SKRIPSI
Oleh:
M. ILHAM IRVANSYAH
163112700250046
i Universitas Nasional
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Strata Satu Program S1
pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Sains Universitas nasional,
sebagaimana yang saya ketahui adalah bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi
yang sudah pernah diajukan atau dipakai untuk mendapatkan gelar di lingkungan Universitas
Nasional maupun di Perguruan Tinggi atau instansi lainnya, kecuali pada bagian-bagian
tertentu yang menjadi sumber informasi atau acuan yang dicantumkan sebagaimana mestinya.
M. Ilham Irvansyah
NIM : 163112700250046
ii Universitas Nasional
HALAMAN PERSETUJUAN
Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Strata Satu Program S1 pada
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional dan telah
disetujui untuk diujikan dalam sidang skripsi sesuai dengan ketentuan administrasi dan
akademik yang berlaku.
Pasfoto
3x4
Pembimbing I, Pembimbing II
Ketua Jurusan,
NIM : 163112700250046
Judul Skripsi : Rancang Bangun Solar Tracker System Double Axis Pada Solar
Sel Dengan Kapasistas 400 Wp
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program
Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional.
DEWAN PENGUJI
Penguji I : (.................................)
Penguji II : (.................................)
Ditetapkan di :
iv Universitas Nasional
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik
Elektro pada Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, nikmat iman dan sehat kepada penulis
serta Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan dalam berperilaku
selama proses penlitian berlangsung.
2. Bapak Isroni, Ibu Sri Muryani, dan Abied Muhammad Reyhan orang tua dan adik penulis
yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan kepada penulis
3. Bapak Ir. Rianto Nugroho.M.T. selaku Pembimbing Utama yang selalu memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi hidup yang luar biasa kepada penulis untuk terus pantang
menyerah menghadapi segala rintangan kehidupan.
4. Bapak Novi Azman, S.T., M.T. selaku Pembimbing Pendamping yang selalu
memberikan arahan, solusi dan motivasi kepada penulis dengan baik dan ramah.
5. Bapak Fuad Djauhari, S.T, M.T, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan empati yang luar biasa untuk mengarahkan dan
membantu saya menyelesaikan kuliah ini;
6. Segenap Dosen di Jurusan Teknik Elektro yang telah memberikan bimbingan dan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
7. Kawan-kawan saya di Program Studi Teknik Elektro angkatan 2016, senior-senior saya di
Program Studi Teknik Elektro, rekan-rekan di angkatan 2016 Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional, yang telah memberikan dukungan dan doanya.
8. Moh. Ery Eryanto , dan Muhammad Aghil Wibowo yaitu sahabat saya yang banyak
membantu didalam menyelesaikan pembuatan alat bagian perangkat keras dan
memberikan saran.
v Universitas Nasional
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam
penyempurnaan tugas akhir ini. Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya
bagi penulis juga.
Penulis
vi Universitas Nasional
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Nasional, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NIM : 163112700250046
“Rancang Bangun Solar Tracker System Double Axis Pada Solar Sel Dengan
Kapasistas 400 Wp”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Nasional berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : September 2021
Yang menyatakan
M. Ilham Irvansyah
M. Ilham Irvansyah,“Rancang Bangun Solar Tracker System Double Axis Pada Solar Sel Dengan
Kapasistas 400 Wp”, Program S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Dan Sains Universitas Nasional, Ir. Rianto
Nugroho.M.T., Novi Azman, S.T., M.T., September 2021, 77 Halaman + XIII +Halaman Lampiran
Energi matahari telah banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik, yaitu
dengan menggunakan panel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi listrik.
Penelitian ini dilakukan untuk menganilsa penerapan solar tracker dual axis berbasis Arduino
pada panel surya. Bagaimana cara merancang dan membangun solar tracker dengan
menggunakan arduino uno Merancang dan membangun Solar tracker System untuk
mengoptimalkan penyerapan energi matahari pada solar cell menganalisa pengaruh
pemasangan System solar tracking terhadap daya keluaran panel surya.Pada metodologi tugas
akhir ini membahas mengenai perancangan dan pembangunan solar tracker Double Axis pada
solar sel dengan kapasitas 400 wp.
Perancangan ini menggunakan Arduino Uno, LDR (Light Dependent Resistor) /
sensor cahaya, motor aktuator, dan panel surya. Alat ini menggunakan sistem pelacak dengan
sumbu ganda yaitu azzimuth dan elevation dengan bergerak kekiri, kanan, atas , dan bawah
sesuai mengikuti arah matahari. Sehingga pengomptimalan solar cell menyerap sinar matahari
menjadi maksimal.
Dengan data-data tersebut, bahwa kita dapat memaksimalkan keluaran panel surya
dengan menggunakan solar tracker hingga pada titik tertentu dapat mencapai 106.744 Watt
dengan daya rata-rata hingga mencapai 74.546 watt dengan efisiensi sebesar 71.8 % dan
untuk tegangan maksimal battery bisa mencapai 13.11 V dan waktunya adalah pada pukul
16:00 atau durasi pengisian battery selama 7 jam.Agar lebih efisien dan maksimal dalam
pengisian ulang battery , BCR tipe PWM harus diubah menjadi BCR tipe MPPT karena
mampu memaksimalkan faktor pengisian kapasitas secara lebih besar. .Berbeda dengan BCR
tipe PWM, dimana tegangan kerja BCR tipe PWM hanya mampu menyesuaikan dengan
tegangan kerja battery
Kata Kunci : Solar Tracker Double Axis, Panel Surya, EnergiMatahari, BCR
M. Ilham Irvansyah, “Design of a Double Axis Solar Tracker System for Solar Cells with a Capacity of 400
Wp”, Electrical Engineering Undergraduate Program, Faculty of Engineering and Science, National University,
Ir. Rianto Nugroho.MT, Novi Azman, ST, MT, September 2021, 77 Pages + XIII + Attachment Pages
Solar energy has been widely used to produce electrical energy, namely by using solar panels that can
convert solar energy into electricity. This research was conducted to analyze the application of an Arduino-
based dual axis solar tracker on solar panels. How to design and build a solar tracker using Arduino Uno
Design and build a Solar tracker System to optimize the absorption of solar energy in solar cells. Analyze the
effect of installing a solar tracking system on the output power of solar panels. Axis on solar cells with a
capacity of 400 wp.
This design uses Arduino Uno, LDR (Light Dependent Resistor) / light sensor, actuator motor, and
solar panels. This tool uses a tracking system with a dual axis, namely azzimuth and elevation by moving left,
right, up and down according to the direction of the sun. So that the optimization of the solar cell absorbs
sunlight to the maximum.
With these data, that we can maximize the output of solar panels by using a solar tracker up to a certain
point it can reach 106,744 Watts with an average power of up to 74,546 watts with an efficiency of 71.8% and
for the maximum battery voltage it can reach 13.11 V and the time is at 16:00 or the duration of battery
charging for 7 hours. In order to be more efficient and maximal in recharging the battery, the PWM type BCR
must be changed to the MPPT type BCR because it is able to maximize the charging factor of a larger capacity.
In contrast to the PWM type BCR, where the PWM type BCR working voltage is only able to adjust to the battery
working voltage.
