Anda di halaman 1dari 65

SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN GAS

ENGINE GENERATOR 750 KVA DARI PEMANFAATAN GAS ALAM DARI


SUMUR MINYAK PRODUKSI
PADA
PT. SELE RAYA MERANGIN DUA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

YANDA APRIYANTO PAMUNGKAS


NIM. M1A117031

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2020
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktik ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengentahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya
siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jambi, Juli 2020

Yang Menyatakan,

Yanda Apriyanto Pamungkas

M1A117031

ii
RINGKASAN

Kerja praktik dilaksanakan pada 21 Juni 2020 – 20 Juli 2020 di PT. Sele Raya Merangin
Dua (SRMD), yang merupakan perusahaan hulu minyak dan gas bumi (skkmigas). PT.
Sele Raya Merangin Dua memiliki dua jenis pembangkit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Pembangkit yang masing masing
keduanya memiliki kapasitas produksi energi listrik yang besar yaitu dengan kapasitas
750 KVA dan disuplai dengan tegangan produksi listrik sebesar 400 W. Setelah
mengetahui unjuk kerja dari pembangkit dari analisa langsung, maka dalam sistem
pembangkit mencari sisi yang lebih keekonomian. Analisa kelayakan ekonomi akan
menunjukkan besarnya BPP dari PLTD dengan menggunakan bahan bakar gas/ Natural
Gas. Maka dari itu Analisa yang dilakukan langsung terhadap kinerja yang lebih ramah
lingkungan dan biaya operasional yang lebih ekonomis. Karena tenaganya memanfaatkan
Gas Alam/ Natural Gas yang keluar bersamaan dengan minyak bumi yang dipompa
menggunakan alat yang bernama Hidrolic Pumping Unit (HPU) lalu hasil dari pemompaan
tersebut akan diseparator sebagai alat pemisah minyak bumi, Gas Alam dan Air, setelah
itu akan difilter lagi menggunakan alat yang berfungsi sebagai pemisah dan dipadatkan
lagi Gas Alam yang mana layak untuk digunakan sebagai pemanfaatan bahan bakar dari
Gas Bumi pada Pembangkit Listik Tenaga Gas (PLTG).

Kata Kunci: Hydraulic Pumping Unit (HPU), Gas Alam, Pembangkit Listrik, Minyak Bumi.

iii
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN GAS
ENGINE GENERATOR 750 KVA DARI PEMANFAATAN GAS ALAM DARI
SUMUR MINYAK PRODUKSI
PADA
PT. SELE RAYA MERANGIN DUA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Elektro

YANDA APRIYANTO PAMUNGKAS

NIM. M1A117031

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2020

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kerja praktik dengan judul SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


MENGGUNAKAN GAS ENGINE GENERATOR 750 KVA DARI PEMANFAATAN GAS ALAM
DARI SUMUR MINYAK PRODUKSI PADA PT. SELE RAYA MERANGIN DUA yang disusun
oleh YANDA APRIYANTO PAMUNGKAS, NIM: M1A117031 diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Elektro.

Disetujui,

Pembimbing Utama

Abdul Manab, S.T., M.T.

NIP. 198812082019031008

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Wakil Dekan BAKSI
Teknik Elektro

Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si. Samratul Fuady, S.T., M.T

NIP. 197207052000031003 NIP. 199005022019031013

v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi tanggal 28 April 1999. Penulis


merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan
Bapak Widodo Supriyanto dan Ibu Dewi Supriyanto. S.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Jambi pada


Tahun 2011. Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan di SMP
Negeri 1Kota Jambi lulus tahun 2014 dan penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 9 Kota Jambi lulus pada tahun 2017.
Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai Mahasiswa
Universitas Jambi di Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro yang sekarang telah
bergabung dengan Fakultas Sains dan Teknologi, melalui jalur SMMPTN.

vii
PRAKATA

Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
Berkat-Nya serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Dalam laporan kerja praktek ini
saya mencoba melaporkan dan menguraikan pelaksanaan kerja praktek di PT. Seleraya
Merangin Dua bertempat di Musi Rawas. Dimana saya menyusun laporan ini dengan
pembahasan “SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN GAS ENGINE
GENERATOR 750 KVA DARI PEMANFAATAN GAS ALAM DARI SUMUR MINYAK
PRODUKSI”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah
Kerja Praktek Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jambi.

Saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan sehingga laporan ini dapat saya selesaikan, karena
disadari tanpa bantuan berbagai pihak, maka sulit bagi saya untuk menyelesaikan
laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada:

1. Bapak Abdul Manab S.T., M.T selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah
dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan bimbingan terbaik
kepada penulis.
2. Bapak Pradono S.T. dan bapak David, S.T selaku pembimbing lapangan kerja
praktek yang telah dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan
bimbingan terbaik kepada penulis selama berada dilapangan.
3. Sdr Mahmud dan Sdr Rahmad selaku mechanical dan Sdr Muhammad David dan
Sdr Hadi Ismanto selaku electrical di PT. Sele Raya Merangin Dua yang telah
memberikan pengetahuan dan penjelasan tentang mesin dan electrical pada saat
dilapangan
4. Bapak Samratul Fuady S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang memberikan izin kepada
penulis untuk belajar.

Jambi, 28 Desember 2020

Yanda Apriyanto Pamungkas

viii
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN .......................................................................................................... ii

RINGKASAN ........................................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................vii

PRAKATA ............................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................................ 2

1.3. Manfaat .............................................................................................................. 2

II. METODE PELAKSANAAN..................................................................................... 4

2.1. Gas Engine Generator ........................................................................................ 4

2.1.1. Sebagai Sumber Listrik ............................................................................... 4

2.1.2. Sejarah Gas Engine ..................................................................................... 5

2.2. Komponen Gas Engine ....................................................................................... 6

2.2.1. Turbin Gas .................................................................................................. 7

2.2.2. Mesin Pendingin .......................................................................................... 9

2.3. Prinsip Kerja ..................................................................................................... 10

2.3.1. Mesin Listrik.............................................................................................. 10

2.3.2. Generator .................................................................................................. 12

2.3.3. Turbin Gas ................................................................................................ 12

III. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN......................................................................17

3.1. Profil Perusahaan ............................................................................................. 17

3.2. Struktural Organisasi Perusahaan ................................................................... 19

3.3. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan ................................................................... 19

3.4. Divisi Penempatan Kerja Praktik ...................................................................... 20

ix
3.5. Disiplin Kerja .................................................................................................... 20

IV. PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK ......................................................................21

4.1. Proses Suplai Pembangkit Tenaga Listrik Pada Gas Engine Generator............. 21

4.1.1. Hidrolic Pumping Unit (HPU) ..................................................................... 21

4.1.2. Separator ................................................................................................... 22

4.1.3. Gas Kompresor .......................................................................................... 22

4.1.4. Scrubber Dan Gas Filter ............................................................................ 22

4.2. Komponen Pada Gas Engine Generator ............................................................ 24

4.2.1. Gas Engine ................................................................................................ 24

4.2.2. Altenator .................................................................................................... 25

4.2.3. Baterai ....................................................................................................... 26

4.2.4. Stater Generator ........................................................................................ 27

4.2.5. Radiator ..................................................................................................... 27

4.3. Sistem Pembuangan ......................................................................................... 28

4.3.1. Generator .................................................................................................. 28

4.4. Prinsip Kerja Gas Engine Generator ................................................................. 32

4.4.1. Prinsip Kerja .............................................................................................. 33

4.5. Sistem Proteksi Pada Gas Engine Generator .................................................... 37

4.6. Sistem Kontrol .................................................................................................. 38

4.6.1. MIP (Main Interface Panel) ......................................................................... 38

4.6.2. Auxiliary Panel........................................................................................... 39

4.6.3. MMC .......................................................................................................... 39

4.7. Pemeliharaan Pada Gas Engine ........................................................................ 40

4.8. Keuntungan ...................................................................................................... 42

V. PENUTUP ...........................................................................................................44

5.1. Kesimpulan....................................................................................................... 44

5.2. Saran ................................................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................45

LAMPIRAN..............................................................................................................46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Stator .......................................................................................................................... 11
2. Peta Merangin II Block dan Belida Block. ................................................................... 17
3. Struktur organisasi PT. Sele Raya Merangin Dua. ...................................................... 19
4. Hidrolic Pumping Unit ................................................................................................ 21
5. Sparator...................................................................................................................... 22
6. Gas Kompresor ........................................................................................................... 22
7. Scrubber dan gas filter ............................................................................................... 23
8. Gas engine .................................................................................................................. 24
9. Pengecekan Gas Engine .............................................................................................. 25
10. Alternator ................................................................................................................ 26
11. Baterai ...................................................................................................................... 26
12. Control Panel ............................................................................................................ 27
13. Radiator .................................................................................................................... 28
14. Separator Pemisah Minyak Bumi ............................................................................. 29
15. Filter gas ................................................................................................................... 29
16. Scrubber untuk memadatkan gas bahan bakar ....................................................... 30
17. Turbin gas ................................................................................................................ 31
18. AVR........................................................................................................................... 32
19. Prinsip Kerja Gas Engine .......................................................................................... 33
20. Gas engine ................................................................................................................ 35
21. Stamp label gas engine ............................................................................................. 36
22. Spesifikasi gas engine ............................................................................................... 36
23. Trafo distribusi ......................................................................................................... 37
24. Front panel relay proteksi ......................................................................................... 38
25. Main interface panel ................................................................................................. 39
26. Auxilarity panel ........................................................................................................ 39
27. Ruang MMC .............................................................................................................. 40

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pengecekan Panel Kontrol........................................................................................... 46

2. Pengecekan pemisah limbah air dan minyak .............................................................. 46

3. Perbaikan pompa motor limbah pembuangan ............................................................ 47

4. Pengecekan Rutin Gas Engine .................................................................................... 47

5. Membantu Pemasangan Jembatan ............................................................................. 48

6. Melihat Pemasangan Jembatan .................................................................................. 48

7. Pengecekan Box Panel Pada HPU ............................................................................... 49

8. Pengecekan Sumur-Sumur Minyak/HPU ................................................................... 49

9. Proses Pengaturan SL (Stroke Length) pada HPU ........................................................ 50

10. Pengecekan Tegangan ............................................................................................... 50

11. Pengecekan Separator .............................................................................................. 51

12. Gas Kompresor ......................................................................................................... 51

13. Gas Engine ............................................................................................................... 52

14. Pengecekan Panel Auxilarity ..................................................................................... 52

xii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman pasokan energi semakin menipis apa lagi
kebanyakan dari biaya produksi nya yang mahal untuk jangka waktu lama
dipakai, maka dari itu pemanfaatan energi terbarui dan dari alam banyak diteliti
dan dikembangkan sebagai sumber listrik karena biaya produksi yang gratis dari
alam. Dengan pemanfaatan energi yang tersedia dari alam, pembangkit listrik
menggunakan gas engine agar mengurangi biaya produksinya.

Penggunaan gas engine pada perusahaan makin banyak digunakan,


terutama pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini. Karena sangat efisiensi dari
pembangkit lain sekaligus memanfaatkan hasil gas alam yang terbawa dari
produksi minyak bumi lalu dimanfaatkan untuk sumber energi pembangkit.

PT. Sele Raya Merangin Dua memiliki dua jenis pembangkit yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD). Pembangkit yang masing masing keduanya memiliki kapasitas produksi
energi listrik yang besar yaitu , dengan kapasitas 750 KVA dan disuplai dengan
tegangan produksi listrik sebesar 400 W.

Pada penyuplai tenaga pembangkit listrik memerlukan bahan bakar yang


banyak dan stabil pada saat proses pembangkitan. Pada pembangkit diesel
banyak menggunakan solar rata rata perhari 700-1000 liter jika diesel memiliki
kapasitas 750-1000 KVA dan banyak memakan biaya produksi pada pembangkit
generator. Jika pada gas engine menggunakan gas biasanya dari gas alam dikit
biaya produksinya.

Sebelum adanya pembangkit bertenaga Gas pada PT. Sele Raya Merangin
Dua mengunakan pembangkit bertenaga Diesel yang dimana mengunakan bahan
bakar solar. Karakteristik operasional pembangkit listrik berdasarkan bahan
bakar yang digunakan akan mempengaruhi unjuk kerja dari pembangkit. Oleh
karena itu dalam analisa langsung menunjukkan unjuk kerja dari Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pemakaian bahan bakarnya banyak memakan biaya
untuk minyak solar sendiri tidak ekonomis dan kurang ramah lingkungan pada
asap pembuangannya. Setelah mengetahui unjuk kerja dari pembangkit dari
analisa langsung, maka dalam sistem pembangkit mencari sisi yang lebih

1
keekonomian. Analisa kelayakan ekonomi akan menunjukkan besarnya BPP dari
PLTD dengan menggunakan bahan bakar gas/ Natural Gas.

Sebelum itu minyak bumi berserta gas dipompa terlebih dahulu dengan
tenaga listrik menggunakan pembangkit listrik Diesel. Maka dari itu Analisa yang
dilakukan langsung terhadap kinerja yang lebih ramah lingkungan dan biaya
operasional yang lebih ekonomis pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini lebih
menggunakan Pembangkit Listik Tenaga Gas (PLTG), karena tenaganya
memanfaatkan Gas Alam/ Natural Gas yang keluar bersamaan dengan minyak
bumi yang dipompa menggunakan alat yang bernama Hidrolic Pumping Unit
(HPU) lalu hasil dari pemompaan tersebut akan diseparator sebagai alat pemisah
minyak bumi, Gas Alam dan Air, setelah itu akan difilter lagi menggunakan alat
yang berfungsi sebagai pemisah dan dipadatkan lagi Gas Alam yang mana layak
untuk digunakan sebagai pemanfaatan bahan bakar dari Gas Bumi pada
Pembangkit Listik Tenaga Gas (PLTG) ini. Untuk Pembangkit Listik Tenaga Diesel
(PLTD) sendiri sebagai pasokan cadangan tenaga listrik saja apabila Pembangkit
Listik Tenaga Gas (PLTG) mengalami gangguan atau perbaikan. Dari analisa yang
dilakukan, akan ditarik kesimpulan bahan bakar gas/ Natural Gas ini untuk
biaya lebih ekonomis dibandingkan mesin diesel berbahan bakar solar.

1.2. Tujuan
Tujuan penulisan ini ialah:

1. Untuk mengetahui apa itu Gas Engine Generator.


2. Untuk mengetahui seperti apa proses penyuplaian bahan bakar gas bumi
digunakan pada Gas Engine Generator dan cara memisahkan gas bumi,
minyak bumi dan air.
3. Untuk mengetahui tentang komponen yang digunakan pada gas engine
generator
4. Untuk mengetahui cara kerja pada Gas Engine Generator untuk
penyaluran tenaga listrik di PT. Sele Raya Merangin Dua.
5. Untuk mengetahui sistem kontrol dan bentuk pemeliharaan pada Gas
Engine Generator.

1.3. Manfaat

2
1. Penulis dan pembaca dapat mempelajari proses penyuplaian tenaga
pembangkit gas alam dari pengeboran minyak bumi dan mengetahui
sistem pembangkit tenaga listrik gas engine generator pada PT. Sele Raya
Merangin Dua.
2. Penulis dapat mempelajari serta memberikan apa manfaat dari Gas
Engine Generator dan prosesnya yang difilterkan lalu dipisah serta
dipadatkan mengunakan alat untuk pembangkit tenaga listik di PT. Sele
Raya Merangin Dua yang dapat mengurangi polusi dan memanfaatkan
sumber daya alam dapat menjadikan lebih hemat biaya operasional
pembangkit.
3. Agar kita tahu sistem pembangkit, sumber bahan bakar dari gas alam dan
pemeliharaan pada gas engine generator di PT. Sele Raya Merangin Dua
ini, sekaligus nambah ilmu dan dapat dipelajari sesama

3
II. METODE PELAKSANAAN

2.1. Gas Engine Generator


Gas engine generator adalah perangkat untuk menghasilkan gas.
Generator gas dapat membuat gas dengan reaksi kimia atau dari sumber padat
atau cair, ketika menyimpan gas bertekanan tidak diinginkan atau tidak praktis
(Leda, 2018).

Istilah ini sering merujuk pada perangkat yang menggunakan propelan


roket untuk menghasilkan gas dalam jumlah besar. Gas tersebut biasanya
digunakan untuk menggerakkan turbin bukan untuk menyediakan dorong
seperti pada mesin roket. Generator gas jenis ini digunakan untuk menyalakan
turbopump di mesin roket, dan digunakan oleh beberapa unit daya tambahan
untuk menyalakan generator listrik dan pompa hidrolik.

Penggunaan umum lainnya dari istilah ini adalah dalam industri gas
Industri, di mana generator gas digunakan untuk memproduksi bahan kimia gas
untuk dijual. Sebagai contoh, generator oksigen kimia , yang memberikan oksigen
yang dapat bernapas pada tingkat yang terkontrol selama periode yang lama.
Selama Perang Dunia II , generator gas portabel yang mengubah kokas menjadi
gas produsen digunakan untuk menggerakkan kendaraan sebagai cara untuk
mengurangi kekurangan bensin.

Gas Engine adalah mesin pembakaran internal yang beroperasi dengan


bahan bakar gas, seperti gas batubara, gas produsen, biogas, gas landfill, atau
gas alam. Di Inggris Raya, istilah ini tidak ambigu. Di Amerika Serikat, karena
meluasnya penggunaan "gas" sebagai singkatan untuk bensin (bensin), mesin
seperti itu mungkin juga disebut mesin berbahan bakar gas atau mesin gas alam
atau percikan yang dinyalakan.

Secara umum, istilah mesin gas mengacu pada mesin industri tugas berat
yang mampu berjalan terus-menerus pada beban penuh selama periode
mendekati fraksi tinggi 8.760 jam per tahun, tidak seperti mesin mobil bensin,
yang ringan, putaran tinggi dan biasanya berjalan untuk tidak lebih dari 4.000
jam sepanjang hidupnya. Daya tipikal berkisar dari 10 kW (13 hp) hingga 4 MW
(5.364 hp).

2.1.1. Sebagai Sumber Listrik


Pada V-2 roket digunakan hidrogen peroksida terurai oleh cairan natrium
permanganat katalis solusi sebagai generator gas. Ini digunakan untuk

4
menggerakkan turbopump untuk memberi tekanan pada propelan LOX - etanol
utama. Di Saturnus V F-1 dan mesin utama Space Shuttle, beberapa propelan
utama dibakar untuk menggerakkan turbopump (lihat siklus generator gas dan
siklus pembakaran bertahap). Generator gas dalam desain ini menggunakan
campuran yang sangat kaya bahan bakar untuk menjaga suhu nyala relatif
rendah.

Unit daya bantu Antar-Jemput Ruang Angkasa dan unit daya darurat F-
16 (EPU) menggunakan hidrazin sebagai bahan bakar. Gas menggerakkan turbin
yang menggerakkan pompa hidrolik . Dalam F-16 EPU juga menggerakkan
generator listrik

Generator gas juga telah digunakan untuk menyalakan torpedo. Misalnya,


torpedo Mark 16 Angkatan Laut AS ditenagai oleh hidrogen peroksida. Suatu
larutan hidrogen peroksida pekat dikenal sebagai uji tinggi peroksida dan terurai
untuk menghasilkan oksigen dan air (uap).

Kandungan dari sebuah generator memiliki oksigen kimia memberikan


oksigen bernapas pada tingkat yang terkendali selama periode berkepanjangan.
Natrium, kalium, dan litium klorat dan perklorat digunakan.

