Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktik ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengentahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya
siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Yang Menyatakan,
M1A117031
ii
RINGKASAN
Kerja praktik dilaksanakan pada 21 Juni 2020 – 20 Juli 2020 di PT. Sele Raya Merangin
Dua (SRMD), yang merupakan perusahaan hulu minyak dan gas bumi (skkmigas). PT.
Sele Raya Merangin Dua memiliki dua jenis pembangkit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Pembangkit yang masing masing
keduanya memiliki kapasitas produksi energi listrik yang besar yaitu dengan kapasitas
750 KVA dan disuplai dengan tegangan produksi listrik sebesar 400 W. Setelah
mengetahui unjuk kerja dari pembangkit dari analisa langsung, maka dalam sistem
pembangkit mencari sisi yang lebih keekonomian. Analisa kelayakan ekonomi akan
menunjukkan besarnya BPP dari PLTD dengan menggunakan bahan bakar gas/ Natural
Gas. Maka dari itu Analisa yang dilakukan langsung terhadap kinerja yang lebih ramah
lingkungan dan biaya operasional yang lebih ekonomis. Karena tenaganya memanfaatkan
Gas Alam/ Natural Gas yang keluar bersamaan dengan minyak bumi yang dipompa
menggunakan alat yang bernama Hidrolic Pumping Unit (HPU) lalu hasil dari pemompaan
tersebut akan diseparator sebagai alat pemisah minyak bumi, Gas Alam dan Air, setelah
itu akan difilter lagi menggunakan alat yang berfungsi sebagai pemisah dan dipadatkan
lagi Gas Alam yang mana layak untuk digunakan sebagai pemanfaatan bahan bakar dari
Gas Bumi pada Pembangkit Listik Tenaga Gas (PLTG).
Kata Kunci: Hydraulic Pumping Unit (HPU), Gas Alam, Pembangkit Listrik, Minyak Bumi.
iii
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN GAS
ENGINE GENERATOR 750 KVA DARI PEMANFAATAN GAS ALAM DARI
SUMUR MINYAK PRODUKSI
PADA
PT. SELE RAYA MERANGIN DUA
NIM. M1A117031
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui,
Pembimbing Utama
NIP. 198812082019031008
Mengetahui,
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
PRAKATA
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
Berkat-Nya serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Dalam laporan kerja praktek ini
saya mencoba melaporkan dan menguraikan pelaksanaan kerja praktek di PT. Seleraya
Merangin Dua bertempat di Musi Rawas. Dimana saya menyusun laporan ini dengan
pembahasan “SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN GAS ENGINE
GENERATOR 750 KVA DARI PEMANFAATAN GAS ALAM DARI SUMUR MINYAK
PRODUKSI”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah
Kerja Praktek Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jambi.
Saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan sehingga laporan ini dapat saya selesaikan, karena
disadari tanpa bantuan berbagai pihak, maka sulit bagi saya untuk menyelesaikan
laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada:
1. Bapak Abdul Manab S.T., M.T selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah
dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan bimbingan terbaik
kepada penulis.
2. Bapak Pradono S.T. dan bapak David, S.T selaku pembimbing lapangan kerja
praktek yang telah dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan
bimbingan terbaik kepada penulis selama berada dilapangan.
3. Sdr Mahmud dan Sdr Rahmad selaku mechanical dan Sdr Muhammad David dan
Sdr Hadi Ismanto selaku electrical di PT. Sele Raya Merangin Dua yang telah
memberikan pengetahuan dan penjelasan tentang mesin dan electrical pada saat
dilapangan
4. Bapak Samratul Fuady S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang memberikan izin kepada
penulis untuk belajar.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .......................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii
I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
ix
3.5. Disiplin Kerja .................................................................................................... 20
4.1. Proses Suplai Pembangkit Tenaga Listrik Pada Gas Engine Generator............. 21
V. PENUTUP ...........................................................................................................44
5.1. Kesimpulan....................................................................................................... 44
LAMPIRAN..............................................................................................................46
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Stator .......................................................................................................................... 11
2. Peta Merangin II Block dan Belida Block. ................................................................... 17
3. Struktur organisasi PT. Sele Raya Merangin Dua. ...................................................... 19
4. Hidrolic Pumping Unit ................................................................................................ 21
5. Sparator...................................................................................................................... 22
6. Gas Kompresor ........................................................................................................... 22
7. Scrubber dan gas filter ............................................................................................... 23
8. Gas engine .................................................................................................................. 24
9. Pengecekan Gas Engine .............................................................................................. 25
10. Alternator ................................................................................................................ 26
11. Baterai ...................................................................................................................... 26
12. Control Panel ............................................................................................................ 27
13. Radiator .................................................................................................................... 28
14. Separator Pemisah Minyak Bumi ............................................................................. 29
15. Filter gas ................................................................................................................... 29
16. Scrubber untuk memadatkan gas bahan bakar ....................................................... 30
17. Turbin gas ................................................................................................................ 31
18. AVR........................................................................................................................... 32
19. Prinsip Kerja Gas Engine .......................................................................................... 33
20. Gas engine ................................................................................................................ 35
21. Stamp label gas engine ............................................................................................. 36
22. Spesifikasi gas engine ............................................................................................... 36
23. Trafo distribusi ......................................................................................................... 37
24. Front panel relay proteksi ......................................................................................... 38
25. Main interface panel ................................................................................................. 39
26. Auxilarity panel ........................................................................................................ 39
27. Ruang MMC .............................................................................................................. 40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
I. PENDAHULUAN
PT. Sele Raya Merangin Dua memiliki dua jenis pembangkit yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD). Pembangkit yang masing masing keduanya memiliki kapasitas produksi
energi listrik yang besar yaitu , dengan kapasitas 750 KVA dan disuplai dengan
tegangan produksi listrik sebesar 400 W.