Keywords: Double Axis Solar Tracker, Solar Panels, Solar Energy, BCR
ix Universitas Nasional
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ v
ABSTRACT .............................................................................................................................. ix
x Universitas Nasional
2.6 Arduino Uno .............................................................................................................. 11
2.14 Inverter....................................................................................................................... 25
3.1 Pendahuluan............................................................................................................... 27
3.2.1 Alat Pembuatan PLTS Menggunakan Modul Panel Surya 400 WP Berjenis
Monokristal ...................................................................................................................... 27
3.2.1 Bahan Pembuatan PLTS Menggunakan Modul Panel Surya 400 WP Berjenis
Monokristal ...................................................................................................................... 28
xi Universitas Nasional
4.3.1 Pengujian Solar tracker ...................................................................................... 40
4.3.3 Hasil Pengukuran Nilai Efisiensi pada Panel Surya 400 Wp Berjenis
Monocrystalline ................................................................................................................ 44
Gambar 2. 12 Pin Konfigurasi BTS7960 Driver 43A H-Bridge Drive PWM ......................... 20
Gambar 4. 4 Interkoneksi antara Battery Charger Regulator (BCR), battery , dan Inverter 37
Gambar 4. 5 Hasil Pemasangan Panel Surya, box panel tenaga, box kontrol, motor aktuator
dan battery ................................................................................................................................ 38
Gambar 4. 13 Hasil Pengujian Arus pada salah satu Motor Aktuator ..................................... 43
Gambar 4. 14 Grafik Hasil Pengukuran Panel Surya dengan Menggunakan Tracking System46
Tabel 3. 2 Bahan pembuatan panel surya, solar tracker dan Rangka panel surya................... 28
Tabel 3. 6 Interkoneksi Panel surya, solar charge control, Battery dan inverter Dc to AC ..... 34
Tabel 4. 1 Data Pengujian Arus yang Mengalir pada Motor Aktuator .................................... 43
xv Universitas Nasional
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan keadaan semakin menipisnya sumber energi fosil tersebut, di dunia sekarang
ini terjadi pergeseran dari penggunaan sumber energi fosil menuju sumber energi terbarukan
seperti biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin ,energi samudra sampai
saat ini belum banyak dimanfaatkan, padahal potensi energi terbarukan ini sangatlah besar
khususnya di Indonesia. Dari sekian banyak sumber energi terbarukan seperti penggunaan
energi melalui solar cell atau sel surya merupakan alternatif yang paling potensial untuk
diterapkan di wilayah Indonesia.
Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari menjadi
energi listrik dengan proses efek fotovoltaic, oleh karenanya dinamakan juga sel fotovoltaic
(Photovoltaic cell – disingkat PV)). Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun
dari 18 lokasi di Indonesia dapat diklarifikasikan sebagai berikut: penyinaran di kawasan
barat Indonesia sekitar 4,5 kWH/m2 /hari dan kawasan. timur Indonesia sekitar 5,1 kWH/m2
/hari. dengan demikian, potensi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWH/m2
/hari.[2]
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh sebuah sel surya sangat kecil, sekitar 0,6V tanpa
beban atau 0,45V dengan beban. Untuk mendapatkan tegangan listrik yang besar sesuai
keinginan diperlukan beberapa sel surya yang tersusun secara seri. Jika 36 keping sel surya
tersusun seri, akan menghasilkan tegangan sekitar 16V. Tegangan ini cukup untuk digunakan
mensuplai aki 12V. Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih besar lagi maka
1 Universitas Nasional
diperlukan lebih banyak lagi sel surya. Gabungan dari beberapa sel surya ini disebut Panel
Surya atau modul surya. Susunan sekitar 10 - 20 atau lebih Panel Surya akan dapat
menghasilkan arus dan tegangan tinggi yang cukup untuk kebutuhan sehari hari.[3]
Pada umumnya panel surya di letakan pada atap rumah atau di atas tiang dengan
ketinggian tertentu guna menghindari halangan pepohonan. Penggunaan solar cell sangatlah
luas di dunia, sebagai contoh: pengunaan yang paling umum di kalkulator dan menggantikan
fungsi baterei. Selama tersedianya sinar, kalkulator dapat berfungsi selamanya. Solar panel
yang lebih besar juga digunakan untuk menyediakan tenaga untuk lampu lalu lintas,
telephone, lampu jalan, rumah, kapal, mobil elektrik tenaga surya yang dapat beroperasi tanpa
minyak, dan lain-lain. Permasalahan yang ada sekarang ini adalah keadaan cuaca/lingkungan
yang berubah-ubah baik dalam musim panas maupun dalam musim penghujan, sehingga
kinerja dari solar sell tidak maksimun.
Untuk itu perlu diketahui material solar cell yang terbaik pada keadaan cuaca yang
berbeda, sehingga nantinya dapat direncanakan sistem pembangkit tenaga dari material solar
sell yang sesuai. Selain itu perlu diketahui karakteristik solar sell dengan material yang
berbeda dengan menggunakan System tracking.
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian tugas
akhir ini sebagai berikut :
2 Universitas Nasional
2. Pengoptimalan penghematan energi listrik yang berlebihan di bumi.
3. Menganalisa pengaruh pemasangan System solar tracking terhadap daya keluaran
panel surya.
4. Mendapatkan nilai daya optimasi pada pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (
PLTS ) dengan Solar Tracking System
1. Penelitian ini dibatasi pada penggerak panel surya, gerakannya pun dibatasi
selatan – utara dan timur – barat.
2. Sensor penggerak memanfaatkan bayangan sehingga panel surya akan bergerak
saat adanya sinar matahari.
3. Mikrokontroller yang di gunakan Arduino Uno
4. Sensor yang di gunakan sensor cahaya LDR (Light Depending Resistor).
5. Pengujian photovoltaic dilakukan pada pagi sampai siang hari.
6. Pengujian Solar Tracking System pada saat malam hari menggunakan lampu senter
7. Menggunakan Solar Tracking System
8. Battery yang digunakan adalah 65 Ah
3 Universitas Nasional
Tahap analisis merupakan tahap terkahir dari metode penelitian. Metode
analsis mencakup analisis dari hasil perancangan yang telah dilakukan
4 Universitas Nasional
BAB II
LANDASAN TEORI
Energi yang berasal dari bumi dapat bersifat terbarukan atau tak dapat musnah
(renewable atau non-depleted) artinya dapat diproduksi ulang atau tidak dapat habis, atau
dapat juga tak terbarukan atau dapat musnah (non-renewable atau depleted), artinya tak dapat
diproduksi ulang (dapat diproduksi ulang dalam waktu yang sangat lama) atau dapat habis
(musnah).
Asal sumber energi dapat dilihat seperti pada Gambar 1.1, dimana energi dapat berasal
dari bumi (terresterial) atau dari luar bumi (extraterrestrial). Energi yang berasal dari luar
bumi mesti bersifat tak dapat musnah (non depleted).
5 Universitas Nasional
Gambar 2. 1 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan Asalnya.
