Anda di halaman 1dari 63

ANALISIS KEHANDALAN PERALATAN PERSINYALAN

ELEKTRIK KERETA API SILSAFE4000 DI STASIUN


LEMPUYANGAN YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:

BIMA SEKTI WIBAWANTO

NIM: 30602000073

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
i

ANALYSIS ELECTRIC SIGNALLING EQUIPMENT WITH


SILSAFE4000 SYSTEM AT LEMPUYANGAN STATION
YOGYAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Proposed was prepared to fulfill one of the requirements for obtaining a


Bachelor’s degree in the Electrical Engineering Study Program, Faculty of
Industrial Technology, Islamic Sultan Agung of University Semarang

Arranged by :

BIMA SEKTI WIBAWANTO


NIM 30602000073

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING


FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY
ISLAMIC SULTAN AGUNG OF UNIVERSITY
SEMARANG
2022
ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Kehandalan Peralatan Persinyalan


Elektrik Kereta Api SILSafe4000 di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta” ini
disusun oleh:
Nama : Bima Sekti Wibawanto
NIM : 30602000073
Program Studi : Teknik Elektro

Telah disahkan dan disetujui oleh dosen pembimbing pada:


Hari : Senin
Tanggal : 5 September 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Jenny Putri Hapsari, ST. MT. Agus Suprajitno, ST. MT.


NIDN. 0607018501 NIDN. 0602047301

Mengetahui,
Ka. Program Studi Teknik Elektro

070922
Jenny Putri Hapsari, ST. MT.
NIDN. 0607018501
iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Kehandalan Peralatan Persinyalan


Elektrik Kereta Api SILSafe4000 di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta” ini
telah dipertahankan di depan Penguji sidang Tugas Akhir pada:
Nama : Bima Sekti Wibawanto
NIM : 30602000073
Program Studi : Teknik Elektro

Telah disahkan dan disetujui oleh dosen pembimbing pada:


Hari : Senin
Tanggal : 5 September 2022

Penguji II Penguji III

Dr. Hj. Sri Arttini Dwi P., M.Si. Ir. Budi Pramono, MM., MT.
NIDN. 0620026501 NIDN. 0623126501

Mengetahui,
Ketua Penguji

Bustanul Arifin, ST, MT.


NIDN. 0614117701
v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Bima Sekti Wibawanto
NIM : 30602000073
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Alamat Asal : Jl. Cimanuk RT005 RW001 Kebondalem Kab. Pemalang

Dengan ini menyatakan Karya Ilmiah berupa Tugas Akhir dengan judul
“ANALISIS KEHANDALAN PERALATAN PERSINYALAN ELEKTRIK
KERETA API SILSAFE4000 DI STASIUN LEMPUYANGAN
YOGYAKARTA”.

Menyetujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta / Plagiarisme dalam Karya Ilmiah ini, maka
segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa
melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 31 Agustus 2022


Yang menyatakan

Bima Sekti Wibawanto


vi

HALAMAN MOTTO

Motto :

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap”

(QS Al Insyirah : 8)

"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut


untuk kebaikan dirinya sendiri"

(Qs. Al-Ankabut: 6)

"Sebutlah nama Rabbmu dan beribadahlah kepadanya dengan ketekunan."

(Qs. Al Muzzamil: 8)
vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Persembahan :

Pertama,

Tugas Akhir ini akan saya Persembahkan kepada kedua Orang Tua yang saya
cintai yang sudah membesarkan saya dan menjadi motivasi hidup saya dalam
menyelesaikan studi Sarjana di Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Kedua,

Kepada teman-teman dan rekan kerja di PT Len Railway System khususnya


Project Peningkatan Persinyalan Stasiun Yogyakarta-Lempuyangan yang telah
menyemangati, membantu dan mendoakan saya untuk menyelesaikan Pendidikan
sarjana ini

Ketiga,

Untuk seluruh Dosen Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung yang selalu
memberikan ilmu yang bermanfaat dan motivasi dalam menyelesaikan studi
dibangku kuliah.

Keempat,

Untuk seluruh Rekan-rekan Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung yang
selalu memberikan dukungan, semangat serta masukan dalam menyelesaikan
tugas akhir ini untuk mendapatkan gelar sarjana
viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah S.W.T. berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga dalam kesempatan ini penulis dapat menyusun, menulis dan
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ”ANALISIS KEHANDALAN
PERALATAN PERSINYALAN ELEKTRIK KERETA API SILSAFE4000 DI
STASIUN LEMPUYANGAN YOGYAKARTA”. Tugas Akhir ini diajukan untuk
memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata 1 (S1)
Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Kedua Orang tua, keluarga dan sahabat yang selalu mendukung dalam
kegiatan pendidikan ini.
2. Ibu Dr. Ir. Novi Mariyana, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri Unissula.
3. Ibu Jenny Putri Hapsari, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro dan juga selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan
arahan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
4. Bapak Agus Suprajitno, ST., MT selaku dosen pembimbing II yang
selalu memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir ini.
5. Teman-teman di PT. Len Railway Systems proyek stasiun besar
Yogyakarta-Lempuyangan yang selalu memberikan doa dan semangat.
6. Teman-teman seperjuangan FTI Unissula dan pihak-pihak yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kerja sama dan segala
dukungannya.
ix

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik untuk lebih
sempurna. Selain itu dapat menjadi acuan untuk menulis penelitian selanjutnya.
Semarang, 31 Agustus 2022

Penulis
x

DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS AKHIR ............................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................3
1.4 Tujuan ........................................................................................................4
1.5 Manfaat Penulisan Tugas Akhir.................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ...........................6
2.1 Tinjauan Pustaka .........................................................................................6
2.2 Dasar Teori .................................................................................................8
2.2.1 Persinyalan Elektrik ..........................................................................8
2.3 Peralatan Persinyalan SILSafe4000 ............................................................9
2.3.1 PLC Vital HIMax ..............................................................................9
2.3.2 Remote Digital Input .......................................................................11
2.3.3 Remote Digital Output ....................................................................12
2.4 Antarmuka Pengguna (Meja Pelayanan) ..................................................13
2.5 Rak-rak Interlocking dan Peralatan Blok..................................................15
2.5.1 Rak ACR (Axle Counter Rack) .......................................................16
2.5.2 Rak BCR (Block Control Rack) .....................................................17
2.5.3 Rak CPR (Central Processor Rack) ...............................................17
2.5.4 Rak MPR (Multi Purposes Rack) ...................................................18
2.5.5 Rak VDU dan Technician Terminal ...............................................19
2.5.6 Rak Telekomunikasi .......................................................................21
2.6 Sistem Catu Daya......................................................................................22
2.6.1 Main Distribution Panel .................................................................23
2.6.2 Uninteruptible Power Supply (UPS) ...............................................23
2.6.3 Generator Set ..................................................................................24
2.7 Perangkat Luar Persinyalan ......................................................................26
2.7.1 Desain layout pemasangan peralatan luar persinyalan ...................26
xi

2.7.2 Sinyal LED......................................................................................27


2.7.3 Penggerak Wesel Elektrik (Point Machine) ...................................28
2.7.4 Pendeteksi Sarana Kereta ................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................31
3.1 Rencana Penelitian ....................................................................................31
3.2 Identifikasi permasalahan .........................................................................31
3.3 Metode Pengambilan Data Primer ............................................................31
3.4 Metode Pengambilan Data Sekunder ........................................................34
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................35
3.6 Diagram Alir Penelitian ............................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................37
4.1 Analisis Kehandalan Persinyalan Elektrik SILSafe4000 .........................37
4.2 Aspek Keselamatan pada Persinyalan Elektrik SILSafe4000 ..................40
4.2.1 Aspek Operasi Perjalanan Kereta Api ............................................40
4.3 Analisis Pengoperasian Software HMI .................................................42
4.3.1 Pengguna dan Hak Akses................................................................42
4.3.2 Kemampuan Proses Sistem .............................................................43
BAB V PENUTUP ............................................................................................44
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................44
5.2 Saran .........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................46
LAMPIRAN .......................................................................................................48
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peraga Sinyal Elektrik ..........................................................................8


Gambar 2.2 PLC Vital HIMax .................................................................................9
Gambar 2.3 Block Diagram HIMax .......................................................................10
Gambar 2.4 Himatrix F1 DI ...................................................................................12
Gambar 2.5 Block Diagram Himatrix F1 DI .........................................................12
Gambar 2.6 Himatrix F2 DO .................................................................................12
Gambar 2.7 Diagram blok Himatrix F2 DO ..........................................................13
Gambar 2.8 Visual Display Unit ............................................................................13
Gambar 2.9 Diagram blok sistem interlocking SILSafe4000 ................................15
Gambar 2.10 Diagram Blok Thales AzLM ............................................................16
Gambar 2.11 Rak ACR ..........................................................................................16
Gambar 2.12 Rack BCR.........................................................................................17
Gambar 2.13 Rak CPR ...........................................................................................18
Gambar 2.14 Rak MPR ..........................................................................................19
Gambar 2.15 Peralatan VDU dan Technician Terminal ........................................19
Gambar 2.16 Tampilan MMI .................................................................................20
Gambar 2.17 Rak Telekomunikasi.........................................................................22
Gambar 2.18 Rak ODF ..........................................................................................22
Gambar 2.19 Rak MDP ..........................................................................................23
Gambar 2.20 Uninterruptible Power Supply..........................................................24
Gambar 2.21 Diagram Blok UPS ...........................................................................24
Gambar 2.22 Catudaya Cadangan ..........................................................................24
Gambar 2.23 Tangki Bahan Bakar Genset .............................................................25
Gambar 2.24 Layout Emplasemen Stasiun Lempuyangan ....................................26
Gambar 2.25 Lampu Sinyal LED ..........................................................................27
Gambar 2.26 Segmentasi LED Sinyal ...................................................................28
Gambar 2.27 Point Machine BSG-9 ......................................................................29
Gambar 2.28 Struktur Axle Counter AzLM ..........................................................30
Gambar 4.1 Wawancara dengan PPKA stasiun lempuyangan...............................42
Gambar 4.2 HMI software Stasiun Lempuyangan .................................................43
xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Sinyal LED Stasiun Lempuyangan ..........................37


Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Point Machine ...........................................................38
Tabel 4.3 Gangguan yang terekam Data Logger ...................................................39
xiv

ABSTRAK

Persinyalan kereta api merupakan suatu bentuk, warna atau cahaya untuk memberikan
isyarat kepada masinis dengan arti tertentu untuk mengatur perjalanan kereta api yang aman.
Pembaharuan sistem persinyalan pada stasiun-stasiun pada lintas jawa dan Sumatra. Salah satunya
pembaharuan persinyalan elektrik pada stasiun lempuyangan yang sebelumnya pertama dibangun
pada tahun 1986. Faktor utama diperbaharui yaitu suku cadang peralatan yang sulit dan sering
mengalami gangguan sehingga memengaruhi keandalan sistem. Persinyalan elektrik ini
menggunakan SILSafe4000 yang dikembangkan oleh anak bangsa dari PT LEN. peningkatan
kapasitas perjalanan kereta api beberapa tahun ke depan (KRL Kutoarjo-Yogyakarta-Palur),
reaktivasi jalur menuju Magelang, suku cadang MIS 801 yang sukar didapatkan, slot DIO sudah
maksimal dan seringnya gangguan-gangguan yang terjadi.
Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis sistem kehandalan persinyalan elektrik
SILSafe4000 pada stasiun lempuyangan setelah dilakukan switch over. Dengan metode standarisasi
elektrik peralatan, sistem proteksi, perhitungan kapasitas lintas dan kuesioner kepada PPKA
(Pengatur Perjalanan Kereta Api). Parameter keandalan sistem persinyalan elektrik antara lain:
Standar tegangan motor BSG9 dan sinyal 110VAC±10%, tegangan deteksi (balikan) 24VDC±10%,
nilai arus < 10A, pentanahan < 5Ω, R≤50Ω, hasil insulasi kabel aman, data logger mampu merekam
kejadian atau gangguan, dan sistem persinyalan elektrik mampu melayani dengan jumlah kapasitas
lintas dengan fail-safe.
Bahwa peralatan yang telah standar antara lain: tegangan in ER motor wesel sebesar
78,94%, tegangan penggerak 89,47% dan tegangan sinyal 83,3%, pentanahan 100%, resistansi kabel
96%, dan insulasi kabel 100%. Keandalan persinyalan elektrik juga mampunya sistem melayani
perjalanan kereta api. Dengan perhitungan kapasitas lintas bahwa stasiun lempuyangan mampu
melayani perjalanan kereta api seharinya 134 kereta, rata-rata headway 12,51 menit,
memaksimalkan kapasitas lintas sebesar 116 kereta ∑KA>K dilayani dengan sistem persinyalan
elektrik dengan aman dan zero accident. Kemudian kuesioner yang diberikan kepada petugas
mengenai tingkat kesulitan pengoperasian HMI (Human Machine Interface) stasiun lempuyangan
yaitu sangat mudah dengan nilai 4,7/5.

Kata kunci: Persinyalan elektrik, SILSafe4000, Kereta api, Stasiun lempuyangan


xv

ABSTRACT

Train signaling is a form, color or light to give a signal to the driver with a certain meaning
to arrange a safe train journey. Renewal of the signaling system at stations across Java and
Sumatra. One of them is the renewal of the electrical signaling at the lempuyangan station, which
was previously built in 1986. The main factor is the renewal of equipment parts that are difficult
and often experience disturbances that affect the reliability of the system. This electrical signaling
uses SILSafe4000 which was developed by the nation's children from PT LEN. increasing the
capacity of train travel in the next few years (KRL Kutoarjo-Yogyakarta-Palur), reactivation of the
line to Magelang, spare parts for MIS 801 which are difficult to find, maximum DIO slots and
frequent disturbances.
In this study, researchers analyzed the reliability of the SILSafe4000 electrical signaling
system at the lempuyangan station after switching over. With the method of standardization of
electrical equipment, protection systems, calculation of traffic capacity and a questionnaire to
PPKA (Railway Travel Regulator). The reliability parameters of the electrical signaling system
include: BSG9 motor voltage standard and 110VAC±10% signal, detection voltage (inverse)
24VDC±10%, current value < 10A, ground < 5Ω, R≤50Ω, safe cable insulation results, data logger
capable of recording events or disturbances, and the electrical signaling system is capable of serving
with a fail-safe amount of traffic capacity.
Whereas the equipment that has been standardized include: ER in ER voltage of the point
motor 78.94%, 89.47% drive voltage and 83.3% signal voltage, 100% grounding, 96% cable
resistance, and 100% cable insulation. The reliability of electrical signaling is also the ability of the
system to serve train travel. By calculating the traffic capacity, lempuyangan station is able to serve
134 trains a day, the average headway is 12.51 minutes, maximizing the traffic capacity of 116 trains
KA>K served with an electrical signaling system safely and zero accidents. Then the questionnaire
given to the officer regarding the difficulty level of operating the HMI (Human Machine Interface)
at the lempuyangan station is very easy with a score of 4.7/5.

Keywords: Electrical signaling, SILSafe4000, Train, Lempuyangan station


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi massal handal
yang memiliki beberapa keunggulan terutama untuk mengangkut atau
memindahkan orang maupun barang secara massal, anti kemacetan, ramah
lingkungan dibandingkan kendaraan motor lainnya dan keamanan serta
keselamatan yang tinggi [1].

Persinyalan mempunyai beberapa jenis, antara lain persinyalan mekanik,


persinyalan elektromekanik dan persinyalan elektrik. Dalam pengoperasian
persinyalan mekanik dan elektromekanik masih menggunakan hendel atau
tenaga manusia untuk menggerakkan peralatan-peralatan di luar ruang seperti
sinyal dan wesel. Persinyalan elektrik merupakan suatu peralatan persinyalan
yang terdiri dari peralatan indoor berupa Interlocking elektrik, meja pelayanan,
data logger, peralatan blok dan catu daya serta peralatan outdoor berupa sinyal,
penggerak wesel elektrik, pendeteksi sarana, media transmisi dan sistem proteksi
[2].

Prasarana perkeretaapian dimiliki oleh negara yang dikelola kementerian


perhubungan di bawah sub bagian Direktorat Jendral Perkeretaapian.
Pembangunan khususnya fasilitas operasi berupa sistem persinyalan yang ada di
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta merupakan tanggung jawab dari Balai Teknik
Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah. Mengacu berdasarkan Rencana Strategis
Nasional Kementerian Perhubungan bidang perkeretaapian tahun 2020-2024.

Salah satu tipe peralatan persinyalan elektrik MIS (Modular Interlocking


Systems) beroperasi dari tahun 1986 pada Stasiun Yogyakarta dan Stasiun
Lempuyangan. Persinyalan elektrik MIS 801 sudah beroperasi selama 36 tahun
kereta api. Pembaharuan persinyalan elektrik dari MIS 801 menjadi SILSafe4000
dikarenakan untuk mengatasi peningkatan kapasitas perjalanan kereta api
beberapa tahun ke depan (KRL Yogyakarta-Solo) yang rencana akan dilanjutkan

1
2

arah timur ke stasiun palur, ke arah barat stasiun kutoarjo dan reaktivasi jalur
menuju magelang. Kemudian, suku cadang MIS 801 yang sukar didapatkan, slot
DIO yang sudah maksimal dan seringnya gangguan-gangguan yang terjadi.
Sehingga dari beberapa alasan tersebut dilakukan pembaharuan sistem
persinyalan elektrik handal guna keamanan dan keselamatan perjalanan kereta
api.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi dan
analisa mengenai Peralatan Persinyalan Kereta Api dengan Persinyalan Elektrik
Silsafe4000 Guna Aspek Keselamatan Perjalanan Kereta Api (Studi Kasus Di
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta) yang telah terinstalasi dan beroperasi.
3

1.2 Perumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini antara lain:

1. Bagaimana keandalan Sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 di Stasiun


Lempuyangan setelah dioperasikan dan didinaskan?

2. Bagaimana keamanan sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 terhadap


gangguan perjalanan kereta api?

3. Bagaimana tingkat kesulitan petugas perjalanan kereta api menggunakan


Persinyalan elektrik SILSafe4000?

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam penyusunan penelitian ini, telah ditentukan batasan-batasan masalah
sebagai berikut:
1. Membahas mengenai Peralatan Persinyalan Elektrik SILSafe4000 yang
terdapat di Stasiun Lempuyangan.
2. Sensor Thales AzLM digunakan untuk pendeteksi sarana kereta api.
3. Peralatan outdoor Sinyal menggunakan LED.
4. Point Machine BSG9 digunakan kontrol motor guna menggerakkan lidah
wesel.
5. Sistem kontrol peralatan atau pusat pelayanan dikontrol dengan Perangkat
lunak atau software berupa MMI (Main Machine Interface) pada komputer.
6. Fiber optik digunakan untuk media transmisi komunikasi antar stasiun.
7. Pengambilan data observasi diambil dari bulan November 2021 sampai
Maret 2022
4

1.4 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah Analisis Peralatan Persinyalan Kereta Api
Dengan Persinyalan Elektrik Silsafe4000 Guna Aspek Keselamatan Perjalanan
Kereta Api Di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta antara lain:

1. Mengetahui keandalan sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 buatan


karya anak bangsa.

