifat rahasia, dan pembimbing menjaga kerahasian ini.


Semua tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang
11
berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya


Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus dan keperluan
lain yang membutuhkan data tentang sifat dan diri kepribadian seperti taraf
12 inteligensi, minat, bakat, dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri pribadi
seseorang.

Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan
informasi lainnya yang diperoleh dari sumber lain,
13
serta harus diperlakukan setaraf dengan informasi
lainnya itu.


Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada
klien mengenai alasan digunakannya tes psikologi
14
dan apa hubungannya dengan masalah yang dihadapi
klien.


Hasil tes psikologi harus diberitahukan kepada klien dengan disertai
alasan-alasan tentang kegiatan-kegiatannya dan hasil tersebut dapat
15 diberitahukan pada pihak lain, sejauh pihak yang diberitahukan itu
ada hubungannya dengan usaha bantuan pada klien dan tidak
merugikan klien sendiri.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai