Setiap ilmu pengetahuan memiliki konsep yang unik, tak terkecuali energi dan
elektrifikasi. Definisi yang tepat terhadap konsep-konsep dasar sangat penting
untuk membentuk suatu fondasi bagi perkembangan ilmu dan mencegah
kesalahpahaman. Dalam bab ini sistem satuan yang akan digunakan akan diulas
secara singkat, dan konsep-konsep dasar energi akan dijelaskan. Mempelajari
dengan baik konsep-konsep ini sangat penting bagi pemahaman yang baik
terhadap topik-topik di dalam bab-bab berikutnya.
1. Definisi
Dalam mekanika energi didefinisikan sebagai kapasitas atau kemampuan
untuk melakukan kerja atau usaha. Dapat pula didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menyebabkan perubahan. Meskipun berkaitan, energi
dan daya merupakan konsep yang sangat berbeda. Sebuah tangki minyak
mengandung sejumlah energi, dan kita dapat membakar minyak ini dalam waktu
tertentu, artinya, kita mengkonversi energi minyak menjadi energi mekanik,
misalnya untuk menggerakkan sebuah mobil. Daya adalah energi yang
dihasilkan per satuan waktu. Proses pembakaran dapat berjalan cepat atau
lambat. Pada pembakaran yang lebih cepat, dihasilkan daya yang lebih besar.
Jelaslah, bahwa tangki akan menjadi kosong lebih cepat untuk memproduksi daya
tinggi dibandingkan memproduksi daya rendah. Jika daya adalah energi per
satuan waktu, maka energi adalah daya dikalikan waktu. Misalnya, jika seekor
sapi menghasilkan sejumlah daya, maka setelah sejumlah waktu tertentu sapi itu
akan menghasilkan sejumlah energi, yaitu daya dikalikan dengan waktu.
Prinsip yang sama berlaku pada semua sistem konversi energi lainnya, baik
untuk pembangkitan energi atau penggunaan energi. Hal ini berarti bahwa kita
mesti mencirikan sumberdaya energi dengan satuan energi (jumlah energi yang
dikandung), sedangkan peralatan-peralatan konversi energi dicirikan dengan
satuan daya (jumlah daya yang dapat dihasilkan atau dipakai).
Jika kita perhatikan lebih teliti, terlihat bahwa beberapa bentuk energi
sesungguhnya berkaitan dengan istilah daya (radiasi, energi kinetik, energi
mekanik dan energi listrik). Bentuk-bentuk energi itu menjadi kuantitas energi
manakala kita mencirikan lama waktu daya dialirkan, dan mengalikan daya itu
dengan waktu. Sebaliknya, kuantitas energi kimia, energi potensial, dan energi
termal menjadi kuantitas daya jika kita membaginya dengan lamanya waktu
kuantitas energi itu dikonversi.
Energi diperlukan dalam semua siklus kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari
rantai makanan elementer yang menunjukkan betapa pentingnya energi. Radiasi
surya diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, energi manusia (dalam bentuk
kerja) diperlukan untuk pemanenan, dan energi (panas) dari biomasa diperlukan
untuk memasak. Pada gilirannya, bahan makanan menyediakan energi untuk
manusia.
Energi sangat penting di bidang pertanian dibandingkan aktivitas produktif
lain. Intensifikasi untuk memperoleh hasil per hektar yang lebih tinggi, dan
semua kemajuan lain dalam proses produksi pertanian, mengindikasikan adanya
penambahan operasi yang semuanya memerlukan energi. Sebagai contoh
penyiapan dan pengolahan tanah, pemupukan, irigasi, transportasi, dan
pengolahan hasil tanaman. Untuk mendukung semua ini, mesin dan peralatan
pertanian digunakan, yang untuk memproduksinya juga memerlukan energi.
Perubahan-perubahan utama dalam pertanian, seperti mekanisasi dan apa
yang dinamakan dengan "revolusi hijau" (green revolution), menunjukkan
perubahan-perubahan utama yang berkaitan dengan energi. Mekanisasi
pertanian mengandung arti perubahan sumber-sumber energi, dan seringkali
merupakan peningkatan penggunaan energi. Revolusi hijau telah memberikan
kepada kita berbagai varietas yang menghasilkan produksi tinggi, tetapi juga
dapat disebut varietas rendah residue (per satuan tanaman). Padahal residu
merupakan sumber energi penting bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan.
Sektor-sektor lain dalam kehidupan perdesaan juga memerlukan energi.
Penyiapan rumah, pemanasan ruangan, pengangkatan air, dan konstruksi jalan,
sekolahan dan rumah sakit, merupakan contoh-contoh yang jelas. Lebih lagi,
kehidupan sosial memerlukan energi untuk penerangan, hiburan, komunikasi, dan
sebagainya. Kita mengamati bahwa pembangunan sering berarti penambahan
penggunaan energi.