2. Melakukan analisa perangkat persinyalan elektrik SILSafe4000 dari sisi


keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api.

3. Mengetahui kemudahan serta kenyamanan penggunaan meja pelayanan


Persinyalan Elektrik SILSafe4000 oleh Petugas PPKA (pengatur perjalanan
kereta api).
1.5 Manfaat Penulisan Tugas Akhir
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjaga keandalan peralatan persinyalan elektrik SILSafe4000 di


Stasiun Lempuyangan

2. Untuk memudahkan petugas dalam pelayanan kereta api dengan Software


yang userfriendly.

3. Meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api yang aman dengan


pembaharuan Peralatan Persinyalan SILSafe4000.

4. Mencintai produk dalam negeri.

5. Dapat menjadi acuan literatur ilmu persinyalan kereta api.


5

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan memahami permasalahan yang akan dibahas maka
Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini secara ringkas membahas latar belakang, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan
serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI


Pada bab ini membahas teori-teori penunjang yang diperlukan
dalam pembuatan tugas akhir ini yang terdiri dari Persinyalan
Elektrik SILSafe4000.

BAB III METODE PENELITIAN


Pada bab ini diuraikan secara rinci desain penerapan dasar teori
untuk menghasilkan solusi. Dapat berupa alur penelitian, metode
penelitian dan permodelan sistem.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pada bab ini memuat paparan mengenai hasil analisis gangguan,
wawancara dengan petugas PPKA (pengatur perjalanan kereta api)
dan pembahasan mengenai hasil pengolahan data.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari pembahasan yang
telah disajikan pada bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Pada tugas akhir sebelumnya oleh [2], telah dilakukan studi kasus pada
hubungan blok Stasiun Surodadi-Pemalang dalam peningkatan keamanan
perjalanan kereta api dengan penggunaan sistem axle counter sebagai
pendeteksi sarana dengan memanfaatkan frekuensi sebagai masukan
penghitung gandar kereta api dan hubungan blok dengan media transmisi fiber
optik guna mengirimkan data pada peralatan Persinyalan VPI.

Khodijah dkk [3] telah melakukan penelitian mengenai Optimalisasi


pelaksanaan proyek pembangunan Persinyalan Elektrik guna meningkatkan
perkembangan ekonomi karena lalu lintas perkeretaapian baik kereta batu bara
maupun penumpang di lintas Kertapati - Tanjung Karang dan Kertapati -
Tanjung Enim dengan metode Crash Program. Tujuan penelitian ini juga
bertujuan agar mengurangi beban kerja dan mempermudah dalam pelayanan
kereta api oleh PPKA (Petugas Perjalanan Kereta Api) dan keselamatan serta
keamanan perjalanan kereta api terjamin.

Penelitian ini dilakukan [4] mengenai Persinyalan Kereta Api. Penelitian


yang dilakukan dengan menggunakan sistem kontrol berbasis PLC Omron
CP1E-E30SDR-A sebagai perangkat vital atau otak dari semua sistem
interlocking persinyalan. Persinyalan kereta api merupakan suatu bentuk,
warna atau cahaya untuk memberikan isyarat kepada masinis dengan arti
tertentu untuk mengatur perjalanan kereta api yang aman. Penelitian ini
membuat sistem untuk mengontrol aspek lampu sinyal di luar ruangan yang
dikontrol oleh meja pelayanan yang ada di dalam ruangan berupa push button
sebagai pengaktifan lampu dan kontrolnya dengan PLC Omron.
Berdasarkan penelitian [5], dengan judul “Sistem Interlocking Persinyalan
Berbasis PLC dengan Metode HSB (Hot Standy) pada Local Control Panel
(LCP)”. Penelitian tersebut membahas mengenai sistem locking atau

6
7

penguncilan untuk mengatur perjalanan kereta api dari kereta berangkat hingga
tiba stasiun tujuan dalam keadaan aman. Perangkat digunakan meliputi PLC
(Programmable Logic Control), outputan (sinyal, motor wesel, track circuit),
akuisisi data dan HMI (Human Machine Interface) berupa meja pelayanan LCP
(Local Control Panel). Dalam pengontrolan semua actuator dengan
menggunakan perangkat PLC yang dibuat dengan ladder diagram untuk logic
control.
Penelitian dari [6] dengan judul “Analisis Display Sinyal Kereta Api di
Stasiun Langen”. Penelitian ini mengenai menganalisa display persinyalan
Kereta Api dan semboyan 8 di Stasiun Langen meliputi dimensi, jarak visual,
sudut pandang, warna, jarak dan letak sinyal serta papan semboyan 8. Metode
yang digunakan analisis display, yaitu dengan membandingkan tebal dan tinggi
simbol angka batas kecepatan, kemudian menentukan jarak visual yang
optimal bagi masinis untuk melihat sinyal, berdasarkan jarak visual dan tinggi
sinyal, kemudian dihitung sudut visual yang terbentuk antara sinyal, mata
masinis dengan garis pandang normal standar apakah melebihi sudut batas
pembedaan warna atau tidak serta analisis warna sinyal.
Menurut [7] dengan judul “Peningkatan Kinerja Pola Operasi Persinyalan
Di Stasiun Sidoarjo Daop VIII Surabaya”. Penelitian ini mengenai analisa
perbandingan sistem persinyalan mekanik S&H dengan sistem persinyalan
elektrik. Hasil penelitian bahwa persinyalan elektrik dapat meningkatkan
kapasitas yang sebelumnya 404 kereta/ hari menjadi 489 kereta/hari.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya sistem persinyalan
elektrik unggul dari pada sistem persinyalan mekanik. Perbedaan penelitian ini
dengan lainnya membahas mengenai analisis sistem persinyalan elektrik
SILSafe4000 yang baru pertama kali digunakan di stasiun lempuyangan yang
mudah dioperasikan dengan jumlah kapasitas kereta api dengan jumlah yang
fluktuatif.
8

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Persinyalan Elektrik
Persinyalan kereta api merupakan salah satu perangkat yang penting dalam
pengoperasian kereta api seperti halnya rel, sarana dan prasarana lainnya. Sinyal
dikategorikan prasarana KA berupa fasilitas operasi yang menunjang
kelancaran, keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api [8]. Dimana jika
tidak terdapat persinyalan maka kereta api tidak bisa berjalan atau beroperasi
dengan lancar hingga stasiun tujuan. Peralatan persinyalan perkeretaapian
adalah fasilitas pengoperasian keret api yang berfungsi memberi petunjuk atau
isyarat yang berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang dipasang pada
tempat tertentu [9]. Persinyalan Elektrik adalah suatu peralatan untuk
memberikan isyarat berupa cahaya atau warna memiliki arti tertentu dan
biasanya berupa lampu bohlam atau lampu LED [10].

Gambar 2.1 Peraga Sinyal Elektrik


Sistem persinyalan menjadi salah satu faktor utama penentu pelayanan
prima. Sistem persinyalan adalah suatu perangkat yang berfungsi menjaga
keselamatan dan mengatur operasi kereta api yang efisien dan efektif. Ada
beberapa persyaratan umum keandalan sistem persinyalan sebagai pendukung
pengoperasian kereta api, antara lain:

1. Sistem persinyalan menganut asas keselamatan (fail-safe) yang berarti


jika terjadi kerusakan pada sistem persinyalan tidak boleh menimbulkan
bahaya bagi perjalanan kereta api;
9

2. Sistem persinyalan harus mempunyai keandalan tinggi dan memberikan


aspek/tanda yang tidak diragukan;

3. Mudah dalam perawatan;

4. Susunan penempatan sinyal-sinyal di sepanjang jalur rel sesuai urutan


baku agar masinis dapat memahami kondisi operasional bagian petak
yang akan dilalui; dan

5. Dilengkapi dengan sistem proteksi petir.


2.3 Peralatan Persinyalan SILSafe4000
Sistem interlocking SILSafe4000 merupakan sistem interlocking berbasis
prosesor dengan platform 1oo2D yang memiliki keandalan tinggi dan mudah
dalam maintenance serta troubleshooting [11]. Sistem Persinyalan elektrik
SILsafe4000 yang terdapat di stasiun lempuyangan menggunakan PLC
elektronik HIMax yang dikembangkan oleh perusahaan HIMA dari negara
Jerman.
2.3.1 PLC Vital HIMax

Gambar 2.2 PLC Vital HIMax [12]

Setiap multiple base dihubungkan menggunakan kabel ethernet.


Kontrolernya dapat dengan mudah beradaptasi terhadap penambahan modul
tanpa perlu mematikan sistem. Struktur modul dari HIMax dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
10

Gambar 2.3 Block Diagram HIMax [12]

Keterangan :

1. Mode switch

2. 1oo2 Processor System

3. Comparator

4. Watchdog

5. System Controller

6. Ethernet Switch

7. System Bus A dan System Bus B

Perangkat PLC Himax ini memiliki keamanan yang sangat tinggi dengan
mendapatkan lisensi dan sertifikasi SIL4 (Safety Integrity Level 4).
Pemasangan atau instalasi peralatan sistem persinyalan di Stasiun
Lempuyangan dirancang dengan prinsip fail-safe dengan tingkat kehandalan
yang tinggi sesuai standar dan ketentuan SIL4 atau setara.

