Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR ENERGI

Setiap ilmu pengetahuan memiliki konsep yang unik, tak terkecuali energi dan
elektrifikasi. Definisi yang tepat terhadap konsep-konsep dasar sangat penting
untuk membentuk suatu fondasi bagi perkembangan ilmu dan mencegah
kesalahpahaman. Dalam bab ini sistem satuan yang akan digunakan akan diulas
secara singkat, dan konsep-konsep dasar energi akan dijelaskan. Mempelajari
dengan baik konsep-konsep ini sangat penting bagi pemahaman yang baik
terhadap topik-topik di dalam bab-bab berikutnya.

1. Definisi
Dalam mekanika energi didefinisikan sebagai kapasitas atau kemampuan
untuk melakukan kerja atau usaha. Dapat pula didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menyebabkan perubahan. Meskipun berkaitan, energi
dan daya merupakan konsep yang sangat berbeda. Sebuah tangki minyak
mengandung sejumlah energi, dan kita dapat membakar minyak ini dalam waktu
tertentu, artinya, kita mengkonversi energi minyak menjadi energi mekanik,
misalnya untuk menggerakkan sebuah mobil. Daya adalah energi yang
dihasilkan per satuan waktu. Proses pembakaran dapat berjalan cepat atau
lambat. Pada pembakaran yang lebih cepat, dihasilkan daya yang lebih besar.
Jelaslah, bahwa tangki akan menjadi kosong lebih cepat untuk memproduksi daya
tinggi dibandingkan memproduksi daya rendah. Jika daya adalah energi per
satuan waktu, maka energi adalah daya dikalikan waktu. Misalnya, jika seekor
sapi menghasilkan sejumlah daya, maka setelah sejumlah waktu tertentu sapi itu
akan menghasilkan sejumlah energi, yaitu daya dikalikan dengan waktu.
Prinsip yang sama berlaku pada semua sistem konversi energi lainnya, baik
untuk pembangkitan energi atau penggunaan energi. Hal ini berarti bahwa kita
mesti mencirikan sumberdaya energi dengan satuan energi (jumlah energi yang
dikandung), sedangkan peralatan-peralatan konversi energi dicirikan dengan
satuan daya (jumlah daya yang dapat dihasilkan atau dipakai).
Jika kita perhatikan lebih teliti, terlihat bahwa beberapa bentuk energi
sesungguhnya berkaitan dengan istilah daya (radiasi, energi kinetik, energi
mekanik dan energi listrik). Bentuk-bentuk energi itu menjadi kuantitas energi
manakala kita mencirikan lama waktu daya dialirkan, dan mengalikan daya itu
dengan waktu. Sebaliknya, kuantitas energi kimia, energi potensial, dan energi
termal menjadi kuantitas daya jika kita membaginya dengan lamanya waktu
kuantitas energi itu dikonversi.
Energi diperlukan dalam semua siklus kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari
rantai makanan elementer yang menunjukkan betapa pentingnya energi. Radiasi
surya diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, energi manusia (dalam bentuk
kerja) diperlukan untuk pemanenan, dan energi (panas) dari biomasa diperlukan
untuk memasak. Pada gilirannya, bahan makanan menyediakan energi untuk
manusia.
Energi sangat penting di bidang pertanian dibandingkan aktivitas produktif
lain. Intensifikasi untuk memperoleh hasil per hektar yang lebih tinggi, dan
semua kemajuan lain dalam proses produksi pertanian, mengindikasikan adanya
penambahan operasi yang semuanya memerlukan energi. Sebagai contoh
penyiapan dan pengolahan tanah, pemupukan, irigasi, transportasi, dan
pengolahan hasil tanaman. Untuk mendukung semua ini, mesin dan peralatan
pertanian digunakan, yang untuk memproduksinya juga memerlukan energi.
Perubahan-perubahan utama dalam pertanian, seperti mekanisasi dan apa
yang dinamakan dengan "revolusi hijau" (green revolution), menunjukkan
perubahan-perubahan utama yang berkaitan dengan energi. Mekanisasi
pertanian mengandung arti perubahan sumber-sumber energi, dan seringkali
merupakan peningkatan penggunaan energi. Revolusi hijau telah memberikan
kepada kita berbagai varietas yang menghasilkan produksi tinggi, tetapi juga
dapat disebut varietas rendah residue (per satuan tanaman). Padahal residu
merupakan sumber energi penting bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan.
Sektor-sektor lain dalam kehidupan perdesaan juga memerlukan energi.
Penyiapan rumah, pemanasan ruangan, pengangkatan air, dan konstruksi jalan,
sekolahan dan rumah sakit, merupakan contoh-contoh yang jelas. Lebih lagi,
kehidupan sosial memerlukan energi untuk penerangan, hiburan, komunikasi, dan
sebagainya. Kita mengamati bahwa pembangunan sering berarti penambahan
penggunaan energi.
Saat ini energi merupakan sumberdaya langka, setidaknya bagi sementara
kelompok orang di beberapa tempat dan, mungkin, bagi dunia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penggunaan energi yang rasional adalah penting
baik dari sudut pandang ekonomi maupun lingkungan. Hal ini berlaku bagi bidang
pertanian dan sektor ekonomi lainnya. Kunci penggunaan energi yang rasional
adalah memahami peranan energi. Bagian-bagian berikut ini bertujuan untuk
membantu memahami peranan energi dalam pembangunan pertanian dan
perdesaan.