Sebelum adanya pembangkit bertenaga Gas pada PT. Sele Raya Merangin
Dua mengunakan pembangkit bertenaga Diesel yang dimana mengunakan bahan
bakar solar. Karakteristik operasional pembangkit listrik berdasarkan bahan
bakar yang digunakan akan mempengaruhi unjuk kerja dari pembangkit. Oleh
karena itu dalam analisa langsung menunjukkan unjuk kerja dari Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pemakaian bahan bakarnya banyak memakan biaya
untuk minyak solar sendiri tidak ekonomis dan kurang ramah lingkungan pada
asap pembuangannya. Setelah mengetahui unjuk kerja dari pembangkit dari
analisa langsung, maka dalam sistem pembangkit mencari sisi yang lebih
1
keekonomian. Analisa kelayakan ekonomi akan menunjukkan besarnya BPP dari
PLTD dengan menggunakan bahan bakar gas/ Natural Gas.
Sebelum itu minyak bumi berserta gas dipompa terlebih dahulu dengan
tenaga listrik menggunakan pembangkit listrik Diesel. Maka dari itu Analisa yang
dilakukan langsung terhadap kinerja yang lebih ramah lingkungan dan biaya
operasional yang lebih ekonomis pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini lebih
menggunakan Pembangkit Listik Tenaga Gas (PLTG), karena tenaganya
memanfaatkan Gas Alam/ Natural Gas yang keluar bersamaan dengan minyak
bumi yang dipompa menggunakan alat yang bernama Hidrolic Pumping Unit
(HPU) lalu hasil dari pemompaan tersebut akan diseparator sebagai alat pemisah
minyak bumi, Gas Alam dan Air, setelah itu akan difilter lagi menggunakan alat
yang berfungsi sebagai pemisah dan dipadatkan lagi Gas Alam yang mana layak
untuk digunakan sebagai pemanfaatan bahan bakar dari Gas Bumi pada
Pembangkit Listik Tenaga Gas (PLTG) ini. Untuk Pembangkit Listik Tenaga Diesel
(PLTD) sendiri sebagai pasokan cadangan tenaga listrik saja apabila Pembangkit
Listik Tenaga Gas (PLTG) mengalami gangguan atau perbaikan. Dari analisa yang
dilakukan, akan ditarik kesimpulan bahan bakar gas/ Natural Gas ini untuk
biaya lebih ekonomis dibandingkan mesin diesel berbahan bakar solar.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan ini ialah:
1.3. Manfaat
2
1. Penulis dan pembaca dapat mempelajari proses penyuplaian tenaga
pembangkit gas alam dari pengeboran minyak bumi dan mengetahui
sistem pembangkit tenaga listrik gas engine generator pada PT. Sele Raya
Merangin Dua.
2. Penulis dapat mempelajari serta memberikan apa manfaat dari Gas
Engine Generator dan prosesnya yang difilterkan lalu dipisah serta
dipadatkan mengunakan alat untuk pembangkit tenaga listik di PT. Sele
Raya Merangin Dua yang dapat mengurangi polusi dan memanfaatkan
sumber daya alam dapat menjadikan lebih hemat biaya operasional
pembangkit.
3. Agar kita tahu sistem pembangkit, sumber bahan bakar dari gas alam dan
pemeliharaan pada gas engine generator di PT. Sele Raya Merangin Dua
ini, sekaligus nambah ilmu dan dapat dipelajari sesama
3
II. METODE PELAKSANAAN
Penggunaan umum lainnya dari istilah ini adalah dalam industri gas
Industri, di mana generator gas digunakan untuk memproduksi bahan kimia gas
untuk dijual. Sebagai contoh, generator oksigen kimia , yang memberikan oksigen
yang dapat bernapas pada tingkat yang terkontrol selama periode yang lama.
Selama Perang Dunia II , generator gas portabel yang mengubah kokas menjadi
gas produsen digunakan untuk menggerakkan kendaraan sebagai cara untuk
mengurangi kekurangan bensin.