Pembangkitan bahan bakar pada gas memiliki perangkat yang mengubah


kokas atau bahan berkarbon lainnya menjadi gas produsen dapat digunakan
sebagai sumber bahan bakar gas untuk keperluan industri. Generator gas
portabel jenis ini digunakan selama Perang Dunia II untuk memberi daya pada
kendaraan sebagai cara mengurangi kekurangan bensin

2.1.2. Sejarah Gas Engine


1. Lenoir

Ada banyak percobaan dengan mesin gas pada abad ke-19, tetapi mesin
pembakaran internal berbahan bakar gas praktis pertama dibangun oleh insinyur
Belgia Étienne Lenoir pada tahun 1860. Namun, mesin Lenoir mengalami output
daya rendah dan bahan bakar tinggi konsumsi.

a. Otto dan Langen

Pekerjaan Lenoir selanjutnya diteliti dan diperbaiki oleh seorang insinyur


Jerman Nicolaus August Otto, yang kemudian menemukan mesin empat langkah
pertama yang secara efisien membakar bahan bakar secara langsung di dalam
sebuah ruang piston. Pada Agustus 1864 Otto bertemu dengan Eugen

5
Langenyang, setelah dilatih secara teknis, melihat potensi pengembangan Otto,
dan satu bulan setelah pertemuan itu, mendirikan pabrik mesin pertama di
dunia, NA Otto & Cie, di Cologne. Pada 1867 Otto mematenkan desainnya yang
ditingkatkan dan dianugerahi Hadiah Utama di Pameran Dunia 1867 Paris. Mesin
atmosfer ini bekerja dengan menggambar campuran gas dan udara ke dalam
silinder vertikal. Ketika piston telah naik sekitar delapan inci, campuran gas dan
udara dinyalakan oleh nyala api pilot kecil di luar, yang memaksa piston (yang
terhubung ke rak bergigi) ke atas, menciptakan kekosongan parsial di bawahnya.
Tidak ada pekerjaan yang dilakukan pada stroke ke atas. Pekerjaan ini dilakukan
ketika piston dan rak bergigi turun di bawah pengaruh tekanan atmosfer dan
beratnya sendiri, memutar poros utama dan roda gila saat jatuh.Keuntungannya
dibandingkan mesin uap yang ada adalah kemampuannya untuk dinyalakan dan
dihentikan sesuai permintaan, menjadikannya ideal untuk pekerjaan berselang
seperti pemuatan tongkang atau pembongkaran.

b. Mesin empat Langkah

Mesin gas atmosfer diganti oleh mesin empat langkah Otto . Pergantian ke
mesin empat langkah sangat cepat, dengan mesin atmosfer terakhir dibuat pada
tahun 1877. Mesin berbahan bakar cair segera diikuti dengan menggunakan
Diesel (sekitar 1898) atau bensin (sekitar 1900).

c. Crossley

Pembuat mesin gas paling terkenal di Inggris adalah Crossley dari


Manchester, yang pada tahun 1869 memperoleh hak Kerajaan Inggris dan dunia
(kecuali Jerman) atas paten Otto dan Langden untuk mesin atmosfer berbahan
bakar gas yang baru. Pada tahun 1876 mereka memperoleh hak atas mesin siklus
empat langkah Otto yang lebih efisien.

d. Tangye

Ada beberapa perusahaan lain yang berbasis di Manchester area juga.


Tangye Ltd. , dari Smethwick, dekat Birmingham, menjual mesin gas pertamanya,
tipe dua tenaga kuda 1 nominal , pada tahun 1881, dan pada tahun 1890
perusahaan memulai pembuatan mesin gas empat siklus

2.2. Komponen Gas Engine


Pada Gas Engine banyak menggunakan komponen peralatan baik itu dalam
komponen proses terjadinya ledakan, proteksi maupun sistem kontrol nya

6
2.2.1. Turbin Gas
Turbin gas merupakan pembangkit sederhana yang terdiri atas empat
komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, turbin gas dan generator (Mainil,
2011). Turbin berfungsi merubah gas panas hasil pembakaran dan ruang bakar
menjadi putaran tenaga mekanis. Turbin terdiri dari deretan sudusudu yang
berputar (rotor) dan sudu-sudu yang tidak berputar (stator). Ada dua cara untuk
memanfaatkan kecepatan aliran udara agar memutar turbin yaitu impuls dengan
cara mendorong atau dengan reaksi reaksi karena gaya reaksi aliran udara panas
meniggalkan sudu-sudu rotor. Pada cara impuls kecepatan udara membentur
sudu sudu rotor dan rotor bergerak dan mulai berputar. Sedang udara kemudian
berekspansi pada sudu-sudu rotor dan pada waktu meninggalkan sudu rotor
menyebabkan terjadinya gaya reaksi yang menghasilkan tenaga yang menambah
putaran rotor.

Cara kerja Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan
gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi
energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin
dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar
poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau
yang lainnya). Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin.Sistem ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. Ciri utama turbin gas
adalah kompak, ringan, dan mampu menghasilkan daya tinggiserta bebas
getaran. Dengan demikian mudah pemasangannya dan tidak memerlukan
pondasi kuat. Membakar bahan bakar dalam api terbuka merupakan cara
sederhana untuk menghasilkan panas.

Energi tersebut kemudian dipindahkan keperangkat keras dengan


menggunakan fluida kerja yang sesuai. Kadang udara dengan mengalirkannya
melalui mesin. Dalam mesin bolak-balik hal itu dilakukan dengan siklus
termodinamika penghisapan, kompresi, pemanasan, ekspansi, dan pembuangan
yang dilakukan secara berurutan dalam ruang yang sama yang terbentuk oleh
piston dan silinder yang beroperasi pada fluida kerja satu massa pada satu
waktu. Sangat berbeda dengan turbin gas, fluida kerja mengalir tanpa gangguan
yang mengalir secara kontinu dari satu peralatan untuk satu tujuan ke peralatan
berikutnya.

7
2.2.1.1. Kompresor
Kompresor yang banyak digunakan dalam turbin gas adalah jenis aksial
ini mempunyai efisiensi yang tinggi. Kenaikkan tekanan berlangsung dalam
setiap tingkat, diperoleh setiap tingkat perbandingan tekanan yang lebih tinggi.
Setiap tingkat-tingkat sudu menerima udara dari tingkat sebelumnya dan
mempercepat atau memperlambat aliran udara tersebut sesuai fungsinya . Setiap
tingkat sudu memberikan aliran udara dengan kecepatan yang sama pada saat
masuknya masuknya akan tetapi tekanannya berubah. Pada tingkat pertama
kenaikkan tekanan hanya sedikit, tetapi setelah sampai pada tingkat-tiingkat
terakhir tekanannya naik dengan cepat volume udara juga berubah. Tekanan
udara yang naik membuat udara bertambah padat, maka agar tekanan dan
kecepatan udara tersebut tidak berubah, rumah kompresor diameternya dibuat
makin lama makin menyempit pada bagian keluarannya, namun tidak menutup
kemungkinan terjadinya kehilangan-kehilangan tekanan dalam kompresor
akibat gesekan yang akan naik akibat permukaan sudu-sudu yang tidak licin,
sebagai akibat kosori pada sudu-sudu akan meningkatkan kehilangan tekanan
selama kompresi. Kompresor dapat direncanakan menurut jenis impuls atau
jenis reaksi, kompresor aksial jenis impuls dimana difusi hanya terjadi dalam
stator, kompresor aksial jenis reaksi difusi terjadi baikdalam stator maupun
rotornya (Gusnita & Said, 2017).

Perhitungan efisiensi terhadap kompressor dengan menggunakan


𝑊
persamaan : 𝜂𝑐 = 𝑊𝑐
𝑐𝑠

Dimana 𝜂𝑐 : Efisiensi kompressor

𝑊𝑐 : Kerja kompressor aktual

𝑊𝑐𝑠 : Kerja kompressor ideal

2.2.1.2. Ruang Bakar


Tujuan utama dari ruang bakar adalah untuk memberikan atau
menjamin terjadinya reaksi kimia antara bahan bakar dan udara yang berasal
dari kompresor yang kemudian diekspansi dalam turbin untuk menghasilkan
kerja pada proses. Konstruksi dari ruang bakar sedikit banyak dijelaskan
fungsinya. Ruang bakar terdiri dari dua buah pipa konsentrik yang mempunyai
tutup pada bagian depannya. Kedua pipa linear atau out linear. Pada bagian
belakang ruang bakar dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan
gas panas hasil pembakaran kearah bagian turbin. Aliran udara dalam ruang

8
bakar dengan mesin torak yang disebut recipcorating Engine. Pada sistem turbin
gas, udara yang masuk kedalam ruang bakar tidak seluruhnya terbakar dalam
proses pembakaran, hanya sekitar 20-30% udarab yang digunakan untuk
pembakaran pada beban penuh (full load), sedang sisanya akibat panas dari api
pembakaran akan mengembang melalui sudu-sudu turbin. Udara yang
digunakan untuk pembakaran itulah yang disebut udara primer yang jumlahnya
diatur oleh banyaknya dan besarnya lubang-lubang dari ruang bakar tempat di
mana udara tersebut dapat masuk ke arah pembakaran.

2.2.1.3. Turbin Gas


Turbin berfungsi merubah gas panashasil pembakaran dan ruang bakar
menjadi putaran tenaga mekanis (Gusnita & Said, 2017). Turbin terdiri dari
deretan sudusudu yang berputar (rotor) dan sudu-sudu yang tidak berputar
(stator). Ada dua cara untuk memanfaatkan kecepatan aliran udara agar
memutar turbin yaitu impuls dengan cara mendorong atau dengan reaksi reaksi
karena gaya reaksi aliran udara panas meniggalkan sudu-sudu rotor. Pada cara
impuls kecepatan udara membentur sudu-sudu rotor dan rotor bergerak dan
mulai berputar. Sedang udara kemudian berekspansi pada sudu-sudu rotor dan
pada waktu meninggalkan sudu rotor menyebabkan terjadinya gaya reaksi yang
menghasilkan tenaga yang menambah putaran rotor.