Secara sederhana sel surya terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p
dan n (p-n junction semiconductor) yang jika terkena sinar matahari maka akan terjadi aliran
elektron, aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.[5]
6 Universitas Nasional
Gambar 2. 2 Skematik Sederhana Sel Surya
7 Universitas Nasional
solar sel panel bisa digunakan untuk pengganti atap rumah, atap parking area dan lain-lain.
Penggunaan solar sel sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau aliran listrik PLN.
Sel surya terbuat dari potongan silikon yang sangat kecil dengan dilapisi bahan kimia
khusus untuk membentuk dasar dari sel surya. Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan
minimum 0,3 mm yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positip dan
negatif. Tiap sel surya biasanya menghasilkan tegangan 0,5 volt. Sel surya merupakan elemen
aktif ( Semikonduktor ) yang memanfaatkan efek fotovoltaik untuk merubah energi surya
menjadi energi listrik.
Pada sel surya terdapat sambungan ( junction ) antara dua lapisan tipis yang terbuat
dari bahan semikonduktor yang masing-masing diketahui sebagai semikonduktor jenis “P” (
positip ) dan semikonduktor jenis “N” ( negatip ). Semikonduktor jenis-N dibuat dari kristal
silikon dan terdapat juga sejumlah material lain ( umumnya posfor ) dalam batasan bahwa
material tersebut dapat memberikan suatu kelebihan elektron bebas.
Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negatif, sehingga silikon paduan
dalam hal ini disebut sebagai semikonduktor jenis-N ( Negatip ). Semikonduktor jenis-P juga
terbuat dari kristal silikon yang di dalamnya terdapat sejumlah kecil materi lain ( umumnya
boron ) yang mana menyebabkan material tersebut kekurangan satu elektron bebas.
Kekurangan atau hilangnya elektron ini disebut lubang ( hole ). Karena tidak ada atau
kurangnya elektron yang bermuatan listrik negatif maka silikon paduan dalam hal ini sebagai
semikonduktor jenis-P ( positip ).
Susunan sebuah solar sel, sama dengan sebuah dioda, terdiri dari dua lapisan yang
dinamakan PN juction. PN junction itu diperoleh dengan jalan menodai sebatang bahan
semikonduktor silikon murni ( valensinya 4 ) dengan impuriti yang bervalensi 3 pada bagian
sebelah kiri, dan yang di sebelah kanan dinodai dengan impuriti bervalensi 5. Sehingga pada
bagian kiri terbentuk silikon yang tidak murni lagi dan dinamakan silikon jenis P, sedangkan
yang sebelah kanan dinamakan silikon jenis N. Di dalam silikon murni terdapat dua macam
pembawa muatan listrik yang seimbang. Pembawa muatan listrik yang positip dinamakan
hole, sedangkan yang negatip dinamakan elektron. Setelah dilakukan proses penodaan itu, di
dalam silikon jenis P terbentuk hole ( pembawa muatan listrik positip ) dalam jumlah yang
sangat besar dibandingkan dengan elektronnya. Oleh karena itu di dalam silikon jenis P hole
merupakan pembawa muatan mayoritas, sedangkan elektron merupakan pembawa muatan
8 Universitas Nasional
minoritas. Sebaliknya, di dalam silikon jenis N terbentuk elektron dalam jumlah yang sangat
besar sehingga disebut pembawa muatan mayoritas, dan hole disebut pembawa muatan
minoritas.
Di dalam batang silikon itu terjadi pertemuan antara bagian P dan bagian N. Oleh
karena itu dinamakan PN junction. Bila sekarang, bagian P dihubungkan dengan kutub positip
dari sebuah baterai, sedangkan kutub negatipnya dihubungkan dengan bagian N, maka terjadi
hubungan yang dinamakan "forward bias". Dalam keadaan forward bias, di dalam rangkaian
itu timbul arus listrik yang disebabkan oleh kedua macam pembawa muatan. Jadi arus listrik
yang mengalir di dalam PN junction disebabkan oleh gerakan hole dan gerakan elektron. Arus
listrik itu mengalir searah dengan gerakan hole, tapi berlawanan arah dengan gerakan
elektron. Sekedar untuk lebih menjelaskan, elektron yang bergerak di dalam bahan konduktor
dapat menimbulkan energi listrik. Dan energi listrik inilah yang disebut sebagai arus listrik
yang mengalir berlawanan arah dengan gerakan,elektron. Tapi, bila bagian P dihubungkan
dengan kutup negatip dari baterai dan bagian N dihubungkan dengan kutub positipnya, maka
sekarang terbentuk hubungan yang dinamakan "reverse bias".
Dengan keadaan seperti ini, maka hole (pembawa positip) dapat tersambung langsung
ke kutub positip, sedangkan elektron juga langsung ke kutub positip. Jadi, jelas di dalam PN
junction tidak ada gerakan pembawa muatan mayoritas baik yang hole maupun yang elektron.
Sedangkan pembawa muatan minoritas (elektron) di dalam bagian P bergerak berusaha untuk
mencapai kutub positip baterai. Demikian pula pembawa muatan minoritas (hole ) di dalam
bagian N juga bergerak berusaha mencapai kutub negatip. Karena itu, dalam keadaan reverse
bias, di dalam PN junction ada juga arus yang timbul meskipun dalam jumlah yang sangat
kecil (mikro amper). Arus ini sering disebut dengan reverse satu ration current atau leakage
current (arus bocor). Ada yang menarik dalam keadaan reverse bias itu. Bila suhu PN juction
tersebut dinaikkan ternyata dapat memperbesar arus bocor yang timbul itu. Berarti bila diberi
energi (panas), pembawa muatan minoritas di dalam PN junction bertambah banyak. Karena
cahaya itu merupakan salah satu bentuk energi, maka bila ada cahaya yang menimpa suatu PN
junction dapat juga menghasilkan energi yang cukup untuk menghasilkan pembawa muatan.
Gejala seperti ini dinamakan fatokonduktif. Berdasarkan gejala fotokonduktif itu maka dibuat
komponen elektronik fotodioda dari PN junction itu. Dalam keadaan reverse bias, dengan
memperbesar intensitas cahaya yang menimpa fotodioda dapat meningkatkan aras arus
bocornya. Arus bocor dapat juga diperbesar dengan memperbesar tegangan baterai (tegangan
9 Universitas Nasional
reverse), tapi penambahan arus bocornya itu tidak signifikan. Bila baterai dalam rangkaian
reverse bias itu dilepas dan diganti dengan beban tahanan, maka pemberian cahaya itu dapat
menimbulkan pembawa muatan baik hole maupun elektron. Jika iluminasi cahaya itu
ditingkatkan, ternyata arus yang timbul semakin besar. Gejala seperti ini dinamakan
photovoltaic. Cahaya dapat memberikan energi yang cukup besar untuk memperbesar jumlah
hole pada bagian P dan jumlah elektron pada bagian N. Berdasarkan gejala photovoltaic ini
maka dapat diciptakan komponen elektronik photovoltaic sel. Karena biasanya matahari
sebagai sumber cahaya, maka photovoltaic sel sering juga disebut solar sel (sel surya).
