Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FISIKA TERMAL

“PENGANTAR ENTROPI DAN ENTALPI”

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan Fisika Termal

Kelompok 8 :

1. Ivo Pramadita (18231122)


2. Setio Putri Ayu Sri Wahyuni (18231092)

Dosen Pengampu :

Dr. Febri Yanto, M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Pengantar Entropi dan Entalpi” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Termal, yang diampu oleh
Bapak Dr. Febri Yanto, M. Pd.
Dalam proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, arahan, dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaikan makalah
ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi perbaikan dalam penyusunan makalah
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain
yang membacanya.

Padang, 6 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
i

DAFTAR ISI
....................................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
1

A. Latar Belakang
........................................................................................................................
4
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
4
C. Tujuan
........................................................................................................................
5
........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
....................................................................................................................................
6

A. Konsep Dasar Entropi


........................................................................................................................
6
1. Pengertian Entropi dan Hukum Kedua
Termodinamika
.................................................................................................................
6
2. Konsep Dasar Entropi
.................................................................................................................
9
B. Konsep Dasar
Entalpi
........................................................................................................................
9

ii
1. Pengertian Entalpi
.................................................................................................................
10
2. Klasifikasi Entalpi
.................................................................................................................
12
C. Aplikasi Pengantar Entropi dan Entalpi
........................................................................................................................
14

BAB III PENUTUP


....................................................................................................................................
14

A. Kesimpulan
........................................................................................................................
14
B. Saran
........................................................................................................................
14
........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
15

LAMPIRAN (SOAL LATIHAN)


....................................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa hal terjadi secara spontan, yang lain tidak. Sebagai contoh, panas akan mengalir
dari benda panas ke yang lebih dingin, tetapi kita tidak bisa mengamati yang sebaliknya
meskipun itu tidak melanggar konservasi aturan energi. Ketika perubahan terjadi, energi total
tetap konstan tetapi dibagikan secara berbeda. Kita dapat menentukan arah perubahan dengan
distribusi energi. Suatu perubahan adalah spontan jika itu mengarah ke keacakan yang lebih
besar dan kekacauan di alam semesta secara keseluruhan. Kita dapat mengukur tingkat
kekacauan, keacakan, atau penyebaran energi disebut sebagai entropi.
Ketika suatu reaksi terjadi, ia dapat menyerap atau mengembangkan panas, dan jika kita
melakukan reaksi pada tekanan konstan disebut entalpi reaksi. Namun, kami tidak dapat
mengukur entalpi molekul. Oleh karena itu, kita perlu mengukur perubahan entalpi selama
reaksi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apakah pengertian entropi?
2. Bagaimana konsep dasar entropi dan ketidakteraturan?
3. Apakah pengertian entalpi?
4. Bagaimana konsep dasar entalpi?
5. Bagaimana aplikasi pengantar entropi dan entalpi?

C. Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan dibuatnya makalah adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian entropi.
2. Memahami konsep dasar entropi dan ketidakteraturan.
3. Mengetahui pengertian entalpi.
4. Memahami konsep dasar entalpi.

4
5. Mengetahui aplikasi pengantar entropi dan entalpi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Entropi dan Ketidakteraturan


1. Pengertian Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika

Hukum termodinamika ke nol melibatkan konsep temperature, hukum


termodinamika pertama melibatkan konsep enegi dalam. Temperature dan energi
dalam merupakan fungsi keadaan, dimana dapat digunakan untuk mempertimbangkan
keadaan termodinamika dari sebuah sistem. Fungsi keadaan yang lain adalah entropi
dimana dalam hukum termodinamika kedua melibatkan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem tertutup tidak dapat berkurang.
Namun dalam suatu sistem, entropi dari satu sistem dapat berkurang dengan
meningkatnya entropi dari sistem lain. Entropi adalah bagian dari sistem
termodinamika yang dapat mengalami perubahan, namun total perubahannya yaitu nol.
Selain itu, sistem tersebut juga tidak mempengaruhi entropi di lingkungannya karena
perpindahan panas tidak terjadi dalam hal tersebut. Dengan demikian, proses reversibel
tidak dapat mengubah total entropi sistem maupun entropi lingkungan.