Menghitung efisiensi turbin berdasarkan metode siklus braython adalah


𝑊
sebagai berikut: 𝜂𝑇 = 𝑊 𝑇
𝑇𝑠

Dimana: 𝜂𝑇 : Efisiensi turbin

𝑊𝑇 : Kerja turbin aktual

𝑊𝑇𝑠 : Kerja turbin ideal

2.2.2. Mesin Pendingin


Dua jenis mesin yang paling umum adalah mesin berpendingin udara
atau mesin berpendingin air. Air yang didinginkan saat ini menggunakan
antibeku dalam mesin pembakaran internal. Beberapa mesin (udara atau air)
memiliki pendingin oli tambahan . Pendinginan diperlukan untuk menghilangkan
panas yang berlebihan, karena panas berlebih dapat menyebabkan kerusakan
mesin, biasanya karena keausan, retak, atau bengkok.

9
2.3. Prinsip Kerja
2.3.1. Mesin Listrik
Mesin listrik (electrical machine) merupakan suatu alat yang dapat
mengkonversi energi mekanis menjadi energi listrik maupun sebaliknya, energi
listrik menjadi energi mekanis. Suatu mesin listrik yang menghasilkan energi
listrik dari energi mekanis dikenal dengan nama generator. Proses pembangkitan
listrik pada generator hampir dipastikan memanfaatkan medan magnet. Dengan
kata lain, medan magnet menjadi suatu mekanisme fundamental yang berperan
penting dalam proses konversi energi listrik.

Keberadaan medan magnet di suatu tempat akan mempengaruhi


lingkungan sekitarnya. Salah satu pengaruh medan magnet yang dijadikan
sebagai prinsip dasar kerja generator adalah: Apabila ada suatu material
konduktor, contoh: kawat, bergerak dengan kecepatan tertentu dan melewati
suatu medan magnet, maka pada wire yang bergerak tersebut akan terinduksi
tegangan listrik sebagi akibat dari adanya medan magnet tersebut. Hal ini dapat
digambarkan melalui formula berikut:

𝑒𝑖𝑛𝑑 = (𝑣 𝑥 𝐵). 𝐿

dengan:

eind = Tegangan yang dihasilkan sebagai efek dari medan magnet


pada konduktor yang bergerak melewatinya
v = Kecepatan gerak relatif konduktor
B = Fluks magnet
L = Panjang konduktor yang terkena medan magnet

Dapat dilihat pada formula di atas, tegangan yang terinduksi dipengaruhi


oleh tiga parameter yaitu kecepatan pergerakan konduktor, medan magnet dan
ukuran panjang dari konduktor. Formula ini juga menggambarkan perubahan
bentuk energi dari energi mekanis berupa energi kinetic (direpresentasikan oleh
kecepatan, v) menjadi energi listrik (direpresentasikan oleh tegangan, eind).

Formula di atas lah yang menjadi induk dari formula-formula turunan


yang lebih kompleks yang diterapkan pada mekanisme kerja generator. Perlu
diingat bahwa kecepatan yang dimaksud pada formula di atas merupakan
kecepatan relative antara konduktor dan medan magnet. Artinya, formula di atas
tetap berlaku jika konduktor dalam keadaan diam namun medan magnet yang
bergerak, yang pasti selama ada gerak relatif antara keduanya, maka tegangan
akan terinduksi pada konduktor.

10
Dua komponen utama pada generator adalah komponen yang berputar
yang dikenal dengan nama rotor dan komponen yang diam yang dikenal sebagai
stator. Rotor didesain agar memiliki medan magnet dengan cara menanamkan
magnet pada rotor atau dengan cara memberikan arus DC pada rotor. Baik
dengan menggunakan permanen magnet maupun memberikan arus DC,
keduanya sama-sama menghasilkan medan magnet pada rotor yang akan
mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Bagian utama pada stator merupakan tiga kumpulan-lilitan (koil) material


konduktor yang biasanya terbuat dari besi atau aluminium. Ketiga koil tersebut
masing-masing terpisah dengan sudut 120o seperti yang ditunjukan pada
Gambar 1. Koil pertama adalah a’-a, kedua adalah b’-b dan ketiga adalah c’-c.
Tujuan dari adanya tiga koil dengan sudut relatif 120o tersebut adalah untuk
menghasilkan listrik tiga fasa. Ketika rotor berputar, maka medan magnet pada
rotor ikut berputar. Dengan adanya gerak relatif antara medan magnet dan koil-
koil pada stator, maka tegangan pada masing-masing koil akan terinduksi dengan
besaran yang sama namun fasanya berbeda sebesar 120o. Apabila sebuah beban
dihubungkan dengan stator yang kini sudah memiliki tegangan listrik, maka arus
akan mengalir ke beban.

1. Stator

Suatu mekanisme sistem yang terintegrasi diperlukan untuk


menghasilkan rotor yang berputar. Prinsip kerja mekanisme tersebut adalah

11
menggabungkan kerja rotor/stator dengan suatu sistem penghasil putaran yang
kontinyu. Atau dengan kata lain, rotor yang berputar merupakan perpanjangan
dari perputaran shaft (poros) dari mekanisme sistem perputaran kontinyu seperti

yang ditunjukan pada gambar di bawah ini.

2.3.2. Generator
2.3.3. Turbin Gas
2.3.3.1. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah operasi atau aktivitas yang
harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melakukan pergantian
kerusakan peralatan dengan resources yang ada. Perawatan juga ditujukan
untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan
failure sekecil mungkin. Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat
sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis
dan pengendalian manajemen ke dalam sebuah program perawatan. Pada
umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin
penting. Berikut adalah sembilan pendekatan untuk membuat sebuah program
perawatan yang efektif:

1. Mengidentifikasi kekurangan eksisting.


2. Membuat tujuan akhir dari program.
3. Menetapkan skala prioritas.
4. Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi.
5. Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang.
6. Sosialisasi perencanaan terhadap bagian bagian yang terkait.
7. Implementasi perencanaan.
8. Laporan berkala.
9. Pemeriksaan kemajuan secara rutin.

Adapun macam macam jenis dari perawatan gas engine adalah:

2.3.3.2. Preventive Maintenance


Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam
aktivitas perawatan (maintenance). Preventive maintenance adalah aktivitas
perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada
sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan
perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar
sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas

12
fungsionalnya. Beberapa tujuan dari preventive maintenance adalah mendeteksi
lebih awal terjadinya kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan
dan meminimalkan kegagalan produk yang disebabkan oleh kerusakan sistem.
Ada empat faktor dasar dalam memutuskan penerapan preventive maintenance:

1. Mencegah terjadinya kegagalan.


2. Mendeteksi kegagalan.
3. Mengungkap kegagalan tersembunyi (hidden failure).
4. Tidak melakukan apapun karena lebih efektif daripada
dilakukan pergantian.

Dengan mengidentifikasi keempat faktor dalam melaksanakan preventive


maintenance, terdapat empat kategori dalam mengspesifikasikan preventive
maintenance. Keempat ketegori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Time-Directed (TD) adalah perawatan yang diarahkan secara langsung


pada pencegahan kegagalan atau kerusakan
2. Condition-Directed (CD) adalah perawatan yang diarahkan pada deteksi
kegagalan atau gejala-gejala kerusakan.
3. Failure-Finding (FF) adalah perawatan yang diarahkan pada penemuan
kegagalan tersembunyi.
4. Run-to-Failure (RTF) adalah perawatan yang didasarkan pada
pertimbangan untuk menjalankan komponen hingga rusak karena pilihan
lain tidak memungkinkan atau tidak menguntungkan dari segi ekonomi.

2.3.3.3. Predictive maintenance


Predictive maintenance didefinisikan sebagai pengukuran yang dapat
mendeteksi degradasi sistem, sehingga penyebabnya dapat dieliminasi atau
dikendalikan tergantung pada kondisi fisik komponen. Hasilnya menjadi indikasi
kapabilitas fungsi sekarang dan masa depan. Pada dasarnya, predictive
maintenance berbeda dengan preventive maintenance dengan berdasarkan
kebutuhan perawatan pada kondisi actual mesin dari pada jadwal yang telah
ditentukan. Dapat dikatakan bahwa preventive maintenance bersifat time-based,
seperti pergantian oli setiap 3000 jam kerja. Hal ini tidak memperhatikan
performa dan kondisi aktual mesin. Jika dilakukan pemeriksaan, mungkin
penggantian oli dapat diperpanjang hingga 5000 jam kerja. Hal ini yang
membedakan antara preventive maintenance dengan predictive maintenance
dimana predictive maintenance menekankan kegiatan perawatan pada kondisi
aktual.

13
1. Time Directed Maintenance

Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu dari


komponen atau sistem diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk
diterapkan pada time directed maintenance adalah periodic maintenance dan on-
condition maintenance. Periodic maintenance (hard time maintenance) adalah
perawatan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk
mengganti sebuah komponen atau system berdasarkan interval waktu tertentu.
On-condition maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan
berdasarkan kebijakan operator.

2. Condition Based Maintenance

Condition Base Maintenance merupakan aktivitas perawatan pencegahan


yang dilakukan berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem,
yang bertujuan untuk mengantisipasi sebuah komponen atau sistem agar tidak
mengalami kerusakan. Karena variable waktunya tidak pasti diketahui, kebijakan
yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah predictive maintenance. Predictive
Maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilakukan dengan
menggunakan sistem monitoring, misalnya analisis dan komposisi gas.

3. Failure Finding

Failure Finding merupakan kegiatan perawatan pencegahan yang


bertujuan untuk mendeteksi kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan
cara memeriksa fungsi tersembunyi (hcidden function) secara periodik untuk
memastikan kapan suatu komponen mengalami kegagalan.