Secara umum, istilah mesin gas mengacu pada mesin industri tugas berat
yang mampu berjalan terus-menerus pada beban penuh selama periode
mendekati fraksi tinggi 8.760 jam per tahun, tidak seperti mesin mobil bensin,
yang ringan, putaran tinggi dan biasanya berjalan untuk tidak lebih dari 4.000
jam sepanjang hidupnya. Daya tipikal berkisar dari 10 kW (13 hp) hingga 4 MW
(5.364 hp).
4
menggerakkan turbopump untuk memberi tekanan pada propelan LOX - etanol
utama. Di Saturnus V F-1 dan mesin utama Space Shuttle, beberapa propelan
utama dibakar untuk menggerakkan turbopump (lihat siklus generator gas dan
siklus pembakaran bertahap). Generator gas dalam desain ini menggunakan
campuran yang sangat kaya bahan bakar untuk menjaga suhu nyala relatif
rendah.
Unit daya bantu Antar-Jemput Ruang Angkasa dan unit daya darurat F-
16 (EPU) menggunakan hidrazin sebagai bahan bakar. Gas menggerakkan turbin
yang menggerakkan pompa hidrolik . Dalam F-16 EPU juga menggerakkan
generator listrik
Ada banyak percobaan dengan mesin gas pada abad ke-19, tetapi mesin
pembakaran internal berbahan bakar gas praktis pertama dibangun oleh insinyur
Belgia Étienne Lenoir pada tahun 1860. Namun, mesin Lenoir mengalami output
daya rendah dan bahan bakar tinggi konsumsi.
5
Langenyang, setelah dilatih secara teknis, melihat potensi pengembangan Otto,
dan satu bulan setelah pertemuan itu, mendirikan pabrik mesin pertama di
dunia, NA Otto & Cie, di Cologne. Pada 1867 Otto mematenkan desainnya yang
ditingkatkan dan dianugerahi Hadiah Utama di Pameran Dunia 1867 Paris. Mesin
atmosfer ini bekerja dengan menggambar campuran gas dan udara ke dalam
silinder vertikal. Ketika piston telah naik sekitar delapan inci, campuran gas dan
udara dinyalakan oleh nyala api pilot kecil di luar, yang memaksa piston (yang
terhubung ke rak bergigi) ke atas, menciptakan kekosongan parsial di bawahnya.
Tidak ada pekerjaan yang dilakukan pada stroke ke atas. Pekerjaan ini dilakukan
ketika piston dan rak bergigi turun di bawah pengaruh tekanan atmosfer dan
beratnya sendiri, memutar poros utama dan roda gila saat jatuh.Keuntungannya
dibandingkan mesin uap yang ada adalah kemampuannya untuk dinyalakan dan
dihentikan sesuai permintaan, menjadikannya ideal untuk pekerjaan berselang
seperti pemuatan tongkang atau pembongkaran.
Mesin gas atmosfer diganti oleh mesin empat langkah Otto . Pergantian ke
mesin empat langkah sangat cepat, dengan mesin atmosfer terakhir dibuat pada
tahun 1877. Mesin berbahan bakar cair segera diikuti dengan menggunakan
Diesel (sekitar 1898) atau bensin (sekitar 1900).
c. Crossley
d. Tangye
6
2.2.1. Turbin Gas
Turbin gas merupakan pembangkit sederhana yang terdiri atas empat
komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, turbin gas dan generator (Mainil,
2011). Turbin berfungsi merubah gas panas hasil pembakaran dan ruang bakar
menjadi putaran tenaga mekanis. Turbin terdiri dari deretan sudusudu yang
berputar (rotor) dan sudu-sudu yang tidak berputar (stator). Ada dua cara untuk
memanfaatkan kecepatan aliran udara agar memutar turbin yaitu impuls dengan
cara mendorong atau dengan reaksi reaksi karena gaya reaksi aliran udara panas
meniggalkan sudu-sudu rotor. Pada cara impuls kecepatan udara membentur
sudu sudu rotor dan rotor bergerak dan mulai berputar. Sedang udara kemudian
berekspansi pada sudu-sudu rotor dan pada waktu meninggalkan sudu rotor
menyebabkan terjadinya gaya reaksi yang menghasilkan tenaga yang menambah
putaran rotor.
Cara kerja Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan
gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi
energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin
dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar
poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau
yang lainnya). Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin.Sistem ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. Ciri utama turbin gas
adalah kompak, ringan, dan mampu menghasilkan daya tinggiserta bebas
getaran. Dengan demikian mudah pemasangannya dan tidak memerlukan
pondasi kuat. Membakar bahan bakar dalam api terbuka merupakan cara
sederhana untuk menghasilkan panas.
7
2.2.1.1. Kompresor
Kompresor yang banyak digunakan dalam turbin gas adalah jenis aksial
ini mempunyai efisiensi yang tinggi. Kenaikkan tekanan berlangsung dalam
setiap tingkat, diperoleh setiap tingkat perbandingan tekanan yang lebih tinggi.
