TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
NIM: 30602000073
Arranged by :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ka. Program Studi Teknik Elektro
070922
Jenny Putri Hapsari, ST. MT.
NIDN. 0607018501
iii
Dr. Hj. Sri Arttini Dwi P., M.Si. Ir. Budi Pramono, MM., MT.
NIDN. 0620026501 NIDN. 0623126501
Mengetahui,
Ketua Penguji
Dengan ini menyatakan Karya Ilmiah berupa Tugas Akhir dengan judul
“ANALISIS KEHANDALAN PERALATAN PERSINYALAN ELEKTRIK
KERETA API SILSAFE4000 DI STASIUN LEMPUYANGAN
YOGYAKARTA”.
Menyetujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta / Plagiarisme dalam Karya Ilmiah ini, maka
segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa
melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.
HALAMAN MOTTO
Motto :
(QS Al Insyirah : 8)
(Qs. Al-Ankabut: 6)
(Qs. Al Muzzamil: 8)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Persembahan :
Pertama,
Tugas Akhir ini akan saya Persembahkan kepada kedua Orang Tua yang saya
cintai yang sudah membesarkan saya dan menjadi motivasi hidup saya dalam
menyelesaikan studi Sarjana di Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Kedua,
Ketiga,
Untuk seluruh Dosen Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung yang selalu
memberikan ilmu yang bermanfaat dan motivasi dalam menyelesaikan studi
dibangku kuliah.
Keempat,
Untuk seluruh Rekan-rekan Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung yang
selalu memberikan dukungan, semangat serta masukan dalam menyelesaikan
tugas akhir ini untuk mendapatkan gelar sarjana
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah S.W.T. berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga dalam kesempatan ini penulis dapat menyusun, menulis dan
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ”ANALISIS KEHANDALAN
PERALATAN PERSINYALAN ELEKTRIK KERETA API SILSAFE4000 DI
STASIUN LEMPUYANGAN YOGYAKARTA”. Tugas Akhir ini diajukan untuk
memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata 1 (S1)
Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Kedua Orang tua, keluarga dan sahabat yang selalu mendukung dalam
kegiatan pendidikan ini.
2. Ibu Dr. Ir. Novi Mariyana, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri Unissula.
3. Ibu Jenny Putri Hapsari, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro dan juga selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan
arahan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
4. Bapak Agus Suprajitno, ST., MT selaku dosen pembimbing II yang
selalu memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir ini.
5. Teman-teman di PT. Len Railway Systems proyek stasiun besar
Yogyakarta-Lempuyangan yang selalu memberikan doa dan semangat.
6. Teman-teman seperjuangan FTI Unissula dan pihak-pihak yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kerja sama dan segala
dukungannya.
ix
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik untuk lebih
sempurna. Selain itu dapat menjadi acuan untuk menulis penelitian selanjutnya.
Semarang, 31 Agustus 2022
Penulis
x
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Persinyalan kereta api merupakan suatu bentuk, warna atau cahaya untuk memberikan
isyarat kepada masinis dengan arti tertentu untuk mengatur perjalanan kereta api yang aman.
Pembaharuan sistem persinyalan pada stasiun-stasiun pada lintas jawa dan Sumatra. Salah satunya
pembaharuan persinyalan elektrik pada stasiun lempuyangan yang sebelumnya pertama dibangun
pada tahun 1986. Faktor utama diperbaharui yaitu suku cadang peralatan yang sulit dan sering
mengalami gangguan sehingga memengaruhi keandalan sistem. Persinyalan elektrik ini
menggunakan SILSafe4000 yang dikembangkan oleh anak bangsa dari PT LEN. peningkatan
kapasitas perjalanan kereta api beberapa tahun ke depan (KRL Kutoarjo-Yogyakarta-Palur),
reaktivasi jalur menuju Magelang, suku cadang MIS 801 yang sukar didapatkan, slot DIO sudah
maksimal dan seringnya gangguan-gangguan yang terjadi.
Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis sistem kehandalan persinyalan elektrik
SILSafe4000 pada stasiun lempuyangan setelah dilakukan switch over. Dengan metode standarisasi
elektrik peralatan, sistem proteksi, perhitungan kapasitas lintas dan kuesioner kepada PPKA
(Pengatur Perjalanan Kereta Api). Parameter keandalan sistem persinyalan elektrik antara lain:
Standar tegangan motor BSG9 dan sinyal 110VAC±10%, tegangan deteksi (balikan) 24VDC±10%,
nilai arus < 10A, pentanahan < 5Ω, R≤50Ω, hasil insulasi kabel aman, data logger mampu merekam
kejadian atau gangguan, dan sistem persinyalan elektrik mampu melayani dengan jumlah kapasitas
lintas dengan fail-safe.
Bahwa peralatan yang telah standar antara lain: tegangan in ER motor wesel sebesar
78,94%, tegangan penggerak 89,47% dan tegangan sinyal 83,3%, pentanahan 100%, resistansi kabel
96%, dan insulasi kabel 100%. Keandalan persinyalan elektrik juga mampunya sistem melayani
perjalanan kereta api. Dengan perhitungan kapasitas lintas bahwa stasiun lempuyangan mampu
melayani perjalanan kereta api seharinya 134 kereta, rata-rata headway 12,51 menit,
memaksimalkan kapasitas lintas sebesar 116 kereta ∑KA>K dilayani dengan sistem persinyalan
elektrik dengan aman dan zero accident. Kemudian kuesioner yang diberikan kepada petugas
mengenai tingkat kesulitan pengoperasian HMI (Human Machine Interface) stasiun lempuyangan
yaitu sangat mudah dengan nilai 4,7/5.
ABSTRACT
Train signaling is a form, color or light to give a signal to the driver with a certain meaning
to arrange a safe train journey. Renewal of the signaling system at stations across Java and
Sumatra. One of them is the renewal of the electrical signaling at the lempuyangan station, which
was previously built in 1986. The main factor is the renewal of equipment parts that are difficult
and often experience disturbances that affect the reliability of the system. This electrical signaling
uses SILSafe4000 which was developed by the nation's children from PT LEN. increasing the
capacity of train travel in the next few years (KRL Kutoarjo-Yogyakarta-Palur), reactivation of the
line to Magelang, spare parts for MIS 801 which are difficult to find, maximum DIO slots and
frequent disturbances.
In this study, researchers analyzed the reliability of the SILSafe4000 electrical signaling
system at the lempuyangan station after switching over. With the method of standardization of
electrical equipment, protection systems, calculation of traffic capacity and a questionnaire to
PPKA (Railway Travel Regulator). The reliability parameters of the electrical signaling system
include: BSG9 motor voltage standard and 110VAC±10% signal, detection voltage (inverse)
24VDC±10%, current value < 10A, ground < 5Ω, R≤50Ω, safe cable insulation results, data logger
capable of recording events or disturbances, and the electrical signaling system is capable of serving
with a fail-safe amount of traffic capacity.
Whereas the equipment that has been standardized include: ER in ER voltage of the point
motor 78.94%, 89.47% drive voltage and 83.3% signal voltage, 100% grounding, 96% cable
resistance, and 100% cable insulation. The reliability of electrical signaling is also the ability of the
system to serve train travel. By calculating the traffic capacity, lempuyangan station is able to serve
134 trains a day, the average headway is 12.51 minutes, maximizing the traffic capacity of 116 trains
KA>K served with an electrical signaling system safely and zero accidents. Then the questionnaire
given to the officer regarding the difficulty level of operating the HMI (Human Machine Interface)
at the lempuyangan station is very easy with a score of 4.7/5.
1
2
arah timur ke stasiun palur, ke arah barat stasiun kutoarjo dan reaktivasi jalur
menuju magelang. Kemudian, suku cadang MIS 801 yang sukar didapatkan, slot
DIO yang sudah maksimal dan seringnya gangguan-gangguan yang terjadi.
Sehingga dari beberapa alasan tersebut dilakukan pembaharuan sistem
persinyalan elektrik handal guna keamanan dan keselamatan perjalanan kereta
api.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi dan
analisa mengenai Peralatan Persinyalan Kereta Api dengan Persinyalan Elektrik
Silsafe4000 Guna Aspek Keselamatan Perjalanan Kereta Api (Studi Kasus Di
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta) yang telah terinstalasi dan beroperasi.