Saat ini energi merupakan sumberdaya langka, setidaknya bagi sementara
kelompok orang di beberapa tempat dan, mungkin, bagi dunia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penggunaan energi yang rasional adalah penting
baik dari sudut pandang ekonomi maupun lingkungan. Hal ini berlaku bagi bidang
pertanian dan sektor ekonomi lainnya. Kunci penggunaan energi yang rasional
adalah memahami peranan energi. Bagian-bagian berikut ini bertujuan untuk
membantu memahami peranan energi dalam pembangunan pertanian dan
perdesaan.
Tabel 1-2. Dimensi sekunder yang berkaitan dengan energi dan satuan-
satuan SI
Prefiks exa Peta tera giga Mega kilo milli micro Nano pico femto atto
Simbol E P T G M k m N p f a
18 15 12 9 6 3 -3 -6 -9 -12 -15
Angka 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10-18
5. Sumber-sumber Energi
Sumber-sumber energi sebagian berkaitan dengan bentuk-bentuk energi (seksi
4), tetapi tidak seluruhnya. Sumber-sumber energi berikut ini relevan bagi daerah
perdesaan dan pertanian.
Biomasa. Kita dapat membedakan sumber energi ini menjadi biomasa berkayu
(pohon, cabang, ranting, akar pohon), biomasa tak berkayu (tangkai, dedaunan,
semak, dan sebagainya), dan residu tanaman (bagas, sekam, tangkai, kulit,
tongkol, dan sebagainya). Sumber energi ini dikonversi melalui pembakaran,
gasifikasi (transformasi menjadi gas) atau transformasi anaerobik (produksi
biogas). Pembakaran dan gasifikasi idealnya memerlukan biomasa kering,
sedangkan transformasi anaerobik dapat menggunakan biomasa basah.
Penyiapan bahan bakar meliputi pencacahan (chopping), pencampuran (mixing),
pengeringan, dan karbonasi (yaitu pembuatan arang) dan briketisasi (yaitu
densifikasi residue tanaman dan biomasa lainnya).
Kotoran ternak dan manusia. Energi dikonversi melalui pembakaran langsung
atau melalui digesi anaerobik.
Energi Animat, adalah energi yang dapat dilakukan oleh manusia dan ternak
yang sedang bekerja.
Radiasi Surya, yaitu energi dari matahari. Kita membedakan antara radiasi
langsung (direct) dan radiasi baur (diffuse, reflected). Radiasi langsung hanya
dapat dikumpulkan jika kolektor tepat mengahadap ke matahari. Radiasi baur
intensitasnya lebih rendah, tetapi datang dari segala arah, dan juga ada
meskipun langit berawan. Energi surya dapat dikonversi melalui kolektor termal
tenaga surya (membangkitkan panas) atau melalui sel-sel fotovoltaik
(membangkitkan listrik). Kolektor tenaga surya tipe konsentrasi (termal maupun
fotovoltaik) memerlukan suatu mekanisme penjejakan agar kolektor tepat
menghadap ke matahari secara kontinyu.
Sumberdaya Hidro, yaitu energi dari waduk dan arus air. Kita membedakan
antara: danau dengan dam, head alami (air terjun), ambang, dan sistem-sistem
run-of-river. Energi hidro dapat dikonversi dengan kincir air atau turbin air.
Energi Angin, yaitu energi dari angin. Kincir-kincir angin dapat dirancang untuk
membangkitkan listrik atau untuk menaikkan air (untuk irigasi dan air minum).
Bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak dan gas alam. Tidak seperti
sumber-sumber energi sebelumnya, sumber energi fosil adalah non-renewable.
Energi Geotermal, yaitu energi yang terkandung dalam bentuk panas bumi.
Terdapat perbedaan antara lempeng-lempeng tektonik (di daerah vulkanik) dan
reservoir-reservoir tertekan (berada di mana saja). Energi geotermal sebenarnya
non-renewabel, tetapi jumlah panas di dalam bumi sangatlah besar sehingga
praktis energi geotermal umumnya termasuk renewabel. Energi geotermal hanya
dapat ditangkap di tempat-tempat di mana suhu bumi yang tinggi berada dekat
dengan permukaan bumi. [Indonesia merupakan salah satu di antara 3 negara
dengan sumber energi geothermal terbesar di dunia. Dua lainnya adalah Amerika
dan Philippines]
Daftar itu hanya meliputi sumber-sumber energi primer. Sumber-sumber
energi ini ada pada lingkungan alami kita. Sumber-sumber energi sekunder,
seperti baterai, tidak termasuk di sini.
Kita melihat bahwa sumber-sumber energi primer bukanlah sumber-sumber
energi akhir. Misalnya, energi animat berasal dari biomasa, sedangkan energi
biomasa pada akhirnya berasal dari matahari. Sebagian dari energi geothermal
dan nuklir, semua yang kita namakan sumber-sumber energi primer pada
akhirnya memperoleh energi dari matahari! Seksi 10 akan membahas metode
untuk membandingkan kandungan energi sumber-sumber energi.