Setiap multiple base dihubungkan menggunakan kabel ethernet.


Kontrolernya dapat dengan mudah beradaptasi terhadap penambahan module
pada base plates. Setelah dilakukan switch over menjadi sistem persinyalan
SILSafe4000 pada stasiun lempuyangan belum pernah mengalami gangguan
pada PLC Vital SILSafe4000.
11

Kelebihan-kelebihan PLC Vital HIMax antara lain:


a) Mempunyai sistem operasi dengan menggunakan 2 redundant, jika
system bus 1 mengalami kegagalan akan dibackup system bus 2.
b) Modul yang fleksibel, dapat menambahkan slot modul pada base plate
guna sewaktu-waktu penambahan interlocking.
c) Kabel UTP digunakan untuk komunikasi data. Sehingga data dapat
diproses secara realtime.
d) Sistem pemrograman menggunakan PC atau komputer dengan
menggunakan software SILWorX yang memiliki keamanan yang tinggi
dan userfriendly.
e) Bahasa pemrograman menggunakan Bahasa diagram blok yang
tergolong masih awam untuk digunakan.
f) Pengiriman data pada modul CPU dan HIMax berbasis IP Address yang
bebas.
g) Indikator-indikator yang digunakan mudah dipahami.
h) Kemudahan dalam penguploadan koding interlocking dengan
menggunakan kabel RJ-45
2.3.2 Remote Digital Input

Kontroler HIMatrix F1 adalah remote I/O dengan sistem compact dengan


16 digital input dan 4 pulsed outputs. Remote I/O dihubungkan dengan HIMax
atau HIMatrix melalui safe ethernet. Digunakan sebagai ekstensi input output
akan tetapi tidak dapat menjalankan program sendiri. Perangkat ini mendapat
sertifikat dari TUV untuk aplikasi safety SIL 4 (EN 50126, EN 50128 dan EN
50129).
12

Gambar 2.4 Himatrix F1 DI [12]

Gambar 2.5 Block Diagram Himatrix F1 DI [12]

Keterangan :

1. 16 safety related relay outputs

2. Safety related processors system (CPU)

3. Switch

4. Watchdog
2.3.3 Remote Digital Output

Gambar 2.6 Himatrix F2 DO [12]


13

Kontroler yang digunakan adalah HIMatrix F2 yang terdiri dari 16


relay output. Remote I/O dihubungkan dengan individual HIMax atau
HIMatrix melalui safe ethernet. Digunakan sebagai ekstensi output, tapi
tidak dapat menjalankan program sendiri. Perangkat ini sudah disertifikasi
oleh TUV untuk safety hingga SIL 4 [11].

Gambar 2.7 Diagram blok Himatrix F2 DO [12]

2.4 Antarmuka Pengguna (Meja Pelayanan)

Perangkat yang berfungsi sebagai penghubung antara operator (manusia)


dengan peralatan interlocking, perangkat ini dapat berupa LCP dan VDU. Pada
Stasiun Lempuyangan dengan sistem baru menggunakan meja pelayanan
berupa VDU (Visual Display Unit) dengan menggunakan komputer sebagai
ouput tampilannya.

Gambar 2.8 Visual Display Unit (sumber: Dokumentasi Pribadi)


14

Berdasarkan fungsinya panel pelayanan antara lain [9]:

a. untuk melayani dan mengendalikan seluruh bagian peralatan sinyal yang


berada di luar ruangan sesuai dengan tabel rute;

b. untuk mengatur dan mengamankan perjalanan kereta api; dan

c. untuk memberikan indikasi Status peralatan sinyal dan berangkat lainnya


yang terkait.

Persyaratan Penempatan: Panel pelayanan terletak di dalam ruang


pengatur atau pengendali perjalanan kereta api.

Persyaratan Pemasangan

a. untuk jenis local control panel (LCP) mozaik/ tile, kemiringannya

b. menyesuaikan aspek kenyamanan pelayanan; untuk jenis Workstation


(VDU) menyesuaikan aspek kenyamanan pelayanan;

c. bagian depan dan belakang panel pelayanan yang dapat dibuka,


disediakan ruang dengan jarak minimal 80 cm untuk memudahkan
perawatan;

d. harus dipenuhi sirkulasi udara dalam ruangan untuk pembuangan panas


yang timbul dari panel pelayanan;

e. dipasang sedemikian rupa sehingga arah kedatangan/keberangkatan


kereta api

f. pada panel pelayanan dan emplasemen harus sesuai panel pelayanan


dipasang dengan Struktur yang kokoh; dan

g. dihubungkan dengan sistem pentanahan pada peralatan interlocking.


15

2.5 Rak-rak Interlocking dan Peralatan Blok

Sistem Interlocking adalah suatu metode untuk mengamankan jalannya


proses serta pengamanan peralatan dari unit yang paling kecil sampai
keseluruhan sistem [12]. Sistem interlocking merupakan “otak” dari suatu
sistem persinyalan yang berfungsi mengendalikan dan mendeteksi peralatan
luar dengan berdasar pada prinsip/asas keselamatan (safety) atas kereta api.

Peralatan blok harus dapat menjamin keamanan perjalanan kereta api di


petak blök dengan cara, hanya mengizinkan satu kereta api boleh berjalan di
dalam petak blok sesuai dengan arah perjalanan kereta api [9]. Pada lintas yang
terdapat di stasiun Lempuyangan menggunakan sistem fixed block dengan
sistem blok tertutup. Fixed block yaitu sistem blok untuk mengontrol atau
mendeteksi keberadaan sarana dalam suatu petak blok dan satu petak blok
hanya boleh diisi oleh satu kereta [1]. sistem blok tertutup yaitu suatu
pengoperasian kereta api yang menganut prinsip, bahwa untuk memasukkan
kereta api ke dalam blok tersebut harus meminta izin terlebih dahulu dari
stasiun tujuan atau tergantung kondisi petak blok di depannya, karena
kedudukan normal aspek sinyal asal berindikasi "berhenti"[9].

Gambar 2.9 Diagram blok sistem interlocking SILSafe4000 [12]

Sistem persinyalan SILSafe4000 yang terdapat di Stasiun Lempuyangan


memiliki beberapa rak interlocking yang terdapat di dalam ruangan. Berikut
beberapa rak-rak interlocking SILsafe4000 di Stasiun Lempuyangan antara
lain:
16

2.5.1 Rak ACR (Axle Counter Rack)

Gambar 2.10 Diagram Blok Thales AzLM [14]

Peralatan dalam persinyalan elektrik SILsafe4000 memiliki jenis-jenis rack


antara lain rak ACR. Pada Stasiun Lempuyangan menggunakan axle counter
atau penghitung gandar merek Thales AzLM buatan Jermain oleh perusahaan
Thales Group. Peralatan-peralatan yang terdapat ada rak ACR antara lain
sebagai berikut:

1) ACE (axle counter Evaluator)

2) Modul relay

3) Himatrix F1 DI

4) Relai

5) Terminal-terminal power supply 24V/60V DC

Gambar 2.11 Rak ACR (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


17

2.5.2 Rak BCR (Block Control Rack)

Peralatan dalam yang terdapat di dalam rak BCR mempunyai fungsi


untuk memberikan indikasi dan informasi blok dari stasiun sebelahnya.
Perangkat-perangkat yang ada di rak BCR antara lain:

1) Himatrix F1 DI

2) Himatrix F2 DO

3) Modem

4) ACE (axle counter Evaluator)

5) Terminal-terminal

6) Relai

Gambar 2.12 Rak BCR ( Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.5.3 Rak CPR (Central Processor Rack)

Rak CPR merupakan rak yang sangat vital dalam sistem persinyalan
elektrik SILSafe4000 stasiun lempuyangan. Perangkat-perangkat yang terdapat
rak CPR dibagi menjadi dua yaitu perangkat non vital dan vital dalam
pengoperasiannya.

a) Perangkat vital: Himax Vital Systems, Relai VDR (Vital Drive Relai).

b) Non Vital: Modem WDM, Himatrix F30 CTC dan Himatrix F30
lokal.
18

Gambar 2.13 Rak CPR (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.5.4 Rak MPR (Multi Purposes Rack)


Rak MPR yang terdapat di Stasiun Lempuyangan berjumlah 6 buah.
Rak MPR memiliki perangkat-perangkat yang lebih banyak dari pada lainnya.
Rak ini mempunyai fungsi untuk input dan ouputan semua peralatan yang
terdapat di outdoor seperti halnya persinyalan dan motor wesel. Perangkat
didalamnya mayoritas relai-relai yang digunakan untuk kontrol. Berikut
perangkat-perangkat yang terdapat pada rak MPR antara lain:

1) Himatrix F3 DIO

2) Himatrix F1 DI

3) Himatrix F2 DO

4) Modul Relai dan Relai

5) Terminal-terminal
19

Gambar 2.14 Rak MPR (Sumber: Dokumen Pribadi)

2.5.5 Rak VDU dan Technician Terminal

SiLsafe4000 adalah sistem interlocking berbasis safety controller


dimana prosessor vital dan non-vital berkomunikasi dengan safe ethernet.
Sistem Persinyalan elektrik SiLsafe4000 terdiri dari signalling,
telecommunication and power system. Sub sistem signalling terdiri dari VDU,
data logger, interlocking rack dan ACK rack. Peranan rack ini merupakan
keunggulan dari sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 yang ada di stasiun
Lempuyangan. Karena rak ini mempunyai fungsi untuk memudahkan dalam
perawatan, troubleshooting gangguan dan menganalisis keseluruhan sistem.