3
1.4 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah Analisis Peralatan Persinyalan Kereta Api
Dengan Persinyalan Elektrik Silsafe4000 Guna Aspek Keselamatan Perjalanan
Kereta Api Di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini secara ringkas membahas latar belakang, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan
serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari pembahasan yang
telah disajikan pada bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
6
7
penguncilan untuk mengatur perjalanan kereta api dari kereta berangkat hingga
tiba stasiun tujuan dalam keadaan aman. Perangkat digunakan meliputi PLC
(Programmable Logic Control), outputan (sinyal, motor wesel, track circuit),
akuisisi data dan HMI (Human Machine Interface) berupa meja pelayanan LCP
(Local Control Panel). Dalam pengontrolan semua actuator dengan
menggunakan perangkat PLC yang dibuat dengan ladder diagram untuk logic
control.
Penelitian dari [6] dengan judul “Analisis Display Sinyal Kereta Api di
Stasiun Langen”. Penelitian ini mengenai menganalisa display persinyalan
Kereta Api dan semboyan 8 di Stasiun Langen meliputi dimensi, jarak visual,
sudut pandang, warna, jarak dan letak sinyal serta papan semboyan 8. Metode
yang digunakan analisis display, yaitu dengan membandingkan tebal dan tinggi
simbol angka batas kecepatan, kemudian menentukan jarak visual yang
optimal bagi masinis untuk melihat sinyal, berdasarkan jarak visual dan tinggi
sinyal, kemudian dihitung sudut visual yang terbentuk antara sinyal, mata
masinis dengan garis pandang normal standar apakah melebihi sudut batas
pembedaan warna atau tidak serta analisis warna sinyal.
Menurut [7] dengan judul “Peningkatan Kinerja Pola Operasi Persinyalan
Di Stasiun Sidoarjo Daop VIII Surabaya”. Penelitian ini mengenai analisa
perbandingan sistem persinyalan mekanik S&H dengan sistem persinyalan
elektrik. Hasil penelitian bahwa persinyalan elektrik dapat meningkatkan
kapasitas yang sebelumnya 404 kereta/ hari menjadi 489 kereta/hari.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya sistem persinyalan
elektrik unggul dari pada sistem persinyalan mekanik. Perbedaan penelitian ini
dengan lainnya membahas mengenai analisis sistem persinyalan elektrik
SILSafe4000 yang baru pertama kali digunakan di stasiun lempuyangan yang
mudah dioperasikan dengan jumlah kapasitas kereta api dengan jumlah yang
fluktuatif.
8
Keterangan :
1. Mode switch
3. Comparator
4. Watchdog
5. System Controller
6. Ethernet Switch
Perangkat PLC Himax ini memiliki keamanan yang sangat tinggi dengan
mendapatkan lisensi dan sertifikasi SIL4 (Safety Integrity Level 4).
Pemasangan atau instalasi peralatan sistem persinyalan di Stasiun
Lempuyangan dirancang dengan prinsip fail-safe dengan tingkat kehandalan
yang tinggi sesuai standar dan ketentuan SIL4 atau setara.
Keterangan :
3. Switch
4. Watchdog
2.3.3 Remote Digital Output
Persyaratan Pemasangan
2) Modul relay
3) Himatrix F1 DI
4) Relai
1) Himatrix F1 DI
2) Himatrix F2 DO
3) Modem
5) Terminal-terminal
6) Relai
Rak CPR merupakan rak yang sangat vital dalam sistem persinyalan
elektrik SILSafe4000 stasiun lempuyangan. Perangkat-perangkat yang terdapat
rak CPR dibagi menjadi dua yaitu perangkat non vital dan vital dalam
pengoperasiannya.
a) Perangkat vital: Himax Vital Systems, Relai VDR (Vital Drive Relai).
b) Non Vital: Modem WDM, Himatrix F30 CTC dan Himatrix F30
lokal.