Jadi sel surya itu pada dasarnya sebuah foto dioda yang besar dan dirancang dengan
mengacu pada gejala photovoltaic sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan daya yang
sebesar mungkin. Silikon jenis P merupakan lapisan permukaan yang dibuat sangat tipis
supaya cahaya matahari dapat menembus langsung mencapai junction. Bagian P ini diberi
lapisan nikel yang berbentuk cincin, sebagai terminal keluaran positip. Di bawah bagian P
terdapat bagian jenis N yang dilapisi dengan nikel juga sebagai terminal keluaran negatip.[7]
P=V.I (1)
Dimana ;
Untuk menghitung daya keluaran maksimum pada panel surya dengan standar yang tertera
pada produk yang adalah :
Dimana ;
10 Universitas Nasional
Pmax = Titik Daya Maksimum
Dalam photovoltaics konsentrator (CPV) dan aplikasi tenaga surya (CSP), pelacak
digunakan untuk mengaktifkan komponen optik di CPV dan sistem CSP. Optik dalam
aplikasi surya terkonsentrasi menerima komponen langsung dari cahaya sinar matahari dan
karena itu harus berorientasi tepat untuk mengumpulkan energi. Sistem pelacakan yang
ditemukan di semua aplikasi harus mengarah ke konsentrator karena sistem tersebut tidak
menghasilkan energi kecuali menunjuk matahari.
Mikrokontroler Arduino Uno memiliki beberapa bagian diantaranya terdapat prosesor, USB,
konektor daya, saklar daya otomatis, pin digital, pin analog, pin daya, dan saklar reset.
11 Universitas Nasional
Gambar 2. 4 Struktur Bagian Dari Papan Arduino Uno
1. Fungsi dari beberapa komponen yang melekat pada papan Arduino Uno
yaitu:Konektor USB berfusngsi untuk menghubungkan papan Arduino ke
komputer. Ketika terhubung, papan Arduino yang didukung kabel USB dapat
meng-upload kode dan dapat berkomunikasi dari komputer ke papan Arduino.
2. Konektor daya digunakan ketika tidak ingin menghubungkan Arduino
dengan kabel USB. Sebaliknya dapat menggunakan transformator normal
(power adapter) dalam kisaran dari 6V ke 24V. Arduino memiliki on board
power regulator yang tidak pernah menghubungkan sumber daya yang lebih
besar dari 24V.
3. Saklar daya otomatis berupa jumper plastik yang terletak antara konektor
USB dan konektor daya. Jika ingin menghubungkan Arduino dengan USB
dapat menempatkan jumper dua pin yang paling dekat dengan konektor USB
dan jika ingin sumber daya eksternal dapat menempatkan jumper selama dua
pin paling dekat dengan konektor daya.
4. Terdapat 13 pin digital di papan Arduino dan ini dapat digunakan baik
sebagai input dan output tergantung pada pengaturan tema dalam program.
5. Pin analog hanya bekerja sebagai masukan tetapi dapat menangani
jangkauan yang lebih besar dari informasi yang masuk dalam pin digital
6. Pin daya berada di sebelah kiri pin analog sehingga dapat memberi tegangan
baik 3.3V atau 5V.
12 Universitas Nasional
7. Reset switch berfungsi untuk mengembalikan program apapun pada
Arduino untuk memulai dari awal.
13 Universitas Nasional
Gambar 2. 5 Arduino Uno Schematic
14 Universitas Nasional
2.7 Arduino IDE
Untuk memprogram board Arduino, kita membutuhkan aplikasi IDE (Integrated
Development Environment) bawaan dari Arduino.
Aplikasi ini berguna sebagai text editor untuk membuat, membuka, mengedit, dan
juga mevalidasi kode serta untuk di upload ke board Arduino. Program yang digunakan
pada Arduino disebut dengan istilah “sketch” yaitu file source code arduino dengan
ekstensi .ino
Seperti teks editor pada umumnya yaitu memiliki fitur untuk cut / paste dan untuk
find / replace teks. Pada bagian keterangan aplikasi memberikan pesan balik saat
menyimpan dan mengekspor dan juga sebagai tempat menampilkan kesalahan. Konsol log
menampilkan output teks dari Arduino Software (IDE), termasuk pesan kesalahan yang
lengkap dan informasi lainnya. Pojok kanan bawah jendela menampilkan papan
dikonfigurasi dan port serial. Tombol toolbar memungkinkan Anda untuk memverifikasi
dan meng-upload program, membuat, membuka, dan menyimpan sketch, dan membuka
monitor serial.
15 Universitas Nasional
2. Upload tombol ini berfungsi untuk mengupload sketch ke board Arduino.
Walaupun kita tidak mengklik tombol verify, maka sketch akan dicompile,
kemudian langsung diupload ke board. Berbeda dengan tombol verify yang
hanya berfungsi untuk memverifikasi source code saja.
3. New Sketch Membuka window dan membuat sketch baru
4. Open Sketch Membuka sketch yang sudah pernah dibuat. Sketch yang
dibuat dengan IDE Arduino akan disimpan dengan ekstensi file .ino
5. Save Sketch menyimpan sketch, tapi tidak disertai dengan mengkompile.
6. Serial Monitor Membuka interface untuk komunikasi serial, nanti akan kita
diskusikan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
7. Keterangan Aplikasi pesan-pesan yang dilakukan aplikasi akan muncul di
sini, misal “Compiling” dan “Done Uploading”ketika kita mengcompile dan
mengupload sketch ke board Arduino
8. Konsol log Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-pesan tentang
sketch akan muncul pada bagian ini. Misal, ketika aplikasi mengcompile
atau ketika ada kesalahan pada sketch yang kita buat, maka informasi error
dan baris akan diinformasikan di bagian ini.
9. Baris Sketch bagian ini akan menunjukkan posisi baris kursor yang sedang
aktif pada sketch.
10. Informasi Board dan Port Bagian ini menginformasikan port yang dipakai
oleh board Arduino.
16 Universitas Nasional
Gambar 2. 7 Sketch Arduino
Bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino ini berdasar pada bahasa
C/C++. Program pada Arduino terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu Structure, Values
(berisi variable dan konstantata) dan yang terakhir function. struktur kode pada arduino
yaitu berisi fungsi setup() dan loop().fungsi ini dipanggil pertama kali ketika menjalankan
sketch. digunakan sebagai tempat inisialisai variable, pin mode, penggunaan library dan
lainnya. fungsi ini dijalankan sekali ketika board dinyalakan atau di reset.
Segmentasi kode ke fungsi memungkinkan programmer untuk membuat potongan-
potongan modular kode yang melakukan tugas yang terdefinisi dan kemudian kembali ke
asal kode dari mana fungsi itu “dipanggil”. Umumnya menggunakan fungsi adalah ketika
salah satu kebutuhan untuk melakukan tindakan yang sama beberapa kali dalam sebuah
program.