2. Dimensi dan Satuan


Di dalam setiap percobaan atau eksperimen, selalu melibatkan pengamatan dan
pengukuran yang menghasilkan nilai penciri kualitatif maupun kuantitatif.
Pengamatan dan pengukuran yang menghasilkan nilai penciri kualitatif disebut
sebagai pengamatan atau pengukuran kualitatif, sedangkan pengamatan dan
pengukuran yang menghasilkan nilai penciri kuantitatif disebut sebagai
pengamatan atau pengukuran kuantitatif. Sejauh ini, kita telah membahas
energi secara kualitatif. Watak kualitatif yang mencirikan kuantitas fisik dari hasil
pengukuran atau pengamatan dikenal sebagai dimensi (dimension). Dimensi
merupakan cara pengukuran atau pengamatan yang dibakukan. Sebagai contoh,
panjang merupakan suatu dimensi, dengan pengertian bahwa panjang suatu
benda diperoleh dengan jalan membakukan cara mengukur menggunakan suatu
alat (mistar atau meteran misalnya) yang diletakkan pada obyek yang akan
diukur.
Seacara umum dikenal adanya dimensi primer atau dimensi pokok dan
dimensi sekunder atau dimensi turunan. Dimensi primer yang umum terlihat
pada Tabel 1-1. Dari keenam dimensi primer itu dapat diturunkan dimensi-
dimensi lainnya yang disebut dimensi sekunder sebagaimana terlihat pada Tabel
1-2.
Tabel 1-1. Dimensi primer yang umum

No Kuantitas Fisik Dimensi No Kuantitas Fisik Dimensi


1. Panjang L 4. Suhu 
2. Massa M 5. Kuat arus I
3. Waktu T 6. Intensitas 
cahaya

Tabel 1-2. Dimensi sekunder yang berkaitan dengan energi dan satuan-
satuan SI

Dimensi Simbol Satuan Simbol


2
Area, A L meter persegi m²
Volume, V L3 meter kubik m³
Kecepatan, v LT-1 meter per sekon m/s
Percepatan, a LT-2 meter per sekon kuadratm/s²
Tekanan, P MT-2 pascal Pa (=N/m)
Aliran volume, q L3T-1 meter kubik per sekon m ³/s
Aliran massa, m MT-1 kilogram per sekon kg/s
Densitas,  ML-3 kilogram per meter kibik kg/m³
Gaya MLT-2 newton (*) N(=kg.m/s
Energi ML2T-2 joule (**) J(=N.m)
Daya ML2T-3 watt W (=J/s)
Fluks energi MT-3 watt per meter persegi W/m²
Nilai kalori L2T-2 joule per kilogram J/kg
Panas spesifik L2T-2-1 joule per kilogram kelvin J/kg.K
Voltase ML2T-3I-1 volt V (=W/A)

(*) Gaya yang diberikan oleh massa 1 kg kira-kira sama dengan 10 N.


(**) Energi yang diperlukan untuk menaikkan massa 1 kg setinggi 1 meter. Ingat
bahwa J = W.s.

Watak penciri kuantitatif yang dihasilkan dari pengukuran atau pengamatan


terdiri dari numeral dan satauan (unit). Satuan adalah besaran sembarang
yang menentukan dimensi. Dalam pengertian ini satuan adalah suatu baku atau
ukuran tertentu dari suatu dimensi. Hingga kini digunakan dua set satuan, yaitu
sistem metrik SI (dari Le Système International d’Unités) yang juga dikenal
dengan Sistem Internasional, dan sistem British (Ingris) yang juga dikenal
dengan United State Customary System (USCS). Dimensi dan satuan yang dipakai
untuk besaran yang berkaitan dengan energi terlihat pada Tabel 1-2. Satuan
energi pada sistem satuan SI adalah joule (J), dan dalam sistem British adalah
Btu (British thermal unit). Satuan ini dan banyak lagi satuan-satuan lain dapat
diturunkan dari satuan-satuan dasar SI. Hubungan antara beberapa satuan
turunan dan satuan-satuan dasar SI disajikan dalam Tabel 1-3.

Tabel 1-3. Konversi satuan-satuan non-SI

Faktor Konversi ke satuan


Satuan Non-SI untuk Energi Simbol
SI
Erg Erg 10-7 J
foot pound gaya ft.lbf 1.356 J
Kalori kal 4.187 J
kilogramgaya meter kgf.m 9.8 J
British thermal unit Btu 1.055 x 103 J
horsepower hour (metric) Hp.jam 2.646 x 106 J
horsepower hour (GB) Hp.jam 2.686 x 106 J
kilowatt jam kWh 3.60 x 106 J
setara barrel minyak (sbm) b.o.e. 6.119 x 109 J
setara ton kayu - 9.83 x 109 J
setara ton batubara (stb) Tce 29.31 x 109 J
setara ton minyak (stm) Toe 41.87 x 109 J
quad (PBtu) - 1.055 x 1018 J
tera watt year TWy 31.5 x 1018 J
Faktor Konversi ke satuan
Satuan Non-SI untuk Daya Simbol
SI
-3
foot pound per jam ft.lb/ja 0.377 x 10 W
calorie per minute cal/min 69.8 x 10-3 W
British thermal unit per jam Btu/jam 0.293 W
British thermal unit per sekon Btu/s 1.06 x 103 W
kilokalori per jam kcal/ja 1.163 W
foot poundgaya per sekon ft.lbf/s 1.356 W
calorie per sekon cal/s 4.19 W
kilogramgaya meter per sekon kgf.m/s 9.8 W
horsepower (metric) hp 735.49 W
horsepower (Internasional) hp 746 W
Di beberapa negara, atau dalam konteks tertentu, digunakan satuan-satuan
lain selain satuan SI. Satuan-satuan ini dapat dikonversi ke satuan SI, yang lebih
sesuai untuk kepentingan kalkulasi. Faktor konversi beberapa satuan non-SI
menjadi satuan SI diberikan Tabel 1-3 untuk energi dan daya.
Prefiks-prefiks berikut ini sering dipakai sebelum (di depan) satuan yang
merupakan perpangkatan dari bilangan 10. Misalnya, simbol G (giga, yang berarti
milyard atau 10 pangkat 9). Satu milyard W ditulis 1 GW (satu giga watt).

Tabel 4. Prefiks yang digunakan dalam satuan SI

Prefiks exa Peta tera giga Mega kilo milli micro Nano pico femto atto
Simbol E P T G M k m  N p f a
18 15 12 9 6 3 -3 -6 -9 -12 -15
Angka 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10-18

Seksi 13 akan membicarakan penggunaan satuan-satuan energi dalam


perhitungan-perhitungan konversi energi.