18
1) Himatrix F3 DIO
2) Himatrix F1 DI
3) Himatrix F2 DO
5) Terminal-terminal
19
Peralatan lainnya yang terdapat di Rak VDU dan TT juga terdapat Man
Main Interface (MMI) adalah aplikasi interface antara PC dan Manusia yang
berfungsi auto-save data dari Safety Controller HIMax dan menampilkan
hasil rekaman secara real time. Jika MMI tidak run, data dari Safety
Controller HIMax tidak tersimpan di PC Data Logger. Tampilan pada MMI
pada rak ini merupakan duplikat dari meja pelayanan akan tetapi tidak dapat
untuk melayani pembuatan rute atau melayani perjalanan kereta api.
20
• Arsip
• Alarm
• Replay
➢ Persyaratan Penempatan
➢ Persyaratan Pemasangan
➢ Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Operasi
2. waktu dan tanggal yang direkam mengacu pada waktu dan tanggal
yang ditunjukkan oleh master clock;
b. Persyaratan Material
tenaga listrik dengan besaran tertentu [14]. Sistem genset juga sudah
terintegrasi dengan sistem monitoring yang tertampil pada software MMI.
Settingan bahan bakar genset sistem SILSafe4000 akan memberikan indikasi
alarm dan peringatan pada tampilan MMI jika bahan bakar mendekati 30 Liter.
• Pasang terminal (+) dan terminal (-) pada baterai secara kencang dengan
kunci pas 11.
• Putar tombol emergency searah jarum jam sampai tombol naik ke posisi
semula.
2.7 Perangkat Luar Persinyalan
Semua perangkat yang berfungsi untuk mengamankan perjalanan kereta api
secara langsung di lapangan. Seperti: penggerak motor wesel, peraga sinyal, dan
pendeteksi sarana. Perangkat luar ruang yang dimaksud bisa dikatakan outputan
dari sistem interlocking SILSafe4000. Berikut peralatan di luar ruang sistem
persinyalan SILSafe4000 di stasiun lempuyangan:
2.7.1 Desain layout pemasangan peralatan luar persinyalan
Berikut persyaratan teknis untuk sinyal LED atau cahaya guna penunjang
keandalan dalam pengoperasian kereta api antara lain:
1) Sinyal cahaya yang digunakan harus berupa aspek cahaya warna
dengan LED (Light Emmiting Diode) tipe industrial.
2) Ukuran/dimensi fisik lampu sinyal secara prinsip harus mengikuti
ketentuan yang ditunjukan pada gambar spesifikasi sinyal.
3) Sinyal harus dapat disuplai dengan tegangan nominal 110/220V AC
dari sistem interlocking.
4) Efek warna harus ditimbulkan oleh warna yang dihasilkan oleh LED,
tidak menggunakan lensa warna.e. LED yang digunakan harus bertipe
clear lens.
5) LED yang dipergunakan harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
• Keandalan tinggi.
• Lensa pelindung LED, tanpa efek pantul.
• Konsumsi daya listrik yang rendah.
28
Point machine tipe BSG-9 adalah motor listrik tipe AC buatan Siemens yang
didesain khusus untuk menggerakkan lidah wesel. Pada point machine
dilengkapi dengan kontak untuk deteksi posisi wesel apakah lurus (normal) atau
belok (reverse). BSG-9 memiliki penguncian internal, solusi canggih dan teruji
dari Siemens Transportation Systems untuk semua model dan alat pengukur
dapat digunakan untuk semua jenis interlocking.
BAB III
METODE PENELITIAN
60 x S+180
𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 (𝐻) = + 1,5 (2.2)
V
Keterangan:
H : Headway (menit)
S A-B : Jarak antar stasiun yang terjauh pada lintas daop 6 yk (km)
Vrata-rata : Kecepatan rata-rata kereta (km/jam)
1440
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 (𝐾) = + 0,6 (2.3)
H
Mulai
Kajian Pustaka
Pengumpulan Data
Analisa
TIDAK
Perbaikan Sesuai Standar?