Setiap tingkat-tingkat sudu menerima udara dari tingkat sebelumnya dan
mempercepat atau memperlambat aliran udara tersebut sesuai fungsinya . Setiap
tingkat sudu memberikan aliran udara dengan kecepatan yang sama pada saat
masuknya masuknya akan tetapi tekanannya berubah. Pada tingkat pertama
kenaikkan tekanan hanya sedikit, tetapi setelah sampai pada tingkat-tiingkat
terakhir tekanannya naik dengan cepat volume udara juga berubah. Tekanan
udara yang naik membuat udara bertambah padat, maka agar tekanan dan
kecepatan udara tersebut tidak berubah, rumah kompresor diameternya dibuat
makin lama makin menyempit pada bagian keluarannya, namun tidak menutup
kemungkinan terjadinya kehilangan-kehilangan tekanan dalam kompresor
akibat gesekan yang akan naik akibat permukaan sudu-sudu yang tidak licin,
sebagai akibat kosori pada sudu-sudu akan meningkatkan kehilangan tekanan
selama kompresi. Kompresor dapat direncanakan menurut jenis impuls atau
jenis reaksi, kompresor aksial jenis impuls dimana difusi hanya terjadi dalam
stator, kompresor aksial jenis reaksi difusi terjadi baikdalam stator maupun
rotornya (Gusnita & Said, 2017).
8
bakar dengan mesin torak yang disebut recipcorating Engine. Pada sistem turbin
gas, udara yang masuk kedalam ruang bakar tidak seluruhnya terbakar dalam
proses pembakaran, hanya sekitar 20-30% udarab yang digunakan untuk
pembakaran pada beban penuh (full load), sedang sisanya akibat panas dari api
pembakaran akan mengembang melalui sudu-sudu turbin. Udara yang
digunakan untuk pembakaran itulah yang disebut udara primer yang jumlahnya
diatur oleh banyaknya dan besarnya lubang-lubang dari ruang bakar tempat di
mana udara tersebut dapat masuk ke arah pembakaran.
9
2.3. Prinsip Kerja
2.3.1. Mesin Listrik
Mesin listrik (electrical machine) merupakan suatu alat yang dapat
mengkonversi energi mekanis menjadi energi listrik maupun sebaliknya, energi
listrik menjadi energi mekanis. Suatu mesin listrik yang menghasilkan energi
listrik dari energi mekanis dikenal dengan nama generator. Proses pembangkitan
listrik pada generator hampir dipastikan memanfaatkan medan magnet. Dengan
kata lain, medan magnet menjadi suatu mekanisme fundamental yang berperan
penting dalam proses konversi energi listrik.
𝑒𝑖𝑛𝑑 = (𝑣 𝑥 𝐵). 𝐿
dengan:
10
Dua komponen utama pada generator adalah komponen yang berputar
yang dikenal dengan nama rotor dan komponen yang diam yang dikenal sebagai
stator. Rotor didesain agar memiliki medan magnet dengan cara menanamkan
magnet pada rotor atau dengan cara memberikan arus DC pada rotor. Baik
dengan menggunakan permanen magnet maupun memberikan arus DC,
keduanya sama-sama menghasilkan medan magnet pada rotor yang akan
mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
1. Stator
11
menggabungkan kerja rotor/stator dengan suatu sistem penghasil putaran yang
kontinyu. Atau dengan kata lain, rotor yang berputar merupakan perpanjangan
dari perputaran shaft (poros) dari mekanisme sistem perputaran kontinyu seperti
2.3.2. Generator
2.3.3. Turbin Gas
2.3.3.1. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah operasi atau aktivitas yang
harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melakukan pergantian
kerusakan peralatan dengan resources yang ada. Perawatan juga ditujukan
untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan
failure sekecil mungkin. Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat
sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis
dan pengendalian manajemen ke dalam sebuah program perawatan. Pada
umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin
penting. Berikut adalah sembilan pendekatan untuk membuat sebuah program
perawatan yang efektif:
12
fungsionalnya. Beberapa tujuan dari preventive maintenance adalah mendeteksi
lebih awal terjadinya kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan
dan meminimalkan kegagalan produk yang disebabkan oleh kerusakan sistem.
Ada empat faktor dasar dalam memutuskan penerapan preventive maintenance:
13
1. Time Directed Maintenance
3. Failure Finding
4. Run to Failure
5. Corrective Maintenance
14
mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah
komponen atau sistem ke kondisi semula. Perawatan dilakukan dengan jadwal
yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai ”perawatan yang
direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara
perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta
meningkatkan kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-
penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu
lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal. Pekerjaan perawatan
preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan
pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut
tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi
berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab
yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha
perbaikannya melalui tahapantahapannya. Perawatan preventive mempunyai
tujuan sebagai berikut:
15
Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari
berbagai faktor yang aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh
prosedur yang dapat dipakai untuk melakukan perawatan pada mesin.