3. Kesetaraan besaran energi


Kita telah memberikan satuan-satuan untuk mengukur energi, sehingga
kita dapat membuat perbandingan quantitatif dan perhitungan-perhitungan.
Persoalannya adalah bagaimana kita dapat memahami besaran-besaran dari
bentuk energi yang berbeda-beda secara mudah. Hasil-hasil berikut ini
memberikan kepada kita makna dari besaran-besaran energi yang disajikan
dalam bentuk yang berbeda-beda. Contoh-contoh berikut ini adalah setara
dengan 100 kJ;
 radiasi matahari di atap rumah seluas 40 m² selama 2.5 detik.
 energi yang dilepaskan dalam pembakaran 3.5 g batubara atau 2.9 g minyak
tanah; atau energi yang tersimpan dalam ¼ potong roti.
 benda besar seberat 1 ton (1,000 kg) pada ketinggian 10 m
 energi yang dihasilkan oleh kincir angin dengan diameter 3 m pada kecepatan
angin 5 m/s (sepoi) selama 20 menit;
 energi yang tersimpan pada mobil bermassa 1 ton (1,000 kg) dan
berkecepatan 50 km/jam.
 panas yang dilepaskan tiga cangkir kopi masing-masing 0.4 kg yang
mendingin dari 80°C to 20° C; atau energi yang diperlukan 0.3 kg es untuk
mencair.
 roda gila (flywheel) dari besi dengan diameter 0.6 m dan tebal 70 mm, yang
berputar pada 1,500 putaran per sekon (rps)
 energi yang diperlukan oleh bola lampu listrik 100 W selama 17 menit.
4. Bentuk-bentuk energi
Energi dapat eksis dalam berbagai bentuk. Contohnya:
 Energi Radiasi: radiasi dari matahari dan lampu atau api mengandung
energi. Energi surya akan makin banyak tersedia ketika intensitas radiasi lebih
tinggi dan jika dikumpulkan dari luas tangkapan yang lebih besar. Cahaya
adalah bagian dari radiasi yang tampak (visibel);
 Energi Kimia: kayu, minyak, dan semua bahan lain yang dapat dibakar
mengandung energi dalam bentuk kimia. Makin besar kandungan energi kimia
suatu material makin tinggi nilai panasnya (nilai kalori) dan, tentu saja, makin
banyak energi yang dapat kita miliki. Pada galibnya, energi animasi yang
dilakukan oleh manusia dan hewan adalah energi kimia. Lebih lanjut, baterai
juga mengandung energi kimia;
 Energi Potensial: hal ini, misalnya, adalah energi air dalam bendungan yang
berada pada suatu ketinggian. Air memiliki energi (potensial) untuk jatuh, dan
oleh karena itu mengandung sejumlah energi. Energi potensial makin banyak
tersedia jika air makin banyak dan jika berada pada tempat yang makin tinggi;
 Energi Kinetik: adalah energi yang berasal dari gerakan, seperti angin atau
arus air. Makin cepat arus dan makin banyak air mengalir, makin besar energi
yang dapat dialirkan. Demikian juga, energi angin makin banyak pada
kecepatan angin yang lebih tinggi, dan dengan rotor kincir angin yang makin
besar makin banyak energi yang dapat ditangkap;
 Energi Thermal atau energi panas: dicirikan oleh temperaturnya. Makin
tinggi temperatur, makin besar energi hadir dalam bentuk panas. Juga, benda
yang lebih besar mengandung lebih banyak energinya;
 Energi Mekanik, atau energi rotasional, juga dinamakan daya poros: adalah
energi dari poros yang berputar. Jumlah energi yang tersedia bergantung pada
roda gila, yaitu pada daya mengakibatkan poros itu berputar;
 Energi Listrik: dinamo atau generator dan baterai dapat menghasilkan energi
listrik. Makin besar voltase dan arus listrik, makin banyak energi listrik
tersedia.

Perhatikan bahwa dengan istilah "bentuk energi" kadang-kadang yang


dimaksudkan adalah sumber energi (lihat seksi 5), atau bahkan bahan bakar
tertentu (seperti minyak atau batubara).

5. Sumber-sumber Energi
Sumber-sumber energi sebagian berkaitan dengan bentuk-bentuk energi (seksi
4), tetapi tidak seluruhnya. Sumber-sumber energi berikut ini relevan bagi daerah
perdesaan dan pertanian.
Biomasa. Kita dapat membedakan sumber energi ini menjadi biomasa berkayu
(pohon, cabang, ranting, akar pohon), biomasa tak berkayu (tangkai, dedaunan,
semak, dan sebagainya), dan residu tanaman (bagas, sekam, tangkai, kulit,
tongkol, dan sebagainya). Sumber energi ini dikonversi melalui pembakaran,
gasifikasi (transformasi menjadi gas) atau transformasi anaerobik (produksi
biogas). Pembakaran dan gasifikasi idealnya memerlukan biomasa kering,
sedangkan transformasi anaerobik dapat menggunakan biomasa basah.
Penyiapan bahan bakar meliputi pencacahan (chopping), pencampuran (mixing),
pengeringan, dan karbonasi (yaitu pembuatan arang) dan briketisasi (yaitu
densifikasi residue tanaman dan biomasa lainnya).
Kotoran ternak dan manusia. Energi dikonversi melalui pembakaran langsung
atau melalui digesi anaerobik.
Energi Animat, adalah energi yang dapat dilakukan oleh manusia dan ternak
yang sedang bekerja.
Radiasi Surya, yaitu energi dari matahari. Kita membedakan antara radiasi
langsung (direct) dan radiasi baur (diffuse, reflected). Radiasi langsung hanya
dapat dikumpulkan jika kolektor tepat mengahadap ke matahari. Radiasi baur
intensitasnya lebih rendah, tetapi datang dari segala arah, dan juga ada
meskipun langit berawan. Energi surya dapat dikonversi melalui kolektor termal
tenaga surya (membangkitkan panas) atau melalui sel-sel fotovoltaik
(membangkitkan listrik). Kolektor tenaga surya tipe konsentrasi (termal maupun
fotovoltaik) memerlukan suatu mekanisme penjejakan agar kolektor tepat
menghadap ke matahari secara kontinyu.
Sumberdaya Hidro, yaitu energi dari waduk dan arus air. Kita membedakan
antara: danau dengan dam, head alami (air terjun), ambang, dan sistem-sistem
run-of-river. Energi hidro dapat dikonversi dengan kincir air atau turbin air.
Energi Angin, yaitu energi dari angin. Kincir-kincir angin dapat dirancang untuk
membangkitkan listrik atau untuk menaikkan air (untuk irigasi dan air minum).
Bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak dan gas alam. Tidak seperti
sumber-sumber energi sebelumnya, sumber energi fosil adalah non-renewable.
Energi Geotermal, yaitu energi yang terkandung dalam bentuk panas bumi.
Terdapat perbedaan antara lempeng-lempeng tektonik (di daerah vulkanik) dan
reservoir-reservoir tertekan (berada di mana saja). Energi geotermal sebenarnya
non-renewabel, tetapi jumlah panas di dalam bumi sangatlah besar sehingga
praktis energi geotermal umumnya termasuk renewabel. Energi geotermal hanya
dapat ditangkap di tempat-tempat di mana suhu bumi yang tinggi berada dekat
dengan permukaan bumi. [Indonesia merupakan salah satu di antara 3 negara
dengan sumber energi geothermal terbesar di dunia. Dua lainnya adalah Amerika
dan Philippines]
Daftar itu hanya meliputi sumber-sumber energi primer. Sumber-sumber
energi ini ada pada lingkungan alami kita. Sumber-sumber energi sekunder,
seperti baterai, tidak termasuk di sini.
Kita melihat bahwa sumber-sumber energi primer bukanlah sumber-sumber
energi akhir. Misalnya, energi animat berasal dari biomasa, sedangkan energi
biomasa pada akhirnya berasal dari matahari. Sebagian dari energi geothermal
dan nuklir, semua yang kita namakan sumber-sumber energi primer pada
akhirnya memperoleh energi dari matahari! Seksi 10 akan membahas metode
untuk membandingkan kandungan energi sumber-sumber energi.