Entropi sangat berbeda dengan energi dimana pada dasarnya entropi tidak
bersifat konservatif namun dapat meningkat dalam prosesnya. Selain itu, proses yang
terjadi juga reversibel (dapat balik). Entropi juga merupakan definisi dari energi yang
tersedia dalam suatu sistem dengan bentuk tertentu. Dalam persamaan, entropi
dilambangkan dengan huruf “S” dan memiliki satuan joule per kelvin. Dalam ilmu
fisika, entropi merupakan suatu ukuran derajat ketidakteraturan dalam sistem
termodinamika. Perubahan sistem dari keadaan stabil menjadi tidak stabil adalah
peningkatan entropi. Ketidakstabilan secara langsung terkait dengan entropi sistem
tersebut.

2. Konsep Dasar Entropi

Ada beberapa cara atau persamaan untuk menghitung entropi dan perubahan entropi
dalam suatu sistem termodinamika. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghitung
entropi :

1. Entropi dari Proses Reversibel

Proses reversible adalah proses yang selalu mendekati keadaan


kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dengan lingkungannya.
Boleh dikatakan bahwa kebanyakan proses alamiah yang terjadi di alam semesta
ini merupakan proses yang tidak dapat dibalik. Proses yang dapat dibalik hanya ada
dalam teori saja. Proses reversible dapat terjadi dengan persyaratan yang sangat
khusus yaitu:

6
 Selama proses tidak ada gesekan

 Proses dapat dibalik.

 Jika terjadi perpindahan panas maka perpindahan ini hanya diakibatkan


oleh perubahan suhu sedikit demi sedikit.

 Tidak terjadi percampuran

 Tidak terjadi gejolak/turbulensi

 Tidak terjadi pembakaran

Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem semakin tidak


teratur. Entropi sama seperti hal nya tekana dan temperature, yang merupakan salah
satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah sistem. Apabila sejumlah
kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversibel pada suhu konstan,
maka besarnya perubahan entropi sistem adalah :

ΔS = Q / T

Keterangan :

ΔS = Perubahan Entropi (J/K mol)

Q = Kalor (J)

T = Suhu (K)

2. Entropi dari Proses Irreversibel

Suatu proses dikatakan irreversible, jika keadaan mula-mula dari sistem


tidak dapat dikembalikan tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem lain.
proses irreversible terjadi pada semua proses yang nyata (seperti, pembakaran lilin
menjadi cahaya). Proses termodinamik yang berlangsung secara alami seluruhnya
adalah proses irreversible. Proses tersebutnya adalah proses yang berlangsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya.

Keadaan akhir proses irreversible itu dapat dicapai dengan ekspansi


reversible. Dalam ekspansi semacam ini usaha luar harus dilakukan. Karena tenaga
Dakhil sistem tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang
sama besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas reversible ini naik
dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang ireversible,
yaitu ekspansi bebas.

7
3. Entropi dari Proses Isotermal

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung perubahan


entropi (S) menggunakan perubahan panas yang terjadi (Q) dan juga adanya
temperatur absolut (T).

ΔS = ΔQ / T

Keterangan :

ΔS = Perubahan Enropi (J/ K mol)

ΔQ = Perubahan Panas (J/ mol)

T = Suhu (K)

Berdasarkan persamaan tersebut, masuk akal jika entropi meningkat untuk


perubahan temperatur dari panas ke dingin.

4. Entropi dan Energi Dalam

Dalam kimia fisik dan termodinamika, salah satu persamaan yang paing
berguna dan berkaitan dengan entropi adalah energi dalam (U) yang menyertai
suatu sistem termodinamika.

dU = T dS – p dV

Keterangan :

dU = Perubahan Energi Dalam

T = Suhu (K)

dS = Perubahan Entropi

p = Tekanan Eksternal

dV = Perubahan Volume

Contoh Soal :

1) Sebanyak 5 gram gas oksigen mengalami ekspansi dengan suhu 25


pada volume 1 L hingga 2 L. Dari data tersebut, hitunglah perubahan
entropi yang terjadi pada proses tersebut.