17 Universitas Nasional
2.8 Motor aktuator
Aktuator merupakan suatu perlatan yang terdiri dari perangkat elektronik dan
mekanik yang terletak pada tiang penyanggah yang berperan untuk menggerakkan serta
memusatkan antenna parabola supaya didapatkan posisi yang menuju pas ke satelit yang
dikehendaki. Tetapi, pada penelitian ini Actuator berperan sebagai penggerak panel surya
pada saat mencari posisi cahaya ataupun panas matahari, actuator dapat dilihat pada
Gambar 2. 8
18 Universitas Nasional
dan hal ini menimbulkan armature bisa berotasi secara leluasa. Armature ini terletak dalam
medan magnet yang dihasilkan oleh kutub magnet. Untuk motor yang kecil, magnet
permanen ataupun elektromagnet dengan medan magnet yang dimilikinya dihasilkan oleh
suatu arus yang lewat kumparan.
19 Universitas Nasional
Gambar 2. 11 Motor driver BTS7960
Pin konfigurasi dari penggunaan driver 43A H-Brige Drive PWM ini dapat dilihat pada
gambar dibawah :
20 Universitas Nasional
2.11.2 Fungsi Sensor LDR
LDR berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam rangkaian
elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan cahaya yang jika sensor terkena cahaya
maka arus listrik akan mengalir(ON) dan sebaliknya jika sensor dalam kondisi minim
cahaya(gelap) maka aliran listrik akan terhambat(OFF). LDR juga sering digunakan
sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu kamar tidur, alarm, rangkaian anti
maling otomatis menggunakan laser, sutter kamera otomatis, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
21 Universitas Nasional
Gambar 2. 14 Battery Charger Regulator (BCR)
Fungsi utama dari Battery Charger Regulator (BCR) adalah mengatur proses
pengisian dan pengosongan baterai agar baterai terhindar dari kerusakan. Pengaturan ini
dilakukan dengan cara memutuskan hubungan sumber (modul photovoltaic). Dengan
baterai ketika tegangan pada baterai telah mencapai titik HVD ( High Voltage
Disconnected ). Jika pada titik ini baterai tetap terhubung dengan sumber, maka akan dapat
mengakibatkan penurunan tegangan dan merusak sel-sel dalam baterai.
Prinsip kerja alat secara keseluruhan pada sistem PLTS. Pada dasarnya, baterai dan
modul photovoltaic bekerja sama dalam memberikan energi listrik kepada beban. Energi
listrik dapat dihasilkan langsung dari modul photovoltaic pada siang hari, dan dari baterai
pada malam hari. Bisa juga dari keduanya pada saat cuaca mendung. Semua itu tidak
terlepas dari fungsi BCR sebagai alat pengatur.
22 Universitas Nasional
Pada siang hari, matahari bersinar dengan mengeluarkan energi radiasi melalui
gelombang cahaya. Dengan menggunakan modul photovoltaic energi ini dikonversikan
menjadi energi listrik. Apabila tegangan pada modul lebih besar dari tegangan baterai,
maka terjadi arus pengisian ke baterai. Tegangan baterai akan terus meningkat sejalan
dengan makin lamanya waktu pengisian. Dan apabila tegangan baterai telah mencapai
batas ambang tegangan kerja atas (titik mati tegangan atas).yang ditetapkan pada BCR
yaitu 12 volt, maka BCR akan memutuskan hubungan antara modul dengan baterai yang
ditandai dengan adanya arus hubungan singkat pada modul photovoltaic.
Pada malam hari, tidak ada energi yang dihasilkan oleh modul photovoltaic dan
pada saat itu secara otomatis yang mensuplai energi ke beban adalah baterai. Jika
penggunaan energi baterai terlalu banyak, maka tegangan baterai akan turun sejalan
dengan berkurangnya energi baterai. Jika tegangan baterai turun melewati batas ambang
bawah (titik mati tegangan bawah) yang ditatapkan oleh BCR yaitu 11,5 volt, maka secara
otomatis beban akan mati yang ditandai dengan terputusnya hubungan antara baterai
dengan beban (hubungan terbuka).
Battery Control Regulator (BCR) yang berfungsi sebagai proteksi over charge, juga
sebagai proteksi pengosongan baterai berlebih (over discharge), proteksi beban lebih,
hubung singkat, tegangan kejut halilintar, arus balik dari baterai ke sumber (pembangkit),
dan proteksi polaritas terbalik baterai dan sumber (pembangkit).
23 Universitas Nasional
Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan menggunakan modul photovoltaic (PV) sebesar 100
Wp. Sehingga pada alat BCR ini dibuat pada kapasitas 100-120 VA .[7]
2.13 Battery
Battery adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang
tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode
radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Berikut adalah Gambar 2. 17 dari baterai
yang digunakan dalam pengujian sebagai berikut:
Gambar 2. 16 Battery
Disini terjadi proses pengubahan tenaga kimia menjadi tenaga listrik, dan
sebaliknya tenaga listrik menjadi tenaga kimia dengan cara regenerasi dari elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dengan arah yang berlawanan di dalam sel-
sel yang ada dalam akumulator. Saat pengisian tenaga listrik dari luar diubah menjadi
tenaga listrik didalam akumulator dan disimpan didalamnya. Sedangkan saat pengosongan,
tenaga di dalam akumulator diubah lagi menjadi tenaga listrik yang digunakan untuk.
mencatu energi dari suatu peralatan listrik. Dengan adanya proses tersebut akumulator
sering dikenal dengan elemen primer dan sekunder.[8]
24 Universitas Nasional
Gambar 2. 17 Konstruksi Baterai[10]
2.14 Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubaharus lidtrik
searah (DC – direct current ) menjadi arus bolak balik ( AC- alternating current) berikut
adalah Gambar 2. 20 dari inverter PSM ( pire sine wive ).
25 Universitas Nasional
Dalam pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), inverter diperlukan untuk menyediakan
arus AC untuk perangkat listrik seperti lampu, televisi DLL.
Grid tie inverter adalah tipe spesial inverter yang dirancang untuk menyuntikan
arus listrik ke sistem distribusi tenaga listrik yang sudah ada, misalkan PLN/genset,
inverter tersebut harus disinkronkan dengan frekuensi grid yang sama, biasanya berisi satu
atau lebih fitur maksimum power point tracking untuk mengkonversi jumlah maksimum
daya yang tersedia dan termasuk fitur proteksi keselamatan.[7]
26 Universitas Nasional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Pada metodologi tugas akhir ini membahas mengenai perancangan dan
pembangunan solar tracker Double Axis pada solar sel dengan kapasitas 400 wp.
Perancangan ini menggunakan Arduino Uno, LDR (Light Dependent Resistor) / sensor
cahaya, motor aktuator, dan panel surya. Alat ini menggunakan sistem pelacak dengan
sumbu ganda yaitu azzimuth dan elevation dengan bergerak kekiri, kanan, atas , dan bawah
sesuai mengikuti arah matahari. Sehingga pengomptimalan solar cell menyerap sinar
matahari menjadi maksimal.