5. Beberapa Terminologi Energi


Sumber-sumber energi kadang-kadang diklasifikasikan menurut karakteristiknya
seperti: renewable, tradisional, komersial, dsb. Terminologi ini agak rancu, karena
makna kata tersebut sering bergantung pada konteks. Beberapa konotasi
diberikan di bawah ini.
Renewable umumnya dipertentangkan dengan energi fosil. Sumber energi
renewable adalah biomasa, animat, surya, air, energi angin, dan energi
geotermal. Energi fosil terdapat pada batubara, minyak, dan gas alam.
Energi traditional sering dipertentangkan dengan energi non-tradisional, dan
juga dengan energi baru. Tetapi, apa yang dianggap sebagai energi tradisional
bergantung pada apakah energi itu sudah digunakan sejak dahulu. Dalam
masyarakat industrial yang dahulu menggunakan bahan bakar fosil, sumber-
sumber energi renewable seperti biomasa dan energi animat sering disebut
tradisional. Pada saat yang sama, engineer yang bekerja dengan sumber-sumber
energi "baru" seperti energi angin atau surya sering menganggap bahan bakar
fosil adalah tradisional. Jelaslah, apa yang disebut orang tradisional adalah
bentuk-bentuk energi yang sesungguhnya tidak mereka gunakan.
Energi komersial dipertentangkan dengan energi non-komersial, dan kadang-
kadang dengan energi tradisional. Energi komersial meliputi energi dari bahan
bakar fosil yang telah menjadi sumber keuangan, tetapi juga beberapa bentuk
energi baru dan terbarukan. Biomasa dan beberapa sumber energi renewable
(energi termal surya) kadang-kadang dianggap non-komersial, karena tersedia
bebas. Tetapi, di beberapa kawasan, biomasa harus dibeli!

6. Aliran Energi
Sebagaimana telah kita lihat, pembangkitan dan penggunaan energi berarti
konversi energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Kadang-kadang, konversi ini
melibatkan tahap-tahap intermediet. Aliran energi melalui sejumlah bentuk dan
sejumlah tahapan konversi, dari sumber energi hingga penggunaan akhir.
Biayanya meningkat sesui dengan banyaknya tahapan yang harus dilalui. Dalam
aliran energi ini, kita membedakan energi primer, energi sekunder, energi akhir,
dan energi berguna.
Terminologi yang digunakan dalam aliran energi seperti disajikan dalam
Diagram 1 adalah sebagai berikut:
 Energi Primer adalah energi yang tersedia dalam lingkungan alami, yaitu
sumber energi primer.
 Energi Sekunder adalah energi yang siap untuk diangkut atau
ditransmisikan.
 Energi Akhir adalah energi yang dibeli atau diterima konsumen.
 Energi Berguna adalah energi yang merupakan input dalam aplikasi
penggunaan akhir.

Level Proses Contoh


Primer Kayu, hidro, matahari, kotoran ternak
Konversi Pembangkit daya, kiln, refineri,
Sekunder BBM, listrik, biogas
digester
Transport / Truk, pipa, kabel
Akhir transmission Minyak diesel, charcoal, listrik,
Konversi Motor,
biogas heater, kompor/tungku
Berguna Daya poros, panas
Diagram 1. Aliran energi

Contohnya adalah aliran energi yang berkaitan dengan arang kayu


(charcoal). Di sini bentuk energi primer adalah kayu. Kayu dikonversi menjadi
arang (charcoal) dalam kiln. Charcoal adalah bentuk energi sekunder, dan
diangkut ke konsumen. Yang dibeli oleh konsumen di pasar adalah charcoal, dan
charcoal ini disebut energi akhir. Konsumen akhirnya mengkonversi charcoal
menjadi panas untuk memasak. Jadi panas adalah energi yang berguna.
Contoh lain dari aliran energi adalah: energi primer dalam bentuk
sumberdaya hidro, energi sekunder dalam bentuk listrik pada stasiun PLTA, energi
akhir dalam bentuk energi listrik di pabrik, dan energi berguna dalam bentuk
daya poros untuk penggergajian, panas untuk memasak, atau cahaya lampu.
Perhatikan bahwa energi berguna biasanya berbentuk panas atau daya
poros. Untuk beberapa kasus pengguaan akhir, (misalnya peralatan komunikasi),
listrik merupakan bentuk energi berguna. Perhatikan juga bahwa dalam beberapa
kasus energi primer pada saat yang sama adalah energi sekunder, dan bahkan
energi akhir (misalnya kayu untuk masak, atau daya animat untuk penarikan).
Dalam perubahan energi primer menjadi energi berguna yang relevan,
sebagian energi akan hilang dalam tiap tahap konversi. Untuk mengurangi
ongkos dan menghindari kehilangan yang tidak perlu, kita harus selalu
mengeliminasi tahap yang tidak perlu dari aliran energi.
Lebih lagi, perincian aliran energi adalah penting untuk survai dan statistik.
Kita tidak bisa menyederhanakan penambahan energi primer dengan,
katakanlah, energi akhir.
7. Energi Hilang dan Efisiensi
Konversi energi selalu melibatkan kehilangan energi. Hal ini mengharuskan kita
membahas konsep efisiensi. Kuantitas energi dalam suatu bentuk tertentu
dimasukkan ke dalam mesin atau peralatan, untuk dikonversi menjadi bentuk
energi lain. Energi keluaran dalam bentuk yang dikehendaki hanyalah sebagian
dari energi masukan. Sisanya adalah energi hilang (biasanya dalam bentuk difusi
panas). Hal ini berarti efisiensi konverter selalu kurang dari 100%.
Efisiensi konverter energi didefinisikan sebagai kuantitas energi dalam
bentuk yang diinginkan (energi output, E out) dibagi dengan kuantitas energi yang
dikonversi (energi input, Ein). Efisiensi biasanya disajikan dalam huruf Romawi .
Eout
Jadi, 
Ein
Tabel 5 memberikan nilai tipikal efisiensi beberapa sistem konversi energi.