4. Run to Failure

Run to Failure tergolong sebagai perawatan pencegahan karena faktor


ketidaksengajaan yang bisa saja terjadi dalam beberapa peralatan. Disebut juga
sebagai no schedule maintenance karena dilakukan jika tidak ada Tindakan
pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, jika dilakukan
tindakan pencegahan terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak terlalu esensial
(tidak terlalu berpengaruh).

5. Corrective Maintenance

Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan


untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu
preventive maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance bukanlah
aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen

14
mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah
komponen atau sistem ke kondisi semula. Perawatan dilakukan dengan jadwal
yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai ”perawatan yang
direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara
perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta
meningkatkan kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-
penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu
lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal. Pekerjaan perawatan
preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan
pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut
tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi
berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab
yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha
perbaikannya melalui tahapantahapannya. Perawatan preventive mempunyai
tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan


mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi
seminimum mungkin.
b. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk
yang berkualitas tinggi.
c. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
d. Menjamin keselamatan pekerja.
e. Menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.
f. Mencapai semua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan


preventive yang dilaksanakan dengan baik diantaranya :

a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.


b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat
kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap
waktu.
f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.

15
Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari
berbagai faktor yang aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh
prosedur yang dapat dipakai untuk melakukan perawatan pada mesin.

Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum


mulai bekerja pada mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan
pelumasan terhadap mesin yang akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini,
industri mengeluarkan instruksi yang ditujukan kepada para operator untuk
melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan sungguh-
sungguh.

Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh


tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut.
Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan pengalaman
terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi
pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian
yang tidak normal atau kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera
dilaporkan kepada tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi.
Tindakan perbaikan harus segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.

16
III. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

3.1. Profil Perusahaan

2. Peta Merangin II Block dan Belida Block.

Lebih khusus block/lapangan (Tampi Field SRMD) mulai eksplorasi 2007


- 2009 pada lapangan South East Siera (SES) dan West Belani selanjutnya
Lapangan North West Belani, Lumbian dan North Tampi.

PT. SRMD memulai perdana produksi pada tanggal ( 5 mei 2010 jam 17.00
WIB dengan awal perdana produksi 200-300 barrel oil per day yang distribusikan
dengan menggunakan mobil tangki (Road Tank kapasitas 10.000 dan 12000 liter).

Hingga saat ini rutinitas distribusi menggunakan road tank dengan


kapasitas 5000 liter. Start produksi dengan kondisi temporary production facility
di lokasi WB# 1 (5 mei 2010) selanjutnya pada lapangan Sierra yang juga
Temporary Production Facility (16 Juni 2010) sambil membangun permanent
production facility pada Block Station Tampi Field dan di start up pada 15 Juli
2011 sarana penunjang lain nya sebagai penunjang eksport production, fasilitas
FBM Jene dan fasilitas unloading ke kapal penampung (Petro Badak) di areal
Desa Pauh. Start up 16 April 2012, Lumbian start up produksi tanggal 22 Oktober
2015.

Total sumur produksi aktif WB (West Belani) ada 7 sumur , Lapangan


Seirra SES#1 dan SES#2 sementara di non aktifkan karena peningkatan volume
air , Lapangan NWB#1 1sumur aktif , Lapangan Lumbian 1 sumur aktif. Selama
aktifitas produksi PT.SRMD sampai tahun 2016 dengan total produksi 2010-

17
2014: 2000-2600 BOPD, 2014-2016: 1100-1500. Awal produksi sumur minyak
PT. SRMD dialirkan secara natural, 2014-2016 aktifitas produksi sumur dibantu
dengan menggunakan Artificial Lift System (Hydraulic Pumping Unit).

Pada tahun 2018 hingga saat sekarang ini tahun 2020 PT. Sele Raya
Merangin Dua masih beroprasi dengan baik. Banyak mengalami kemajuan yang
sangat pesat terutama pada segi teknologi yang digunakan. Mulai membangun
pembangkit listrik sendiri dengan memanfaatkan gas keluaran dari sumur-
sumur minyak. Pada saat itu gas yang keluar bersamaan dengan minyak tidak
lah dimanfaatkan dengan baik, gas dipisahkan dari minyak dan terbuang sia-sia.

Namun sejak tahun 2018 gas tersebut dimanfaatkan untuk


membangkitkan generator gas (Gas Engine) dengan kapasitas 1000KVA. PT. Sele
Raya Merangin Dua memiliki pembangkit sendiri untuk disalurkan ke sumur-
sumur minyak untuk menggerakkan pompa Hydraulic Pumping Unit (HPU).
Sehingga sejak itu PT. Sele Raya Merangin Dua lebih bisa menghemat biaya
keluaran. Karena pada tahun sebelumnya untuk menggerakan pompa HPU
masih menggunakan Ginset kapasitas 1000KVA. Dalam satu hari bisa
menghabiskan bahan bakar solar 1000 liter.

Total sumur produksi saat ini sudah bertambah menjadi 12 titik sumur
yang masih aktif produksi dan 1 sumur masih dalam proses pengeboran.
Diantaranya yaitu, NWB#1, WB#1, WB#2, WB#4, WB#6, WB#8, WB#9, WB#10,
WB#11, WB#13, SES#1, SES#2 dan WB#12 masih dalam proses pengeboran.

18
3.2. Struktural Organisasi Perusahaan

3. Struktur organisasi PT. Sele Raya Merangin Dua.

3.3. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan


PT. Sele Raya Merangin Dua (SRMD) beralamat di Unnamed Road, Pelawe,
Bulan Tengah Suku Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan 31652.

19
3.4. Divisi Penempatan Kerja Praktik
Dalam Kerja Praktik di P.T. Sele Raya Merangin Dua saya ditempatkan ke
devisi electical bagian pengecekan sumur atau pengecekan Hydraulic Pumping
Unit (HPU). Pengecekan sumur atau HPU dilakukan setiap hari pada saat pagi
dan sore hari. Selain pengecekan langsung ke lokasi Hydraulic Pumping Unit juga
dipantau dari Panel MCC (Motor Control Center).

3.5. Disiplin Kerja


1. Seluruh Karyawan wajib menggunakan pakaian dan perlengkapan
sesuai standar minimum keselamatan kerja (Coveral atau baju kerja
lengan panjang Safety, Helmet, Safety Shoes, Sarung tangan dan
kacamata pelindung).
2. Waktu kerja yang berlaku adalah jam 08.00 WIB s/d 17.00 WIB dan
waktu istirahat kerja pukul 12.00 s/d 13.00 WIB.
3. Ketidakhadiran karyawan pada jam kerja wajib diinformasikan kepada
atasannya langsung (Kepala Lapangan) ketidakhadiran tanpa
pemberitahuan akan dikenakan sangki yang berlaku di perusahaan.
4. Ketidakhadiran karena sakit wajib memberikan Surat Keterangan
Sakit/Istirahat yang dikeluarkan oleh dokter/RS/Puskesmas.
5. Dilarang menyalahgunakan waktu jam kerja untuk kepentingan
pribadi.
6. Dilarang meninggalkan area kerja pada saat jam kerja dan atau pulang
lebih awal tanpa ijin atasan dan atau melakukan aktifitas yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan yang dampaknya mengurangi
produktifitas kerja seperti:
I. Tidur pada jam kerja.
II. Mengobrol dengan rekan kerja.
III. Bermain ponsel dan internet (browsing, social media,
chatting dsb).
IV. Mendengarkan Musik.
7. Dilarang merokok di area berbahaya, berjudi, minum minuman keras
dan narkoba di area kerja.
8. Dilarang membawa senjata api dan senjata tajam di area kerja.
9. Dilarang menggunakan fasilitas dan property perusahaan untuk
kepentingan pribadi tanpa ijin.
10. Dilarang melakukan perbuatan yang melanggar hukum seperti:
pencurian, tindakan asusila, dsb (dikarenakan segala bentuk
perbuatan yang melanggar hukum akan diproses secara hukum).

20
IV. PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

4.1. Proses Suplai Pembangkit Tenaga Listrik Pada Gas Engine Generator
Proses penyuplaian bahan bakar pada gas engine memiliki tahapan proses
agar bahan bakar gas nya mendapatkan yang sempurna atau bagus, karena gas
tersebut langsung dari alam yang ikut serta dari proses pengeboran berlangsung.
Oleh karena itu untuk penyuplai bahan bakar dari gas alamnya ada proses proses
yang berlansung, setelah itu barulah gas alam bisa dimanfaatkan sebagai suplai
bahan bakar yang sempurna untuk gas engine generator.

Pada proses pengambilan minyak bumi disetiap sumur melalui hidrolic


pumping unit (HPU) tersebut minyak disetiap sumur yang terpisah akan dialirkan
menjadi satu proses dengan menggunakan alat yang bernama block station lalu
hasil pengeboran tersebut akan dialirkan menjadi satu

Gas alam tersebut yang ikut serta masuk dalam proses pengambilan
minyak bumi memalui hidrolic pumping unit (HPU) ada juga air yang ikut serta
dan akan dipisahkan air, gas alam dan minyak bumi teserbut memalui separator.

4.1.1. Hidrolic Pumping Unit (HPU)


Hidrolic Pumping Unit (HPU) ialah alat pompa hidropolik untuk
memproses produksi pengambilan minyak bumi. Pada proses produksi minyak
bumi ini ada materia lain yang ikut seperti pasir, air dan gas. Pada gas alam ini
yang dapat kita manfaatkan untuk bahan bakar pembangkit menggunakan gas
engine. Proses penyaluran nya melewati pipa pipa yang masih tercampur
materialnya, lalu material tersebut akan diproses lagi ketika selesai melewati
saluran pipa minyak.