27 Universitas Nasional
3.2.1 Bahan Pembuatan PLTS Menggunakan Modul Panel Surya
400 WP Berjenis Monokristal
Bahan – bahan yang dibutuhkan dalam membuat PLTS dituangkan kedalam bentuk
tabel 3. 2 sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Bahan pembuatan panel surya, solar tracker dan Rangka panel surya
Instalasi Panel Surya
NO Nama Barang Jumlah
1. Baterai basah (Amaron) 12V 1
2. Inverter 1000 Watt (PSW) 1
3. Solar Charger Controller ( PWM ) 1
4. Box Panel Listrik 1
5. Kabel NYYHY 2*2,5 mm Tergantung kebutuhan
6. Kabel beban 2*0,75 mm Tergantung kebutuhan
7. Modul panel surya 4
Solar tracker
1. Motor aktuator 2
2. Arduino Uno 1
4. Modul LDR 4
28 Universitas Nasional
sistem yang direncanakan. Berikut gambar blok diagram perancangan sistem solar
tracker.
29 Universitas Nasional
Gambar 3. 2 Rangkaian Skematik Solar tracker
Pada Gambar 3. 2 merupakan rangkaian keseluruhan dari solar tracker yang mana
rangkaian motor aktuator sebagai output dan LDR sebagai input tergabung menjadi satu
sesuai pin yang ada sehingga menggerakan solar cell secara sistem dual axisuntuk pin
fungsinya di jelaskan pada tabel di bawah ini.
30 Universitas Nasional
Tabel 3. 3 Interkoneksi Rangkaian Motor Aktuator Azzimuth
Motor aktuator Azzimuth Driver Motor BTS 7960 Arduino
Kabel berwarna merah Input dari Pin A+ ke Pin 13
driver motor, (Pada motor aktuator
azimuth kabel berwarna
Output driver motor pin merah di hubungkan
RPWM ke arduino pada Pin 13 yang terdapat
pada Arduino UNO)
PIN 11
(Pada driver motor
Output driver motor pin azzimuth pin R_EN dan
R_EN dan L_EN ke L_EN di jumper dan di
arduino hubungkan pada Pin 11
yang terdapat pada
Arduino UNO)
31 Universitas Nasional
driver motor, (Pada motor aktuator
elevation kabel berwarna
biru di hubungkan pada
Output driver motor pin Pin 9 yang terdapat pada
LPWM ke arduino Arduino UNO)
PIN 10
(Pada driver motor
Output driver motor pin elevation pin R_EN dan
R_EN dan L_EN ke L_EN di jumper dan di
arduino hubungkan pada Pin 10
yang terdapat pada
Arduino UNO)
32 Universitas Nasional
pada Pin GND)
Pin D 0 ( Pada kaki kiri LDR dihubungkan pada Pin
A3 sebagai signal )
(+) Pin Vin ( bagian tengah LDR ) ke pin 5 v
Dan
(-) GND (Pada kaki kanan LDR ) dihubungkan
pada Pin GND)
33 Universitas Nasional
Gambar 3. 4 Rangkaian Skematik Panel Surya
Pada Gambar 3. 4 merupakan rangkaian keseluruhan dari panel surya yang mana
beban DC maupun AC sebagai output dan panel surya sebagai input tergabung menjadi
satu sesuai pin yang ada sehingga dapat digunakan untuk menggerakan motor aktuator dan
beban AC, untuk pin fungsinya di jelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 6 Interkoneksi Panel surya, solar charge control, Battery dan inverter Dc to AC
Panel Surya Solar Charger Inverter DC – AC Battery
Controller
Pin (+) Panel Surya Pin (+) Battery Output Inverter pin Pin (+) pada Battery
ke Pin PV (+) pada pada Solar Charge (+) ke beban AC(+) ke input (+) Inverter
Solar Charge Controller ke pin (+)
Controller pada Battery dan ke
pin (+) input Inverter
Pin (-) Panel Surya Pin (-) Battery pada Output Inverter pin Pin (-) pada Battery
ke Pin PV (-) pada Solar Charge (-) ke beban AC (-) ke input (-) Inverter
Solar Charge Controller ke pin (-)
Controller pada Battery dan ke
pin (-) input Inverter
34 Universitas Nasional
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
35 Universitas Nasional
Code program pada software Arduino IDE, kerja sistem kendali untuk solar tracker seperti
dibawah ini :
36 Universitas Nasional
4.1.2 Implementasi Pada Sistem Panel Surya
Implementasi pada perancangan sitem panel surya dilakukan dengan
mengoperasikannya pada sebuah Battery Charger Regulator (BCR) , battery, dan inverter.
Lalu dikoneksikan pada panel surya.
Gambar 4. 4 Interkoneksi antara Battery Charger Regulator (BCR), battery , dan Inverter
37 Universitas Nasional
4.2 Hasil Perancangan Sistem
Pada perancangan mekanik ini dilakukan pemasangan panel surya , box panel
tenaga, motor aktuator dan , box kontrol, dan battery. Hasil perancangan penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 4. 5, 4. 6, dan 4. 7.
Gambar 4. 5 Hasil Pemasangan Panel Surya, box panel tenaga, box kontrol, motor aktuator dan battery
Terlihat ada motor aktuator untuk pergerakan tracker azzimuth dan elevation
38 Universitas Nasional
Gambar 4. 7 Box Panel Tenaga dan Box Panel Kontrol
Pada hasil perancangan gambar 4. 7 ini dapat di lihat pada bagian box panel
tenaga terdapat Battery Charger Regulator (BCR) yang berfungsi untuk mengatur arus
searah yang diisi ke baterai yang disuply oleh energy matahari dan disalurkan ke beban.
Alat ini berfungsi juga untuk mengatur kelebihan pengisian yang di alirkan dari solar panel
ke battery, inverter yang berfungsi sebagai untuk mengubah arus listrik searah (DC)
menjadi arus bolak-balik (AC) pada tegangan yang lebih tinggi, dan juga box kontrol yang
berfungsi untuk mengontrol solar tracker. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
4. 7.
39 Universitas Nasional
Gambar 4. 8 Box Kontrol
Pada hasil perancangan gambar 4. 8 ini dapat di lihat pada box kontrol yang berfungsi
untuk mengontrol solar tracker.Terdapat Arduino Ino yang berfungsi untuk memudahkan
kita dalam melakukan prototyping, memprogram mikrokontroler, membuat alat-alat
canggih berbasis mikrokontorler, dan juga ada driver motor BTS7960 yang berfungsi
untuk untuk mengatur kecepatan putar motor/mengkontrol PWM.