6. Aliran Energi
Sebagaimana telah kita lihat, pembangkitan dan penggunaan energi berarti
konversi energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Kadang-kadang, konversi ini
melibatkan tahap-tahap intermediet. Aliran energi melalui sejumlah bentuk dan
sejumlah tahapan konversi, dari sumber energi hingga penggunaan akhir.
Biayanya meningkat sesui dengan banyaknya tahapan yang harus dilalui. Dalam
aliran energi ini, kita membedakan energi primer, energi sekunder, energi akhir,
dan energi berguna.
Terminologi yang digunakan dalam aliran energi seperti disajikan dalam
Diagram 1 adalah sebagai berikut:
Energi Primer adalah energi yang tersedia dalam lingkungan alami, yaitu
sumber energi primer.
Energi Sekunder adalah energi yang siap untuk diangkut atau
ditransmisikan.
Energi Akhir adalah energi yang dibeli atau diterima konsumen.
Energi Berguna adalah energi yang merupakan input dalam aplikasi
penggunaan akhir.
Efisiensi sistem yang sangat tinggi dapat diperoleh jika kehilangan panas
dari satu konverter digunakan sebagai energi input dalam konverter lain. Kita
menamakannya sebagai pemanfaatan panas buangan. Cara ini dapat diterapkan,
misalnya, dalam agro-processing di mana panas dari konverter industri
digunakan untuk pengeringan produk. Kogenerasi merupakan contoh lain, yaitu
pemanfaatan panas “buangan” dari produksi listrik, untuk digunakan sebagai
panas dalam proses industri.
Tetapi, yang dapat kita peroleh dengan sejumlah energi sangat bergantung
pada bagaimana energi itu digunakan, artinya, pada efisiensi dari converter
energi yang digunakan. Efisiensi bisa sangat bervariasi untuk converter yang
berbeda, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya. Oleh karena itu, energi
ekivalen menjadi terbatas penggunaannya bagi kita. Secara praktis, ketika
membandingkan sumber-sumber energi, kita lebih tertarik pada nilai penggantian
bentuk energi. Lebih jelasnya berapa banyak suatu bentuk energi diperlukan
untuk melakukan hal yang sama seperti yang dapat dilakukan oleh bentuk energi
atau bahan bakar lain. Lagi, sebagai acuan, batubara atau minyak sering
digunakan. Nilai penggantian bentuk energi dinyatakan dengan STB atau SBM.
Salah satu cara mudah untuk membandingkan nilai penggantian berbagai
bentuk energi adalah dengan menyatakan berapa banyak suatu bentuk energi
(atau bahan bakar) dapat mengganti satu kg batubara. Kita menyebut hal ini
sebagai rasio penggantian bahan bakar. Rasio penggantian beberapa bentuk
energi rumah tangga terhadap batubara diberikan dalam Tabel 8.
Dalam satu tahun, biomasa untuk bahan makanan per orang adalah: 365 hari x
0.5 kg/hari = 180 kg/tahun.
Kita dapat membandingkan jumlah ini dengan jumlah biomasa yang
diperlukan sebagai bahan bakar oleh satu rumah tangga. Berdasarkan survai,
diketahui bahwa satu rumah tangga umumnya memerlukan bahan bakar untuk
memasak sekitar 500 kg biomasa kering per orang per tahun. Hal ini berarti
bahwa di bawah pot (panci) diperlukan energi kira-kira 3 kali dari energi di dalam
panci!
13.6 Mengenai harga Listrik Pedesaan
Konsumen di pusat perkotaan membayar Rp.0.75 per kWh listrik dari jaringan
nasional. Di daerah perdesaan, konsumen memiliki lampu yang dioperasikan oleh
unit micro-hydro lokal dengan biaya Rp. 1 per hari. Konsumen mana yang
membayar listrik lebih mahal?
Anggaplah bahwa lampu milik konsumen di perdesaan mengkonsumsi daya
40 W dan menyala rata-rata 4 jam per hari. Hal ini berarti konsumsi energi
sebesar:
4 jam x 40 W = 160 Wh = 0.16 kWh untuk Rp.1
Sedangkan konsumen di kota membayar untuk sejumlah energi yang sama
sebesar:
0.16 kWhx Rp. 0.75 = Rp. 0.12
Kita lihat bahwa masyarakat perdesaan membayar listrik sekitar 8 kali
daripada orang kota.
Tugas: Eksperimen1.
Untuk setiap mahasiswa: naiklah ke lantai 5 gedung direktorat melalui TANGGA
sebanyak 3 kali berturut-turut tanpa istirahat. Jangan menggunakan LIFT ketika
turun. Catatlah waktu yang diperlukan untuk naik saja. Hitunglah berapa energi
yang Anda keluarkan untuk naik.