4. Hidrolic Pumping Unit

21
4.1.2. Separator
Separator ialah alat yang dapat memisahkan material yang ikut dalam
proses produksi minyak bumi, yang dipisahkan pada saat produksi minyak bumi
melalui HPU tadi yang sudah dibahas, lalu gas nya yang akan diambil melewati
atas pipa, karena gas akan selalu berada diatas permukaan.

5. Sparator

4.1.3. Gas Kompresor


Gas kompresor ialah alat yang berguna untuk menekan gas menjadi padat
atau sebuah mesin compresi dimana cara kerjanya adalah untuk mengkompersi
gas, dikarenakan gas yang kita ambil ini dari alam yang masih tidak beraturan
bentuk maupun massa nya. Dari separator tadi gas alam tersebut akan dialirkan
lagi memalui proses pada gas kompresor ini agar gas tadi menjadi layak untuk
dijadikan bahan bakar.

6. Gas Kompresor

4.1.4. Scrubber Dan Gas Filter


Scrubber ialah alat untuk mengendalikan aliran gas diantaranya dengan
mengubah sifat aliran gas tersebut dari aliran laminar menjadi aliran turbular,
dimana akan berakibat terhadap kecepatan aliran saat akan digunakan pada gas
engine, pada partikel padat yang teoritisnya partikel padat yang terdapat pada
gas akan mengalami dampak impacition atau bantingan lebih besar

22
dibandingkan yang dialami gas itu sendiri. Scrubber ini berguna untuk
memfiltrasi langsung aliran gas, dimana partikel padat akan tertinggal pada
media filtrasi.

Sedangkan gas filter berguna untuk menfilter atau menyaringkan gas gas
yang akan di gunakan pada gas engine, agar mendapatkan gas yang bersih dan
layak dikomsumsikan pada pembangkit gas engine.

7. Scrubber dan gas filter

4.1.4.1. Pada Pembangkit


Setelah selesai melewati proses penyaluran gas alam dari sumur produksi
sampai ke gas kompresor tersebut maka gas layak dikomsumsikan untuk suplay
bahan bakar pada gas engine ini.

23
8. Gas engine

4.2. Komponen Pada Gas Engine Generator


Pada pembangkit gas engine generator ini memiki komponen komponen
peralatan yang digunakan untuk proses nya, Adapun komponen yang digunakan
sangatlah penting, karena jika salah satu mengalami gangguan makan proses
pembangkitan listrik tidak akan berjalan sempurna atau akan mati engine
generatornya.

Berikut adalah komponen yang digunakan pada gas engine generator


pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini Gas Engine, generator, sistem control:

4.2.1. Gas Engine


Engine (mesin) adalah sumber input energi mekanik ke generator. Ukuran
mesin berbanding lurus dengan output daya maksimum yang dapat disuplai oleh
generator, pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini mesin nya mempunyai 12 buah
piston yang kapasitas daya pembangkit nya sebesar 1770KVA dan sementara
daya yang dipakai hanya sebesar 750KVA, generator gas engine ada 2 unit disini
dan tegangan keluarnya sebesar 400V masing-masing. Pada PT. Sele Raya

24
Merangin Dua beban yang digunakan masih belum memenuhi daya standar
minimal dari gas engine yang dibutuhkan, maka dari itu untuk kedepanya aka
nada penambahan daya untuk memenuhi standar daya yang dibutuhkan. Ada
beberapa faktor yang perlu kita perhatikan dari gas engine, agar dapat beroperasi
secara optimal sebagai berikut. Altenator, Batrai, Motor Stater, Radiator, Sistem
Pembuangan, gas strain

9. Pengecekan Gas Engine

4.2.2. Altenator
Alternator yang juga dikenal sebagai ‘genhead’ adalah bagian dari
generator yang menghasilkan output listrik dari input mekanis yang disediakan
oleh gas engine. Komponen dalam alternator akan bekerja sama untuk
menyebabkan gerakan relatif antara medan magnet dan listrik, yang pada
gilirannya menghasilkan listrik.

Stator ini adalah komponen stasioner. Ini berisi satu set konduktor listrik
yang melilit di atas inti besi. Untuk Rotor/ Armature Ini adalah komponen yang
bergerak yang menghasilkan medan magnet berputar dalam salah satu dari tiga
cara berikut.

• Dengan induksi: Ini dikenal sebagai alternator brushless dan


biasanya digunakan dalam generator besar.
• Dengan magnet permanen: Ini umum dalam unit alternator kecil.
• Dengan menggunakan exciter: Exciter adalah sumber arus searah
(DC) kecil yang memberi energi rotor melalui perakitan slip ring dan
sikat.

25
Rotor menghasilkan medan magnet yang bergerak di sekitar stator, yang
menginduksi perbedaan tegangan antara gulungan stator. Hal ini menghasilkan
output arus bolak-balik (AC) dari generator. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
perlu Anda ingat saat menilai alternator dari sebuah generator.

Metal versus Plastic Housing Desain all-metal memastikan daya tahan


alternator. Sedangkan, plastic housing dapat berubah bentuk seiring waktu dan
menyebabkan bagian yang bergerak dari alternator akan terkena dan
meningkatkan keausan serta yang lebih penting, berbahaya bagi pengguna.

10. Alternator

4.2.3. Baterai
Baterai aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam suatu
pusat pembangkit listrik gas engine. Baterai aki harus selalu diisi melalui
penyearah. Pada gambar dibawah akan menunjukkan instalasi baterai dan
pengisiannya.

11. Baterai

Kutub negatif dari baterai sebaiknya ditanah untuk memudahkan deteksi


gangguan hubung tanah pada instalasi arus searahnya. Walaupun dalam
didalam pembangkit listrik sudah dilengkapi dengan Emergency Diesel Generator
(EDG), namun memiliki fungsi dan pelayanan yang berbeda dengan sumber
cadangan baterai aki. Biasanya kumpulan dari baterai aki tersebut dikenal
dengan nama Battery bank.

26
4.2.4. Stater Generator
Berguna untuk menggerakkan gas engine pada awal dihidupkan yang bisa
disebut tombol power sistem. Di PT. Sele Raya Merangin Dua ini menggunakan
stater jarak jauh yang terletak di dekat panel control atau MMCnya dan juga
dilengkapi alat proteksi proteksi yang modern.

12. Control Panel

4.2.5. Radiator
Penggunaan generator secara terus-menerus menyebabkan berbagai
komponennya menjadi panas. Sangat penting untuk memiliki sistem pendingin
dan ventilasi untuk menarik panas yang dihasilkan dalam proses.

Hidrogen digunakan sebagai pendingin untuk gulungan stator unit


generator besar karena lebih efisien dalam menyerap panas daripada pendingin
lainnya. Hidrogen memindahkan panas dari generator dan mentransfernya
melalui penukar panas ke sirkuit pendingin sekunder yang mengandung air
determineralisasi sebagai pendingin. Inilah sebabnya mengapa generator yang
sangat besar dan pembangkit listrik kecil sering memiliki menara pendingin besar
di sebelahnya.

27
13. Radiator

4.3. Sistem Pembuangan


Asap buangan yang dipancarkan oleh gas engine generator sama seperti
buangan dari mesin diesel atau gasoline lainnya dan mengandung bahan kimia
yang sangat beracun yang perlu dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting
untuk memasang sistem pembuangan yang memadai untuk membuang gas
buang. Hal ini tidak dapat dianggap remeh karena keracunan karbon monoksida
tetap menjadi salah satu penyebab paling umum kematian karena orang
cenderung tidak memikirkannya sampai terlambat.

4.3.1. Generator
4.3.1.1. Sistem Bahan Bakar
Fuel Water Separator/ Fuel Filter alat ini memisahkan air dan benda asing
dari bahan bakar cair untuk melindungi komponen lain dari generator dari korosi
lalu dari separator gas yang telah dipisahkan akan menuju ke scrubber dan gas
filter dimana gas alam tersebut akan disaring dan dipadatkan lagi agar dapat
menghasilkan gas yang berkualitas buat bahan bakar pembangkit nya dan
kontaminasi, lalu pada Fuel Injector alat ini menyemprotkan bahan bakar cair
dan menyemprotkan sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan ke dalam ruang
bakar gas engine.

28
14. Separator Pemisah Minyak Bumi

15. Filter gas

29
16. Scrubber untuk memadatkan gas bahan bakar

4.3.1.2. Regulator Tegangan


Regulator tegangan ini berfungsi mengatur tegangan output generator. Di
bawah ini, akan dijelaskan mekanisme terhadap setiap komponen yang
memainkan bagian dalam proses siklus regulasi tegangan.

a. Regulator Tegangan: Konversi Tegangan AC ke Arus DC - Pengatur


tegangan mengambil sebagian kecil dari output generator tegangan
AC dan mengubahnya menjadi arus DC. Regulator tegangan
kemudian memberi umpan arus DC ini ke sekumpulan lilitan
sekunder di stator, yang dikenal sebagai gulungan pengali.
b. Exciter Windings: Konversi Arus DC menjadi Arus AC - Gulungan
exciter sekarang berfungsi mirip dengan gulungan stator primer
dan menghasilkan arus AC kecil. Gulungan exciter terhubung ke
unit yang dikenal sebagai rectifier berputar.
c. Rotating Rectifiers: Konversi Arus AC menjadi Arus DC - Ini
memperbaiki arus AC yang dihasilkan oleh gulungan pengali dan
mengubahnya menjadi arus DC. Arus DC ini diumpankan ke
rotor/armature untuk menciptakan medan elektromagnetik di
samping medan magnet yang berputar dari rotor/armature.
Rotor/Armature: Konversi Arus DC ke Tegangan AC -
Rotor/armature sekarang menginduksi tegangan AC yang lebih
besar melintasi gulungan stator, yang sekarang generator hasilkan
sebagai tegangan AC output yang lebih besar.

