Dosen Pengampu:
Ns. Dewi Masyitah, S.Kep., M.Kep., Sp.KepMB
Syafiva Sunnahwiyah
PO71201180033
POLITEKNIK KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN KRITIS” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ns. Dewi Masyitah, S.Kep., M.Kep., Sp.KepMB pada mata kuliah
Keperawatan Kritis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang keperawatan kritis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun akan saya terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Syafiva Sunnahwiyah
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
II. PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.5.1. Pengertian...........................................................................................7
III. PENUTUP........................................................................................................14
3.1. Kesimpulan..............................................................................................14
iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iv
I. PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana peran perawat kritis dalam keperawatan?
3. Bagaimana bentuk penanganan perawat kritis?
4. Bagaimana memahami karakteristik pasien?
5. Apa saja yang harus dikuasai perawat kritis?
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
2
II. PEMBAHASAN
3
lingkungan keperawatan kritis menerima asuhan keperawatan intensif untuk
berbagai masalah kesehatan. Serangkaian gejala memiliki rentang dari pasien
yang memerlukan pemantauan yang sering dan membutuhkan sedikit intervensi
sampai pasien dengan kegagalan fungsi multisystem yang memerlukan intervensi
untuk mendukung fungsi hidup yang mendasar. Pada umumnya lingkungan yang
mendukung rasio perbandingan perawat – pasien yaitu 1:2 (tergantung dari
kebutuhan pasien), satu perawat dapat merawat tiga pasien dan, terkadang seorang
pasien memerlukan bantuan lebih dari satu orang perawat untuk dapat bertahan
hidup. Dukungan dan pengobatan terhadap pasien-pasien tersebut membutuhkan
suatu linghkungan yang informasinya siap tersedia dari berbagai sumber dan
diatur sedemikian rupa sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan
akurat.
Prioritas dari gawat darurat tiap pasien gawat darurat mempunyai tingkat
kegawatan yang berbeda, dengan demikian mempunyai prioritas pelayanan
prioritas yang berbeda. Oleh karena itu diklasifikasikan pasien kritis atas:
4
dalam kelompol ini adalah miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan
pneumothoraks.
c. Urgent: yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu
pertolongan yang dilakukan lebih panjang dari gawat darurat 2, akan tetapi
tetap memerlukan pertolongan yang cepat karena dapat mengancam
kehidupan. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah eksteraserbasi
asma, pndarahan gastrointestual dan keracunan.
d. Minor atau Non urgent: yang termasuk kedalam gawat darurat 4, semua
penyakit yang tergolong kedalam yang tidak mengancam kehidupan.
5
mengerjakannya untuk pasien apa yang tak mampu mereka kerjakan untuk diri
mereka sehingga energi disimpan. Sebagai advokat pasien, perawat harus
menghindari penambahan beban yang meningkatkan kebutuhan pasien untuk
berinteraksi bila interaksi tidak mengembangkan adaptasi. Sebagai contoh, energi
pasien terpakai untuk rasa takut terhadap peralatan didekatnya tidak membantu
memakai energi dengan menanyakan hal tersebut dan mendengarkan
pengulangan. Demikian juga, energi bertambah pada kebutuhan untuk secara tetap
mendapatkan cinta seseorang tetap ada, tak sebanding dalam penggunaan energi
untuk berhubungan dengan orang tersebut.
6
Pada akhirnya perawat critical care mengkoordinasikan dengan tim
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan:
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum jelas faktanya atau buktinya.
7
pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus
memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi
dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien.
2. Faktor social
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis.
Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.
Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad
sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang.
8
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup
serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin
mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru.
Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat
adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti
dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan
etika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan
telah menjadi suatu bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun
untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi
perkembangan permasalahan hukum kesehatan.
5. Faktor dana/keuangan.
6. Faktor pekerjaan
9
7. Faktor Kode etik keperawatan
Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik
merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan
bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
10
misalnya di budaya Jawa, Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa
nyeri.
Bagi masyarakat Jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui “Japa Mantera”, yakni doa yang diberikan oleh dukun
kepada pasien. Misalnya dukun pijat/tulang (sangkal putung) khusus menangani
orang yang sakit terkilir , patah tulang , jatuh atau salah urat.
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
11
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan
tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan
diri sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka.
Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung
jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai
pengatur dan penentu diri sendiri.
12
Di beberapa negara, pelaksanaan EBNP menjadi fokus dalam pelayanan
keperawatan. Persepsi perawat terhadap penggunaan EBNP masih beragam
dikarenakan pengetahuan, respon sumber daya pendukung dan adanya faktor
penghambat. Persepsi adalah suatu proses ketika seseorang mengorganisasikan
dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada
lingkungan. Hasil penelitian tentang persepsi penerapan EBNP menunjukkan hasil
yang berbeda dalam kaitannya dengan persepsi perawat seperti yang dijelaskan
dalam beberapa penelitian.
13
III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atau masalah
yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat professional yang resmi
yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan
keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association
of Critical-Care Nurses). Pada saat menjalankan proses keperawatan kritis, prinsip
yang digunakan adalah melakukan pertolongan dengan memilih prioritas pasien
mana yang akan diberikan pelayanan keperawatan terlebih dahulu sesuai tingkat
kegawatdaruratan nya dimana pasien yang sangat terancam hidupnya harus diberi
prioritas utama.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jevon, Philip. Ewens, Beverley. 2009. Pemantauan Pasien Kritis Edisi Dua.
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011).Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Evans, J, Bell, JL, Sweeney, AE, Morgan, JI & Kelly, HM 2010, 'Confidence in
Critical Care Nursing', Nursing Science Quarterly, vol. 23, no. 4, pp. 334-340.
15