16
III. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
PT. SRMD memulai perdana produksi pada tanggal ( 5 mei 2010 jam 17.00
WIB dengan awal perdana produksi 200-300 barrel oil per day yang distribusikan
dengan menggunakan mobil tangki (Road Tank kapasitas 10.000 dan 12000 liter).
17
2014: 2000-2600 BOPD, 2014-2016: 1100-1500. Awal produksi sumur minyak
PT. SRMD dialirkan secara natural, 2014-2016 aktifitas produksi sumur dibantu
dengan menggunakan Artificial Lift System (Hydraulic Pumping Unit).
Pada tahun 2018 hingga saat sekarang ini tahun 2020 PT. Sele Raya
Merangin Dua masih beroprasi dengan baik. Banyak mengalami kemajuan yang
sangat pesat terutama pada segi teknologi yang digunakan. Mulai membangun
pembangkit listrik sendiri dengan memanfaatkan gas keluaran dari sumur-
sumur minyak. Pada saat itu gas yang keluar bersamaan dengan minyak tidak
lah dimanfaatkan dengan baik, gas dipisahkan dari minyak dan terbuang sia-sia.
Total sumur produksi saat ini sudah bertambah menjadi 12 titik sumur
yang masih aktif produksi dan 1 sumur masih dalam proses pengeboran.
Diantaranya yaitu, NWB#1, WB#1, WB#2, WB#4, WB#6, WB#8, WB#9, WB#10,
WB#11, WB#13, SES#1, SES#2 dan WB#12 masih dalam proses pengeboran.
18
3.2. Struktural Organisasi Perusahaan
19
3.4. Divisi Penempatan Kerja Praktik
Dalam Kerja Praktik di P.T. Sele Raya Merangin Dua saya ditempatkan ke
devisi electical bagian pengecekan sumur atau pengecekan Hydraulic Pumping
Unit (HPU). Pengecekan sumur atau HPU dilakukan setiap hari pada saat pagi
dan sore hari. Selain pengecekan langsung ke lokasi Hydraulic Pumping Unit juga
dipantau dari Panel MCC (Motor Control Center).
20
IV. PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
4.1. Proses Suplai Pembangkit Tenaga Listrik Pada Gas Engine Generator
Proses penyuplaian bahan bakar pada gas engine memiliki tahapan proses
agar bahan bakar gas nya mendapatkan yang sempurna atau bagus, karena gas
tersebut langsung dari alam yang ikut serta dari proses pengeboran berlangsung.
Oleh karena itu untuk penyuplai bahan bakar dari gas alamnya ada proses proses
yang berlansung, setelah itu barulah gas alam bisa dimanfaatkan sebagai suplai
bahan bakar yang sempurna untuk gas engine generator.
Gas alam tersebut yang ikut serta masuk dalam proses pengambilan
minyak bumi memalui hidrolic pumping unit (HPU) ada juga air yang ikut serta
dan akan dipisahkan air, gas alam dan minyak bumi teserbut memalui separator.
21
4.1.2. Separator
Separator ialah alat yang dapat memisahkan material yang ikut dalam
proses produksi minyak bumi, yang dipisahkan pada saat produksi minyak bumi
melalui HPU tadi yang sudah dibahas, lalu gas nya yang akan diambil melewati
atas pipa, karena gas akan selalu berada diatas permukaan.
5. Sparator
6. Gas Kompresor
22
dibandingkan yang dialami gas itu sendiri. Scrubber ini berguna untuk
memfiltrasi langsung aliran gas, dimana partikel padat akan tertinggal pada
media filtrasi.
Sedangkan gas filter berguna untuk menfilter atau menyaringkan gas gas
yang akan di gunakan pada gas engine, agar mendapatkan gas yang bersih dan
layak dikomsumsikan pada pembangkit gas engine.
23
8. Gas engine
24
Merangin Dua beban yang digunakan masih belum memenuhi daya standar
minimal dari gas engine yang dibutuhkan, maka dari itu untuk kedepanya aka
nada penambahan daya untuk memenuhi standar daya yang dibutuhkan. Ada
beberapa faktor yang perlu kita perhatikan dari gas engine, agar dapat beroperasi
secara optimal sebagai berikut. Altenator, Batrai, Motor Stater, Radiator, Sistem
Pembuangan, gas strain
4.2.2. Altenator
Alternator yang juga dikenal sebagai ‘genhead’ adalah bagian dari
generator yang menghasilkan output listrik dari input mekanis yang disediakan
oleh gas engine. Komponen dalam alternator akan bekerja sama untuk
menyebabkan gerakan relatif antara medan magnet dan listrik, yang pada
gilirannya menghasilkan listrik.
Stator ini adalah komponen stasioner. Ini berisi satu set konduktor listrik
yang melilit di atas inti besi. Untuk Rotor/ Armature Ini adalah komponen yang
bergerak yang menghasilkan medan magnet berputar dalam salah satu dari tiga
cara berikut.