YA
Sistem Handal
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
Main 2 Variable
Main 3 Aspect Main 2 Aspect Main 2 Aspect Shunt 1 Shunt 2 Aspect Contraflo
No Sinyal Aspect Speed Darurat Hambatan Insulasi Ground
Aspect w
Indicator
Green Yellow Red Green Red Green Yellow Yellow Red Red White
1 MJ24 123 122,6 35,4 ∞ 2,62
2 MJ14 - - -
3 J10 123 124 122 122 120 80,3 ∞ 2,04
4 J20 124 122 123 120 19,5 ∞ 2,82
5 J24 123 122 122 122 120 13,1 ∞ 1,77
6 J14 120,8 4,6 ∞ 0,86
7 JL12A 114 112,7 114 120,9 113,5 120,8 10,9 ∞ 1,21
8 JL12B 113 112 120 120 3,4 ∞ 0,42
9 JL22A 114,3 113 113 120 113 121 12,9 ∞ 1,68
10 JL22B 114,5 113 121,5 121,3 2,7 ∞ 1,27
11 JL32A 114,2 113 113 121 121,1 45 ∞ 1,52
12 JL32B 114,2 113 121 121,1 2,7 ∞ 0,87
*bisa dilihat secara lengkap pada lampiran 1
Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil pengukuran tegangan dari sinyal LED
tiap-tiap aspek dari warna merah, kuning, hijau dan putih. Dapat disimpulkan
pada nilai insulasi kabel sinyal baik, nilai pentanahan peralatan rata-rata di
bawah 5 Ω, resistansi kabel sinyal dan tegangan sinyal rata-rata sesuai standar.
Akan tetapi, nilai hambatan sinyal J10 cukup besar kemungkinan dikarenakan
dari panjang kabel dan adanya joint kabel. Kemudian sinyal MJ24, J10, J20, dan
J24 perlu dilakukan perbaikan dengan setting tegangan kiriman agar sesuai yang
range diperbolehkan.
37
38
Point Machine
Nama Tegangan Tegangan
Nama
No Wesel Deteksi (VDC) Power (VAC) Arus
Stasiun
Baru Out (Ampere)
In ER Lurus Belok
ER
1 Lempuyangan W21A 24,9 30 113 114 6,5
2 Lempuyangan W11A 24,9 30 108 108 7,1
3 Lempuyangan W11B 25,75 30 102 102 6,3
4 Lempuyangan W21B 25,75 30 98 98 6,6
5 Lempuyangan W43C 20,93 23 102 102 6,5
6 Lempuyangan W23A 20,93 23 102 102 4,1
7 Lempuyangan W13B 27,9 30 113,6 113,6 3,5
8 Lempuyangan W23B 27,9 30 105,4 105,4 4,8
9 Lempuyangan W23C 27,2 30 112 112 5,7
10 Lempuyangan W13C 27,2 30 102 102 4,1
11 Lempuyangan W21C 26,35 30 102 102 6,1
12 Lempuyangan W41 26,37 30 101 102 5,6
13 Lempuyangan W11C 26,4 30 110 110 6,2
14 Lempuyangan W31 26,4 30 108 109 6,4
15 Lempuyangan W43A 22,3 23 134 134 5,3
16 Lempuyangan W43B 21,8 23 129 129 6,6
17 Lempuyangan W43D 21,6 23 117 117 4,4
18 Lempuyangan W33 21,8 23 117 117 3,7
19 Lempuyangan W13A 21,5 23 118 118 4,8
Pada Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengukuran tegangan pada point
machine pada sisi tegangan penggerak (motor) dan tegangan deteksi. Terkait
dengan keandalan point machine dengan memperhatikan standar tegangan motor
BSG9 110V AC ±10%, tegangan deteksi (balikan) 24V DC ±10% atau range
(21,6-26,4V DC) dan nilai arus <10A.
Berdasarkan dari data pengukuran motor wesel diatas. Bahwa tegangan
balikan atau in ER motor-motor wesel 78,94% sudah sesuai standar. Untuk
tegangan penggerak motor wesel dari 19 motor sudah sesuai standar sebesar 17
motor atau 89,47%. Sehingga perlu dilakukan setting tegangan deteksi pada
W13B, W23B, W23C, W13C dan untuk tegangan penggerak W43A dan W43B.