Gambar 2.15 Peralatan VDU dan Technician Terminal [11]

Peralatan lainnya yang terdapat di Rak VDU dan TT juga terdapat Man
Main Interface (MMI) adalah aplikasi interface antara PC dan Manusia yang
berfungsi auto-save data dari Safety Controller HIMax dan menampilkan
hasil rekaman secara real time. Jika MMI tidak run, data dari Safety
Controller HIMax tidak tersimpan di PC Data Logger. Tampilan pada MMI
pada rak ini merupakan duplikat dari meja pelayanan akan tetapi tidak dapat
untuk melayani pembuatan rute atau melayani perjalanan kereta api.
20

Gambar 2.16 Tampilan MMI (Sumber: Dokumen Pribadi)

Menu, sub menu: Diagnostic

• Tampilan, sub menu: Nomor Track, Nomor Wesel, Nomor Sinyal

• Arsip

• Alarm

• Replay

• System, sub menu: Restart, Shutdown

Data logger berfungsi untuk mencatat/ merekam/ menyimpan data


semua proses yang terjadi di peralatan interlocking lengkap dengan waktu
kejadian [9].

➢ Persyaratan Penempatan

Data logger terletak di dalam ruang peralatan (equipment room).

➢ Persyaratan Pemasangan

Data logger dipasang pada kubikel di ruang yang sama atau


berdekatan dengan rak interlocking.

➢ Persyaratan Teknis

a. Persyaratan Operasi

1. dapat merekam semua aktivitas interlocking selama 14 hari


lengkap dengan waktu dan tanggal;
21

2. waktu dan tanggal yang direkam mengacu pada waktu dan tanggal
yang ditunjukkan oleh master clock;

3. kemampuan penyimpanan data minimal 14 hari yang akan terhapus


secara otomatis tergantikan dengan data yang baru;

4. dilengkapi dengan fasilitas pengambilan data;

5. dapat dilengkapi dengan fasilitas output untuk dibaca; dan

6. program data logger dilengkapi dengan password.

b. Persyaratan Material

1. dapat menggunakan komputer standar industri;

2. monitor yang digunakan minimal jenis LCD minimal 15 inch;

3. dilengkapi dengan printer minimal dot matrik atau sesuai dengan


desain; dan

4. fasilitas pengambilan data minimal CD writer atau USB port.


2.5.6 Rak Telekomunikasi
Rak ini mempunyai peranan yang vital dalam sistem persinyalan
elektrik SILSafe4000 ini. Peralatan di dalam rak ini berisi beberapa HDCS
(high density connectivity system) untuk tempat menyambungkan fiber optik
yang diinstalasi beberapa ODF (optical distribution frame) guna semua
komunikasi penunjang perjalanan kereta api dan ada juga beberapa perangkat
modem.
22

Gambar 2.17 Rak Telekomunikasi

Rak telekomunikasi memiliki komputer atau PC yang fungsinya untuk


voice logger. Semua komunikasi yang digunakan oleh petugas guna
perjalanan kereta api akan direkam dan tersimpan pada voice logger guna
sebagai sarana bukti dan juga keamanan jika terjadi sesuatu hal dapat
menganalisa dari data voice tersebut.

Gambar 2.18 Rak ODF

2.6 Sistem Catu Daya


Catu daya SILSafe4000 terdiri dari tiga yaitu catu daya utama, cadangan
dan transisi. Catu daya utama, darurat dan cadangan terletak di ruang peralatan
pada ruangan khusus yang terpisah-pisah dan berdekatan dengan ruang
interlocking[9]. Bagian sistem persinyalan yang berfungsi memberi energi
listrik yang diperlukan oleh sistem. Sistem catu daya untuk persinyalan elektrik
SILSafe4000 yang terdapat di Stasiun Lempuyangan terdiri dari:
23

2.6.1 Main Distribution Panel


Pada perangkat ini berfungsi mendistribusikan kebutuhan listrik semua
perangkat sistem persinyalan SILSafe4000. Perangkat MDP berupa rak berisi
panel-panel sistem, trafo step down, PLC Siemens Simatic S7-1200 dan
peralatan keamanan lainnya. Semua perangkat ini terintegrasi juga dengan
sistem MMI sehingga jika terdapat gangguan dapat terdeteksi.

Gambar 2.19 Rak MDP

2.6.2 Uninteruptible Power Supply (UPS)


Catu daya transisi adalah baterai yang dikendalikan UPS, digunakan saat
peralihan dari system terbackup oleh PLN ke genset. Suplai daya bebas
gangguan adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backup
sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai daya yang tidak
terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan sistem
penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan
sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware
[13].
24

Gambar 2.20 Uninterruptible Power Supply

Perangkat UPS yan terdapat di sistem persinyalan SILSafe4000 berjumlah


2 buah. Dimana jika UPS1 mengalami kegagalan, maka akan langsung
otomatis di backup oleh UPS2. Selain itu, UPS juga terintegrasi dengan sistem
monitoring di MMI guna memudahkan maintenance and operation.

Gambar 2.21 Diagram Blok UPS

2.6.3 Generator Set

Gambar 2.22 Catudaya Cadangan


Genset adalah akronim dari kata generator set yaitu suatu mesin atau
perangkat yang terdiri dari pembangkit listrik (generator) dengan mesin
penggerak yang disusun menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan suatu
25

tenaga listrik dengan besaran tertentu [14]. Sistem genset juga sudah
terintegrasi dengan sistem monitoring yang tertampil pada software MMI.
Settingan bahan bakar genset sistem SILSafe4000 akan memberikan indikasi
alarm dan peringatan pada tampilan MMI jika bahan bakar mendekati 30 Liter.

Gambar 2.23 Tangki Bahan Bakar Genset

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengoperasikan genset [15]:

• Pastikan solar tank terisi penuh.

• Pastikan oli sudah terisi cukup.

• Pastikan air pada radiator terisi penuh.

• Pastikan baterai sudah terpasang dengan benar.

• Pastikan di dalam genset/ di sekitar genset jangan ada barang mudah


terbakar.

• Pemasangan kabel baterai.

• Tekan tombol emergency stop dahulu.

• Lepaskan terminal baterai dahulu dari kabelnya.

• Pasang terminal (+) dan terminal (-) pada baterai secara kencang dengan
kunci pas 11.

• Pasang kabel positif (merah), kemudian baru yang negative (hitam).


26

• Putar tombol emergency searah jarum jam sampai tombol naik ke posisi
semula.
2.7 Perangkat Luar Persinyalan
Semua perangkat yang berfungsi untuk mengamankan perjalanan kereta api
secara langsung di lapangan. Seperti: penggerak motor wesel, peraga sinyal, dan
pendeteksi sarana. Perangkat luar ruang yang dimaksud bisa dikatakan outputan
dari sistem interlocking SILSafe4000. Berikut peralatan di luar ruang sistem
persinyalan SILSafe4000 di stasiun lempuyangan:
2.7.1 Desain layout pemasangan peralatan luar persinyalan

Gambar 2.24 Layout Emplasemen Stasiun Lempuyangan

Desain layout persinyalan elektrik Stasiun Lempuyangan yang


direncanakan menggunakan peralatan-peralatan dengan keandalan yang tinggi.
Dalam persinyalan elektrik SILSafe4000 yang terinstalasi di stasiun
Lempuyangan sudah mengikuti standarisasi yang ada pada Peraturan Menteri
No.44 Tahun 2018 Tentang Persyaratan Teknis Instalasi Peralatan Persinyalan
Perkeretaapian.
Dalam instalasi atau pemasangan peralatan luar persinyalan yang terdapat
di stasiun lempuyangan sudah sesuai dengan desain layout perencanaan. Dengan
perangkat terinstal di lapangan yaitu sinyal, pendeteksi sarana jenis axle counter,
marka, tanda, no jalur emplasemen stasiun dan ruang ppka. Semua perangkat
terpasang sesuai jarak dan sesuai titik km pada desain layout perencanaan.
27

2.7.2 Sinyal LED

LED merupakan suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya


monokromatik [16]. Lampu sinyal pada sistem persinyalan kereta api berfungsi
sebagai petunjuk bagi masinis dalam mengetahui jalur mana yang telah
terbentuk dan track mana yang dapat dilalui. Lampu sinyal terdiri dari lampu
sinyal masuk, sinyal jalan dan sinyal trek. Lampu sinyal masuk berfungsi sebagai
petunjuk diperbolehkan atau tidak kereta masuk ke stasiun. Lampu sinyal jalan
yaitu lampu yang mengindikasikan jalan mana yang dapat dilewati oleh kereta
[5].

Gambar 2.25 Lampu Sinyal LED [19]

Berikut persyaratan teknis untuk sinyal LED atau cahaya guna penunjang
keandalan dalam pengoperasian kereta api antara lain:
1) Sinyal cahaya yang digunakan harus berupa aspek cahaya warna
dengan LED (Light Emmiting Diode) tipe industrial.
2) Ukuran/dimensi fisik lampu sinyal secara prinsip harus mengikuti
ketentuan yang ditunjukan pada gambar spesifikasi sinyal.
3) Sinyal harus dapat disuplai dengan tegangan nominal 110/220V AC
dari sistem interlocking.
4) Efek warna harus ditimbulkan oleh warna yang dihasilkan oleh LED,
tidak menggunakan lensa warna.e. LED yang digunakan harus bertipe
clear lens.
5) LED yang dipergunakan harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
• Keandalan tinggi.
• Lensa pelindung LED, tanpa efek pantul.
• Konsumsi daya listrik yang rendah.
28

• Umur pakai panjang.