40 Universitas Nasional
Gambar 4. 9 Pengujian Solar Tracker Azzimuth Barat
41 Universitas Nasional
Gambar 4. 11 Pengujian Solar Tracker Elevation Utara
42 Universitas Nasional
Gambar 4. 13 Hasil Pengujian Arus pada salah satu Motor Aktuator
Aktuator 1 Aktuator 2
Arus Minimal saat
0.0 A 0.0 A
Standy
Arus Maksimal saat
0.662 A 0.362A
Operasi
Hasil pengujian pada arus yang mengalir pada motor aktuator terjadi perbedaan
arus pada saat kondisi motor aktuator standby dengan kondisi motor aktuator saat
beroperasi. Hal ini dapat terjadi karena beban yang di terima dari setiap motor aktuator saat
beroperasi jadi di butuhkan arus yang lebih besar dengan rentang arus 0.662 A – 0.362 A
Dari hasil pengukuran arus yang mengalir pada aktuator maka dapat di ketahui
daya saat motor aktuator dalam kondisi standby dan saat beroperasi dengan rumus :
standby = I.V
= 0 A x 24 V = 0 Watt
operasi = I.V
43 Universitas Nasional
4.3.3 Hasil Pengukuran Nilai Efisiensi pada Panel Surya 400 Wp
Berjenis Monocrystalline
Besar energi yang dihasilkan dari panel surya Pout dapat dihitung dengan
mengukur voltase dan arus keluaran panel surya, sehingga energi yang dihasilkan
merupakan daya keluaran dari panel surya, dapat dicari dengan rumus :
P=V.I (1)
Dimana ;
dari hasil pengamatan diperoleh data dari pukul 09:00 – 16:00 untuk setiap selang
waktu 15 menit. Data tersebut kemudian diolah untuk mengetahui besar energi surya yang
datang. Sebagai contoh untuk data yang pertama, perhitungan Pin adalah sebagai berikut :
Untuk menghitung daya keluaran maksimum pada panel surya monocrystalline 100 Wp
dengan standar yang tertera pada produk yang adalah :
Dengan demikian dapat di cari nilai efisiensi dari masing – masing panel surya yang
menggunakan solar tracking system.
Data hasil pengukuran pada panel surya yang menggunakan traking sistem dapat pada
tanggal 2 September 2021 dilihat pada tabel sebagai berikut:
44 Universitas Nasional
6. 10.15 10.17 5.3 53.901
7. 10.30 10.18 5.5 55.99
8. 10.45 10.23 5.6 57.288
9. 11.00 11.02 6.1 67.222
10. 11.15 11.05 6.3 69.615
11. 11.30 11.07 7.2 79.704
12. 11.45 11.09 7.9 87.611
13. 12.00 12.12 8.7 105.444
14. 12.15 12.13 8.8 106.744
15. 12.30 12.15 8.6 104.49
16. 12.45 12.16 8.6 104.576
17. 13.00 12.17 8.4 102.228
18. 13.15 12.15 8.2 99.63
19. 13.30 12.13 8.2 99.466
20. 13.45 11.97 7.8 93.366
21. 14.00 11.94 7.5 89.55
22. 14.15 11.90 7.2 85.68
23. 14.30 11.87 6.8 80.716
24. 14.45 11.85 5.9 69.915
25. 15.00 11.83 4.7 55.601
26. 15.15 11.78 4.4 51.832
27. 15.30 11.77 4.4 51.788
28. 15.45 11.70 4.3 50.31
29. 16.00 11.70 4.2 49.14
RATA - 11.332 7.641 74.546
RATA
45 Universitas Nasional
DAYA ( P )
120
100
80
60
DAYA ( P )
40
20
Gambar 4. 14 Grafik Hasil Pengukuran Panel Surya dengan Menggunakan Tracking System
Nilai efisiensi daya maksimum pada panel surya dengan menggunakan tracking system
sebesar :
(𝑃)
η = 𝑃(𝑀𝑎𝑥) x 100% (1)
(𝟕𝟒.𝟓𝟒𝟔)
η= x 100%
103.82
= 71,8 %
46 Universitas Nasional
Tabel 4. 3 Pengukuran pengisian baterai
No Waktu Tegangan Battery (V) Arus (I)
1. 09.00 10.03 4.4
2. 09.15 10.05 4.5
3. 09.30 10.11 4.5
4. 09.45 10.15 4.6
5. 10.00 10.17 5.2
6. 10.15 10.17 5.3
7. 10.30 10.18 5.5
8. 10.45 10.23 5.6
9. 11.00 11.02 6.1
10. 11.15 11.05 6.3
11. 11.30 11.07 7.2
12. 11.45 11.09 7.9
13. 12.00 12.12 8.7
14. 12.15 12.13 8.8
15. 12.30 12.15 8.6
16. 12.45 12.16 8.6
17. 13.00 12.17 8.4
18. 13.15 12.15 8.2
19. 13.30 12.13 8.2
20. 13.45 12.97 7.8
21. 14.00 12.97 7.5
22. 14.15 12.97 7.2
23. 14.30 12.97 6.8
24. 14.45 12.99 5.9
25. 15.00 13.01 4.7
26. 15.15 13.02 4.4
27. 15.30 13.10 4.4
28. 15.45 13.10 4.3
29. 16.00 13.11 4.2
RATA - RATA 11.742 7.641
47 Universitas Nasional
Tegangan Pengisian Battery (V)
14
12
10
8
Tegangan Pengisian Battery
6
(V)
4
0 14.00
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.30
15.00
15.30
16.00
Gambar 4. 15 Grafik Tegangan Pengisian Battery (V)
Dari gambar 4. 15 dilihat bahwa untuk tegangan maksimal battery bisa mencapai 13.11 V
dan waktunya adalah pada pukul 16:00 atau durasi pengisian battery selama 7 jam.
48 Universitas Nasional
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan proses pengerjaan proyek akhir dari tahapan awal sampai ke pengujian
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang diperoleh dari kesesuaian antara spesifikasi
awal dan sistem yang telah direalisasikan, juga disampaikan pula beberapa saran agar
proyek akhir ini kelak dapat disempurnakan atau bahkan dikembangkan lagi.
5.1 Kesimpulan
Setelah melihat pembahasan bab demi bab dan kemudian dilakukanya perencanaan,
pembuatan, dan juga pengujian, maka secara garis besar dapat dilihat dari tabel
pengukuran dan grafik, dapat di simpulkan bahwa solar panel lebih efektif/besar dan stabil
output yang di hasilkan ketika menggunakan penggerak/tracker. Tegangan yang dihasilkan
oleh solar panel tidaklah stabil dan akan berubah-ubah nilai tegangan keluarannya
berdasarakan dengan cuaca dan besarnya intensitas matahari yang diserap oleh solar panel.
Semakin besar intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan solar panel, maka
akan semakin besar juga arus dan tegangan yang dihasilkan oleh solar panel.
Rangkaian solar panel pun berjalan dengan baik, walaupun dengan catatan solar
tracker dual axis yang di buat ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu maka harus
banyak pengembangan yang dilakukan. Dengan data-data tersebut, bahwa kita dapat
memaksimalkan keluaran panel surya dengan menggunakan solar tracker hingga pada titik
tertentu dapat mencapai 106.744 Watt dengan daya rata-rata hingga mencapai 74.546 watt
dengan efisiensi sebesar 71.8 % dan untuk tegangan maksimal battery bisa mencapai
13.11 V dan waktunya adalah pada pukul 16:00 atau durasi pengisian battery selama 7
jam.
5.2 Saran
Dalam perancangan dan pembuatan alat ini masih terdapat banyak kelemahan dan
kekurangan. Sebagai bahan referensi untuk penyempurnaan dan penelitian berikutnya
maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.
49 Universitas Nasional
1) Perancangan sistem pada penelitian ini belum dapat mendeteksi kegagalan sistem
sehingga untuk perbaikannya perlu ditambahkan algoritma jika terjadi kegagalan
sistem dan alat dapat menginformasikan bahwa terjadi kegagalan sistem.
2) Kedepanya diharapkan akan diadakanya sistem monitoring jarak jauh, sehingga
user dapat terus memantau apakah solar panel dapat berfungsi dengan baik ataupun
tidak.