Tabel 5. Efisiensi beberapa konverter tipikal

Bentuk energi Bentuk energi


Konverter Efisiensi %
masukan keluaran
Motor bensin Kimia mekanis 20 – 25
Motor diesel Kimia mekanis 30 – 45
Motor listrik listrik mekanis 80 – 95
Boiler & turbin Termal mekanis 7 – 40
Pumpa hidrolik Mekanis potensial 40 – 80
Turbin air Potensial mekanis 70 – 99
Turbin air Kinetic mekanis 30 – 70
Generator Mekanis listrik 80 – 95
Baterai Kimia listrik 80 – 90
Solar cell Radiasi listrik 8-15
Solar collector Radiasi termal 25 – 65
Lampu listrik listrik cahaya ca. 5
Pumpa air Mekanis potensial ca. 60
Pemanas air listrik termal 90 – 92
Kompor gas Kimia termal 24 – 30

Dalam beberapa kasus konversi, bentuk-bentuk energi intermediet terjadi


di antara bentuk energi masukan dan bentuk energi keluaran. Misalnya, pada
motor diesel, bentuk energi intermediet adalah energi termal. Jika energi termal
terlibat baik sebagai input ataupun bentuk energi intermediet, efisiensi pada
umumnya rendah.
Konverter energi dapat berupa peralatan, atau proses, atau keseluruhan
sistem. Contoh efisiensi dari sistem konversi energi diberikan dalam Tabel 6 di
mana efisiensi keseluruhan sistem adalah 30% x 80% x 80%x 60% = 12%.
Efisiensi menyeluruh sama dengan produk efisiensi-efisiensi berbagai komponen
sistem. Kita lihat bahwa efisiensi menyeluruh sesungguhnya bisa sangat rendah.
Jika energi merupakan sumberdaya langka, kita ingin efisiensi konversi
yang tinggi, untuk menghemat energi. Tetapi efisiensi yang tinggi kadang-kadang
berarti ongkos yang lebih tinggi untuk peralatan yang lebih baik. Optimalisasi
terhadap, di satu sisi, ongkos energi dan, di sisi lain, ongkos peralatan,
merupakan tugas utama dalam perencanaan energi. Problem optimalisasi akan
berbeda jika sumber-sumber energi adalah bebas (seperti angin, surya dan
beberapa sumber energi hidro). Efisiensi energi oleh karena itu memiliki makna
terbatas, dan pemilihan technology akan dipengaruhi oleh efektivitas ongkos
peralatan.
Tabel 6. Contoh efisiensi konversi energi
bentuk energi konverter efisiensi
energi
energi kimia
mesin diesel 30%
energi mekanis
generator 80%
listrik
motor listrik 80%
energi mekanis
pompa air 60%
energi potensial
efisiensi sistem = 30% x 80% x 80%x 60% =
12%

Efisiensi sistem yang sangat tinggi dapat diperoleh jika kehilangan panas
dari satu konverter digunakan sebagai energi input dalam konverter lain. Kita
menamakannya sebagai pemanfaatan panas buangan. Cara ini dapat diterapkan,
misalnya, dalam agro-processing di mana panas dari konverter industri
digunakan untuk pengeringan produk. Kogenerasi merupakan contoh lain, yaitu
pemanfaatan panas “buangan” dari produksi listrik, untuk digunakan sebagai
panas dalam proses industri.

8. Ekivalensi Bentuk-bentuk Energi


Pada dasarnya, kandungan energi suatu bahan bakar diketahui jika jenis
bahan tersebut ditentukan. Untuk energi kimia, kandungan energi biasanya
diberikan sebagai nilai kalorinya, atau nilai panas, dari bahan bakar itu.
Satuannya bisa MJ/kg (atau Kal/kg). Oleh karena itu kita dapat membandingkan
kandungan energi berbagai jenis bahan bakar. Kita dapat menghitung kesetaraan
energi satu jenis bahan bakar terhadap jenis bahan bakar lain. Untuk kuantifikasi
sumberdaya energi, kita kadang-kadang menggunakan batubara sebagai acuan,
dan satuan untuk perbandingan adalah STB (setara-ton-batubara) atau TCE (ton-
of-coal-equivalent). Sejumlah tertentu sumberdaya energi lalu dapat dinyatakan
dengan nilai STB-nya. Artinya, sumberdaya itu memiliki kandungan energi setara
dengan sekian ton batubara. Acuan yang lain bisa minyak dengan satuan SBM
(setara-barrel-minyak) atau BOE (barrels-of-oil-equivalent) dan STM (setara-ton-
minyak) atau TOE (ton-of-oil-equivalent). Tabel 7 menyajikan nilai-nilai ekivalen
beberapa bahan bakar.
Tabel 7. Nilai-nilai energi setara dari beberapa bahan bakar
Bahan Bakar Satuan TSB TSM SBM GJ (*)
Batubara ton 1.00 0.70 5.05 29.3
Kayubakar (**) ton 0.46 0.32 2.34 13.6
Kerosine (jet ton 1.47 1.03 7.43 43.1
Natural gas 1000 m3 1.19 0.83 6.00 34.8
Gasoline barel 0.18 0.12 0.90 5.2
Gasoil/diesel barel 0.20 0.14 1.00 5.7
(*)GJ/ton sama dengan MJ/kg.
(**) Note that the energi equivalent of kayu dapat vary a factor 3 depending on the moisture
content of the kayu .