• Biaya perawatan rendah
• LED dirangkai dalam bentuk multi segmen.
6) Dilengkapi dengan LED proving untuk sinyal utama kecuali sinyal
langsir dan emergency.
7) Lampu sinyal LED padam hingga 30% akan memberikan indikasi ke
interlocking, sehingga lampu dipanel pelayanan akan berkedip.
8) Sinyal LED harus dilengkapi pelindung terhadap vandalisme.
9) Sinyal emergency menggunakan teknologi LED yang dapat
memperagakan simbol segitiga putih terang.
10) Indicator variable angka 3 atau 4 menggunakan teknologi LED yang
sedemikian rupa dapat menampilkan angka 3 atau 4 secara jelas.
11) Sinyal arah menggunakan teknologi LED yang disusun sehingga dapat
menampilkan arah ke kanan atau ke kiri.
12) Sinyal masuk tipe LED harus dapat diatur jarak tampaknya dan sedapat
mungkin dilengkapi dengan teropong pengarah.
13) Sinyal masuk dengan indeks proteksi (IP) minimum 54.

Gambar 2.26 Segmentasi LED Sinyal [19]

2.7.3 Penggerak Wesel Elektrik (Point Machine)

Penggerak wesel elektrik adalah motoris yang berfungsi untuk


menggerakkan lidah wesel yang mana merupakan bagian yang dapat digerakkan,
yang menentukan ke arah mana kereta api bergerak, [3].
29

Gambar 2.27 Point Machine BSG-9 [20]

Point machine tipe BSG-9 adalah motor listrik tipe AC buatan Siemens yang
didesain khusus untuk menggerakkan lidah wesel. Pada point machine
dilengkapi dengan kontak untuk deteksi posisi wesel apakah lurus (normal) atau
belok (reverse). BSG-9 memiliki penguncian internal, solusi canggih dan teruji
dari Siemens Transportation Systems untuk semua model dan alat pengukur
dapat digunakan untuk semua jenis interlocking.

Fungsi point machine tipe BSG-9:

a) Penggerak lidah wesel

b) Mempertahankan lidah wesel pada kedudukan akhir

c) Mengunci lidah wesel pada kedudukan akhir

d) Menjamin kedudukan wesel secara elektrik


2.7.4 Pendeteksi Sarana Kereta
Pendeteksi sarana yang digunakan di stasiun lempuyangan berupa axle
counter atau penghitung gandar. Axle counter digunakan sebagai pendeteksi
track section di emplasemen dan/atau dipetak blok sebagaimana yang
dipersyaratkan pada gambar konfigurasi axle counter. Pada peralatan diluar
ruangan axle counter diinstalasi pada prasarana rel dan aman dari kerusakan.
axle counter digunakan pada sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 Stasiun
Lempuyangan menggunakan Thales AzLM buatan Jerman mempunyai
keandalan tinggi.
30

Sistem Az LM Axle Counter Thales terdiri dari perangkat outdoor dan


perangkat indoor. Perangkat outdoor terdiri dari Rail Contact dan Electronic
Junction Box. Sedangkan perangkat indoor terdiri dari subrack evaluator (yang
di dalamnya terpasang modul SCC, Serial I/O, Paralel I/O, DC/DC Converter),
Power Supply PDCU (Power Data Coupling Unit) beserta PDCU.

Gambar 2.28 Struktur Axle Counter AzLM [14]

Kelebihan penghitung gandar jenis axle counter antara lain:

• Konsumsi energi yang rendah

• Panjang track section tidak terbatas

• Hanya dibutuhkan pengeboran rel untuk instalasi

• Dapat mendeteksi arah gerak

• Tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan

• Perawatan yang mudah

• Dilengkapi dengan digital diagnosis

• Hanya dapat mendeteksi ukuran roda tertentu saja


31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Yogyakarta, tepatnya di Stasiun
Besar Lempuyangan. Penelitian ini direncanakan dibagi dalam empat tahap
pelaksanaan pekerjaan, dimulai dari: identifikasi masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, dan keluaran (output). Penyusunan tahapan penelitian
disesuaikan dengan kemampuan peneliti, dimana maksud dari tiap tahapan
adalah sebagai berikut:
3.2 Identifikasi permasalahan
Pada tahapan proses pengidentifikasian masalah ini akan mendapatkan
berbagai masalah yang terdapat pada wilayah studi. Setelah didapatkan
beberapa masalah yang ada, kemudian diambil beberapa permasalahan untuk
dirumuskan.
3.3 Metode Pengambilan Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan yang
disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
a. Hasil pengamatan di lapangan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni
pengamatan langsung ke objek yang diteliti guna mendapatkan data yang
relevan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dimana peneliti
dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti
kemudian dapat membuat instrumen untuk mengukurnya.
Pengamatan di lapangan ini mendapatkan data-data pengukuran
peralatan-peralatan persinyalan di stasiun Lempuyangan. Untuk
memperoleh data ini peneliti melakukan pengukuran dibantu dengan
beberapa alat ukur dan data. Kemudian data yang berupa angka tersebut
dikomparasikan terhadap nilai standar peralatan. Nilai standar meliputi;
tegangan penggerak 110 AC ±10%, nilai arus <10A, tegangan deteksi
(balikan) 24V DC ±10%, R ≤ 50 Ω hambatan kabel, nilai pentanahan ≤ 5
32

Ω, tegangan sinyal 110V AC ±10% dan insulasi kabel aman.


b. Kapasitas lintas
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan
menganalisis data dengan metode analitis. Metode ini merupakan suatu
cara untuk memproyeksikan kondisi aktual menjadi kondisi ideal dan
optimal. Metode analitis dilakukan dengan menggunakan rumus
perhitungan kapasitas lintas . Terdapat 4 (empat) kategori kapasitas lintas
yaitu:
1) Kapasitas teoritis (theoretical capacity) adalah jumlah kereta yang
dapat berjalan di jalur kereta api selama interval waktu tertentu,
dengan jadwal yang ketat dan dengan kecepatan konstan serta
headway minimum yang ideal. Kapasitas teoritis belum
memperhitungkan waktu silang susul kereta api di stasiun dan
perawatan jalur kereta api.
2) Kapasitas Praktis (practical capacity) adalah kapasitas perencanaan
yang sudah memperhitungkan kehilangan waktu akibat silang-susul
dan perawatan jalur kereta api.
3) Kapasitas Terpakai (used capacity) adalah jumlah perjalanan kereta
api sesuai dengan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
4) Kapasitas Tersisa (available capacity) adalah kapasitas yang masih
tersedia dalam suatu lintas atau petak jalan rel yang merupakan hasil
dari pengurangan kapasitas praktis dengan kapasitas terpakai.
(∑KA Penumpang x V)+ (∑KA barang x V)
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = (2.1)
∑KA Penumpang+∑KA barang
Keterangan:
Vrata-rata: Kecepatan rata-rata kereta api (km/jam)
∑ KA Pnp: Jumlah kereta penumpang (kereta)
∑ KA Brg: Jumlah kereta barang (kereta)
33

60 x S+180
𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 (𝐻) = + 1,5 (2.2)
V

Keterangan:
H : Headway (menit)
S A-B : Jarak antar stasiun yang terjauh pada lintas daop 6 yk (km)
Vrata-rata : Kecepatan rata-rata kereta (km/jam)
1440
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 (𝐾) = + 0,6 (2.3)
H

Untuk mendapatkan kehandalan sistem persinyalan elektrik dapat


didapatkan jika jumlah kereta (∑KA) > Kapasitas Lintas (K) yang dilayani
dengan persinyalan elektrik tersebut.
c. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan peneliti dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan
Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Lempuyangan untuk
mendapatkan informasi mengenai tingkat kemudahan penggunaan software
pada Visual Display Unit (VDU).
d. Kuesioner atau angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang
disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada petugas
atau peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada pengatur
perjalanan kereta api Stasiun Lempuyangan.
Kuesioner yang dipakai di sini adalah model tertutup karena jawaban
telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
34

Sebelum membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu dibuat kisi-kisi


instrumen dengan menjabarkan variabel menjadi sub variabel yang akan
diukur, hal ini digunakan sebagai patokan untuk Menyusun instrumen yang
berupa pertanyaan atau pernyataan instrumen yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif dengan
5 (lima) alternatif jawaban, dengan jawaban masing-masing berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Dengan menggunakan skala likert masing-masing instrumen jawaban
memiliki nilai (SS : 5), (S: 4), (N: 3), (TS: 2), dan (STS : 1)
3.4 Metode Pengambilan Data Sekunder
Penulis mengumpulkan data yang didapat dari instansi-instansi terkait yang
sesuai dengan kebutuhan analisis. Adapun data sekunder yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
a. Data jumlah sarana kereta api yang melintasi Stasiun Lempuyangan. Pada
penelitian ini didapatkan data kuantitatif berupa jumlah kereta api yang
melintasi stasiun lempuyangan pada 1 November 2021 hingga 30 maret
2022.
b. Data gangguan terekam data logger persinyalan SILSafe4000. Data ini
berupa kuantitatif yaitu jumlah semua gangguan-gangguan yang terekam
pada sistem data logger. Data kualitatif yaitu kemampuan sistem dapat
merekam kejadian abnormal secara realtime.
35

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat penelitian
Tempat penelitian dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan di Proyek
Peningkatan Persinyalan Stasiun Yogyakarta-Lempuyangan oleh
perusahaan tempat saya bekerja sekarang PT Len Railway Systems.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, dilakukan pada saat
bekerja dari 27 Febuari 2021 sampai 31 Maret 2022 di Proyek peningkatan
Persinyalan Stasiun Yogyakarta-Lempuyangan.
36

3.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Kajian Pustaka

Pengumpulan Data

Analisa

1. Merujuk dari Standarisasi peralatan


2. perhitungan kapasitas lintas

TIDAK
Perbaikan Sesuai Standar?