3) Agar lebih efisien dan maksimal dalam pengisian ulang battery , BCR tipe PWM
harus diubah menjadi BCR tipe MPPT karena mampu memaksimalkan faktor
pengisian kapasitas secara lebih besar. .Berbeda dengan BCR tipe PWM, dimana
tegangan kerja BCR tipe PWM hanya mampu menyesuaikan dengan tegangan kerja
battery.
50 Universitas Nasional
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Septiadi, D., Nanlohy, P., Souissa, M., & Rumlawang, F. Y. (2009). Proyeksi
Potensi Energi Surya sebagai Energi Terbarukan (Studi Wilayah Ambon dan
Sekitarnya). 10, 22–28.
[2]. Widayana, G. (2012). Pemanfaatan Energi Surya. JPTK, UNDIKSHA, 9, 37–46.
[3]. Eka, S., Pagan, P., Sara, I. D., & Hasan, H. (2018). Komparasi Kinerja Panel Surya
Jenis Monokristal dan Polykristal Studi Kasus Cuaca Banda Aceh. 3(4), 19–23.
[4]. Luque, A. dan Steven Hegedus. 2003. Handbook of Photovoltaic Science and
Engineering. London : John Wiley & Sons, Inc.
[5]. Fuchs, Ewald F. dan Mohammad A. S. Masoum. 2011. Power Conversion of
Renewable Energy Systems. New York : Springer Science + Bussiness Media,
LLC.
[6]. Jager, K. et al. 2014. Solar Energy Fundamentals, Technology and Systems. Delft :
Delft University of Technology
[7]. Reviani, Vinni. (2012). Pembuatan Battery Charger Regulator (BCR) Sistem On-
Off Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Teknik Konversi Energi
Politeknik Bandung.
[8]. Retno, A. D., Erlina., & Chistine,W. (2017). Studi Penyimpanan Energi Pada
Baterai (PLTS), 9(2), 120-125.
[9]. Djuandi, F. (2011). Pengenalan Arduino". Jakarta: Penerbit Elexmedia.
[10]. Akbar, A., Masikki, G. A. N., Aliansyah, A. N., & Mulyawati, N. Z. (2021).
Rancang Bangun Navigasi Kursi Roda Menggunakan Joystick. JTEV (Jurnal
Teknik Elektro dan Vokasional), 7(1).
[11]. Toyota, 2004, Toyota Kijang Innova Lectrical Wiring Diagram Seri KUN 40 Seri
TGN 40,41, penerbit, PT. Toyota Astra Motor, Jakarta
[12]. Bolton, W. (2003). Mechatronics: electronic control systems in mechanical and
electrical engineering. Pearson Education.
51 Universitas Nasional
LAMPIRAN PROGRAM
a. Lampiran source code pada arduino IDE untuk program solar Tracker.
//SCL = A5 ;
//SDA = A4 ;
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
//motor 1
#define RPWM 8
#define LPWM 9
#define PWM 10
//motor 2
#define RPWM2 13
#define LPWM2 12
#define PWM2 11
int LS_1 = 7 ;
int val_LS_1 ;
int pot_timur = A0 ;
int val_timur = 0 ;
int val_barat = 0 ;
int pot_barat = A1 ;
//motor 2
int pot_utara = A2 ;
int val_utara = 0 ;
int val_selatan = 0 ;
52 Universitas Nasional
int pot_selatan = A3 ;
void setup() {
Serial.begin (9600);
lcd.init ();
lcd.backlight();
Serial.println ("Start");
pinMode (LS_1, INPUT) ;
pinMode (RPWM, OUTPUT);
pinMode (PWM, OUTPUT);
pinMode (LPWM, OUTPUT);
pinMode (RPWM2, OUTPUT);
pinMode (PWM2, OUTPUT);
pinMode (LPWM2, OUTPUT);
pinMode (pot_timur, INPUT);
pinMode (pot_barat, INPUT);
pinMode (pot_utara, INPUT);
pinMode (pot_selatan, INPUT);
}
//-------------------------------------------------------------------------
53 Universitas Nasional
analogWrite (PWM,200);
Serial.println ("Muter Kiri");
}
void kanan2() {
digitalWrite (LPWM2, LOW);
digitalWrite (RPWM2, HIGH);
analogWrite (PWM2,200);
Serial.print ("Muter Kanan2 = ");
Serial.println (val_utara);
delay (100);
}
void kiri2 () {
digitalWrite (LPWM2, HIGH);
digitalWrite (RPWM2, LOW);
analogWrite (PWM2,200);
Serial.print ("Muter Kiri2 =");
Serial.println (val_selatan);
delay (100);
}
void off2() {
digitalWrite (LPWM2, LOW);
digitalWrite (RPWM2, LOW);
analogWrite (PWM2,0);
54 Universitas Nasional
Serial.println ("STOP");
}
void lcd_ku () {
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print("T= ");
lcd.print (val_timur);
delay (300);
/* lcd.setCursor (3,0);
lcd.print (val_timur);
delay (100);
*/
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print("B= ");
lcd.print (val_barat);
delay (300);
/* lcd.setCursor (3,3);
lcd.print (val_barat);
delay (100);
*/
lcd.setCursor (9,0);
lcd.print("U= ");
lcd.print (val_utara);
delay (300);
/* lcd.setCursor (12,0);
lcd.print (val_utara);
delay (100);
*/
lcd.setCursor (9,9);
lcd.print("S= ");
lcd.setCursor (13,13);
55 Universitas Nasional
lcd.print (val_selatan);
delay (300);
}
// -------------------------------------------------------------------------------
void loop() {
lcd_ku ();
val_LS_1 = digitalRead (LS_1) ;
if (val_barat > 512 && val_timur > 512) { //kondisi siang maka motor 1 off
off () ;
}
if (val_barat < 512 && val_timur < 512 ) { //kondisi malam maka notor 1 off
off () ;
}
if (val_utara > 512 && val_selatan > 512) { //kondisi siang maka motor 1 off
off2 () ;
}
if (val_utara < 512 && val_selatan < 512 ) { //kondisi malam maka notor 1 off
off2 () ;
}
//--------------------------------------------------------------------------------
if (val_utara < 512 && val_selatan > 512){ //kondisi cahaya barat lebih besar dari
timur maka motor 1 putar ke kanan
kanan2 ();
}
if (val_utara > 512 && val_selatan < 512){ // kondisi cahaya timur lebih besar dari barat
maka motor 1 putar ke kiri
56 Universitas Nasional
kiri2 ();
}
if (val_barat < 512 && val_timur > 512 && val_LS_1 == 1 ){ //kondisi cahaya barat
lebih besar dari timur maka motor 1 putar ke kanan
kanan ();
}
if (val_barat < 512 && val_timur > 512 && val_LS_1 == 0 ){ //kondisi cahaya barat
lebih besar dari timur maka motor 1 putar ke kanan
off ();
}
if (val_barat > 512 && val_timur < 512 && val_LS_1 == 0 ){ // kondisi cahaya timur
lebih besar dari barat maka motor 1 putar ke kiri
kiri ();
}
57 Universitas Nasional