Tetapi, yang dapat kita peroleh dengan sejumlah energi sangat bergantung
pada bagaimana energi itu digunakan, artinya, pada efisiensi dari converter
energi yang digunakan. Efisiensi bisa sangat bervariasi untuk converter yang
berbeda, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya. Oleh karena itu, energi
ekivalen menjadi terbatas penggunaannya bagi kita. Secara praktis, ketika
membandingkan sumber-sumber energi, kita lebih tertarik pada nilai penggantian
bentuk energi. Lebih jelasnya berapa banyak suatu bentuk energi diperlukan
untuk melakukan hal yang sama seperti yang dapat dilakukan oleh bentuk energi
atau bahan bakar lain. Lagi, sebagai acuan, batubara atau minyak sering
digunakan. Nilai penggantian bentuk energi dinyatakan dengan STB atau SBM.
Salah satu cara mudah untuk membandingkan nilai penggantian berbagai
bentuk energi adalah dengan menyatakan berapa banyak suatu bentuk energi
(atau bahan bakar) dapat mengganti satu kg batubara. Kita menyebut hal ini
sebagai rasio penggantian bahan bakar. Rasio penggantian beberapa bentuk
energi rumah tangga terhadap batubara diberikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Ratio penggantian batubara dari beberapa bentuk energi


Bentuk energi Rasio penggantian
atau bahan Satuan batubara* (kg batubara
bakar per unit)
Kotoran hewan Kg 0.30
Limbah sayuran Kg 0.60
Kayu bakar Kg 0.70 - 0.95
Cokes remah Kg 1.50
Charcoal Kg 1.80
Kerosire (lampu) 1 2.10
Kerosine 1 5.20 - 7.00
Listrik kWh 0.70
* Rasio penggantian batubara adalah banyaknya batubara (kg) yang secara efektif
diperlukan untuk mengganti 1 satuan bentuk energi atau bahan bakar, menurut asumsi
tertentu.

Contoh-contoh yang baik dari penggantian batubara adalah lampu kerosin


dan kompor kerosin. Nilai kesetaraan batubara dengan kerosin adalah 1.47, yang
berarti bahwa nilai pemanasan 1 kg kerosin sama dengan 1.47 kg batubara.
Tetapi, rasio penggantian batubara untuk lampu kerosin adalah 2.10, yang berarti
bahwa diperlukan 2.10 kg batubara untuk mendapatkan cahaya yang setara
dengan 1 kg kerosin (lampu). Rasio penggantian batubara dari kompor kerosin
adalah sekitar 6, yang berarti bahwa diperlukan 6 kg batubara untuk
mendapatkan panas yang setara dari 1 kg kerosin.
Dalam Seksi 7, dinyatakan bahwa perincian aliran energi adalah penting
untuk survai dan statistik. Hal ini dilustrasikan dalam pembahasan sebelumnya
tentang ekivalensi dan penggantian energi. Kita dapat menambahkan
sumberdaya energi primer dengan menambahkan ekivalensi energi dari semua
sumberdaya energi primer yang tersedia. Hal ini akan memberikan kita gambaran
yang agak teoritis, karena tidak menyatakan apa yang dapat dilakukan dengan
jumlah energi ini. Kita dapat juga menambahkan, katakanlah, konsumsi energi-
akhir untuk sektor tertentu, dan menyelesaikannya dengan nilai penggantian
batubara. Atau kita dapat menganggap, katakanlah, jumlah energi yang berguna
untuk penggunaan-akhir tertentu, dan menyatakannya dengan nilai penggantian
minyak (atau batubara). Untuk menyelesaikan nilai-nilai penggantian, kita harus
mengetahui metode konversi dan efisiensinya dalam aliran energi.
11. Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi suatu daerah (atau negara) merupakan suatu hubungan
yang menjelaskan seluruh energi yang dihasilkan, ditransformasi dan dipakai
dalam periode tertentu. Persamaan dasar keseimbangan energi adalah:
sumber + import = eksport + variasi stok + pemakaian + losses
di mana:
 Sumber merupakan sumber-sumber energi primer lokal (atau nasional),
seperti batubara, hidro, biomasa, animate, dan sebagainya.
 Import adalah sumber-sumber energi dari luar daerah (atau luar negeri).
 Eksport adalah sumber-sumber energi yang keluar daerah (atau luar negeri).
 Variasi stok adalah pengurangan stok (seperti hutan, batubara, dsb.), dan
penyimpanan.
 Pemakaian dapat dicirkan secara sektoral, atau oleh bentuk energi, atau oleh
penggunaan-akhir, dan sebagainya
 Losses meliputi kehilangan teknikal dan kehilangan administratif:
 kehilangan teknikal diakibatkan oleh konversi dan transportasi atau
transmisi
 kehilangan administratif diakibatkan konsumsi tak terdaftar (ilegal).

Keseimbangan energi biasanya dinyatakan per tahun, dan dapat dibuat


untuk tahun-tahun yang berurutan untuk menunjukkan variasi waktu.
Keseimbangan energi dapat merupakan agregat, atau sangat detil,
bergantung pada fungsinya. Keseimbangan energi juga dapat dielaborasi, untuk
menunjukkan semua kaitan struktural antara produksi dan consumsi energi, dan
mencirikan beragam bentuk energi intermediet.
Keseimbangan energi juga dapat disusun berdasarkan unit desa, unit
rumah tangga, atau unit pertanian. Keseimbangan energi akan menunjukkan
input-input energi dalam berbagai bentuk, penggunaan-akhir energi, dan
kehilangan energi. Khusus untuk keseimbangan energi sistem-sistem pertanian
merupakan fakta bahwa bagian-bagian dari output sistem, pada waktu yang
sama, adalah input energi ke dalam sistem (residu, kotoran hewan).
Keseimbangan energi harus dibangun berdasarkan survai tentang apa yang
sesungguhnya terjadi. Hal ini memerlukan survai sumberdaya energi, dan survai
konsumsi energi, serta audit energi yang lebih teknis. Seksi 12 akan membahas
beberapa aspek dalam audit energi.
Keseimbangan energi memberikan pandangan umum, yang berguna
sebagai alat untuk menganalsis posisi energi saat ini dan proyeksinya di masa
mendatang. Hal ini bermanfaat untuk kepentingan manajemen sumberdaya, atau
untuk menunjukkan pilihan-pilihan dalam penghematan energi, atau untuk
kebijakan redistribusi energi, dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa
keseimbangan energi dipakai jangan sebagai petunjuk terakhir. Data energi harus
diterjemahkan dalam term-term ekonomi, untuk analisis lebih lanjut dalam
pemilihan opsi. Dan, tentu saja, aspek sosio-kultural dan lingkungan juga sama
pentingnya.