25
Rotor menghasilkan medan magnet yang bergerak di sekitar stator, yang
menginduksi perbedaan tegangan antara gulungan stator. Hal ini menghasilkan
output arus bolak-balik (AC) dari generator. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
perlu Anda ingat saat menilai alternator dari sebuah generator.
10. Alternator
4.2.3. Baterai
Baterai aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam suatu
pusat pembangkit listrik gas engine. Baterai aki harus selalu diisi melalui
penyearah. Pada gambar dibawah akan menunjukkan instalasi baterai dan
pengisiannya.
11. Baterai
26
4.2.4. Stater Generator
Berguna untuk menggerakkan gas engine pada awal dihidupkan yang bisa
disebut tombol power sistem. Di PT. Sele Raya Merangin Dua ini menggunakan
stater jarak jauh yang terletak di dekat panel control atau MMCnya dan juga
dilengkapi alat proteksi proteksi yang modern.
4.2.5. Radiator
Penggunaan generator secara terus-menerus menyebabkan berbagai
komponennya menjadi panas. Sangat penting untuk memiliki sistem pendingin
dan ventilasi untuk menarik panas yang dihasilkan dalam proses.
27
13. Radiator
4.3.1. Generator
4.3.1.1. Sistem Bahan Bakar
Fuel Water Separator/ Fuel Filter alat ini memisahkan air dan benda asing
dari bahan bakar cair untuk melindungi komponen lain dari generator dari korosi
lalu dari separator gas yang telah dipisahkan akan menuju ke scrubber dan gas
filter dimana gas alam tersebut akan disaring dan dipadatkan lagi agar dapat
menghasilkan gas yang berkualitas buat bahan bakar pembangkit nya dan
kontaminasi, lalu pada Fuel Injector alat ini menyemprotkan bahan bakar cair
dan menyemprotkan sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan ke dalam ruang
bakar gas engine.
28
14. Separator Pemisah Minyak Bumi
29
16. Scrubber untuk memadatkan gas bahan bakar
30
4.3.1.3. Turbin Gas
Turbin gas adalah mesin yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dengan pembakaran dalam (internal combustion). Energi kinetik ini
selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin.
Poros turbin di couple dengan gear box reduction untuk di turunkan putarannya
sesuai dengan kebutuhan generator setelah itu dihubungkan dengan generator
untuk menghasilkan listrik. Turbin gas merupakan salah satu jenis mesin yang
menggunakan metode internal combustion engine (mesin pembakaran dalam).
Turbin gas bekerja dengan proses termodinamika yang dikenal sebagai brayton
cycle.
4.3.1.4. AVR
Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah alat untuk mengatur tegangan
lebih pada saat proses keluaran tenaga listrik dari gas engine generator untuk
membatasi keluaran sesuai kapasitas tenaga yang dibutuhkan.
AVR ini sangat penting sekali pada generator, jika terjadi kerusakan pada
AVR maka tegangan yang keluar untuk beban akan lebih dan sulit diatur jika
tidak ada AVR ini. Maka jika terjadi kerusakan AVR segera lah diganti dan servis
dengan yang baru, tapi untuk AVR ini jarang sekali terjadi kerusakan asalkan
31
beban pada gas engine generator keluaran nya mecukupi sesuai beban yang
keluar. Dengan sistem proteksi overvoltage dan undervoltage harus diperhatikan
secara rutin melalui MMC/ panel control nya, agar kita bisa memantau apa AVR
nya bekerja dengan bagus.
18. AVR
Pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini menggunakan Speed Control
Elektronik karena sesuai perkembangan zaman menggunakan yang berbasis
digital sekarang ini. Sistem speed control electronic ini menghubungkan dan
mengendalikan fungsi control pada gas engine dan generator untuk penyediaan
sumber tenaga listrik.
32
Sistem pembangkit listrik tenaga gas yang paling sederhana terdiri dari
tiga komponen yaitu:
1. Kompresor
2. Ruang bakar
3. Turbin gas
33
yang utama adalah adanya medan magnet dan pemotong medan magnet. Pada
generator sendiri dapat menghasilkan energi listrik yang bersumber kepada
energi mekanik dan umumnya menggunakan induksi elektromagnetik. Sumber
energi mekanik sendiri bisa berasal dari resiprokat ataupun turbin
Pada saat proses generator pengahasil listrik ada sensor yang bernama
AVR. Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah alat sensor untuk mengatur
tegangan lebih pada saat proses keluaran tenaga listrik dari gas engine generator
untuk membatasi keluaran sesuai kapasitas tenaga yang dibutuhkan.
AVR ini sangat penting sekali pada generator, jika terjadi kerusakan pada
AVR maka tegangan yang keluar untuk beban akan lebih dan sulit diatur jika
tidak ada AVR ini. Maka jika terjadi kerusakan AVR segera lah diganti dan servis
dengan yang baru, tapi untuk AVR ini jarang sekali terjadi kerusakan asalkan
beban pada gas engine generator keluaran nya mecukupi sesuai beban yang
keluar. Dengan sistem proteksi overvoltage dan undervoltage harus diperhatikan
secara rutin melalui MMC/ panel control nya, agar kita bisa memantau apa AVR
nya bekerja dengan bagus.