30
4.3.1.3. Turbin Gas
Turbin gas adalah mesin yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dengan pembakaran dalam (internal combustion). Energi kinetik ini
selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin.
Poros turbin di couple dengan gear box reduction untuk di turunkan putarannya
sesuai dengan kebutuhan generator setelah itu dihubungkan dengan generator
untuk menghasilkan listrik. Turbin gas merupakan salah satu jenis mesin yang
menggunakan metode internal combustion engine (mesin pembakaran dalam).
Turbin gas bekerja dengan proses termodinamika yang dikenal sebagai brayton
cycle.

17. Turbin gas

4.3.1.4. AVR
Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah alat untuk mengatur tegangan
lebih pada saat proses keluaran tenaga listrik dari gas engine generator untuk
membatasi keluaran sesuai kapasitas tenaga yang dibutuhkan.

Disain AVR dari unit generator harus menggunakan jenis elektronik


dengan kemampuan pengaturan tegangan. AVR juga harus dilengkapi dengan
pembacaan kecepatan putaran mesin dan pengaturan frekuensi secara otomatis.
Disain AVR harus berdasarkan pada karakteristik keluaran generator dan dapat
menunjang sistem operasi dari semua komponen pengaturan yang terpasang
pada generator. Pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini membatasi tengangan
sebesar 400kwh sesuai kebutuhan distribusi untuk produksi minyak bumi
maupun penggunaan pada lingkungan sekitar.

AVR ini sangat penting sekali pada generator, jika terjadi kerusakan pada
AVR maka tegangan yang keluar untuk beban akan lebih dan sulit diatur jika
tidak ada AVR ini. Maka jika terjadi kerusakan AVR segera lah diganti dan servis
dengan yang baru, tapi untuk AVR ini jarang sekali terjadi kerusakan asalkan

31
beban pada gas engine generator keluaran nya mecukupi sesuai beban yang
keluar. Dengan sistem proteksi overvoltage dan undervoltage harus diperhatikan
secara rutin melalui MMC/ panel control nya, agar kita bisa memantau apa AVR
nya bekerja dengan bagus.

18. AVR

4.3.1.5. Speed Kontrol Unit


Pada generator harus mempertahankan kecepatan yang telah ditentukan
sebelumnya yang telah diatur berfungsi untuk mempertahankan spesifikasi
outputnya. Jika terdapat putaran mesin yang tidak stabil generator tidak akan
mempertahankan spesifikasi output yang dibutuhkan.

Pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini menggunakan Speed Control
Elektronik karena sesuai perkembangan zaman menggunakan yang berbasis
digital sekarang ini. Sistem speed control electronic ini menghubungkan dan
mengendalikan fungsi control pada gas engine dan generator untuk penyediaan
sumber tenaga listrik.

4.4. Prinsip Kerja Gas Engine Generator


Pada PT. Sele Raya Merangin Dua Generator listrik memiliki perangkat
yang mengubah energi mekanik yang diperoleh dari sumber lain menjadi energi
listrik sebagai outputnya.

Penting untuk dipahami bahwa generator sebenarnya tidak ‘menciptakan’


energi listrik. Sebagai gantinya, ia menggunakan energi mekanis yang dipasok
untuk mengerakan muatan listrik yang ada di kawat gulungannya melalui sirkuit
listrik eksternal. Aliran muatan listrik ini merupakan arus listrik keluaran yang
dipasok oleh generator. Mekanisme ini bisa dipahami dengan mempertimbangkan
generator yang ada pada pompa air, yang menyebabkan aliran air tapi sebenarnya
tidak ‘menciptakan’ air yang mengalir melewatinya.

32
Sistem pembangkit listrik tenaga gas yang paling sederhana terdiri dari
tiga komponen yaitu:

1. Kompresor
2. Ruang bakar
3. Turbin gas

19. Prinsip Kerja Gas Engine

4.4.1. Prinsip Kerja


Prinsip kerja Gas Engine generator dengan Diesel Engine generator
hampir sama kalau di prinsip 4 Tak (4 Langkah), hanya ratio compressi yang
membedakan Gas engine agak lebih rendah ratio compressi-nya dibandingkan
dengan Diesel engine, krn gas engine memakai percikan bunga api lewat
sparkplug (busi) untuk pembakaran sedangkan diesel engine hanya memakai
tekanan compressi untuk pembakaran. Sistem pemasukan bahan bakar gas
engine adalah gas terbentuk di Carburator tercampurnya antara bensin dengan
udara dengan perbandingan sesuai dengan type engine-nya (Contoh 1:9,
maksudnya adalah 1 CC bensin berdanding dengan 9 kg volume udara),
kemudian gas ini masuk ke ruang bakar lewat valve intake menuggu timing
percikan bunga api langsung terbakar. Sedangkan untuk diesel engine
pemasukan bahan bakarnya lewat nozzle dan injector atau yg disupply dari fuel
injection pump, jadi nozzle yg mengabutkan fuel (solar), sedangkan yg masuk
lewat valve intake hanya volume udara yg akan dicompres oleh piston, karena
tekanan compressi yg dihasilkan oleh diesel engine cukup tinggi tinggal
menunggu timing pengabutan dari nozzle untuk mengadakan pembakaran.
Setelah start engine akan menggerakan rotor dari generator memotong

Prinsip kerja generator sangatlah sederhana yaitu kumparan jangkar yang


memotong medan pada magnet yang dihasilkan kumparan medan akan
menimbulkan gerak gaya listrik terhadapkumparan jangkar. Cara kerja generator

33
yang utama adalah adanya medan magnet dan pemotong medan magnet. Pada
generator sendiri dapat menghasilkan energi listrik yang bersumber kepada
energi mekanik dan umumnya menggunakan induksi elektromagnetik. Sumber
energi mekanik sendiri bisa berasal dari resiprokat ataupun turbin

Pada saat proses generator pengahasil listrik ada sensor yang bernama
AVR. Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah alat sensor untuk mengatur
tegangan lebih pada saat proses keluaran tenaga listrik dari gas engine generator
untuk membatasi keluaran sesuai kapasitas tenaga yang dibutuhkan.

Disain AVR dari unit generator harus menggunakan jenis elektronik


dengan kemampuan pengaturan tegangan. AVR juga harus dilengkapi dengan
pembacaan kecepatan putaran mesin dan pengaturan frekuensi secara otomatis.
Disain AVR harus berdasarkan pada karakteristik keluaran generator dan dapat
menunjang sistem operasi dari semua komponen pengaturan yang terpasang
pada generator. Pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini membatasi tengangan
sebesar 400V sesuai kebutuhan distribusi untuk produksi minyak bumi maupun
penggunaan pada lingkungan sekitar.

AVR ini sangat penting sekali pada generator, jika terjadi kerusakan pada
AVR maka tegangan yang keluar untuk beban akan lebih dan sulit diatur jika
tidak ada AVR ini. Maka jika terjadi kerusakan AVR segera lah diganti dan servis
dengan yang baru, tapi untuk AVR ini jarang sekali terjadi kerusakan asalkan
beban pada gas engine generator keluaran nya mecukupi sesuai beban yang
keluar. Dengan sistem proteksi overvoltage dan undervoltage harus diperhatikan
secara rutin melalui MMC/ panel control nya, agar kita bisa memantau apa AVR
nya bekerja dengan bagus.

34
20. Gas engine

Yang digunakan pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini adalah Engine
(Reciprocating Gas Engine) dengan menggunakan Natural Gas sebagai Fuel-nya,
yang sudah filterkan sesuai dengan spec agar gas campuran dari minyak bumi
terpisah dan mendapatkan gas yang bagus untuk bahan bakar dari Engine itu
sendiri. Gas Engine memiliki karakteristik setting Air Fuel Ratio yang akan
menjadi setting dari Magnetto ataupun Ignition System berbasis digital atau yang
modern.

Di PT. Sele Raya Merangin Dua ini Gas Engine banyak digunakan untuk
Aplikasi Generator, Pompa (baik Fire Pump ataupun Shipping Pump), begitu juga
sebagai runner dari Reciprocating Compressor

DI PT. Sele Raya Merangin Dua ini menggunakan merk STAMFORD

35
21. Stamp label gas engine

Dan juga kapasitas daya output nya sebesar 1000KVA dan keluarannya sebesar
400V sesuai kebutuhan, tetapi yang dipakai disini hanya 750KVA saja untuk
kebutuhan.

22. Spesifikasi gas engine

Lalu listrik yang dihasilkan pada generator akan dialirkan lewat trafo tegangan
sebesar 20 kVa sesuai kebutuhan

36
23. Trafo distribusi

4.5. Sistem Proteksi Pada Gas Engine Generator


Sistem proteksi pada gas engine generator menggunakan relay proteksi
yang diinstal dalam panel control generator. Semua relay proteksi harus tipe
elektronik digital dan dengan mudah untuk dipasang. Komponen harus
dipertimbangkan terhadap posisi instalasi yang jauh dari dasar lantai. Proteksi
relay harus diberi label dan dilengkapi dengan indikator.

Relay Proteksi harus mempertimbangkan minimum hal berikut:

37
24. Front panel relay proteksi

1. Overvoltage
2. Undervoltage
3. Overfrequency
4. Underfrequency
5. Voltage Asymmetry
6. Load Imbalance
7. Neutral Current Max
8. Short Circuit Current
9. Norm, Rem dan Overcurr
10. Overload
11. Reverse Power

Relay proteksi harus reset secara manual lewat MMC dan tidak terlalu
sensitif terhadap getaran, shock dan transient. Dust proof flush pada relay
proteksi digunakan sebagai ingress protection.

4.6. Sistem Kontrol


4.6.1. MIP (Main Interface Panel)
Main interface panel (MIP) ialah sebagai sistem kontrol langsung dan
berada dekat pada gas engine sendiri, yang berguna untuk mengatur dan
mengendalikan prosedur kerja pada gas engine ini.