Jawab :

W = – n R T ln V2/V1

8
W = – 5/32 x 8,314 x 298 x ln 2/1

W = -268 J dalam hal ini -W dianggap sama dengan Q

Perubahan entropi :

ΔS = Q / T

ΔS = -W/T

ΔS = -(-268)/298

ΔS = 0.9 J/K

2) Diketahui sebanyak 1 mol air (H2O) memiliki suhu 100 dengan kalor
40,7 J/mol. Hitunglah nilai perubahan entropi untuk proses
penguapan air tersebut.

Jawab :

Suhu 100 diubah dalam bentuk kelvin menjadi 373 K

ΔS = Q / T

ΔS = 40,07 / 373K

ΔS = 109,1 J / K mol

B. Konsep Dasar Entalpi


1. Pengertian Entalpi
Entalpi adalah ukuran dari kandungan kalor dari bahan kimia atau sistem fisik;
entalpi adalah besaran yang berasal dari hubungan kalor dan usaha yang dipelajari
dalam termodinamika. Saat suatu sistem berubah dari satu keadaan ke yang lain
dinyatakan dalam perubahan entalpi, Δ H, sama dengan entalpi produk dikurangi
entalpi reaktan. Jika panas yang dilepaskan selama transformasi dari satu keadaan ke
yang lain, maka keadaan akhir akan memiliki kandungan panas yang lebih rendah
daripada keadaan awal, entalpi perubahan Δ H akan negatif, dan proses ini dikatakan
eksotermis. Jika panas yang diserap selama transformasi, maka keadaan akhir akan
memiliki kandungan panas yang lebih tinggi, Δ H akan positif, dan proses ini
dikatakan endotermik.
Perubahan entalpi yang menyertai reaksi kimia disebut kalor reaksi. Untuk reaksi
yang mana suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsur komposit nya, kenaikan atau
penurunan entalpi disebut kalor pembentukan senyawa. Perubahan keadaan, atau fase,
materi juga disertai dengan perubahan entalpi; perubahan terkait dengan transisi

9
padat-cair disebut kalor peleburan dan perubahan yang terkait dengan transisi-gas cair
disebut kalor penguapan. Perubahan entalpi untuk reaksi yang diberikan sering dapat
digunakan untuk memberitahu bagaimana reaksi yang menguntungkan; reaksi
eksotermis melibatkan hilangnya kalor dan energi final lebih rendah dan dengan
demikian cenderung menguntungkan, sementara reaksi endotermik cenderung tidak
menguntungkan karena melibatkan peningkatan energi.
Total entalpi (H) tidak dapat diukur secara langsung melainkan hanya dapat
dinilai perubahannya saja. Yang mana entalpi ini berkaitan dengan hokum pertama
termodinamika.
Entalpi (H) adalah jumlah energi (E) dalam suatu sistem termodinamika ditambah
dengan jumlah energi yang dilakukan untuk melakukan usaha (W).

H=E+W

W=P.V

Sehingga dapat juga dinyatakan menjadi


H = E + P. V

Keterangan :
E adalah energi (joule)
W adalah usaha suatu sistem (joule)
V adalah volume (liter)
P adalah tekanan (atm)

2. Konsep dasar Entalpi


Ada beberapa jenis entalpi tergantung pada zat dan proses yang terlibat. Ketika
proses tersebut melibatkan pelepasan energi, itu adalah reaksi eksoterm, sedangkan
penangkapan energi berarti reaksi endoterm.
Berdasarkan penjelasan di atas, entalpi diklasifikasikan sebagai:

 Entalpi pembentukan
Ini adalah energi yang dibutuhkan untuk membentuk mol suatu zat dari unsur-
unsur penyusunnya. Ingatlah bahwa mol adalah satuan ukuran zat yang setara dengan
6,023×1023 atom atau molekul.
Contoh entalpi pembentukan adalah penyatuan oksigen (O) dan hidrogen (H)
membentuk air (H2O), yang perubahan energinya atau entalpi (ΔH) adalah -285.820 KJ /
mol.