34
20. Gas engine
Yang digunakan pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini adalah Engine
(Reciprocating Gas Engine) dengan menggunakan Natural Gas sebagai Fuel-nya,
yang sudah filterkan sesuai dengan spec agar gas campuran dari minyak bumi
terpisah dan mendapatkan gas yang bagus untuk bahan bakar dari Engine itu
sendiri. Gas Engine memiliki karakteristik setting Air Fuel Ratio yang akan
menjadi setting dari Magnetto ataupun Ignition System berbasis digital atau yang
modern.
Di PT. Sele Raya Merangin Dua ini Gas Engine banyak digunakan untuk
Aplikasi Generator, Pompa (baik Fire Pump ataupun Shipping Pump), begitu juga
sebagai runner dari Reciprocating Compressor
35
21. Stamp label gas engine
Dan juga kapasitas daya output nya sebesar 1000KVA dan keluarannya sebesar
400V sesuai kebutuhan, tetapi yang dipakai disini hanya 750KVA saja untuk
kebutuhan.
Lalu listrik yang dihasilkan pada generator akan dialirkan lewat trafo tegangan
sebesar 20 kVa sesuai kebutuhan
36
23. Trafo distribusi
37
24. Front panel relay proteksi
1. Overvoltage
2. Undervoltage
3. Overfrequency
4. Underfrequency
5. Voltage Asymmetry
6. Load Imbalance
7. Neutral Current Max
8. Short Circuit Current
9. Norm, Rem dan Overcurr
10. Overload
11. Reverse Power
Relay proteksi harus reset secara manual lewat MMC dan tidak terlalu
sensitif terhadap getaran, shock dan transient. Dust proof flush pada relay
proteksi digunakan sebagai ingress protection.
38
25. Main interface panel
4.6.3. MMC
MMC ini sendiri berfungsi sebagai alat kontrol yang sudah menggunakan
sistem digital dari jarak jauh dan mudah dipatau saat keadaan darurat, pastinya
telah dilengkapi alat proteksi jika ada tegangan lebih, kurang maupun kerusakan
lainnya akan terdeteksi lewat layar digital.
39
Kontrol panel harus ditempatkan yang aman dan mudah dijangkau agar
jika terjadi keadaan darurat, setiap generator jaman sekarang dipantau kegiatan
selama proses kerjanya melalui control panel ini, distribusi juga dikendalikan
lewat kontrol panel dan juga memiliki sistem proteksi digital yang sudah
terpasang otomatis dari pabrik buatan nya sana.
40
3. Menetapkan skala prioritas.
4. Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi.
5. Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang.
6. Sosialisasi perencanaan terhadap bagian bagian yang terkait.
7. Implementasi perencanaan.
8. Laporan berkala.
9. Pemeriksaan kemajuan secara rutin
Dalam perawatan gas engine memiliki 2 jenis perawatan yang dilaksanakan,
yaitu:
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting
dalam aktivitas perawatan (maintenance). Preventive maintenance
adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya
kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana
sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang
sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut
dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. Beberapa tujuan
dari preventive maintenance adalah mendeteksi lebih awal terjadinya
kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan dan
meminimalkan kegagalan produk yang disebabkan oleh kerusakan
sistem. Ada tiga faktor dasar dalam memutuskan penerapan preventive
maintenance:
1. Mencegah terjadinya kegagalan.
2. Mendeteksi kegagalan.
3. Mengungkap kegagalan tersembunyi (hidden failure).
2. Predictive maintenance
Predictive maintenance didefinisikan sebagai pengukuran yang
dapat mendeteksi degradasi sistem, sehingga penyebabnya dapat
dieliminasi atau dikendalikan tergantung pada kondisi fisik komponen.
Hasilnya menjadi indikasi kapabilitas fungsi sekarang dan masa depan.
Pada dasarnya, predictive maintenance berbeda dengan preventive
maintenance dengan berdasarkan kebutuhan perawatan pada kondisi
actual mesin dari pada jadwal yang telah ditentukan. Dapat dikatakan
bahwa preventive maintenance bersifat time-based, seperti pergantian
oli setiap 3000 jam kerja. Hal ini tidak memperhatikan performa dan
kondisi aktual mesin. Jika dilakukan pemeriksaan, mungkin
41
penggantian oli dapat diperpanjang hingga 5000 jam kerja. Hal ini yang
membedakan antara preventive maintenance dengan predictive
maintenance dimana predictive maintenance menekankan kegiatan
perawatan pada kondisi aktual.
Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani
oleh tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas
tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan
pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal
ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh
operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau kelainan-kelainan
yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada tenaga
perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan
harus segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.