38
25. Main interface panel

4.6.2. Auxiliary Panel


Panel auxiliary adalah (Trafo PS) sebagai penghubung dari bus bar ke
beban pemakaian sendiri. Sistem monitoring Panel auxiliary adalah kegiatan
mengamati dan mencatat daya yang telah digunakan.

26. Auxilarity panel

4.6.3. MMC
MMC ini sendiri berfungsi sebagai alat kontrol yang sudah menggunakan
sistem digital dari jarak jauh dan mudah dipatau saat keadaan darurat, pastinya
telah dilengkapi alat proteksi jika ada tegangan lebih, kurang maupun kerusakan
lainnya akan terdeteksi lewat layar digital.

39
Kontrol panel harus ditempatkan yang aman dan mudah dijangkau agar
jika terjadi keadaan darurat, setiap generator jaman sekarang dipantau kegiatan
selama proses kerjanya melalui control panel ini, distribusi juga dikendalikan
lewat kontrol panel dan juga memiliki sistem proteksi digital yang sudah
terpasang otomatis dari pabrik buatan nya sana.

27. Ruang MMC

4.7. Pemeliharaan Pada Gas Engine


Pemeliharaan atau perawatan adalah hal yang wajib dilakukan secara
rutin, dikarenakan agar gas engine beroperasi terus menerus biar sumur minyak
akan terus berproduksi setiap saat. Pada perawatan generator ada yang dari luar
maupun bagian dalam generator yang seperti pada proteksi nya harus selalu
dipantau memalui MMC atau panel kontrol.
Perawatan bertujuan untuk menjaga sebuah sistem harus dipantau agar
kondisi nya dapat berfungsi sebagaimana semestinya, memperpanjang jangka
masa aktif mesin dan mengecilkan failure sekecil mungkiin (Widyantoro et al.,
2019). Petugas yang melakukan pemantauan dan perawatan ialah melibatkan
teknisi dan manajemen pengendali didalam sebuah program perawatan. Pada
umumnya semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin
penting. Dalam sceadul ada program yang harus dijalankan secara rutin dan
efektif yaitu:
1. Mengidentifikasi kekurangan eksisting.
2. Membuat tujuan akhir dari program.

40
3. Menetapkan skala prioritas.
4. Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi.
5. Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang.
6. Sosialisasi perencanaan terhadap bagian bagian yang terkait.
7. Implementasi perencanaan.
8. Laporan berkala.
9. Pemeriksaan kemajuan secara rutin
Dalam perawatan gas engine memiliki 2 jenis perawatan yang dilaksanakan,
yaitu:
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting
dalam aktivitas perawatan (maintenance). Preventive maintenance
adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya
kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana
sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang
sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut
dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. Beberapa tujuan
dari preventive maintenance adalah mendeteksi lebih awal terjadinya
kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan dan
meminimalkan kegagalan produk yang disebabkan oleh kerusakan
sistem. Ada tiga faktor dasar dalam memutuskan penerapan preventive
maintenance:
1. Mencegah terjadinya kegagalan.
2. Mendeteksi kegagalan.
3. Mengungkap kegagalan tersembunyi (hidden failure).

2. Predictive maintenance
Predictive maintenance didefinisikan sebagai pengukuran yang
dapat mendeteksi degradasi sistem, sehingga penyebabnya dapat
dieliminasi atau dikendalikan tergantung pada kondisi fisik komponen.
Hasilnya menjadi indikasi kapabilitas fungsi sekarang dan masa depan.
Pada dasarnya, predictive maintenance berbeda dengan preventive
maintenance dengan berdasarkan kebutuhan perawatan pada kondisi
actual mesin dari pada jadwal yang telah ditentukan. Dapat dikatakan
bahwa preventive maintenance bersifat time-based, seperti pergantian
oli setiap 3000 jam kerja. Hal ini tidak memperhatikan performa dan
kondisi aktual mesin. Jika dilakukan pemeriksaan, mungkin

41
penggantian oli dapat diperpanjang hingga 5000 jam kerja. Hal ini yang
membedakan antara preventive maintenance dengan predictive
maintenance dimana predictive maintenance menekankan kegiatan
perawatan pada kondisi aktual.
Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani
oleh tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas
tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan
pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal
ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh
operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau kelainan-kelainan
yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada tenaga
perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan
harus segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.

4.8. Keuntungan
Karena pemanfaatan gas yang dihasilkan dari produsi minyak berserta gas alam,
dari pada tidak dimanfaatkan dan dibuang secara sia sia memalui api
pembuangan, maka dari itu lebih baik memanfaatkan gas ala mini sebagai bahan
bakar dan hemat biaya produksi nya serta nilai oktan yang dihasilkan oleh gas
engine ini tinggi pembakaran yang dihasilkan juga sempurna, membuat mesin ini
berkategori mesin yang ramah lingkungan. Selain kelebihan tersebut mesin ini
juga hemat, karena dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) yang menggunakan bahan bakar solar yang lebih mahal. Selain
keuntungan di atas mesin dengan bahan bakar gas ini masih memiliki banyak
keunggulan dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan
bahan bakar solar. Berikut keuntungan menggunakan bahan bakar gas:

1. Gas Engine menggunakan BBG ini relatif bertenaga besar dan stabil, beda
halnya dengan mesin diesel yang menggunakan solar karena tidak
ekonomis dan kurang stabil, kalau generator sangat mempengaruhi besar
mesin penghasil listrik DC yang akan di putar oleh mesin tersebut.
2. Gas Engine lebih awet dibandingkan dengan mesin diesel yang
menggunakan solar, sudah jelas terlihat dari sistem pembakaran yang
dihasilkan mesin ini lebih sempurna.
3. Gas Engine yang menggunakan BBG akan lebih bersih dibandingkan
dengan mesin diesel yang menggunakan solar.
4. Bervariasi sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan listrik yang anda
gunakan.

42
5. Mesin tidak berisik dan aman dipakai karena mempunyai kontrol yang
sangat mudah, sehingga mempermudah anda untuk operasional dan
merawatnya.

43
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini jenis pembangkitnya lebih banyak
menggunakan gas engine walaupun sebelum nya menggunakan tenaga diesel
untuk menghasilkan listrik yang digunakan pada PT ini. Untuk gas engine itu
sendiri dapat menghasilkan daya maksimal 1770 kVa yang berjumlah 2 unit,
pada gas engine daya yang dipakai hanya 40% nya, dikarenakan beban yang
dipakai masih sedikit dan diprediksi suatu saat kedepannya akan digunakan
beban maksimum pada PT ini. Pada tenaga diesel dengan menghasilkan daya
maksimum sebesar 1000 kVa sebagai cadangan pembangkit untuk PT ini jika ada
maintenance atau problem pada gas engine, pada saat itu sumber tenaga beralih
ke tenaga diesel dengan daya pakai hanya sebesar 50% dari daya maksimalnya.

Penggunakan sumber tenaga listrik pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini
menggunakan gas engine dikarenakan biaya produksi dan efisiensi nya, pada
saat proses pengambilan atau produksi minyak bumi pada saat proses itu air,
minyak dan gas ikut terangkut saat proses produksi minyak bumi, lalu material
tersebut dipisahkan di separator dan gas alam ini lah dimanfaatkan sebegai
sumber tenaga untuk gas engine dan meleweti proses proses agar gas alam bisa
dimanfaatkan sebagai sumber tenaga pada gas engine sebagai sumber utama
pembangkit ini. Dikarenakan biaya produksi yang murah dibandingkan tenaga
diesel yang menggunakan solar 1000 Liter/ Hari banyak memakan biaya
produksi.

Selain menggunakan sumber tenaga dari alam yaitu gas alam yang murah
akan biaya nya dibandingkan tenaga diesel gas engine ini sangat menguntungkan
dan mengurangi pengeluaran biaya produksi untuk PT. Sele Raya Merangin Dua
ini.

5.2. Saran
Jika ingin mempertahankan produksi minyak tetap stabil seharusnya
pemeliharaan HPU juga harus diperhatikan. Misalnya sebelum terjadi kerusakan
pada salah satu alat harus langsung diperbaiki atau kekurangan oli pada tangki
harus langsung ditambah. Jika terjadi kerusakan pada alat ada baiknya diganti
dengan alat yang memiliki kualitas lebih baik. Agar tidak mudah rusak lagi dan
tidak terjadi kerusakan yang fatal sehingga produksi minyak tidak terganggu atau
menurun.

44
DAFTAR PUSTAKA

Gusnita, N., & Said, K. S. (2017). Analisa Efisiensi dan Pemanfaatan Gas Buang
Turbin Gas Alsthom Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Kapasitas 20 Mw.
Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 14(2), 209–218.

Leda, J. (2018). Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG ). October 2010, 10–13.

Mainil, A. K. (2011). Analisa Kinerja Engine Turbofan Cfm56-3. Jurnal Teknk


Mesin, 8(2), 78–82.

Widyantoro, M., Ilahy Rosihan, R., & Warniningsih. (2019). PENJADWALAN


PENGGANTIAN KOMPONEN GAS COMPRESORUNIT C WAUKESHA L7042 GSI
DENGAN METODE AGE REPLACEMENT ( PT . PERTAMINA EP ASSET TAMBUN
FIELD ) Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. 19(2), 1–14.

45
LAMPIRAN

1. Pengecekan Panel Kontrol

2. Pengecekan pemisah limbah air dan minyak

46
3. Perbaikan pompa motor limbah pembuangan

4. Pengecekan Rutin Gas Engine

47
5. Membantu Pemasangan Jembatan

6. Melihat Pemasangan Jembatan

48
7. Pengecekan Box Panel Pada HPU

8. Pengecekan Sumur-Sumur Minyak/HPU

49
9. Proses Pengaturan SL (Stroke Length) pada HPU

10. Pengecekan Tegangan

50
11. Pengecekan Separator

12. Gas Kompresor

51
13. Gas Engine

14. Pengecekan Panel Auxilarity

52
53

Anda mungkin juga menyukai