10
 Entalpi reaksi
Ini adalah energi yang dilepaskan oleh reaksi kimia di bawah tekanan konstan.
Contoh entalpi reaksi adalah pembentukan metana (CH4) dari penyatuan karbon (C) dan
hidrogen (H):
C + 2H2 → CH4

 Entalpi larutan
Ini mengacu pada jumlah panas yang dilepaskan atau diserap oleh suatu zat ketika
larut dalam larutan air. Contoh entalpi larutan adalah yang terjadi ketika asam sulfat
(H2SO4) dilarutkan dalam air (H2O). Jumlah energi yang dilepaskan oleh asam sangat
tinggi sehingga menjadi larutan yang harus digunakan dengan tindakan keamanan
tertentu.

 Entalpi netralisasi
Ini adalah energi yang ditangkap atau dilepaskan ketika asam dan basa
bercampur, saling menetralkan. Contoh entalpi netralisasi adalah ketika kita
mencampurkan asam asetat (CH₃COOH) dengan bikarbonat (NaHCO₃).

 Entalpi pembakaran
Ini adalah energi yang dilepaskan ketika satu mol zat organik bereaksi dengan
oksigen di udara dan melepaskan karbon dioksida (CO2). Contoh entalpi pembakaran
adalah yang dihasilkan oleh gas propana (C3H8), yang melepaskan energi yang
digunakan sebagai bahan bakar domestik:
C3H8 + 5 O2 → 3CO2 + 4H2O
Merilis 2.044 x 103 KJ / mol
Perubahan entalpi (ΔH) = -2.044×10 ^ 3 KJ / mol

 Entalpi dekomposisi
Ini adalah jumlah panas atau energi yang dilepaskan ketika satu mol zat terurai
menjadi elemen yang lebih sederhana. Contoh entalpi dekomposisi adalah ketika
hidrogen peroksida atau hidrogen peroksida terurai membentuk air dan oksigen:
2H2O2 → 2H2O + O2
96.5KJ / mol dilepaskan
Perubahan entalpi (ΔH) = 96.5KJ / mol

 Entalpi pelarutan
Ini mengacu pada jumlah panas atau energi yang ditangkap atau dilepaskan zat
ketika lebih banyak air ditambahkan ke larutan. Contoh entalpi pelarutan adalah ketika
kita menambahkan deterjen bubuk ke air.

 Entalpi perubahan fase


Ini mengacu pada pertukaran energi yang terjadi ketika suatu elemen berubah
keadaan (padat, cair atau gas). Dalam pengertian ini kita memiliki:
a) Entalpi fusi: perubahan entalpi dalam transisi dari keadaan padat ke
cair

11
b) Entalpi sublimasi: perubahan entalpi dalam transisi dari padat ke gas.
c) Entalpi penguapan: perpindahan dari cairan ke gas.
Contoh entalpi perubahan fasa adalah apa yang terjadi dalam siklus air, karena
ketika beralih dari bentuk cair ke gas atau padat (atau salah satu kemungkinan
kombinasinya) air melepaskan atau menyerap energi. Dalam hal ini, perubahan energi
dalam peralihan air dari cair ke gas pada suhu 100 ° C sama dengan 40,66 KJ / mol.

CONTOH SOAL:
1. Entalpi pembentukan (ΔHf) dari asam asetat CH3COOH dan amonium dikromat
(NH4)2Cr2O7, masing-masng adalah -488 kJ dan -1805 kJ. Kemukakan data tersebut
dalam bentuk reaksi :
Jawab :
2C (s) + 2H2(g) + O2 (g) ---------> CH3COOH (l) ΔH = -488 kJ
N2(g) + 4H2 (g) + 2Cr (s) + 7/2 )2 -----> (NH4)2Cr2O7 (s) ΔH = -1805 kj
2. Dari data reaksi :
2NH3 --------> N2 + H2 ΔH = +92 kJ
Tentukan entalpi pembentukan (ΔHf) dari NH3
Jawab :
Penguraian 2 mol NH3 memerlukan kalor 92 kJ
Pembentukan 2 mol NH3 meleoaskan kalor 92 kJ
Pembentukan 1mol NH3 melepaskan kalor 46 kJ
Jadi entalpi pembentukan NH3 = -46 kJ