12. Kebutuhan Energi Proses dan Kebutuhan Energi Kotor


Energi yang digunakan dalam pertanian, atau sembarang sistem produktif
lainnya, dapat be analisa pada berbagai level.
1. Input energi langsung dalam proses produksi dan kebutuhan energi untuk
transport dimasukkan.
2. Sama dengan 1, tetapi, sebagai tambahan, embodied energy dari material
(misalnya pupuk) untuk proses produksi dan transportasinya dimasukkan.
3. Sama dengan 2, tetapi, sebagai tambahan, energi yang diperlukan oleh mesin-
mesin untuk memproduksi bahan-bahan ini dimasukkan.
4. Sama dengan 2, tetapi, sebagai tambahan, energi yang diperlukan oleh mesin
untuk mendingin dimasukkan. Dan sebagainya ….
Level analisis mana yang relevan? Untuk siapa?
Pertama-tama kita perlu membedakan antara GER dan PER:
GER = Gross Energi Requirement (Kebutuhan Energi Kotor), adalah jumlah energi
total yang diperlukan oleh suatu produk. Sebagai contoh GER untuk milk di U.K
(Inggris) adalah 5.2 MJ/pint. Jumlah ini termasuk energi yang diperlukan untuk
memproduksi pupuk, membudidayakan rumput, pakan sapi, pemrosesan milk,
dan energi untuk transportasi milk tersebut.
PER = Process Energi Requirement (Kebutuhan Energi Proses), adalah energi
yang diperlukan untuk memproses produk. Sebagai contoh PER untuk milk di U.K
adalah 0.38 MJ/pint. Ini adalah energi yang diperlukan untuk memproses milk di
perusahaan saja.
Pada umumnya, jika PER dapat diperkecil, maka GER juga dapat diperkecil.
Tetapi, tidak selalu, bahkan dapat juga terjadi sebaliknya. Misalnya, energi yang
ekonomis kadang-kadang dapat dicapai di level pertanian, pada tingkat
pengeluaran energi yang memerlukan investasi dalam infrastruktur atau fasilitas
transportasi.
Jawaban terhadap pertanyaan level analisis mana yang relevan, jelas
bergantung pada kebijakan atau level manajemen yang terlibat. Misalnya, untuk
manajemen di level pertanian, maka PER-lah yang menjadi masalah, dan oleh
karena itu level analisis pertama adalah yang relevan. Tetapi, bagi para pembuat
kebijakan regional, level 2 adalah relevan jika bahan-bahan dan sumberdaya
regional dipertimbangkan. Lebih lagi, kaitan antara sektor pertanian dan sektor-
sektor lainnya akan menjadi perhatian. Misalnya, digester biogas skala besar
dapat menjadi pilihan energi yang efisien untuk perusahaan-perusahaan agro-
processing, tetapi digester itu akan bersaing dengan pemanfaatan input-input
alternatif (misalnya kotoran hewan sebagai bahan bakar bagi rumah tangga
rakyat miskin).
Bagi para pembuat kebijakan nasional, level 2 atau 3 mungkin relevan.
Misalnya, penentuan pabrik-pabrik barang yang padat energi bisa menarik jika
tersedia energi yang murah (misalnya produksi pupuk).
Analisis PER dan GER memberikan data bagi keseimbangan energi. Tetapi,
data ini tidak memberikan informasi tentang bentuk-bentuk energi, atau variasi
waktu (musim) dalam aliran energi, dan sebagainya. Informasi harus
ditambahkan, jika diperlukan.
PER dan GER adalah bagian dari apa yang dinamakan audit energi. Audit
energi merupakan pemantauan penggunaan energi dalam sistem-sistem
produktif. Sistem-sistem konsumsi dapat menjadi analogi dalam analisis energi
pada penggunaan akhir. Dalam pertanian subsistens, sistem-sistem produksi dan
konsumsi merupakan dua hal yang jalin berkelindan, dan dua pendekatan harus
dikombinasikan dalam melakukan survai energi.

13. Contoh-contoh Kalkulasi Konversi Energi


Contoh-contoh berikut ini bukan untuk memperoleh bilangan-bilangan akurat,
tetapi lebih bertujuan untuk mengilustrasikan metode-metode kalkulasi. Kalkulasi
dilakukan dengan pembulatan-pembulatan. Bilangan yang lebih tepat,
bergantung pada akurasi data masukan.
13.1. Berapa panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia?
Seorang yang sedang istirahat atau bekerja fisik sangat ringan memerlukan
energi sekitar 2,000 kkal (atau kurang) bahan makanan seharinya. Tubuh
mengkonversi hampir seluruh energi ini menjadi panas.
1 hari = 24 x 60 x 60 s = 86,400 s dan 1 kal = 4.2 J
Oleh karena itu: 2.000 kkal/hari = 2.000 * 4,2 kJ/hari = 8,4 MJ/86,400 s = 100 W.
Terlihat bahwa tubuh manusia yang tidak bekerja adalah ekivalen dengan
sumber panas sekitar 100 W –setara dengan bola lampu 100 W yang baik.

13.2. Daya Minyak


Telah dinyatakan bahwa dua sendok teh minyak diesel adalah ekivalen dengan
kerja yang dilakukan oleh seorang pria dalam sehari. Benarkah?
Anggaplah bahwa daya yang dapat diberikan oleh seorang pria dalam
sehari adalah 60 W (bandingkan dengan contoh 13.3), dan ia dapat bekerja
selama 4 jam per hari. Jadi, per hari, ia memberikan:
60 W x 4 jam = 240 W-jam = 240 x 3,600 Ws = 860 kWs = 860 kJ
(1)
Catatan: daya 60 W yang diberikan seorang pria dengan bekerja adalah paling
banyak dari 100 W yang dihasilkan badan sebagai panas (bandingkan dengan
contoh 13.1). Penambahan daya memerlukan tambahan kkal yang terdapat pada
bahan makanan!
Kita memperkirakan bahwa dua sendok teh minyak sama dengan 1/50 liter.
Minyak diesel memiliki kandungan energi 42 MJ/kg. Untuk penyederhanaan, kita
menganggap bahwa 1 liter minyak beratnya 1 kg. Maka, 1 liter minyak
mengandung 42 MJ, dan 2 sendok teh minyak mengandung:
1/50 x 42 MJ =840 kJ (2)
Kita perhatikan bahwa (1) dan (2) adalah mendekati sama. Jadi, perbandingan itu
betul!
Catatan: daya yang diberikan seorang pria dapat dibandingkan dengan daya
yang diberikan seekor sapi jantan, yaitu: 0.3 hingga 1.3 hp atau 220 hingga
960 W.