39
Pada tabel 4.3 di bawah ini merupakan hasil rekaman gangguan persinyalan
elektrik SILSafe4000 di Stasiun Lempuyangan setelah dilakukan switch over
sistem dan dilakukan percobaan dinas periode November 2021 hingga Maret
2022. Salah satu keandalan dari sistem persinyalan elektrik dapat merekam
kejadian dan gangguan secara realtime. Sehingga berdasarkan data dibawah ini
sistem persinyalan elektrik mampu merekam kejadian gangguan secara realtime
dan handal.
Tabel 4. 3 Gangguan yang terekam Data Logger
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
(∑KA jj xV jj) + (∑KA lokal x V lokal) + (∑KA barang x V barang) + (∑langsir x V langsir)
=
∑KA jj + ∑KA lokal + ∑KA barang + ∑langsir
(76 x102) + (24 x 76,5l) + (16x51) + (18x25,5)
=
134
(7752) + (1.836,24l) + (816) + (459)
=
134
10.861,24
= = 81,05𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
134
d) Menentukan headway pada stasiun lempuyangan. Dengan petak jalan
terjauh pada daerah operasi 6 Yogyakarta pada stasiun Wojo-Kutowarjo
sebesar 13,9 km.
60 x 13,9 + 180
𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 (𝐻) = + 1,5
81,05
60 x 13.9 + 180
= + 1,5
81,05
1014
= + 1,5 = 12,51 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
81,05
1440
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 (𝐾) = + 0,6 = 116 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡𝑎
12,51
Berdasarkan perhitungan di atas dengan menggunakan data
GAPEKA 2021/2022. Sistem persinyalan elektrik SILSafe4000 stasiun
lempuyangan mampu melayani perjalanan kereta api seharinya 134
kereta. Kemudian pelayanan baik keberangkatan maupun pemberhentian
memiliki rata-rata headway 12,51 menit dan memaksimalkan kapasitas
lintas sebesar 116 kereta. Sehingga dapat disimpulkan ∑KA > K bahwa
seluruh jumlah kereta api lebih besar daripada kapasitas lintas yang
dilayani dengan sistem persinyalan elektrik dengan aman dan zero
accident.
42
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dengan judul Analisis
Kehandalan Peralatan Persinyalan Elektrik Kereta Api Silsafe4000 Di Stasiun
Lempuyangan Yogyakarta. Didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan parameter-parameter berupa tegangan sinyal, resistansi
kabel, nilai pentanahan sinyal, tegangan deteksi, tegangan penggerak
motor dan arus motor sudah sesuai standar peralatan dan sistem handal.
Akan tetapi peralatan MJ24, J10, J20, J24, W13B, W23B, W23C, W13C,
W43A dan W43B perlu dilakukan setting tegangan kiriman agar sesuai
yang range diperbolehkan.
2. Berdasarkan perhitungan kapasitas lintas dengan data GAPEKA
2021/2022 terdapat 134 kereta/hari, dengan kecepatan rata-rata sebesar
81,05 km/jam, dengan headway 12,51 menit dan ∑KA > K bahwa seluruh
jumlah kereta api lebih besar daripada kapasitas lintas yang dilayani
dengan sistem persinyalan elektrik dengan aman dan zero accident.
3. Berdasarkan wawancara bersama narasumber PPKA stasiun lempuyangan
dan hasil kuesioner pengoperasian HMI pada VDU Stasiun Lempuyangan
mendapatkan nilai 4,7/5 yaitu bahwa tingkat kesulitan rendah atau mudah
dioperasikan.
44
45
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang ingin penulis
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya dilakukan perbaikan dan perawatan peralatan persinyalan
elektrik secara berkala sesuai standar yang telah ditetapkan agar menjaga
keandalan peralatan.
2. Pada ruangan PPKA atau ruang kendali diberikan sistem keamanan
ruangan yang hanya bisa diakses oleh petugas.
3. Hubungan komunikasi antar perangkat non vital lebih baik menggunakan
konverter optik ke UTP.
DAFTAR PUSTAKA
46
47