C. Aplikasi Pengantar Entropi dan Entalpi


1. Entropi
a) Mencairnya Es
Es yang berbentuk padat memiliki derajat ketidakteraturan ang rendah
dengan demikian nilai entropi pada es sangat kecil. Sedangkan ketika es yang
berwujud padat mulai mencair, nilai entropi ketidakteraturan yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan fase padat. Perubahan wujud masih dapat terjadi ketika
es yang sudah berubah menjadi cair air akan menguap ke udara dalam bentuk gas.
Perubahan pada fase cair menjadi fase gas derajat ketudakteraturannya akan naik
dan nilai entropinya lebig tinggi. Sebab diantara 3 wujud benda, fase gas
memiliki derajat ketidakteraturan yang paling tinggi.

b) Pencampuran Air dengan Massa Sama, Suhu Berbeda


Entropi juga terjadi ketika kita mencampurkan air dengan jumlah massa
yang sama akan tetapi sushu dari kedua jenis air berbeda. Misalnya dalam hal ini
dengan suhu 20o dicampur dengan air dengan suhu 40o. Hasil dari campuran
larutan tersebut akan menghasilkan suhu awal sekitar 30o.

12
Pada kasus tersebut, nilai entropi akan meningkat karena terjadi
perpindahan panas dari air yang memiliki suhu tinggi ke air yang suhunya lebih
rendah. Hal ini menyebabkan pencampuran tersebut mengurangi entropi dari air
panas,namun sebaliknya meningkatkan entropi air yang dingin sehingga
meningkatkan entropi secara keseluruhan.
c) Air yang Mendidih
Ketika air yang akan mendidih selama ditempatkan pada panci yang
ditaruh di atas api. Kalor yang ditambahkan akan membentuk energi kinetik yang
dapat mempercepat molekul yang ada dalam air. Apabila sumber panas
dipindahkan, amak air akn secara bertahap mendingin hingga serupa dengan suhu
kamar.
Peristiwa tersebut disebabkan oleh entropi, sebab molekul air memiliki
kecenderungan menggunakan akumulasi energi potensial dan melepaskan panas.
Hal ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan panas energi potensial berubah
menjadi lebih rendah.

2. Entalpi
 Beberapa contoh reaksi kimia yang menyebabkan perubahan suhu, dalam
perubahan suhu berarti ada perubahan energy kalor.
Ex: pencampuran air dan kapur yang menyebabkan udara jadi hangat, reaksi itu
mengeluarkan energy.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Entropi adalah besaran fisik yang mengukur jumlah energi dalam sistem yang tidak
tersedia. Dengan menghitung besaran ini maka dimungkinkan untuk mengetahui
derajat ketidakteraturan atau chaosdalam struktur suatu sistem.
2) Hubungan antara entalpi dan entropi diberikan oleh kesetimbangan sistem. Pada
entalpi yang lebih rendah (pertukaran energi), sistem cenderung seimbang; tetapi
pada saat yang sama entropi meningkat, karena ada kemungkinan kekacauan yang
lebih besar dalam sistem.
3) Untuk bagiannya, entropi minimum menyiratkan tingkat kekacauan yang lebih
rendah dan oleh karena itu, pertukaran energi (entalpi) akan lebih besar.

B. Saran
Kami memahami dalam pembuatan makalah ini banyak mengalami kekurangan
sehingga kritik dan saran yang diberikan sangatlah bearati untuk perbaikan di masa
yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar Jilid 2.Jakarta:Erlangga.


Atkins, P.W.1989. Kmia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga.
Khuriati, Ainie.2007.Termodinamika.Diponegoro:Undip Press.

15
LAMPIRAN

LATIHAN SOAL

1. Seorang mahasiswa menambahkan panas ke dalam 0,250 kg es pada 0,0 °C sampai semuanya
meleleh. Berapa perubahan entropi air? (ces = 2100 J/kg.K dan L = 3,34 ´ 105 J/kg)

2. Sebatang aluminium dengan massa 4,00 kg dipanaskan dari suhu 717 °C sampai 962 °C. Jika
kalor jenis aluminium sebesar 910 J/kg.K, hitunglah perubahan entropinya!

3. Bagaimana aplikasi pengantar entropi dalam kehidupan sehari-hari (selain contoh dalam
makalah)?

4. Nilai dari entalpi pembentukan standar dari H2CO3(l) adalah -125 kJ/mol. Bagaimana
persamaan termokimia reaksi pembentukan zat tersebut?

16
17

Anda mungkin juga menyukai