13.3. Bagaimana kita mengecek bahwa tubuh manusia dapat


memberikan 60 W beberapa jam per hari?
Daya manusia dapat diukur, dan nilai aktualnya akan sangat beragam,
bergantung pada banyak faktor. Salah satu cara mengecek besarnya daya
manusia adalah sebagai berikut:
Para pendaki gunung tahu bahwa seorang pria dapat memanjat sekitar 300
meter per jam. Anggaplah bahwa beratnya 75 kg. Gaya gravitasi yang
melawannya adalah: 75 x 9.8 newton = 750 N. Energi yang diberikan manusia
tiap jam adalah:
300 m x 750 N = 225 kNm = 225 kJ = 225 000 J.
Dan daya yang diberikan adalah: 225 000 J / 3 600 s = 62.5 J/s = 62.5 W.

13.4. Bagaimana kita dapat membandingkan daya banteng dengan


energi dari kayu?
Kita tidak dapat membandingkan daya dan energi. Kita dapat membuat
perbandingan hanya jika kita mencirikan waktu, untuk menghubungkan daya
menjadi energi. Misalnya, periode waktu sapi bekerja.
Seekor sapi jantan secara typikal dapat memberikan daya 0.8 hp. Dalam
Tabel 1-3 tentang konversi satuan-satuan non-SI, kita melihat bahwa nilai ini
sama dengan 740 x 0.8 = 600 W. Jumlah energi yang diberikan oleh sapi ini
dalam satu tahun dapat dihitung jika kita mengetahui berapa jam sapi itu bekerja
dalam satu tahun. Anggaplah bahwa sapi bekerja 4 jam sehari selama 300 hari,
atau 1,200 jam setahun. Satu jam sama dengan 3,600 s. Oleh karena itu, energi
dari seekor sapi jantan dalam setahun:
600 x 1,200 x 3,600 Ws = 2,600,000,000 = 2.6 GJ
Jadi, 4 sapi jantan akan memberikan energi sekitar 10 GJ dalam setahun.
Dari Tabel 3 terlihat bahwa angka ini kira-kira setara dengan jumlah energi satu
ton kayu (basah).

13.5. Benarkah lebih banyak energi di bawah panci daripada di dalam


panci?
Kita telah melihat bahwa seorang manusia memerlukan energi 2,000 kkal dalam
bahan makanannya (lihat contoh 13.1). Hal ini berarti sama dengan 8.4 MJ/hari
untuk satu orang. Kita anggap bahwa bahan makanan terutama terdiri dari hasil-
hasil tanaman, yaitu biomasa. Biomasa kering, baik edibel (dapat dimakan) atau
non-edibel, umumnya memiliki kandungan energi 18 MJ/kg. Energi 8.4 MJ/hari
dapat diberikan dengan:
8.4 MJ/hari
18 MJ/kg
= 0,5 kg biomassa kering per hari.

Dalam satu tahun, biomasa untuk bahan makanan per orang adalah: 365 hari x
0.5 kg/hari = 180 kg/tahun.
Kita dapat membandingkan jumlah ini dengan jumlah biomasa yang
diperlukan sebagai bahan bakar oleh satu rumah tangga. Berdasarkan survai,
diketahui bahwa satu rumah tangga umumnya memerlukan bahan bakar untuk
memasak sekitar 500 kg biomasa kering per orang per tahun. Hal ini berarti
bahwa di bawah pot (panci) diperlukan energi kira-kira 3 kali dari energi di dalam
panci!
13.6 Mengenai harga Listrik Pedesaan
Konsumen di pusat perkotaan membayar Rp.0.75 per kWh listrik dari jaringan
nasional. Di daerah perdesaan, konsumen memiliki lampu yang dioperasikan oleh
unit micro-hydro lokal dengan biaya Rp. 1 per hari. Konsumen mana yang
membayar listrik lebih mahal?
Anggaplah bahwa lampu milik konsumen di perdesaan mengkonsumsi daya
40 W dan menyala rata-rata 4 jam per hari. Hal ini berarti konsumsi energi
sebesar:
4 jam x 40 W = 160 Wh = 0.16 kWh untuk Rp.1
Sedangkan konsumen di kota membayar untuk sejumlah energi yang sama
sebesar:
0.16 kWhx Rp. 0.75 = Rp. 0.12
Kita lihat bahwa masyarakat perdesaan membayar listrik sekitar 8 kali
daripada orang kota.

Tugas: Eksperimen1.
Untuk setiap mahasiswa: naiklah ke lantai 5 gedung direktorat melalui TANGGA
sebanyak 3 kali berturut-turut tanpa istirahat. Jangan menggunakan LIFT ketika
turun. Catatlah waktu yang diperlukan untuk naik saja. Hitunglah berapa energi
yang Anda keluarkan untuk naik.

Tugas: Nilai Kalori Diet Pemain Bola PSSI


Dari markas PELATNAS TIMNAS PSSI U-18 diperoleh informasi bahwa diet (menu)
para pemain sepak bola kita terdiri dari sepiring nasi, 2 potong daging sapi, 1
mangkuk sayur sop, sebutir telur ayam, segelas susu, 2 buah apel (atau jeruk,
atau pisang), dan makanan ringan setara dengan 200 Kal. Bagaimana
pendapatmu tentang diet mereka?
Kini hitunglah energi yang mereka peroleh dari diet itu dan bandingkan
dengan diet para pemain korea yang mencapai 5000 – 6000 Kal. Kini, bagaimana
pendapatmu tentang diet mereka?

Anda mungkin juga menyukai