YA

Sistem Handal

Kesimpulan

Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kehandalan Persinyalan Elektrik SILSafe4000


Dalam menganalisis keandalan persinyalan SILSafe400 di stasiun
lempuyangan dilakukan beberapa parameter meliputi: hasil pengukuran standar
tegangan sinyal LED, resistansi kabel, pengujian insulasi kabel dan hasil
pengukuran grounding. Dengan nilai standar tegangan sinyal LED sebesar 110V
AC ±10% atau range antara 99v-121v AC. Dalam pengukuran resistansi kabel
sinyal LED paling jauh nilainya harus di bawah ≤ 50 Ω dan nilai pentanahan
nilainya harus ≤ 5 Ω.
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Sinyal LED Stasiun Lempuyangan

Main 2 Variable
Main 3 Aspect Main 2 Aspect Main 2 Aspect Shunt 1 Shunt 2 Aspect Contraflo
No Sinyal Aspect Speed Darurat Hambatan Insulasi Ground
Aspect w
Indicator
Green Yellow Red Green Red Green Yellow Yellow Red Red White
1 MJ24 123 122,6 35,4 ∞ 2,62
2 MJ14 - - -
3 J10 123 124 122 122 120 80,3 ∞ 2,04
4 J20 124 122 123 120 19,5 ∞ 2,82
5 J24 123 122 122 122 120 13,1 ∞ 1,77
6 J14 120,8 4,6 ∞ 0,86
7 JL12A 114 112,7 114 120,9 113,5 120,8 10,9 ∞ 1,21
8 JL12B 113 112 120 120 3,4 ∞ 0,42
9 JL22A 114,3 113 113 120 113 121 12,9 ∞ 1,68
10 JL22B 114,5 113 121,5 121,3 2,7 ∞ 1,27
11 JL32A 114,2 113 113 121 121,1 45 ∞ 1,52
12 JL32B 114,2 113 121 121,1 2,7 ∞ 0,87
*bisa dilihat secara lengkap pada lampiran 1
Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil pengukuran tegangan dari sinyal LED
tiap-tiap aspek dari warna merah, kuning, hijau dan putih. Dapat disimpulkan
pada nilai insulasi kabel sinyal baik, nilai pentanahan peralatan rata-rata di
bawah 5 Ω, resistansi kabel sinyal dan tegangan sinyal rata-rata sesuai standar.
Akan tetapi, nilai hambatan sinyal J10 cukup besar kemungkinan dikarenakan
dari panjang kabel dan adanya joint kabel. Kemudian sinyal MJ24, J10, J20, dan
J24 perlu dilakukan perbaikan dengan setting tegangan kiriman agar sesuai yang
range diperbolehkan.

37
38

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Point Machine

Point Machine
Nama Tegangan Tegangan
Nama
No Wesel Deteksi (VDC) Power (VAC) Arus
Stasiun
Baru Out (Ampere)
In ER Lurus Belok
ER
1 Lempuyangan W21A 24,9 30 113 114 6,5
2 Lempuyangan W11A 24,9 30 108 108 7,1
3 Lempuyangan W11B 25,75 30 102 102 6,3
4 Lempuyangan W21B 25,75 30 98 98 6,6
5 Lempuyangan W43C 20,93 23 102 102 6,5
6 Lempuyangan W23A 20,93 23 102 102 4,1
7 Lempuyangan W13B 27,9 30 113,6 113,6 3,5
8 Lempuyangan W23B 27,9 30 105,4 105,4 4,8
9 Lempuyangan W23C 27,2 30 112 112 5,7
10 Lempuyangan W13C 27,2 30 102 102 4,1
11 Lempuyangan W21C 26,35 30 102 102 6,1
12 Lempuyangan W41 26,37 30 101 102 5,6
13 Lempuyangan W11C 26,4 30 110 110 6,2
14 Lempuyangan W31 26,4 30 108 109 6,4
15 Lempuyangan W43A 22,3 23 134 134 5,3
16 Lempuyangan W43B 21,8 23 129 129 6,6
17 Lempuyangan W43D 21,6 23 117 117 4,4
18 Lempuyangan W33 21,8 23 117 117 3,7
19 Lempuyangan W13A 21,5 23 118 118 4,8
Pada Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengukuran tegangan pada point
machine pada sisi tegangan penggerak (motor) dan tegangan deteksi. Terkait
dengan keandalan point machine dengan memperhatikan standar tegangan motor
BSG9 110V AC ±10%, tegangan deteksi (balikan) 24V DC ±10% atau range
(21,6-26,4V DC) dan nilai arus <10A.
Berdasarkan dari data pengukuran motor wesel diatas. Bahwa tegangan
balikan atau in ER motor-motor wesel 78,94% sudah sesuai standar. Untuk
tegangan penggerak motor wesel dari 19 motor sudah sesuai standar sebesar 17
motor atau 89,47%. Sehingga perlu dilakukan setting tegangan deteksi pada
W13B, W23B, W23C, W13C dan untuk tegangan penggerak W43A dan W43B.
39

Pada tabel 4.3 di bawah ini merupakan hasil rekaman gangguan persinyalan
elektrik SILSafe4000 di Stasiun Lempuyangan setelah dilakukan switch over
sistem dan dilakukan percobaan dinas periode November 2021 hingga Maret
2022. Salah satu keandalan dari sistem persinyalan elektrik dapat merekam
kejadian dan gangguan secara realtime. Sehingga berdasarkan data dibawah ini
sistem persinyalan elektrik mampu merekam kejadian gangguan secara realtime
dan handal.
Tabel 4. 3 Gangguan yang terekam Data Logger

No Tanggal Jam Keterangan


1 03/11/2021 10:35:29 Gangguan Komunikasi Data Logger dan Sistem Vital
2 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal J10
3 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal J20
4 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal J24
5 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL12A
6 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL12B
7 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL22A
8 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL22B
9 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL32A
10 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL32B
11 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL42B
12 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL52A
13 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL52B
14 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal JL62A
15 03/11/2021 16:22:00 Gangguan EKR Sinyal MJ24
16 14/11/2021 16:27:20 Komunikasi sistem NonVital dengan VDU1 Gangguan
17 21/11/2021 14:42:15 Baterai UPS mendekati habis
18 21/11/2021 14:42:31 Inverter UPS Mengalami Gangguan
19 21/11/2021 14:42:41 Bahan bakar Genset mendekati Habis
20 21/11/2021 14:42:51 Genset gagal beroperasi
21 21/11/2021 14:45:55 Gangguan EKR Sinyal JL62B
22 21/11/2021 14:46:42 Kontak Relay VDR putus (Gangguan)
23 21/11/2021 14:47:13 Gangguan Komunikasi Sistem Vital dengan VDU1
24 09/12/2021 23:49:56 Wesel 13A Gangguan Deteksi
Komunikasi Sistem Non Vital dengan VDU1
25
14/12/2021 11:50:51 Gangguan
26 18/12/2021 09:53:10 Wesel 31 Gangguan Deteksi
27 18/12/2021 09:53:19 Wesel 11A/21A Gangguan Deteksi
… … … …
*Bisa dilihat secara lengkap pada lampiran 2
40

4.2 Aspek Keselamatan pada Persinyalan Elektrik SILSafe4000


4.2.1 Aspek Operasi Perjalanan Kereta Api
Berdasarkan dari aspek operasi perjalanan kereta api dengan
menggunakan sistem persinyalan SILSafe4000 pada Stasiun Lempuyangan
dapat diperoleh data-data guna penunjang keandalan sistem. Dengan
menggunakan analisa kapasitas lintas bertujuan bahwa sistem mampu
melayani seluruh perjalanan kereta api di stasiun lempuyangan. Berikut
perhitungan kapasitas lintas yang diperoleh:
Diketahui data-data kebutuhan kapasitas lintas stasiun lempuyangan.
a) Kereta-kereta yang melalui Stasiun Lempuyangan
- Kereta jarak jauh berjumlah 72 kereta.
- Kereta aglomerasi berjumlah 4 kereta.
- Kereta parcel berjumlah 16 kereta.
- Kereta lokal dan komuter berjumlah 24 kereta.
- Dinas lokomotif langsir berjumlah 18 kereta.
b) Kecepatan operasi kereta
- Kereta jarak jauh maksimal 120 km/jam
- Kereta komuter atau lokal maksimal 90 km/jam
- Kereta barang maksimal 60 km/jam
- Dinas lokomotif langsir maksimal 30 km/jam
Jumlah kereta beroperasi dalam 1 harinya berjumlah 134 kereta.
c) Berdasarkan puncak kecepatan grafis sarana dapat dihitung sebagai
berikut:
- Kereta jarak jauh: 85% x 120 km/jam = 102 km/jam
- Kereta komuter dan lokal: 85% x 90 km/jam= 76,5 km/jam
- Kereta barang: 85% x 60 km/jam = 51 km/jam
- Dinas lokomotif langsir: 85% x 30 km/jam = 25,5 km/jam
Perhitungan puncak kecepatan rata-rata:
41

𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
(∑KA jj xV jj) + (∑KA lokal x V lokal) + (∑KA barang x V barang) + (∑langsir x V langsir)
=
∑KA jj + ∑KA lokal + ∑KA barang + ∑langsir
(76 x102) + (24 x 76,5l) + (16x51) + (18x25,5)
=
134
(7752) + (1.836,24l) + (816) + (459)
=
134
10.861,24
= = 81,05𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
134
d) Menentukan headway pada stasiun lempuyangan. Dengan petak jalan
terjauh pada daerah operasi 6 Yogyakarta pada stasiun Wojo-Kutowarjo
sebesar 13,9 km.
60 x 13,9 + 180
𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 (𝐻) = + 1,5
81,05
60 x 13.9 + 180
= + 1,5
81,05
1014
= + 1,5 = 12,51 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
81,05
1440
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 (𝐾) = + 0,6 = 116 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡𝑎
12,51
Berdasarkan perhitungan di atas dengan menggunakan data
GAPEKA 2021/2022. Sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 stasiun
lempuyangan mampu melayani perjalanan kereta api seharinya 134
kereta. Kemudian pelayanan baik keberangkatan maupun pemberhentian
memiliki rata-rata headway 12,51 menit dan memaksimalkan kapasitas
lintas sebesar 116 kereta. Sehingga dapat disimpulkan ∑KA > K bahwa
seluruh jumlah kereta api lebih besar daripada kapasitas lintas yang
dilayani dengan sistem persinyalan elektrik dengan aman dan zero
accident.
42

4.3 Analisis Pengoperasian Software HMI


4.3.1 Pengguna dan Hak Akses

Gambar 4.1 Wawancara dengan PPKA stasiun lempuyangan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Agus selaku


Petugas Perjalanan Kereta Api Stasiun Lempuyangan Yogyakarta, pada
tanggal 9 Maret 2022 di ruangan ruang kendali stasiun lempuyangan dan
Yogyakarta. Wawancara ini dilakukan guna mengetahui kemudahan
penggunaan atau pengoperasian sistem persinyalan elektrik yang telah
diperbaharui di stasiun lempuyangan. Dalam pengoperasian terdapat 2 jenis
pengguna antara lain:
a. Pengguna sebagai administrator merupakan pengguna yang memiliki hak
akses sepenuhnya terhadap sistem.
b. Pengguna sebagai user biasa merupakan pengguna hanya dapat melihat
atau memonitor, tidak dapat mengontrol perangkat luar persinyalan dan
tidak dapat melihat menu-menu pada software persinyalan elektrik
SILSafe4000.
43

4.3.2 Kemampuan Proses Sistem

Gambar 4. 2 HMI software Stasiun Lempuyangan

Berdasarkan observasi dan wawancara dilakukan bersama petugas


perjalanan kereta api stasiun lempuyangan-yogyakarta. Software persinyalan
elektrik SILSafe4000 memiliki kemampuan proses sistem sebagai berikut:
a) Dapat membuat rute perjalanan kereta api. Baik secara manual dan
otomatis dengan cara mengeklik tombol asal dan tombol tujuan.
b) Dapat mengoperasikan atau menggerakkan motor wesel guna membuat
rute perjalanan kereta api dan perawatan dengan cara mengklik tombol
operasi wesel elektrik.
c) Menampilkan indikasi peralatan-peralatan luar persinyalan elektrik.
Seperti indikasi warna sinyal, arah posisi wesel (normal atau reverse),
pendeteksi sarana dan lain sebagainya.
d) Menampilkan indikasi-indikasi terkait status kontrol, jenis-jenis
gangguan, tombol pengoperasian sinyal, rute dan wesel elektrik.
e) Menampilkan rekaman data logger, arsip, alarm, replay kejadian HMI
dan diagnostic logger.
Disimpulkan berdasarkan kuesioner yang dapat dilihat pada lampiran 3
telah diisi oleh petugas pengatur perjalanan kereta api stasiun lempuyangan.
Bahwa tingkat kesulitan dalam menggunakan pengoperasian HMI rendah dan
hasil kuesioner tingkat kemudahan mendapatkan nila
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dengan judul Analisis
Kehandalan Peralatan Persinyalan Elektrik Kereta Api Silsafe4000 Di Stasiun
Lempuyangan Yogyakarta. Didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan parameter-parameter berupa tegangan sinyal, resistansi
kabel, nilai pentanahan sinyal, tegangan deteksi, tegangan penggerak
motor dan arus motor sudah sesuai standar peralatan dan sistem handal.
Akan tetapi peralatan MJ24, J10, J20, J24, W13B, W23B, W23C, W13C,
W43A dan W43B perlu dilakukan setting tegangan kiriman agar sesuai
yang range diperbolehkan.
2. Berdasarkan perhitungan kapasitas lintas dengan data GAPEKA
2021/2022 terdapat 134 kereta/hari, dengan kecepatan rata-rata sebesar
81,05 km/jam, dengan headway 12,51 menit dan ∑KA > K bahwa seluruh
jumlah kereta api lebih besar daripada kapasitas lintas yang dilayani
dengan sistem persinyalan elektrik dengan aman dan zero accident.
3. Berdasarkan wawancara bersama narasumber PPKA stasiun lempuyangan
dan hasil kuesioner pengoperasian HMI pada VDU Stasiun Lempuyangan
mendapatkan nilai 4,7/5 yaitu bahwa tingkat kesulitan rendah atau mudah
dioperasikan.

44
45

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang ingin penulis
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya dilakukan perbaikan dan perawatan peralatan persinyalan
elektrik secara berkala sesuai standar yang telah ditetapkan agar menjaga
keandalan peralatan.
2. Pada ruangan PPKA atau ruang kendali diberikan sistem keamanan
ruangan yang hanya bisa diakses oleh petugas.
3. Hubungan komunikasi antar perangkat non vital lebih baik menggunakan
konverter optik ke UTP.
DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Dwiatmoko, Keselamatan Fasilitas Operasi Kereta Api. Jakarta: Kencana


Prenada Media Grup, 2017.
[2] D. S. O. Arief Darmawan, Bagoes Eko Y, Sunaryo, “Peningkatan Keamanan
Perjalanan Kereta Api Dengan Penggunaan Sistem Axle Counter Dan Media
Transmisi Fiber Optic Untuk Hubungan Blok Di Persinyalan Vpi (Studi
Kasus Hubungan Blok Stasiun Surodadi – Pemalang),” J. Perkertaapian
Indones., vol. 1, no. 9, pp. 15–28, 2017.
[3] N. Khodijah, S. Yahdin, and N. Dewi, “Optimalisasi Pelaksanaan Proyek
Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan
Metode Crash Program,” J. Penelit. Sains, vol. 16, no. 2, p. 168309, 2013.
[4] E. Sayuri, “Perancangan Sistem Persinyalan Elektrik Di Stasiun Berbasis
PLC Omron CP1E-E30SDR-A,” vol. 1, no. 1210622001, 2017, [Online].
Available:
http://repository.unmuhjember.ac.id/415/%0Ahttp://repository.unmuhjemb
er.ac.id/415/1/Jurnal.pdf.
[5] D. Septyan, “Sistem Interlocking Persinyalan Berbasis PLC dengan Metode
HSB (hot standby) Local Control Panel (LCP),” 2017.
[6] A. H. Pambudy, Y. H. Yadi, and W. Susihono, “Analisis Display Sinyal
Kereta Api Di Stasiun Langen,” Unitirta, vol. 1, no. 1, pp. 13–17, 2013.
[7] D. adyaksa Ferichi, “Peningkatan Kinerja Pola Operasi Pesinyalan Di
Stasiun Sidoarjo Daop Viii Surabaya Kertas Kerja Wajib Diajukan Dalam
Rangka Penyelesaian Studi Program Diploma III,” 2019.
[8] P. D. Parikesit, Jalan Rel. Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2021.
[9] Kementrian Perhubungan, PM No 44 Tahun 2018 Tentang Persyaratan
Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian. 2018.
[10] L. Nawangwulan, S. D. Ramdan, T. Sipil, and T. Elektro, “Persinyalan,” vol.
1, no. 2, pp. 1–8, 2021.
[11] PT Len, “Sistem Interlocking SIL - 02 NextG Manual Maintenance,” 2018.
[12] PT Len, “Sistem Interlocking SIL - 02 NextG Manual User,” 2018.
[13] PT PLN UIP Sulawesi Bagian Selatan, “Menembus Batas Hadirkan Terang,”
Makassar, 2021.
[14] Jaelani, “Manual Thales Axle Counter.” Bandung, 2019.
[15] N. Rasmussen, “Suplai Daya Bebas Gangguan,” Wikipedia. 2020, [Online].
Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Suplai_daya_bebas_gangguan.
[16] A. Gunawan, “Genset, Mesin Penghasil Listrik yang Punya Banyak
Manfaat,” 2020. https://www.abcpowergenset.com/genset-adalah-
penghasil-listrik-yang-punya-banyak-manfaat/.

46
47

[17] Yanmar Corp, “YTG10S YTG15T California Proposition 65 Warning


California Proposition 65 Warning,” 2008.
[18] PT Len, “Manual Maintenance atau Troubleshooting LED Signal V3.”
Bandung, 2019.
[19] A. M. Sidiq, “Manual Maintenance atau Troubleshooting LED Signal V3.”
Bandung, 2019.
[20] M. D. Akbar, “Analisa Sistem Kerja Point Machine Bsg-9 Pada Proses
Pemindahan Jalur Kereta Api Di Stasiun Semarang Tawang Daop 4
Semarang Pt . Kereta Api Indonesia ( Persero )” Machine BSG-9 ),” 2020.

Anda mungkin juga menyukai