4.8. Keuntungan
Karena pemanfaatan gas yang dihasilkan dari produsi minyak berserta gas alam,
dari pada tidak dimanfaatkan dan dibuang secara sia sia memalui api
pembuangan, maka dari itu lebih baik memanfaatkan gas ala mini sebagai bahan
bakar dan hemat biaya produksi nya serta nilai oktan yang dihasilkan oleh gas
engine ini tinggi pembakaran yang dihasilkan juga sempurna, membuat mesin ini
berkategori mesin yang ramah lingkungan. Selain kelebihan tersebut mesin ini
juga hemat, karena dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) yang menggunakan bahan bakar solar yang lebih mahal. Selain
keuntungan di atas mesin dengan bahan bakar gas ini masih memiliki banyak
keunggulan dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan
bahan bakar solar. Berikut keuntungan menggunakan bahan bakar gas:
1. Gas Engine menggunakan BBG ini relatif bertenaga besar dan stabil, beda
halnya dengan mesin diesel yang menggunakan solar karena tidak
ekonomis dan kurang stabil, kalau generator sangat mempengaruhi besar
mesin penghasil listrik DC yang akan di putar oleh mesin tersebut.
2. Gas Engine lebih awet dibandingkan dengan mesin diesel yang
menggunakan solar, sudah jelas terlihat dari sistem pembakaran yang
dihasilkan mesin ini lebih sempurna.
3. Gas Engine yang menggunakan BBG akan lebih bersih dibandingkan
dengan mesin diesel yang menggunakan solar.
4. Bervariasi sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan listrik yang anda
gunakan.
42
5. Mesin tidak berisik dan aman dipakai karena mempunyai kontrol yang
sangat mudah, sehingga mempermudah anda untuk operasional dan
merawatnya.
43
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini jenis pembangkitnya lebih banyak
menggunakan gas engine walaupun sebelum nya menggunakan tenaga diesel
untuk menghasilkan listrik yang digunakan pada PT ini. Untuk gas engine itu
sendiri dapat menghasilkan daya maksimal 1770 kVa yang berjumlah 2 unit,
pada gas engine daya yang dipakai hanya 40% nya, dikarenakan beban yang
dipakai masih sedikit dan diprediksi suatu saat kedepannya akan digunakan
beban maksimum pada PT ini. Pada tenaga diesel dengan menghasilkan daya
maksimum sebesar 1000 kVa sebagai cadangan pembangkit untuk PT ini jika ada
maintenance atau problem pada gas engine, pada saat itu sumber tenaga beralih
ke tenaga diesel dengan daya pakai hanya sebesar 50% dari daya maksimalnya.
Penggunakan sumber tenaga listrik pada PT. Sele Raya Merangin Dua ini
menggunakan gas engine dikarenakan biaya produksi dan efisiensi nya, pada
saat proses pengambilan atau produksi minyak bumi pada saat proses itu air,
minyak dan gas ikut terangkut saat proses produksi minyak bumi, lalu material
tersebut dipisahkan di separator dan gas alam ini lah dimanfaatkan sebegai
sumber tenaga untuk gas engine dan meleweti proses proses agar gas alam bisa
dimanfaatkan sebagai sumber tenaga pada gas engine sebagai sumber utama
pembangkit ini. Dikarenakan biaya produksi yang murah dibandingkan tenaga
diesel yang menggunakan solar 1000 Liter/ Hari banyak memakan biaya
produksi.
Selain menggunakan sumber tenaga dari alam yaitu gas alam yang murah
akan biaya nya dibandingkan tenaga diesel gas engine ini sangat menguntungkan
dan mengurangi pengeluaran biaya produksi untuk PT. Sele Raya Merangin Dua
ini.
5.2. Saran
Jika ingin mempertahankan produksi minyak tetap stabil seharusnya
pemeliharaan HPU juga harus diperhatikan. Misalnya sebelum terjadi kerusakan
pada salah satu alat harus langsung diperbaiki atau kekurangan oli pada tangki
harus langsung ditambah. Jika terjadi kerusakan pada alat ada baiknya diganti
dengan alat yang memiliki kualitas lebih baik. Agar tidak mudah rusak lagi dan
tidak terjadi kerusakan yang fatal sehingga produksi minyak tidak terganggu atau
menurun.
44
DAFTAR PUSTAKA
Gusnita, N., & Said, K. S. (2017). Analisa Efisiensi dan Pemanfaatan Gas Buang
Turbin Gas Alsthom Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Kapasitas 20 Mw.
Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 14(2), 209–218.
Leda, J. (2018). Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG ). October 2010, 10–13.
45
LAMPIRAN
46
3. Perbaikan pompa motor limbah pembuangan
47
5. Membantu Pemasangan Jembatan
48
7. Pengecekan Box Panel Pada HPU
49
9. Proses Pengaturan SL (Stroke Length) pada HPU
50
11. Pengecekan Separator
51
13. Gas Engine
52
53